Anda di halaman 1dari 7

REKSADANA

PENDAHULUAN

Pasar Modal merupakan sarana penghimpun dana yang paling efisien, sebagai
alternatif investasi jangka panjang dalam rangka peningkatan aktivitas ekonomi. Nilai
investasi yang ditanamkan melalui pasar modal berkembang sesuai dengan pertumbuhan
ekonomi. Dalam berinvestasi yang perlu dipertimbangkan adalah besarnya keuntungan
atas prospek kedepannya dan minimnya risiko yang terkandung didalamnya. Salah satu
pilihan investasi yang dapat dipertimbangkan oleh masyarakat adalah dalam bentuk
reksadana.
Reksadana merupakan kumpulan saham–saham, obligasi-obligasi atau sekuritas
lainnya yang dimiliki oleh sekelompok pemodal dan dikelola oleh perusahaan investasi
profesional. Reksadana merupakan fenomena baru sebagai salah satu alternatif investasi
selain saham, obligasi dan instrumen derivatif. Definisi Reksadana menurut UUPM No.
8/1995 adalah “ Institusi jasa keuangan yang menerima uang dari para pemodal yang
kemudian menginvestasikan dana tersebut dalam portofolio yang terdiversifikasi pada
efek/sekuritas”.
Kebanyakan orang memilih deposito sebagai produk investasi karena merasa
aman dan berisiko kecil. Padahal, banyak pilihan investasi lain yang memang berisiko
lebih tinggi namun dengan target hasil lebih menguntungkan, seperti reksadana.
Dari uraian diatas, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai pengertian
reksadana, jenis-jenis reksadana, dan manfaat serta risiko reksadana.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Reksadana

Pengertian reksa dana menurut Pasal 1 angka 27 UU No. 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal(“UUPM”) adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh
Manajer Investasi.
Selanjutnya, yang dimaksud dengan Portofolio efek adalah kumpulan efek yang
dimiliki oleh orang perseorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok
yang terorganisasi berupa surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif,
kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek (lihat ketentuan Pasal 1 angka
5, angka 23, dan angka 24 UUPM).

Sedangkan, manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola


Portofolio Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk
sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang
melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku (Pasal 1 angka 11 UUPM).

Selain pihak-pihak yang telah disebutkan, reksa dana biasanya juga akan
melibatkan kustodian, yaitu pihak yang memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain
yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan hak-
hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi
nasabahnya (Pasal 1 angka 8 UUPM).

Reksadana merupakan institusi jasa keuangan yang menerima uang dari para
pemodal yang kemudian menginvestasikan dana tersebut dalam portofolio yang
terdiversifikasi pada efek/sekuritas. Jadi reksadana merupakan suatu wadah investasi
secara kolektif untuk ditempatkan dalam portofolio efek berdasarkan kebijakan investasi
yang ditetapkan oleh institusi jasa keuangan. Reksadana bersifat fleksibel, karena mampu
memberikan berbagai pilihan dan alternatif bagi para investor sesuai dengan tujuan dan
kebutuhannya dalam berinvestasi. Terdapat tiga unsur penting dalam pengertian
Reksadana yaitu :

1. Adanya kumpulan dana masyarakat, baik individu maupun institusi.


2. Investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah
terdiversifikasi, dan
3. Manajer Investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat
investor.

Seperti halnya sarana investasi lainnya, reksadana selain menghasilkan


keuntungan tertentu juga mengandung unsur risiko yang patut dipertimbangkan. Tetapi
hanya berbeda pada risiko yang terkandung dapat diperkecil karena investasi tersebut
dapat didiversifikasi atau disebar dalam bentuk portofolio.

B. Jenis-Jenis Reksadana
Berdasarkan bentuk hukunya di Indonesia reksadana dapat dibagi atas dua bentuk
yaitu :
1. Reksadana berbentuk Perseroan
Perusahaan penerbit reksadana kegiatan usahanya adalah menghimpun
dana dan menjual saham, selanjutnya dana dari penjualan saham tersebut
diinvestasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal dan
pasar uang. Reksadana berbentuk perseroan ini menerbitkan saham yang dapat
diperjual-belikan oleh masayarakat pemodal. Masyarakat pemodal yang membeli
saham adalah pemegang saham atas perseroan tersebut.
Reksa dana perseroan biasanya berbentuk PT sehingga juga harus
mengacu pada ketentuan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Dana yang disetorkan oleh investor kepada reksa dana perseroan terbagi dalam
saham-saham. Oleh karena berbentuk PT maka karakteristik utama reksa dana
perseroan adalah berbentuk badan hukum. Oleh karena itu tanggung jawab hukum
ada pada PT itu sendiri melalui Direksi. Perseroan reksadana ini hanya
mempunyai dewan direksi dan tidak ada dewan komisarisnya. Reksa dana
perseroan dapat berbentuk perseroan terbuka atau perseroan tertutup (Pasal 18
ayat [2] UUPM).
a) Reksadana Terbuka (open-end investment company)
Yaitu reksadana yang dapat menawarkan dan membeli kembali saham-
sahamnya dari pemodal sampai dengan sejumlah yang telah dikeluarkan.
Pemegang saham/unit reksadana yang sifatnya terbuka ini dapat menjual
kembali saham penyertaan setiap saat apabila diinginkan.
Di dalam reksadana memiliki istilah yang tidak dapat terpisahkan yaitu
Net Asset Value (NAV) atau Nilai Aktiva Bersih (NAB) karena istilah ini
merupakan tolak ukur dalam memantau hasil dari suatu reksadana. Yang
dimaksud dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) per saham/unit adalah harga
wajar dari portofolio suatu reksadana setelah dikurangi biaya operasional
kemudian dibagi jumlah saham/unit penyertaan yang telah beredar pada saat
tersebut.
b) Reksadana Tertutup (close-end investment company)
Yaitu reksadana yang dapat menawarkan saham-saham kepada
masyarakat pemodal tetapi tidak dapat membeli kembali saham-saham
tersebut (yang telah dijual kepada masyarakat pemodal).
Saham reksadana tertutup harus diterbitkan dengan nilai nominal.
Proses jual beli saham dapat dilakukan di Over The Counter market (OTC)
atau bursa efek. Sehingga transaksi jual beli saham reksadana tertutup ini
sama dengan saham perusahaan public lainnya. NAV di saham reksadana ini
dihitung paling sedikit seminggu sekali.

Apabila investor ingin menarik dananya pada reksa dana perseroan


tertutup, maka dapat menjual kembali sahamnya kepada Reksa Dana. Sedangkan
untuk reksa dana perseroan terbuka, saham dapat dijual kembali melalui Bank
Kustodian atau agen penjual yang ditunjuk oleh Manajer Investasi. Ciri – ciri
reksadana berbentuk perseroan yang bersifat tertutup maupun terbuka yaitu :
a. Bentuk hukumnya adalah perseroan terbatas (PT).
b. Pengelolaan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara Direksi
Perusahaan dengan manajer investasi yang ditunjuk.
c. Penyimpanan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak antara Manajer
Investasi dengan Bank Kustodian.

Pengaturan reksa dana perseroan selanjutnya diatur dalam Peraturan


IV.A.3Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-13/PM/2002 tentang Pedoman
Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan (“Peraturan IV.A.3”) serta
dalam Peraturan IV.A.4 – Keputusan Ketua Bapepam No. 14/PM/2002 tentang
Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan (“Peraturan
IV.A.4”).

2. Reksadana Kontrak Investasi Kolektif (KIK)


Pengertian Kontrak Investasi Kolektif (KIK) dapat ditemukan
dalam Penjelasan Pasal 18 ayat (1) huruf b UUPM. Kontrak investasi kolektif
adalah kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat
pemegang Unit Penyertaan di mana Manajer Investasi diberi wewenang untuk
mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi wewenang
untuk melaksanakan Penitipan Kolektif. Dengan kata lain pengertian reksadana
kontrak investasi kolektif yaitu instrumen penghimpun dana dengan menerbitkan
unit penyertaan kepada masyarakat pemodal dan selanjutnya dana tersebut
diinvestasikan pada berbagai jenis investasi baik dipasar modal maupun di pasar
uang. Reksadana ini menghimpun dana melalui penjualan unit penyertaan.
Bentuk kontrak investasi kolektif ini dapat dijelaskan sebagai kontrak
antara Manajer Investasi dengan Bank Kustodian yang mengikat pemegang unit
penyertaan, dimana manajer investasi bertugas dan bertanggungjawab untuk
mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodion bertugas dan
bertanggungjawab dalam pengadministrasian dan penyimpanan atas kekayaan
reksadana. Bank Kustodian merupakan Bank umum yang telah mendapat ijin
usaha sebagai Bank Kustodian dari Bapepam. Kinerja reksadana yang terdaftar di
Bapepam akan memberikan hasil yang lebih baik dari kinerja pasar, bila dikelola
secara profesional oleh manajer investasi, dan perekonomian Indonesia berada
pada kondisi yang stabil.
Jadi, pemodal yang ingin berinvestasi di reksadana KIK ini harus
menghubungi manajer investasi sebagai penerbit reksadana atau agen
penjualannya.
Reksa Dana KIK selanjutnya diatur dalam Peraturan No. IV.B.1 -
Keputusan Bapepam-LK No. KEP-552/BL/2010 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (“Peraturan
IV.B.1”) serta dalam Peraturan No. IV.B.2 - Keputusan Bapepam-LK No. KEP-
553/BL/2010 Tahun 2010 tentang Pedoman Kontrak Reksa Dana Berbentuk
Kontrak Investasi Kolektif (“Peraturan IV.B.2”).

C. Manfaat Dan Risiko Reksadana

(1) Manfaat

Reksadana memberikan keuntungan bagi investor, salah satunya adalah para


pemodal/pemegang reksadana tanpa harus memonitor aktivitas perdagangan saham,
investasi mereka diurus oleh pengelolaan reksadana (manajer investasi). Keuntungan
lainnya yang didapat dari investasi reksadana adalah sebagai berikut :
1. Dikelola oleh manajemen professional

Pengelolaan portofolio suatu Reksa Dana dilaksanakan oleh Manajer


Investasi yang memang mengkhususkan keahliannya dalam hal pengelolaan dana.
Peran Manajer Investasi sangat penting mengingat Pemodal individu pada
umumnya mempunyai keterbatasan waktu, sehingga tidak dapat melakukan riset
secara langsung dalam menganalisa harga efek serta mengakses informasi ke
pasar modal.
2. Diversifikasi investasi

Diversifikasi atau penyebaran investasi yang terwujud dalam portofolio


akan mengurangi risiko (tetapi tidak dapat menghilangkan), karena dana atau
kekayaan Reksa Dana diinvestasikan pada berbagai jenis efek sehingga risikonya
pun juga tersebar. Dengan kata lain, risikonya tidak sebesar risiko bila seorang
membeli satu atau dua jenis saham atau efek secara individu.
3. Transparansi informasi

Reksa Dana wajib memberikan informasi atas perkembangan


portofolionya dan biayanya secara kontinyu sehingga pemegang Unit Penyertaan
dapat memantau keuntungannya, biaya, dan risiko setiap saat.Pengelola Reksa
Dana wajib mengumumkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) nya setiap hari di surat
kabar serta menerbitkan laporan keuangan tengah tahunan dan tahunan serta
prospektus secara teratur sehingga Investor dapat memonitor perkembangan
investasinya secara rutin.
4. Likuiditas yang tinggi

Agar investasi yang dilakukan berhasil, setiap instrumen investasi harus


mempunyai tingkat likuiditas yang cukup tinggi. Dengan demikian, Pemodal
dapat mencairkan kembali Unit Penyertaannya setiap saat sesuai ketetapan yang
dibuat masing-masing Reksadana sehingga memudahkan investor mengelola
kasnya. Reksadana terbuka wajib membeli kembali Unit Penyertaannya sehingga
sifatnya sangat likuid.
5. Biaya Rendah

Karena reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak pemodal dan


kemudian dikelola secara profesional, maka sejalan dengan besarnya kemampuan
untuk melakukan investasi tersebut akan menghasilkan pula efisiensi biaya
transaksi.

(2) Risiko
Risiko yang terkandung dalam setiap tipe reksadana besarnya berbeda-beda.
Semakin tinggi return yang diharapkan semakin tinggi pula risikonya. Risiko yang
terkandung dalam reksadana perlu mendapat pertimbangan para pemodal. Risiko-risiko
ini antara lain adalah :
1. Berkurangnya nilai unit penyertaan. Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga
dari efek yang menjadi bagian portofolio reksadana yang mengakibatkan
menurunnya nilai unit penyertaan.
2. Risiko likuidas. Penjualan kembali (redemption) sebagian besar unit
penyertaan oleh pemilik kepada manajer investasi secara bersamaan dapat
menyulitkan manajer investasi dalam menyediakan uang tunai bagi
pembayaran tersebut.
3. Risiko politik dan ekonomi. Perubahan kebijakan di bidang politik dan
ekonomi dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.
4. Aset perusahaan tidak dilindungi. Perlindungan terhadap aset reksadana dari
risiko pencurian, kehilangan, penyalahgunaan sangat penting.
5. Nilai aset perusahaan tidak bisa ditetapkan secara tepat sehingga NAV dari
suatu saham reksadana tidak bisa dihitung dengan akurat.
6. Manajemen perusahaan melibatkan orang-orang yang tidak jujur.
7. Perusahaan reksadana dikelola menurut kepentingan dari pemegang saham
tertentu/kelompok.

Anda mungkin juga menyukai