Anda di halaman 1dari 38

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Internet

Financial Reporting di Indonesia dan Malaysia


(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan Bursa Malaysia Tahun 2019 -2021)

PROPOSAL TESIS

Oleh :
Kelompok 5

EMALIA FITRI (P2C322026)


FERGISA RINDANG PRIMADI (P2C322023)
MUHAMMAD FARHAN (P2C322004)

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR TABEL....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................7
2.1 Landasan Teori.............................................................................................7
2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)..........................................................7
2.1.2 Teori Keagenan (Agency Theory)........................................................7
2.1.3 Laporan Keuangan................................................................................8
2.1.5 Analisis Laporan Keuangan................................................................11
2.1.6 Profitabilitas........................................................................................12
2.1.7 Leverage..............................................................................................12
2.1.9 Ukuran perusahaan..............................................................................14
2.2 Penelitian Terdahulu..................................................................................16
2.3 Kerangka Pemikiran...................................................................................18
2.4 Hipotesis.....................................................................................................18
2.4.1 Hubungan profitabilitas dengan pengungkapan IFR di Indonesia dan
Malaysia..........................................................................................................18
2.4.2 Hubungan leverage dengan pengungkapan IFR di Indonesia dan
Malaysia..........................................................................................................19
2.4.3 Hubungan likuiditas dengan pengungkapan IFR di Indonesia dan
Malaysia..........................................................................................................19
2.4.4 Hubungan ukuran perusahaan dengan pengungkapan IFR di Indonesia
dan Malaysia...................................................................................................20

i
2.4.5 Hubungan umur listing dengan pengungkapan IFR di Indonesia dan
Malaysia..........................................................................................................20
2.4.6 Pengungkapan IFR di Indonesia dan Malaysia...................................21
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................22
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian.................................................................22
3.2 Populasi dan Sampel..................................................................................22
3.3 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................24
3.4 Defenisi Operasional Variabel...................................................................24
3.5 Uji Asumsi Klasik......................................................................................26
3.5.1 Uji Normalitas.....................................................................................26
3.5.2 Uji Multikolinieritas............................................................................26
3.5.3 Uji Heteroskedastisitas........................................................................26
3.6 Metode Analisis Data.................................................................................27
3.6.1 Analisis Deskriptif..............................................................................27
3.6.2 Analisis Regresi Linear Berganda.......................................................27
3.7 Pengujian Hipotesis....................................................................................28
3.7.1 Analisis Koefisien Determinasi (R²)...................................................28
3.7.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)..........................................................29
3.7.3 Uji T (pengujian Secara Terpisah/Parsial)..........................................29
3.8 Uji Beda.....................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32

ii
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Penelitian Terdahulu
Model Penelitian
Penentuan Sampel di BEI
Penentuan Sampel di Bursa Malaysia
Operasional Variabel

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Seiring dengan perkembangan zaman pada period ultramodern saat ini
inovasi teknologi semakin berkembangan pesat yang menjadikan salah satu
bagian dari kehidupan manusia dikarenakan melalui teknologi yang saat ini
manusia bisa memperoleh informasi dengan mudah, cepat dan akurat (Hanifa,
2021). Salah satunya adalah dengan perkembangan teknologi internet yang
menjadikannya alat penting di bidang bisnis. Dengan demikian, informasi tentang
kinerja perusahaan tersedia untuk semua investor di seluruh dunia (Rabani, 2020).
Internet digunakan oleh perusahaan untuk menyebarluaskan informasi
tentang operasi yang dikelola perusahaan. Penggunaan internet sebagai alat
pelaporan memudahkan investor untuk menilai kinerja perusahaan dengan
mengakses dan membuka laporan keuangan yang tersedia di website perusahaan
(Umami dan Widodo, 2021). Pelaporan keuangan di internet bertujuan sebagai
media komunikasi terutama kepada Stakeholders biasanya disebut Internet
Financial Reporting (IFR) (Hanifa, 2021).
IFR dipandang sebagai alat komunikasi yang efektif kepada pelanggan,
investor dan pemegang saham. IFR merupakan respon dari perusahaan untuk
menjalin komunikasi dengan stakeholder, khususnya investor, dengan lebih baik
dan lebih cepat. Dengan menggunakan Internet Financial Reporting, perusahaan
dapat memberikan informasi keuangan dengan biaya lebih rendah dan
menjangkau pengguna dengan jangkauan geografis yang luas. Penyebarluasan
informasi keuangan melalui internet dapat menarik investor dan menciptakan citra
yang baik bagi perusahaan (Umami dan Widodo, 2021).
Mengutip dari Oyelere dalam Publishing Financial Reporting 2020 dalam
majalah Internet mengungkapkan bahwa perusahaan yang menggunakan media
IFR termasuk perusahaan yang mengungkapkan; laporan keuangan secara
keseluruhan, termasuk catatan, laporan keuangan interim dan/atau informasi

1
2

keuangan penting, seperti ikhtisar laporan keuangan, melalui website perusahaan.


Laporan keuangan dapat diungkapkan secara online di website perusahaan melalui
tiga Cara, antara lain; menggandakan laporan keuangan ke kertas elektronik,
mengubah laporan keuangan menjadi HTML, dan meningkatkan publikasi
laporan keuangan melalui situs web perusahaan untuk memfasilitasi akses secara
cepat ke laporan keuangan oleh pihak yang berkepentingan (Ramadani, 2022).
Indonesia dan Malaysia merupakan negara yang memiliki hubungan erat
baik secara geografis maupun geologis. Indonesia dan Malaysia merupakan
negara yang saat ini menggunakan Internet Financial Reporting System (IFR)
sebagai salah satu bentuk laporan keuangan perusahaan melalui internet yang
disajikan dalam website perusahaan untuk hadir memberikan sinyal positif dari
perusahaan kepada masyarakat khususnya para investor (Rabani, 2020).
Penelitian Handayani dan Almilia (2013) pada website perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan website perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Malaysia menunjukkan bahwa total indeks
informasi keuangan di internet perusahaan manufaktur di Indonesia lebih tinggi.
Dibandingkan dengan total indeks informasi keuangan Internet di situs web
perusahaan manufaktur di Malaysia.
Di Indonesia, penyajian informasi melalui web tercantum dalam Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29 /POJK.04/2016 BAB IV Pasal 15 Ayat 1 yang
mewajibkan seluruh perusahan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk
menyajikan laporan tahunan dalam situs web masing-masing emiten atau
perusahaan publik. Sedangkan di Malaysia peraturan mengenai pelaporan
keuangan diatur oleh Companies Act 1965, standar akuntansi yang disetujui oleh
Malaysian Accounting Dewan Standar (MASB) paragraf 9.02 (1) setiap
perusahaan yang terdaftar di Bursa Malaysia harus mengungkapkan semua
informasi perusahaan kepada publik yang nantinya diperlukan oleh para investor.
Dengan diberlakukannya peraturan ini, akan semakin banyak praktik IFR
yang diperkenalkan di Indonesia dan Malaysia, karena perusahaan akan
diwajibkan untuk segera mengungkapkan informasi tentang perusahaan kepada
publik, yang nantinya dapat mempengaruhi keputusan sekuritas dan investasi di
3

Bursa Efek (Ilmawati dan Indrawati, 2018). Menurut Handayani dan Almilia
(2013), indeks internet financial reporting pada website perusahaan manufaktur
Indonesia lebih besar dari pada total indeks internet financial reporting pada
website perusahaan manufaktur di Malaysia. Sedangkan penelitian Widari, Saifi
dan Nuraily (2018) pada perusahaan manufaktur menunjukkan nilai rata-rata
komponen technology tertinggi antara Malaysia dan Indonesia dimana Malaysia
memperoleh rata-rata nilai sebesar 5,599 dan nilai rata-rata Indonesia sebesar
5,398. Hal ini menunjukkan bahwa dalam menerapkan teknologi Malaysia lebih
canggih daripada Indonesia sehingga website nya lebih menarik dan informatif
dibandingkan Indonesia (Rabani, 2020).
Penelitian mengenai determinan atau faktor-faktor yang menentukan dari
adanya pengungkapan Internet Financial Reporting (IFR) telah banyak
berkembang, baik di Indonesia bahkan di luar Indonesia. Profitabilitas merupakan
rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama
periode waktu tertentu, sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin
banyak pula perusahaan membuat laporan keuangan melalui website untuk
menyebarkan kabar baik perusahaan kepada investor, sebaliknya jika profitabilitas
rendah, perusahaan Akan menyembunyikan berita buruk dari investor. Dalam
studi empiris yang dilakukan Simatupang (2022) beberapa determinan diantaranya
profitabilitas, leverage, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pelaporan
keuangan internet (IFR). Begitu juga dalam penelitian yang dilakukan I Gusti
tahun 2017 yang menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap
pelaporan keuangan internet (IFR).
Leverage adalah ukuran sejauh mana aset perusahaan dibiayai oleh
krediturnya dan kemampuannya untuk membayar kembali kewajiban jangka
pendek dan jangka panjangnya jika terjadi likuidasi, sehingga memiliki leverage
yang tinggi, tetapi semakin tinggi leverage, semakin besar kemungkinan
perusahaan Akan bangkrut. Penelitian yang dilakukan Seftiawati dan Agustina
(2022) memperoleh hasil bahwa Leverage berpengaruh signifikan terhadap IFR,
tetapi penelitian tersebut tidak didukung oleh Fitrian dan Navilah (2022)
memperoleh hasil bahwa Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap IFR.
4

Likuiditas adalah dimana perusahaan dapat membayar hutang jangka


pendeknya, dalam kondisi likuiditas yang rendah perusahaan mungkin tidak dapat
membayar hutangnya pada saat jatuh tempo. Likuiditas tinggi, perusahaan Akan
menerapkan IFR agar informasi mengenai likuiditas tinggi diketahui semua orang.
Penelitian yang dilakukan Niki (2019), Hapsari (2019) memperoleh hasil bahwa
Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap IFR, tetapi penelitian ini tidak
didukung oleh Husna dan Priyadi (2018), Halim (2022) memperoleh hasil bahwa
Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap IFR
Ukuran perusahaan dianggap sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi
pengungkapan informasi perusahaan. Semua informasi tentang perusahaan Akan
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan dan pemasaran produk perusahaan.
Oleh karena itu, perusahaan Akan didorong untuk mengungkapkan informasi
perusahaan secara lengkap dan tepat waktu di situs web perusahaan atau di bursa.
Penelitian yang dilakukan Simatupang (2022), Hapsari (2019), Sulistyani (2018)
memperoleh hasil bahwa Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
IFR, tetapi penelitian ini tidak didukung oleh Fitrian dan Navilah (2022), Sari,
Ernawati dan Rizal (2019) memperoleh hasil bahwa Ukuran perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap IFR.
Umur listing merupakan penentu tingkat pengalaman perusahaan dalam
kaitannya dengan pemangku kepentingan. Perusahaan yang memiki umur lebih
lama diasumsikan Akan meningkatkan praktik pengungkapannya dari waktu ke
waktu. Hal tersebut dikarenakan perusahaan yang lebih lama berdiri dianggap
telah memiliki lebih banyak pengalaman dalam pengungkapan laporan tahunnnya,
sehingga cenderung memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk menyajikan
laporan keuangan sebagai sarana komunikasi. Penelitian yang dilakukan Hapsari
(2019), Halim (2022), Sulisyani (2018) memperoleh hasil bahwa Umur listing
berpengaruh signifikan terhadap IFR, tetapi penelitian ini tidak didukung oleh
Hermawan et al., (2018) memperoleh hasil bahwa Ukuran perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap IFR.
Penelitian ini merujuk dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Simatupang (2022). Perbedaan dari penelitian sebelumnya yang pertama,
5

penelitian terdahulu menggunakan variabel ukuran perusahaan, Leverage, dan


Profitabilitas. Sedangkan Penelitian saat ini adanya penambahan variabel pada
penelitian sebelumnya variabel Likuiditas dan Umur listing serta melakukan
perbandingan pengungkapan Inernet Financial Reporting di dua Negara yaitu
Indonesia dan Malaysia pada periode 2019-2021.
Berdasarkan fenomena dan kesenjangan penelitian penelitian diatas maka
penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut apakah Profitabilitas, Leverage,
Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Umur Listing berpengaruh terhadap Internet
Financial Reporting. Adapun judul yang diangkat oleh peneliti yaitu “Analisis
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Internet Financial
Reporting di Indonesia dan Malaysia Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Malaysia Periode 2019-2021”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan IFR di
Indonesia dan Malaysia.
2. Apakah leverage berpengaruh terhadap pengungkapan IFR di Indonesia
dan Malaysia.
3. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan IFR di Indonesia
dan Malaysia.
4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan IFR di
Indonesia dan Malaysia.
5. Apakah umur listing berpengaruh terhadap pengungkapan IFR di
Indonesia dan Malaysia.
6. Apakah ada perbedaan pengungkapan IFR di Indonesia dengan Malaysia
6

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan IFR di
Indonesia dan Malaysia.
2. Untuk menguji pengaruh leverage terhadap pengungkapan IFR di
Indonesia dan Malaysia.
3. Untuk menguji pengaruh likuiditas terhadap pengungkapan IFR di
Indonesia dan Malaysia.
4. Untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan IFR
di Indonesia dan Malaysia.
5. Untuk menguji pengaruh umur listing terhadap pengungkapan IFR di
Indonesia dan Malaysia.
6. Untuk menguji adakah perbedaan IFR di Indonesia dan Malaysia

1.4 Manfaat Penelitian


Berdasarkan atas tujuan penelitian tersebut, maka Manfaat penelitian
adalah:
1. Kegunaan Akademik,
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi media untuk
menerapkan konsep-konsep dan teori-teori tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas IFR dan meningkatkan wawasan pengetahuan
terhadap temuan-temuan di lapangan yang belum terungkap sebelumnya.
Disamping itu, penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi bahan
referensi atau pembanding bagi penelitian berikutnya dan memberikan
landasan untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan di daerah.
2. Kegunaan Praktis,
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
pertimbangan bagi Investor dan pemangku kepentingan tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi IFR. Sehingga dapat menjadi acuan dalam
pengambilan keputusan atau kebijakan pada masa yang akan datang.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori pensinyalan mengasumsikan bahwa informasi didistribusikan secara
tidak merata atau asimetris, yaitu tidak semua pelaku di pasar keuangan memiliki
informasi yang sama. Orang dalam (CEO dan pemegang saham lebih dominan)
memiliki informasi yang jauh lebih baik daripada mitra lain (pemegang saham
kecil dan potensial) tentang peluang masa depan perusahaan karena mereka
mengetahui rencana investasi perusahaan. Oleh karena itu, manajer harus
mengambil keputusan yang terbaik agar tidak merugikan pemangku kepentingan.
Bahkan, manajer yang lebih mengetahui informasi orang dalam dapat
mengirimkan sinyal untuk mengurangi asimetri antara manajer dan orang luar.
Teori sinyal adalah teori yang biasanya mengacu pada pihak pemberi sinyal
dan penerima sinyal. Para pihak tersebut adalah manajer sebagai pemberi sinyal
dan investor sebagai penerima sinyal. Investor menerima sinyal ini, yang
kemudian mereka gunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Signaling
theory dapat digunakan untuk memprediksi kualitas voluntary reporting yaitu
penggunaan media internet untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan
suatu perusahaan. Sehubungan dengan hal tersebut, perusahaan akhirnya dapat
mengirimkan sinyal kepada pihak yang berkepentingan (Halim, 2022).

2.1.2 Teori Keagenan (Agency Theory)


Teori keagenan menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah suatu
perjanjian antara dua pihak, termasuk pemilik dan agen atau prinsipal, di mana
pemilik memberikan wewenang kepada agen untuk membuat keputusan atas nama
pemilik. Menurut Jensen & William dalam jurnal Hapsari, 2019 menyatakan
bahwa hubungan keagenan muncul ketika satu pihak (principal) atau lebih
menyewa pihak atau orang lain (agent) untuk melakukan suatu jasa dan kemudian
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan. Dalam hal ini, prinsipal

7
8

adalah investor atau pemegang saham dan yang disebut agen adalah manajemen
perusahaan.
Teori agensi mengasumsikan bahwa setiap orang bertindak sesuai dengan
kepentingannya sendiri. Klien seharusnya hanya tertarik pada hasil keuangan,
biasanya pada pertumbuhan dividen. Sementara itu, ketentuan dirancang untuk
memberikan kepuasan agen dan kompensasi uang yang besar. Oleh karena itu,
perbedaan prinsipal (pemegang saham/investor) dan agen (direktur) adalah
kepuasan atau manfaat (keuntungan) yang diterima prinsipal serta batasan dan
insentif dari manfaat yang diterima agen. Salah satu tujuan perusahaan adalah
memaksimalkan kekayaan pemegang saham yang dapat diartikan sebagai
memaksimalkan harga saham. Namun pada kenyataannya, tidak jarang manajer
memiliki tujuan lain yang mungkin bertentangan dengan tujuan utama tersebut.
Pada prinsipnya direksi diangkat oleh pemegang saham, sehingga idealnya
bertindak untuk kepentingan stakeholders, namun dalam praktiknya seringkali
timbul konflik kepentingan. Hubungan antar agen muncul ketika satu atau lebih
orang (prinsipal) menunjuk orang lain (agen) untuk bertindak atas nama prinsipal
dan mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan (Septiawati, 2022).

2.1.3 Laporan Keuangan


Laporan keuangan pada hakekatnya adalah hasil dari suatu proses akuntansi
yang digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data dan informasi
keuangan atau operasi perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
seperti manajemen dan karyawan perusahaan, dan pihak eksternal lainnya,
seperti pemegang saham (investor), kreditur, pemerintah dan masyarakat. Dapat
disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan alat informasi yang
menghubungkan perusahaan dengan pihak berkepentingan yang menunjukkan
kondisi keuangan dan kinerja bisnis perusahaan (Bianka,2022).
Aturan laporan keuangan menjelaskan bahwa tujuan pelaporan laporan
keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang status keuangan
perusahaan, keuntungan dan perubahan status keuangan, yang berguna bagi
9

berbagai pengguna untuk membuat keputusan keuangan. Komponen laporan


keuangan yaitu, sebagai berikut :
a. Laporan laba rugi (laporan laba rugi)
Adalah laporan yang dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu
perusahaan memperoleh laba atau rugi dalam suatu periode tertentu.
Laporan laba rugi berisi item pendapatan operasi dan non-operasional serta
beban operasi. Laporan juga digunakan untuk mengetahui kinerja
perusahaan.
b. Laporan perubahan ekuitas
Adalah laporan yang menjelaskan perubahan ekuitas selama periode waktu
tertentu. Laporan ini juga memuat jumlah dan jenis modal yang dimiliki
perusahaan dalam suatu periode. Kemudian laporan ini juga
mengungkapkan perubahan modal dan alasannya.
c. Kondisi Keuangan (Neraca)
Adalah laporan yang menyajikan kondisi keuangan perusahaan yang
meliputi aktiva (aset), hutang/kewajiban dan modal (equity) perusahaan
selama periode tertentu.
d. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)
Adalah laporan yang memberikan informasi mengenai arus kas dari
aktivitas operasi, pendanaan dan investasi perusahaan selama periode
waktu tertentu.
e. Catatan atas Laporan Keuangan Perseroan
Merupakan salah satu laporan keuangan yang memuat informasi lengkap
dan tidak dapat dipisahkan dari empat laporan keuangan sebelumnya.

2.1.4 Internet Financial Reporting (IFR)

Internet Financial Reporting (IFR) adalah cara pengungkapan laporan


keuangan perusahaan secara terbuka melalui media online atau melalui website
milik perusahaan. Pelaporan keuangan online berarti menggunakan website
10

perusahaan untuk mempublikasikan dan menyebarluaskan informasi yang


berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan.Perusahaan biasanya menerbitkan
laporan keuangan online dalam bentuk atau format PDF yang nantinya dapat
diunduh oleh masyarakat umum, termasuk urusan bisnis perusahaan
(Seftiawati,2022).
Dengan dirilisnya IFR melalui situs web perusahaan, investor kini memiliki
akses resmi ke situs web perusahaan tempat informasi dan berita dipublikasikan.
Kemudian IFR ini juga mampu membuat informasi keuangan dan non keuangan
menjadi lebih bermakna dan berkontribusi dalam proses pengambilan keputusan.
Kualitas pelaporan keuangan melalui internet dapat dinilai berdasarkan
empat komponen, yaitu:  
a. Isi/Content, dalam hal ini mencakup unsur-unsur informasi keuangan
seperti laporan keuangan tahunan, laporan pendapatan, arus kas,
perubahan posisi keuangan dan laporan tanggung jawab perusahaan.
Informasi keuangan yang dipublikasikan dalam format HTML memiliki
skor yang tinggi dibandingkan dengan format PDF karena informasi dalam
format HTML memudahkan pengguna informasi untuk mengakses
informasi keuangan dengan lebih cepat.
b. Ketepatan waktu, ketika website perusahaan sering di-update serta dapat
menyajikan informasi terkini maka dikatakan tepat waktu.
c. Pemanfaatan teknologi, komponen ini mengacu pada penggunaan
teknologi yang tidak dapat disediakan oleh laporan dari media cetak, serta
penggunaan media teknologi multimedia, alat analisis (misalnya tabel
pivot Excel), fungsi lanjutan (misalnya "agen cerdas") . atau XBRL).
d. User support, indeks website perusahaan akan lebih tinggi jika perusahaan
memiliki semua tools yang ada di website perusahaan, seperti media
pencarian dan penelitian, diimplementasikan secara optimal. 
11

2.1.5 Analisis Laporan Keuangan


Ketika laporan keuangan yang disusun berdasarkan informasi yang
diperoleh dari semua peristiwa yang terjadi selama operasi perusahaan dalam
suatu periode telah diterbitkan, laporan keuangan harus dianalisis. Hal ini terjadi
karena laporan keuangan sudah familiar dan dapat dipahami dengan melihat hasil
analisisnya. Di antara hasil analisis yang dapat dipublikasikan dalam laporan
keuangan, misalnya pengetahuan tentang kondisi keuangan perusahaan, kondisi
keuangan perusahaan dan hasil komersial yang dicapai dalam periode tertentu.
Proses analisis neraca dapat dilakukan dengan mendefinisikan dan mengevaluasi
pos-pos atau akun-akun neraca. Analisis atas laporan keuangan tersebut harus
dilakukan secara cermat dengan menggunakan metode dan teknik analisis yang
tepat untuk mendapatkan hasil yang benar dan akurat. Akurasi diperlukan agar
hasil analisis laporan keuangan dianggap benar-benar akurat (Simatupang, 2022).

Tujuan dan manfaat dari hasil analisis status keuangan untuk berbagai pihak
eksternal dan internal perusahaan antara lain :

a. Cari tahu posisi keuangan perusahaan dalam periode waktu tertentu,


serta aset, kewajiban, ekuitas, dan pendapatan operasional untuk
beberapa periode.
b. Cari tahu kelemahan dan kekuatan ikon perusahaan dalam menarik
investor
c. Mengetahui tindakan korektif apa yang akan diambil manajemen
sehubungan dengan kondisi keuangan perusahaan di masa mendatang
dan mengevaluasi pekerjaan manajemen di masa mendatang.
d. Digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan lain sesuai dengan
hasil yang dicapai.

Teknik - Teknik, termasuk saat menganalisis laporan keuangan; Analisis


Komparatif, Analisis Tren, Persentase Komponen, Analisis Sumber dan
Penggunaan Dana, Analisis Rasio, Analisis Kredit, Analisis Laba Kotor dan
Analisis Peluang Modal Kotor. Dalam penelitian ini, analisis rasio digunakan
12

sebagai metode analisis neraca. Menurut Kasmir, analisis rasio adalah analisis
yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara pos-pos yang tercantum
dalam laporan keuangan atau pos-pos antara neraca dan laporan laba rugi. Bentuk-
bentuk analisis angka-angka kunci yang mengukur besarnya hubungan atau hasil
yang dicapai antara pos-pos di neraca dengan neraca laba rugi disajikan di bawah
ini. 

2.1.6 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menggambarkan
kinerja manajemen secara keseluruhan. Menurut Fehm, rasio keuntungan
mengukur efisiensi seluruh manajemen, yang merupakan ukuran jumlah
keuntungan yang diperoleh dari penjualan dan investasi. Profitabilitas
menggambarkan kemampuan suatu perusahaan, dengan menggunakan seluruh
sumber dayanya (modal, jumlah karyawan, dll), untuk menghasilkan keuntungan
atau laba dari seluruh aktivitas perusahaan. Semakin tinggi rasio laba, semakin
baik produktivitas perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Namun
sebaliknya, jika rasio profitabilitas rendah maka perusahaan tidak produktif
dalam menghasilkan keuntungan tersebut (Simatupang, 2022).
Alat ukur rasio profitabilitas salah satunya adalah Return on Asets (ROA)
yaitu seberapa besar tingkat pengembalian aset untuk menilai persentasi laba yang
diperoleh perusahaan melalui total aset perusahaan dengan laba bersih yang
diperoleh perusahaan. Return on Asets (ROA) merupakan rasio yang
menunjukkan hasil atas jumlah aset yang digunakan oleh perusahaan.

2.1.7 Leverage
Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur struktur modal
perusahaan. Leverage yang tinggi dapat mendorong manajer untuk
mengungkapkan dan menyebarluaskan informasi perusahaan yang positif melalui
internet financial reporting untuk mengalihkan kreditur dan investor agar tidak
terlalu fokus pada leverage perusahaan yang tinggi (Bianka,2022).
13

Hutang atau leverage merupakan semua kewajiban keuangan perusahaan


pada pihak lain atau kreditur yang belum terpenuhi, hutang ini digunakan sebagai
sumber dana atau modal untuk kegiatan perusahaan. Leverage menggambarkan
kemampuan perusahaan yang bergantung pada kreditur dalam membiayai aset
perusahaan. Menurut Ang debt equity ratio digunakan untuk mengukur tingkat
leverage terhadap total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Financial leverage
juga dapat diartikan sebagai penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan
yang memiliki biaya tetap dengan tujuan untuk meningkatkan laba potensial
pemegang saham.
Semakin besar leverage maka menunjukkan bahwa semakin besar pula
jumlah penggunaan hutang sehingga resiko keuangan pun semakin meningkat.
Menurut Bianka, 2022 yang menyatakan bahwa semakin besar leverage maka
semakin besar resiko buruk yang akan terjadi diperusahaan dan sebaliknya. Hal
tersebut terindikasi bahwa suatu perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang
tinggi cenderung sulit dalam memenuhi kewajiban hutangnya. Salah satu rasio
leverage adalah dengan mengukur debt equity ratio (DER) yang digunakan untuk
mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total ekuitas yang
dimiliki perusahaan.

2.1.8 Likuiditas

Menurut Kieso, likuiditas adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
kemampuan jangka pendek suatu perusahaan untuk membayar kewajiban atau
utangnya pada saat jatuh tempo dan untuk memenuhi likuiditas perusahaan lebih
dari perkiraan. Ketika suatu perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban jangka
pendeknya, hal itu sangat mengganggu hubungan baik antara perusahaan dengan
krediturnya, bahkan pihak lain, termasuk konsumen dan pedagang (Hapsari,2019).

Current Ratio (CR) dapat digunakan untuk mengukur likuiditas. Current


Ratio (CR) adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar aktiva lancar dapat
menutupi kewajiban lancar. Jika rasio lancar rendah, dapat dikatakan perusahaan
tidak memiliki modal untuk memenuhi kewajiban tersebut.
14

Fred Weston memiliki beberapa pemikiran tentang metrik likuiditas ini,


termasuk metrik yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang jangka pendeknya. Ketika sebuah perusahaan ditagih hutangnya,
perusahaan harus membayar hutang tersebut, terutama hutang yang jatuh tempo.
Tujuan dan manfaat mengetahui rasio likuid ini adalah:

1) Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban


jangka pendek yang sudah sesuai dengan waktu jatuh temponya,

2) Untuk mengukur seberapa besar aset lancar berupa kas yang tersedia
untuk digunakan memenuhi kewajiban tersebut,

3) Sebagai alat perencanaan di periode selanjutnya terutama sebagai


pedoman perencanaan kas dan hutang,

4) Bagi pihak kreditur, stakeholders, serta masyarakat luas rasio likuiditas


bermanfaat sebagai kriteria penilaian sebuah perusahaan melalui
kemampuan dalam membayar hutang kepada penyedia dana atau pihak
yang memberikan kredit

2.1.9 Ukuran perusahaan


Ukuran perusahaan merupakan skala yang menggambarkan besar kecilnya
suatu perusahaan berdasarkan beberapa faktor seperti total aset, nilai pasar,
ekuitas dan lain-lain. Semakin besar perusahaan, semakin mudah bagi perusahaan
untuk memperoleh sumber pendanaan internal atau eksternal (Bianka,2022).
Semakin besar perusahaan, semakin besar kemungkinan publik akan
mengetahui perusahaan tersebut, sehingga lebih mudah untuk menambah nilai
pemegang saham. Investor banyak memberikan penilaian atau perhatian yang
lebih tinggi kepada perusahaan karena dianggap stabil dan memiliki akses
mudah ke sumber pembiayaan dari luar dan dalam perusahaan. 
15

2.1.10 Umur Listing Perusahaan


Umur listing perusahaan merupakan umur perusahaan sejak terdaftar di
BEI. Perusahaan yang ingin mendaftarkan perusahaannya di BEI harus melakukan
Initial Public Offering atau IPO. Perusahaan yang telah melakukan Initial Public
Offering merupakan perusahaan yang telah melakukan penawaran saham kepada
pihak luar untuk pertama kalinya. Setelah perusahaan go public maka perusahaan
diwajibkan untuk mempublikasikan laporan hasil kinerja operasional perusahaan
selama periode waktu tertentu. Pengungkapan dengan cara seperti itu merupakan
cara terbaik untuk mengkomunikasikan antara kepentingan pihak investor dengan
pihak manajemen perusahaan agar menjadi lebih seimbang. Semakin lama
perusahaan melakukan IPO diharapkan pengungkapan dalam laporan keuangan
menjadi lebih luas dan lebih baik. Menurut UU pasar modal tahun 1995
menjelaskan bahwa perusahaan yang akan listing dan yang telah listing memiliki
kewajiban untuk melakukan pelaporan keuangan. Perusahaan yang telah lebih
lama listing menyediakan publisitas informasi yang lebih banyak daripada
perusahaan yang baru saja listing sebagai bagian dari praktik akuntabilitas yang
ditetapkan oleh BAPEPAM. Perusahaan yang lebih berpengalaman mempunyai
kecenderungan untuk mengubah metode pelaporan informasi keuangannya sesuai
dengan perkembangan teknologi untuk menarik investor melalui penggunaan IFR.
Sedangkan perusahaan yang baru melakukan go public mungkin saja memiliki
website tapi belum tentu melakukan IFR. Perusahaan yang lebih lama listing
menyediakan publisitas informasi yang lebih banyak dibandingkan perusahaan
yang baru saja listing sebagai bagian dari praktik akuntabilitas yang ditetapkan
oleh BAPEPAM. Perusahaan yang lebih berpengalaman mempunyai
kecenderungan untuk mengubah metode pelaporan keuangannya sesuai dengan
perkembangan teknologi untuk menarik investor melalui penggunaan IFR.
Sedangkan perusahaan yang baru melakukan go public mungkin saja memiliki
website tapi tidak melakukan IFR. Perusahaan yang terdaftar di BEI cenderung
akan melakukan pelaporan keuangannya secara lebih transparan dibandingkan
dengan perusahaan-perusahaan yang tidak atau belum terdaftar di BEI. Hal ini
16

terjadi karena perusahaan yang lebih lama listing di BEI memiliki lebih banyak
pengalaman dalam mempublikasikan laporan keuangannya. Perusahaan yang
lebih berpengalaman tersebut akan melakukan pelaporan keuangan sesuai dengan
perkembangan jaman, tidak hanya mengandalkan paper based reporting system
secara terus menerus namun berganti menjadi paper less reporting system
(Halim,2022).

2.2 Penelitian Terdahulu


Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Hasil


1 Simatupang. Analisis ukuran perusahaan, Ukuran perusahaan dan
M, 2022 leverage dan profitabilitas profitabilitas
terhadap internet financial berpengaruh positif
reporting pada perusahaan terhadap IFR sedangkan
sektor industri barang konsumsi leverage berpengaruh
yang terdaftar di BEI tahun negatif terhadap IFR
2018-2020
2 Seftiawati Pengaruh faktor rasio aktivitas, Rasio aktivitas, Ukuran
Agustina, ukuran profitabilitas dan profitabilitas tidak
2022 leverage terhadap internet berpengaruh terhadap
financial reporting pada IFR, Leverage
perbankan berpengaruh signifikan
Syariah di indonesia terhadap IFR.
(Studi pada Bank Umum
Syariah Periode 2018-2020)
3 Bianka Pengaruh Ukuran Perusahaan, ukuran perusahaan,
Cahaya Profitabilitas, Dan Leverage profitabilitas, dan
Fitrian dan Terhadap Internet Financial leverage tidak
Navilah, Reporting berpengaruh terhadap
2022 internet financial
reporting.
4 HAPSARI, Pengaruh profitabilitas, ukuran Profitabilitas, Listing
2019 perusahaan, Likuiditas, listing age dan Kepemilikan
age, dan kepemilikan saham saham publik tidak
Publik terhadap internet financial berpengaruh terhadap
reporting IFR, Ukuran perusahaan,
Pada sektor property dan real Likuiditas berpengaruh
estate terhadap IFR
5 Halim, 2022 Pengaruh likuiditas, umur listing, komite
17

kepemilikan saham publik, umur audit berpengaruh


listing, komite audit, terhadap internet
Dan reputasi auditor terhadap financial reporting.
Internet financial Likuiditas, kepemilikan
Reporting saham publik, dan
reputasi auditor tidak
berpengaruh terhadap
internet financial
reporting
6 Mudjiyanti, Pengaruh Tingkat Profitabilitas, profitabilitas, leverage
2017 Leverage, Jumlah Dewan dan jumlah dewan
Komisaris Independen Dan komisaris
Kepemilikan Institusional berpengaruh positif
Terhadap Pengungkapan terhadap internet
Internet Financial Reporting financial reporting
(Ifr) Di Bursa Efek Indonesia (IFR).
Sedangkan kepemilikan
institusional
berpengaruh negatif
terhadap
internet financial
reporting (IFR)
7. Niki, 2019 Pengaruh profitabilitas, Likuiditas berpengaruh
likuiditas, ukuran dewan signifikan terhadap
komisaris, reputasi auditor dan Internet Financial
komposisi komisaris independen Reporting (IFR),
terhadap internet financial Profitabilitas, Ukuran
reporting (ifr) pada sektor dewan komisaris,
perbankan di indonesia tahun Reputasi auditor dan
2016-2017 Komposisi komisaris
independen tidak
berpengaruh signifikan
terhadap Internet
Financial Reporting
(IFR)
8. Sulistyani, Pengaruh tingkat profitabilitas, Leverage, ukuran
2018 leverage, ukuran perusahaan, perusahaan, umur
umur listingdan kepemilikan Listing dan
manajerial terhadap internet kepemilikan manajerial
financial reporting (ifr) (studi Berpengaruh signifikan
empiris pada perusahaan real terhadap internet
estate dan property) Financial reporting
(IFR)
18

2.3 Kerangka Pemikiran


Gambar 2.1
Model Penelitian

Profitabilitas (X1)

Leverage (X2)

Likuiditas (X3) IFR (Y)

Ukuran Perusahaan
(X4)

Umur Listing (X5)

2.4 Hipotesis
2.4.1 Hubungan profitabilitas dengan pengungkapan IFR di Indonesia dan
Malaysia
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan selama periode waktu tertentu, yang digunakan sebagai ukuran
kinerja manajemen. Perusahaan dengan profitabilitas yang baik mempublikasikan
kabar baik melalui praktik IFR. Selain itu, melalui praktik IFR ini juga menjadi
peluang untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat, khususnya kepercayaan
investor terhadap perusahaan. Penelitian terdahulu oleh Simatupang (2022), dan
Mudjiyanti (2017) menyatakan adanya pengaruh profitabilitas terhadap
pengungkapan IFR. Maka dari itu, hipotesis yang dapat diturunkan sebagai
berikut:

H1a : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan IFR di Indonesia.

H1b : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan IFR di Malaysia.


19

2.4.2 Hubungan leverage dengan pengungkapan IFR di Indonesia dan


Malaysia
Menurut teori keagenan, ketika leverage perusahaan tinggi, perusahaan
memiliki insentif untuk meningkatkan keterbukaan informasi kepada konsumen
informasi, yaitu pengungkapan informasi perusahaan melalui internet/website
perusahaan.
Leverage menunjukkan besarnya ekuitas perusahaan yang didanai oleh hutang.
Semakin tinggi leverage juga menunjukkan semakin besar tingkat pendanaan
perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Semakin tinggi perusahaan melakukan hutang,
akan melakukan pengungkapan informasi laporan keuangan lebih luas yakni dengan
menerapkan pelaporan keuangan melalui internet atau IFR. Penelitian terdahulu oleh
Seftiawati (2022), Sulistyani (2018) dan Mudjiyanti (2017) menyatakan adanya
pengaruh leverage terhadap pengungkapan IFR. Maka dari itu, hipotesis yang dapat
diturunkan sebagai berikut:
H2a : Leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan IFR di Indonesia.
H2b : Leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan IFR di Malaysia.

2.4.3 Hubungan likuiditas dengan pengungkapan IFR di Indonesia dan


Malaysia
Likuiditas didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Tingkat likuiditas perusahaan dapat mempengaruhi
keputusan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
Perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang tinggi terkait dengan penerapan full
financial reporting, salah satunya melalui penerapan praktik IFR. Penelitian
sebelumnya oleh Hapsari (2019), dan Niki (2019) menunjukkan bahwa likuiditas
berpengaruh terhadap pengungkapan IFR. Maka dari itu, hipotesis yang dapat
diturunkan sebagai berikut:
H3a : Likuiditas berpengaruh positif terhadap pengungkapan IFR di Indonesia.
H3b : Likuiditas berpengaruh positif terhadap pengungkapan IFR di Indonesia.
20

2.4.4 Hubungan ukuran perusahaan dengan pengungkapan IFR di


Indonesia dan Malaysia
Besar dan kecilnya suatu ukuran perusahaan akan mempengaruhi besarnya
agency cost yang harus dikeluarkan. Perusahaan yang besar diikuti dengan agency
cost yang besar, Adanya praktik IFR sebagai salah satu upaya dalam menurunkan
agency cost yang dikeluarkan oleh perusahaan. Penelitian terdahulu oleh
Simatupang (2022), Sulistyani (2018) dan Hapsari (2019) menyatakan adanya
pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan IFR. Maka dari itu, hipotesis
yang dapat diturunkan sebagai berikut:
H4a : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan IFR di
Indonesia.
H4b : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan IFR di
Malaysia.

2.4.5 Hubungan umur listing dengan pengungkapan IFR di Indonesia dan


Malaysia
Umur perusahaan mencerminkan sudah berapa lama perusahaan tersebut
berdiri dan mampu bertahan serta bersaing dengan perusahaan lain. Perusahaan
yang sudah lama go public cenderung lebih transparan dalam memberikan
informasi mengenai laporan keuangan perusahaan. Perusahaan yang terdaftar
dalam jangka panjang dianggap lebih berpengalaman dalam menerbitkan laporan
keuangan dan mengetahui informasi apa yang berguna bagi penggunanya.
Perusahaan yang terdaftar lama juga lebih cenderung mengubah cara mereka
melaporkan informasi keuangan mereka seiring kemajuan teknologi, sehingga
mereka lebih memilih untuk mengajukan laporan keuangan tahunan mereka
menggunakan IFR. Penelitian terdahulu Halim (2022), dan Sulistyani (2018)
menyatakan adanya pengaruh umur listing terhadap pengungkapan IFR. Maka
dari itu, hipotesis yang dapat diturunkan sebagai berikut:
H5a : Umur listing berpengaruh positif terhadap pengungkapan IFR di Indonesia.
H5b : Umur listing berpengaruh positif terhadap pengungkapan IFR di Malaysia.
21

2.4.6 Pengungkapan IFR di Indonesia dan Malaysia


Hapsari (2019) menyatakan bahwa sebagai perusahaan publik, perusahaan
harus dapat memberikan informasi wajib dan sukarela baik konten maupun
penyajiannya.
Publikasi informasi bersifat wajib (mandatory) seperti audited annual report
dan unaudited semesteran report. Oleh karena itu, publikasi informasi keuangan
perusahaan dilakukan melalui aplikasi IFR yang dapat memudahkan pengguna
informasi mengakses informasi terkait perusahaan yang mereka butuhkan.
Penelitian terdahulu oleh Halim (2022), Hapsari (2019). Maka dari itu, hipotesis
yang dapat diturunkan sebagai berikut:
H6a : Terdapat perbedaan pengungkapan IFR di Indonesia dan Malaysia.
H6b : Terdapat perbedaan pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas,
leverage, dan umur listing terhadap pengungkapan IFR di Indonesia dan Malaysia.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian


Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan jenis
penelitiannya adalah asosiatif kausalitas. Pendekatan kuantitatif diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan dalam pandangan berpikir positivisme,
digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis dan bersifat kuantitatif atau statistik,
bertujuan menggambarkan atau menguji hipotesis yang telah ditentukan
sebelumnya.

Asosiatif kausalitas, yaitu jenis penelitian yang membahas hubungan yang


bersifat sebab dan akibat. Jadi di sini ada variabel yang dapat mempengaruhi atau
disebut variabel bebas dan variabel yang dipengaruhi atau disebut variabel terikat.

3.2 Populasi dan Sampel


Populasi merupakan penyamarataan dari objek maupun subjek dengan kriteria
serta karakteristik khusus yang ditentukan oleh peneliti yang nantinya akan
dipelajari lalu ditarik kesimpulan. Populasi penelitian ini yaitu seluruh
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah
219 dan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Malaysia yang berjumlah
257.

Sampel merupakan komponen dari total dan karakteristik pada suatu populasi.
Sampel penelitian ini diambil dengan purposive sampling yaitu teknik
pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria pemilihan
sampel yang digunakan sebagai berikut:

1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan


Bursa Malaysia secara berturut-turut dari tahun 2019-2021.
2) Perusahaan yang telah memiliki website yang dapat diakses dan tidak
dalam perbaikan.

22
23

3) Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan dan annual report


selama periode penelitian.
4) Perusahaan yang memiliki data-data lengkap terkait dalam penelitian.

Adapun proses seleksi sampel sesuai kriteria telah dilakukan sebagai


berikut:

Tabel 3. 1
Kriteria Penentuan Sampel Perusahaan Manufaktur di BEI

Keterangan Jumlah
Populasi : Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 219
Dikurang :
1. Perusahaan manufaktur yang tidak terdaftar di -38
Bursa Efek Indonesia (BEI) secara berturut-turut
dari tahun 2019-2021
2. Perusahaan yang tidak memiliki website yang -23
dapat diakses dan dalam perbaikan.
3. Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan -26
keuangan dan annual report selama periode
penelitian.
4. Perusahaan yang memiliki data-data lengkap -47
terkait dalam penelitian.
Sampel 85
Total ( 85 x 3) 255

Tabel 3. 2
Kriteria Penentuan Sampel Perusahaan Manufaktur di Bursa Malaysia

Keterangan Jumlah
Populasi : Perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa 257
Malaysia
Dikurang :
1. Perusahaan manufaktur yang tidak terdaftar di Bursa -44
Malaysia secara berturut-turut dari tahun 2019-2021
2. Perusahaan yang tidak memiliki website yang dapat -25
diakses dan dalam perbaikan.
3. Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan -31
keuangan dan annual report selama periode
penelitian.
4. Perusahaan yang memiliki data-data lengkap terkait -58
dalam penelitian.
Sampel 99
Total ( 99 x 3) 297
24

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Dalam rangka memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian,
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah pengumpulan informasi yang diperoleh dengan
melakukan telaah pustaka, eksplorasi dan mengkaji berbagai literatur
pustaka seperti buku-buku, jurnal, literatur dan sumber-sumber lain yang
berkaitan dengan penelitian.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data melalui pendokumentasian
dokumen yang bersumber dari catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Metode ini mengumpulkan data sekunder yang terkait, seperti laporan
keuangan tahunan perusahaan serta informasi dan data-data yang dapat
diakses melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia dan bursa Malaysia.

3.4 Defenisi Operasional Variabel


Setiap variabel yang relevan dengan penelitian harus diukur sesuai
dengan kebutuhan peneliti. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
ditetapkan oleh seorang peneliti untuk dipelajari untuk mengumpulkan
informasi tentang mereka dan kemudian menarik kesimpulan (Sugiyono
2017: 38). Variabel penelitian tercantum dalam tabel berikut:

Tabel 3.3
Operasional Variabel

Variabel Defenisi Indikator


Profitabilitas (X1) Profitabilitas merupakan Laba Bersih
ReturnOn Asset (ROA)=
kemampuan perusahaan Total Aset
untuk menggambarkan
kinerja manajemen secara
keseluruhan.
Leverage (X2) Leverage merupakan Total Hutang
Debt ¿ equity ratio(DER)=
rasio yang digunakan Equitas
untuk mengukur struktur
25

modal perusahaan.
Likuiditas (X3) likuiditas adalah alat ukur
yang digunakan untuk
mengukur kemampuan
jangka pendek suatu Current Ratio= Aset Lancar
perusahaan untuk Hutang Lancar
membayar kewajiban
atau utangnya pada saat
jatuh tempo dan untuk
memenuhi likuiditas
perusahaan lebih dari
perkiraan.

Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan Ukuran Perusahaan =


(X4) merupakan skala yang Total Asset
menggambarkan besar
kecilnya suatu
perusahaan berdasarkan
beberapa faktor seperti
total aset, nilai pasar,
ekuitas dan lain-lain.
Umur Listing (X5) Umur listing perusahaan UM = Tahun
merupakan umur Pengamatan−Tahun IPO
perusahaan sejak
terdaftar di BEI
Pengungkapan IFR Internet Financial 40% x indeks content) +
(Y) Reporting (IFR) adalah (20% x
cara pengungkapan indeks timeliness) +
laporan keuangan (20% x indeks
perusahaan secara pemanfaatan teknologi) +
terbuka melalui media (20% x indeks user
online atau melalui support).
website milik perusahaan
26

3.5 Uji Asumsi Klasik


3.5.1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah suatu bentuk pengujian data, dengan tujuan
untuk mengetahui apakah sekelompok data (variabel) yang akan
digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini
dilakukan untuk menguji apakah dalam model analisis regresi memenuhi
asumsi normalitas atau tidak (Ghozali, 2018). Dalam penelitian, pengujian
dilakukan menggunakan one sample kolmogorov-smirnov test, jika nilai
asymp.sig (2-tailed) > 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal.

3.5.2 Uji Multikolinieritas


Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2018:107). Model
regresi yang baik sebenarnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai
tolerance value atau Variance Inflation Factor (VIF). Apabila tolerance value
dibawah 0,10 atau nilai VIF diatas 10 maka terjadi multikolinieritas. Apabila
ternyata terdapat multikolinieritas, maka salah satu variabel harus dikeluarkan
dari persamaan.

3.5.3 Uji Heteroskedastisitas


Menurut Ghozali (2018:137) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari
residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Apabila varians dan residual
suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
apabila berbeda disebut heteroskedastisitas. Model yang baik adalah model yang
tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji ada atau tidaknya
heteroskedastisitas digunakan ui Glejser, yaitu meregresi nilai absolut residual
terhadap variabel independen. Tidak terjadi heteroskedastisitas apabila nilai
signifikansinya > 0,05. Sebaliknya, terjadi heteroskedastisitas apabila nilai
signifikansinya < 0,05 (Ghozali, 2018:142).
27

Uji heteroskedastisitas adalah suatu bentuk pengujian terhadap kualitas


data, dengan tujuan untuk mengetahui apakah selisih dari nilai y observasi
dengan nilai y dari persamaan regresi memiliki varians atau bentuk distribusi
normal yang sama atau tidak. Jika varian residual dari satu observasi ke observasi
yang lain tetap atau sama, maka disebut homoskedastisitas dan jika varian
berbeda disebut heteroskedastisitas.

3.6 Metode Analisis Data


3.6.1 Analisis Deskriptif
Analisis statistik deskriptif merupakan analisis data berupa angka
yang dikumpulkan, ditabulasi, digolongkan kemudian di deskripsikan atau
digambarkan sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang digeneralisasi. Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan hal-hal
yang menguraikan atau memberikan keterangan mengenai suatu data atau
keadaan atau fenomena. Dengan kata lain, statistik deskriptif hanya
berfungsi menerangkan keadaan, gejala, atau persoalan.

3.6.2 Analisis Regresi Linear Berganda


Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
analisis regresi berganda yang merupakan model regresi yang melibatkan
lebih dari satu variabel independen, karena ada lima variabel independen
dan satu variabel dependen. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui
besarnya pengaruh profitabilitas, leverage, likuiditas, ukuran perusahaan
dan umur listing terhadap pengungkapan IFR di Indonesia dan Malaysia
(Ghozali, 2018 ). Model persamaan regresi untuk menguji hipotesis
dengan formulasi sebagai berikut :

Y= a+b₁𝐗1+b₂𝐗₂+b₃𝐗₃+ b4𝐗4+ b5𝐗5+ e


28

Keterangan :
Y = IFR.
a = Konstanta.
b₁, b₂, b₃, b5, b5 = Koefisien regresi.
X₁ = profitabilitas.
X₂ = leverage.
X₃ = likuiditas.
X4 = ukuran perusahaan.
X5 = umur listing
e = Tingkat kesalahan pengganggu atau eror.
Analisis regresi linear berganda bermanfaat terutama untuk tujuan
peramalan (estimation), yaitu tentang bagaimana variabel independen
digunakan untuk mengestimasi nilai variabel dependen. Penelitian ini pada
dasarnya menguji hipotesis tentang pengaruh profitabilitas, leverage,
likuiditas, ukuran perusahaan dan umur listing terhadap pengungkapan
IFR di Indonesia dan Malaysia. Teknik analisis data menggunakan alat
bantu perangkat lunak SPSS.

3.7 Pengujian Hipotesis


3.7.1 Analisis Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi merupakan ukuran untuk mengetahui
kesesuaian atau ketetapan antara nilai dugaan atau garis regresi dengan
data sampel. Apabila nilai koefisien korelasi sudah diketahui, maka untuk
mendapatkan koefisien determinasi dapat diperoleh dengan
mengkuadratkannya. Besarnya koefisien determinasi dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

2
Kd=r x 100 %
Keterangan :
Kd : Koefisien determinasi
r2 : Koefisien korelasi
29

Kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah :


a. Jika Kd mendeteksi nol (0), maka pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen lemah.
b. Jika Kd mendeteksi satu (1), maka pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen kuat.

3.7.2 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)


Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan 0,05 (α = 5%).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

a. Jika nilai Fhitung > Ftabel dan jika probabilitas (signifikasi) lebih kecil dari
0,05 (α), maka artinya variabel independen secara simultan mempengaruhi
variabel dependen secara signifikan.

b. Jika nilai Fhitung < Ftabel dan jika probabilitas (signifikasi) lebih besar dari
0,05 (α), maka artinya variabel independen secara simultan tidak
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

3.7.3 Uji T (pengujian Secara Terpisah/Parsial)


Pengujian ini dilakukan untuk dapat mengetahui seberapa jauh
pengaruh masing-masing suatu variabel independen secara parsial
(individual) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018 : 98). Pengujian
dilakukan dengan 0,05 (α = 5%). Kriteria pengambilan keputusannya
adalah:

a. Jika nilai thitung > ttabel dan jika probabilitas (signifikasi) lebih kecil dari
0,05 (α), maka artinya variabel independen secara parsial mempengaruhi
variabel dependen secara signifikan.
30

b. Jika nilai thitung < ttabel dan jika probabilitas (signifikasi) lebih besar dari
0,05 (α), maka artinya variabel independen secara parsial tidak
mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

3.8 Uji Beda


3.8.1 t-test

Uji Beda Dua Rata-rata Analisis perbandingan rata-rata, digunakan


untuk membandingkan ratarata sampel independen ataupun sampel
berpasangan dengan menghitung tstudent dan menampilkan probabilitas
dua arah selisih dua rata-rata. peneliti menggunakan independent sample t-
test agar dapat mengetahui perbedaan ratarata dua kelompok data.

Uji beda t-test dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara


dua nilai rata-rata dengan standar eror dari perbedaan rata-rata dua sample
(Imam Ghazali:55-56). Untuk menguji dua kelompok subjek yang
berbeda, namun dikenakan perlakuan yang sama, maka teknik analisis
yang dapat digunakan adalah T-Test untuk sampel bebas (Independent
Sample). Standar eror perbedaan dalam nilai rata-rata terdistribusi secara
normal. Jadi tujuan uji beda t-test adalah membandingkan rata-rata dua
group atau lebih yang tidak berhubungan satu dengan yang lain. Apakah
kedua group tersebut mempunyai nilai rata-rata yang sama atau tidak sama
secara signifikan.

Apabila diperoleh sampel hasil distribusi normal, maka dilakukan uji


parametrik Independent Sampel T Test. Menurut Ghozali (2018), tujuan
dari uji parametrik Independent Sampel T Test (uji beda t-test) adalah
untuk dapat membandingkan rata-rata dari kedua grup yang tidak saling
berhubungan dengan satu dan yang lainnya. Apakah kedua grup tersebut
mempunyai rata-rata yang sama ataukah tidak sama secara signifikan.
Kriteria pengujian sebagai berikut :
31

 Berdasarkan perbandingan antara t hitung dengan t tabel (2 sisi)

Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima

Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak

 Berdasarkan probabilitas

Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima

Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak

3.8.2 Chow Test

Penelitian ini juga menggunakan Chow test untuk menguji model


regresi untuk kelompok yang digunakan dalam penelitian ini, terdapat dua
kelompok yakni perusahaan manufaktur di Indonesia dan Malaysia.

Menggunakan Chow statistik (F statistik) hitung yang akan mengikuti


distribusi statistik F dengan derajat kebebasan (df) sebanyak n-1 untuk
numerator. Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel, maka H0 ditolak.
DAFTAR PUSTAKA

Bianka Cahaya Fitrian1 dan Navilah. (2022). Pengaruh ukuran perusahaan,


profitabilitas, dan leverage terhadap internet financial reporting. Media riset
akuntansi, Volume 12, Nomor 1, Februari, 2022 hal. 89-108.

Halim, F. E. (2022). Pengaruh Likuiditas, Kepemilikan Saham Publik, Umur


Listing, Komite Audit, Dan Reputasi Auditor Terhadap Internet Financial
Reporting.

Hapsari, A. poppy. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,


Likuiditas, Listing Age, Dan Kepemilikan Saham Publik Terhadap Internet
Financial Reporting Pada Sektor Property Dan Real Estate.

Mudjiyanti, A. R. dan, & Rina. (2017). Pengaruh tingkat profitabilitas, leverage,


jumlah dewan komisaris independen dan kepemilikan institusional terhadap
pengungkapan internet financial reporting (ifr) di bursa efek indonesia.
KOMPARTEMEN, Vol. XV. No.1, Maret 2017.

Niki cahya istifarini. (2019). Pengaruh profitabilitas, likuiditas, ukuran dewan


komisaris, reputasi auditor dan komposisi komisaris independen terhadap
internet financial reporting (IFR) pada sektor perbankan di indonesia tahun
2016-2017.

Seftiawati agustina. (2022). Pengaruh faktor rasio aktivitas, ukuran profitabilitas


dan leverage terhadap internet financial reporting pada perbankan syariah di
indonesia (studi pada bank umum syariah periode 2018-2020).

Simatupang, maria montesuri. (2022). Analisis ukuran perusahaan, leverage dan


profitabilitas terhadap internet financial reporting pada perusahaan sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2018-2020.

Sulistyani, I. (2018). Pengaruh tingkat profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan,


umur listingdan kepemilikan manajerial terhadap internet financial reporting
(IFR) (studi empiris pada perusahaan real estate dan property).
Ummami, R. S., & Widodo, H. (2021). The effect of company size, profitability,
liquidity, leverage, and size of the board of commissioners on ifr (internet

32
financial reporting) in pharmaceutical companies in indonesia and singapore
2015-2018 period. Web of Scientist: International Scientific Research
Journal, 2(04), 1–2.

Hanggana, S. (2020). Pengaruh Umur Listing, Leverage, Profitabilitas dan


Reputasi Auditor Terhadap Internet Financial Reporting: Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018. JURNAL
AKUNTANSI DAN MANAJEMEN MUTIARA MADANI, 8(1), 1–16.

Rabani. (2020). Comparing Analysis Of Internet Financial Reporting (Ifr) In


Manufacturing Companies Listed In Indonesia Stock Exchange, Malaysia
Stock Exchange And Singapore Stock Exchange.

Hanifah, F. N. (2021). Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, dan


Kepemilikan Saham terhadap Internet Financial Reporting pada Perusahaan
Manufaktur. (Doctoral Dissertation, Universitas Hayam Wuruk Perbanas
Surabaya).

Ramadani, N. (2022). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan


Internet Financial Reporting Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2018-2020 . (Doctoral Dissertation, UIN
Kiai Haji Achmad Siddiq Jember).

Handayani, E., & Almilia, L. S. (2013). Internet financial reporting: studi


komparasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia dan
Bursa efek Malaysia. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, 20(2).

POJK Nomor 29 /POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau


Perusahaan Publik. (n.d.).

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM


SPSS19, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

33

Anda mungkin juga menyukai