I DENGAN
KOLELITIASIS DI RUANG
MARIA PAVILIUN
STUDI KASUS
Oleh:
STUDI KASUS
Oleh:
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh :
Menyetujui:
Pembimbing, Kepala Ruang Maria Paviliun
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Menyetujui,
Sub Komite Kredensial Kepala Ruang Maria Paviliun
Mengetahui:
KATA PENGANTAR
iv
Puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia- Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Studi Kasus tentang
Asuhan Keperawatan pada pasien Ny. I dengan Kolelitiasis di Ruang Maria
Paviliun Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang, sebagai syarat untuk
diangkat sebagai pegawai tetap.
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. dr. Maria Tri Irama, RDP. M. Kes selaku direktur RS Panti Waluya Sawahan
Malang yang telah memberi kesempatan untuk melaksanakan Asuhan
Keperawatan di RS Panti Waluya Sawahan Malang.
2. Ibu Isnaini Fitnian, S.Kep.,Ns selaku Kepala Ruang Maria Paviliun yang telah
memberikan bimbingan dan saran untuk menyelesaikan makalah studi kasus
ini.
3. Ibu Fitria Hayati, S.Kep.Ns dan Tim Komite Keperawatan selaku tim yang
memfasilitasi dalam kegiatan kredensial dengan metode Studi Kasus.
5. Keluarga besar Maria Paviliun yang telah memberikan dukungan dan motivasi
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah studi kasus ini jauh dari
sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapakan kritik dan saranj yang bersifat
membangun demi sempurnanya makalah ini, sehingga dapat bermanfaat bagi
penulis, Rumah Sakit dan para pembaca lainnya.
v
DAFTAR ISI
COVER ...........................................................................................................i
SAMPUL DALAM..........................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................iv
KATA PENGANTAR......................................................................................v
DAFTAR ISI...................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
vi
3.5. Implementasi...........................................................................................39
3.6. Evaluasi...................................................................................................42
DAFTARPUSTAKA.......................................................................................64
LAMPIRAN...................................................................................................65
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3. Obesitas
Kelebihan berat badan merupakan factor risiko yang kuat untuk batu
empedu, terutama dikalangan wanita. Penelitian menunjukkan bahwa
wanita dengan BMI lebih dari 32 memiliki risiko 3x lebih besar untuk
mengembangkan batu empedu dibandingkan yang memiliki BMI 24
s/d 25.
4. Genetik
Jika keluarga inti (orang tua, saudara dan anak-anak) memiliki batu
empedu. Maka akan berpeluang 1 ½ kali lebih mungkin untuk
mendapatkan batu empedu.
3
1.7. PATOFISIOLOGI
Infeksi saluran emedu : Bakteri E. Coli
Empedu jenuh dengan kolesterol atau kalsium Infeksi saluran empedu : Bakteri E. Coli
Faktor lain : obesitas, jenis kelamin,
pola hidup, jenis kelamin, pola hidup
Kurangnya garam empedu Kadar enzim β-glukoronidane
Bilirubin berlebihan di hidrolisasi menjadi bilirubin
Kalsium meningkat
Batu kolesterol
Pengendapan kalsium bilirubinant
Pengendapan KOLELITIASIS
Pre Op Kolelitiasis Insisi bedah Post Op Kolesistektomi
Prosedur pra operasi Efek anastesi
Sumbatan saluran Kerusakan jaringan pasca bedah Mual, muntah
(izin pembedahan, Port de entry
empedu pemeriksaan diagnostik)
Mediator kimia dari nyeri Ketidakseimbangan
Resiko infeksi
nutrisi kurang dari
Penekanan dinding Ansietas kebutuhan tubuh
saluran empedu ↑
Mempengaruhi sensitivitas
ujung-unjung saraf
Peningkatan pelepasan
mediator kimia:
prostaglandin, histamine, Nyeri Akut
bradikinin
Nyeri Akut
6
1.9. PENATALAKSANAAN
Menurut Elseiver (2009) penetalaksaan kolelitiasis meliputu :
1. Litotripsi dan pelarutan batu empedu, hanya bersifat sementara
2. Menjaga pola makan.
3. Pembedahan : laparoskopi dan kolesistektomi
BAB II
2.1. PENGKAJIAN
2.1.1 Identitas Klien
Identitas kilen sangat penting dan diperlukan agar tidak terjadi duplikasi
nama pasien ( Muttaqin, 2014)
1) Nama
Nama adalah sebutan atau label yang diberikan kepada seseorang
nama pertama kali digunakan untuk mengetahui identitas klien.
2) Umur
Umur pasien sangat penting untuk melihat kondisi pada berbagai
jenis pembedahan. Perawat perioperative harus mengetahui faktor
usia, baik anak-anak dan lansia dapat meningkatkan resiko
pembedahan. Klien yang mengalami kolelitiasis lebih sering di
jumpai pada usia lebih dari 40 tahun.
3) Jenis kelamin
Klien kolesistektomi lebih sering dijumpai pada wanita.
4) Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.
Bagi orang yang tingkat pendidikannya rendah sangat minim untuk
mendapatkan pengetahuan tentang penyakit kolelitiasis.
5) Alamat
Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan keadaan lingkungan di
sekitar tempat tinggalnya.
6) Suku Bangsa
Suku tertentu mempunyai kecenderungan untuk menghasilkan
kolesterol tinggi dalam empedu yang menyebabkan pembentukan
batu empedu.
7) Agama
Mengetahuai dan meningkatkan kebutuhan spiritual klien.
8) Identitas Penanggung jawab
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, hubungan dengan klien, sumber biaya.
2.1.2 Keluhan Utama
Klien kolelitiasis mengalami nyeri pada perut kuadran kanan atas. Nyeri
yang dirasakan klien akan mengalami keterbatasan gerak karena takut
nyeri akan timbul (Mutaqin, 2014).
7
8
1) Kepala
Mengobservasi gambaran wajah klien, pada klien kolelitiasis
yang mengalami nyeri klien mengerutkan dahi dan wajah pucat.
(1)Inspeksi
Penyebaran rambut merata, warna rambut, kebersihan rambut
dan ada tidaknya ketombe.
(2)Palpasi :
Ada tidaknya benjolan, ada atau tidak nyeri tekan pada area
kepala.
2) Mata
(1)Inspeksi :
Pada klien kolelitiasis biasanya pada sklera mengalami ikterik
(bewarna kuning). Pada klien kolelitiasis klien menunjukkan
perilaku distraksi seperti menangis karena nyeri.
(2)Palpasi :
Kekenyalan bola mata, ada tidaknya nyeri tekan.
3) Hidung
(1)Inspeksi:
Kesimetrisan lubang hidung kiri dan kanan, letak hidung
apakah ada di tengah wajah, adanya produksi secret, lihat
adanya masa di dalam atau diluar hidung.
(2)Palpasi :
Ada/tidak adanya nyeri tekan pada sinus maksilaris, frontalis,
edmoidalis, sfenoidalis, ada/ tidak nyeri tekan pada
septumnasi.
4) Telinga
(1)Inspeksi :
Kesimetrisan kedua telinga, ada/tidak adanya serumen, ada
atau tidaknya gangguan pendengaran, apakah ada atau
tidaknya luka/bekas luka pada telinga dan sekitarnya, ada/
tidaknya darah, secret yang keluar dari telinga.
(2)Palpasi :
Ada/tidak nyeri tekan pada daerah telinga, ada/tidak nyeri
tekan pada tragus.
5) Mulut
(1)Inspeksi
Pada klien kolelitiasis membran mukosa bibir kering dan
pucat.
6) Leher
10
(1)Insipeksi :
Kesimetrisan leher, ada/ tidaknya kelenjar limfe, ada/tidaknya
pembengkakan pada leher, ada/tidaknya luka atau bekas luka
pada leher, ada/tidaknya pembesaran pada kelenjar gondok.
(2)Palpasi :
Ada/tidaknya devisiasi trakea. Ada/tidak nyeri tekan pada
kelenjar limfe.
7) Dada
(1) Paru
1) Inspeksi:
Kaji bentuk dada (dada normal, dada corong, dada burung,
dada barel) kaji pergerakan dinding dada, ada/ tidaknya
bekas luka operasi, kaji pola nafas klien.
2) Palpasi:
Ada/ tidaknya nyeri tekan, taktil fremitus teraba sama.
3) Auskultasi.
Apakah terdengar vesikuler, bronkovesikuler dan bronkial,
ronki, wheezing, stridor tambahan seperti ronci, wheezing.
4) Perkusi :
Perkusi seluruh lapang paru, perkusi normal paru-paru
terdengar resonan, pada area jantung terdengar pekak.
(2) Jantung
1) Inspeksi: terlihat atau tidak denyutan ictus cordis.
2) Palpasi: rasakan tingginya denyutan iktus kordis, dan
menghitung iktus kordis
3) Perkusi: ICS 3-5 thorak sinistra terdengar suara pekak ,
terdengar pekak.
4) Auskultasi : ada atau tidaknya suara bunyi jantung
tambahan gallop dan murmur.
8) Abdomen
(1)Inspeksi:
Persebaran warna kulit pada perut klien merata, tidak terdapat
bekas luka.
(2)Auskultasi :
Bising usus normal 5-30 x/menit.
(3)Perkusi :
Pada klien terdengar timpani.
(4)Palpasi :
11
2.2. DIAGNOSA
1. Nyeri Akut b.d inflamasi
2. Ansietas b.d prosedur pembedahan
3. Nyeri Akut b.d prosedur pembedahan
4. Resiko infeksi b.d prosedur invasive
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
mual,muntah
2.3. INTERVENSI
2.3.1 Batasan Karakteristik
1. Batasan karakteristik diagnosa nyeri akut
(1)Perubahan selera makan
(2)Perubahan tekanan darah
(3)Perilaku distraksi (misal : berjalan mondar mandir mencari
orang lain dan atau aktivitas yang berulang)
(4)Mengekspresikan perilaku (misal : gelisah, merengek,
menangis)
(5)Sikap melindungi area nyeri
(6)Indikasi nyeri yang dapat diamati
(7)Melaporkan nyeri secara verbal
(8)Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
12
pathogen
(3)Trauma
(4)Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan lingkungan
(5)Rupture membran amnion
(6)Agen farmasi (imunosupresan)
(7)Peningkatan paparan lingkungan pathogen
4. Batasan karakteristik diagnosa ketidakseimbangan nutrisi
kurang
dari kebutuhan tubuh
(1) Kram abdomen
(2) Nyeri abdomen
(3) Penurunan BB
(4) Membran mukosa kering
2.3.2 Kriteria Hasil
1. Kriteria hasil diagnosa nyeri akut
1) Mampu mengontrol nyeri dengan indikator :
(1) Klien melaporkan nyeri berkurang
(2) Klien dapat menggambarkan faktor penyebab
(3) Klien dapat menggunakan teknik non farmakologi
2) Memperlihatkan nyeri berkurang secara non verbal yang
dibuktikan oleh klien tidak tampak ekspresi meringis kesakitan
pada wajah
3) Skala nyeri 0
4) Klien rileks
5) TTV dalam batas normal
2. Kriteria hasil diagnosa ansietas
1) Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala
cemas
2) TTV dalam batas normal
3) Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan
3. Kriteria hasil diagnosa resiko infeksi
13
2.3.3 Intervensi
1. Intervensi dan Rasional Diagnosa Nyeri Akut Menurut Nurarif &
Kusuma (2015)
Intervensi Rasional
1. Kaji nyeri secara komperhensif 1. Dengan pengkajian membantu
(kualitas, lokasi, skala dan waktu perawat untuk terfokus pada
nyeri) penyebab nyeri dan managemennya.
Intervensi Rasional
1. Jelaskan semua prosedur dan apa 1. Agar klien memahami tentang
yang dirasakan selama prosedur prosedur tindakan yang akan
berlangsung dilakukan
2. Dorong keluarga untuk menemani 2. Untuk mengurangi kecemasan yang
klien dirasakan klien
3. Identifikasi tingkat kecemasan 3. Untuk mengetahui tingkat
kecemasan klien
4. Ajarkan pasien teknik relaksasi 4. Agar mengurangi tingkat kecemasan
5. Observasi TTV yang dirasakan klien
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
1. Kaji kebiasaan diet, masukan 1. Mengetahui kebisaan buruk dalam
makanan saat ini. Catat derajat pola makan dan mengetahui
kesulitan makanan. pemasukan nutrisi dalam tubuh.
6. Kolaborasi dengan ahli gizi atau 6. Metode makan dan kebutuhan kalori
nutrisi pendukung tim untuk didasarkan situasi atau kebutuhan
memberikan makanan yang individu untuk memberikan nutrisi
mudah dicerna, secara nutrisi maksimal dengan upaya minimal
seimbang. klien atau penggunaan energy.
2.4. IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan merupakan proses pelaksanaan intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan spesifik, impelemen keperawatan
16
2.5. EVALUASI
Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respons klien
terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan pasien kearah pencapaian
tujuan. Evaluasi terjadi kapan saja perawat berhubungan dengan klien,
Penekanannya pada hasil klien. Perawat mengevaluasi apakah perilaku
klien mencerminkan suatu kemunduran atau kemajuan dalam diagnosa
keperawatan. Hasil asuhan keperawatan pada klien dengan Kolelitiasis
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi ini didasarkan pada
hasil yang diharapkan atau perubahan yang terjadi pada klien.
(Dermawan, 2014).
BAB III
3.1. PENGKAJIAN
3.1.1 Biodata
1. Nama : Ny. I
2. Umur : 31 th
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Suku bangsa : Indonesia
5. Status perkawinan : Menikah
6. Agama : Islam
7. Pendidikan : S1
8. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
9. Diagnosis : Kolelitiasis
3.1.2 Keluhan utama :
Klien mengatakan nyeri pada perut bagian kanan atas
3.1.3 Riwayat alergi :
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap
makanan maupun obat-obatan
3.1.4 Riwayat penyakit sekarang :
Klien mengatakan pada bulan November 2018 merasakan nyeri
seperti ditusuk-tusuk pada perut bagian kanan atas, skala nyeri 4 dan
terasa hilang timbul, kemudian klien periksa ke dokter dan klien
diberi obat anti nyeri. Setelah klien minum obat anti nyeri, nyeri
yang dirasakan sudah berkurang dan klien dapat beraktivitas seperti
biasa. Pada tanggal 7 Januari 2019 saat pagi hari klien mengeluh
nyeri kemudian klien dibawa keluarga ke IGD RSPW, saat di IGD
pukul 09.30 dilakukan pengkajian, klien mengatakan nyeri pada
perut bagian kanan atas seperti ditusuk-tusuk dan menjalar ke
punggung ± sudah 3 hari sejak tanggal 4 januari 2019, skala nyeri
10, nyeri terasa terus-menerus dan didapatkan hasil TTV (TD :
130/90 mmHg ; N : 90x/menit ; S : 36,5°C ; RR : 20x/menit ). Di
IGD klien diberikan terapi infus RA, injeksi antrain 1 ampul, injeksi
gitas 1 ampul, injeksi ranitidine 1 ampul dan injeksi dexketo 1
17
18
5) Kehilangan
(1)Denial : klien tidak menyangkal dengan penyakit
atau keadaannya saat ini
(2)Anger : klien tidak marah dengan penyakitnya saat
ini
(3)Bargaining : klien menerima penyakitnya dan optimis
untuk sembuh
(4)Depression : klien tidak depresi dengan penyakitnya
(5)Acceptance : klien mengatakan menerima penyakit dan
keadaanya saat ini.
Jenis minuman :-
Makanan kesukaan :-
Diet khusus, makanan pantangan : Rendah lemak
BB : 58kg, TB : 160cm
2) Pola eliminasi
(1)Di rumah
BAB :
Klien mengatakan BAB 1x sehari, BAB lembek dan
berwarna kuning kecoklatan, bau khas feses, klien
mengatakan BAB terakhir tadi pagi tanggal 07 Januari 2019.
BAK :
Klien mengatakan BAK ± 3-4x sehari, bau khas urin, BAK
berwarna kuning jernih, jumlah BAK ± 800-1000cc sehari.
(2)Di rumah sakit
BAB : saat dilakukan pengkajian klien mengatakan belum
BAB
BAK : saat dilakukan pengkajian klien mengatakan belum
BAK
2. Di rumah sakit
Mandi : saat dilakukan pengkajian klien belum mandi
Gosok gigi : saat dilakukan pengkajian klien belum gosok gigi
Keramas : saat dilakukan pengkajian klien belum keramas
Gunting kuku : saat dilakukan pengkajian kuku klien masih
Pendek
Palpasi
Mata : bola mata teraba kenyal, tidak terdapat nyeri tekan
5. Pemeriksaan Hidung
Inspeksi
Lubang hidung : terletak simetris kanan dan kiri, tidak ada sekret
Hidung : tepat berada ditengah wajah, tidak ada massa
Palpasi
Sinus hidung : tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan
6. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi
Daun telinga : letak daun telinga simetris kanan dan kiri
Kondisi lubang telinga : bersih, tidak terlihat adanya serumen pada
lubang telinga, gendang telinga dalam
keadaan utuh
Palpasi
Telinga : pada daerah tragus tidak teraba adanya
massa dan tidak terdapat nyeri tekan
7. Pemeriksaan Mulut
Inspeksi
Bibir : letak tepat ditengah, bibir berwarna merah muda, mukosa
bibir kering dan pucat
Gigi : tidak terdapat gigi tanggal, tidak terdapat adanya karies
gigi
Gusi : gusi berwarna merah muda, tidak terdapat adanya
perdarahan pada gusi
Lidah : bersih, letak tepat ditengah, berwarna merah muda
Uvula : tepat berada ditengah
Tonsil : normal (T1)
8. Pemeriksaan Leher
Inspeksi
Kondisi kulit : persebaran warna kulit merata, tidak tampak massa
maupun lessi
Palpasi
Kelenjar tiroid : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
Vena jugularis : tidak terjadi peningkatan tekanan JVP
Trakea : trakea normal, tidak terdapat devisiasi trakea
Kelenjar limfe : tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe
9. Pemeriksaan Thorax
Inspeksi
Dada : bentuk dinding dada normalchest, pergerakan
dinding dada simetris kanan dan kiri
Kondisi kulit : persebaran warna kulit merata, tidak tampak
adanya bekas luka
23
Palpasi
Pada dada : taktil fremitus teraba sama diseluruh lapang paru,
tidak terdapat krepitasi tulang
Perkusi :
- Pada ICS 1-5 dexstra terdengar sonor
- Pada ICS 1-2 sinistra terdengar sonor
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus 8x/menit
12. Pemeriksaan Muskuloskeletal
Inspeksi : persebaran warna kulit merata, tidak ada bekas
24
Kekuatan otot : 5 5
5 5
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Jumlah Leukosit 9.31 10^3/μL 4.0-11.0 N
Jumlah Eritrosit 4.28 10^6/μL 4.00-5.00 N
Hemoglobin 11.5 g/dL 11.5-15.0 N
Hematokrit 33.7 % 37.0-45.0 L
MCV 78.7 fL 82.0-92.0 L
MCH 26.9 pg 27.0-31.0 L
MCHC 34.1 g/dL 32.0-37.0 N
Jumlah Trombosit 201 10^3/μL 150-400 N
RDW-SD 37 fL 35-47 N
RDW-CV 13.0 % 11.5-14.5 N
PDW 15.9 fL 9.0-13.0 H
MPV 12.0 fL 7.2-11.1 H
P-LCR 41.4 % 15.0-25.0 H
PCT 0.240 % 0.150-0.400 N
Hitung Jenis
Neutrofil 66.6 % 50-70 N
Limfosit 20.6 % 20-40 N
Monosit 6.9 % 2-8 N
Eosinofil 5.6 % 1-3 H
Basofil 0.3 % 0-1 N
Jumlah Neutrofil 6.2 10^3/μL 1.5-7.0 N
Jumlah Limfosit 1.9 10^3/μL 1.0-3.7 N
Jumlah Monosit 0.64 10^3/μL 0.16-1.00 N
25
URIN
Urin Lengkap
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Agak Keruh Jernih
Berat Jenis 1.015 1.010-1.020
pH 8.5 6.0-8.0 H
Protein Negatif Negatif
Reduksi Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Keton Negatif mg/dL Negatif
Eritrosit Negatif Negatif
Lekosit Negatif Negatif
Nitrit Negatif
Sedimen
Eritrosit 0-1 /LPB 0-2
Lekosit 4-6 /LPB 0-5
Sel Epitel 18-21 /LPK 0-2
Silinder Negatif /LPK Negatif
Kristal Negatif /LPK Negatif
Bakteri + /LPB <2
GULA
Gula Darah 94 mg/dL <180 N
Sewaktu
FAAL GINJAL 0.50 mg/dL <0.95 N
Kreatinin
26
FAAL HEPAR
Albumin 4.48 g/dL 3.5-5.2 N
SGOT 28 U/L 0-31 N
SGPT 23 U/L 0-32 N
FAAL HEPAR
Bilirubin
Bilirubin Total 0.67 mg/dL 0-1.1 N
Bilirubin Direk 0.33 mg/dL 0-0.25 H
Bilirubin Indirek 0.34 mg/dL 0.3-0.9 N
KOAGULASI
Bleeding, Clotting
Masa Perdarahan 2.19 Menit 1.00-3.00 N
Mas Pembekuan 11.20 Menit 6.00-12.00 N
USG ABDOMEN
Tanggal : 07 Januari 2019
3.1.14 Terapi
Terapi Pre OP
mg/dL nyeri
Nyeri Akut
ANALISA DATA
Nama : Ny. I No. RM : 182xxx
Umur : 31 th Dx Medis : Kolelitiasis
Tgl Data Masalah Etiologi
7/1/19 DS : Ansietas Pola hidup
Klien mengatakan takut, (makanan)
khawatir dan cemas saat
mengetahui akan
dilakukan tindakan Infeksi saluran
operasi. empedu : Bakteri E.
Klien bertanya ulang Coli
tentang prosedur
pembedahan
DO : Kolelitiasis
K/U : lemah
Kesadaran :
Composmentis Sumbatan saluran
GCS :4-5-6 empedu
TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 98x/menit
S : 36,2°C Prosedur pra operasi
RR : 20x/menit (izin pembedahan,
pemeriksaan
Klien tampak gelisah
diagnostik)
Klien tidak bisa tidur
Mukosa bibir klien tampak
kering dan pucat Ansietas
Klien tampak ditemani
suaminya dan memgangi
tangan suaminya
30
Umum Khusus
melaporkan scale)
nyeri berkurang 3. Ajarkan cara
- Klien dapat non 3. Menunjukan
menggunakan farmakologi keefektifan
teknik non untuk dalam
farmakologi mengurangi menangani
2. Meperlihatkan nyeri (distraksi nyeri
nyeri berkurang dan relaksasi)
secara nonverbal, 4. Observasi TTV
yang dibuktikan 4. Mengetahui
oleh wajah klien perubahan
tidak tampak tanda vital
ekspresi meringis seperti suhu,
kesakitan. tekanan darah,
3. Skala nyeri 0 nadi dan RR.
4. Klien rileks 5. Kolaborasi
5. TTV dalam batas dengan dokter 5. Untuk
normal untuk mengurangi rasa
pemberian nyeri
analgetik
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny. I No. RM : 182xxx
Umur : 31 th Dx Medis : Kolelitiass
Hari/ No Dx Tujuan Intervensi Rasional
Tanggal
Umum Khusus
menunjukkan kecemasan
berkurangnya 5. Observasi TTV yang
kecemasan dirasakan
klien
5. Mengetahui
perubahan
tanda vital
seperti suhu,
tekanan
darah, nadi
dan RR.
33
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
7/1/2019 kolelitiasis
2. Menjelaskan semua prosedur
dan apa yang dirasakan selama
prosedur berlangsung
1) Operasi biasanya dilakukan
dengan bius total (general)
dan berjalan ±1 jam
2) Dokter bedah akan
membuat beberapa sayatan
kecil pada perut. Peralatan
seperti teleskop akan
dimasukkan ke dalam perut
untuk dilakukan operasi
3. Mendorong keluarga untuk
menemani klien
4. Meniptakan lingkungan
nyaman, membatasi pengunjung
5. Mengidentifikasi tingkat
kecemasan
6. Mengajarkan teknik relaksasi
nafas dalam
7. Mengobservasi TTV
(TD,N,RR,S)
4. Mengobervasi TTV
(TD,N,RR,S)
5. Menjelaskan tentang perawatan
pasca operasi
1) Luka tidak boleh terkena
air
2) Menjaga balutan luka agar
tetap bersih dan kering
3) Membatasi aktivas yang
berlebihan
35
3.6. EVALUASI
Nama : Ny. I No. RM : 182xxx
Umur : 31 th Dx Medis : Kolelitiasis
Senin, I S:
7/1/2019 P : klien mengatakan nyeri sedikit
12.30 berkurang
Q : nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri yang dirasakan pada perut
bagian kanan atas
S : skala nyeri 5 (1-10)
T : nyeri yang dirasakan hilang timbul
O:
K/U : lemah
Kesadaran : Composmentis
GCS :4-5-6
TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 84x/menit
S : 36,5°C
RR : 20x/menit
Klien tampak meringis kesakitan
Terdapat nyeri tekan pada area
hipokondria kanan
Klien menunjuk angka skala nyeri 5
dari rentang 1-10
A : nyeri teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Mendapat terapi tambahan profenid
sup/1 tube (extra) jam 13.00
36
Senin, I S:
7/1/2019 P : klien mengatakan nyeri mulai
13.30 berkurang
Q : nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri yang dirasakan pada perut
bagian kanan atas
S : skala nyeri 3 (1-10)
T : nyeri yang dirasakan hilang timbul
O:
K/U : cukup
Kesadaran : Composmentis
GCS :4-5-6
TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 86x/menit
S : 36°C
RR : 20x/menit
Klien tampak meringis kesakitan
Terdapat nyeri tekan pada area
hipokondria kanan
Klien menunjuk angka skala nyeri 3
dari rentang 1-10
A : nyeri teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Mendapat terapi injeksi tambahan
buscopan 3x1 (IV) jam 15.10
Senin S:
7/1/19 P : klien mengatakan nyeri berkurang
15.40 Q : nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk
R : nyeri yang dirasakan pada perut
bagian kanan atas
S : skala nyeri 2 (1-10)
T : nyeri yang dirasakan hilang timbul
37
O:
K/U : cukup
Kesadaran : Composmentis
GCS :4-5-6
TTV :
TD : 110/80 mmHg
N : 88x/menit
S : 36,2°C
RR : 20x/menit
Klien tampak meringis rileks
Terdapat nyeri tekan pada area
hipokondria kanan
Selasa, I S:
8/1/2019 P : klien mengatakan nyeri berkurang
08.00 pada perut bagian kanan atas, dan
terasa nyeri pada luka bekas
operasi
Q : nyeri terasa seperti disayat-sayat
R : nyeri yang dirasakan pada luka
bekas operasi yang terpasang drain
S : skala nyeri 3 (1-10)
T : nyeri yang dirasakan hilang timbul
O:
- K/U : lemah
- Kesadaran : Composmentis
- GCS :4-5-6
- TTV :
TD : 120/70 mmHg
N : 88x/menit
S : 36,1°C
RR : 20x/menit
- Klien tampak meringis kesakitan
- Klien tampak memegangi perutnya
- Terdapat luka bekas operasi pada
38
P:
- Kaji nyeri secara komperhensif
(kualitas, lokasi, skala dan waktu
nyeri)
I:
- Mengkaji nyeri secara komperhensif
(kualitas, lokasi, skala dan waktu
nyeri)
- Menilai tingkat nyeri klien
menggunakan angka skala
nyeri/numeric scale
- Mengobservasi TTV (TD,N,S,RR)
- Mengajarkan teknik relaksasi nafas
dalam untuk mengurangi nyeri
- Memberikan injeksi obat remopain
30mg (IV) pukul 08.00
E : 8/1/2019, 09.00
39
S:
P : klien mengatakan nyeri berkurang
Q : nyeri seperti disayat-sayat
R : nyeri yang dirasakan pada luka
bekas operasi yang terpasang drain
S : skala nyeri 2 (1-10)
T : nyeri yang dirasakan hilang timbul
O:
- K/U : cukup
- Kesadaran : composmentis
- GCS : 4-5-6
- TTV :
TD : 110/80 mmHg
N : 84 x/menit
S : 36,4⁰C
RR : 18 x/menit
- Klien tampak rileks
- Terdapat luka bekas operasi pada
bagian epigastrium, umbilikus dan
hipokondria kanan
- Klien menunjuk angka skala nyeri 2
( 1-10 )
A : nyeri teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Rabu 9/1/19
09.00 S:
P : klien mengatakan nyeri berkurang
Q : nyeri seperti disayat-sayat
R : nyeri yang dirasakan pada luka
bekas operasi yang terpasang drain
S : skala nyeri 1 (1-10)
T : nyeri yang dirasakan hilang timbul
O:
K/U : cukup
Kesadaran : composmentis
GCS : 4-5-6
TTV :
TD : 110/80 mmHg
N : 84 x/menit
S : 36,1⁰C
RR : 18 x/menit
Klien tampak rileks
P : lanjutkan intervensi
Kamis,
10/1/19 S:
08.00 P : klien mengatakan nyeri berkurang
Q : nyeri seperti disayat-sayat
R : nyeri yang dirasakan pada luka
bekas operasi yang terpasang drain
S : skala nyeri 1 (1-10)
T : nyeri yang dirasakan hilang timbul
O:
K/U : cukup
Kesadaran : composmentis
GCS : 4-5-6
TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/menit
S : 36,1⁰C
RR : 18 x/menit
Klien tampak rileks
Terdapat luka bekas operasi pada
bagian epigastrium, umbilikus dan
hipokondria kanan
Klien menunjuk angka skala nyeri
1 ( 1-10 )
A: nyeri teratasi sebagian
EVALUASI
Nama : Ny. I No. RM : 182xxx
Umur : 31 th Dx Medis : Kolelitiasis
Senin, II S:
7/1/2019 - Klien paham tentang prosedur tindakan
12.30 operasi yang akan dilakukan
O:
- K/U : lemah
- Kesadaran : composmentis
- GCS : 4-5-6
- TTV :
TD : 120/80 mmHg
41
N : 84 x/menit
S : 36,5⁰C
RR : 20 x/menit
- Klien tampak rilesks
- Klien tidak bisa tidur
- Mukosa bibir klien tampak kering dan
pucat
- Klien mampu menjelaskan kembali
tentang prosedur tindakan operasi yang akan
dilakukan
A : ansietas teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Selasa, II S:
8/1/2019 - Klien mengatakan sudah tidak cemas
09.00 dan lega setelah menjalani operasi
O:
- K/U : cukup
- Kesadaran : composmentis
- GCS : 4-5-6
- TTV :
TD : 120/70 mmHg
N : 88 x/menit
S : 36,1⁰C
RR : 20 x/menit
- Klien tampak lebih tenang
- Klien tampak bisa tidur
- Mukosa bibir tampak berwarna merah
dn lembab
A : ansietas teratasi
P : hentikan intervensi
BAB IV
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
3. Materi
1) Terlampir.
4. Pengorganisasian
1) Pemateri : Erin Sulistyaningsih, A.Md., Kep
5. Metode
1) Ceramah
2) Diskusi
3) Tanya Jawab
7. Setting Tempat
Pb P
Keterangan :
K
42
K
43
: Pasien P : Pemateri
: Pembimbing
Pb
8. Kegiatan Penyuluhan
Penatalaksanaan 25 menit
2 1) Menggali pengetahuan 1) Mengemukakan pendapat.
peserta tentang
pengertian nyeri 2) Mendengarkan dan
2) Memberi pengetahuan memperhatikan.
tentang penyebab nyeri 3) Mendengarkan dan
3) Memberi pengetahuan memperhatikan.
tentang tanda dan gejala
nyeri 4) Mendengarkan dan
4) Memberi pengetahuan memperhatikan.
tentang faktor yang 5) Mendengarkan dan
mempengaruhi nyeri memperhatikan.
5) Memberi pengetahuan 6) Mendengarkan dan
tentang manajemen nyeri memperhatikan.
6) Mendemonstrasikan cara 7) Mengajukan pertanyaan.
mengatasi nyeri
7) Memberi kesempatan 8) Mendengarkan dan
pada peserta untuk memperhatikan
bertanya.
8) Memberi kesempatan
pada pemateri untuk
menjawab pertanyaan
peserta.
3 Penutup 15 menit
1) Pemateri bersama 1) Bersama pemateri
peserta menyimpulkan
44
9. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya Jawab
1) Evaluasi Struktur
(1)Peserta penyuluhan 1 orang
(2)Setting tempat teratur
(3)Suasana tenang
2) Evaluasi Proses
(1)Selama proses berlangsung diharapkan peserta dapat mengikuti
seluruh kegiatan.
(2)Selama kegiatan berlangsung diharapkan peserta aktif.
45
Lampiran
MATERI
I. Definisi Nyeri
Nyeri adalah ketidaknyamanan yang dapat di sebabkan oleh beberapa hal.
Nyeri dapat timbul karena efek dari penyakit tertentu atau akibat dari
cidera (Andarmoyo, 2014). Nyeri adalah pengalaman pribadi, subjektif
yang dipengaruhi oleh budaya, persepsi seseorang perhatian dan variable-
variabel psikologis lain yang mengganggu perilaku berkelanjutan
memotivasi setiap orang untuk menghentikan rasa tersebut (Rampengan
dkk, 2014).
prosedur menyakitkan
(4) 5 menit pada pasien nyeri kardiak post pemberian nitrat
2. Setelah dilakukan evaluasi penatalaksanaan nyeri, lakukan
assesment ulang :
(1) 1x/shift bila skor nyeri 1-3
(2) Setiap 3 jam bila skor nyeri 4-6
(3) Setiap 1 jam bila skor nyeri 7-10
1. Hentikan bila skala nyeri 0
3. Materi
1) Terlampir.
4. Pengorganisasian
Pemateri : Erin Sulistyaningsih, A.Md., Kep
5. Metode
1) Ceramah
2) Diskusi
3) Tanya Jawab
7. Setting Tempat
Pb P
49
K
Keterangan :
: Pasien : Pemateri
P
K
: Pembimbing
Pb
8. Kegiatan Penyuluhan
2 Penatalaksanaan 25 menit
1) Menggali pengetahuan 1) Mengemukakan pendapat.
peserta tentang pengertian
kolelitiasis 2) Mendengarkan dan
2) Memberi penjelasan tentang memperhatikan
pengertian kolelitiasis 3) Mendengarkan dan
3) Memberi penjelasan tentang memperhatikan
faktor resiko kolelitiasis 4) Mendengarkan dan
4) Memberi penjelasan tentang memperhatikan.
klasifikasi kolelitiasis 5) Mendengarkan dan
5) Memberi penjelasan tentang memperhatikan
manifestasi klinis
kolelitiasis 6) Mendengarkan dan
6) Memberi penjelasan tentang memperhatikan.
pemeriksaan penunjang 7) Mendengarkan dan
kolelitiasis memperhatikan.
7) Memberi penjelasan tentang 8) Mengajukan pertanyaan.
penatalaksanaan kolelitiasis
8) Memberi kesempatan pada 9) Mendengarkan dan
peserta untuk bertanya. memperhatikan
9) Memberi kesempatan pada
pemateri untuk menjawab
pertanyaan peserta.
3 Penutup 15 menit
1) Pemateri bersama peserta 1) Besama pemateri
menyimpulkan materi. menyimpulkan materi.
2) Pemateri mengadakan 2) Menjawab pertanyaan.
evaluasi yaitu menanyakan
kepada peserta tentang
materi yang telah 3) Mendengarkan dan
disampaikan memperhatikan.
3) Pemateri menyimpulkan 4) Menjawab salam.
hasil diskusi
4) Memberi salam penutup
dan berpamitan.
9. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
51
Lampiran
Materi Kolelitiasis
I. DEFINISI KOLELITIASI
Kolelitiasis merupakan terdapatnya batu empedu di dalam kandung empedu
yang penyebabnya secara pasti belum diketahui, tetapi beberapa faktor
predisposisi penting merupakan gangguan metabolisme yang disebabkan oleh
perubahan susunan empedu dan infeksi yang terjadi pada kandung empedu
serta kolesterol yang berlebihan yang mengendap di dalam kandung empedu,
faktor hormonal selama proses kehamilan, dapat dikaitkan dengan lambatnya
pengosongan kandung empedu dan merupakan salah satu penyebab insiden
kolelitiasis yang tinggi, serta terjadinya infeksi atau radang empedu
memberikan peran dalam pembentukan batu empedu (Rendy, 2015).
(3)Obesitas
Kelebihan berat badan merupakan factor risiko yang kuat untuk batu
empedu, terutama dikalangan wanita. Penelitian menunjukkan bahwa
wanita dengan BMI lebih dari 32 memiliki risiko 3x lebih besar untuk
53
(4)Genetik
Jika keluarga inti (orang tua, saudara dan anak-anak) memiliki batu
empedu. Maka akan berpeluang 1 ½ kali lebih mungkin untuk
mendapatkan batu empedu.
C. KLASIFIKASI KOLELITIASIS
Klasifikasi kolelitiasis menurut Hasanah (2015) dibagi menjadi 3 golongan
yaitu :
1. Batu empedu kolesterol
Batu ini terbentuk terutama oleh kolesterol, hati membuang kelebihan
kolesterol melalui empedu.
2. Batu empedu pigmen
Pigmen adalah sampah produk dari hemoglobin di dalam sel darah merah
dan bilirubin menjadi zat lain yang bernama bilirubin.
3. Batu empedu campuran
Terdiri dari campurn kolosterol dan pigmen empedu yang berasal dari
pemecahan lemak. Batu jenis ini paling umum dan dapat berkembang
secara bersamaan tetapi cenderung berukurn kecil-kecil.
VII. PENATALAKSANAAN
Menurut Elseiver (2009) penetalaksaan kolelitiasis meliputu :
1. Litotripsi dan pelarutan batu empedu, hanya bersifat sementara
2. Menjaga pola makan.
3. Pembedahan : laparoskopi dan kolesistektomi
54
3. Materi
1) Terlampir.
4. Pengorganisasian
Pemateri : Erin Sulistyaningsih, A.Md., Kep
5. Metode
1) Ceramah
2) Diskusi
55
3) Tanya Jawab
Pb P
Keterangan :
K
: Pasien : Pemateri
P
K
: Pembimbing
Pb
8. Kegiatan Penyuluhan
Penatalaksanaan 20 menit
2 1) Menggali pengetahuan 1) Mengemukakan pendapat.
peserta tentang pengertian
cuci tangan 2) Mendengarkan dan
2) Memberi pengetahuan memperhatikan.
tentang manfaat cuci tangan 3) Mendengarkan dan
3) Memberi pengetahuan memperhatikan.
tentang macam-macam cara
cuci tangan 4) Mendengarkan dan
4) Memberi pengetahuan memperhatikan.
tentang waktu cuci tangan 5) Mendengarkan dan
5) Memberi pengetahuan memperhatikan.
tentang 6 langkah cuci
tangan
3 Penutup 5 menit
1) Pemateri bersama peserta 1) Bersama pemateri
menyimpulkan materi.
56
9. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya Jawab
1) Evaluasi Struktur
(1) Peserta penyuluhan 1 orang
(2) Setting tempat teratur
(3) Suasana tenang
2) Evaluasi Proses
(1) Selama proses berlangsung diharapkan peserta dapat mengikuti
seluruh kegiatan.
(2) Selama kegiatan berlangsung diharapkan peserta aktif.
Lampiran
Materi Cuci Tangan
BAB V
PEMBAHASAN
assesment ulang :
58
assesment ulang :
(1) 1x/shift bila skor nyeri 1-3
(2) Setiap 3 jam bila skor nyeri 4-6
(3) Setiap 1 jam bila skor nyeri 7-10
3. Hentikan bila skala nyeri 0
kolelitiasis?
Menjelaskan tentang penyakit kolelitiasis dan menganjurkan pasien untuk
perlu.
T ( Temperature ) : sebelum dilakukan tindakan operasi pastikan suhu
37,5°C ).
S ( Sugar ) : pastikan sebelum dilakukan tindakan operasi gula darah
pre/post operasi.
sekali dan tidak ingat apapun saat operasi berlangsung. Anastesi ini
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
berdasarkan Diagnosis Medis dan NANDA NIC-NOC, Edisi Revisi Jilid 2.
Yogyakarta: Mediaction.
Rampengan Stania F.Y, dkk. 2014. Pengaruh tehnik relaksaksi dan Distraksi
terhadap perubahan intensitas nyeri pada pasien post Operasi di
ruangIrna A atas Rsud prof.dr.R.D kandau manado,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/5172.
Rendy, M. Clevo & TH. Margareth.2015. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
dan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika
Potter, Patricia A. dan Anne G. Perry. (2014). Fundamental Keperawatan Buku 1
Ed. 7 Jakarta: Salemba Medika