Anda di halaman 1dari 4

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/355916937

Peranan Peer-To-Peer Lending dalam Meningkatan Kesejahteraan Para Pelaku


UMKM

Article · November 2021

CITATIONS READS

0 90

1 author:

Rivanda Arvyana
Akademi Sekretari Manajemen Taruna Bakti
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Rivanda Arvyana on 04 November 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Peranan Peer-To-Peer Lending dalam Meningkatan Kesejahteraan Para Pelaku
UMKM
1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi pada era digitalisasi saat ini membuat banyak perkembangan,
khususnya pada bidang keuangan. Munculnya startup fintech peer-to-peer lending menjadi peluang besar
bagi para konsumen yang tidak bisa mendapatkan modal dari bank konvensional. (Hendriyani & Raharja)
Dengan adanya teknologi seperti ini para konsumen lebih nyaman untuk meminjam modal usaha
kepada startup fintech peer-to-peer lending ini tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga. Hanya modal
jaringan internet dan syarat yang tidak begitu rumit konsumen sudah bisa mendapatkan modal tersebut.
Di Indonesia bisnis ini memiliki peluang besar di pasar ekonomi. Otoritas Jasa Keuangan(OJK)
juga telah mengeluarkan peraturan yang melindungi para konsumen pengguna pinjaman uang berbasis
online. Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia juga merupakan salah satu factor adanya perubahan
ini. Dengan adanya pertumbuhan internet ini, banyak UKM yang belum pernah meminjam modal ke bank
konvensional. Adanya pinjaman online ini lebih memudahkan para pelaku UMKM untuk meminjam
modal dibandingkan harus meminjam modal ke bank konvensional. Mereka menganggap meminjam
modal melalui internet lebih mudah dan cepat dibanding meminjam lewat bank. Selain lebih cepat dan
mudah, biasanya meminjam modal lewat bank banyak persyaratan yang harus disertakan dalam
peminjaman modal tersebut. Hal ini lah yang melatarbelakangi pinjaman online lebih popular dibanding
meminjam secara langsung ke bank.
2. Teori
Banyak contoh bidang yang bergerak pada industry teknologi keuangan seperti Manajemen Aset,
crowfunding, peer-to-peer lending, e-money, dan lain-lain. namun, yang akan dibahas kali ini yaitu peer-
to-peer lending. Apa itu peer-to-peer lending?
Peer-to-peer lending merupakan wadah bagi para peminjam dan pemberi pinjaman yang berbasis
digital. (Tampubolon). Peer-to-peer lending adalah platform baru dalam transaksi keuangan yang tidak
melalui bank konvensional namun dengan cara langsung menghubungkan peminjam ke pemberi
pinjaman (Yum, 2012).
Adanya peer-to-peer lending ini juga bermula karena adanya fintech. Fintech merupakan
fenomena yang terjadi karena adanya perubahan teknologi yang sangat cepat dan pesat. Dengan begitu
para pelanggan atau masyarakat dapat mengakses dari mana saja dan kapan saja. Berkembangnya fintech
merupakan salah satu inovasi terbaru.
Kehadiran fintech merupakan salah satu kemudahan bagi para pelaku umkm di Indonesia. Fintech
menjadi salah satu jawaban bagi para pelaku umkm yang memerlukan modal secara cepat dan mudah.
Salah satu peranan fintech peer-to-peer lending bagi para pelaku umkm yaitu membantu para pelaku
umkm dalam hal permodalan.
UMKM merupakan bisnis yang dijalankan oleh individu maupun rumah tangga atau badan usaha
yang berukuran kecil dan merujuk pada usaha ekonomi produktif sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
oleh Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008. Usaha ini harus memiliki kriteria seperti yang dicantumkan
pada UU No 20 tahun 2008 yaitu memiliki kekayaan bersih sebesar 50 juta (maksimal) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha. Selain itu memiliki omzet tahunan maksimal 300 juta. Pada dasarnya
UMkM memiliki beberapa kriteria seperti Livelihood Activities, Micro Enterprise, Small Dynamic
Enterprise, dan Fast Moving Enterprise.
3. Pembahasan
UMKM memiliki peranan besar terhadap petumbuhan ekonomi di Indonesia. Jumlah umkm yang ada di
Indonesia ini merupakan peluang besar bagi perusahaan yang bergerak di bidang fintech khususnya pada
peer-to-peer lending. Selain itu, masih banyak pelaku umkm yang belum tersentuh oleh bank
konvensional.
Perkembangan umkm pun dari tahun ke tahun mengalami banyak peningkatan. Pemerintah juga
berupaya agar umkm selalu diberdayakan dan dalam hal ini pemerintah juga melakukan hal yang serius
dengan memperhatikan keberlangsungan umkm yang ada di Indonesia. Dikarenakan umkm di Indonesia
ini memiliki potensi yang sangat bagus bagi ekonomi Indonesia.
Pelaku UKM juga dituntut untuk ikut serta dalam mengembangkan perekonomian negara
terutama dalam melakukan pengembangan mengenai apapun yang menyangkut permintaan para
konsumen secara inovatif dan kreatif dengan memprioritaskan kualitas dan menjualnya dengan harga
yang terjangkau.
Peer to Peer Lending sebagai Inovasi Usaha Pendanaan Modern bagi Usaha Menengah dan Kecil. Usaha
Kecil dan Menengah cenderung bukan merupakan usaha yang bankable. Usaha yang tergolong bukan
usaha yang bankable di sini adalah merupakan usaha yang dinilai relatif belum memiliki cukup syarat
untuk dapat difasilitasi oleh perbankan dalam rangka pemberian kredit modal kerja. Meskipun usaha kecil
dan menengah telah memiliki dan menggunakan layanan produk perbankan lainnya seperti tabungan
hingga internet banking namun tidak berarti bahwa pekaku usaha kecil dan menengah merupakan usaha
yang bankable. Persyaratan yang kerap diperlukan dalam pemberian pinjaman perbankan antara lain
berupa agunan Agunan yang dimaksud tersebut sering tidak hanya sebatas tidak dimiliki oleh pengusaha
UKM tersebut namun dapat berupa dokumen kepemilikannya yang tidak dapat dilakukan pengikatan hak
kebendaan atas agunan.
4. Daftar Pustaka
(Hendriyani & Raharja, Strategi Agilitas Bisnis Peer-To-Peer Lending Startup Fintech di Era Digitalisasi
di Indonesia, 2019)

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai