Anda di halaman 1dari 2

Seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dihadapkan pada dilema etika dan moral.

Keputusan yang diambil pemimpin tentunya akan menghasilkan dampak bagi orang lain.
Idealnya, seorang pemimpin mempunyai integritas yang menjunjung tinggi nilai moral dan
etika. Sehingga, keputusan yang diambilnya adalah mengacu tidak hanya pada
kepentingannya sendiri, melainkan juga kepentingan orang banyak termasuk lingkungannya.
Misalnya seperti kasus Enron, tentunya pengambilan keputusan dilakukan tanpa mengacu
pada nilai-nilai etika dan moral. Oleh karena itu, hasilnya adalah kehancuran. Maka, ada
baiknya sebelum Anda mengambil keputusa mengacu pada prinsip-prinsip berikut ini:
•Autonomy
Isu ini berkaitan dengan apakah keputusan Anda melakukan eksploitasi terhadap orang lain
dan mempengaruhi kebebasan mereka? Setiap keputusan yang Anda ambil tentunya akan
mempengaruhi banyak orang. Oleh karena itu, Anda perlu mempertimbangkan faktor ini ke
dalam setiap proses pengambilan keputusan Anda.
Misalnya keputusan untuk merekrut pekerja dengan biaya murah. Seringkali perusahaan
mengeksploitasi buruh dengan biaya semurah mungkin padahal sesungguhnya upah tersebut
tidak layak untuk hidup.

• Non-malfeasance
Apakah keputusan Anda akan mencederai pihak lain? Di kepemerintahan, nyaris setiap
peraturan tentunya akan menguntungkan bagi satu pihak sementara itu mencederai bagi pihak
lain. Begitu pula halnya dengan keputusan bisnis pada umumnya, dimana tentunya
menguntungkan bagi beberapa pihak namun tidak bagi pihak lain.
Misalnya kasus yang belakangan menghangat yaitu pemerintah dengan UU ITE (Undang-
Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) yang baru disahkan dan ditentang oleh banyak
pihak. Salah satunya implikasi dari UU tersebut adalah pemblokiran situs porno. Meskipun
usaha pemerintah baik, namun banyak pihak yang menentangnya.

•Beneficence
Apakah keputusan yang Anda ambil benar-benar membawa manfaat? Manfaat yang Anda
ambil melalui keputusan harus dapat menjadi solusi bagi masalah dan merupakan solusi
terbaik yang bisa diambil.

• Justice
Proses pengambilan keputusan mempertimbangkan faktor keadilan, dan termasuk
implementasinya. Di dunia ini memang sulit untuk menciptakan keadilan yang sempurnam
namun tentunya kita selalu berusaha untuk menciptakan keadilan yang ideal dimana
memperlakukan tiap orang dengan sejajar.
Misalnya dalam keputusan reward, Astra Internasional mempunyai 2 filosofi dasar. Pertama
adalah fair secara internal, dimana setiap orang dengan dengan golongan yang sama dan
prestasi yang sama maka pendapatannya juga sama. Keputusan ini mencerminkan keadilan di
dalam perusahaan itu sendiri. Sementara itu, filosofi lainnya adalah kompetitif secara
eksternal, atau gaji yang bersaing dalam industri.

• Fidelity
Fidelity berkaitan dengan kesesuaian keputusan dengan definisi peran yang kita mainkan.
Seringkali ini melibatkan ‘looking at the bigger picture’ atau melihat secara keseluruhan dan
memahami peran Anda dengan baik.
Misalnya keputusan Chairman Federal Reserve, Ben S. Bernanke untuk menyelamatkan Bear
Stearns dengan cara menyokong dana bagi akuisisi JPMorgan terhadap Bear Stearns senilai
$30 miliar dan dipertanyakan oleh banyak pihak. Namun, Bernanke berpendapat bahwa ia
melakukannya demi mencegah kekacauan finansial yang akan dialami pasar jika Bear Stearns
benar-benar bangkrut.

Anda mungkin juga menyukai