Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL

ANALISIS PERUBAHAN PENDAPATAN PT TELEKOMUNIKASI


INDONESIA TBK. TAHUN 2020 DAN 2021

NAMA : OZHIN DJU BIRE

NIM : 20410160

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS : EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA

KUPANG

2023
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Masa sekarang, banyak perusahaan berskala besar atau kecil baik yang
bersifat profit maupun non profit mempunyai perhatian besar di bidang
keuangan. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, persaingan
antara suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya semakin tinggi
mengakibatkan adanya perusahaan yang tiba – tiba mengalami kemunduran.
Oleh karena itu, perusahaan dapat bertahan dan bisa tumbuh berkembang,
perusahaan harus mencermati kondisi dan kinerja perusahaan.
Penyusunan laporan keuangan menjadi hal penting yang harus disusun
oleh suatu unit perusahaan. Laporan keuangann yang disusun berfuungsi sebagai
alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak – pihak yang
memiliki kepentingan dengan laporan keuangan perusahaan. Bagi pihak internal
laporan keuangan ini dapat berfungsi sebagai media untuk mengukur kinerja
keuangan perusahaan dan memantau perkembangan perusahaan. Sedangkan bagi
pihak eksternal memiliki kepentingan dengan laporan keuangan perusahaan
dapat dijadikan sebagai informasi bahan pertimbangan dalam pembberian
modal.
Saat ini teknologi komunikasi dan informasi tidak hanya menjadi
instrument peningkatan efektivitas dan efesiensi bisnis tetapi juga telah menjadi
area bisnis yang menjanjikan, yang banyak diperebutkan pelaku usaha karena
potensi luar biasa yang dikandungnya. Berbagai produk-produk teknologi
komunikasi terbaru selalu muncul setiap waktu dari tiap-tiap perusahaan
komunikasi, mengeluarkan produk teknologi komunikasi baru yang lebih
nyaman dan canggih merupakan strategi yang sangat penting bagi perusahaan
yang bergerak di bidang komunikasi untuk dapat merebut pasar.
PT Telkom adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
komunikasi. PT Telekomunikasi Indonesia adalah perusahaan BUMN (Badan
Usaha Milik Negara) yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan
jaringan di wilayah Indonesia. Sejak awal berdiri PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk. Ini sudah melakukan penyusunan laporan keuangan yang rutin. Lporan
keuangan yang disusun oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. meliputi,
laporan posisi keuangan, laba rugi, laporan ekuitas, laporan kas dan penghasilan
komperhensif lainnya.
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. dan anak perusahaan, menyediakan
pelayanan info comm, telepon kabel tidak bergerak (fixe wireless), layanan
telepon seluler, data dan internet, serta jaringan interkoneksi, baik secara
langsung maupun anak perusahaan (Soetarmiyati 2012).
Adapun faktor mendasar yang ingin dituju setiap perusahaan adalah
keterbukaan informasi, keuangan perusahaan dimaksudkan agar pihak diluar
perusahaan mengetahui gambaran yang lengkap mengenai prospek dan kinerja
perusahaan. Apakah semakin meningkat atau sebaliknya (Noor 2011).
Untuk mengetahui hal tersebut perlu adanya analisis laporan keuangan
yang dapat dijadikan sebagai pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan (Sulistiyowati 2015). Salah satu analisis laporan keuangan pada
analisis perubahan pendapatan yaitu analisis laba kotor dimana laba kotor
merupakan alat yang tepat untuk menentukan naik turunnya harga jual pada
setiap perusahaan (Rispayanto 2013). Laba kotor diperoleh dari penjualan netto
dikurang dengan harga pokok penjualan. Hal ini menunjukkan perubahan laba
kotor yang disebabkan dua faktor yaitu faktor penjualan dan faktor harga pokok
penjualan. Penyebab unsur perubahan laba kotor yaitu perubahan harga pokok
penjualan, perubahan kuantitas produk yang dijual, perubahan harga pokok
persatuan, perubahan kuantitas penjualan, perubahan komposisi penjualan dan
perubahan total kuantitas (Listiadi 2015).
Selisih dalam laba kotor (gross profit) perlu dianalisis untuk mengetahui
sebab-sebab selisih yang terjadi, baik perubahan yang menguntungkan
(favourable) maupun selisih yang tidak menguntungkan (unfavourable) sehingga
akan dapat diambil kesimpulan dan tindakan seperlunya untuk periode-periode
berikutnya (Fallis 2013). Dalam hal ini hendaknya laba kotor bernilai besar
guna menutupi biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan seperti biaya
penjualan, biaya administrasi, biaya pajak penghasilan, dan biaya lainnya
(Kurniawan, Kusni, dan Cholifah 2018).
Analisis perubahan pendapatan merupakan analisa yang menganalisis
setiap pos-pos di laporan laba-rugi yang secara terperinci sangat penting karena
keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang akan tergantung pada realisasi
keuntungan sehingga mengetahui sebab-sebab perubahan tersebut, baik
perubahan yang menguntungkan (kenaikan) maupun perubahan yang tidak
menguntungkan (penurunan), sehingga akan dapat diambil kesimpulan dan atau
diambil tindakan seperlunya untuk periode berikutnya.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul “Analisis Perubahan Pendapatan Pada PT. Telekomunikasi
Indonesia Tbk. Tahun 2020 Dan 2021”
2. Masalah
Berdasrkan uraian latar belakang diatas, maka pokok permsalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Perubahan Pendapatan PT
Telekomunikas Indonesia Tbk. Cabang Kupang, Tahun 2020 dan 2021
B. LANDAAN TEORI
1. Kajian Teori
a. Pendapatan
Menurut Eldon S. Hendriksen (2010:163) pendapatan merupakan
arus kas masuk aktiva atau aktiva bersih ke dalam perusahaan sebagai
hasil penjualan barang dan jasa.
Menurut Kieso dan Weygandt (2008:516) pendapatan adalah arus
kas masuk aktiva atau penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau
produksi barang, pemberian jasa, atau kegiatan menghasilkan laba
lainnya yang membentuk operasi utama atau inti peruahaan yang
berkelanjutan selama satu periode.
Menurut Baridwan (2009:30) pendapattan (revenue) adalah aliran
masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan
hubungannya (atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode yang
berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau
dari kegiatan lain yang merupakan aliran kegiatan yang telah terjadi
atau yang akan terjadi.
Pendapatan adalah kas masuk yang berasal dari kegiatan normal
perusahaan dalam penciptaan barang dan jasa yang mengakibatkan
kaenaikan aktiva dan penurunan kewajiiban.
Sumber dan jenis pendapatan adalah unsur terpenting dan
mendapata perhatian khusus sebelum menentukan masalah pangakuan
dan pengukuran pendapatan. Kesalahan dalam menentukan jenis dan
sumber pendapatan dapat mempengaruhi posisi atau besaran
pendapatan yang diperoleh, serta erat hubungannya dengan pengukuran
pendapatan tersebut
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (PSAK No.23 2015:23:3)
sember pendapatan berasal dari :
1) Penjualan barang
Meliputi barang yang diproduksi untuk dijual dan barang
yang dibeli pengecer atau tanah dan properti lain yang dibeli
dengan tujuan untuk dijual kembali.
2) Penjualan jasa
Umumnya menyangkut tentang pelaksanaan tugas secara
kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan selama
periode tertentu yang disepakati olleh perusahaan. Jasa dapat
diserahkan selama satu periode atau llebih.
3) Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti dan deviden.
Pengakuan pendapatan bertujuan untuk menunjukkan seberapa
besar yang sudah menjadi pendapatan dan beban pada saat penyajian
laporan keuangan pada suatu periode.
Menurut Dyckman (2009:239) kategori waktu yang luas dari
pengakuan pendapatan dapat didefinisikan menjadi 3 yaitu :
1) Pendapatan diakui pada saat pengiriman produk atau jasa
2) Pendapatan diakui setelah ppengiriman produk dan jasa
3) Pendapatan diakui sebelum pengiriman ppduk dan jasa
Menurut Baridwan (2009:10) pengakuan pendapatan diakui saat
terjadinya penjjualan barang atau jasa, yaitu waktu ada kepastian
mengenai besarnya ppedapatan yang diukur denngan aktiva yang
diterima. Tetapi ketentuan umum ini tidak selalu dapat diterima
sehingga timbul beberapa ketentuan lain mengenai saat untuk mengakui
penddapatan. Pengecualian ini adalah pengakuan pendapatan pada saat
produksi selesai, selama produksi dan pada saat kas diterima.
Berdasarkan pengakuan diatas, maka pengakuan pendapatan
dilakukan selama proses produksi, saat penyelesaian produksi, saat
penjualan, sesudah penjualan dan pada saat kas diiterima.
Dalam menyatakan jumlah pendapatan dan laba yang diperoleh
dari suatu transaksi ekonomi, harus diukur dengan nilai yang wajar
yang diterima atau yng dapat diterima. Menurut (PSAK No 23
2015,23:2)
Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau
dapat diterima.jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi biasanya
ditentukan oleh persetujuan antara entitas dengan pembeli atau
pengguna aset tersebut. Jumlah ttersebut diukur pada nilai wajar
imbalan yang ditererima atau dappat diterima dikurangi jumlah diskon
usaha dan rabat volume yang diperbolehkan oleh entiitas.
Dalam hal pengukuran pendapatan Hendriksen (2010:165)
menyatakan nilai wajar produk atau jasa perushaan merupakan ukuran
terbbaik bbagi pendapatan. Nillai tukar ini menunjukkkaan ekuivalen
kas atau nilai sekarang dan pendiskontan tagihan yang akhiirnya akkan
diterina dari transaksi pendapatan.
Karakteristik pendapatan dibagi atas dua bagian yaitu :
1) Pendapatan muncul akibat adanya kegiatan – kegiatan pokok
dari perusahan dalam mencarii laba
2) Pendapatan sifatnya berulang – ulang atau
berkesinambungan, kegiatan – kegiatan pokok tersebut pada
dasarnya berda dibawah kendali manajemen
Jenis – jennis pendapatan menurut Kusnadi dalam buku
Akuntansi Keuangan Menengah (Prinsip, Posedur dan Metode) adalah
sebagai berikut:
1) Pendapatan Operasi, dapat diperoleh dari dua sumber yaitu:
a). Penjualan Kotor, adalah penjualan sebagaimana
tercantum dalam faktur atau jumlah awal pembebanan
sebelum dikurangi penjualan return dan potongan
penjualan
b). Penjualan bersih, adalah penjualan yang diperoleh dari
penjulan kotor dikurangi retuurn penjualan ditambah
dengan potongan pejualan lain – lain.
2) Pendapatan non operasi diperoleh dari dua sumber yaitu :
a). Pendapatan sewa, adalah pendapatan yang diterima
perusahaan karena telah menyerahkan aktivanya kepada
perusahaan lain.
b). Pendapatan bunga, adalah pendapatan yang diterima
perusahaan karena telah meminamkan uangnya kepada
pihak lain.
b. Laba Kotor
Menurut Harahap (2009:50) laba merupakan kelebihan
penghasilan diatas biaya selma satu periode akuntansi.
Menurut Kasmir (2013:216) jenis – jenis laba adalah laba kotor
(gross profit) artinya laba yang diperoleh sebelum dikurangi baiya –
biaya yang menjadi beban perusahaan seperti biaya pajak, biaya
overhead, gaji karyawan, sampai pembayaran bunga.
Laba kotor adalah selisih antara penjualan bersih dengan harga
pokok penjualan (Soemarso 2004,226). Laba kotor disebut juga laba
bruto karena jumlah ini masih harus dikurangi dengan beban – beban
usaha. Laba kotor adalah kelebihan ddarii pendapatan penjualan bersih
melebihi harga pokok penjualan (Skousen et al. 2001, 53)`.
Perubahan dalam laba kotor (gross profit) perlu diianalisis untuk
mengetahui sebab – sebab perubahan tersebut, baik perubahhan yang
menguntungkan (kenaikan) maupun perubahan yang tidak
menguntungkan (penurunan), sehingga akan dapat diambil kesimpulan
atau tindkan untuk periode berikutnya. Pada darnya perubahan laba
kotor disebabkkan oleh dua faktor, yaitu faktor penjuualan dan faktor
harga pokok penjualan. Besar kecilnya hasill penjualan dippengaruhi
oleh kuantitas atau volume produk yang dapat dijual dan harga jual per
satuan produk ttersebut. Oleh karenaitu perubahan laba kotor karena
adanya perubahan hasil penjualan dapat disebabkan adanya perubahan
harga jual per satuan produk dan perubahan kuantitas atau volume
produk yang dijual atau dihasilkan.
Perubahan laba bruto pada dasarnya dapat disebabkan oleh empat
faktor :
1) Perubahan harga jual (sales price variance), yaitu adanya
perubahan antara harga jual yang sesungguhnya dengan
harga jual yang dibujetkan atau harga jual ttahun
sebelumya. Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh
adanya perubahan harga jual dapat ditentukan dengan
rumus :
(Harga jual menurut realisasi atau yang sesungguhnya –
harga jual bujet atau tahun sebelumya) x Kuantitas produk
yang sesungguhnya dijual tahun ini.
Atau
( Hj2 – Hj1 ) K2

Hj1 = harga jual per satuan produk yang dibujetkan atau


tahun sebelumnya
Hj2 = harga jaul per satuan produk yang sesungguhnya
K2 = kuantitas atau volume produk yang sesungguhnya
dijual tahun ini
Apabila (Hj2= Hj1) menunjukkan angka yang positif,
yang berarti ada kenaikan harga dan hal itu
menguntungkan. Sebaliknya bila hasilnya negatif berarti
ada penurunan harga jual dan hal itu merugikan.
2) Perubahan kuantitas produk yang dijual (Sales Volume
Variance), yaitu adanya perbedaan antara kuantitas produk
yang direncanakan atau tahun sebelumnya dengan
kuantitas produk yang yang sesungguhnya dijual
(direlisasikan). Perubahan laba kotor yang
disebabkan oleh perubahan kuantitas/volume produk
yang dijual dapat ditentukan dengan
rumus:
(kuantitas penjualan yang sesungguhya – kuantitas
penjualan yang dibujetkan atau tahun sebelumnya) x harga
jual yang dibujetkan
Atau
(K2 – K1) Hj1

K2 = Kuantitas penjualan yang sesungguhnya direalisasi


tahun ini.
K1 = Kuantitas penjualan yang dibudgetkan atau tahun
sebelumnya.
Hj1 = Harga jual per satuan produk yang dibudgetkan atau
tahun sebelumnya.
Apabila (K2– K1) menghasilkan angka
positifmenunjukkan bahwa kuantitas produk yang
sesungguhnya dijual lebih besar daripada yang
direncanakan dan hal ini menguntungkan. Sebaliknya bila
menghasilkan angka negatif berarti penjualan turun dan
hal ini merugikan.
3) Perubahan harga pokok penjualan per satuan produk (Cost
Price Variance), yaiitu adanya perbedaan antara harga
pokok persatuan produk menurut budget atau tahun
sebelumnya dengan harga pokok yang sesungguhnya.
Untuk menentukan besarnya perubahan laba kotor
yang disebabkan adanya perubahan harga pokok
penjualan persatuan produk dapat ditentukan dengan
rumus:
(Harga pokok penjualan yang sesungguhnya – harga
pokok penjualan yag dibudgetkan/tahun sebelumnya) x
Kuantitas yang dijual
Atau
(HPP2 – HPP1) K2

HPP2 = Harga pokok penjualan yang sesungguhnya.

HPP2 = Harga pokok penjualan yang dibudgetkan/tahun


sebelumnya.
K2 = Kuantitas produk yang sesungguhnya dijual.
Apabila (HPP1 – HPP2) menghasilkan angka positif
berarti HPP mengalami kenaikan, kenaikan dalam sector
biaya menunjukkan keadaan yang merugikan,
sebaliknya bila hasilnya negative berarti biaya
mengalami penurunan yang berarti biaya mengalami
penurunan yang mana hal ini menguntungkan.
4) Perubahan kuantitas harga pokok penjualan (Cost
Volume Variance), yaitu adanya perubahan harga pokok
penjualan karena adanya perubahan kuantitas/volume
yang dijual atau diproduksi. Rumus untuk menentukan
besarnya perubahan laba kotor karena perubahan
kuantitas/volume harga pokok penjualan adalah

(Kuantitas yang sesungguhnya – kuantitas menurut


(budget atau tahun sebelumnya) x harga poko menuurut
budget atau tahun sebelumnya

Atau

(K2 – K1) HPP1

K2 = Kuantitas penjualan yang sesungguhnya


direalisasi tahun ini.

K1 = Kuantitas penjualan yang dibudgetkan atau tahun


sebelumnya

HPP1 = Harga pokok penjualan yang dibudgetkan/tahun


sebelumnya

Apabila (K2 – K1) menghasilkan angka positif berarti


kuantitas atau diproduksi bertambah (mengalami
kenaikan), apabila kuantitas bertambah maka harga pokok
penjualan akan mengalami kenaikan pula dan
bertambahnya harga pokok penjualan menunjukan
keadaan yang tidak mmenguntungkan (merugikan).
Sebaliknya billa hasilnya negatif berarti ada penurunan
biaya dan menunjukan keadaan yang menguntungkan.
C. PEMBAHASAN
Hasil analisis laporan keuangan perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia
menggunakan analisis perubahan pendapatan dengan analisis laba kotor dimana
perusahaan menggunakan laporan laba rugi selama dua tahun.

Data Laporan Laba – Rugi PT Telekomunikasi Indonesi Tbk.

Keterangan 2020 2021 Selisih


Penjualan netto Rp 1.716.193.536 Rp 1.865.895.328 Rp 149.701.792
Harga pokok Rp 1.142.228.922 Rp 1.336.689.497 Rp 194.460.575
penjualan
Laba Kotor Rp 573.964.614 Rp 529.205.831 Rp (44.758.783)
Kuantitas yang dijual 318.353 287.911 (30.442)
Harga Jual Per satuan Rp 5.390,85 Rp 6.480,81 Rp 1.089,96
Harga pokok perstuan Rp 3.587,93 Rp 4.642,72 Rp 1.054,79

Pada tabel diatas diperlihatkan data laporan laba rugi tahun 2017 yang telah
dibandingkkan dengan data tahun 2018 menunjukan adanya kenaikan dalam
penjualan netto sebesar Rp149.701.792 dan kenaikan harga pokok penjualan
sebesar Rp194.460.575, sehingga terjadi penurunan laba kotor pada tahun 2018
sebesar Rp44.758.783. hal ini terjadi karena harga pokok produk yang
mengalami kenaikan di tahun 2018 sebesar Rp1.054,79 dari yng awalnya hanya
Rp3.587,93 menjadi Rp4.642,72 sehingga hargaa jual produk yang awalnya
Rp5.390,85 juga harus mengalami kenaiikan sebesar Rp1.089,96 menjadi
Rp6.480,81 per satuan produk.
Laporan perubahan laba kotor

Sebab Perubahan Laba Kotor A B


Perubahann harga jual Rp 313.810.073 Rp 313.810.073
Perubahan kuantitas Rp (164.108.281) Rp (164.108.281)
penjualan
Perubahan harga pokok Rp 303.864.402 Rp 303.864.402
penjualan per satuan
Perubahan kuantitas harga Rp (109.223.827) Rp (109.223.827)
pokok penjualan

Pada tabel 2 memperlihatkan bahwa perubahan laba kotor yang disebabkan oleh
faktor penjualan berupa perubahan harga jual menghasilkan angka positif yang berarti
menunjukan keaadaan yang menguntungkan sebesar Rp313.910.073, sedangkan
perubahan laba kotor yang disebabkan oleh harga pokok penjualan berupa perubahan
harga pokok penjualan per satuan produk menghasilkan angka poitif berarti HPP
mengalami kenaikan, kenaikan dalam sektor biaya menunjukan keadaan yang
merugikan sebesar Rp303.684.402.
Perubahan kuantitas penjualan menghasilkan angka negATIF YANG berarti
kuantitas pproduk yang sesungguhnya dijual llebih kecill daripada yang direncanakan,
hal ini menunjukan keadaan yang merugikan sebesar Rp164..108.281 da perubahan
kuantitas harga pokok penjualan menghasilkan angka negatif berarti kuantitas yang
dijual/diproduksi berkurang (mmengalami penurunan), apabiila kuantitas berkurang
maka harga pokok penjualan akan mengalami penurunan pula dan berkurangnya harga
pokok penjualan menunjukan keadaan yang menguntungkan sebesar Rp109.223.827
Tabel 3 Laporan Keuangan

Laporan Keuangan
Kenaikan penjualan yang disebabkan :
Kenaikan harga jual Rp 313.810.073
Kenaikan kuantitas penjualan Rp (164.108.281)
Rp 149.701.792
Kenaikan harga pokok penjualan disebabkan :
Kenaikan harga pokok per satuan produk Rp 303.684.402
Kenaikan kkuantitas harga pokok penjualan Rp (109.223.827)
Rp 194.460.575
Kenaikan laba kotor................ Rp (44.758.783)

Pada tabel 3, berdasarkan laporan keuangan terlihat bahwa PT Telekomunikasi


Indonesia Tbk. telah mengalami keruguan sebesar Rp 44.758.783 kkarena perubahan
laba kotor yang disebabkan oleh faktor kenaikan harga pokok produk yang diikuti juga
dengan kenaikan harga penjualan sehingga berakibat penurunan penjualan produk.
D. KESIMPULAN
Dari beberapa data laporan keuangan tahun 2017 dan 2018 pada PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk. menunjukan adanya penurunan nilai llaba kotor
yang didapat pada tahun 2021 padahal terjadi kenaikan dalam nilai penjualan
netto dan nilai kenaikkan harga pokok penjualan, penurunan laba kotor ini
disebabkan oleh faktor – faktor kenaikan harga pokok produk yang diikuti juga
dengan keaikan harga penjualan sehingga berakibat penurunan penjualan
produk. Perubahan kuantitas penjualan menghasilkan angka negatif yang berarti
kuantitas produk yang sesungguhnya dijual lebih kecil daripada yang
direncanakan, hal ini menunjukkan keadaan yang merugikan.

Anda mungkin juga menyukai