Anda di halaman 1dari 5

NAMA : TASLIMATUN NAJAH

NIM : C1C019013
AKL II A
Tugas Resume

AKUNTANSI DETIVATIF
A. Akuntansi Derivatif
Derivatif adalah istilah yang mengacu pada beraneka ragam instrumen
keuangan. Satu karakteristik atau ciri umum instrumen derivatif adalah nilai kontrak
derivatif dari sudut pandang investor terkait langsung dengan harga, suku bunga, atau
variabel lain ataupun yang mendasari kontrak derivatif itu. Contoh instrumen derivatif
adalah kontrak opsi (option contract), kontrak serah (forward contract), kontrak
berjangka (futures contract) dan swap.
Pencatatan dan perlakuan akuntansi derivatif tergantung pada apa yang terjadi
maksud perusahaan terlibat dalam kontrak derivatif, apakah untuk tujuan spekulasi
(berjudi) atau melakukan lindung nilai (hedging).
B. Prinsip Dasar Akuntansi untuk Derivatif
Dalam SFAS No. 133, FASB menyimpulkan bahwa derivatif seperti forward
dan opsi merupakan aktiva serta kewajiban, dan harus dilaporkan dalam neraca pada
nilai wajar.
Pada laporan laba rugi, setiap keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasikan harus diakui dalam laba, jika derivatif digunakan untuk tujuan
spekulasi. Jika derivatif tersebut digunakan untuk tujuan hidging, maka akuntansi
untuk setiap keuntungan atau kerugian akan tergantung pada jenis hidge yang
digunakan.
Secara ringkas, pedoman berikyt digunakan dalam akuntansi untuk derivatif.
 Derivatif harus diakui dalam laporan keuangan sebagai aktiva dan kewajiban
 Derivatif harus dilaporkan pada nilai wajar
 Keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dari spekulasi dalam derivatif harus
segera diakui dalam laba.
 Keuntungan dan kerugian yang dihasilkan dari hidging dilaporkan dengan cara
yang berbeda, tergantung pada jenis hidging.
C. Akuntansi Derivatif dengan Metode nilai wajar
Perusahaan yang terlibat dalam kontrak derivatif dengan tujuan spekulasi
harus melaporkan instrumen derivatif itu sebagai aset keuangan atau liabilitas
keuangan dengan nilai wajar. Tidak seperti saham atau obligasi, derivatif tidak boleh
dilaporkan dengan metode biaya.
Dengan metode nilai wajar, perhitungan laba rugi akan mencakup keuntungan
atau kerugian tidak direalisasi untuk mencerminkan kinerja kontrak derivatif selama
periode pelaporan.
Prosedur akuntansi derivatif dengan metode nilai wajar mencakup langkah-
langkah sebagai berikut:
 instrumen derivatif diakui sebagai aset keuangan aau liabilitas keuangan dalam
laporan posisi keuangan
 jumlah rupiah yang digunakan untuk mengukur aset keuangan atau liabilitas
keuangan itu adalah nilai wajar
 keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar instrumen
derivatif diperhitungkan dalam laba rugi dalam periode terjadinya, tanpa
menunggu berakhirnya kontrak derivatif.
Selain untuk tujuan spekulasi, derivatif juga bisa menjadi instrumen lindung
nilai (lindung reskio). Akuntansi derivatif untuk tujuan lindung nilai (hidging).
D. Akuntansi Derivatif untuk Kontrak Serah
Kontrak serah (forward contract) adalah kontrak antara dua pihak dengan
kontrak itu satu pihak spakat untuk membeli dan pihak lain sepakat untuk menjual
aset dalam jumlah tertentu (jumlah nasional) dengan harga yang ditetapkan (harga
serah/forward price/forward rate) untuk diserahterimakan pada tanggal tertentu
dimasa depan (tanggal serah/forward date). Kontrak serah bagi satu pihak adalah
kontrak serah beli (forward purchase sontract) dan bagi pihak lain adalah kontrak
serah jual (forward sales contract).
AKUNTANSI LINDUNG NILAI
A. Akuntansi lindung nilai (hedge accounting)
Hedge accounting adalah teknik manajemen risiko dengan menggunakan derivatif
atau instrumen hedging lainnya untuk mengkompensasi (offset) perubahan nilai wajar
atau perubahan arus kas terkait asset, kewajiban, dan transaksi-transaksi di masa depan.
IAS 39 mencakup prinsip-prinsip akuntansi khusus untuk aktivitas hedging.
Apabila kondisi-kondisi tertentu terpenuhi, entitas diperbolehkan untuk menyimpang dari
ketentuan-ketentuan akuntansi yang lazim dan menerapkan hedge accounting untuk asset
dan kewajiban yang terkait dengan aktivitas hedging. Ketentuan perlakuan akuntansi
mengenai hedging bersifat opsional; entitas tidak diharuskan untuk menerapkannya.
Pengaruh hedge accounting adalah, keuntungan atau kerugian atas instrumen
hedging dan item-item yang dilindunginya diakui dalam periode yang sama; keuntungan
dan kerugian ditandingkan dalam periode yang sama.
B. Dasaran Akuntansi Lindung Nilai
PSAK 71 memberikan perubahan signifikan terkait persyaratan akuntansi lindung
nilai sehingga laporan keuangan akan mencerminkan manajemen risiko entitas lebih baik
dibandingkan standar akuntansi PSAK 55. Menurut PSAK 55, hubungan lindung nilai
dapat dianggap efektif jika memenuhi persayaratan tes efektivitas 80-125%. Berbeda
dengan PSAK 55, PSAK 71 menghilangkan persyaratan tes efektivitas tersebut dan
memperkenalkan persyaratan yang lebih umum berdasarkan pertimbangan manajemen.
C. Unsur-unsur aktivitas hedging
Terdapat dua unsur dalam aktivitas hedging:
1) Instrumen hedging.
Instrumen hedging mencakup derivatif, asset keuangan non-derivatif, atau
kewajiban keuangan non-derivatif. Semua kontrak derivatif dengan pihak eksternal
bisa digunakan sebagai instrumen hedging, kecuali untuk sebagian written options.
Asset dan kewajiban non-derivatif hanya bisa digunakan sebagai instrumen hedging
atas risiko mata uang asing. Untuk menjadi instrumen hedging, nilai wajar instrumen
hedging atau arus kas yang diakibatkannya harus mengkompensasi perubahan nilai
wajar atau arus kas asset, kewajiban, atau transaksi yang dilindunginya. Untuk tujuan
hedging, hanya instrumen yang terkait dengan pihak eksternal saja yang boleh
digunakan sebagai instrumen hedging.
2) Item yang dilindungi
Item yang dilindungi (hedged item) mencakup asset, kewajiban, komitmen
perusahaan, transaksi yang akan terjadi di masa depan, atau investasi netto dalam
operasi luar negeri. Untuk menjadi item yang dilindungi, suatu item harus berisiko
bagi perusahaan, nilai wajar atau arus kas yang diakibatkannya di masa depan
mungkin berubah dan mempengaruhi laba perusahaan.
IAS 39 mengidentifikasi tiga jenis hedging:
 Fair value hedges, atau lindung nilai wajar.
 Cash flow hedges, atau lindung arus kas
 Lindung investasi netto dalam operasi luar negeri.
D. Perlakuan akuntansi
Hedge accounting mengaitkan perlakuan akuntansi untuk (1) instrumen hedging
dengan (2) item yang dilindunginya sehingga kompensasi (offsetting) perubahan nilai
wajar atau arus kas dapat diakui dalam laporan keuangan pada periode yang sama. Secara
umum, perlakuan akuntansi untuk aktivitas hedging dapat dikelopokkan menjadi dua
kategori perlakuan:
 Perubahan nilai wajar item yang dilindungi diakui pada periode sekarang sebagai
penyeimbang (offsetting) pengakuan perubahan nilai wajar instrumen hedging-nya
(perlakuan akuntansi lindung nilai wajar).
 Pengakuan nilai wajar instrumen hedging ditangguhkan (deferred) sebagai unsur
terpisah dalam ekuitas dan diperhitungkan dalam laba/rugi ketika item yang
dilindunginya mempengaruhi laba/rugi (perlakuan akuntansi lindung arus kas dan
investasi netto dalam operasi luar negeri).
E. Kriteria hedge accounting
Hedge accounting bersifat opsional; suatu entitas boleh saja menangguhkan atau
mempercepat pengakuan keuntungan atau kerugian berdasarkan ketentuan akuntansi
mana yang digunakannya.
Untuk menghindari penyalahgunaan, IAS 39 membatasi penggunaan hedge
accounting. Hedge accounting boleh diterapkan apabila kondisi-kondisi khusus berikut ini
terpenuhi:
 Instrumen hedging dan item yang dilindunginya harus dinyatakan secara jelas
dalam dokumentasi formal, dilengkapi dengan tujuan dan strategi manajemen
risiko yang melandasi aktivitas hedging.
 Hubungan antara instrumen hedging dengan item yang dilindunginya efektif.
Aktivitas hedging diharapkan akan sangat efektif dalam menyeimbangkan
(offsetting) perubahan nilai wajar atau arus kas terkait risiko yang dilindunginya
(efektivitas prospektif).
 Efektivitas hedging dapat diukur secara andal (reliable).
Efektivitas hedging dievaluasi secara berkelanjutan untuk semua periode
pelaporan yang tercakup dalam rentang waktu ditetapkannya hedging.
 Untuk lindung arus kas atas transaksi di masa depan, kemungkinan terjadinya
transaksi yang dilindungi harus sangat tinggi dan transaksi itu harus berisiko,
rentan terhadap variasi arus kas yang akan mempengaruhi laba/rugi perusahaan.
Dokumentasi hedging harus mengidentifikasi hal-hal berikut:
 Instrumen hedging yang digunakan
 Item yang dilindungi
 Risiko apa yang dilindungi
 Bagaimana entitas mengevaluasi efektivitas hedging.

Entitas akan menggunakan hedge acounting untuk menghindari kesalahan


penandingan (mismatching) dalam pengakuan keuntungan atau kerugian terkait transaksi.
Apabila perusahaan menggunakan derivatif (atau instrumen lainnya), yang diukur dengan
nilai wajar, untuk melindungi suatu asset atau kewajiban, yang diukur dengan basis cost
atau amortized cost atau tidak diakui sama sekali, perlakuan akuntansi dengan basis
pengukuran yang berbeda untuk instrumen hedging dan item yang dilindunginya semacam
ini tidak akan mencerminkan posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas sebagaimana
mestinya.

Anda mungkin juga menyukai