Anda di halaman 1dari 6

Instrumen Derivatif

Muhammad Alwi Rajab. – A012231031

Pendahuluan

Setelah krisis moneter yang dialami Indonesia sedikit mereda, pasar modal dan pasar

uang mulai bergerak cukup dinamis seiring dengan meningkatnya aliran dana yang masuk

ke negeri ini. Perkembangan ini memacu para investor dan pelaku pasar untuk lebih berhati-

hati dan selektif dalam memilih dan menanamkan uangnya pada instrumen-instrumen

investasi di pasar modal dan pasar uang. Saham dan obligasi sebagai instrumen yang paling

populer di pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi bagi para investor. Untuk

menghimpun dana masyarakat, pemerintah Indonesia juga menawarkan obligasi jangka

panjang. Sedangkan instrumen pasar uang yang cenderung berjangka waktu pendek terdapat

Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan surat berharga lainnya seperti commercial paper.

Dalam hal investasi, para investor menginginkan tingkat pengembalian tertentu atas

sejumlah risiko tertentu yang ditanggungnya. Saham umumnya menawarkan tingkat

pengembalian yang relatif lebih tinggi daripada obligasi. Pada return yang tinggi ini juga

melekat adanya tingkat risiko yang relatif tinggi, dimana untuk saham tidak terdapat adanya

janji pembayaran dividen setiap periode dan harga yang relatif ditentukan oleh pergerakan

pasar modal. Investor yang risk-averse, atau tidak menyukai risiko, cenderung lebih

suka berinvestasi di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang menjanjikan tingkat risiko

dan pengembalian yang relatif lebih rendah. Di negara Amerika Serikat telah dikumpulkan

data menyangkut perbandingan tingkat pengembalian dan tingkat risiko rata-rata

berbagai instrumen keuangan dari tahun 1926 sampai dengan tahun 1996.
Pengertian Derivatif

Dalam dunia keuangan derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian

penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan dari produk induk yang menjadi acuan

pokok dimana para pelaku pasarnya tidak memperdagangkan atau menukarkan secara

fisik suatu aset tetapi saling mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai di masa yang akan

datang. Untuk mengantisipasi kerugian yang besar di masa yang akan datang, biasanya

investor menggunakan sekuritas derivatif. Transaksi derivatif merupakan salah satu

instrument keuangan yang dipergunakan untuk mengurangi resiko. Perdagangan derivatif

merupakan suatu kegiatan yang melibatkan produk turunan. Derivatif termasuk warrants,

opsi, rights, kontrak berjangka, dan sebagainya yang ada hubungan atau keterkaitannya dari

sekuritas yang mendasari nilai atau harga surat berharga derivatif tersebut. Derivatif juga

dapat mengacu pada berbagai jenis asset seperti komoditas, saham, obligasi, suku bunga,

nilai tukar mata uang dan indeks. Derivatif digunakan oleh manajemen investasi, perusahaan,

lembaga keuangan seperti bank, dan investor untuk mengelola posisi yang mereka miliki

terhadap resiko dari pergerakan harga saham dan komoditas, suku bunga, nilai tukar mata

uang asing tanpa mempengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya.

Jenis Instrumen Derivatif

Dalam dunia keuangan derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian

penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan dari produk induk yang menjadi acuan

pokok dimana para pelaku pasarnya tidak memperdagangkan atau menukarkan secara

fisik suatu aset tetapi saling mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai di masa yang akan

datang. Untuk mengantisipasi kerugian yang besar di masa yang akan datang, biasanya

investor menggunakan sekuritas derivatif. Transaksi derivatif merupakan salah satu

instrument keuangan yang dipergunakan untuk mengurangi resiko. Perdagangan derivatif

merupakan suatu kegiatan yang melibatkan produk turunan. Derivatif termasuk warrants,
opsi, rights, kontrak berjangka, dan sebagainya yang ada hubungan atau keterkaitannya dari

sekuritas yang mendasari nilai atau harga surat berharga derivatif tersebut. Derivatif juga

dapat mengacu pada berbagai jenis asset seperti komoditas, saham, obligasi, suku bunga,

nilai tukar mata uang dan indeks. Derivatif digunakan oleh manajemen investasi, perusahaan,

lembaga keuangan seperti bank, dan investor untuk mengelola posisi yang mereka miliki

terhadap resiko dari pergerakan harga saham dan komoditas, suku bunga, nilai tukar mata

uang asing tanpa mempengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya.

1. Kontrak Berjangka

Ada beberapa karakteristik kontrak berjangka. Berikut adalah karakteristik (ciri-ciri)

Kontrak Berjangka Menurut Saihaan (2008):

1. Perlu transfer tunai pada awal transfer. Transfer tunai sebagai jaminan (margin).

2. Transfer tunai harus dilakukan setiap hari.

3. Resiko kredit sangat kecil.

4. Kontrak yang disesuaikan dengan kebutuhan dua pihak tidak tersedia. Kontrak yang

tersedia terutama untuk jangka pendek (paling lama satu tahun).

5. Pasar lebih aktif dibandingkan pasar forward, untuk kontrak-kontrak tertentu.

6. Posisi semula dapat ditutup atau dibalik dengan mudah dan cepat.

Di dalam transaksi kontrak berjangka, tidak ada aktiva yang dibeli atau dijual ketika

dua pihak menandatangani atau menyepakati kontrak melainkan kedua pihak hanya

bersepakat untuk melakukan transaksi pada tanggal tertentu di masa yang akan datang.

Kontrak berjangka hampir sama dengan kontrak penyerahan kemudian. Perbedaan yang

membedakan antara kontrak berjangka dengan kontrak penyerahan kemudian adalah

kontrak berjangka diperdagangkan di bursa yang terorganisir.

Sedangkan kontrak penyerahan kemudian diperdagangkan di luar bursa atau over

the counter market (OTC). Pada kontrak berjangka terdapat rangkaian tanggal penyerahan
sedangkan pada kontrak penyerahan kemudian terdapat tanggal khusus penyerahan

tunggal. Pada kontrak berjangka, kontrak ditutup sebelum hari jatuh tempo sedangkan

kontrak berjangka ditutup pada saat penetapan atau penutupan kas. Di dalam kontrak

berjangka tiap hari terdapat penetapan kas sedangkan pada kontrak penyerahan kemudian

tidak ada. Ada beberapa tujuan dari kontrak berjangka, yaitu:

1. instrument hedging adalah untuk melindungi aktiva atau portofolio dari kemerosotan nilai

karena perubahan harga.

2. Spekulasi adalah biasanya dilakukan oleh para speculator. Para speculator mengambil

posisi short selling di pasar berjangka.

3. Arbitrase adalah suatu tindakan mengambil keuntungan dengan memanfaatkan perbedaan

antara satu aset acuan dan aset acuan lainnya.

2. Forward contract
“Kontrak penyerahan kemudian (forward contracts) adalah perjanjian antara dua

pihak, salah satu pihak diwajibkan (diharuskan) menyerahkan sejumlah tertentu (contract size)

dari aktiva tertentu (deliverable item) pada tanggal tertentu yang akan datang (settlement

date) dan pihak lainnya wajib membayar sesuai dengan jumlah tertentu yang disebut

invoice amount yang dikenakan atas aktiva pada tanggal penyerahan” (h. 134). Tujuan

kontrak penyerahan kemudian adalah untuk melindungi kedua belah pihak dari fluktuasi nilai

aktiva yang mungkin terjadi selama kurun waktu tertentu yaitu sejak kontrak

ditandatangani hingga penyerahan atau pembayaran dilakukan.

3. Kontrak Opsi
“Options adalah kontrak resmi yang memberikan hak (tanpa adanya kewajiban untuk

membeli atau menjual suatu aset, pada harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.

Kontrak opsi pada dasarnya dibedakan atas dua macam, yaitu calls sebagai hak beli dan puts

sebagai hak jual. Ditinjau dari cara melakukan exercise sebuah opsi terdapat dua macam
gaya. Gaya opsi tersebut yaitu, gaya Eropa dan gaya Amerika. Opsi Eropa dapat di

exercise hanya persis pada tanggal jatuh tempo, sedangkan Opsi Amerika Serikat dapat di

exercise kapan saja sepanjang hidup opsi atau selama opsi belum jatuh tempo maupun

persis pada tanggal jatuh tempo. Opsi dapat dikelompokkan menjadi:

° Warrants

Waran adalah hak untuk membeli saham baru pada harga dan waktu tertentu.
Harga pelaksanaan waran jauh lebih tinggi daripada harga saham. Selama harga
waran masih dibawah harga pelaksanaan, pemegang waran tidak akan
menukarkannya dengan saham. Pemegang waran tidak akan mengalami kerugian
karena waran diterima secara gratis dan hanya membayar pada saat akan
ditukarkan dengan saham. Warrants diterbitkan oleh emiten (perusahaan).

° Rights

Rights adalah hak pemegang saham lama untuk membeli terlebih dahulu (preemptive
rights) saham baru pada harga tertentu dalam waktu kurang dari enam bulan. Harga
tertentu yang dimaksud adalah harga yang ditetapkan di muka, yang besarnya di
bawah harga pasar saat diterbitkan, harga ini. Apabila harga tebusan atau harga
pelaksanaan diatas harga pasar, maka tidak akan ada yang menukarkan rights
dengan saham karena investor dapat membeli saham dengan harga yang lebih murah
di pasar.

4. Kontrak Swap

Swap adalah kesepakatan antara dua pihak (perusahaan) untuk saling mempertukarkan

arus kas di masa tertentu (selama kurun waktu tertentu) yang akan datang. Pada swap, di

dalam kesepakatan ditentukan secara spesifik tanggal pembayaran tunai dan cara menghitung

jumlah tunai yang akan saling dipertukarkan (dibarterkan) masing-masing pihak. Biasanya

di dalam perhitungan telah dipertimbangkan/diperhitungkan nilai yang akan datang tingkat

suku bunga, kurs mata uang, dan variabel-variabel lainnya yang relevan.
Kesimpulan

Dengan demikian, instrumen derivatif merupakan kontrak keuangan yang nilainya


diturunkan dari perubahan harga atau nilai aset acuan. Jenis-jenis instrumen derivatif
melibatkan perjanjian seperti kontrak berjangka, kontrak forward, opsi, swap, dan obligasi
opsi. Instrumen ini memberikan peluang bagi perusahaan dan investor untuk melindungi
risiko, berspekulasi, atau menciptakan peluang investasi. Meskipun dapat memberikan
manfaat signifikan dalam manajemen risiko dan strategi investasi, penggunaan instrumen
derivatif juga melibatkan risiko yang signifikan. Oleh karena itu, pemahaman yang baik
tentang pasar keuangan, tujuan investasi, dan manajemen risiko sangat penting bagi pihak
yang menggunakan instrumen derivatif. Kesadaran akan risiko dan kemampuan untuk
mengelolanya menjadi kunci dalam penerapan instrumen derivatif secara efektif dan
bertanggung jawab.

Daftar Pustaka

Arditti, Fred D (1996). Derivatives: A Comprehensive Resources for Options, Futures,


Interest Rate Swaps, and Mortgage Securities, Boston, Harvard Business School Press.

Anda mungkin juga menyukai