Anda di halaman 1dari 3

Triavena Andy Widodo Putri

195020407111027
Evaluasi dan Pengawasan Lembaga Keuangan
Studi Kasus Barings Bank
Kasus tersebut menjadi contoh dari beberapa risiko, seperti
1. Risiko Operasional
Adanya kelemahan sistem informasi atau kontrol interna yang menyebabkan terjadinya risiko
operasional. Dimulai dari banyak hal yang menjadi penyebab terjadinya risiko operasional,
seperti
a. Manajemen puncak Barings kurang paham soal bisnis proprietary (transaksi untuk
kepentingan sendiri)
Jika auditor dan manajemen puncak Barings memahami bisnis trading, mereka pasti
tahu bahwa mustahil bagi Nick memperoleh laba sebesar yang dia laporkan, jika tak
mengambil risiko yang lebih besar pula, dan semestinya manajemen puncak dan
auditor mempertanyakan darimana asal laba tersebut. kurangnya pengetahuan Barings
tentang bisnis trading memang beralasan mengingat kebanyakan manajer senior
Barings memiliki latar belakang maerchant banking. Para anggota Assets and
Liability Committee (ALCO), yang memantau risiko pasar, menyatakan
kepeduliannya soal besaran posisi yang diambil Nick, tapi kemudian merasa nyaman
dengan pikiran bahwa eksposure Barings atas risiko pasar relatif kecil karena Nick
melakukan hedging atas posisi tersebut.
b. Tidak ada mekanisme Checks and Balance internal
Manajemen Barings membiarkan Nick melakukan penyelesaian atas transaksi yang
dilakukannya sendiri karena Nick memiliki wewenang di dealing desk dan back
office. Seharusnya back office melakukan pengawasan dan pemeriksaan untuk
mencegah adanya transaksi tidak sah dan meminimalisasi potensi terjadinya penipuan
dan penggelapan. Sehingga laporan tentang risiko pasar yang dihasilkan oleh unit
manajemen risiko Barings menjadi tidak akurat.
c. Pengawasan karyawan yang lemah
Nick tidak memiliki lisensi untuk melakukan transaksi sebelum penugasannya ke
Singapura, tetapi aktivitas transaksinya hanya mendapat sedikit pengawasan dan tidak
ada yang memantau secara khusus strategi transaksi yang dimiliki Nick. Selain itu,
banyak transaksi yang dilakukan Nick diluar wewenangnya, seperti ual beli opsi.
2. Risiko Pasar
Risiko ini terjadi karena adanya gejolak yang terjadi dalam pasar yang menyebabkan
kegagalan perhitungan oleh Nick sendiri. Sehingga transaksi yang dilakukan terus
menghasilkan kerugian, meskipun kerugian sempat tertutup karena kepercayaan diri Nick
bahwa ia mampu melakukan perhitungan transaksi yang tepat dan akurat ia terus mengalami
kerugian yang pada akhirnya kerugian tersebut semakin membengkak.
3. Risiko Kredit
Ditunjukkan dari pencairan dana tambahan ke nasabah yang digunakan untuk memenuhi
margin call. Namun departemen kredit tidak mempertanyakan mengapa Barings
meminjamkan lebih dari USD 500 juta ke nasabahnya untuk bertransaksi di SIMEX, dan
hanya menghasilkan return 10 persen. Barings akan mengalami kerugian yang sangat
signifikan jika nasabah ini mengalami wanprestasi. Selain itu juga tak ada batasan jumlah
dana tambahan per nasabah, sehingga jelas cara ini tidak menjalani proses persetujuan kredit.
4. Risiko Reputasi
Kasus tersebut mengakibatkan hilangnya tingkat kepercayaan stakeholder, baik kreditur
maupun nasabah. Hal ini bersumber dari persepsi negatif yang muncul akibat kasus Barings
Bank.
5. Risiko Strategik
a. Kurangnya jalur pelaporan yang tegas
Transaksi ilegal yang dilakukan Nick didukung oleh kekisruhan yang disebabkan
adanya dua garis pelaporan: satu ke London untuk transaksi prosprietary dan satu lagi
ke Tokyo untuk transaksi yang dilakukan atas nama nasabah.
b. Prosedur kontrol Barings sangat jelek
Kantor pusat tidak mewajibkan Nick membedakan antara variasi magin yang
diperlukan untuk menutup posisi sendiri dan transaksi atas nama nasabah. Bank juga
tidak memiliki sistem untuk mengkonsolidasikan dana yang diminta Nick dengan
posisi yang dilaporkannya. Jika kantor pusat di London telah menggunakan program
penetapan margin yang disebut Analisis Risiko Portofolio Standard untuk menghitung
margin, kantor pusat akan menyadari bahwa jumlah uang yang Nick minta jauh lebih
besar daripada aturan margin yang ada di SIMEX.
c. Tidak ada batasan transaksi
Bank tidak menetapkan batasan untuk posisi transasksi proprietary Lesson karena
merasa tidak menanggung risiko pasar untuk transaksi arbitrase dan transaksi tersebut
mengangung risiko dasar dan risiko settlement. Risiko dasar terjadi jika harga di dua
pasar tidak selalu bergerak bersamaan dengan laju yang sama, sedangkan risiko
settlement terjadi karena pasar yang berbeda memiliki sistem settlement yang berbeda,
sehingga hal ini bisa menciptakan risiko likuiditas.

Anda mungkin juga menyukai