Sekuritas derivatif merupakan salah satu instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia. Bahkan saat ini dengan semakin banyaknya emiten yang menerbitkan dan mencatatkan sekuritas derivatifnya di bursa efek (listing), menjadikan perdagangan sekuritas derivatif semakin marak dan menarik para investor untuk ikut terjun dalam transaksi jual beli sekuritas derivatif. Sekuritas derivatif adalah suatu instrumen keuangan yang merupakan turunan (derivative asset) dari instrumen utamanya (underlying asset) baik efek yang bersifat penyertaan maupun hutang. Jadi produk investasi derivatif ini merupakan jenis produk keuangan yang nilainya berasal dari aset dasar lainnya seperti saham, obligasi, komoditas, atau mata uang, tetapi tidak memiliki nilai intrinsik secara independen. Produk ini digunakan untuk mengelola risiko atau untuk tujuan spekulatif, dan biasanya diperdagangkan di bursa atau di pasar Over-The-Counter (OTC). Berbeda dengan investasi pada sekurita utama seperti saham atau obligasi yang mempunyai hak kepemilikan atas perusahaan memperoleh pendapatan dividen serta mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) karena adanya penyertaan modal atau hutang di dalamnya, investasi sekuritas derivatif adalah sebaliknya karena merupakan suatu kontrak yang memberikan hak pilihan bagi pemegangnya untuk menjual atau membeli efek utamanya di masa mendatang. Artinya pemegang sekuritas derivatif akan mendapatkan keuntungan apabila ia membeli sekuritas derivatif maka ia mempunyai hak khusus membeli efek utama dengan harga yang lebih murah, atau menjualnya pada pihak lain dengan harga yang lebih tinggi. Transaksi derivative adalah Suatu transaksi derivatif merupakan sebuah perjanjian antara dua pihak yang dikenal sebagai counterparties (pihak-pihak yang saling berhubungan). Dalam istilah umum, transaksi derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya tergantung pada diturunkan dari nilai aset, tingkat referensi atau indeks. Saat ini, transaksi derivatif terdiri dari sejumlah acuan pokok (underlying) yaitu suku bunga (interest rate), kurs tukar (currency), komoditas (commodity), ekuitas (equity) dan indeks (index) lainnya. Mayoritas transaksi derivatif adalah produk-produk Over the Counter (OTC) yaitu kontrak-kontrak yang dapat dinegosiasikan secara pribadi dan ditawarkan langsung kepada pengguna akhir, sebagai lawan dari kontrak-kontrak yang telah distandarisasi (futures) dan diperjualbelikan di bursa. Menurut para dealer dan pengguna akhir (end user) fungsi dari suatu transaksi derivatif adalah untuk melindungi nilai (hedging) beberapa jenis risiko tertentu. B. JENIS PRODUK DEREIVATIF Produk derivatif yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia secara umum terbagi menjadi enam macam yaitu sebagai berikut di bawah ini: 1. Warran Warrant merupakan instrumen turunan dari saham atau obligasi. Warrant adalah salah suatu surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahan yang memberikan hak kepada pemegangnya, untuk membeli saham perusahaan dengan harga tertentu selama periode tertentu pula. Masa warrant biasanya adalah enam bulan atau lebih. Dalam warrant akan disebutkan jumlah saham yang bisa dibeli, harga eksekusi dan tanggal jatuh tempo. Harga Warrant tidak akan pernah lebih besar daripada harga efek utamanya karena harganya tergantung pada harga efek utamanya. Investasi warrant tidak memperoleh dividen, dan tidak mempunyai hak suara dalam perusahaan karena bukan pemegang saham perseroan. Biasanya warrant dijual bersamaan dengan surat berharga lainnya, namun setelah memasuki pasar, maka warrant diperdagangkan secara tersendiri. 2. Right Right merupakan produk turunan dari saham. Kebijaksanaan right merupakan upaya emiten atau pihak perusahaan yang menerbitkan saham untuk menambah jumlah saham yang beredar, guna menambah modal bagi perusahaan. Right adalah hak yang diberikan kepada pemilik saham biasa untuk membeli saham baru yang diterbitkan emiten. Hak dalam instrumen right sering disebut dengan preemptive right, yaitu suatu hak untuk menjaga proporsi kepemilikan saham bagi pemegang saham lama di suatu perusahaan berkenaan dengan penerbitan saham yang baru. Ada dua tujuan Right: pertama, agar pemilik saham lama dapat mempertahankan dan mengendalikan perusahaan. Kedua, mencegah penurunan nilai kekayaan pemilik saham lama. 3. Option Option merupakan instrumen keuangan derivatif paling menarik dan banyak dikembangkan enam tahun belakangan ini. Option adalah suatu efek yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli atau menjual sejumlah aset tertentu dengan harga yang telah ditetapkan pada waktu mendatang. Dalam penerbitannya, setiap option memiliki dua pihak yang terkait yaitu writer (penulis) dan holder (pemegang option). Dilihat dari jenisnya ada dua macam option yaitu call option dan put option. Call option atau option beli, memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli aset pada harga tertentu yang disebut harga penyerahan (exercise price atau strik price). Sebaliknya pada put Option, pemegang option berhak untuk menjual saham aset tertentu sesuai harga yang telah ditetapkan. Option fleksibilitasnya sangat tinggi, jangkauan luas, dapat dikembangkan cakupannya serta sangat menguntungkan. Oleh karena itulah para investor banyak yang menyukainya dan memilih option untuk investasi dibandingkan instrumen investasi lainnya. 4. Future Future adalah kontrak berjangka untuk membeli atau menjual suatu aset dengan penyerahan dilakukan di masa mendatang dengan harga pasar yang telah disepakati. Future biasa digunakan untuk mengunci harga komoditas atau meminimalisir fluktuasi harga barang. Dalam perkembangan perdagangan future, aset atau komoditi yang bisa diperjualbelikan tidak hanya terbatas pada komoditi pertanian dan pertambangan saja tapi juga sudah mencakup aset finansial seperti valuta asing. Oleh karena itulah sekarang berkembang beberapa macam future, yaitu seperti future komoditi, future keuangan, future tingkat bunga, serta future kurs mata uang asing. Mekanisme perdagangan future di bursa dikenal dengan sistem marking to market sehingga future lebih maksimal menghindari akumulasi kerugian perusahaan dari pada forward. Salah satu pusat perdagangannya adalah central clearing houses di Chicago Board of Trade, USA. 5. Forward Forward barangkali merupakan instrumen keuangan derivatif paling tua yang pertama kali berkembang di Chicago, USA sekitar tahun 1970. Forward adalah kontrak jual beli aset tertentu dengan harga yang telah ditetapkan dan transaksi dilakukan pada waktu mendatang yang disepakati. Forward pada dasarnya hampir sama dengan future. Perbedaannya hanya pada mekanisme perdagangan. Forward lebih sering, diterbitkan di pasar over the counter, sedangkan future diperdagangkan di bursa. Forward tidak memakai sistem marking to market, sedangkan future menggunakannya. Oleh karena tidak memakai sistem marking to market ini. Forward sangat rentan akan risiko akumulasi kerugian pada akhir periode, lalu diluncurkanlah forward untuk mengurangi dan menutupi kelemahan tersebut. Forward secara umum terbagi dua yaitu, Forward purchased adalah kontrak pembelian valuta asing dimuka yang terjadi antara nasabah dengan bank devisa dan Forward rate agreement adalah kontrak untuk menentukan besaran tingkat bunga simpanan 6. Swap Swap adalah kontrak penukaran mata uang pada saat sekarang dan waktu yang aka datang antara nasabah dengan bank devisa. Swap atau Currency Swap adalah kontrak konversi kewajiban utang dalam mata uang berbeda. Salah satu keuntungan swap adalah dapat mengurangi risiko tingkat kurs mata uang asing dalam waktu yang lama. Dengan kata lain, Currency Swap dipakai sebagai suatu upaya untuk restrukturisasi aset mata uang asing agar bisa mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian di masa yang akan datang. Ada dua variasi dalam instrumen swap, yaitu: a. Swap pertukaran aliran kas dengan penentuan waktu. b. Swap pertukaran aliran kas dengan penentuan mata uang berbeda.
Salah satu pusat perdagangan swap yang terkenal di dunia adalah
pasar Eurodollar di London, Inggris, dengan standar LIBOR atau London Interbank Offering Rate, yaitu tingkat bunga antar bank di London
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PRODUK DERIVATIF
1. Kelebihan Produk Derivatif a. Potensi Keuntungan yang Tinggi: Produk derivatif dapat memberikan potensi keuntungan yang tinggi karena investor dapat mengambil posisi jangka pendek pada suatu aset. Dengan demikian, produk derivatif memungkinkan investor untuk memperoleh keuntungan dari perubahan harga aset dalam waktu singkat. Produk derivatif juga dapat memberikan kesempatan untuk mengambil posisi long atau short pada aset tertentu, sehingga investor dapat mengambil keuntungan dari kenaikan atau penurunan harga aset yang mendasarinya. b. Kemampuan Melindungi Risiko: Produk derivatif dapat digunakan untuk melindungi risiko seperti risiko harga atau nilai tukar, yang dapat membantu investor untuk mempertahankan keuntungan yang stabil atau mengurangi kerugian. Misalnya, investor dapat menggunakan kontrak berjangka (futures) atau opsi untuk melindungi risiko harga suatu aset tertentu, sehingga jika harga aset tersebut turun, kerugian yang dialami oleh investor dapat dikompensasi oleh keuntungan yang dihasilkan dari posisi derivatif yang diambil. c. Diversifikasi Portofolio: Produk derivatif dapat digunakan untuk diversifikasi portofolio investor. Dengan menggunakan produk derivatif, investor dapat memperoleh eksposur pada berbagai jenis aset, termasuk saham, obligasi, mata uang, dan komoditas. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko portofolio dan meningkatkan potensi keuntungan. d. Likuiditas: Produk derivatif diperdagangkan di bursa atau pasar over-the-counter (OTC), yang memberikan likuiditas tinggi untuk investor yang ingin membeli atau menjual kontrak. Hal ini memungkinkan investor untuk dengan mudah mengambil atau menutup posisi derivatif mereka. e. Leverage: Produk derivatif memungkinkan investor untuk memperoleh leverage yang tinggi, yaitu kemampuan untuk mengambil posisi besar dengan modal yang relatif kecil. Hal ini dapat meningkatkan potensi keuntungan, meskipun juga meningkatkan risiko kerugian. f. Kemudahan Akses: Produk derivatif dapat diakses dengan mudah oleh investor melalui perantara keuangan, termasuk perusahaan sekuritas, bank, dan broker. 2. Kekurangan Produk Derivatif Produk derivatif juga memiliki kekurangan sebagai instrumen investasi, seperti risiko yang tinggi, kompleksitas, biaya yang tinggi dan sebagainya. Oleh karena itu, investor perlu memahami risiko dan potensi keuntungan dari produk derivatif serta memiliki strategi manajemen risiko yang tepat sebelum melakukan investasi pada produk derivatif. Beberapa kekurangan produk derivatif sebagai berikut: a. Risiko yang Tinggi: Produk derivatif merupakan instrumen investasi yang kompleks dan memiliki risiko yang tinggi. Hal ini terutama berlaku untuk produk derivatif yang menggunakan leverage tinggi, seperti kontrak berjangka (futures) dan opsi. Produk derivatif dapat mengalami fluktuasi harga yang signifikan dalam waktu yang singkat dan dapat menyebabkan kerugian besar untuk investor. b. Kompleksitas: Produk derivatif memerlukan pemahaman yang mendalam tentang berbagai istilah dan konsep yang terkait, seperti harga underlying asset, strike price, expiration date, dan volatilitas. Selain itu, produk derivatif seringkali memerlukan analisis teknikal yang rumit dan keahlian khusus dalam strategi perdagangan. c. Biaya yang Tinggi: Produk derivatif dapat melibatkan biaya yang tinggi, seperti biaya transaksi, biaya margin, dan biaya penyimpanan. Biaya ini dapat mengurangi potensi keuntungan investor dan memperbesar risiko kerugian. d. Terbatasnya Peluang Investasi: Produk derivatif hanya tersedia untuk aset yang diperdagangkan di pasar keuangan tertentu dan untuk investor dengan modal yang memadai. Hal ini dapat membatasi peluang investasi bagi investor yang ingin memperoleh diversifikasi portofolio dan keuntungan yang lebih besar. e. Risiko Counterparty: Produk derivatif memperkenalkan risiko counterparty, yaitu risiko bahwa pihak lawan transaksi tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Hal ini terutama berlaku untuk produk derivatif yang diperdagangkan di pasar over- the-counter (OTC). D. MANFAAT PRODUK DERIVATIF SEBAGAI ALAT UNTUK HEDGING DAN SPEKULASI. 1. Hedging (Lindung Nilai) Salah satu manfaat utama produk derivatif adalah sebagai alat untuk hedging atau lindung nilai. Hedging digunakan untuk melindungi aset dari risiko perubahan harga atau nilai tukar, sehingga dapat membantu investor mempertahankan keuntungan yang stabil atau mengurangi kerugian. Berikut adalah beberapa manfaat produk derivatif sebagai alat untuk hedging: 1. Melindungi Portofolio: Produk derivatif dapat digunakan untuk melindungi portofolio investor dari fluktuasi harga underlying asset. Misalnya, investor dapat membeli kontrak berjangka (futures) pada saham yang dimilikinya untuk melindungi portofolio dari penurunan harga saham tersebut. 2. Menjaga Stabilitas Pendapatan: Produk derivatif dapat digunakan untuk menjaga stabilitas pendapatan investor. Misalnya, perusahaan eksportir dapat menggunakan kontrak berjangka (futures) untuk mengunci harga valuta asing sehingga tidak terpengaruh oleh fluktuasi nilai tukar. 3. Mengurangi Risiko Bisnis: Produk derivatif dapat digunakan untuk mengurangi risiko bisnis. Misalnya, perusahaan pertanian dapat menggunakan kontrak berjangka (futures) untuk mengunci harga komoditas yang mereka hasilkan sehingga tidak terpengaruh oleh fluktuasi harga di pasar. 4. Mengoptimalkan Portofolio: Produk derivatif dapat digunakan untuk mengoptimalkan portofolio investor. Misalnya, investor dapat membeli opsi put pada saham yang dimilikinya untuk melindungi portofolio dari penurunan harga saham tersebut. Dengan menggunakan strategi ini, investor dapat memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham dan pada saat yang sama melindungi portofolio dari risiko penurunan harga. 5. Meningkatkan Fleksibilitas Investasi: Produk derivatif dapat memberikan fleksibilitas dalam investasi. Misalnya, investor dapat menggunakan opsi call untuk mendapatkan eksposur ke saham atau komoditas tertentu tanpa harus membeli underlying asset secara langsung. 6. Menjaga Likuiditas: Produk derivatif dapat meningkatkan likuiditas pasar karena memungkinkan investor untuk membeli atau menjual underlying asset tanpa harus memiliki underlying asset tersebut secara fisik. 2. Spekulasi Manfaat lain dari produk derivatif adalah sebagai alat untuk spekulasi atau memperoleh keuntungan yang tinggi dari perubahan harga aset yang mendasarinya. Investor dapat membeli kontrak derivatif seperti opsi atau kontrak berjangka (futures) dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dari fluktuasi harga aset dasar dalam waktu yang singkat. Spekulasi dapat memberikan keuntungan finansial yang signifikan, namun juga memiliki risiko yang tinggi. Misalnya, investor dapat membeli kontrak berjangka (futures) pada saham atau komoditas yang diharapkan akan mengalami kenaikan harga di masa depan. Berikut adalah beberapa manfaat produk derivatif sebagai alat untuk spekulasi: 1. Potensi Keuntungan yang Tinggi: Spekulasi pada produk derivatif dapat memberikan potensi keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan investasi konvensional. Hal ini dikarenakan produk derivatif dapat memungkinkan investor untuk membeli atau menjual underlying asset dengan nilai yang lebih tinggi atau lebih rendah dari harga pasar saat ini. 2. Akses ke Berbagai Pasar: Produk derivatif memungkinkan investor untuk mengambil posisi pada berbagai jenis pasar, seperti pasar saham, pasar mata uang, pasar komoditas, dan lain sebagainya. Hal ini memberikan fleksibilitas dan peluang investasi yang lebih luas bagi investor. 3. Leverage yang Tinggi: Produk derivatif juga memungkinkan investor untuk menggunakan leverage yang tinggi, yaitu meminjam modal untuk membeli atau menjual underlying asset. Dengan leverage yang tinggi, investor dapat memperbesar potensi keuntungan, namun juga meningkatkan risiko kerugian. 4. Likuiditas yang Tinggi: Produk derivatif memiliki likuiditas yang tinggi karena perdagangan dilakukan di pasar terorganisir dengan volume perdagangan yang besar. Hal ini memungkinkan investor untuk membeli atau menjual produk derivatif dengan cepat dan mudah. 5. Ketersediaan Instrumen Investasi: Produk derivatif memiliki berbagai jenis instrumen investasi, seperti kontrak berjangka (futures), opsi, swap, dan lain sebagainya. Hal ini memungkinkan investor untuk memilih instrumen yang sesuai dengan strategi dan tujuan investasinya.