Anda di halaman 1dari 8

NAMA : TASLIMATUN NAJAH

NIM : C1C019013
RESUME AKL 2

LAPORAN KEUANGAN SEGMEN DAN INTERIM


1. Syarat dan Ruang Lingkup
Syarat pelaporan informasi keuangan menurut segmen dari suatu perusahaan :
 Yang beroperasi dalam industri
 Daerah geografis
Ruang lingkup
 Pernyataan ini berlaku bagi perusahaan yang menerbitkan surat-surat berharga yang
diperdagangkan kepada publik.
 Entitas yang secara ekonomi signifikan, termasuk anak perusahaan, adalah entitas
dengan tingkat pendapatan, laba, aktiva atau jumlah tenaga kerja yang signifikan di
negara tempat operasi utama perusahaan dilaksanakan.
 Apabila yang disajikan meliputi baik laporan keuangan induk maupun laporan
keuangan konsolidasi, maka informasi yang dimaksud dalam Pernyataan ini hanya
perlu disajikan dalam bentuk informasi yang dikonsolidasikan.
 Apabila laporan keuangan anak perusahaan juga diterbitkan, maka informasi
menurut segmen juga perlu disajikan untuk anak perusahaan .
2. Definisi Segmen Usaha Dan Segmen Geografis
Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam
menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok
produk atau jasa terkait) dan komponen ini memiliki risiko dan imbalan yang berbeda
dengan risiko dan imbalan segmen lain. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam
menentukan tarkait atau tidaknya produk atau jasa, meliputi :
 Karakteristik produk atau jasa
 Karakteristik proses produksi
 Jenis atau golongan pelanggan (produk dan jasa)
 Metode pendistribusian produk atau penyediaan jasa
 Jika praktis, karakteristik iklim regulasi, misalnya dalam perbankan, asuransi, atau
public utilities.
Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam
menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan
komponen itu memiliki resiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada
komponen yang beropersai pada lingkungan (wilayah) ekonmi lain. Faktor-faktor yang
harus dipertimbangkan dalam mengidentifikasi segmen geografis meliputi :
 Kesamaan kondisi ekonomi dan politik
 Hubungan antar operasi dalam wilayah geografis berbeda
 Kedekatan geografis operasi
 Risiko khusus yang terdapat dalam operasi di wilayah tertentu
 Regulasi pengendalian mata uang
 Risiko mata uang
Segmen Industri adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan
(distinguishable components) dan menghasilkan suatu produk atau jasa yang berbeda
menurut pembagian industri, atau sekelompok produk atau jasa sejenis yang berbeda,
terutama untuk para pelanggan di luar perusahaan. Sebagai misal, industri dapat
dikelompokkan menjadi industri perhotelan dan pariwisata, industri transport, industri
pertambangan, industri jasa profesional dan lain-lain.
Ada dua bentuk atau format primer pelaporan segmen, yaitu segmen usaha dan
segmen geografis. Bentuk atau format yang digunakan akan ditentukan oleh karakteristik
dan sumber utama risiko dan imbalan perusahaan.
 Jika risiko dan tingkat imbalan perusahaan terutama dipengaruhi oleh perbedaan
produk atau jasa yang dihasilkan, bentuk primer pelaporan segmen ialah segmen
usaha, dan informasi sekundernya dilaporkan secara geografis diantaranya adalah :
a) Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal menurut wilayah geografis yang
ditentukan berdasarkan lokasi geografis pelanggan, jumlah tersebut dilaporkan
untuk tiap segmen geografis yang pendapatan penjualan kepada pelanggan
eksternalnya berjumlah 10 persen atau lebih dari total pendapatan perusahaan
yang diperoleh dari penjualan kepada pelanggan eksternal.
b) Jumlah nilai tercatat aset segmen menurut lokasi geografis aset , jumlah tersebut
dilaporkan untuk tiap segmengeografis yang aset segmennya berjumlah 10
persen atau lebih dari total aset semua segmen geografis yang ada
c) Jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode untuk memperoleh aset
segmen yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aset
tetap dan aset tidak berwujud), menurut lokasi geografis aset, jumlah tersebut
dilaporkan untuk tiap segmen geografi yang aset segmennya berjumlah 10
persen atau lebih dari total aset emua segmen geografis.
 Jika risiko dan tingkat imbalan perusahaan terutama dipengaruhi oleh kondisi operasi
yang berbeda di berbagai negara atau wilayah geografis, bentuk primer pelaporan segmen
ialah segmen geografis dan informasi sekundernya dilaporkan berdasarkan kelompok
produk dan jasa diantaranya adalah :
Perusahaan harus melaporkan informasi segmen berikut untuk setiap segmen usaha
yang pendapatan penjualan kepada pelanggan eksternalnya berjumlah 10 persen atau
lebih dari total pendapatan penjualan perusahaan kepada seluruh pelanggan eksternal atau
untuk tiap segmen usaha yang aset segmennya berjumlah 10 persen atau lebih dari total
aset semua segmen usaha, yaitu :
 Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal
 Jumlah nilai tercatat aset segmen
 Jumlah biaya yang terjadi selama suatu periode untuk memperoleh aset segen yang
diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aset tetap dan aset tidak
berwujud)
 Jumlah nilai tercatat aset segmen menurut lokasi geografis aset
 Jumlah biaya yang dikeluarkan selama suatu periode untuk memperoleh aset segmen
yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aset tetap dan aset
tak berwujud) menurut lokasi aset.
3. Definisi Pendapatan, Beban, Hasil, Aset, Dan Kewajiban Segmen
a. Pendapatan Segmen adalah pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba
rugi perusahaan secara langsung dapat dikaitkan dengan suatu segmen dan porsi
yang relevan dari pendapatan perusahaan yang dapat dialokasikan secara rasinal
kepada suatau segmen, bak berasal dari penjualan kepada pelanggan eksternal
maupun dari transaksi dengan segmen lainnya dalam perusahaan yang sama.
Pendapatan segman mencakup bagian perusahaan atas laba atau rugi
perusahaan asosiasi, usaha patungan (joint venture) atau investasi lainnya yang
dilaporkan berdaarkan metode ekuitas, hanya jika pos-pos tersebut dalam
pendapatan konsolidasi atau pendapatan perusahaan keseluruhan.
b. Beban Segmen adalah beban aktivitas operasi suatu segmen yang secara
langsung dapat dikaitkan dengan segmen tersebut dan porsi relevan beban yang
dapat di alokasikan secara rasiona kepada segmen tersebut, termasuk beban yang
berkaitan dengan penjualan kepada pelanggan eksternal dan beban yang
berkaitan dengan transaksi kepada segmen lainnya dalam perusahaan yang sama.
Beban segmen mencakup bagian peserta usaha patungan (joint venture)
dalam beban pada entitas yang dikendalikan bersama yang dilaporkan
berdasarkan metode konsolidasi secara proporsional sesuai dengan PSAK No.12
tentang pelaporan keuangan mengenai bagian partisipasi dalam pengendalian
bersama operasi dan asset.
c. Hasil segmen adalah selisih antara pendapatan segmen dan beban segmen dan
umumnya mencerminkan laba usaha, meskipun dasar yang lain sering lebih
cocok.
Penghasilan bunga dan beban bunga biasanya tidak termasuk dalam hasil segmen
kecuali kalau operasi segmen terutama bersifat finansial. Juga pajak penghasilan,
hak minoritas (minority interest) dan pos luar biasa (extraordinary item) lazimnya
tidak dimasukkan sebagai hasil segmen.Kalau pendapatan dan beban tidak dapat
langsung ditriibusikan pada suatu segmen tetapi terdapat dasar alokasi yang
layak, maka pendapatan dan beban tersebut dapat dialokasikan dengan
menggunakan dasar yang layak tersebut.Beban bersama pada banyak perusahaan
seperti beban kantor pusat tidak dialokasikan pada masing- masing
segmenkarena beban tersebut dimanfaatkan bersama sedemikian rupa sehingga
alokasi di antara segmen dipandang tidak bermanfaat.
d. Aktiva dan Kewajiban Segmen
Pengungkapan aktiva segmen memberikan indikasi penggunaan sumber
daya untuk mencapai hasil operasi segmen.Aktiva semacam itu termasuk semua
aktiva berwujud dan tak berwujud yang dapat diidentifikasi pada segmen tertentu.
Aktiva yang dimanfaatkan oleh dua atau lebih segmen harus dialokasikan di
antara segmen-segmen tersebut dengan dasar alokasi yang layak.Kewajiban
biasanya tidak dialokasikan karena dianggap berkaitan dengan perusahaan secara
keseluruhan atau karena dipandang meningkatkan hasil pembelanjaan dan bukan
hasil operasi.
Informasi yang DisajikanUraian kegiatan setiap segmen industri yang
dilaporkan dan indikasi mengenai komposisi setiap wilayah geografis yang
dilaporkan, penjualan atau pendapatan operasi lainnya, dengan pemisahan antara
pendapatan dari pelanggan di luar perusahaan dan pendapatan dari segmen lain,
hasil segmen, dan aktiva segmen yang digunakan, dinyatakan baik dalam jumlah
uang atau sebagai persentase dari jumlah yang dikonsolidasikan.
Hubungan antara jumlah dari informasi pada segmen-segmen individual dan
informasi agregat dalam laporan keuangan diperjelas dengan menyajikan
rekonsiliasi.
e. Aset Segmen adalah asset operasi yang digunakan segmen dalam aktivitas
operasinya dan dapat dikaitkan secara langsung dengan segmen tersebut atau
dialokasikan ke segmen tersebut secara rasional.
4. Standar Pelaporan Segmen
 Standar ini mengacu pada pendekatan manajemen untuk segmentasi. Berdasar
pendekatan manajemen, segmen yang digunakan untuk pelaporan eksternal
ditentukan melalui struktur internal bisnis
 Jika pelaporan internal berdasar daerah, maka laporan segmen harus berdasar
geografis. Jika pelaporan internal berdasar lini produk atau industri, maka laporan
segmen harus memakai dasar yang sama.
 Menurut, FASB statement No 131(paragraph 4) menyimpulkan: segmen adalah bukti
dari struktur suatu organisasi internal perusahaan, dan pembuat laporan keuangan
harus bisa menyediakan informasi yang diperlukan secara efektif dan tepat waktu
5. Tujuan Pelaporan Segmen
Tujuan dari pelaporan segmen adalah untuk menetapkan prinsip-prinsip pelaporan
informasi keuangan berdasarkan segmen, yaitu informasi tentang berbagai jenis produk
atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan berbagai jenis produk atau jasa yang dihasilkan
perusahaan dan berbagai wilayah geografis operasi perusahaan dalam rangka membantu
pengguna laporan keuangan dalam :
 Memahami kinerja masa lalu perusahaan secara lebih baik
 Menilai risiko dan imbalan perusahaan secara lebih baik
 Menilai perusahaan secara keseluruhan secara lebih memadai
6. Kebijakan Akuntansi Segmen
Kebijakan akuntansi segmen, Informasi segmen harus disusun dengan kebijakan
akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi
atau perusahaan. Kebijakan akuntansi yang dipilih manajemen untuk menyusun laporan
keuangan konsoldasi atau perusahaan dianggap sebagai kebijakan akuntansi yang
diyakini manajemen paling sesuai untuk pelaporan keuangan eksternal. Karena tujuan
informasi segmen ialah untuk membantu pengguna lporan keuangan dalam memahami
dan membuat penilaian yang lebih memadai mengenai perusahaan secara keseluruhan,
pernyataan ini mensyaratka bahwa kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam pelaporan
informasi segmen sama dengan kebijakan akuntansi yang telah dipilih manajemen.
Meskipun demikian, hal ini tidak berarti bahwa kebijakan akuntansi konsolidasi atau
perusahaan diterapkan kepada segmen dilaporkan seolah-olah segmen tersebut ialah
entitas pelaporan terpisah yang berdiri sendiridalam menerapkan suatu kebijakan
akuntansi pada tingkat perusahaan, perusahaan mungkin melakukan perhitungan secara
terperinci yang kemudian dialokasikan kepada berbagai segmen jika terdapat dasar
rasional untuk melakukan alokasi tersebut. Sebagai contoh, biaya manfaat pensiun sering
kali dihitung unuk perusahaan secara keseluruhan, tetapi angka yang dihitung untuk
tingkat perusahaan itu mungkin dialokasikan ke berbagai segmen berdasarkan data gaji
dan demografis segmen tersebut.
Pernyataan ini tidak melarang pengungkapan informasi tambahan atas segmen
yang disusun berdasarkan kebijakan akuntansi selain yang diterapkan untuk laporan
keuangan konsolidasian atau perusahaan sepanjang :
 Informasi tersebut dilaporka secara internal kepada rgan perusahaan yang berwenang
dalam rangka pegambilan putusan alokasi sumber daya kepada segmen tersebut dan
penilaian kinerja segmen tersebut
 Dasar pengukuran yang digunakan bagi informasi tambahan tersebut dijelaskan
secara memadai
Aset yang digunakan bersama oleh dua segmen atau lebih harus dialokasikan
kepada setiap segmen dan hanya jika pendapatan dan beban terkait juga dialokasikan
kepada segmen-segmen tersebut.
Cara pengalokasian unsur-unsur aset, kewajiban, pendapatan dan beban kepada
berbagai segmen bergantung pada beberapa faktor, seperti karakteristik unsur tersebut,
aktivitas yang dilakukan oleh segmen, dan otonomi segmen tersebut. Satu dasar alokasi
tertentu tidak mungkin atau tidak tepat apabila ditetapkan bagi semua perusahaan.
Demikian juga, tidak tepat apabila unsur-unsur aset, kewajiban, pendapatan, dan beban
yang secara bersama berkaitan dengan dua segmen atau lebih dipaksakan aokasinya, jika
dasar alokasi tersebut ditetapkan secara arbiter atau sulit dipahami. Disampng itu, definisi
pendapatan segmen, beban segmen, aset segmen, dan kewajiban segmen saling berkaitan
dan alokasi dari unsur-unsur tersebut harus dilakukan secara konsisten. Dengan demikian,
aset yang digunakan bersama dialokasikan kepada setiap segmen, dan hanya jika,
pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada
segmen-segmen tersebut. Sebagai contoh, suatu aset dimasukkan sebagai aset segmen
jika penyusutan atau amortisasi aset terkait dikurangkan dalam menghitung hasil segmen.
7. Penyajian dalam Pelaporan Segmen
 Perusahaan harus menggambarkan aktivitas masing-masing segmen industri dan
menunjukkan komposisi masing- masing wilayah geografis yang dilaporkan.
 Untuk setiap segmen industri dan geografis yang dilaporkan, informasi keuangan
berikut ini harus diungkapkan: penjualan atau pendapatan operasi lainnya, dibedakan
antara pendapatan yang dihasilkan dari pelanggan di luar perusahaan dan pendapatan
dari segmen lain, hasil segmen, aktiva segmen yang digunakan, dinyatakan dalam
jumlah uang atau sebagai persentase dari jumlah yang dikonsolidasikan, dan dasar
penetapan harga antar segmen.
 Perusahaan harus menyajikan rekonsiliasi antara informasi segmen-segmen
individual dan informasi keseluruhan dalam laporan keuangan.
PELAPORAN KEUANGAN INTERIM
1. Pengertian Laporan Interim
Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua
laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan interim harus dipandang sebagai bagian
yang integral dari periode tahunan. Dapat disusun secara bulanan, triwulanan atau
periode lain yang kurang dari setahun dan mencakupi seluruh komponen laporan
keuangan sesuai standar akuntansi keuangan.Laporan Interim diberlakukan untuk
perusahaan yang diwajibkan untuk menyajikan laporan keuangan interim oleh peraturan
perundangan, misalnya Pasar modal, dan lain-lain. Dan juga untuk industri yang telah
diatur dalam standar akuntansi keuangan industri yang bersangkutan, misalnya
perbankan, maka harus mengikuti standar khusus tersebut.
Ada dua pandangan tentang Laporan Interim yaitu :
 Pandangan yang menganggap periode interim sebagai dasar periode akuntansi dan
menyimpulkan bahwa hasil operasi tiap periode ditentukan dengan cara yang sama
seperti pada periode tahunan.
 Pandangan yang menganggap periode interim sebagai bagian yang integral dengan
periode tahunan.Pernyataan ini dikembangkan berdasarkan pandangan kedua yang
menganggap laporan keuangan interim sebagai bagian integral dengan periode
tahunan.
2. Pengakuan dan Pengukuran
Pengakuan dan pengukuran unsur yang sama antara pelaporan keuangan interim
dengan pelaporan keuangantahunan adalah:Dasar pengakuan pendapatan.Kebijakan
akuntansi dasar pelaporan pada periode interim, kecuali jika ada perubahan dalam standar
akuntansi.Penyajian penggolongan aktiva sebagai lancar dan tidak lancar, dan kewajiban
sebagai jangka pendek dan jangka panjang.
3. Beban dan Biaya
Beban yang dapat dihubungkan dengan pendapatan ditentukan atas dasar yang
sama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tahunan kecuali
untuk persediaan:
 Perusahaan yang dalam periode interim menggunakan estimasi laba kotor
mengungkapkan hal tersebut dalam laporan keuangan interim.
 Perusahaan yang melakukan penilaian persediaan berdasarkan biaya standar tidak
perlu melaporkan penyimpangan atau selisih dengan biaya aktual yang terjadi, jika
selisih biaya tersebut tidak material atau diharapkan bisa diselesaikan pada akhir
tahun. Pengaruh dari penyimpangan yang tidak direncanakan dan tidak diperkirakan
harus dilaporkan pada akhir periode interim dengan prosedur yang sama seperti yang
digunakan pada akhir tahun.
 Kerugian yang disebabkan penurunan harga pasar dan pemulihan harga tidak boleh
ditangguhkan untuk dibebankan ke periode di luar periode penurunan harga tersebut.
Biaya dan beban lain-lain untuk periode pelaporan interim, biaya dan beban lain-
lain termasuk biaya produksi dibebankan atas dasar yang sama seperti periode tahunan.
Pendapatan dan beban musimanLaporan keuangan interim memberi gambaran
pendapatan dan beban periode interim tersebut. Laporan keuangan interim tertentu
diperbandingkan dengan periode sebelumnya memberi manfaat yang lebih besar bagi
para pemakai laporan dalam contoh kondisi-kondisi sebagai berikut:
 Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan interim
periode sebelumnya, untuk mengetahui kecenderungan (trend) posisi keuangan dan
kinerja.
 Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan interim yang sama dalam periode
akuntansi yang lalu, untuk mengetahui kecenderungan berulang (cyclical) musiman
dari kegiatan usaha.
 Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan kumulatif dari
awal tahun buku sampai dengan tanggal laporan keuangan interim untuk mengetahui
kontribusi atau pengaruh periode interim yang dilaporkan pada periode berjalan.
 Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan tahun buku
yang lalu, untuk mendapat gambaran pengaruh dan kinerja interim tersebut terhadap
posisi keuangan, kinerja dan arus kas periode akuntansi yang lalu.
`Penyisihan Pajak PenghasilanPada akhir tiap periode interim, perusahaan harus
membuat taksiran pajak penghasilan untuk dibebankan pada periode interim. Perhitungan
pajak penghasilan periode interim harus sesuai dengan kebijakan akuntansi tentang pajak
penghasilan yang dianut pada akhir tahun.
4. Pos dan Transaksi Luar Biasa
 Penghapusan segmen usaha, penggabungan usaha, pos luar biasa, dan kejadian yang
tidak biasa dan tidak sering terjadi harus dibebankan pada periode interim saat
terjadinya dan tidak boleh dibebankan pada periode lain.
 Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan dalam laporan laba
rugi periode interim saat pos luar biasa terjadi. Dalam menentukan materialitas, pos
luar biasa harus dihubungkan langsung dengan estimasi pendapatan tahunan.
 Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan berpengaruh
material terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam pos luar
biasa juga harus dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi
periode interim.
 Kewajiban kontinjen dan ketidakpastian lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi
kewajaran penyajian data keuangan pada tanggal neraca harus diungkapkan dalam
laporan keuangan interim dengan cara yang sama seperti dalam laporan keuangan
tahunan. Pengungkapan tersebut harus diulang dalam laporan keuangan interim
berikutnya dan dalam laporan keuangan tahunan sampai kewajiban kontinjen itu
terselesaikan.
5. Perubahan Akuntansi
 Penghapusan segmen usaha, penggabungan usaha, pos luar biasa, dan kejadian yang
tidak biasa dan tidak sering terjadi harus dibebankan pada periode interim saat
terjadinya dan tidak boleh dibebankan pada periode lain.
 Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan dalam laporan laba
rugi periode interim saat pos luar biasa terjadi. Dalam menentukan materialitas, pos
luar biasa harus dihubungkan langsung dengan estimasi pendapatan tahunan.
 Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan berpengaruh
material terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam pos luar
biasa juga harus dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi
periode interim.
 Kewajiban kontinjen dan ketidakpastian lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi
kewajaran penyajian data keuangan pada tanggal neraca harus diungkapkan dalam
laporan keuangan interim dengan cara yang sama seperti dalam laporan keuangan
tahunan. Pengungkapan tersebut harus diulang dalam laporan keuangan interim
berikutnya dan dalam laporan keuangan tahunan sampai kewajiban kontinjen itu
terselesaikan.
6. Penyajian Laporan Keuangan Interim
Laporan keuangan interim meliputi neraca, laporan laba rugi dan saldo laba
interim, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan
interim harus disajikan secara komparatif dengan periode yang sama tahun
sebelumnya. Perhitungan laba-rugi interim harus mencakup periode sejak awal tahun
buku sampai dengan periode interim terakhir yang dilaporkan (year-to-date).Laporan
keuangan interim harus menggolongkan aktiva sebagai kelompok lancar dan tidak
lancar, dan kewajiban sebagai kelompok jangka pendek dan jangka panjang sesuai
laporan keuangan tahunan. Khusus untuk perusahaan tertentu seperti bank dan
asuransi yang mempunyai metode khusus dalam penggolongan aktiva, maka
penggolongan aktiva harus dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan
yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai