Anda di halaman 1dari 4

JENIS DAN CONTOH DERIVATIF

Jenis kontrak derivative berdasarkan Variabel utama penetapan harga penyelesaian (variabel yang
mendasari)

Kontrak Variabel yang Mendasari


Interest rate swap Suku bunga indeks kredit

Currency swap (foreign exhange swap) Kurs mata uang

Commodity swap komoditas

Equity swap Harga ekuitas (ekuitas entitas lain)

Credit swap Harga Peringkat kredit, atau harga kredit

Total return swap Total nilai wajar dari aset dan suku bunga
referensi
Purchased or written treasury bond option (call Suku bunga
or put)
Purchased or written currency option (call or put) Kurs mata uang
Purchased or written commodity option (call or Harga komoditas
put)
Purchased or written stock option (call or put) Harga ekuitas (ekuitas entitas lain)
Interest rate futures linked to government debt Suku bunga
Currency futures Kurs mata uang
Commodity futures Harga komoditas
Interest rate forward linked to government debt Suku bunga
(treasury forward)
Currency forward Kurs mata uang
Commodity forward Harga komoditas
Equity forward Harga ekuitas (ekuitas entitas lain)

Jenis Instrumen Derivatif


Derivatif dikelompokkan berdasarkan dari aktiva yang dijadikan sebagai induk. Induk instrumen
derivatif adalah berbagai macam aktiva keuangan seperti saham dan obligasi, berbagai macam
komoditi, dan berbagai macam indeks. Semua instrumen derivatif adalah kontrak antara dua pihak
pembeli dan penjual yang di dalam kontraknya berbagai hal telah disepakati bersama sekarang,
tetapi realisasinya atau pelaksanaan hal tersebut adalah nanti pada tanggal tertentu di masa yang
akan datang (dalam kurun waktu di masa yang akan datang). Derivatif menurut Siahaan (2008) juga
dapat dikelompokkan atas forwards contract, futures contarct, options contracts, swap contracts,
atau kombinasi dari beberapa kontrak sekaligus.Instrumen derivatif yang diperdagangkan sangat
luas. Berikut adalah berbagai macam instrumen derivatif, yaitu:
1. Kontrak Berjangka
Biasanya kontrak berjangka diatur atau diorganisir oleh sebuah bursa. Kontrak berjangka
sebagai instrumen derivatif diperdagangkan di berbagai bursa di negara barat maupun timur.
Kontrak berjangka biasanya dipergunakan untuk memastikan harga- harga di masa yang akan
datang. Hull (2006) menyatakan, “A future contract is an agreement between two parties to buy or
to sell an asset at a certain time in the future for a certain price” (p.6). Definisi tersebut memberikan
pengertian bahwa kontrak berjangka merupakan sebuah kesepakatan antara dua bagian untuk
membeli atau menjual aset tertentu pada harga tertentu dalam kurun waktu tertentu di masa yang
akan datang.
Seperti yang telah dibahas diatas, penulis akan membahas kontrak berjangka lebih rinci. Ada
beberapa karakteristik kontrak berjangka. Berikut adalah karakteristik (ciri-ciri) kontrak berjangka
menurut Siahaan (2008):
1. Perlu transfer tunai pada awal transfer. Transfer tunai sebagai jaminan (margin).
2. Transfer tunai harus dilakukan setiap hari.
3. Resiko kredit sangat kecil.
4. Kontrak yang disesuaikan dengan kebutuhan dua pihak tidak tersedia.
5. Kontrak yang tersedia terutama untuk jangka pendek (paling lama satu tahun).
6. Pasar lebih aktif dibandingkan pasar forward, untuk kontrak-kontrak tertentu.
7. Posisi semula dapat ditutup atau dibalik dengan mudah dan cepat.

Kontrak berjangka bergerak naik turun setiap hari menurut pergerakan pasar. Harga kontrak
dan rekening pemilik kontrak berjangka disesuaikan setiap hari karena harga kontrak pada waktu
yang akan datang berubah. Oleh karena itu, setelmen secara tunai antara pembeli dan penjual
dilakukan setiap hari karena proses pergerakan harga, sebagai contoh keuntungan dan kerugian
harus direalisir setiap hari. Transaksi kontrak berjangka dilakukan pada bursa resmi melalui sistem
kliring. Pada kontrak berjangka syarat-syarat dalam kontrak (seperti jumlah, kualitas, tanggal
pengiriman, dan sebagainya) sangat baku.
Di dalam transaksi kontrak berjangka, tidak ada aktiva yang dibeli atau dijual ketika dua pihak
menandatangani atau menyepakati kontrak melainkan kedua pihak hanya bersepakat untuk
melakukan transaksi pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena tidak aktiva yang
dibeli pada saat dilakukan kontrak, maka tidak perlu meminjam uang dari pialang untuk
membayarnya tetapi kedua pihak wajib untuk menyerah pinjaman bukan sebagai uang muka untuk
membeli suatu aktiva akan tetapi kedua belah pihak membutuhkan jaminan bahwa kontrak akan
dipatuhi atau bahwa semua pihak menghormati kewajibannya untuk melaksanakan kontrak sesuai
dengan ketentuan yang disepakati.
Pada kontrak berjangka, laba rugi diselesaikan setiap hari dan aliran kas terjadi secara harian.
Di dalam kontrak berjangka, untuk memulai suatu transaksi, pihak-pihak yang akan melakukan
transaksi dalam kontrak berjangka harus menyetor uang jaminan yang sering disebut dengan istilah
margin. Kontrak berjangka biasanya dipergunakan oleh investor untuk memastikan kenaikan harga
aktiva induk di masa yang akan datang tidak merugikan para investor tersebut. Dalam kontrak
berjangka harga dari kontrak berjangka dengan harga spot akan semakin mendekati sama pada saat
kontrak berjangka semakin dekat dengan tanggal jatuh tempo kontrak dan pada akhirnya harga dari
kontrak berjangka dan harga spot akan menjadi sama.
Kontrak berjangka hampir sama dengan kontrak penyerahan kemudian. Perbedaan yang
membedakan antara kontrak berjangka dengan kontrak penyerahan kemudian adalah kontrak
berjangka diperdagangkan di bursa yang terorganisir sedangkan kontrak penyerahan kemudian
diperdagangkan di luar bursa atau over the counter market (OTC). Pada kontrak berjangka terdapat
rangkaian tanggal penyerahan sedangkan pada kontrak penyerahan kemudian terdapat tanggal
khusus penyerahan tunggal. Pada kontrak berjangka, kontrak ditutup sebelum hari jatuh tempo
sedangkan kontrak berjangka ditutup pada saat penetapan atau penutupan kas. Di dalam kontrak
berjangka tiap hari terdapat penetapan kas sedangkan pada kontrak penyerahan kemudian tidak
ada. Ada beberapa tujuan dari kontrak berjangka, yang pertama adalah untuk melindungi aktiva
atau portofolio dari kemerosotan nilai karena perubahan harga. Hal ini dilakukan oleh hedgers. Yang
kedua adalah untuk mendapatkan keuntungan tanpa resiko yang dilakukan dengan cara membeli
atau menjual aktiva yang sama di pasar yang berbeda. Cara ini dinamakan dengan arbitrase. Yang
ketiga adalah untuk mendapatkan keuntungan dari spekulasi. Hal ini biasanya dilakukan oleh para
speculator. Para spekulator mengambil posisi short selling di pasar berjangka dan bersedia untuk
menerima resiko yang lebih tinggi tetapi mengharapkan mendapatkan keuntungan yang lebih
besar.

2. Kontrak Penyerahan Kemudian

Siahaan (2008) mendefinisikan, “Kontrak penyerahan kemudian (forward contracts) adalah


perjanjian antara dua pihak, salah satu pihak diwajibkan (diharuskan)menyerahkan sejumlah
tertentu (contract size) dari aktiva tertentu (deliverable item) pada tanggal tertentu yang akan datang
(settlement date) dan pihak lainnya wajib membayar sesuai dengan jumlah tertentu yang disebut
invoice amount yang dikenakan atas aktiva pada tanggal penyerahan” (h. 134). Tujuan kontrak
penyerahan kemudian adalah untuk melindungi kedua belah pihak dari fluktuasi nilai aktiva yang
mungkin terjadi selama kurun waktu tertentu yaitu sejak kontrak ditandatangani hingga penyerahan
atau pembayaran dilakukan.

3. Kontrak opsi
Karnadjaja, Ong, WIjaya, Tanujaya, dan Effendi (2008) mendefinisikan, “Options adalah
kontrak resmi yang memberikan hak (tanpa adanya kewajiban untuk membeli atau menjual suatu
aset, pada harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu” (h. 70). Opsi memberikan hak untuk
membeli atau menjual sebuah financial selama periode tertentu. Kontrak opsi pada dasarnya
dibedakan atas dua macam, yaitu calls sebagai hak beli dan puts sebagai hak jual. Ditinjau dari cara
melakukan exercise sebuah opsi terdapat dua macam gaya. Gaya opsi tersebut yaitu, gaya Eropa dan
gaya Amerika. Opsi Eropa dapat di exercise hanya persis pada tanggal jatuh tempo, sedangkan Opsi
Amerika Serikat dapat di exercise kapan saja sepanjang hidup opsi atau selama opsi belum jatuh
tempo maupun persis pada tanggal jatuh tempo. Opsi dapat dikelompokkan menjadi:
° Warrants
Samsul (2006) mendefinisikan, “Waran adalah hak untuk membeli saham baru pada harga dan
waktu tertentu” (h. 85). Harga pelaksanaan waran jauh lebih tinggi daripada harga saham.
Selama harga waran masih dibawah harga pelaksanaan, pemegang waran tidak akan
menukarkannya dengan saham. Pemegang waran tidak akan mengalami kerugian karena
waran diterima secara gratis dan hanya membayarpada saat akan ditukarkan dengan saham.
Warrants diterbitkan oleh emiten (perusahaan).
° Rights
Samsul (2006) mendefinisikan, “rights adalah hak pemegang saham lama untuk membeli
terlebih dahulu (preemptive rights) saham baru pada harga tertentu dalam waktu kurang dari
enam bulan” (h. 84). Harga tertentu yang dimaksud adalah harga yang ditetapkan di muka, yang
besarnya di bawah harga pasar saat diterbitkan, harga ini. Apabila harga tebusan atau harga
pelaksanaan diatas harga pasar, maka tidak akan ada yang menukarkan rights dengan saham
karena investor dapat membeli saham dengan harga yang lebih murah di pasar.

4. Kontrak Swap
Menurut Siahaan (2008), “Swap adalah kesepakatan antara dua pihak (perusahaan) untuk
saling mempertukarkan arus kas di masa tertentu (selama kurun waktu tertentu) yang akan datang”
(h. 13). Pada swap, di dalam kesepakatan ditentukan secara spesifik tanggal pembayaran tunai dan
cara menghitung jumlah tunai yang akan saling dipertukarkan (dibarterkan) masing-masing pihak.
Biasanya di dalam perhitungan telah dipertimbangkan/diperhitungkan nilai yang akan datang
tingkat suku bunga, kurs mata uang, dan variabel-variabel lainnya yang relevan.

Anda mungkin juga menyukai