Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 2

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 2

NAMA : WIBISONO SUDIRMAN

NIM : 031200805

KELAS :-

UPBJJ UT : TANJUNGPINANG

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TERBUKA
1. 1. Kontrak Forward

Kontrak forward adalah suatu kontrak di mana kedua belah pihak yaitu pembeli dan penjual
bernegosiasi dan menandatangani kontrak tertulis yang berisi kesanggupan kedua belah pihak untuk
memperjualbelikan suatu komoditi atau aset tertentu (dalam jumlah dan kualitas tertentu), pada
tingkat harga tertentu di kemudian hari. Mekanisme ini ditujukan untuk mengurangi risiko
ketidakpastian harga komoditi atau aset tertentu di masa datang. Instrumen forward merupakan
instrumen keuangan derivatif yang paling tua. Kontrak forward berbeda dengan kontrak spot dalam
hal penyerahan barangnya. Kontrak spot memiliki arti harga berlaku saat ini dan penyerahan barang
dilakukan pada saat ini juga sedangkan dalam kontrak forward harga ditetapkan saat ini tetapi
penyerahan barang dilakukan pada masa mendatang.

Jenis-jenis Kontrak Forward adalah sebagai berikut ini.

a) Currency Forward Contract

Dalam currency forward contract, maka suatu pihak wajib untuk membeli atau menjual mata uang
tertentu dengan nilai tukar tertentu, dalam jumlah tertentu, di tanggal yang sudah ditentukan di
masa depan.

Misalnya, perusahaan A (AS) punya piutang dari perusahaan B di Jepang sebesar 5 juta yen dalam
waktu 2 bulan mendatang. Tentunya ia tidak ingin nilai tukar yen merosot terhadap dollar, karena
jika demikian maka piutang yang diperolehnya jadi lebih rendah. Misalnya rate yang digunakan
dalam kontrak adalah sebesar 90 yen per dollar, maka perusahaan A memperoleh kepastian untuk
memperoleh cash flow sebesar 5 juta/90 yen = $55,555 di masa depan. Jika di masa depan ternyata
yen merosot jadi 100 yen per dollar, maka perusahaan A tetap dapat menukar 5 juta yen yang
diperolehnya dengan rate 90 yen per dollar.

b) Equity Forward Contract

Dalam equity forward contract, maka suatu pihak wajib membeli atau menjual instrumen ekuitas
ataupun indeks saham pada waktu tertentu di masa depan. Jenis kontraknya bisa saham tertentu,
portfolio maupun indeks.

Contoh dari equity forward contract ini adalah program share buyback yang sering terjadi di pasar
modal. Pada program ini, satu pihak berjanji untuk membeli kembali saham tertentu dengan jumlah
tertentu, pada harga tertentu di masa depan. Positifnya, ini mengantisipasi kenaikan harga di masa
depan, dan memberikan kepastian mengenai arus kas. Namun, jika harga merosot maka karena
terikat kontrak pihak tersebut mungkin akan terpaksa membeli di atas harga pasar.

c) Commodity Forward Contract

Commodity forward contract adalah kontrak dengan underlying asset berupa komoditas seperti
minyak, emas, jagung, dan lainnya. Kontrak ini memungkinkan suatu pihak untuk membeli atau
menjual komoditas dengan harga tertentu di masa depan. Jadi, kontrak ini mengantisipasi terjadinya
perubahan harga di masa depan. Untuk produsen, kontrak ini bermanfaat dalam mengurangi risiko
jika harga komoditas menguat di masa depan.

d) Bond Forward Contract

Bond forward contract hampir serupa dengan equity forward contract, hanya saja obligasi punya
jatuh tempo, sehingga kontrak forward pasti kadaluarsanya sebelum tanggal jatuh tempo. Obligasi
yang umum dijadikan bond forward adalah T-bills yang dikeluarkan Depkeu AS. Pada kontrak ini,
satu pihak sepakat untuk membeli T-bills pada harga yang telah dipatok saat ini, pada masa depan,
sebelum tanggal jatuh tempo T-bills tersebut.

e) Interest Rate Forward Contract

Interest Rate Forward contract disebut juga dengan Forward Rate Agreement (FRA) dimana
underlying assets berupa pembayaran bunga dalam mata uang tertentu. Jadi, dalam FRA ini
merupakan kesepakatan untuk meminjamkan atau meminjam dana tertentu secara fixed rate.

2. Kontrak Futures

Sejarah dan Prinsip-prinsip dalam Kontrak Futures

Latar belakang munculnya kontrak futures bisa dijelaskan dengan teori evolusi pasar. Bentuk
perdagangan pertama kali adalah barter. Kemudian seiring dengan kemajuan teknologi produksi dan
transportasi memunculkan pusat-pusat perdagangan sebagai tempat bertemunya pembeli dan
penjual. Seringkali kendala komunikasi dan transportasi yang belum memadai di antara pembeli dan
penjual menyebabkan munculnya hambatan-hambatan dalam perdagangan yang mengakibatkan
barang yang diproduksi disimpan terlalu lama sehingga menjadi rusak ataupun harganya menjadi
sangat rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut, dibuatlah suatu mekanisme perdagangan dengan
menggunakan instrumen yang disebut kontrak forward. Namun, permasalahan yang muncul
selanjutnya terkait dengan kontrak forward ini adalah masalah likuiditas dari kontrak forward itu
sendiri. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut, kontrak forward ini banyak
diperjualbelikan di pasar yang terorganisir sebagai bentuk sekuritas berharga yang bisa
diperjualbelikan, di mana sudah memuat spesifikasi komoditi yang sudah terstandardisasi dan
terjamin mutunya. Bentuk perdagangan kontrak forward yang sudah memenuhi standar yang
ditetapkan, melalui mekanisme pasar yang terorganisir ini selanjutnya menimbulkan bentuk
sekuritas derivatif baru yang disebut sebagai kontrak futures.

Pengertian Futures

Kontrak futures merupakan perjanjian antara pembeli dan penjual yang berisi hal-hal berikut ini.
1. Pembeli futures setuju untuk membeli sesuatu (suatu komoditi atau aset tertentu) dari
penjual futures, dalam jumlah tertentu, dengan harga tertentu, dan pada batas waktu yang
ditentukan dalam kontrak.

2. Penjual futures setuju untuk menjual suatu komoditi atau aset tertentu kepada pembeli
futures, dalam jumlah tertentu, dengan harga tertentu, dan pada batas waktu yang
ditentukan dalam kontrak.

Jadi, kontrak futures adalah suatu kesepakatan kontrak tertulis antara dua pihak (pembeli dan
penjual) untuk melakukan dan menerima penyerahan sejumlah aset atau komoditi dalam jumlah,
harga, dan batas waktu tertentu.

Dalam kontrak futures, ada beberapa istilah penting yang perlu diperhatikan antara lain sebagai
berikut ini.

1. Sesuatu (komoditi atau aset) yang disetujui kedua pihak untuk dipertukarkan disebut dengan
underlying asset.

2. Tanggal yang ditetapkan untuk melakukan transaksi disebut dengan settlement date atau
delivery date.

3. Harga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang berkepentingan untuk melakukan
transaksi disebut dengan futures price.

4. Pihak yang menyetujui kontrak untuk membeli aset yang menjadi patokan di kemudian hari
disebut sebagai pemilik (owner) kontrak futures, atau dikatakan mengambil posisi long
futures atau long position.

5. Pihak yang menyetujui kontrak untuk menjual aset patokan tersebut di kemudian hari
disebut sebagai penjual (seller) kontrak futures, atau disebut juga berada pada posisi short
futures atau short position.

Kontrak futures mempunyai jarak waktu dengan settlement date yang berbeda satu dengan lainnya,
ada yang sangat dekat, sedang ataupun jauh. Kedua belah pihak dalam kontrak futures dapat
menunggu pelaksanaan kontrak futures sampai dengan settlement date, atau bisa juga keluar dari
posisinya (melikuidasi posisi) sebelum settlement date dengan cara mengambil posisi yang
berlawanan pada kontrak futures yang identik. Dalam arti, pihak pembeli atau penjual tidak bisa
begitu saja membatalkan kontrak dan melarikan diri dari kewajibannya. Oleh karena itu, untuk
membatalkan kontraknya, mereka harus mengambil posisi berlawanan, jika ingin melikuidasi posisi
maka pembeli futures akan menjual kontrak futures yang identik, dan penjual futures akan membeli
kontrak futures yang identik pula. Kontrak futures yang identik adalah kontrak futures yang
mempunyai underlying dan settlement date yang sama.

3. Kontrak SWAP
SWAP adalah sebuah kontrak transaksi finansial di mana dua pihak setuju untuk bertukar arus kas
secara periodik dalam periode tertentu sesuai aturan yang disepakati bersama. Tiga jenis SWAP yang
populer adalah sebagai berikut ini.

a) Currency SWAP

Dalam currency SWAP, masing-masing pihak membayar dalam suku bunga tetap namun dengan
mata uang berbeda. Currency SWAP mewajibkan pihak-pihak yang bertransaksi untuk saling
membayar pokok dalam mata uang yang berbeda pada awal transaksi dan mengembalikannya pada
akhir transaksi. Currency SWAP biasanya digunakan untuk mengurangi risiko dalam fluktuasi mata
uang.

b) Interest Rate SWAP

Dalam interest rate SWAP, kedua belah pihak setuju saling membayar bunga berdasarkan jumlah
pokok tertentu. Biasanya satu pihak membayar bunga secara fixed rate sedangkan pihak lain
membayar bunga secara floating rate. Interest rate swap dapat digunakan untuk mengatasi
ketidaksesuaian antara bunga yang dibayar dengan bunga yang diterima, sehingga masing-masing
pihak menerima bunga mengambang dan membayar bunga mengambang juga, atau menerima
bunga tetap dan membayar bunga tetap juga. Dalam interest rate swap, dua pihak dapat saling
menyelamatkan dari risiko kerugian karena kenaikan bunga mengambang atau bunga tetap.

c) Currency Coupon SWAP

Currency coupon SWAP mirip dengan currency SWAP, namun pihak yang satu membayar dalam
mata uang tertentu dengan suku bunga tetap, sementara pihak yang lain membayar dalam mata
uang lain dengan suku bunga mengambang.

2. Jurnal penjualan dala mata uang asing yang dialami oleh PT Amel

1 Desember 2016
Piutang usaha Rp2.400.000.000
Penjualan Rp2.400.000.000
31 Desember 2016
Piutang usaha Rp200.000.000
Untung nilai tukar Rp200.000.000
31 Januari 2017
Kas Rp2.100.000.000
Untung nilai tukar Rp200.000.000
Piutang usaha Rp1.900.000.000

3. Jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi terkait dengan kontrak forward

30 September 2016
Piutang kontrak Rp300.000.000
Utang kontrak Rp300.000.000
31 Desember 2016
Piutang kontrak (Rp18.000.000)
Untung nilai tukar (Rp18.000.000)

Rugi nilai tukar (Rp18.000.000)


Perubahan nilai pada (Rp18.000.000)
komiten perusahaan

1 April 2017
Utang kontrak Rp300.000.000
Kas Rp300.000.000

Kas Rp283.800.000
Untung nilai kontrak Rp800.000
Piutang kontrak Rp283.000.000

Rugi nilai tukar Rp800.000


Perubahan nilai Rp800.000
Pada komitmen
Perusahaan

Pembelian Rp283.800.000
Kas Rp283.800.000

Anda mungkin juga menyukai