Dosen Pengampu:
Mujaddid Faruk, SE., M.M.
Disusun Oleh:
Kanisa Destriasa
(3402200010)
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka
tujuan penulisan ini antara lain:
2. Untuk mengetahui Bagaimana gambaran umum perusahaan secara singkat
perusahaan?
3. Bagaimana pengertian laporan keuangan, tujuan, jenis-jenis laporan
keuangan dan bagaimana data terkait laporan keuangan pada PT. Telkom
Indonesia dengan periode 2017-2021?
4. Untuk mengetahui bagaimana pengertian analisis rasio keuangan, apa saja
jenis rasio keuangan, dan perhitungan rasio keuangan pada PT. Telkom
Indonesia dengan periode 2017-2021?
BAB II
PEMBAHASAN
a. Berikut data sebagian dari laporan posisi keuangan atau balance sheet PT
Telkom Indonesia yang digunakan untuk menghitung rasio keuangan disajikan
pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk
Data dari Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 2017, 2018, 2019 dan 2021
(Angka dalam tabel ditanyakan dalam miliaran Rupiah)
KETERANGAN TAHUN
2017 2018 2019 2020 2021
AKTIVA
KAS DAN SETARA 25.145 17.439 18.242 20.589 38.311
PERSEDIAAN
KAS 631 717 585 983 779
PASIVA
UTANG LANCAR 45.376 46.261 58.369 69.093 69.131
UTANG JANGKA 40.978 42.632 45.589 56.961 62.654
b. Berikut ini data sebagian dari laporan laba rugi PT Telkom Indonesia yang
digunakan untuk menghitung rasio keuangan disajikan pada tabel 2.2.
Tabel 2.2
PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk
Data dari Laporan Laba Rugi
Per 31 Desember 2017, 2018, 2019 dan 2021
TAHUN
KETERANGAN
2017 2018 2019 2020 2021
PENJUALAN 128.256 130.784 135.567 136.462 143.210
LABA KOTOR 43.933 38.845 42.394 43.505 47.563
LABA SEBELUM
42.659 36.405 37.908 38.775 43.678
PAJAK
LABA BERSIH 32.701 26.979 27.592 29.563 33.948
(Angka dalam tabel ditanyakan dalam miliaran Rupiah)
Kasmir (2016) menjelaskan bahwa rasio profitabilitas adalah sebuah ukuran yang
digunakan untuk mengevaluasi kemampuan sebuah perusahaan dalam meraih
keuntungan. Rasio ini mengindikasikan seberapa efektif manajemen perusahaan
dalam menghasilkan laba dari penjualan atau pendapatan investasi. Dalam
penilaian ini, Kasmir menggunakan dua rasio utama, yaitu Return on Equity
(ROE) dan Return on Investment (ROI), yang memberikan gambaran tentang
hasil dari penggunaan ekuitas dan investasi.
1. Hasil Pengembalian Ekuitas (Return on Equity)
Return on Equity (ROE) adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan
sebuah perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih bagi pemilik atau
investor dari penggunaan modal sendiri. Menurut Hery (2015), semakin
tinggi nilai ROE, semakin besar pula laba bersih yang dihasilkan dari modal
yang diinvestasikan pada ekuitas perusahaan. Sebaliknya, semakin rendah
nilai ROE, semakin kecil pula laba bersih yang dihasilkan dari modal yang
diinvestasikan pada ekuitas. Rumus untuk menghitung ROE adalah sebagai
berikut:
Laba Bersih Sesudah Pajak
ROE = × 100 %
Ekuitas
Dalam rumus ini, "Net Profit" mengacu pada laba bersih yang diperoleh dari
operasi perusahaan, sedangkan "Equity" merujuk pada jumlah modal yang
dimiliki oleh pemilik atau investor.
2. Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investasi)
Return on investment (ROI) atau return on total assets adalah sebuah
metrik yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi manajemen dalam
memanfaatkan investasinya. Ini mencerminkan seberapa produktif modal
yang digunakan oleh perusahaan, termasuk modal pinjaman dan modal
sendiri. Menurut Hery (2015), semakin tinggi nilai ROI, semakin besar pula
laba bersih yang dihasilkan dari investasi pada total aset. Sebaliknya, semakin
rendah nilai ROI, semakin kecil pula laba bersih yang dihasilkan dari
investasi pada total aset. Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:
Laba Bersih Sesudah Pajak
ROI = × 100 %
Total Assets
Dalam rumus ini, "Net Profit" merujuk pada laba bersih yang diperoleh dari
operasi perusahaan, sedangkan "Total Assets" merujuk pada jumlah total aset
yang dimiliki perusahaan.