Anda di halaman 1dari 3

Reksadana

Pengertian Reksadana
Reksadana Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27) adalah wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.
Mekanisme Reksadana
1. Investor melakukan pembelian Reksadana melalui Manajer Investasi dengan
menyetorkan dananya melalui Bank Kustodian.
2. Manajer Investasi akan mengelola dana investor dengan melalukan pembelian/penjualan
instrument investasi seperti saham, obligasi atau pasar uang sesuai dengan jenis reksa
dana yang dibeli oleh Investor.
3. Pembelian/penjualan instrumen investasi oleh Manajer Investasi dilakukan melalui
Perantara Pedagang Efek.
4. Bila Investor melakukan penjualan Reksadana kepada Manajer Investasi, maka Manajer
Investasi akan menginstruksikan pembayaran kepada Bank Kustodian.
5. Bank Kustodian akan mengirimkan dana penjualan Reksadana ke Investor.

Jenis Reksadana
1. Reksadana pasar uang.
Reksadana pasar uang didefinisikan sebagai reksadana yang melakukan investasi
seminimal-minimalnya 80% pada surat berharga pasar uang, misalnya deposito, SBI
(Sertifikat Bank Indonesia, dan lainnya. Reksadana pasar uang merupakan reksadana
dengan tingkat resiko paling kecil. Oleh karena itu, potensi keuntungan reksa dana ini
juga tidak terlalu besar atu boleh dibilang terbatas. Reksadana pasar uang sangat sesuai
untuk investasi jangka pendek (3 tahun).
Reksadana jenis ini bertujuan untuk memberikan pendapatan yang teratur dari bunga
yang dibayarkan oleh penerbit instrumen tersebut dan menjaga likuiditas. Investasi
reksadana pasar uang adalah pilihan yang tepat untuk menaruh dana yang untuk
sementara waktu belum akan dimanfaatkan seperti layaknya tabungan. Sesuai bagi
investor yang benar-benar menghindari risiko dan memiliki tujuan investasi jangka
pendek. Return yang dihasilkan dari reksadana pasar uang juga terbatas.
2. Reksadana Pendapatan Tetap
Reksadana pendapatan tetap adalah reksadana yang melakukan investasi sekurang-
kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat utang, misalnya
obligasi. Obligasi yang dimaksud dalam tujuan investasi reksadana di sini termasuk
obligasi pemerintah dan obligasi perusahaan. Reksadana pendapatan tetap memiliki
karakteristik potensi hasil investasi yang lebih tinggi daripada reksadana pasar uang,
sementara resiko reksadana pendapatan tetap juga lebih besar dari reksadana pasar uang.
Reksadana pendapatan tetap sesuai untuk tujuan investasi jangka menengah dan panjang
(>3 tahun).
3. Reksadana saham
Reksadana saham adalah reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80%
dari dana yang dikelola dalam bentuk aset.Dengan memiliki reksadana saham, investor
bisa mendapatkan bagian untuk memiliki saham yang harganya terjangkau karena dalam
bentuk reksadana berbeda kalau dalam bentuk saham langsung harga sangat tidak
terjangkau. Reksadana saham memberi solusi karena dengan dana yang terkumpul dari
banyak investor, manajer investasi dapat membeli saham tersebut dan akan menjadi
bagian dari portofolio efek. Reksadana ini memiliki resiko tertinggi dibandingkan dengan
jenis reksadana lain namun potensi keuntungan yang bisa diperoleh juga sepadan.
Keuntungan yang tinggi ini dihasilkan dari capital gain penjualan saham dan pembagian
dividen (jika ada).
4. Reksadana campuran
Reksadana campuran adalah reksadana yang melakukan investasi dalam surat berharga
ekuitas dan surat berharga hutang yang perbandingannya (alokasi) tidak termasuk dalam
kategori reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap. Manajer investasi
menempatkan portofolio investasinya ke dalam posisi berimbang/kombinasi (campuran)
yaitu pada saham (pendapatan tidak tetap) dan obligasi atau surat hutang lainnya
(pendapatan tetap) serta pasar uang. Reksadana ini mempunyai kebebasan dalam
menentukan pembagian dalam alokasi asset sehingga dapat kapan saja mempunyai
portofolio investasi dengan mayoritas saham dan di lain waktu mengubah sehingga
menjadi mayoritas obligasi. Dengan adanya kebebasan alokasi asset tersebut maka
manajer investasi dapat mengubah penempatan portofolio investasi pada saat yang tepat
sehingga reksadana in dapat mengalami peningkatan hasil yang lebih optimal.

Surat Berharga Negara


Pengertian Surat Berharga Negara
Surat Berharga Negara (SBN) adalah produk investasi berupa surat utang negara yang setiap
tahunnya diterbitkan oleh pemerintah. SBN bertujuan untuk membiayai APBN (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara) serta membuka peluang bagi masyarakat sebagai investor agar
dapat berkontribusi dalam pembiayaan pembangunan negara.
Jenis-Jenis Surat Berharga Negara
1. SBN Konvensional
1) Savings Bond Ritel (SBR)
Savings Bond Ritel (SBR) adalah surat utang negara  dengan jangka waktu 2
tahun yang sifatnya mirip tabungan karena harus disimpan hingga jatuh tempo.
Meski tidak bisa diperdagangnkan, SBR bisa dicairkan lebih awal setelah 12
bulan.
Keuntungan SBR berupa kupon (bunga) yang bersifat floating with floor, yaitu
bisa naik tetapi tidak bisa turun dari batas minimal (floor). Keuntungan berupa
kupon ini dibayarkan secara bulanan langsung ke rekening investor.
2) Obligasi Ritel Negara (ORI)
Obligasi Ritel Negara (ORI) adalah Surat Berharga Negara (SBN) yang
diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang ditawarkan kepada investor
individu tau perseorangan. Obligasi Ritel Negara menerapkan kebijakan kupon
tetap (fix rate) dimana bunga yang ditawarkan selalu tetap hingga akhir jatuh
tempo. ORI hanya dapat dicairkan pada saat jatuh tempo.
2. SBN Syariah
a. Sukuk Tabungan (ST)
Sukuk Tabungan adalah jenis sukuk negara yang ditujukan untuk investor ritel
dengan minimum pembelian Rp1 juta dengan jangka waktu selama 2 tahun.
Sukuk Tabungan tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Sukuk
Tabungan memiliki opsi early redemption di mana investor bisa mencairkan
50% dana investasinya satu tahun setelah Sukuk Tabungan berjalan. Sukuk
Tabungan memberikan imbal hasil yang berubah-ubah namun dengan batas
bawah atau disebut juga floating with floor.

b. Sukuk Ritel (SR)


Sukuk Ritel adalah jenis sukuk negara yang diterbitkan untuk investor ritel
dengan minimum pembelian adalah Rp1 Juta dengan jangka waktu selama 3
tahun. Sukuk Ritel memberikan imbal hasil tetap (fixed rate). Sukuk Ritel
dapat diperdagangkan di pasar sekunder sehingga memberikan kemudahan
likuiditas kepada para investor. Perbedaan sukuk tabungan juga menggunakan
akad wakalah. Beda halnya dengan instrumen lain seperti ORI atau SBR yang
tidak memerlukan akad.

Anda mungkin juga menyukai