Anda di halaman 1dari 15

1.

Sebagai seorang mahasiswa yang sedang mempelajari ekonomi islam, sudah selayaknya
mahasiswa harus mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dasar ekonomi islam. Coba
saudara sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip tersebut.
Pengertian Mengenai Prinsip Dasar Ekonomi Islam
1. Tauhid
Tauhid merupakan dasar pijakan ekonomi syariah. Karena setiap muslim, dalam menjalankan
kegiatan apapun, pijakan dan dasarnya adalah wujud dari penghambaan kepada Sang Khalik.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Quraan surat Adh-Dhariyat ayat 56.
Yang artinya : dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepadaku. Atas dasar prinsip itulah, seorang muslim dalam menjalankan aktivitas
ekonominya pun mengacu pada aspek Tauhid ini, yaitu sebagai salah satu bentuk ibadah dan
penghambaan kepada Allah SWT.
2. Maslahah Dan Falah
Maslahah dan Falah, dalam islam, tujuan syariah islam atau yang biasa disebut dengan
maqashid syariah adalah mewujudkan kemsaslahatan untuk mencapai tingakatan yang lebih
tinggi, Falah, falah dalam dimensi dunia berarti sebagai kelangsungan hidup, kebebasan dari
kemiskinan, pengetahuan yang bebas segala kebodohan, sertak kekuatan dan kehormatan.
Sedankan untuk dimensi akhirat Falah mencakup kelangsungan hidup yang abadi dan
kemuliaan abadi. Maslahah adalah segala sesuatu yang mendatangkan manfaat dan menolak
kumudaratan, sehingga dengan prinsip ini islam menolak segala aktivitas ekonomi yang
mendatangkan mafsadah (kerusakan) karna bertentangan dengan masalah.
3. Khalifah (Wakil Allah Di Bumi)
Manusia diciptakan Allah untuk menjadi khalifah (wakil Allah) di muka bumi, yang
diantara tugasnya adalah mengelola alam dan memakmurkan bumi sesuai dengan titah dan
syariah Allah. Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk
mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat
siksaan-Nya, dan sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dalam mengemban tugasnya sebagai khalifah, manusia bebas dan dapat berfikir serta
menalar untuk memilih antara yang benar dengan yang salah, fair dan tidak fair dan
mengubah hidupnya kearah yang lebih baik. Dan untuk mengemban tugas tersebut, manusia
diberkahi dengan semua kelengkapan akal, spiritual dan material.
Firman Allah SWT :
Artinya : Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan
ada pula yang kafir. (QS. Al-Insan/ 76:3)
Firman Allah SWT :

Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di


muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah
tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak
ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS.
Ar-Ra'du/ 13 : 11)
4. Al-Amwal (Harta)
Berdasarkan konsep ekonomi Islam, Allah sebagai pemilik harta yang hakiki, sedangkan
kepemilikan manusia bersifat relatif, artinya manusia hanyalah sebagai penerima titipan
(pemegang amanah) yang kelak harus mempertanggung jawabkannya di hadapan Allah SWT.
Konsep ini bertolak belakang dengan konsep pemilikan harta dalam ekonomi konvensional,
dimana dalam sistem ini kepemilikan harta bersifat absolut dan mutlak milik individu.
5. Adil (Keadilan)
Allah yang menurunkan Islam sebagai system kehidupan bagi seluruh umat manusia
menekankan pentingnya penegakan keadilan dalam setiap sektor, baik ekonomi maupun
sosial. Komitmen syariah Islam terhadap keadilan sangat jelas, terlihat diantaranya dari
banyaknya ayat-ayat dan hadits-hadits yang berbicara tentang keadilan, baik dalam Al-Qur'an
maupun dalam Sunnah. Bahkan keadilan merupakan suatu persyaratan bagi seorang muslim,
untuk menggapai derajat taqwa kepada Allah SWT.
6. Ukhuwah (Persaudaraan)
Al-Qur'an dan Sunnah mengajarkan ukhuwah (persaudaraan) antara sesama manusia,
khususnya sesama muslim. Karena pada dasarnya setiap mu'min adalah saudara bagi mu'min
lainnya :
Firman Allah SWT :

Artinya : Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu


damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu
mendapat rahmat. (QS Al-Hujurat/ 49 : 10)
Implikasi dari prinsip ini dalam perekonomian Islam terutama tercermin dalam tanggung
jawab dan usaha bersama dalam pengentasan kemiskinan. Seperti konsep jaminan sosial yang
merupakan fardhu kifayah yaitu menjadi tanggung jawab sekelompok masyarat atau negara.
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang melapangkan
kesulitan dunia seorang mu'min, maka Allah akan melapangkan baginya kesulitan hari
akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang mu'min maka Allah akanmenutupi aibnya
pada hari kiamat. Dan Allah senantiasa menolong seorang hamba, selama hamba tersebut
menolong saudaranya. (HR. Muslim & Turmudzi).
7. Akhlak (Etika)
Akhlak merupakan salah satu inti dari ajaran Islam. Islam telah menuntun seorang
muslim untuk bersikap ihsan, menjaga amanah, sabar, jujur, rendah hati, tolong menolong,
kasih sayang, malu, ridho, dsb. Karena ekonomi Islam merupakan bagian dari ibadah
muamalah, maka setiap aktivitas harus dilandasi oleh norma dan etika Islam. Dan hal inilah
yang membedakan antara system ekonomi Islam dengan sistem ekonomi yang lain.

8. Ulil Amri (Pemerintah)


Dalam Islam, negara bertanggung jawab untuk memelihara aqidah Islam dan
melaksanakan hukum-hukum Allah secara sempurna di tengah-tengah kehidupan termasuk
melaksanakan pengaturan disegala bidang, termasuk ekonomi.
Negara bertanggung jawab atas pengadaan kebutuhan hidup masyarakat. Dan masyarakat
pun harus mematuhi ketentuan sang pemimpin sepanjang hal tersebut tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip yang digariskan dalam agama Islam. Sebagaimana Allah SWT
berfirman:

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya.(QS. An-Nisa/ 4 : 59)
9. Al-Hurriyah dan Al-Mas'uliyah
Al-Hurriyah adalah kebebasan dan Al-Mas'uliyah adalah tanggung jawab. Prinsip
kebebasan dapat dilihat dari dua pendekatan, yaitu pendekatan teologis dan pendekatan ushul
fiqh/ falsafah tasyri'. Pengertian kebebasan dalam perspektif teologi berarti bahwa manusia
bebas menentukan pilihan antara yang baik dan yang buruk. Hal ini dimungkinkan dengan
dikaruniakannya akal kepada manusia.
Sedangkan dalam perspektif falsafah tasyri', setiap kebebasan yang diberikan harus
dipertanggung jawabkan. Termasuk juga kebebasan manusia mengelola alam sebagaikhalifatu
fil ardh. Pertanggung jawaban tidak hanya di dunia, namun yang sesungguhnya adalah di hari
akhir, yang disebut dengan hisab.
10. Berjamaah (Kerjasama Sinergy)
Prinsip kerjasama merupakan satu prinsip penting dalam ekonomi Islam. Pentingnya
kerjasama ini juga dapat kita lihat dari "pahala" yang Allah berikan terhadap amal ibadah
yang dilakukan dengan cara "berjamaah", seperti shalat yang pahalanya 27 derajat lebih baik
dibandingkan dengan shalat sendiri-sendiri.
Dalam beraktivitas ekonomi, dengan berjamaah akan dapat menghasilkan output yang
lebih maksimal. Sehingga satu usaha syariah, sesungguhnya merupakan bagian dari usaha
syariah lainnya. Asuransi Syariah merupakan bagian dari Bank Syariah, demikian juga
sebaliknya. Kemudian ditunjang lagi dengan segala usaha yang berasaskan syariah. Jika
"keberjamaahan" ini dapat berjalan dengan baik, insya Allah hasil yang akan di dapatkan oleh
ekonomi syariah akan semakin baik dan semakin maksimal.
2. Coba saudara jelaskan bagaimana islam mengatasi kekurangan bahan makanan di suatu
daerah. Saudara diminta menjelaskan mengunakan mekanisme pasar islami dan lengakpi
jawaban saudara menggunakan kurve.
Jawaban:

Harga

Terjadinya kelangkaan bahan makanan di suatu daerah tertentu memang tidak hanya
disebabkan oleh adanya distorsi (kecurangan oleh pihak tertentu) saja, tetapi juga disebabkan
akses daerah tersebut untuk memperoleh bahan makanan. Misalnya kelangkaan akan sering
terjadi di daerah terpencil yang sulit dijangkau dan jalur distribusi bahan pangan masih
sangat sulit untuk dilalui. Hal ini tentu berbeda dengan masyarakat kota yang memiliki akses
yang lebih baik untuk mendapatkan bahan makanan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa jika terjadi kelangkaan pangan atau bahan makanan di
suatu daerah, maka hal ini akan berpengaruh pada ketidakseimbangan antara supply dan
demand sehingga menyebabkan terjadinya kenaikan harga pada komoditas tertentu yang
mengalami kelangkaan tersebut.
Dalam ekonomi islam cara pengendalian harga ditentukanS1 oleh penyebabnya. Bila
penyebabnya adalah perubahan pada genuine
supply, maka mekanisme
2 demand dan
S0 =genuine
S2
pengendalian dilakukan melalui market intervention. Sedangkan bila penyebanya adalah
distorsi terhadap genuine demand dan genuine supply, maka mekanisme pengendalian
dilakukan melalui penghilangan distorsi termasuk penentuan price intervention untuk
1
mengmbalikan harga pada keadaan
sebelum distorsi.
Jumlah menjamin pengadaan barang
Market intervention menjadi sangat penting dalam
kebutuhan pokok. Dalam keadaan kekurangan barang kebutuhan pokok, pemerintah dapat
memaksa pedagang yang menahan barangnya untuk menjual barangnya kepasar. Bila daya
beli masyarakat lemah, pemerintah pun dapat membeli barang kebutuhan pokok tersebut
dengan uang dari baitul mal, untuk selanjutnya menjual dengan tangguh bayaran seperti yang
telah dilakukan oleh Umar r.a. Bila harta yang ada di Baitul mal tidak mencukupi, pemerintah
dapat meminta si kaya untuk menambah kontribusinya.
Market intervention tidak selalu diartikan pemerintah menabah jumlah ketersedian
barang. Ia juga berarti menjamin kelancaran perdagangan antarkota. Terganggunya jalur
antarkota akan menyebakan pasokan barang berkurang atau secara grafis kurva penawaran
bergeser kekiri. Intervesi pemerintah dalam mengatasi terganggunya jalur perdagangan, akan
membuat normal kembali pasokan, yang secara grafis digambarkan dengan kurva penawaran
yang bergeser ke kanan.

3. Berbicara masalah distribusi pendapatan, islam dengan dengan tegas dan jelas mengatur
hal tersbut.
a. Apa yang saudara ketahui tentang distribusi pendapatan menurut islam.
Jawaban:

Distribusi menjadi posisi penting dari teori ekonomi mikro Islam karena pembahasan
distribusi berkaitan bukan saja berhubungn dengan aspek ekonomi tetapi juga aspek sosial dan
aspek politik. Maka distribusi dalam ekonomi Islam menjadi perhatian bagi aliran pemikir
ekonomi Islam dan konvensional sampai saat ini. Di lain pihak, keadaan ini berkaitan dengan
visi ekonomi Islam di tengah-tengah umat manusia lebih sering mengedepankan adanya jaminan
pemenuhan kebutuhan hidup yang lebih baik.
Dan hal itu memang tidak bisa disangkal berbagai aspek normatif yang berkaitan dengan
firman Allah dan sabda Rasulullah S.AW merupakan bagian penting dari misi dakwanya.
Sebenarnya konsep Islam tidak hanya mengedepankan aspek ekonomi dimana ukuran
berdasarkan jumlah harta kepemilikan, tetapi bagaimana bisa terdistribusi menggunakan potensi
kemanusiaannya, yang berupa penghargaan hak hidup dalam kehidupan. Distribusi harta tidak
akan mempunyai dampak yang signifikan kalau tidak ada kesadaran antara sesama manusia
akan kesamaan hak hidup. Oleh karena itu dalam distribusi pendapatan berhubungan dengan
beberapa masalah:
1. Bagaimana mengatur adanya distribusi pendapatan.
2. Apakah distribusi pendapatan yang dilakukan harus mengarah pada pembentukan
masyarakat yang mempunyai pendapat yang sama.
3. Siapa yang menjamin adanya distribusi pendapatan ini di masyarakat.
Untuk menjawab masalah ini Islam telah menganjurkan untuk mengerjakan zakat, infak,
sodaqah. Kemudian baitul mal membagikan kepada orang yang membutuhkan untuk
meringankan masalah hidup orang lain dengan cara memberi bantuan langsung ataupun tidak
langsung, Islam tidak mengarahkan distribusi pendapatan yang sama rata, retak pemerataan
dalam Islam adalah keadilan atas dasar maslahah, dimana antara satu orang dan orang lain dalam
kedudukan sama atau berbeda, maupun atau tidak mampu saling bisa menyantuni, menghargai
dan menghormati peran masing-masing. Semua keadaan di atas akan terealisasi bila masingmasing individu sadar terhadap eksistensinya di hadapan Allah.
b. Dalam al-quran terdapat empat surat sebagai landsan normatif tentang distribusi
pendapatan yang berkeadilan. Sebutkan dan tulis ayat tersebut beserta artinya.
Jawaban:
4 Ayat Distribusi Pendapatan
1. Surah al-Hasyr ayat 7 :





Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta
benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul,
kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam
perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara
kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya
bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat
keras hukumannya.

2. Surah al-Nahl ayat 71






Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki, tetapi
orang-orang yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau memberikan rezki mereka kepada
budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezki itu. Maka
mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?.

3. Surah al-Taubah ayat 34






Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang
alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan
batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang
menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka
beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,
4. Surah al-Dzariyat ayat 19

dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin
yang tidak mendapat bagian.
c. Ada empat tujuan distribusi pendapatan dalam islam, yaitu tujuan dakwah, tujuan
pendidikan, tujuan sosial, dan tujuan ekonomi. jelaskan keempat tujuan tersebut.
Jawaban:
Ekonomi Islam mempunyai sistem distribusi yang merealisasikan beragam tujuan yang
mencakup berbagai bidang kehidupan dimana distribusi tersebut dikelompokan menjadi empat
bagian, antara lain
1. Tujuan Dakwah
Yang dimaksud dakwah disini adalah dakwah kepada Islam dan menyatukan hati kepada
Allah. Contohnya; bagian muallaf di dalam zakat. Dimana muallaf itu adakalanya orang
kafir yang diharapkan keIslamannya.
2. Tujuan pendidikan
Secara umum bahwa distribusi dalam perspektif ekonomi Islam dalam mewujudkan
beberapa tujuan pendidikan.
a. Pendidikan terhadap akhlak terpuji, seperti suka memberi, berderma dan
mengutamakan orang lain.
b. Mensucikan dari akhlak tercela, seperti pelit, egois dll.
3. Tujuan Sosial

Tujuan sosial terpenting bagi distribusi adalah :


a. Memenuhi kebutuhan kelompok yang membutuhkan, dan menghidupkan prinsip
solidaritas di dalam masyarakat muslim.
b. Menguatkan ikatan cinta dan kasih sayang di antara individu dan kelompok di
dalam masyarakat.
c. Mengikis sebab-sebab kebencian dalam masyarakat, yang akan berdampak pada
terealisasinya keamanan dan ketentraman masyarakat.
d. Keadilan dalam distribusi yang mencakup pendistribusian sumber-sumber
kekayaan
4. Tujuan Ekonomi
a. Pengembangan harta dan pembersihannya, karena pemilik harta ketika
menginfakan sebagian hartanya kepada orang lain, baik infak wajib maupun
sunnah, maka demikian itu akan mendorongnya untuk menginvestasikan hartanya
sehingga tidakakan habis karena zakat.
b. Memberdayakan sumber daya manusia yang menganggur dengan terpenuhi
kebutuhannya tentang harta atau persiapan yang lazim untuk melaksanakannya
dengan melakukan kegiatan ekonomi.
c. Andil dalam merealisasikan kesejahteraan ekonomi, dimana tingkat kesejahteraan
ekonomi berkaitan dengan tingkat konsumsi. Sedangkan tingkat konsumsi tidak
hanya berkaitan dengan bentuk pemasukan saja, namun juga berkaitan dengan cara
pendistribusiannya diantara individu masyarakat.
d. Penggunaan terbaik terhadap sumber ekonomi, contohnya : ketika sebagian harta
orang kaya diberikan untuk kemaslahatan orang-orang miskin, maka kemanfaatan
total bagi pemasukan umat bertambah. Sebab pemanfaatan orang-orang miskin
terhadap harta tersebut akan menjadi pada umumnya lebih besar daripada
kemanfaatan harta tersebut masih berada di tangan orang yang kaya.
d. Salah satu program andalan PEMDA NTB adalah program PIJAR (sapi, jagung,
rumput laut) yang langsung bersentuhan dengan kepentingan kelompok masyarakat
miskin. Coba saudara jelaskan bagaimana program tersebut berkaitan dengan
distribusi pendapatan islam.
Jawaban :
Salah satu program unggulan Pemerintah Propinsi NTB adalah Program PIJAR, yaitu
Program Pengembangan Bumi Sejuta Sapi, Jagung dan Rumput Laut. Adapun
pengembangan ini selama 2009-2011 secara umum berjalan cukup baik. Peningkatan
populasi sapi dan produksi jagung serta rumput laut setiap tahunnya meningkat. Khusus
untuk sapi dan jagung selama 2010 dan 2011 melebihi target. Pada 2011 tercacat populasi
sapi di NTB mencapai 784 ribu dari target 780 ribu. Jumlah populasi sapi meningkat hampir
300 ribu ekor dibandingkan jumlah populasi pada 2008. Begitu pula produksi jagung pada
2011 sebesar 456,915 ribu ton juga merupakan lompatan besar dari 196,3 ribu ton pada 2008.
Untuk rumput laut memang sepanjang tiga tahun capaian produksi tak terpenuhi, tetapi
tingkat pertumbuhan produksinya memperlihatkan prosentase peningkatan yang terbesar
dibandingkan sapi dan jagung.

Sejak 2009 sampai dengan 2011 terdapat 1.245 kelompok peternak yang mendapatkan
dukungan program NTB Bumi Sejuta Sapi (BSS) dalam bentuk bantuan teknis, bantuan
manajemen dan bantuan sapi dengan total nilai 172,4 milyar rupiah. Untuk program
agribisnis jagung, terdapat 2.090 kelompok tani yang telah mendapatkan dukungan program
dalam bentuk kelompok sekolah lapang, benih, peralatan budidaya dan pengolahan hasil
serta fasilitasi permodalan dengan perbankan dan pihak swasta. Adapun untuk program
agribisnis rumput laut, terdapat 10 kawasan minapolitan dengan 14.645 nelayan
pembudidaya yang memperoleh dukungan program. Bentuk-bentuk bantuan yang diberikan
kepada kelompok berupa pemberian bibit unggul, peralatan budidaya dan pengolahan hasil
serta fasilitasi permodalan dengan perbankan.
Apa yang telah dilakukan oleh pemerintah NTB melalui Program PIJAR ini tentunya kita
sambut dengan positif sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTB
khususnya. Dan terkait dengan distribusi pendapatan Islam tentunya program ini juga sangat
berkaitan dengan tujuan dari distribusi pendapatan Islam itu sendiri terutama mencakup
tujuan sosial dan tujuan ekonomi. Tujuan sosial misalnya, program ini diharapkan sebagai
sarana pendistribusian sarana-sarana kekayaan secara adil bagi masyarakat dan dari aspek
tujuan ekonominya bahwa program PIJAR ini juga ikut memberikan andil dalam
merealisasikan kesejahteranaan ekonomi umat.
4. Konsep produksi menjadi suatu hal yang menjadi fokus sentral dalam kajian ekonomi
islam.
a. Coba saudara jelaskan tujuan produksi secara islami.
Jawaban:
Tujuan Produksi
1. 5.

Tujuan Produksi

Tujuan dari kegiatan produksi mencapai dua hal pokok pada tingkat pribadi muslim
dan umat Islam adalah :
A. Memenuhi kebutuhan setiap individu didalam ekonomi islam kegiatan produksi menjadi
sesuatu yang unik dan istimewa sebab didalamnya terdapat faktor itqan yang dicintai alloh dan
ihsan yang diwajibkan alloh atas segala sesuatu. Pada tingkat pribadi muslim, tujuan adalah
meralisasi pemenuhan kebutuhan baginya.
B. Merealisasikan kemandirian umat hendaknya umat memiliki berbagai kemampuan
keahlian dan prasarana yang memungkinkan terpenuhinya kebutuhan material dan spiritual.
Dalam upaya merealisasikan pemenuhan kebutuhan umat ada beberapa hal yang perlu dilakukan,
yaitu :
a. Melakukan prencanaan yang dilakukan seperti disyariatkan oleh nabi yusuf adalah selama
15 tahun. Pencanaan mencakup penyimanan, pengeluaran, dan distribusi.
b. Mempersiapkan sumberdaya manusia dan pembagian tugas yang baik.
c. Memperlakukan sumber daya alam dengan baik.
d. Keragaman produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan umat.
e. Mengoptimalkan fungsi kekayaan berupa mata uang.

Dalam konsep ekonomi konvensional (kapitalis) produksi dimaksudkan untuk memperoleh


laba sebesar besarnya, berbeda dengan tujuan produksi dalam islam yang bertujuan untuk
memberikan Mashlahah yang maksimum bagi konsumen. Walaupun dalam ekonomi islam
tujuan utamannya adalah memaksimalkan mashlahah, memperoleh laba tidaklah dilarang selama
berada dalam bingkai tujuan dan hukum islam. Secara lebih spesifik, tujuan kegiatan produksi
adalah meningkatkan kemashlahatan yang bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk diantaranya:
1. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan individu secara wajar
2. Pemenuhan kebutuhan keluarga
3. Bekal untuk generasi mendatang
4. Bantuan kepada masyarakat dalam rangka beribadah kepada Allah.
Tujuan produksi yang pertama sangat jelas, yaitu pemenuhn sarana kebutuhan manusia
pada takaran moderat. Hal ini akan menimbulkan setidaknya dua implikasi. Pertama, produsen
hanya menghasilkan barang dan jasa yang menjadi kebutuhan meskipun belum tentu merupakan
keinginan konsumen. Barang dan jasa yang dihasilkan harus memiliki manfaat riil bagi
kehidupan yang islami. Kedua, kuantitas produksi tidak akan berlebihan, tetapi hanya sebatas
kebutuhan yang wajar. Produksi barng dan jasa secara berlebihan tidak saja menimbulkan misalokasi sumber daya ekonomi dan kemubaziran, tetapi juga menyebabkan terkurasnya sumber
daya ekonomi ini secara cepat.
Meskipun poduksi hanya menyediakan sarana kebutuhan manusia tidak berarti bahwa
produsen sekadar bersikap reaktif terhadap kebutuhan konsumen. Produsen harus proaktif,
kreatif dan inovatif menemukan berbagai barang dan jasa yang memang dibutuhkan oleh
manusia. Sikap proaktif ini juga harus berorientasi kedepan, dalam arti: pertama, menghasilkan
barang dan jasa yang bermanfaat bagi kehidupan masaa mendatang; kedua, menyadari bahwa
sumber daya ekonomi, baik natural resources atau non natural resources, tidak hanya
diperuntukkan bagi manusia yang hidup sekarang, tetapi juga untuk generasi mendatang.
Orientasi kedepan ini akan mendorong produsen untuk terus menerus melakukan riset dan
pengembangan guna menemukan berbagai jenis kebutuhan, teknologi yang diterapkan, serta
berbagai standar lain yang sesuai dengan tuntutan masa depan. Efisiensi dengan sendirinya juga
akan senantiasa dikembangkan, sebab dengan cara inilah kelangsungan dan kesinambungan
pembangunan akan terjaga. Ajaran islam juga memberikan peringatan yang keras terhadap
prilaku manusia yang gemar membuat kerusakan dan kebinasaan, termasuk kerusakan
lingkungan hidup, demi mengejar kepuasaan.
Tujuan yang terakhir yaitu pemenuhan sarana bagi kegiatan social dan ibadah kepada
Allah. Sebenarnya ini merupakan tujuan produksi yang paling orisinal dari ajaran islam. Dengn
kata lain, tujuan produksi adalah mendapatkan berkah, yang secara fisik belum tentu dirasakan
oleh pengusaha itu sendiri.
b. Ada beberapa fungsi produksi dalam ekonomi islam yang berkaitan dengan maqashid
syariah. Jelaskan prinsip tersebut.
Jawaban:
Prinsip Produksi berkaitan dengan maqashid syariah yaitu:
1. Kegiatan produksi harus dilandasi nila-nilai Islami, sesuai dengan maqashid syariah.
Tidak memproduksi barang yang bertentangan dengan maqashid syariah yaitu menjaga
iman, keturunan, jiwa, akal dan harta.

2. Prioritas produksi harus sesuai dengan prioritas kebutuhan yaitu: Dharuriyah, Hajjiyah
dan Tahsiniyah.
3. Kegiatan produksi harus memperhatikan keadilan, aspek sosial kemasyarakatan,
memenuhi kewajiban zakat, sedekah, infak dn wakaf.
4. Mengelola sumberdaya alam secara optimal, tidak boros, berlebihan dan merusak
lingkungan.
5. Distribusi keuntungan yang adil anta pemilik, pengelola, manajemen dan buruh.
c. Dalam produksi menurut islam ada beberapa kaidah-kaidah yang harus diperhatikan.
Jelaskan kaidah-kaidah tersebut.
Jawaban:
Dalam ekonomi konvensional, seseorang diberikan hak untuk memproduksi segala sesuatu
yang dapat mengalirkan keuntungan kepadanya, meskipun hal itu bertentangan dengan
kemaslahatan material dan moral masyarakat. Adapun dalam ekonomi islam, seseorang produsen
harus komitmen dengan kaidah-kaidah syariah untuk mengatur kegiatan ekonominya.Dimana
tujuanya adalah untuk merealisasikan tujuan umum syariah, mewujudkan bentuk-bentuk
kemaslahatan, dan menangkal bentuk-bentuk kerusakan.
Adapun dalam ekonomi islam, seseorang produsen harus komitmen dengan kaidahkaidah syariah untuk mengatur kegiatan ekonominya.Dimana tujuanya adalah untuk
merealisasikan tujuan umum syariah, mewujudkan bentuk-bentuk kemaslahatan, dan menangkal
bentuk-bentuk kerusakan.
Dalam fiqih ekonomi Umar r.a kaidah produksi yang terpenting adalah Kaidah syariah
yang dimaksudkan dalam kaidah syariah disini bukan dari sisi halal dan haram saja. Akan tetapi
mencakup tiga sisi:
1. Akidah adalah keyakinan seorang muslim bahwa aktifitasnya dalam bidang
perekonomian merupakan bagian dari peranannya dalam kehidupan. kami telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah
meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian
mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu ebih baik dari
apa yang mereka kumpulkan.
2. Ilmu yakni seorang muslim wajib mempelajari hukum-hukum syariah yang berkaitan
dengan aktifitas perekonomiannya, sehingga dia menegtahui apa yang benar dan apa
yang salah didalamnya. Sebagaiman firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 4
yakni Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna
akalnya, harta (mereka yang masih ada dalam kakuasaanmu) yang dijadikan Allah
sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan
ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.
3. Amal merupakan hasil aplikasi terhadap sisi aqidah dan sisi ilmiah yang dampak dalam
kualitas produksi yang dihasilkan oleh seorang muslim yang telah memasuki pasar.
Adapun kaidah-kaidah dalam produksi adalah:
1. Memproduksikan barang dan jasa yang halal pada setiap tahapan produksi.

2. Mencegah kerusakan di muka bumi, termasuk membatasi polusi, memelihara keserasian,


dan ketersediaan sumber daya alam.
3. Produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat serta
mencapai kemakmuran. Kebutuhan yang harus dipenuhi harus berdasarkan prioritas yang
ditetapkan agama, yakni terkait dengan kebutuhan untuk tegaknya akidah/agama,
terpeliharanya nyawa, akal dan keturunan/kehormatan, serta untuk kemakmuran material.
4. Produksi dalam islam tidak dapat dipisahkan dari tujuan kemanirian umat. Untuk itu
hendaknya umat memiliki berbagai kemampuan, keahlian dan prasarana yang
memungkinkan terpenuhinya kebutuhan spiritual dan material. Juga terpenuhinya
kebutuhan pengembangan peradaban, di mana dalam kaitan tersebut para ahli fiqh
memandang bahwa pengembangan di bidang ilmu, industri, perdagangan, keuangan
merupakan fardhu kifayah, yang dengannya manusia biasa melaksanakan urusan agama
dan dunianya.
5. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia baik kualitas spiritual maupun mental dan
fisik. Kualitas spiritual terkait dengan kesadaran rohaniahnya, kualitas mental terkait
dengan etos kerja, intelektual, kreatifitasnya, serta fisik mencakup kekuatan
fisik,kesehatan, efisiensi, dan sebagainya. Menurut Islam, kualitas rohiah individu
mewarnai kekuatan-kekuatan lainnya, sehingga membina kekuatan rohaniah menjadi
unsur penting dalam produksi Islami.
Pada prinsipnya kegiatan produksi terkait seluruhnya dengan syariat Islam, dimana seluruh
kegiatan produksi harus sejalan dengan tujuan dari konsumsi itu sendiri. Konsumsi seorang
muslim dilakukan untuk mencari falah (kebahagiaan) dunia dan akhirat, demikian pula dengan
kegiatan produksi dilakukan untuk menyediakan barang dan jasa guna falah tersebut. Di bawah
ini ada beberapa implikasi mendasar bagi kegiatan produksi dan perekonomian secara
keseluruhan, antara lain :
1. Seluruh kegiatan produksi terikat pada tataran nilai moral dan teknikal yang Islami.
2. Kegiatan produksi harus memperhatikan aspek sosial-kemasyarakatan.
3. Permasalahan ekonomi muncul bukan saja karena kelangkaan tetapi lebih kompleks.
Kegiatan produksi dalam perspektif Islam bersifat alturistik sehingga produsen tidak hanya
mengejar keuntungan maksimum saja. Produsen harus mengejar tujuan yang lebih luas
sebagaimana tujuan ajaran Islam yaitu falah (kebahagiaan) didunia dan akhirat. Kegiatan
produksi juga harus berpedoman kepada nilai-nilai keadilan dan kebajikan bagi masyarakat.
5. Antara riba dan sadakah merupakan hubungan yang terbalik, dalam bentuk
persamaan :
(+)
Infaq = f (Riba)
(-)
Coba saudarakan pernyataan tersebut dan lengkapi jawaban saudara dengan
menggunakan kurve.
Jawaban :
Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa ketika seseorang memiliki pendapatan yang
lebih untuk ditabung (seving) dengan harapan mendapatkan bunga pada tabungan tersebut,

maka
orang tersebut akan menabung sebagian pendapatannya dan sebagian lagi untuk
E
dikonsumsi. Sedangkan untuk infaq (sadakah) hanya dikeluarkan pada saat pertama menerima
pendapatan saja dan selanjutnya tidak mengeluarkannya pada periode pertama, dan begitu pun
sebaliknya. Bunga tabungan dalam islam riba dan hukumnya haram sedangkan infaq
(sadakah) menyuburkan harta.. Hubungan ini dapat digambarkan dengan kurva sebagai
berikut :
FS1

S
FS
Budged Line
S2

Titik optimal terjadi pada persinggungan garis budged line dengan indiffrence curve atau pada
titik E, pada titik E tingkat konsumsi dan infaq = FS
Tentu saja zakat atas riba tidak dibenarkan secara fikih karena riba tidak dapat diakui sebagai
pendapatan halal, padahal alloh tidak menerima apapun kecuali yang suci. Oleh karna itu
tidak ada zakat atas yang haram. Seharusnya seluruh Seving
byang haram tidak diterima sebagai
pendapatan. Namun dalam kenyataannya ada saja orang yang melakukan hal ini.
6. a. Ada empat perinsip mekanisme pasar islami, sebutkan dan jelaskan ke empat prinsip
tersebut.
Jawaban:
Mekanisme pasar yang dibangun islam bedasarkan norma-norma ajaran islam uang
berhubungan dengan aktivitas ekonomi. Dalam islam yang diperlukan adalah suatu bentuk
penggunaan nilai tertentu dan kerja yang produktif harus disusun sedemikian rupa untuk
mencapai sistem operasional yang islami. Dengan tujuan ekonomi tertentu. Islam sngat
memperhatikan mekanisme pasar. Hanhya saja, apabila mekanisme tersebut gagal mencapai
tujuan ekonomi, maka islam menganjurkan pihak yang berkuasa untuk mengambil langkah
tertentu untuk mecapai tujuan.
Ada empat perinsip mekanisme pasar islami
S1

1. Konsep mekanisme pasar dalam Islam dibangun atas prinsip-prinsip sebagai berikut: ArRidha, yakni segala transaksi yang dilakukan haruslah atas dasar kerelaan antara masingmasing pihak (freedom contract). Hal ini sesuai dengan Quran Surat an Nisa ayat 29:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu.(Qs: Annisa 29)
2. Berdasarkan persaingan sehat (fair competition). Mekanisme pasar akan terhambat
bekerja jika terjadi penimbunan (ihtikar) atau monopoli. Monopoli dapat diartikan, setiap
barang yang penahanannya akan membahayakan konsumen atau orang banyak.
3. Kejujuran (honesty), kejujuran merupakan pilar yang sangat penting dalam Islam, sebab
kejujuran adalah nama lain dari kebenaran itu sendiri. Islam melarang tegas melakukan
kebohongan dan penipuan dalam bentuk apapun. Sebab, nilai kebenaran ini akan
berdampak langsung kepada para pihak yang melakukan transaksi dalam perdagangan an
masyarakat secara luas.
4. Keterbukaan (transparancy) serta keadilan (justice). Pelaksanaan prinsip ini adalah
transaksi yang dilakukan dituntut untuk berlaku benar dalam pengungkapan kehendak
dan keadaan yang sesungguhnya.
b. Menurut islam, pasar harus bersiri di atas persaingan bebas (perfect competition).
Namun demikian bukan berarti kebebasan tersebut mutlak, tetapi kebebasan yang
dibungkus dengan frame syariah dan transaksi terjadi secara sukarela (antaradim
minkum/mutual goodwill),). Sebutkan ayat dan hadis yang melandasi pernyataan ini.
Jawaban:
Dalam konsep ekonomi islam penentuan harga dilakukan oleh kekuatan kekuatan pasar, yaitu
kekuatan permintaan dan penawaran. Ajaran islam mengapresiasi pasar sebagai tempat
peniagaan yang halal. Penghargaan ini tidak bersfat normatif, tetapi telah dibuktikan dalam
sejarah kehidupan ekonomi masyarakat muslim klasik. Peranan pasar dalam menentukan
harga sangat menonjol. Intervensi pemerintah dalam pasar hanya dilakukan dalam kondisi kondisi tertentu dan sangat jarang dilakukan.
Konsep Islam menegaskan bahwa pasar harus berdiri di atas prinsip persaingan bebas (perfect
competition). Namun demikian bukan berarti kebebasan tersebut berlaku mutlak, akan tetapi
kebebasan yang dibungkus oleh frame syariah. Dalam Islam, Transaksi terjadi secara
sukarela (antaradim minkum/mutual goodwill), Sebagaimana disebutkan dalam Quran surat
An Nisa ayat 29 yang artinya :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu(An-Nisa: 29)
Didukung pula oleh hadits riwayat Abu dawud, Turmudzi, dan Ibnu Majjah dan as Syaukani
sebagai berikut:




Wahai Rasulullah tentukanlah harga untuk kita!. Beliau menjawab, Allah itu sesungguhnya
adalah penentu harga, penahan, pencurah serta pemberi rizki. Aku menharapkan dapat
menemui Tuhanku di mana salah seorang dari kalian tidak menuntutku karena kezhaliman
dalam hal darah dan harta. (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan asy-Syaukani).
Disamping merupakan mekanisme perniagaan yang paling ideal menghasilkan transaksi yang
baik dan didasarkan pada asas suka sama suka diantara pelaku pelakunya, yaitu penjual dan
pembeli, mekanisme pasar merupakan suatu kekuatan yang bersifat massal dan alamiah.
Sehingga mencerminkan kondisi ekonomi masyarakat yang lebih luas. Dalam situasi bersaing
sempurna, tak seorang pelakupun secara individu dapat mengemudikan mekanisme pasar.
Pemaksaan, penekanan, dan perbuatan - perbuatan yang dapat mengganggu mekanisme pasar
dilarang oleh islam.
Mengenai hadist tersebut dapat disimpulkan bahwa pada waktu terjadinya kenaikan harga
Rasulullah meyakini adanya penyebab tertentu yang sifatnya darurat. Oleh sebab itu sesuatu
yang bersifat darurat akan hilang seiring dengan hilangnya penyebab dari keadaan itu. Di lain
pihak rasul juga myakini bahwa harga akan kembali normal dalam waktu yang tidak terlalu
lama (sifat darurat). Penetapan harga menurut rasul merupakan suatu tindakan yang
menzhalimi kepentingan para pedagang, karena para pedagang di pasar akan merasa terpaksa
untuk menjual barangnya sesuai dengan harga patokan, yang tentunya tidak sesuai dengan
keridhaannya.
Nabi menghendaki terjadinya persaingan pasar yang adil di Madinah. Untuk itu beliau
menerapkan sejumlah aturan agar keadilan itu bisa berlangsung. Diantara aturan itu adalah:
a. Melarang Tallaqi Rukban, yakni menyongsong khalifah di luar kota. Dengan demikian
pedagang mendapat keuntungan dari ketidaktahuan khalifah yang baru datang dari luar
kota terhadap situasi pasar.
b. Mengurangi timbangan dilarang, karena itu berarti barang dijual dengan harga sama tetapi
jumlah sedikit.
c. Menyembunyikan cacat barang dilarang, karena itu berarti penjual mendapat harga baik
dari barang yang buruk.
d. Dan sejumlah larangan lain agar terciptanya pasar yang adil di lapangan.
Pasar memainkan peranan yang penting dalam sistem ekonomin bebas. Dalam sisttem
kapitalis yang menitikl beratkan pada sistem leberal, pasar menentukan jenis dan jumlah
komoditi yang hendak diproduksi. Dalam sistem pasar yang demikian, konsumen merupakan
faktor yang penting dan menentukan kedudukan pasar tersebut, konsumen akan menentukan
barang dan jasa yang menreka kehendaki. Sementra itu menurut ekonomi islam, sebagai
disinyalir Idn Tymiyah, ada dua sumber penyediaan barang yaitu produksi lokal dan impor.
Kewajiban mencari nafkah itu tidak dibatasi dalam produk barang ataupun jasa yang
dihasilkan. Islam juga sangat tidak menyukai perbuatan menimbun kekayaan atau mengambil
keuntungan atas kesulitan orang lain. Dalam kerangka mekanisme pasar bebas ini islam sejak
masa Rasulullah sudah melarang segala bentuk penimbunan bahan pokok atau komoditas
yang esensial. Perbuatan tersebut akan menimbulkan distorsi pada kebebasan itu sendiri dan
akhirnya akan menciptakan harga semu.

Dalam islam setiap orang berhak untuk dapat memiliki secara legal suatu pendapatan,
kepemilikan, dan kemakmuran selama hidupnya, untuk membantunya dalam melaksanakan
kewajiban agamanya. Kepada mereka yang memiliki kelebihan rezeki dari hasil kerjanya,
yang sudah melampaui suatu ukuran tertentu (nisab), maka kepadanya diwajibkan zakat.

Anda mungkin juga menyukai