Anda di halaman 1dari 10

RESUMAN TENTANG PRODUK INVESTASI DERIVATIF

Kelompok 5:

Moh.Rizalul Maulidhi (21383031122)

Imroatu Qonita (21383032028)

Tania Shita Shafira (21383032153)

Wiwin trisnawati (21383032061)

A. DEFINISI DAN CARA KERJA PRODUK DERIVATIF


Sekuritas derivatif merupakan salah satu instrumen keuangan yang
diperdagangkan di pasar modal Indonesia. Bahkan saat ini dengan semakin
banyaknya emiten yang menerbitkan dan mencatatkan sekuritas
derivatifnya di bursa efek (listing), menjadikan perdagangan sekuritas
derivatif semakin marak dan menarik para investor untuk ikut terjun dalam
transaksi jual beli sekuritas derivatif.
Sekuritas derivatif adalah suatu instrumen keuangan yang
merupakan turunan (derivative asset) dari instrumen utamanya (underlying
asset) baik efek yang bersifat penyertaan maupun hutang. Jadi produk
investasi derivatif ini merupakan jenis produk keuangan yang nilainya
berasal dari aset dasar lainnya seperti saham, obligasi, komoditas, atau
mata uang, tetapi tidak memiliki nilai intrinsik secara independen. Produk
ini digunakan untuk mengelola risiko atau untuk tujuan spekulatif, dan
biasanya diperdagangkan di bursa atau di pasar Over-The-Counter (OTC).
Berbeda dengan investasi pada sekurita utama seperti saham atau
obligasi yang mempunyai hak kepemilikan atas perusahaan memperoleh
pendapatan dividen serta mempunyai hak suara dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) karena adanya penyertaan modal atau hutang di
dalamnya, investasi sekuritas derivatif adalah sebaliknya karena
merupakan suatu kontrak yang memberikan hak pilihan bagi pemegangnya
untuk menjual atau membeli efek utamanya di masa mendatang. Artinya
pemegang sekuritas derivatif akan mendapatkan keuntungan apabila ia
membeli sekuritas derivatif maka ia mempunyai hak khusus membeli efek
utama dengan harga yang lebih murah, atau menjualnya pada pihak lain
dengan harga yang lebih tinggi.
Transaksi derivative adalah Suatu transaksi derivatif merupakan
sebuah perjanjian antara dua pihak yang dikenal sebagai counterparties
(pihak-pihak yang saling berhubungan). Dalam istilah umum, transaksi
derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran
pembayaran yang nilainya tergantung pada diturunkan dari nilai aset,
tingkat referensi atau indeks. Saat ini, transaksi derivatif terdiri dari
sejumlah acuan pokok (underlying) yaitu suku bunga (interest rate), kurs
tukar (currency), komoditas (commodity), ekuitas (equity) dan indeks
(index) lainnya. Mayoritas transaksi derivatif adalah produk-produk Over
the Counter (OTC) yaitu kontrak-kontrak yang dapat dinegosiasikan
secara pribadi dan ditawarkan langsung kepada pengguna akhir, sebagai
lawan dari kontrak-kontrak yang telah distandarisasi (futures) dan
diperjualbelikan di bursa. Menurut para dealer dan pengguna akhir (end
user) fungsi dari suatu transaksi derivatif adalah untuk melindungi nilai
(hedging) beberapa jenis risiko tertentu.
B. JENIS PRODUK DEREIVATIF
Produk derivatif yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia
secara umum terbagi menjadi enam macam yaitu sebagai berikut di bawah
ini:
1. Warran
Warrant merupakan instrumen turunan dari saham atau obligasi.
Warrant adalah salah suatu surat berharga yang dikeluarkan oleh
perusahan yang memberikan hak kepada pemegangnya, untuk
membeli saham perusahaan dengan harga tertentu selama periode
tertentu pula. Masa warrant biasanya adalah enam bulan atau lebih.
Dalam warrant akan disebutkan jumlah saham yang bisa dibeli, harga
eksekusi dan tanggal jatuh tempo. Harga Warrant tidak akan pernah
lebih besar daripada harga efek utamanya karena harganya tergantung
pada harga efek utamanya. Investasi warrant tidak memperoleh
dividen, dan tidak mempunyai hak suara dalam perusahaan karena
bukan pemegang saham perseroan. Biasanya warrant dijual bersamaan
dengan surat berharga lainnya, namun setelah memasuki pasar, maka
warrant diperdagangkan secara tersendiri.
2. Right
Right merupakan produk turunan dari saham. Kebijaksanaan right
merupakan upaya emiten atau pihak perusahaan yang menerbitkan
saham untuk menambah jumlah saham yang beredar, guna menambah
modal bagi perusahaan.
Right adalah hak yang diberikan kepada pemilik saham biasa
untuk membeli saham baru yang diterbitkan emiten. Hak dalam
instrumen right sering disebut dengan preemptive right, yaitu suatu
hak untuk menjaga proporsi kepemilikan saham bagi pemegang saham
lama di suatu perusahaan berkenaan dengan penerbitan saham yang
baru.
Ada dua tujuan Right: pertama, agar pemilik saham lama dapat
mempertahankan dan mengendalikan perusahaan. Kedua, mencegah
penurunan nilai kekayaan pemilik saham lama.
3. Option
Option merupakan instrumen keuangan derivatif paling menarik
dan banyak dikembangkan enam tahun belakangan ini. Option adalah
suatu efek yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli
atau menjual sejumlah aset tertentu dengan harga yang telah
ditetapkan pada waktu mendatang. Dalam penerbitannya, setiap
option memiliki dua pihak yang terkait yaitu writer (penulis) dan
holder (pemegang option). Dilihat dari jenisnya ada dua macam option
yaitu call option dan put option.
Call option atau option beli, memberikan hak kepada pemiliknya
untuk membeli aset pada harga tertentu yang disebut harga
penyerahan (exercise price atau strik price). Sebaliknya pada put
Option, pemegang option berhak untuk menjual saham aset tertentu
sesuai harga yang telah ditetapkan. Option fleksibilitasnya sangat
tinggi, jangkauan luas, dapat dikembangkan cakupannya serta sangat
menguntungkan.
Oleh karena itulah para investor banyak yang menyukainya dan
memilih option untuk investasi dibandingkan instrumen investasi
lainnya.
4. Future
Future adalah kontrak berjangka untuk membeli atau menjual
suatu aset dengan penyerahan dilakukan di masa mendatang dengan
harga pasar yang telah disepakati.
Future biasa digunakan untuk mengunci harga komoditas atau
meminimalisir fluktuasi harga barang. Dalam perkembangan
perdagangan future, aset atau komoditi yang bisa diperjualbelikan
tidak hanya terbatas pada komoditi pertanian dan pertambangan saja
tapi juga sudah mencakup aset finansial seperti valuta asing.
Oleh karena itulah sekarang berkembang beberapa macam future,
yaitu seperti future komoditi, future keuangan, future tingkat bunga,
serta future kurs mata uang asing. Mekanisme perdagangan future di
bursa dikenal dengan sistem marking to market sehingga future lebih
maksimal menghindari akumulasi kerugian perusahaan dari pada
forward. Salah satu pusat perdagangannya adalah central clearing
houses di Chicago Board of Trade, USA.
5. Forward
Forward barangkali merupakan instrumen keuangan derivatif
paling tua yang pertama kali berkembang di Chicago, USA sekitar
tahun 1970. Forward adalah kontrak jual beli aset tertentu dengan
harga yang telah ditetapkan dan transaksi dilakukan pada waktu
mendatang yang disepakati.
Forward pada dasarnya hampir sama dengan future.
Perbedaannya hanya pada mekanisme perdagangan. Forward lebih
sering, diterbitkan di pasar over the counter, sedangkan future
diperdagangkan di bursa. Forward tidak memakai sistem marking to
market, sedangkan future menggunakannya. Oleh karena tidak
memakai sistem marking to market ini.
Forward sangat rentan akan risiko akumulasi kerugian pada akhir
periode, lalu diluncurkanlah forward untuk mengurangi dan menutupi
kelemahan tersebut.
Forward secara umum terbagi dua yaitu, Forward purchased
adalah kontrak pembelian valuta asing dimuka yang terjadi antara
nasabah dengan bank devisa dan Forward rate agreement adalah
kontrak untuk menentukan besaran tingkat bunga simpanan
6. Swap
Swap adalah kontrak penukaran mata uang pada saat sekarang
dan waktu yang aka datang antara nasabah dengan bank devisa. Swap
atau Currency Swap adalah kontrak konversi kewajiban utang dalam
mata uang berbeda. Salah satu keuntungan swap adalah dapat
mengurangi risiko tingkat kurs mata uang asing dalam waktu yang
lama.
Dengan kata lain, Currency Swap dipakai sebagai suatu upaya
untuk restrukturisasi aset mata uang asing agar bisa mengurangi
kemungkinan terjadinya kerugian di masa yang akan datang. Ada dua
variasi dalam instrumen swap, yaitu:
a. Swap pertukaran aliran kas dengan penentuan waktu.
b. Swap pertukaran aliran kas dengan penentuan mata uang
berbeda.

Salah satu pusat perdagangan swap yang terkenal di dunia adalah


pasar Eurodollar di London, Inggris, dengan standar LIBOR atau
London Interbank Offering Rate, yaitu tingkat bunga antar bank di
London

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PRODUK DERIVATIF


1. Kelebihan Produk Derivatif
a. Potensi Keuntungan yang Tinggi: Produk derivatif dapat
memberikan potensi keuntungan yang tinggi karena investor dapat
mengambil posisi jangka pendek pada suatu aset. Dengan
demikian, produk derivatif memungkinkan investor untuk
memperoleh keuntungan dari perubahan harga aset dalam waktu
singkat. Produk derivatif juga dapat memberikan kesempatan untuk
mengambil posisi long atau short pada aset tertentu, sehingga
investor dapat mengambil keuntungan dari kenaikan atau
penurunan harga aset yang mendasarinya.
b. Kemampuan Melindungi Risiko: Produk derivatif dapat digunakan
untuk melindungi risiko seperti risiko harga atau nilai tukar, yang
dapat membantu investor untuk mempertahankan keuntungan yang
stabil atau mengurangi kerugian. Misalnya, investor dapat
menggunakan kontrak berjangka (futures) atau opsi untuk
melindungi risiko harga suatu aset tertentu, sehingga jika harga aset
tersebut turun, kerugian yang dialami oleh investor dapat
dikompensasi oleh keuntungan yang dihasilkan dari posisi derivatif
yang diambil.
c. Diversifikasi Portofolio: Produk derivatif dapat digunakan untuk
diversifikasi portofolio investor. Dengan menggunakan produk
derivatif, investor dapat memperoleh eksposur pada berbagai jenis
aset, termasuk saham, obligasi, mata uang, dan komoditas. Hal ini
dapat membantu mengurangi risiko portofolio dan meningkatkan
potensi keuntungan.
d. Likuiditas: Produk derivatif diperdagangkan di bursa atau pasar
over-the-counter (OTC), yang memberikan likuiditas tinggi untuk
investor yang ingin membeli atau menjual kontrak. Hal ini
memungkinkan investor untuk dengan mudah mengambil atau
menutup posisi derivatif mereka.
e. Leverage: Produk derivatif memungkinkan investor untuk
memperoleh leverage yang tinggi, yaitu kemampuan untuk
mengambil posisi besar dengan modal yang relatif kecil. Hal ini
dapat meningkatkan potensi keuntungan, meskipun juga
meningkatkan risiko kerugian.
f. Kemudahan Akses: Produk derivatif dapat diakses dengan mudah
oleh investor melalui perantara keuangan, termasuk perusahaan
sekuritas, bank, dan broker.
2. Kekurangan Produk Derivatif
Produk derivatif juga memiliki kekurangan sebagai instrumen
investasi, seperti risiko yang tinggi, kompleksitas, biaya yang tinggi
dan sebagainya. Oleh karena itu, investor perlu memahami risiko dan
potensi keuntungan dari produk derivatif serta memiliki strategi
manajemen risiko yang tepat sebelum melakukan investasi pada
produk derivatif. Beberapa kekurangan produk derivatif sebagai
berikut:
a. Risiko yang Tinggi: Produk derivatif merupakan instrumen
investasi yang kompleks dan memiliki risiko yang tinggi. Hal ini
terutama berlaku untuk produk derivatif yang menggunakan
leverage tinggi, seperti kontrak berjangka (futures) dan opsi.
Produk derivatif dapat mengalami fluktuasi harga yang signifikan
dalam waktu yang singkat dan dapat menyebabkan kerugian besar
untuk investor.
b. Kompleksitas: Produk derivatif memerlukan pemahaman yang
mendalam tentang berbagai istilah dan konsep yang terkait, seperti
harga underlying asset, strike price, expiration date, dan volatilitas.
Selain itu, produk derivatif seringkali memerlukan analisis teknikal
yang rumit dan keahlian khusus dalam strategi perdagangan.
c. Biaya yang Tinggi: Produk derivatif dapat melibatkan biaya yang
tinggi, seperti biaya transaksi, biaya margin, dan biaya
penyimpanan. Biaya ini dapat mengurangi potensi keuntungan
investor dan memperbesar risiko kerugian.
d. Terbatasnya Peluang Investasi: Produk derivatif hanya tersedia
untuk aset yang diperdagangkan di pasar keuangan tertentu dan
untuk investor dengan modal yang memadai. Hal ini dapat
membatasi peluang investasi bagi investor yang ingin memperoleh
diversifikasi portofolio dan keuntungan yang lebih besar.
e. Risiko Counterparty: Produk derivatif memperkenalkan risiko
counterparty, yaitu risiko bahwa pihak lawan transaksi tidak dapat
memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Hal ini terutama
berlaku untuk produk derivatif yang diperdagangkan di pasar over-
the-counter (OTC).
D. MANFAAT PRODUK DERIVATIF SEBAGAI ALAT UNTUK
HEDGING DAN SPEKULASI.
1. Hedging (Lindung Nilai)
Salah satu manfaat utama produk derivatif adalah sebagai alat untuk
hedging atau lindung nilai. Hedging digunakan untuk melindungi aset
dari risiko perubahan harga atau nilai tukar, sehingga dapat membantu
investor mempertahankan keuntungan yang stabil atau mengurangi
kerugian. Berikut adalah beberapa manfaat produk derivatif sebagai
alat untuk hedging:
1. Melindungi Portofolio: Produk derivatif dapat digunakan untuk
melindungi portofolio investor dari fluktuasi harga underlying
asset. Misalnya, investor dapat membeli kontrak berjangka
(futures) pada saham yang dimilikinya untuk melindungi portofolio
dari penurunan harga saham tersebut.
2. Menjaga Stabilitas Pendapatan: Produk derivatif dapat digunakan
untuk menjaga stabilitas pendapatan investor. Misalnya,
perusahaan eksportir dapat menggunakan kontrak berjangka
(futures) untuk mengunci harga valuta asing sehingga tidak
terpengaruh oleh fluktuasi nilai tukar.
3. Mengurangi Risiko Bisnis: Produk derivatif dapat digunakan untuk
mengurangi risiko bisnis. Misalnya, perusahaan pertanian dapat
menggunakan kontrak berjangka (futures) untuk mengunci harga
komoditas yang mereka hasilkan sehingga tidak terpengaruh oleh
fluktuasi harga di pasar.
4. Mengoptimalkan Portofolio: Produk derivatif dapat digunakan
untuk mengoptimalkan portofolio investor. Misalnya, investor
dapat membeli opsi put pada saham yang dimilikinya untuk
melindungi portofolio dari penurunan harga saham tersebut.
Dengan menggunakan strategi ini, investor dapat memperoleh
keuntungan dari kenaikan harga saham dan pada saat yang sama
melindungi portofolio dari risiko penurunan harga.
5. Meningkatkan Fleksibilitas Investasi: Produk derivatif dapat
memberikan fleksibilitas dalam investasi. Misalnya, investor dapat
menggunakan opsi call untuk mendapatkan eksposur ke saham atau
komoditas tertentu tanpa harus membeli underlying asset secara
langsung.
6. Menjaga Likuiditas: Produk derivatif dapat meningkatkan
likuiditas pasar karena memungkinkan investor untuk membeli
atau menjual underlying asset tanpa harus memiliki underlying
asset tersebut secara fisik.
2. Spekulasi
Manfaat lain dari produk derivatif adalah sebagai alat untuk spekulasi
atau memperoleh keuntungan yang tinggi dari perubahan harga aset
yang mendasarinya. Investor dapat membeli kontrak derivatif seperti
opsi atau kontrak berjangka (futures) dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan dari fluktuasi harga aset dasar dalam waktu yang singkat.
Spekulasi dapat memberikan keuntungan finansial yang signifikan,
namun juga memiliki risiko yang tinggi. Misalnya, investor dapat
membeli kontrak berjangka (futures) pada saham atau komoditas yang
diharapkan akan mengalami kenaikan harga di masa depan. Berikut
adalah beberapa manfaat produk derivatif sebagai alat untuk spekulasi:
1. Potensi Keuntungan yang Tinggi: Spekulasi pada produk derivatif
dapat memberikan potensi keuntungan yang lebih besar
dibandingkan dengan investasi konvensional. Hal ini dikarenakan
produk derivatif dapat memungkinkan investor untuk membeli atau
menjual underlying asset dengan nilai yang lebih tinggi atau lebih
rendah dari harga pasar saat ini.
2. Akses ke Berbagai Pasar: Produk derivatif memungkinkan investor
untuk mengambil posisi pada berbagai jenis pasar, seperti pasar
saham, pasar mata uang, pasar komoditas, dan lain sebagainya. Hal
ini memberikan fleksibilitas dan peluang investasi yang lebih luas
bagi investor.
3. Leverage yang Tinggi: Produk derivatif juga memungkinkan
investor untuk menggunakan leverage yang tinggi, yaitu meminjam
modal untuk membeli atau menjual underlying asset. Dengan
leverage yang tinggi, investor dapat memperbesar potensi
keuntungan, namun juga meningkatkan risiko kerugian.
4. Likuiditas yang Tinggi: Produk derivatif memiliki likuiditas yang
tinggi karena perdagangan dilakukan di pasar terorganisir dengan
volume perdagangan yang besar. Hal ini memungkinkan investor
untuk membeli atau menjual produk derivatif dengan cepat dan
mudah.
5. Ketersediaan Instrumen Investasi: Produk derivatif memiliki
berbagai jenis instrumen investasi, seperti kontrak berjangka
(futures), opsi, swap, dan lain sebagainya. Hal ini memungkinkan
investor untuk memilih instrumen yang sesuai dengan strategi dan
tujuan investasinya.

Anda mungkin juga menyukai