Anda di halaman 1dari 15

RMK

PASAR MODAL INDONESIA

OLEH:

NI KETUT ARI SUBAKTI (202033122011)

I PUTU GEDE RIO BAGAS PRATAMA (202233122014)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA

DENPASAR

2023
A. PENGERTIAN PASAR MODAL

Pasar modal (capital market) adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka

panjang dan merupakan pasar yang konkret. Dana jangka panjang adalah dana yang

jatuh temponya lebih dari satu tahun. Pasar modal dalam arti yang sempit adalah suatu

tempat dalam pengertian fisik yang terorganisasi tempat efek-efek diperdagangkan

yang disebut bursa efek. Pengertian bursa efek (stock exchange) adalah suatu sistem

yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik

secara langsung maupun tidak langsung. Pengertian efek adalah setiap surat berharga

(sekuritas) yang diterbitkan oleh perusahaan, misalnya: surat pengakuan utang, surat

berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi, tanda bukti utang, bukti right

(right issue), dan waran (warrant).

Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Modal dan Modal adalah pasar

konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan memerlukan

dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Umumnya yang termasuk pihak

penawar adalah perusahaan asuransi, dana pensiun, bank-bank tabungan sedangkan

yang termasuk peminat adalah perusahaan, pemerintah, dan masyarakat umum. Pasar

modal berbeda dengan pasar uang (money market). Pasar uang berkaitan dengan

instrumen keuangan jangka pendek (jatuh tempo kurang dari 1 tahun) dan merupakan

pasar yang abstrak. Istrumen pasar uang biasanya terdiri dari berbagai jenis surat

berharga jangka pendek seperti sertifikat deposito, commercial paper, Sertifikat Bank

Indonesia (SBI), dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).

Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan

dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Saham

merupakan bukti kepemilikan sebagian dari perusahaan. Obligasi (bond) merupakan

suatu kontrak yang mengharuskan peminjam untuk membayar kembali pokok pinjaman
ditambah dengan bunga dalam kurun waktu tertentu yang sudah disepakati. Untuk

menarik pembeli dan penjual untuk berpartisipasi, pasar modal harus bersifat likuid dan

efisien. Suatu pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan pembeli

dapat membeli surat-surat berharga dengan cepat. Pasar modal dikatakan efisien

apabila jika harga dari surat-surat berharga mencerminkan nilai dari perusahaan secara

akurat (Jogiyanto, 2015, hal. 29).

Jika pasar modal sifatnya efisien, harga dari surat berharga juga mencerminkan

penilaian dari investor terhadapa prospek laba perusahaan dimasa mendatang serta

kualitas dari manajemennya. Jika calon investor meragukan kualitas dari manajemen,

keraguan ini dapat tercermin di harga surat berharga yang turun. Dengan demikian

pasar modal dapat digunakan sebagai sarana tidak langsung pengukur kualitas

manajemen. Juga pemegang saham mempunyai hak mengawasi manajemen lewat hak

veto di dalam pertemuan dan pemilihan manajemen. Hak veto pemegang saham dapat

dilakukan langsung atau dapat dialihkan ke pihak kedua lewat suatu wakil atau proksi

(proxy). Jika pemegang saham tidak puas dengan manajemen, maka dapat terjadi

perang proksi (proxy fight) untuk mengganti manajemen (Hartono, 2015, hal. 30).

Pasar modal selalu mempersyaratkan agar selalu ada keterbukaan (full

disclosure) dan hasil audit pendapat akuntan haruslah bersifat unqualified opinion yakni

wajar tanpa syarat. Penjamin emisi di dalam proses penentuan harga dan penawaran

perdana dan instrumen pasar modal itu, juga dapat berkepentingan terhadap pendapat

akuntan publik tersebut. Di sini terlihat bahwa perana akuntan publik selalu diperlukan

mulai dari rencana emisi, proses emisi, dan berikutnya pada proses jual beli di pasar

sekunder (Anoraga, 2003, hal. 7).

Dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah tempat pertemuan antar pihak

yang memiliki kelebihan dana (investor) dengan pihak yang memerlukan dana
(perusahaan) dengan cara memperjual belikan sekuritas baik berupa saham, obligasi,

maupun jenis surat berharga lainnya melalui jasa perantara perdagangan efek.

B. PERANAN PASAR MODAL

Peranan pasar modal sangat besar dalam perekonomian negara, seperti

Indonesia. Pasar modal melakukan 2 peran, yakni peran ekonomi dan peran keuangan.

Dalam hal ini pasar modal memiliki peran ekonomi, menyediakan fasilitas dalam

mempertemukan 2 kepentingan, yakni investor (pihak yang memiliki kelebihan dana)

dan issuer (pihak yang butuh akan dana). Dengan adanya pasar modal, pihak yang

mempunyai kelebihan dana dapat menginvestasikan dana dengan tujuan mendapat

pengembalian (return). Disamping itu, pihak issuer (perusahaan) dapat memakai dana

untuk kepentingan investasi, tanpa menunggu tersedianya dana dari aktivitas operasi

perusahaan. Pasar modal disebut mempunyai peran keuangan karena pasar modal

memberi kemungkinan dan kesempatan mendapatkan pengembalian (return) dana bagi

pemilik, sesuai pilihan tipe investasi.

Harga saham merupakan faktor yang menarik para penanam modal untuk

berinvestasi dipasar modal, karena dapat mencerminkan tingkat pengembalian modal.

Pada dasarnya, investor membeli saham untuk mendapat deviden serta dapat menjual

saham pada harga yang jauh lebih tinggi (capital gain). Para emiten yang mampu

memperoleh laba yang tinggi, maka meningkatnya pula jumlah pengembalian yang di

akan didapatkan oleh investor, yang tercermin didalam harga saham perusahaan.

(Patriawan, 2011:19).

Harga saham merupakan indikator kesuksesan perusahaan dalam mengelola

usahanya, keberhasilan itu dilihat dari kekuatan pasar yang digambarkan pada transaksi

perdagangan saham dipasar modal. Terjadinya transaksi didasarkan pada hasil

pengamatan para penanam modal pada prosentase perusahaan dalam mendapatkan


keuntungan. Pada dasarnya, semakin baik prosentase laba perusahaan yang dihasilkan,

maka permintaan saham akan mengalami peningkatan, sehingga harganya akan

mengalami peningkatan. Akan tetapi apabila prosentase laba perusahaan buruk, hal itu

akan mengakibatkan harga saham yang dimaksud mengalami penurunan. Jadi, bisa

disimpulkan bahwa harga pasar saham dapat dijadikan sebagai alat bantu pemantau

prosentase perusahaan. Selain itu, harga pasar saham juga merupakan indeks prosentase

perusahaan yakni seberapa jauh keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan

(Wahidahwati dkk, 2013).

Peranan pasar modal dilihat dari sudut ekonomi makro adalah sebagai suatu

piranti untuk melakukan alokasi sumber daya ekonomi secara optimal. Kelebihannya

lagi, dibandingkan kredit perbankan, bahwa pasar modal merupakan sumber

pembiayaan yang tidak menimbulkan inflatoir. Sumber daya ekonomi yang sudah ada

melalui pasar modal dialokasikan sedemikian rupa sehingga kedudukan berubah yaitu

dari titik Pareto Inefficiency menjadi ke titik Pareto Efficiency. Ini dapat terjadi apabila

informasi yang tersedia di pasar modal cepat, tepat, dan akurat. Akibat lebih jauh dari

berfungsinya pasar modal sebagai piranti untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi

secara optimal adalah naiknya pendapatan nasional, terciptanya kesempatan kerja, dan

semakin meratanya hasil-hasil pembangunan (Anoraga, 2003, hal. 7).

Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries).

Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian

karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan

pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di samping itu, pasar modal dapat mendorong

terciptanya alokasi dana yang efisien atau produktif. Alokasi dana yang produktif

terjadi jika individu yang mempunyai kelebihan dana dapat meminjamkannya ke

individu lain yang lebih produktif yang membutuhkan dana. Sebagai akibatnya
peminjam dan pemberi pinjaman akan lebih diuntungkan dibandingkan jika pasar

modal tidak ada (Jogiyanto, 2010, hal. 30). Karena dengan adanya pasar modal maka

pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang

memberikan return yang paling optimal. Asumsinya, investasi yang memberikan return

relatif besar adalah sektor-sektor yang paling produktif yang ada di pasar. Dengan

demikian, dana yang berasal dari investor dapat digunakan secara produktif oleh

perusahaan perusahaan tersebut (Tandelilin, 2010, hal. 26-27).

Dana yang didapatkan perusahaan melalui penjualan sekuritas (saham)

merupakan hasil perdagangan saham-saham perusahaan yang dilakukan di pasar

perdana. Di pasar perdana. Di pasar perdana inilah perusahaan untuk pertama kalinya

menjual sekuritasnya, dan proses itu disebut dengan initial public offering (IPO) atau

penawaran umum perdana. Setelah sekuritas tersebut dijual perusahaan di pasar

perdana, barulah kemudian sekuritas diperjualbelikan oleh investor investor di pasar

sekunder atau dikenal dengan juga dengan sebutan pasar regular. Transaksi yang

dilakukan investor di pasar sekunder tidak akan memberikan tambahan dana lagi bagi

perusahaan yang menerbitkan sekuritas (emiten), karena transaksi hanya terjadi antar-

investor, bukan dengan perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan emiten tidak akan

memperoleh tambahan dana dari transaksi yang terjadi di pasar sekunder. Namun,

perdagangan pasar sekunder sangat penting untuk menentukan likuiditas sekuritas di

pasar perdana (Tandelilin, 2010, hal. 27).

Menurut Martalena (2011:3) pasar modal memiliki peranan penting dalam

perekonomian suatu negara karena memiliki 4 fungsi, yaitu:

a. Fungsi Saving

Pasar modal dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin menghindari

penurunan mata uang karena inflasi.


b. Fungsi Kekayaan

Masyarakat dapat mengembangkan nilai kekayaan dengan berinvestasi dalam

berbagai instrument pasar modal yang tidak akan mengalami penyusutan nilai

sebagaimana yang terjadi pada investasi nyata, misalnya rumah atau perhiasan.

c. Fungsi Likuiditas

Instrumen pasar modal pada umumnya mudah untuk dicairkan sehingga

memudahkan masyarakat memperoleh kembali dananya dibandingkan rumah

dan tanah.

d. Fungsi Pinjaman

Pasar modal merupakan sumber pinjaman bagi pemerintah maupun perusahaan

membiayai kegiatannya.

C. MACAM-MACAM PASAR KEUANGAN & PASAR MODAL

a. Pasar Uang

Salah satu jenis pasar yang termasuk dalam financial market yaitu pasar uang. Ini

merupakan jenis pasar yang memperdagangkan produk dengan jatuh tempo dalam

jangka pendek (kurang dari satu tahun) sehingga asetnya sangat likuid. Beberapa

contoh aset yang diperjualbelikan dalam pasar uang ialah surat-surat berharga

seperti deposito berjangka, wesel atau promes yang memiliki jangka waktu kurang

dari satu tahun. Pasar ini merupakan tempat yang tepat apabila kamu mengingkan

pinjaman modal cepat dalam jangka pendek. Tenang saja, transaksi dalam pasar ini

memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan pengembalian bunga yang relatif

rendah. Adapun pemegang otoritas tertinggi dalam pasar uang yakni Bank

Indonesia. Di mana Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur,

mengizinkan, mengembangkan, hingga mengawasi aktivitas perekonomian dalam

pasar uang.
b. Pasar Modal

Selanjutnya, ada pasar modal yang atau sering juga disebut sebagai capital market.

Kebalikan dari pasar uang, pasar modal merupakan tempat yang memperjualbelikan

modal dalam jangka panjang. Umumnya, aset yang diperjualbelikan dalam pasar

modal meliputi surat berharga seperti obligasi, reksadana, dan saham. Tentunya,

aset-aset tersebut memiliki nilai dalam jangka waktu yang panjang, yakni lebih dari

satu tahun. Dalam proses transaksinya, otoritas tertinggi pasar modal dipegang

oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan berkoordinasi bersama Bursa Efek

Indonesia. Di mana kedua belah pihak bertanggung jawab atas seluruh aktivitas

transaksi dan regulasi yang terjadi dalam pasar modal.

c. Pasar Valuta Asing

Jenis pasar keuangan berikutnya adalah pasar valuta asing (valas/foreign exchange

market). Ini merupakan pasar yang digunakan untuk melakukan transaksi jual beli

mata uang asing. Baik yang berupa spot transaction, forward transaction,

hingga swap transaction. Adanya pasar valas ini membuktikan bahwa keuangan

atau pasar global saling terkoneksi menggunakan teknologi yang ada. Jadi, transaksi

valuta asing dapat dilakukan secara online antar negara di dunia. Dengan pasar

valuta asing, suatu negara dapat memfasilitasi perdagangan internasional dan pasar

modal. Jadi, pergerakan ekonomi negara bisa berjalan. Terjadinya pertukaran valuta

asing antar negara juga bisa mempermudah proses pemindahan dana dari satu

negara dengan negara lainnya, sehingga memungkinkan terjadinya kliring

internasional.

d. Pasar Hipotek

Pasar hipotek merupakan pasar yang melayani pinjaman untuk lahan real

estate perumahan, komersial, industri, hingga pertanian. Ini merupakan instrumen


utang yang dilakukan dengan cara memberikan hak tanggungan properti dari pihak

peminjam ke pihak pemberi peminjam, sebagai suatu syarat untuk jaminan atas

kewajiban pembayaran utang. Mengingat setiap transaksi dalam pasar hipotek ini

berupa aset fisik yang tidak bergerak, maka jenis pinjaman yang diberikan memiliki

jangka waktu panjang. Transaksi yang dilakukan dalam pasar hipotek dilakukan

dengan cara peminjam menyediakan uang muka senilai presentase dari jumlah

pinjaman dan harus membayar kembali pinjaman melalui pembayaran rutin selama

periode waktu tertentu. Selama proses pembayaran rutin ini, terdapat suku bunga

yang dapat diperbaiki atau disesuaikan (variabel). Apabila si peminjam lalai dalam

memenuhi kewajibannya kepada pemberi pinjaman, pemberi pinjaman ini bisa

mengambilalih aset yang ada dalam transaksi.

e. Pasar Kredit Konsumen

Jenis pasar keuangan lainnya adalah pasar kredit konsumen. Sesuai dengan

namanya, jenis pasar ini melayani pembiayaan pinjaman untuk pembiayaan

konsumen atas suatu produk. Baik itu berupa barang maupun jasa. Misalnya

transaksi jual beli mobil, motor, perlengkapan rumah tangga, pembiayaan fasilitas

pendidikan, hingga kegiatan liburan.

f. Pasar Komoditas

Pasar komoditas merupakan jenis pasar keuangan yang kegiatannya

memperjualbelikan komoditas tertentu. Misalnya barang-barang pertanian, produk

energi, logam mulia, hingga komoditas lunak. Jadi, dalam pasar ini terjadi

pertemuan antara produsen dengan konsumen yang ingin bertukar komoditas fisik.

Dalam proses perdagangan di pasar komoditas, terdapat du acara yang dapat

dilakukan oleh produsen dan konsumen. Pertama, perdagangan fisik yang bersifat

efektif dan juga perdagangan berjangka yang memiliki sifat spekulatif. Harga-harga
komoditas yang diperjualbelikan dalam jenis pasar ini dipengaruhi oleh tingkat

permintaan dan penawaran. permintaan bisa disebabkan oleh beberapa faktor

seperti pertambahan penduduk, pertambahan penggunaan, penggunaan baru, dan

subtitusi. Sementara itu, penawaran dapat dipengaruhi oleh beberapa hal contohnya

pertambahan kapasitas produksi, adanya perubahan musim dan cuaca, larangan atau

insentif pemerintah, bencana alam, hingga konflik atau peperangan.

g. Pasar Derivatif

Derivatif adalah kontrak antara dua belah pihak atau lebih yang nilainya didasarkan

pada aset keuangan dasar yang disepakati. Nantinya, kontrak ini akan berfungsi

sebagai objek perdagangan di pasar. Derivatif merupakan instrumen investasi yang

terdiri atas beberapa aset atau produk keuangan dan telah diawasi oleh Bursa Efek

Indonesia. Cara kerja perdagangan dalam pasar ini ialah produk investasi berbasis

kontrak perjanjian perdagangan.

D. MANFAAT PASAR MODAL

Manfaat pasar modal bisa dirasakan baik oleh investor, emiten, pemerintah maupun

lembaga penunjang (Anoraga, 2003, hal. 12).

Manfaat pasar modal bagi emiten yaitu:

1. jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar

2. dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai

3. tidak ada “convenant” sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan

dana/perusahaan

4. solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan

5. ketergantungan emiten terhadap bank menjadi kecil

6. cash flow hasil penjualan saham biasanya lebih besar dari harga nominal

perusahaan
7. emisi saham cocok untuk membiayai perusahaan yang berisiko tinggi

8. tidak ada bebas finansial yang tetap

9. jangka waktu penggunaan dana tidak terbatas

10. tidak dikaitkan dengan kekayaan penjamin tertentu

11. profesionalisme dalam manajemen meningkat.

Sedangkan manfaat pasar modal bagi investor adalah sebagai berikut

1. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut

tercermin pada meningkatkanya harga saham yang mencapai capital gain.

2. Memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga

tetap atau bunga yang mengambang bagi pemegang obligasi.

3. Mempunyai hak suara dalam RUPS bagi pemegang saham, mempunyai hak suara

dalam RUPO bila diadakan bagi pemegang obligasi.

4. Dapat dengan mudah mengganti instrumen investasi, dalam beberapa instrumen

yang mengurangi risiko.

Manfaat pasar modal bagi lembaga penunjang yaitu:

1. menuju ke arah profesional di dalam memberikan pelayanannya sesuai dengan

bidang tugas masing-masing

2. sebagai pembentuk harga dalam bursa parallel

3. semakin memberi variasi pada jenis lembaga penunjang;

4. likuiditas efek semakin tinggi.

Sedangkan manfaat pasar modal bagi pemerintah yaitu:

1. mendorong laju pertumbuhan

2. mendorong investasi

3. penciptaan lapangan kerja


4. memperkecil Debt Service Ratio (DSR)

5. mengurangi beban anggaran bagi BUMN (Badan Usaha Milik Negara).

Dengan adanya pasar modal, kegiatan bisnis lembaga perbankan dana lembaga

bukan bank bertambah apabila mereka mengambil posisi di pasar modal, seperti

menjadi underwriter, guarantor, trustee, perantara perdagangan efek, dan lain-lain

sesuai aturan main masing-masing. Arti positif dari itu semua adalah mewujudkan

sasaran pembangunan nasional, yakni menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan

pendapatan per kapita.

E. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PASAR MODAL DI INDONESIA

Sejarah pasar modal Indonesia sebenarnya telah cukup lama, sekitar awal abad

ke-19 pemerintah kolonial hindia belanda mulai membangun perkebunan secara besar-

besaran di Indonesia. Sebagai sumber dana adalah para penabung yang terdiri dari

orang belanda dan eropa lainnya yang penghasilannya jauh lebih besar dari penduduk

pribumi dan telah dikelola secara baik. Atas dasar itulah maka pemerintah

belandamendirikan pasarmodal. Setelah mengadakan persiapan yang matang, maka

akhirnya didirikan pasar modal yang pertama di Indonesia tepatnya di Batavia (Jakarta)

pada tanggal 14 Desember 1912 yang bernama Vereniging voor de Effectenhandel

(bursa efek) dan langsung memulai aktifitas perdagangannya. Pada saat awal terdapat

13 anggota bursa yang aktif (makelar) yaitu : Fa. Dunlop &Kolf; Fa. Gijselman &Steup;

Fa. Monod &Co.; Fa. Adree Witansi & Co.; Fa. A.W. Deeleman; Fa. H. Jul Joostensz;

Fa. Jeannette Walen; Fa. Wiekert & V.D. Linden; Fa. Walbrink & Co; Wieckert & V.D.

Linden; Fa. Vermeys & Co; Fa. Cruyff dan Fa. Gebroeders. Efek yang diperjual-belikan

adalah saham dan obligasi perusahaan/perkebunan Belanda yang beroperasi di

Indonesia, obligasi yang diterbitkan Pemerintah (propinsi dankotapraja), sertifikat


saham perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh kantor administrasi di

negeri Belanda serta efek perusahaan Belanda lainnya.

Perkembangan pasar modal di Batavia tersebut begitu pesat sehingga menarik

masyarakat kota lainnya. Untuk menampung minat tersebut, padatanggal 11 Januari

1925 di kota Surabaya dan 1 Agustus 1925 di Semarang resmi didirikan bursa. Pada

saat menjelang terjadi perang dunia ke-II ketiga bursa tersebut menghentikan

aktifitasnya dan dimulai kembali dengan dibukanya bursa efek di Jakarta pada tahun

1952, namun karena adanya program nasionalisasi oleh pemerintah pada tahun 1956

aktifitas pasar modal Indonesiakembaliterhenti.

Perkembangan pasar modal Indonesia berlanjut pada bulan agustus 1977

dengan diaktifkan kembali kegiatan di pasar modal dan membentuk Badan Pelaksana

Pasar Modal (BAPEPAM), sebuah badan pemerintah dibawah Departemen Keuangan.

Namun seiring berjalannya waktu selama 10 tahun pertama perkembangan bursa

relative lambat. Sampai dengan tahun 1988, jumlah perusahaan yang diberi izin emisi

hanya 34 perusahaan dengan nilai keseluruhan Rp. 1.102,4 milyar. Faktor-faktor yang

menyebabkan kurang menariknya iklim ivestasi di bursa periode ini antara lain karena

perlakuan pajak yang tidak menguntungkan terhadap investasi saham serta pembatasan

fluktuasi harga saham. Pada saat itu pemerintah mengenakan pajak penghasilan atas

deviden dan capita gain, dan sebaliknya tidak mengenakan pajak atas penghasilan

bunga deposito. Di sisi lain deregulasi perbangkan tahun 1983 menyebabkan tingkat

suku bunga deposito menjadi naik, sehingga menyebabkan investasi pada saham tidak

menarik lagi bagi investor. Selain itu pemerintah jugamembatasi fluktuasi harga saham

sebesar empat persen per hari dengan tujuan menghindari unsur spekulasi di bursa

sehingga, padahal unsur spekulasi pada bursa efek adalah sesuatu yang wajar.
Menyadari hal ini, pemerintah beruaha mendorong kembali pertumbuhan

pasarmodal dengan mengeluarkan berbagi paket deregulasi (paket Oktober 1987,

Desember 1987, Oktober 1988, dan Desember 1988). Yang isinya antara lain,

pemerintah menghapus batas fluktuasi empat persen harga saham perhari pada paket

deregulasi (Oktober 1987), Memberi kelonggaran pada perusahaan yang akan

melakukan go public (Desember 1987), memetapkan pajak yang sama bagi bunga

deposito dan deviden saham sebesar 15% (Oktober 1988), dan menetapkan system

company listing, dimana perusahaan yang telah mencatatkan sebagian sahamnya di

bursa otomatis diperbolehkan menjual semua saham yang disetor penuh (termasuk

saham pendiri) langsung di lantai bursa tanpa melalui penjamin emisi efek (Desember

1988).

Selanjutnya pada tahun 1990 pemerintah mengeluarkan peraturan tentang

swastanisasi Bursa Efek sehingga pada tanggal 4 Desember 1991 berdirilah PT.

BursaEfek Jakarta. Dengan swastanisasi bursa makaperanan BAPEPAM berubah dari

badan yang melaksanakan pasar modal menadi badan yang bertugas mengawasi pasar

modal. Sebenarnya sejak tahun 1987 sudah ada bursa efek swasta, yaitu Bursa Pararel

Indonesia (BPT). Bursa pararel (over the counter market) sangat diperlukan oleh

perusahaan kecil dan menengah serta perusahaan baru yang rugi tetapi mempunyai

prospek yang baik dimasa yang akan dating. Bursa ini menjadi jembatan bagi

perusahaan yang sudah layak menawarkan sahamnya pada masyarakat umum tetapi

terbentur pada persyaratan sebagai peserta di bursa reguler seperti BEJ. Perdagangan

tidak harus dilakukan di satu lokasi tertentu tetapi dilakukan melalui suatu jaringan

terminal elektronik yang menghubungkan antar para pedagang efek.

Namun seiring berjalannya waktu perkembangan BPI kurang menggembirakan.

Hal ini dapat dilihatdarisedikitnya jumlah emiten yang mencatatkan sahamnya di BPI
dan kecilya volume transaksi perdagangan di BPI. Setelah berdirinya BPI kemudian

muncul Bursa Efek Surabaya (BES) yang berdiripada bulan Juli 1989. Keberadaan BES

diharapkan dapatmemberi manfaat bagi perkembangan propinsi Jawa Timur di

samping dapat meluas sampai Kawasan Indonesia Timur. Sebagian saham yang

diperdagangkan di BEJ juga dapat dilakukan di BES. Pada tahun 1995, BPI dan BES

dikonsolidasikan sehingga sampai sekarang hanya terdapat dua bursa efek di Indonesia

yaitu BEJ dan BES.

Sejak diberlakukakannya berbagai deregulasi yang dilakukan oleh pemerintah

pada pasar modal tahun 1987, volume perdagangan pada BEJ meningkat drastis.

Volume perdagangan ini menjadi lebih tinggi lagi dengan diterapkannya system

perdagangan otomatis (Jakarta Automated Trading System atau JATS) Pada tahun

1995. JATSmemungkinkan frekuensi perdagangansaham yang lebih besar dan

menjamin perdagangan dapat lebih sewajarnya dan transparan.

Anda mungkin juga menyukai