Transaksi derivatif adalah suatu kontrak (agreement) mengenai pembayaran yang nilainya
merupakan turunan dari nilai instrumen yang mendasarinya, seperti nilai tukar, tingkat suku
bunga, komiditi, ekuiti, indeks, dan lain-lain, baik yang menyebabkan terjadinya pergerakan dana
maupun yang tidak menimbulkan pergerakan dana/instrumen. Dengan demikian, transaksi
deviratif dipertentangkan dengan transaksi atas produk pokok/underlying asset, seperti orang
membeli saham/obligasi, USA dollar, barang komoditi, dan lain-lain.Ada banyak macam produk
deviratif, tetapi pada dasarnya produk derivatif terbagi kepada 3 (tiga) macam, yaitu :
1.
Derivatif berdasarkan atas forward
2.
Derivatif berdasarkan atas opsi
3.
Derivatif berdasarkan atas swap
Fungsi Derivatif adalah sebagai berikut :
1.
Informasi Harga
Dalam hal ini transaksi derivatif dapat berfungsi untuk sekedar mencari/memberikan
informasi tentang harga barang komoditi tertentu dikemudian hari (price discovery). Misalnya,
harga emas 6 bulan mendatang, dapat tercermin dari harga emas di pasar berjangka tersebut.
4.
Fungsi Spekulasi
Perdagangan derivatif dapat dan sering juga digunakan sebagai salah satu cara berspekulasi
bagi mereka yang senang dengan hal-hal yang bersifat untung-untungan dan spekulasi.
5.
Untuk Mencegah Gejolak Harga Pasar yang Ekstreme terhadap Underlying Asset
Dengan adanya perdagangan berjangka, maka pasar akan bereaksi yang positif terhadap
posisi permintaan dan penawaran. Sebab, dalam bisnis seperti ini, indikator harga dihitung secara
cermat, sehingga jika ada hargaunderlying asset yang terlalu rendah misalnya, maka demand akan
tinggi sehingga dengan demikian tingkat harga akan segera naik lagi, demikian juga sebaliknya.
Karenanya, fluktuasi harga dai underlying asset menjadi tidak terlalu tinggi dan selalu terjaga pada
batas-batas harga normal.
Transaksi Derivatif Sebagai Sarana Lindung Nilai (Hedging)
Dalam praktek sangat banyak juga dilakukan suatu transaksi derivatif dengan tujuan/motif
sebagai dalah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindungi nilai (hedging), yang
merupakan salah satu model Risk Management. Ini adalah pengertian hedging dan motif
dilakukannya hedging pada kasus umumnya yang ada. Akan tetapi, dalam perkembangannya
sarana hedging, dapat juga dipakai justru sebagai sarana spekulasi. Karena itulah, dalam
perkembangannya dikenal berbagai model jenis hedging.
Untuk itu pihak perusahaan yang akan melakukan hedging dapat memilih-milih di antara
alternatif-alternatif hedging (dilihat dari perbandingan jumlah hedging), yaitu sebagai berikut :
1. Lindungi Nilai Penuh (Straight Hedging, Full Hedging)
Lindungi nilai penuh merupakan cara melakukan lindungi nilai lewat suatu
kontrak forward terhadap semua 100% kewajiban. Teknik ini justru dapat menimbulkan risiko
manakala keadaan di depan justru berbalikan seperti yang diantisipasi.
2.
Transaksi derivative merupakan transaksi yang sangat lazim dilakukan dalam praktek secara
nasional dan internasional. Karena itu, tidak ada alas an yang kuat dan tidak perlu sama sekali
melarang praktek transaksi derivatif ini.
Dari segi hukum perdata, jelas bahwa transaksi derivative termasuk kedalam ruang jelajah
hukum kontrak/perjanjian, karena transaksi tersebut pada galibnya tidak lain dari suatu kontrak
antara para pihak dalam transaksi derivative tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa menurut
ketentuan hukum perdata, maka sahnya suatu kontrak, termasuk transaksi derivative, antara lain
ditentukan oleh apakah sudah terpenuhinya persyaratan tentang sahnya suatu kontrak sebagaimana
diatur dalam KUH Perdata, yaitu sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Konsep trading dalam transaksi derivative antara lain mencakupi elemen-elemen sebagai berikut :
1.
Startegi Trading
2.
Faktor Perubahan Harga
3.
Analisis Fudamental
4.
Analisis Teknik
5.
Cara-cara Mengatasi Kerugian
6.
Penentuan Waktu(timing)
Rambu-Rambu Hukum dan Kode Etik
Karena transaksi derivatif sangat rentan dan resikonya sangat tinggi (high risk), maka sector
hukum perlu campur tangan yang intens sehingga resiko dapat diminimalkan. Untuk itu, sudah
selayaknya sector hukum menyediakan rambu-rambu yang tidak boleh dilanggar oleh pihak yang
terlibat dalam transaksi derivatif ini.
Resiko dari Transaksi Derivatif
a.
b.
c.
d.
Bank Harus mempunyai pedoman terhadap transaksi derivatif, pedoman mana haruslah
terlebih dahulu mendapat persetujuan dari direksi dan komisaris bank yang bersangkutan.
Penentuan batas-batas kewenangan bank dalam melakukan transaksi derivatif.
Kewajiban memberikan laporan berkala (mingguan) kepada Bank Indonesia.