Anda di halaman 1dari 7

Akuntansi Derivatif dan Lindung Nilai (Hedge Accounting)

Derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya
diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi "acuan pokok" atau juga disebut " produk
turunan"(underlying product); daripada memperdagangkan atau menukarkan secara fisik
suatu aset, pelaku pasar membuat suatu perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset
atau suatu nilai disuatu masa yang akan datang dengan mengacu pada aset yang menjadi
acuan pokok.

Derivatif digunakan oleh manajemen investasi/ manajemen portofolio, perusahaan dan


lembaga keuangan serta investor perorangan untuk mengelola posisi yang mereka miliki
terhadap resiko dari pergerakan harga saham dan komoditas, suku bunga, nilai tukar valuta
asing "tanpa" mempengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya (underlying)

Instrumen derivatif mempunyai tiga karakteristik berikut ini:

1. Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel yang telah ditentukan antara
lain suku bunga, harga instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang
asing, indeks harga atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau
variabel lainnya.
2. Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto dalam
jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan untuk kontrak
serupa lainnya yang diharapkan akan menghasilkan dampak yang serupa sebagai
akibat perubahan faktor pasar; dan
3. Diselesaikan pada tanggal tertentu di masa mendatang.

Ketiga karakteristik tersebut bersifat kumulatif. Dengan kata lain, kalau ketiga karakteristik
tersebut tidak terpenuhi, maka suatu instrumen keuangan tidak dapat dikatakan sebagai suatu
produk atau instrumen derivatif.
Berdasarkan sifatnya derevatif dikelompokkan menjadi dua bagian (Madura: 2006)
yaitu;

1. Derevatif Komoditas merupakan kontrak derevatif yang terjadi pada barang-barang


komoditi, seperti produk hasil pertanian, perkebunan, perikanan (soft
commodities)dan hasil pertambangan, emas dll. (hard commodities).
2. Derevatif Keuangan merupakan kontrak derevatif yang terjadi pada instumen
keuangan, seperti mata uang, saham, indeks gabungan, tingkat bungan jangka
pendek, surat pembendaharaan negara dan obligasi.

PRINSIP DASAR AKUNTANSI UNTUK DERIVATIF

Dalam SFAS No. 133, FASB menyimpulkan bahwa derivatif seperti forward dan opsi
merupakan aktiva serta kewajiban, dan harus dilaporkan dalam neraca pada nilai wajar.

Pada laporan laba-rugi, setiap keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi harus diakui
dalam laba, jika derivatif digunakan untuk tujuan spekulasi. Jika derivatif tersebut digunakan
untuk tujuan hedging (pembendungan), maka akuntansi untuk setiap keuntungan atau
kerugian akan tergantung pada jenis hedge yang digunakan. Akuntansi untuk transaksi
hedging dibahas nanti Appendix ini.

Secara ringkas, pedoman berikut digunakan dalam akuntansi untuk derivatif.

1. Derivatif harus diakui dalam laporan keuangan sebagai aktiva dan kewajiban.

2. Derivatif harus dilaporkan pada nilai wajar.

3. Keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dari spekulasi dalam Derivatif harus segera
diakui dalam laba.

4. Keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dari hedging dilaporkan dengan cara yang
berbeda, tergantung pada jenis hedging.

INSTRUMENT DEREVATIF

1. Forward Contract, Menurut Siahaan (2008) definisi dari forward contract atau kontrak
penyerahan kemudian adalah perjanjian antara dua pihak, dimana satu pihak
diwajibkan menyerahkan sejumlah asset tertentu pada tanggal tertentu yang akan
datang dan pihak lainnya wajib membayar sesuai dengan jumlah tertentu yang
dikenakan atas asset pada tanggal penyerahan.
2. Future Contract, Menurut Hull (2006) kontrak berjangka merupakan perjanjian atau
kesepakatan untuk membeli atau menjual asset tertentu pada saat tententu dengan
atau pada harga tertentu dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan datang

3. Kontrak Opsi, dasarnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu calls sebagai hak beli
dan puts sebagai hak jual. Pembeli calls atau pemilik calls memiliki hak membeli
asset tertentu pada harga tertentu dan tanggal tertentu di masa yang akan datang.
Sebaliknya pembeli put atau pemilik put memiliki hak menjual asset tertentu pada
harga tertentu dan pada tanggal tertentu di masa yang akan datang

4. Swaps Contract, Merupakan kesepakatan antara dua pihak atau perusahaan untuk
saling mempertahankan arus kas di masa tertentu (selama kurun waktu tertentu)
yang akan datang

Siapa yang menggunakan Derivatif dan mengapa mengunakannya?

1. Produsen dan Konsumen

Dalam bisnis harga komoditas sangat mudah berubah dan tergantung pada cuaca, produksi
pangan, dan kondisi ekonomi umum

1. Spekulator dan Arbitrajur

Spekulator atau spekulan merupakan pedagang yang berusaha untuk memperoleh laba
dengan resiko yang relatif besar berdasarkan perkiraan akan terjadinya perubahan harga.
LINDUNG NILAI (HEDGING)

Lindung Nilai (Hedging) adalah teknik manajemen risiko dengan menggunakan derivatif atau
instrumen hedging lainnya untuk mengkompensasi (offset) perubahan nilai wajar atau
perubahan arus kas terkait asset, kewajiban, dan transaksi-transaksi di masa depan.

Terdapat dua unsur dalam aktivitas hedging :

1. Instrumen hedging, mencakup derivatif, asset keuangan non-derivatif, atau kewajiban


keuangan non-derivatif. Semua kontrak derivatif dengan pihak eksternal bisa
digunakan sebagai instrumen hedging, kecuali untuk sebagian written options.
2. Item yang dilindungi, (hedged item) mencakup asset, kewajiban, komitmen
perusahaan, transaksi yang akan terjadi di masa depan, atau investasi netto dalam
operasi luar negeri.

IAS 39 mengidentifikasi tiga jenis hedging :

1. Fair value hedges, atau lindung nilai wajar.


2. Cash flow hedges, atau lindung arus kas
3. Lindung investasi netto dalam operasi luar negeri.

PERLAKUAN AKUNTANSI

Hedge accounting mengaitkan perlakuan akuntansi untuk (1) instrumen hedging dengan (2)
item yang dilindunginya sehingga kompensasi (offsetting) perubahan nilai wajar atau arus
kas dapat diakui dalam laporan keuangan pada periode yang sama.

Secara umum, perlakuan akuntansi untuk aktivitas hedging dapat dikelopokkan


menjadi dua kategori perlakuan:

1. Perubahan nilai wajar item yang dilindungi diakui pada periode sekarang sebagai
penyeimbang (offsetting) pengakuan perubahan nilai wajar instrumen hedging-nya
(perlakuan akuntansi lindung nilai wajar).
2. Pengakuan nilai wajar instrumen hedging ditangguhkan (deferred) sebagai unsur
terpisah dalam ekuitas dan diperhitungkan dalam laba/rugi ketika item yang
dilindunginya mempengaruhi laba/rugi (perlakuan akuntansi lindung arus kas dan
investasi netto dalam operasi luar negeri).
KRITERIA HEDGE ACCOUNTING

Hedge accounting bersifat opsional; suatu entitas boleh saja menangguhkan atau
mempercepat pengakuan keuntungan atau kerugian berdasarkan ketentuan akuntansi mana
yang digunakannya.

Hedge accounting boleh diterapkan apabila kondisi-kondisi khusus berikut ini


terpenuhi:

1. Instrumen hedging dan item yang dilindunginya harus dinyatakan secara jelas dalam
dokumentasi formal, dilengkapi dengan tujuan dan strategi manajemen risiko yang
melandasi aktivitas hedging.
2. Hubungan antara instrumen hedging dengan item yang dilindunginya efektif.
3. Untuk lindung arus kas atas transaksi di masa depan, kemungkinan terjadinya
transaksi yang dilindungi harus sangat tinggi dan transaksi itu harus berisiko, rentan
terhadap variasi arus kas yang akan mempengaruhi laba/rugi perusahaan.

Dokumentasi hedging harus mengidentifikasi hal-hal berikut:

1. Instrumen hedging yang digunakan


2. Item yang dilindungi
3. Risiko apa yang dilindungi
4. Bagaimana entitas mengevaluasi efektivitas hedging

Aktivitas hedging & Transaksi mata uang asing dengan kontrak


berjangka dan hedging

A. Kontrak Forward Mata Uang

Operasi hedging adalah kontrak penjualan atau pembeli mata uang asing untuk menghidari
risiko memegang hutang atau piutang dalam mata uang asing.

Terdapat empat situasi dimana kontrak berjangka ini digunakan, yaitu:

1. Untuk berspekulasi dalam pergerakan harga nilai tukar


2. Untuk melakukan Hedging atas posisi hutang bersih atau aktiva bersih mata uang
asing yang diekspos
3. Untuk melakukan hedging komitmen mata uang asing
4. Untuk melakukan hedging investasi bersih di entitas luar negeri.

B. Spekulasi

Keuntungan maupun kerugian selisih kurs dari kontrak berjangka untuk tujuan spekulasi
terhadap harga mata uang asing dimasukkan kedalam pendapatan pada periode dimana kurs
forward mengalami perubahan.

C. Hedging atas Posisi Aktiva Bersih dan Kewajiban Bersih

Posisi aktiva bersih yang diekspos dalam mata uang asing merupakan kelebihan aktiva yang
dinyatakan dalam mata uang asing atas kewajiban yang juga dinyatakan dalam mata uang
asing tersebut dan ditranslasikan ke dalam kurs yang berlaku.

D. Hedging atas Komitmen Mata Uang Asing yang dapat Diidentifikasi

Komitmen mata uang asing adalah sebuah kontrak atau perjanjian yang dinyatakan dalam
mata uang asing yang menimbulkan transaksi mata uang asing pada waktu kemudian.
Misalnya, sebuah perusahaan indonesia melakukan kontrak untuk membeli peralatan dari
perusahaan kanada pada satu waktu di masa datang, dimana harga faktur dinyatakan dalam
dollar kanada. Perusahaan indonesia tersebut harus melaporkan penyesuaian terhadap
perubahan nilai tukar sebab harga nilai rupiah pada masa yang akan datang bisa saja naik
atau turun sebelum transaksi sesungguhnya dilakukan.

E. Hedging atas Investasi Bersih dalam suatu Entitas Luar Negeri

Perusahaan-perusahaan indonesia bersama dengan mitra investasi aasing dapat melakukan


kontrak pertukaran mata uang secara forward ataupun bentuk transaksi mata uang lainnya
untuk mengimbangi efek dari fluktuasi mata uang asing pada investasi mereka. Penggolongan
sebagai penyesuaian translasi berarti bahwa keuntungan maupun kerugian transaksi ini
dikeluarkan dari pengaruh pendapatan bersih, dan sebagai gantinya, dilaporkan sebagai
komponen dari ekuitas.

Anda mungkin juga menyukai