1. Pd artikel pertama apa latar belakang dpt anda tangkap?
Jawab : Untuk meningkatkan penggunaan instrumen derivatif sebagai alat lindung nilai, pada Agustus 2017 Bank Indonesia (BI) mendorong BUMN untuk melakukan lindung nilaiatas pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Ada juga anggapan di kalangan manajemen perusahaan terkait hukuman dan penghargaan yang tidak simetris atas hasil akhir penggunaan instrumen derivatif. Selain itu, pernyataan negatif dari banyak pihak terkait instrumen derivatif juga berdampak pada anggapan yang salah mengenai instrumen derivatif. Pengungkapan penggunaan instrumen derivatif dalam laporan keuangan juga menimbulkan masalah karena pengungkapan dalam laporan keuangan hanya terkait risiko instrumen derivatif, bukan terkait bagaimana instrumen derivatif digunakan (Pirrong, 2010; Ryu, 2015). Dengan beberapa fakta di atas terkait instrumen derivatif, penulis perlu memberikan pandangan yang objektif terkait instrumen derivatif. 2. Pd artikel 2 apa kesimpulan yg dpt anda tangkap? Jawab : Sekuritas derivatif, seperti option dan futures merupakan kontrak perjanjian antara dua pihak untuk menjual atau membeli sejumlah aktiva finansial atau komoditas pada tanggal tertentu di masa datang dengan harga yang telah disepakati saat ini. Option atau kontrak opsi memberikan hak, bukan kewajiban, bagi pemegangnya untuk melakukan sesuatu; sedangkan kontrak futures merupakan kewajiban antara dua pihak yang terikat dalam kontrak untuk memenuhi perjanjian dalam kontrak. Disini kontrak futures mengalihkan (men-transfer) risiko perubahan harga barang dari pihak yang tidak menyukai risiko ke pihak lain yang bersedia menanggung risiko. Short hedging digunakan untuk perlindungan terhadap penurunan harga spot dan long hedging sebagai perlindungan terhadap kenaikan harga spot. Kesulitan menemukan underlying instrument yang identik dengan instrumen yang akan dihedging dapat diatasi dengan adanya cross hedging. Cross hedging atau hedging silang ini umum dilakukan pada manajemen portofolio atau manajemen aktiva/kewajiban karena tidak adanya kontrak futures untuk spesifik saham atau obligasi. 3. Dari hasil diskusi di atas, apa poin penting yg dpt anda pahami? Jawab : Perbedaan mendasar antar forward dengan futures dapat dilihat dari karakteristiknya yaitu forward tidak perlu transfer tunai pada awal transaksi, tranfer tunai hanya saat jatuh tempo. Selain itu forward juga memiliki resiko kredit yang cukup besar. Sedangkan futures perlu dilakukan transfer tunai pada awal transaksi dan transfer tunai hanya bersifat sebagai jaminan, futures juga memiliki risiko kredit yang lebih kecil dibandingkan dengan forward. Hal yang harus dilakukan seorang yang terlibat kontrak futures yaitu menetapkan syarat- syarat dalam kontrak yang bersifat baku seperti jumlah kontrak, kualitas, tanggal pengiriman dan lain sebagainya. Kontrak yang tersedia dalam terutama kontrak jangka pendek dengab jangka waktu paling lama satu tahun. Menurut PSAK 55, PA 130, tidak ada metode khusus yang digunakan untuk menilai efektivitas lindung nilai. Metode yang digunakan perusahaan tergantung pada strategi pengelolaan risiko yang dimiliki. Bahkan, perusahaan dapat menggunakan metode yang berbeda untuk jenis lindung nilai yang berbeda. Jadi, tidak harus digunakan semua. Pihak yang berpartisipasi di pasar futures dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Hedgers, yaitu pihak yang memasuki sebuah kontrak untuk mencari perlindungan dari risiko perubahan harga. b. Spekulator, yaitu pihak yang memasuki kontrak dengan harapan bahwa risiko perubahan harga dapat mendatangkan keuntungan baginya. Jadi seorang “hedger” menghindari risiko dan melindungi dirinya dari adanya perubahan harga, sedangkan seorang spekulator bersedia menampung risiko dan berani bertaruh guna mendapatkan keuntungan yang tinggi. Keuntungan dari futures yaitu pelaku pasar bisa melindungi aset mereka dan mendapatkan keuntungan dari fluktuasi pergerakan harga dan Risiko-risiko seperti fluktuasi tajam perubahan harga bisa dikurangi karena harga aset pada kontrak berjangka sudah terlebih dahulu ditentukan. Setiap instrumen memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Namun beberapa lebih memilih melakukan kontrak forward dan future dibanding opsi. Alasan utama yang mendasari perusahaan lebih memilih forward dan future daripada opsi adalah bahwa kontrak opsi memiliki kelemahan dari segi biaya administrasi yang lebih tinggi dari pada kontrak future dan forward. Hal ini akan membawa resiko yang lebih besar di samping kebutuhan dana yang lumayan besar bagi perusahaan kecil. Selain itu, opsi hanya akan memiliki nilai selagi terhubung ke aset finansial yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan aset finansial dalam hal ini adalah saham biasa, obligasi dan obligasi konvertibel. Kontrak spot memiliki arti harga berlaku saat ini dan penyerahan barang dilakukan pada saat ini juga sedangkan dalam kontrak forward harga ditetapkan saat ini tetapi penyerahan barang dilakukan pada masa mendatang. Manfaat utama yang ditawarkan oleh opsi yaitu opsi menawarkan hedging (lindung nilai) dimana meliputi offsetting atau perlindungan terhadap risiko pergerakan harga yang merugikan, dan secara simultan mencegah risiko tersebut, serta melindungi kemungkinan memanfaatkan profit dari pergerakan harga yang menguntungkan. Kelemahan dari opsi yaitu dari segi biaya yang lebih tinggi daripada kontrak future dan forward. Sebagai produk derivatif, opsi hanya akan memiliki nilai selagi terhubung ke aset finansial yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan aset finansial dalam hal ini adalah saham biasa, obligasi dan obligasi konvertibel. Uji prospektif lebih efektif karena sejak dimulainya transaksi, hedghing (lindung nilai) saat dimulai dan periode setelahnya menjadi diperkirakan akan sangat efektif, perkiraan tersebut dapat ditunjukkan dengan beberapa cara misalnya menggunakan data historis yang menunjukkan perubahan nilai wajar atau arus kas yang mirip antara instrumen lindung nilai dan item lindung nilai, serta terdapat korelasi yang tinggi secara statistik atas perubahan tersebut. PSAK yang mengatur mengenai instrumen derivatif adalah PSAK 55, namun PSAK ini tidak mengatur mengenai kriteria persentase keefektifan instrumen derivatif. Hal ini karena instrumen derivatif merupakan instrumen keuangan yang memiliki karakteristik nilainya berubah, tidak mensyaratkan investasi awal neto, dan diselesaikan pada tanggal tertentu di masa depan.
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya