Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktik Kerja Lapangan (PKL), sebagai faktor yang mendasar dalam bidang
pendidikan untuk terjun secara langsung dalam dunia kerja dengan menambah
wawasan sekaligus pengalaman untuk siswa/siswi sebagai kontribusi secara
langsung mengenal system kerja dengan konkrit.
Praktek kerja lapangan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib bagi
mahasiswa Program Studi Sarjan Terapan Teknik Konstruksi Jalan Dan Jembatan.
Hal ini sesuai dengan kurikulum pendidikan di Politeknik Negeri Manado bagi
Mahasiswa semester dan merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
menempu studi akhir.
Praktek kerja lapangan adalah pengenalan dunia kerja di lapangan sehingga
peserta didik diharapkan dapat mengetahui kegiatan di lapangan secara langsung
dan mampu mengaitkannya dengan teori yang diperoleh di bangku kuliah. Selama
mengikuti praktek kerja lapangan, disamping melakukan pengamatan langsung
juga terlibat aktif di lapangan, sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan
masalah yang terjadi selama pelaksanaan proyek tersebut, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan skil dan kemampuan serta profesionalisme kinerja. Dengan demikian
akan menumbuhkan sikap mandiri dan kritis dalam diri manusia tersebut serta
diharapkan peserta didik dapat mengembangkan kreatifitasnya di lapangan. Dalam
praktek kerja lapangan ditahun 2018, peserta didik mendapatkan kesempatan
secara langsung sekaligus mengembangkan kreatifitas pada pembangunan jalan dan
jembatan, pada proyek pembangunan jalan Gorontalo Outer Ring Road.
Lokasi proyek
Proyek Pembangunan Jalan Gorontalo Outer Ring Road/GORR
menghubungkan Bandar Udara Djalaludin dengan Pelabuhan Ferry Kota
Gorontalo. Pembangunan GORR itu ditujukan untuk meningkatkan perekonomian
di tiga wilayah di provinsi Gorontalo. Yaitu Kota Gorontalo, Kabupaten Bone

1
Bolango dan Kabupaten Gorontalo sepanjang 49 KM yang menghabiskan dana
sebesar 6,9 triliun.

Khusus pembangunan yang dipegang oleh PT.Gading Murni Perkasa yaitu


pembangunan GORR (Paket 1) sepanjang 8,475 km yang terbagi dalam 10 segmen
menghabiskan dana sebesar Rp. 60.834.000.000,-

Berikut ini merupakan gambaran umum mengenai proyek pembangunan


GORR (paket 1) :

Kegiatan : Pembangunan Jalan Gorontalo Outer RingRoad 01

Nama Paket Pekerjaan : GORR 1 / G.GN8.1

Lokasi : Kab. Gorontalo

No./Tgl.Kontrak : HK0203/PJNPG-PPK08/235

26 Februari 2018

Nilai Kontrak : Rp. 60.834.000.000,-

Sumber Dana : APBN

Waktu Pelaksanaan : 300 Hari Kalender

Waktu Pemeliharaan : 730 Hari Kalender

Konsultan Supervisi : PT.EPADASCON PERMATA JO

Kontraktor Pelaksana : PT.GADING MURNI PERKASA

.
1.2 Maksud dan Tujuan
Salah satu persyaratan penyelesaian program Diploma IV Teknik
Konstruksi Jalan Dan Jembatan. Praktek Kerja Lapangan bagi Mahasiswa Jurusan
Teknik Sipil mempunyai tujuan :
1. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat di bangku kuliah ke dunia
indrustri konstruksi dalam suatu studi kasus dari proyek konstruksi.
2. Mahasiswa mampu membuat perencanaan pada proyek konstruksi.

2
3. Mahasiswa mampu menjelaskan proses pelaksanaan ,struktur organisasi serta
pembagian tugas semua yang terlibat dalam lokasi proyek konstruksi.
4. Mahasiswa dapat langsung terjun dalam pelaksanaan proyek yang berlangsung
di indrustri konstruksi.
5. Mahasiswa dapat mengamati dan mempelajari pekerjaan – pekerjaan yang
dilaksanakan dalam kegiatan proyek tersebut.
6. Mahasiswa mampu melaksanakan tugas yang diberikan oleh proyek konstruksi
sesuai dengan target mutu dan ketelitian yang diperlukan.
7. Mahasiswa dapat mengevaluasi perbedaan – perbedaan yang di di temui
selama praktek kreja lapangan guna peningkatan kemampuan dan kompetensi.
8. Mahasiswa membuat laporan praktek kerja lapangan (PKL) dengan baik dan
sesuai dengan tata cara penulisan ilmiah..

3
BAB II
GAMBARAN UMUM PROYEK

2.1 Gambaran Umum Proyek

Proyek Pembangunan Jalan Gorontalo Outer Ring Road/GORR


menghubungkan Bandar Udara Djalaludin dengan Pelabuhan Ferry Kota
Gorontalo. Pembangunan GORR itu ditujukan untuk meningkatkan perekonomian
di tiga wilayah di provinsi Gorontalo. Yaitu Kota Gorontalo, Kabupaten Bone
Bolango dan Kabupaten Gorontalo sepanjang 49 KM yang menghabiskan dana
sebesar 6,9 triliun.

Khusus pembangunan yang dipegang oleh PT.Gading Murni Perkasa yaitu


pembangunan GORR (Paket 1) sepanjang 8,475 km yang terbagi dalam 10 segmen
menghabiskan dana sebesar Rp. 60.834.000.000,-

Informasi proyek
Lokasi : Provinsi Gorontalo
Nilai proyek : Rp. 60.834.000.000,-

PJPK : Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan


Rakyat
Badan usaha : PT Jasa Marga Gorontalo

4
2.2 Personalia Dan Organisai Proyek
Tabel 2.1 Sructure Organization Chart

STRUKTUR ORGANISASI

LIDYA SURENTU, ST
GENERAL SUPERINTENDENT

BILLY DENGAH, ST HENDRA SANGER, ST


KESELAMATAN DAN
MANAGER KENDALI MUTU
KESEHATAN KERJA

JORI M. MAURI, ST ROLAND DEMALIO, ST RAHMAT TEMPOMUNA


QUANTITY QUALITY CONTROL SURVEYOR

PELAKSANA LAB TECH DANIEL MADEA

1. INDRA MOHUNE 1. YUDISTIRA MUNTHE DRAFTER

2. INAL TALHA 2. SULISTIO A. OTTO

5
2.3 prosedur mendapatkan proyek
Pada proyek PT Gading Murni Perkasa prosedur mendapatkan proyek
dengan cara tender. Tender adalah tawaran untuk mengajukan harga, memborong
pekerjaan, atau menyediakan barang yang diberikan oleh perusahaan swasta besar
atau pemerintah kepada perusahaan-perusahaan lain. Mengikuti tender adalah salah
satu cara untuk mendapatkan kontrak bisnis dalam skala besar atau memperluas
usaha Anda. Banyak perusahaan yang secara teratur menyelenggarakan tender.
Beberapa instansi pemerintah kini bahkan memuat semua tender dan
investasi pemerintah di media cetak agar siapapun dapat mengikutinya. Proses
tender adalah proses yang penuh persaingan sehingga amatlah penting untuk
mencantumkan penawaran yang kompetitif di dalam proposal. Mengajukan
penawaran melaluui tender tidak memberikan jaminan keberhasilan dalam bentuk
apapun. Yang penting persiapkanlah dengan matang sebuah proposal.
Pelelangan /tender dapat didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan untuk
menyediakan barang/jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat diantara
penyedian barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan metode dan
tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak – pihak yang terkait
secara taat sehingga terpilih penyedia terbaik .
Salah satu tahapan yang mutlak harus dilalui dalam proses pemilihan
penyedia barang dan jasa pemerintah adalah tahapan pembukaan dokumen
penawaran. Acara pembukaan dokumen penawaran dilakukan secara resmi dalam
suatu acara yang disaksikan oleh semua peserta lelang karena dokumen tersebut
merupakan penentu dalam persaingan pemilihan penyedia barang/jasa pemerintah.
Acara pembukaan penawaran selalu menjadi perhatian semua peserta lelang karena
dalam acara inilah panitia pengadaan barang/jasa pemerintah membeberkan seluruh
data-data yang terdapat dalam setiap dokumen penawaran kepada seluruh peserta
lelang.

6
Dengan mengetahui setiap informasi yang terdapat dalam dokumen
penawaran peserta lainnya, maka secara tidak langsung para peserta lelang dapat
mengawasi panitia pengadaan barang/jasa dalam melakukan proses evaluasi
dokumen penawaran tersebut. Dengan demikian proses penentuan pemenang lelang
menjadi terbuka dan bebas dari kecurangan. Karena itulah, meskipun tidak ada
kewajiban untuk hadir dalam acara pembukaan penawaran, setiap peserta lelang
selalu berusaha untuk hadir dalam acara tersebut. Tata cara pembukaan dokumen,
siapa saja yang diperkanankan hadir, serta dokumen apa saja yang harus dibuka
pada acara tersebut telah diatur dalam Peraturan Presiden R.I nomor 54 tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Penggunaan tender pada suatu proyek merupakan salah satu proses untuk
pengadaan kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan. tender dapat dilaksanakan
setelah semua persiapan pembuatan rencana kerja telah selesai dikerjakan.
Melalui tender diharapkan akan didapat biaya pelaksanaan seminimal
mungkin serta hasil pelaksanaan pekerjaan yang dapat dipertanggung jawabkan dan
tidak merugikan kedua belah pihak.
Jenis Tender
Jenis tender proses pengadaan barang atau jasa dalam proyek konstruksi
yang menggunakan pelelangan dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu pelelangan
langsung dan pelelangan terbatas. Pada prinsipnya, kedua macam pelelangan
tersebut sama, hanya ada sedikit perbedaan dalam hal peserta lelang. Dalam
pelelangan umum, semua penyedia jasa yang memenuhi syarat dapat ikut dalam
pelelangan, sedangkan dalam pelelangan terbatas yang diizinkan ikut adalah
penyedia barang/jasa yang diundang oleh pengguna jasa.
Pemilihan macam pelelangan pada umumnya tergantung pada besar
kecilnya bangunan, tingkat kompleksitas bangunan. Besar/kecilnya biaya
bangunan, jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.

7
BAB III
KEGIATAN YANG DI AMATI

3.1 Pekerjaan Yang Diamati


Pekerjaan yang diamati pada pembangunan jalan Gorontalo Outer Ring
Road meliputi :
 Tanggal 9 Agustus – 15 Agustus 2018 :
- Pengaspalan AC-BC Segmen 7
- Pengambilan sampel Coredrill
- Pemadatan LPB Segmen 9
- Pengaspalan AC-WC Segmen 7
- Pemadatan LPA Segmen 7
- Pengujian Sandcone
 Tanggal 16 Agustus – 29 Agustus 2018 :
- Pengambilan sampel Coredrill
- Pemadatan LPB Segmen 10
- Penghamparan LPA Segmen 9
- Pemadatan LPA Segmen 9
 Tanggal 30 Agustus – 5 September 2018 :
- Pengambilan sampel Coredrill Segmen 7
- Pemadatan LPA Segmen 9
- Penghamparan LPA Segmen 9
- Penghamparan LPS Segmen 7
- Pemadatan LPS Segmen 7
 Tanggal 6 September – 12 September 2018:
- Opname Drainase Segmen 7
- Pemadatan LPA Segmen 10
- Penghamparan LPA Segmen 10
- Pengaspalan AC-Base Segmen 9
- Pengujian Sandcone LPA Segmen 10

8
 Tanggal 13 September – 19 September 2018:
- Opname Lebar Jalan Segmen 7
- Pemadatan LPS Segmen 7
- Penghamparan LPS Segmen 7
- Pengaspalan AC-Base Segmen 9
- Pengukuran Elevasi volume galian dan timbunan Segmen 1
 Tanggal 19 September – 25 September 2018:
- Pengaspalan AC-BC Segmen 9
- Pengambilan sampel Coredrill
- Pengujian Sandcone
 Tanggal 26 September – 02 Oktober 2018:
- Pemadatan LPA Segmen 9
- Penghamparan LPA Segmen 9
- Pengukuran Elevasi volume galian dan timbunan Segmen 1
 Tanggal 03 Oktober – 09 Oktober 2018:
- Pengaspalan AC-Base Segmen 9
- Pengaspalan AC-BC Segmen 9
- Pengambilan sampel Coredrill
 Tanggal 10 Oktober – 16 Oktober 2018:
- Pengaspalan AC-Base Segmen 9
- Pengaspalan AC-BC Segmen 9
- Pemadatan LPA Segmen 10
- Penghamparan LPA Segmen 10
- Pengambilan sampel Coredrill
- Pengujian Sand Cone
 Tanggal 17 Oktober – 23 Oktober 2018:
- Pengaspalan AC-WC Segmen 9
- Pengaspalan AC-BC Segmen 9
- Pengaspalan AC-Base Segmen 10
- Pengaspalan AC-BC Segmen 10
- Pengambilan sampel Coredrill

9
 Tanggal 24 Oktober – 30 Oktober 2018:
- Pengaspalan AC-WC Segmen 9
- Pengaspalan AC-BC Segmen 10
- Pengaspalan AC-WC Segmen 10
- Pengambilan sampel Coredrill
 Tanggal 31 Oktober – 06 November 2018:
- Pengaspalan AC-WC Segmen 9
- Pengaspalan AC-BC Segmen 10
- Pengaspalan AC-WC Segmen 10
- Pengambilan sampel Coredrill
- Penghamparan LPS Segmen 9
 Tanggal 07 November – 13 November 2018:
- Pengaspalan AC-WC Segmen 10
- Pengambilan sampel Coredrill
- Penghamparan LPS Segmen 9
- Pemadatan LPS Segmen 9
- Penghamparan LPS Segmen 10
- Pemadatan LPS Segmen 10
 Tanggal 14 November – 20 November 2018:
- Penghamparan LPS Segmen 9
- Pemadatan LPS Segmen 9
- Penghamparan LPS Segmen 10
- Pemadatan LPS Segmen 10
- Timbunan Segmen 10
 Tanggal 21 November – 27 November 2018:
- Pemadatan LPS Segmen 10
- Timbunan Segmen 10

10
3.2 Ruang lingkup pekerjaan
1. Umum
- Mobilisasi
- Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
- Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Manajemen Mutu
2. Drainase
- Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
- Pasangan Batu Dengan Mortar
- Saluran Berbentuk U Tipe DS 1
3. Pekerjaan Tanah
- Galian Biasa
- Galian Batu Lunak
- Timbunan Biasa dari Galian
- Penyiapan Badan Jalan
- Pembersihan dan Pengelupasan Lahan
4. Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
- Lapis Pondasi Agregat Kelas S
5. Perkerasan Berbutir
- Lapis Pondasi Agregat Kelas A
- Lapis Pondasi Agregat Kelas B
6. Perkerasan Aspal
- Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair
- Lapis Perekat - Aspal Cair
- Laston Lapis Aus (AC-WC)
- Laston Lapis Antara (AC-BC)
- Laston Lapis Pondasi (AC-Base)
- Bahan Anti Pengelupasan
7. Struktur
- Beton mutu sedang fc’ 20 MPa
- Beton mutu rendah fc’ 10 MPa

11
- Baja Tulangan U 39 Ulir
- Pasangan Batu
- Pipa Drainase PVC diameter 2"
9. Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
- Stabilisasi dengan Tanaman VS (Vertiver System)
- Marka Jalan Thermoplastic
- Rel Pengaman
- Paku Jalan
- Penanaman/ penyemprotan material hydroseeding
PEMBERSIHAN AKHIR
PROVESIONAL HAND OVER (PHO)

3.3 Uraian Pelaksanaan Pekerjaan Yang Diamati


3.3.1 Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah meliputi segala pekerjaan penggaliaan, penimbunan,
pengangkutan panghamparan, pemadatan , perbaikan tanah dasar tes sand cone dan
dcp
A. Penggalian
Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut
ukuran ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar, atau menurut ukuran dan
ketinggian lain, yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi.
Ukuran yang berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak
terusan harus ditunjukkan kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan
tanah pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan “ketinggian tanah” dalam
spesifikasi adalah tinggi “permukaan tanah” sesudah pembersihan lapangan dan
sebelum pekerjaan tanah dimulai.
Galian tanah adalah pekerjaan galian dengan material hasil galian berupa
tanah pada umumnya, yang dengan mudah dapat dilakukan dengan Excavator.
Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang-bidang yang
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar

12
kerja atau sesuai dengan yang diarahkan / ditunjukkan oleh Direksi. Galian tanah
dimaksudkan untuk daerah yang bahan hasil galiannya terdiri dari tanah, pasir dan
kerikil. Bila ada galian yang perlu disempurnakan seharusnya diinformasikan ke
Direksi untuk ditinjau. Tidak ada galian yang langsung / ditutupi dengan tanah /
beton tanpa diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi. seluruh proses pekerjaan
menjadi tanggung-jawab Penyedia Jasa.
Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan
ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Direksi, material yang layak/bisa
dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak. Material yang layak
selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali,
sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar daerah irigasi
atau kesuatu tempat yang tidak akan mengganggu areal pertanian dan fungsi
jaringan.
Penyedia Jasa harus menguasai medan kerja sehingga penumpukan material
yang bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada lokasi yang sedekatdekatnya
dengan lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa langsung ditebar pada bagian
yang akan ditimbun.( samsyr.wordpress.com/2012)

Gambar 1. Penggalian Tanah Dasar


B. Penimbunan
Timbunan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu timbunan biasa, timbunan pilihan dan
timbunan pilihan di atas tanah rawa.
Timbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis penopang (capping layer) untuk
meningkatkan daya dukung tanah dasar, juga digunakan di daerah saluran air dan

13
lokasi serupa dimana bahan yang plastis sulit dipadatkan dengan baik. Timbunan
pilihan dapat juga digunakan untuk stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran
timbunan jika diperlukan lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan
untuk pekerjaan timbunan lainnya dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang
kritis.
Timbunan pilihan di atas tanah rawa akan digunakan untuk melintasi daerah yang
rendah dan selalu tergenang oleh air.

- Kondisi tempat kerja


• Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera
sebelum dan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan, dan selama
pelaksanaan timbunan harus memiliki lereng melintang yang cukup untuk
membantu drainase badan jalan dari setiap curahan air hujan dan juga harus
menjamin bahwa pekerjaan akhir mempunyai drainase yang baik.
• Kontraktor harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk
pengendalian kadar air timbunan selama operasi pemadatan.

- Perbaikan terhadap timbunan yang tidak memenuhi ketentuan atau tidak stabil
• Timbunan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan
atau disetujui atau toleransi permukaan yang disyaratkan harus diperbaiki
dengan menggemburkan permukaannya dan membuang atau menambah bahan
sebagaimana yang diperlukan dan dilanjutkan dengan pembentukan kembali
dan pemadatan kembali.
• Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kadar
airnya yang disyaratkan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut,
dilanjutkan dengan penyemprotan air secukupnya dan dicampur seluruhnya
dengan menggunakan motor grader atau peralatan lain yang disetujui.
• Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti dinyatakan dalam batas-
batas kadar air yang disyaratkan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan
tersebut dengan menggunakan motor grader atau alat lainnya secara berulang-
ulang dengan selang waktu istirahat selama penanganan, dalam cuaca cerah.

14
Alternatif lain, bilamana pengeringan yang memadai tidak dapat dicapai dengan
menggaru dan membiarkan bahan gembur tersebut, bahan tersebut dikeluarkan
dari pekerjaan dan diganti dengan bahan kering yang lebih cocok.
• Timbunan yang telah dipadatkan dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan,
menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal lain, biasanya tidak
memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat-sifat bahan dan kerataan
permukaan masih memenuhi ketentuan.(civil-injinering.blogspot2009)

C. Pemuatan penghamparan
Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan
disebar dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi
tebal lapisan yang disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis,
lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.
Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke
permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan.
Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak diperkenankan,
terutama selama musim hujan.
Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus
dilaksanakan dengan sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan
pipa atau struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu
perawatan tidak kurang dari 8 jam setelah pemberian adukan pada sambungan pipa
atau pengecoran struktur beton gravity, pemasangan pasangan batu gravity atau
pasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum penimbunan kembali di sekitar
struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau pasangan batu dengan mortar,
juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari.
Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus
disiapkan dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan
lereng dan dibuat bertangga sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbunan
lama. Selanjutnya timbunan yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi
lapis sampai dengan elevasi tanah dasar, yang kemudian harus ditutup secepat
mungkin dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi permukaan jalan lama

15
sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu-lintas secepat
mungkin, dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya
bilamana diperlukan. (civil-injinering.blogspot2009)

Gambar 2. Penghamparan Tanah

D. Pemadatan
Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus
dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui sampai
mencapai kepadatan yang disyaratkan.
Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air
bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas
kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada
kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai
dengan SNI 03-1742-1989.
Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal
20 cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar
dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu
tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai kepadatan
timbunan tanah yang disyaratkan.
Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
disyaratkan, diuji kepadatannya sebelum lapisan berikutnya dihampar.

16
Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke
arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah
usaha pemadatan yang sama.
Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase
beton atau struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar
timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir sama.
Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment,
tembok sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala gorong-gorong, maka
tempat-tempat yang bersebelahan dengan struktur tidak boleh dipadatkan secara
berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yang
berlebihan pada struktur.
Timbunan yang bersebelahan dengan ujung jembatan tidak boleh
ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutment sampai struktur
bangunan atas telah terpasang.
Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat
mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak
lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris
(tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi
pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga
dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.
Timbunan di atas tanah rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan air
dimana timbunan terendam, dengan peralatan yang disetujui. (civil-
injinering.blogspot2009)

Gambar 3. pemadatan tanah timbunan

17
E. Test sand cone tanah
Test sandcone pada tanah di lakukan untuk menentukan kepadatan di tempat
dari lapisan tanah atau perkerasan yang telah di padatkan. Karena alaupun nilai
CBR telah memenuhi standar, namun jika kepadatan lapisannya masih belum baik,
maka deformasi akibat konsolidasi masih dapat terjadi dan penyebaran beban ke
lapis tanah di bawahnya akan menjadi kurang baik, serta berpotensi terjadi
konsentrasi tegangan pada bagian tertentu dalam lapisan tanah tersebut yang dapat
mengakibatkan kegagalan lapis tanah dasar pondasi secara keseluruhan.(
lauwtjunnji.weebly.com)

Gambar 4. pengujian sand cone

Test DCP tanah dasar


Pengujian dcp adaalah untuk mengetahui daya dukung tanah di nyatakan
dalam nilai cbr (California Bearing Ratio) dengan satuan persen. Data cbr di
gunakan sebagai salah satu masukan dalam prosesperencanaan jalan yaitu untuk
penentuan tebal perkerasan, penentuan tebal lapis ulang,

18
Gambar 5 pengujian test dcp

3.3.2 Pekerjaan LPB


Lapisan Pondasi Agregat Klas B, biasa kita kenal dengan sebutan LPB
digunakan sebagai lapis pondasi bawah, dilaksanakan menyebar sepanjang jalan di
atas timbunan pilihan atau diatas permukaan badan jalan yang telah dipersiapkan
sebelumnya.

Persiapan :
1. Pembuatan DMF (Design Mix Formula) dilaksanakan di Laboratorium atau di
UMPKL Dinas Pekerjaan Umum setempat, bila dianjurkan oleh Direksi
pengawas, contoh semua jenis material diambil dari sumber quarry dengan
lokasi sketsa terlampir, pengambilan contoh material (batu, debu batu, pasir,
tanah pilihan) dilaksanakan bersama-sama dengan Pengawas Lapangan dan
konsultan Pengawas.
2. Setelah DMF atau Disain rumusan Kerja selesai kontraktor akan membuat
JMF (Job Mix Formula) di Laboratorium Kontraktor itu sendiri, didampingi
konsultan dan Direksi teknis.
3. Khusus untuk batu sebelum dibuat JMF akan dilaksanakan uji tingkat
kekerasan (Abration test) bersama-sama pengujian material LPA.
4. Penyediaan material di stock pile atau lokasi pengadukan khususnya
pemecahan batu dilaksanakan segera setelah hasil uji kekerasan memenuhi
syarat, termasuk penyediaan pasir, debu batu dan tanah pilihan.

19
5. Percobaan pelaksanaan : menyangkut komposisi masing-masing jenis material
(mengacu JMF), tebal hamparan gembur sehingga dihasilkan tebal padat yang
disyaratkan (diketahui faktor gembur), kadar air optimal, jumlah lintasan
pemadatan sehingga dihasilkan kepadatan maksimal sesuai spesifikasi teknis.
6. Hasil percobaan pelaksanaan dilakukan pengujian : ketebalan (pengukuran
manual), uji kepadatan (Sand Cone), uji gradasi lapangan (analisa saringan)
dan PI lapangan (atterberg) dan uji CBR Lapangan (DCP).
7. Staking-out, menentukan lebar dan tebal hamparan sebagai gambar rencana.

Pelaksanaan :
1. Pengadukan material LPB : dilaksanakan di stock pile (lokasi pengadukan)
dengan komposisi berdasarkan JMF dan hasil percobaan lapangan, pengadukan
dilaksanakan setiap maksimal ≤ 50 m3 agar dihasil campuran yang homogen,
digunakan peralatan excavator dan whell loader.
2. Material LPB diangkut dengan menggunakan dump truk, pemuatan
menggunakan wheel loader, jarak hauling diatur sedemikian rupa
(memeprhatikan faktor gembur dari hasil percobaan pelaksanaan) sehingga
penghamparan dapat dilaksanakan efektif dan efisien.
3. Penghamparan menggunakan motor grader, tebal hamparan sesuai hasil
percobaan pelaksanaan, dilaksanakan selebar rencana, perapian hamparan
dilaksanakan dengan tenaga manusia dengan peralatan sesuai keperluan
lapangan.
4. Selama proses penghamparan dilakukan control kadar air, sehingga akan
dihasilkan kadar air optimal pada saat pemadatan dilaksanakan.
5. Dimensi dan kelandaian permukaan dilaksanakan sesuai dengan gambar
rencana.
6. Pemadatan menggunakan vibrator roller (berat 8-12 ton), dilaksanakan mulai
dari bagian yang rendah berangsur-angsur menuju bagian yang lebih tinggi,
jumlah lintasan sesuai dengan hasil percobaan pelaksanaan.
7. Pemadatan dihentikan jika diyakini telah tercapai kepadatan yang disyaratkan.

20
Pengujian dan pengukuran :
1. Pengujian mutu : uji gradasi dan PI (di Laboratorium), uji kepadatan (Sand
Cone di lapangan), uji CBR Lapangan (DCP).
2. Pengukuran : dimensi (panjang, lebar dan tebal dilaksanakan secara manual),
kelandaian (menggunakan pesawat waterpass atau theodolit) dan kerataan
permukaan (menggunakan mistar ukur).
Pemeliharaan :
Pemeliharaan menyangkut kerataan permukaan, keutuhan dan kekokohan
dilaksanakan sampai pekerjaan tahap selanjutnya (Lapis Pondasi Atas) akan
dilaksanakan, sedemikian rupa sehingga dimensi, permukaan dan mutu LPA
tetap sesuai spesifikasi teknis.

3.3.3 Pekerjaan LPA

A. Pengangkutan Material Ke Lokasi Dengan Dump Truck


Saat tiba di lokasi, setiap dump truck membuang material 3 kali
buangan per dump truck dengan kubikasi 1.5 m3 per 2.08 meter.

0.18 m

Perhitungannya Sebagai Berikut :


Diketahui :
Tebal Rencana LPA : 0.15 m + Tebal gembur LPA = 0.18
Lebar Jalan untuk LPA :4m

21
 Luasan berdasarkan tebal dan lebar jalan
0.18 m x 4 m = 0.72 m2
 Panjang hamparan LPA untuk 1 Dump Truck kapasitas 4.5 m3
4.5 m3
= 6.25 m
0.72 m2
Dari hasil tersebut, didapatkan 1 dumptruck dengan muatan 4.5
m3 dapat menghampar LPA sepanjang 6.25 m Panjang jalan
dengan lebar 4 .

 Jarak antar gundukan


1.5 m3
= 2.08 m
0.72 m2

 Jarak antara gundukan sepanjang 6.25 m Panjang jalan :


6.25 m
= 3 gundukan
2.08 m

 Volume material per 1 gundukan

4.5 m3
= 1.5 m3
3

Total gundukan ada 3 dengan volume masing-masing 1.5 m3 dengan


jarak 2,08 untuk lebar 4 m menggunakan 1 dump truck kapasitas 4.5 m3

Dengan adanya perhitungan volume dan jarak gundukan yang sesuai


maka kemampuan motor grader untuk menghampar LPA menjadi lebih
mudah karena pekerjaan penghamparan tidak dipaksakan dengan beban
volume yang besar (diluar kapasitas motor grader). Sehingga pekerjaan
penghamparan dapat berjalan secara optimal.

22
Gambar 6. Dump truck membuat material LPA
B. Penghamparan Dengan Motor Grader
Pelaksanaan penghamparan dilakukan dengan memperhatikan
kerapihan dan kerataan permukaannya. Penggilasan dimulai dari tepi
jalan lalu ke arah sumbu jalan. Setelah dirasa permukaan sudah cukup
rata maka dimulai proses elevasi dari permukaan yang rendah ke bagian
yang lebih tinggi untuk mencapai nilai tebal gembur 18 cm.
Ketebalannya diukur menggunakan meter Tarik dan kayu kecil yang
sudah ditandai dengan ketinggian 18 cm dan ditempatkan di permukaan
LPA.

Gambar 7. Penghamparan material menggunakan Motor Grader

C. Penyiraman dengan Water Tank


Pekerjaan penyiraman dilakukan agar butiran-butiran agregat dapat
menyatu ketika proses pemadatan dengan menggunakan vibro roller.

23
Untuk mendapatkan total air yang digunakan dalam pemadatan pertama
kita harus menghitung kadar air awal, sebagai berikut :

Tabel 5. Hasil nilai kadar air awal aggregat


Tanah Basah + Cawan W.4 670.00
Tanah Kering + Cawan W.5 661.00
Berat Air W.6 = W.4 - W.5 9.00
Berat Cawan W.7 114.00
Berat Tanah Kering W.8 = W.5 - W.7 547.00
Kadar Air (%) Mc 1.65

Dari hasil pengujian kadar air awal didapat 1.65%, jadi kadar air
yang perlukan pada pemadatan adalah : 8.40-1.65 = 6.75 %. Berat isi
Lepas : 1.393 gr/cm3 = 1393 kg/m3.
1. Cari Volume :
2000 liter : 6.75 % x volume x berat isi
Volume x berat isi : 2000 liter / 6.75%
Volume (m3) x 1393 kg/cm3 : 29629.63 kg
Volume (m3) : (29629.63 kg) / (1393 kg/cm3)
; 21.27 m3
2. Cari Panjang
Volume : Panjang x lebar x tebal gembur
21.27 m3 : Panjang x 4 m x 0.18 m
Panjang : 21.27 m3 / (4 m x 0.18 m)
: 29.54 m
Jadi untuk Water tank dengan kapasitas 2000 liter dapat
melayani penyiraman LPA sepanjang 29.54 m. Dengan demikian untuk
Panjang 75 m diperlukan 5077.86 liter air.

24
Gambar 8. Penyiraman water tank pada pemadatan LPA

D. Pemadatan menggunakan Vibro Roller


Sesuai dengan hasil trial LPA, pemadatan dilakukan dengan jumlah
passing 12, 2 tanpa getaran dan 10 dengan getaran. Setelah pemadatan
dengan Vibro Roller, cek ketebalan padat atau tebal rencana LPA 15 cm
dan lanjutkan dengan Uji Kepadatan dengan Sandcone untuk mengetahui
Kepadatan Lapangan dan Kadar air di lapangan. Sesuaikan dengan
spesifikasi untuk bisa lanjut ke pekerjaan selanjutnya.

Gambar 9. Pemadatan LPA menggunakan Vibro Roller

25
3.3.4 Pekerjaan Lentur
Aspal adalah campuran yang terdiri dari bitumen dan mineral.
Bitumen adalah bahan yang berwarna coklat hingga hitam, keras hingga cair
mempunyai sifat baik larut dalam Cs2 atau CCL4dengan sempurna dan mempunyai
sifat lunak dan tidak larut dalam air, ter adalah bahan cair berwarna hitam tidak
larut dalam air, larut sempurna dalam Cs2 atau CCL4, mengandung zat-zat organik
yang terdiri dari gugusan aromat dan mempunyai sifat kekal.
Bitumen secara kimia terdiri aromat, Naphten dan alkan sebagai komponen
terpenting dan secara kimia fisika merupakan campuran colloid dimana butir-butir
yang merupakan komponen yang padat (disebut Asphaltene) berada dalam fase
cairan yang disebut Malten. Asphlatene terdiri campuran gugusan aromat Naphten
dan Alkan dengan berat molekul yang lebih tinggi, sedangkan Malten terdiri
campuran gugusan aromat. Napthen dan alkali dengan berat molekul yang lebih
rendah.

Adapun tahap2 dalam metode pekerjaan aspal adalah sebagai berikut:


A) PERSIAPAN
1. Ruang Lingkup:
Kontraktor melaksanakan pembersihan sebelumdi mulainya proyek,
selama pelaksanaan berlangsung dan sebelum selesainya proyek.

2. Cara Pelaksanaan
Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, kontraktor membersihkan
seluruh lokasi pekerjaan dari kotoran – kotoran dan sampah – sampah,
sehingga terlihat permukaan lokasi pekerjaan bersih.

3. Selama Pekerjaan Berlangsung


Pekerja menjaga kebersihan lapangan dan mengatur lokasi
penempatan bahan bangunan serta daerah kerja agar kelancaran
pelaksanaan pekerjaan tidak terhambat.

26
4. Sesudah Pekerjaan Selesai
Setelah pekerjaan selesai dan sebelum di lakukan penyerahan
pekerjaan kepada pemilik proyek, Kontraktor membersihkan seluruh site
dari segala macam kotoran – kotoran dan segala peralatan yang digunakan
selama proyek berlangsung. Segala macam kotoran – kotoran dan peralatan
tersebut di buang dan dikeluarkan dari site.

5. Pengukuran Tapak Kembali


Kontraktor mengadakan pengukuran kembali pembangunan dengan
alat – alat yang sudah tertera kebenarannya. Ketidakcocokan yang mungkin
terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya segera di
laporkan kepada Direksi Pengawasan / MK untuk di mintakan
keputusannya. Segala pengukuran persiapan termasuk tanggung jawab
kontraktor.

B) PERALATAN UNIT AMP


Sebelum di operasikan masing-masing komponen peralatan harus di periksa pada
bagian:

1. Cold Bin (Bin Dingin)


 Pastikan dan periksa kondisi bak setiap cold bin harus dalam
keadaan baik tidak ada lubang/ rusak.
 Pastikan dan periksa antara hoper cold bin harus diberi penyekat
atau pemisah.
 Pastikan dan periksa hoper cold bin harus di beri penutup terpal
atau atap.
 Pastikan dan periksa pintu cold bin untuk pemasok agregat dapat
di stell dengan baik.

27
2. Feeder (Pemasok Agregat)

 Setiap feeder harus dilengkapi alat mekanik (vibrator,continus


belt, flat feeder mundur maju dan apron) untuk menjamin
pemasokan agregat ke dryer yang merata dan continue.
 Pastikan peralatan tersebut berfungsi dangan baik.
 Sebelum produksi setiap pintu cold bin harus di kalibrasikan
sesuai job mix formula yang telah disetujui oleh konsultan
pengawas.
 Kalibrasi dapat di laksanakan dengan bukaan pintu dalam (cm)
atau kecepatan belt convenyor dalam (rpm).
 Kalibrasi di lakukan terhadap kondisi agregat normal dan
agregat dalam kondisi basah tempatkan petugas untuk
mengawasi pasokan agregat.

3. Prosedur Kalibrasi Cold Bin

 Belt Convenyor di jalankan dari cold bin sampai ke dryer.


 Hidupkan dan buka pintu pemasok agregat yang ada pada cold
bin sampai agregat keluar.
 Bilamana agregat sudah konstan, tandai pafda saat yang sama hidupkan
stopwatch.
 Tentukan panjang agregat yang ada di ban dan pada saat yang sama
matikan stop waktu, ukur panjang ban dan waktu.
 Agregat yang ada di belt kompenyor di timbang
 Ambil sampel agregat yang ada di cold bin dan periksa kadar airnya

28
 Laksanakan proses seperti di atas minimal 3 kali. Untuk masing –
masing bahan minimum 4 bukaan pintu.
 Untuk cold bin system ban atau apron. Bukaan pintu bin di pertahankan
tetap. Yang variable kecepatan ban atau apron gambarkan hasil
pengukuran dalam bentuk grafik.

4. Belt Convenyor (Ban Berjalan)

 Pastikan dan periksa belt convenyor harus mulus tidak sobek atau
berlubang.
 Pastikan dan periksa rol pemutar belt convenyor terawatt dengan baik
dan selalu di beri pelumas agar tidak tersendat.

5. Urnyer (Pengering)

 Harus mampu mengaduk terus menerus agregat yang di pasok selama


proses pemanasan dan pengeringan.
 Pastikan dan periksa kondisi drum dan sudu-sudu dalam drum dalam
keadaan baik.
 Pastikan dan periksa ring gear, roll penggerak, rantai roller, roda spoket
gigi pinion dan roller bearing dalam kondisi baik.
 Pastikan dan periksa batu tahan api tidak rusak dan dapat berfungsi
drengan baik
 Pastikan dan periksa kondisi burner, nozzle, turbo blower, burner box.
Burner cone katup pengontrol tekanan, pompa minyak, dalam keadaan
baik. Dapat berfungsi dengan baik, dapat menyetel pengatur minyak
dan angin sehingga anginnya merata.
 Pastikan dan periksa thermometer pada Dryer.

29
6. Pengumpul Debu ( Dust Collector)

 Periksa kondisi fan (kipas) dalam keadaan baik dan dapat berfungsi.
 Periksa dumper gate atau weight dumper pastikandapat berfungsi
dengan baik.
 Periksa kondisi dan fungsi kerja dari bantalan pastikan dalam keadaan
baik dan dapat berfungsi
 Periksa kondisi fan belt pastikan dalam keadaan baik dan dapat
berfungsi.
 Periksa kondisi dan fungsi kerja corong pada pengumpul debu plastic
pastikan dalam keadaan baik tidak tersumbat.
 Perhatikan kolam penampung debu bila sudah penuh di kuras secara
rutin.

7. Hot Elevator (Pemasok Agregat Panas)

 Periksa dan pastikan kondisi bucket / mangkok harus dalam keadaan


baik, tidak penyok atau sobek.
 Periksa dan pastikan kondisi rantai roller, motor roda gigi dan pin-pin
penghubung dalam keadaan baik dan slalu terawat.
 Periksa dan pastikan pintu penutup elevator bagian bawah selalu di
control agar abu batu yang jatuh dari bucket tidak menumpuk.

8. Hot Screening Unit (unit ayakan panas)

 Periksa bahwa ayakan panas harus mampu menyaring agregat panas


dengan ukuran dan proporsi yang telah ditentukan.
 Periksa dan pastikan kondisi dan kebersihan ayakan panas, lubang
ayakan dan kawat dalam keadaan baik dan kebersihannya terawat.
 Ukuran saringan harus di sesuaikan dengan spesifikasi gradasi yang
telah di tentukan.

30
 Periksa dan pastikan kondisi dan fungsi kerja dari penggetar harus
baik bila terdapat bunyi tidak normal periksa bantalannya.
 Periksa dan pastikan kondisi dan fungsi kerja motor penggerak, fan
belt, tutup belt, tutup seals dan pegas elips dalam keadaan baik.
 Periksa dan pastikan corong untuk agregat over size dalam keadaan
baik dan tidak tersumbat saringan agar di control secara rutin, jika
rusak atau robek harus segera diganti.

9. Hot Bin (Bin Panas)

 Periksa dan pastikan dinding pemisah antara hot bin tidak berlubang /
rusak.
 Periksa dan pastikan pintu hot bin bias menutup dengan
sempurna/rapat tidak bocor.
 Periksa dan pastikan kondisi pipa pengeluaran agregat berlebih (over
flow) berfungsi dengan baik tidak tersumbat.

10. Kotak Timbangan

 Periksa dan pastikan kotak timbangan aspal dan agregat tidak rusak,
bocor dan dapat berfungsi dengan baik
 Periksa sensitifitas timbangan agregat, timbangan aspalt dan
timbangan filler ketelitiannya sesuai dengan ketentuan.
 Periksa dan pastikan kondisi dan fungsi kerja hook-bolt, pisau, karet
perendam. Metal penggantung, petunjuk skala, bak penampung dan
pintu bukaan timbangan berfungsi baik.

11. Pengendalian Aspalt

 Periksa dan pastikan kapasitas tamping ember 15 % lebih besar dari


takaran yang di perlukan.

31
 Periksa dan pastikan aliran aspalt dapat di control secara otomatis dan
mulai bekerja setelah selesai (dry mixing) selama ± 5 detik.
 Periksa panjang batang penyemprot minimal ¾ panjang mixer.
 Periksa bahwa ketelitian timbangan aspalt ± 0.5%.

12. Pencampur (pug mil/mixer)

 Periksa dan pastikan jarak antara dinding pug mil dengan mixer ± 1 cm.
 Kondisi alat mechanical batch counter untuk mencatat pencampuran
material dalam keadaan baik.
 Pastikan bahwa setelah selesai produksi pug mil harus segera di
bersihkan dengan cara memasukkan agregat panas.
 Periksa dan pastikan kondisi pedal pencampur dalam keadaan baik
tidak aus, lepas jarak antara pedal maximum 2 cm.
 Periksa dan pastikan kondisi pintu pencampuran dapat di tutup rapat
dan bocor.

13. Penyimpanan dan pemasok bahan pengisi ( Filler )

 Periksa dan pastikan elevator bahan pengisi dapat berfungsi dengan baik.
 Periksa fungsi kerja bin penampung bahan pengisi (filler storage bin)
pastikan dapat berfungsi dengan baik.
 Periksa fungsi kerja pemasok filler dan ulir (screw) pastikan dapat
berfungsi dengan baik.

14. Ruang Operasional

 Periksa dan pastikan ruang system control, distribution board dan panel
pengontrol berfungsi dengan baik.
 Periksa timer untuk pengendalian lamanya waktu pencampuran pada
pugmil dapat berfungsi dengan baik.

32
 Periksa kondisi dan fungsi system control kompresor, silinder udara,
filter udara, pelumas system control pneumatic maupun elektrik.

15. Peralatan Penunjang

a) Generator
 Periksa dan pastikan kondisi dan fungsi kerja generator baik.
 Periksa kapasitas (kva), bahan baku dan system kabel apakah sudah sesuai
dengan kebutuhan.
b) Wheel Loader
 Periksa dan pastikan kondisi dan fungsi kerja wheel loader baik.
 Pastikan lebar bucket lebih kecil dari lebar hoper cold bin.
 Periksa hal-hal lain yang di perlukan sesuai dengan petunjuk dari pabrik.

Gambar 10. Wheel Loader

C) PELAKSANAAN DI AMP

1. Sebelum Produksi
 Periksa kualitas agregat (batuan), filler dan aspalt panas pastikan sesuai
dengan spesifikasi.
 Pastikan campuran (mix desaign) aspal beton sesuai dengan spesifikasi
dalam kontrak.

33
 Laksanakan percobaan campuran aspalt beton (job mix), periksa gradasi
campuran (dry mix) tanpa aspalt dan homogenitas campuran beraspal
(Wet Mix).
 Pastikan komponen peralatan AMP sudah di periksa dan layak untuk
produksi.
2. Selama Produksi
 Periksa dan pastikan Wheel Loader berfungsi dengan baik. Lebar bucket
harus lebih kecil dari lebar hoper cold bin.
 Perhatikan waktu pengisian agregat ke hoper harus hati-hati agar agregat
tidak tercampur, bila tercampur akan terjadi segregasi.
 Perhatikan tinggi bukaan pintu cold bin atau kecepatan belt
convenyor (rpm) sesuai dengan hasil kalibrasi berdasarkan job mix
sesuai dengan spesifikasi yang akan di produksi.
 Perhatikan dan awasi agregat yang masuk dryer tidak menggumpal dan
bebas dari segala kotoran.
 Agregat harus dipanaskan dalam dryer dengan dengan suhu 60ºC – 70ºC.
 Kendalikan Burner agar apinya dengan memproses pembakaran agregat
dengan baik dan sempurna.
 Pastikan agregat panas dan dryer dapat diangkut hot elevator ke saringan
panas (hot screens) secara continue dengan temperature yang konstan.
 Hati-hati waktu menimbang agregat panas dengan proporsi harus sesuai
dengan proporsi yang slalu di tentukan dan lakukan penimbangan mulai
dari yang kasar.
 Masukkanlah agregat panas kedalam pug mil. Lakukan pencampuran
kering selama 5 detik. Dan masukkan aspalt panas sesuai dengan berat
yang telah di tentukan dengan suhu antara 1ºC – 65ºC (max) suhu aspal
modifikasi harus sesuai dengan petunjuk pabrik. Aspalt yang sudah di
timbang ke dalam pug mil kemudian aduk selama 30 – 40 detik.
 Perhatikan alat petunjuk mixing time dan pastikan dapat berfungsi
dengan baik perhatikan waktu pengadukan di tentukan berdasarkan Trial

34
Mix. Yang lamanya berkisar 35-45 detik dan minimal 95% dari agregat
harus terdelimut aspal.
 Selesai pengadukan campuran di keluarkan melalui pintu pug mil dan
perhatikan waktu menuangkan campuran ke dump truck, penumpukan
tidak boleh dalam satu tempat dan dump truck harus mundur maju untuk
menghindari segregasi.
 Periksa temperature campuran, temperature harus berkisar antara 145ºC
– 155ºC.
 Lakukan pengambilan contoh campuran untuk bahan pemeriksaan di
laboraturium, contoh di tamping pada bucket wheel loader pengambilan
contoh dengan cara menyisir dari bawah ke atas lalu di kuarting dan
contoh untuk pembersihan di ambil dengan jumlah secukupnya.
Perhatikan, waktu untuk pengambilan contoh harus di lakukan pada awal
pertengahan dan satu rit sebelum produksi berakhir.
 Pemeriksaan contoh meliputi uji Marshall dan Extraksi.
 Tutuplah aspal di atas dump truck dengan terpal sampai menutup
campuran yang ada, ingat bila menjutupnya sempurna suhu campuran
turun hanya kira-kuira 50/jam.
 Timbang dump truk berikut yaitu campuran aspal, lakukan pengisian
surat jalan yang mencantumkan: Nomor dan berat kendaraan
kosong, Jenis campuran, Berat campuran, Tempat peraturan
campuran, Tangan pengiriman, Jam berangakat, Lokasi pekerjaan
3. Masukkan ke dalam Rumus
Perhitungan yang di lakukan berdasarkan rumus yang sesuai dengan
pekerjaan aspalt.

4. Pengangkutan Aspalt Beton dengan Dump Truck


 Bak dump truck harus terbuat dari logam, rata, bersih dan terawat.
 Dilengkapi dengan tutup terpal yang dapat menutup seliuruh bak
sehingga aspal beton tertutup dengan sempurna.

35
 Untuk memudahkan pemeriksaan suhu campuran aspal, bagian samping
bak dump truck di beri lubang.
 Secara periodic berat kosong dump truck harus di timbang.
 Untuk membersihkan aspalt beton yang menempel pada bak tidak di
perkenankan menggunakan solar disarankan menggunakan air sabun,
minyak paraffin, atau larutan kapur.
 Kebutuhan dump truck harus di hitung agar jumlahnya sesuai kebutuhan
dan pelaksan pekerjaan lancar sehingga aspalt finisher tida menunggu.
5. Jembatan Timbang
Secara periodik jembatan timbang harus di kalibrasi dan selalu terawat
dengan baik.

1. Cara Menumpuk Campuran di atas Bak Truc.


Penumpkan campuran ke dalam bak truck harus hati-hati agar campuran
agregat tidak tercecer.

2. Laboraturium Lapangan

 Setiap AMP harus memiliki ruang laboraturium kalau memungkinkan di


lengkapi AC dengan luas yang memadai serta peralatan laboraturium yang
di perlukan.
 Peralatan laboraturium antara lain untuk pemeriksaan material
(batuan filler dan aspal) pemeriksaan campuran aspal beton. Dan alat core
drill untuk quality control hasil pelaksanaan di lapangan.

D) PEKERJAAN PENGHAMPARAN
1. Persiapan Alat
Persiapan alat yang di butuhkan seperti:

1. Persiapan Alat
Persiapan alat yang di butuhkan seperti:

36
1. Aspalt Sprayer
 Periksa pastikan aspalt distributor dapat berfungsi dengan baik.
 Periksa dan pastikan alat aspalt sprayer dapat berfungsi dengan baik
 Periksa dan pastikan nozel-nozel pada aspalt sprayer dan aspal distributor
tidak mampet dan dapat berfungsi dengan baik.

Gambar 11. Aspalt Sprayer

2. Aspalt Finisher
 Periksa dan pastikan rollerbars tidak macet, dapat berputar dengan baik.
 Periksa dan pastikan hopper dapat di gerakkan buka tutup dan dapat
berfungsi dengan baik.
 Periksa dan pastikan permukaan plat screed rata, mulus di lengkapi alat
pemanas dan berfungsi dengan baik.
 Periksa dan pastikan alat penumbuk (tamper) dan vibrator (pemadat
getar) pada screed dapat berfungsi dengan baik.
 Periksa dan pastikan pengatur tebal manual hamparan dapat di naikkan
dan di turunkan dan dapat berfungsi dengan baik.
 Periksa dan pastikan bila finisher di lengkapi dengan alat pengatur tebal
otomatis periksa dan pastikan alat sensor dan kelengkapannya dapat
berfungsi dengan baik.

37
 Periksa dan pastikan sendi ( crown ) pada as plat sceed dapat membentuk
untuk kemiringan jalan sesuai kebutuhan.
 Periksa dan pastikan pintu pengatur, feeders dan ulir penyebar (screw)
masing-masing dapat berfungsi dengan baik.
 Periksa dan pastikan bahwa finisher dan ulir penyebar di lengkapi
sambungan screed.

Gambar 12. Aspalt Finisher

3. Dump Truck
 Periksa dan pastikan dump truck dalam kondisi baik dan layak jalan.
 Periksa dan pastikan lantai bak rata dan bersih dari kotoran.
 Periksa dan pastikan hidrolik dump truck berfungsi dengan baik.
 Stapkan terpal untuk penutup dump truck dan pastikan terpal dalam keadaan
baik.

38
Gambar 13. Dump Truck

4. Alat Berat
 Periksa dan pastikan alat pemeriksa ketebalan dalam kondisi baik
 Periksa dan pastikan termometer untuk pemeriksaan campuran aspalt
menunjukkan angka yang benar dan telah di kalibrasi.
 Siapkan alat bantu lainnya seperti: blencong, mistar pengrata, gerobak
dorong, kaso, dan benang
 Siapkan rambu pengaman lalu lintas secukupnya sesuai kebutuhan.

2. Mobilisasi
Mobiilisasi meliputi peralatan yang di perlukan dan pekerja ke lapangan.
1. Persiapan Bahan
 Pastikan aspalt emulsi yang akan di gunakan adalah jenis Laston dalam
jumlah yang cukup, kualitasnya memenuhi syarat sesuai hasil
pemeriksaan laboraturium.
 Pastikan aspalt yang akan di hampar sesuai dengan spesifikasi yang telah
di tentukan dalam kontrak.

39
2. Pelaksanaan Di Lapangan
1. Pemberian Emulsi
Bersihkan dan keringkan permukaan yang akan di beri Emulsi dalam
compressor. Power broom. Sikat kawat, sapu lidi dan alat bantu lainnya.

2. Pelaksanaan
Tuangkan aspal emulsi jenis crs 1 dan crs 2. Perhatikan juga
pemberian perekat atau pengikat lebih luas dari rencana penghamparan.

3. Penghamparan Campuran Aspal


 Turunkan plat sreed dan ganjal dengan kayu setinggi tebal rencana
hamparan
 Panaskan plat screed kurang lebih sampai dengan suhu aspal yang akan
di gelar.
 Mundurkan dump truck menuju finisher. Ban belakang jangan mengenai
finisher dan harus berada kurang lebih 15 cm di rollerbars tuangkan
campuran dari dump truck ke hopper dan suhu campuran antara 130º C
– 15ºC.
 Jalankan mesin penghampar bergerak bersama-sama dump truck dengan
kecepatan yang sama.
 Perlu di perhatikan, dump truck tidak boleh mengalami atau menabrak
finisher karena plat screed akan mendesak campuran yang
mengakibatkan berbekas berupa garis melintang.

Gambar 14. Penghamparan aspal

40
3.4 Tugas Yang Diberikan Selama Praktek
3.4.1 Melakukan Pengujian Sandcone
Yaitu melakukan pengujian sandcone pada LPA dan LPB sebelum
melakukan pelaksanaan berikutnya.

Gambar 15. Pengujian Sandcone

3.4.2 Pengujian Core Drill


Pengujian core drill ini bertujuan untuk menentukan dan mengambil sampel
perkerasan di lapangan sehingga dapat diketahui tebal dan karakteristik campuran
perkerasan. Pengujian ini dilakukan beberapa titik STA yang telah ditentukan
bersama.

Gambar 16. Pengujian Core Drill

41
Peralatan yang digunakan antara lain:
1. Mesin core drill
2. Mobil pengangkut mesin core drill
3. Bahan penambal lubang hasil core drill
4. Penjepit aspal
5. Jangka sorong
6. Air
7. Peralatan tulis
Langkah Pengujian
1. Alat diletak pada lapisan aspal dalam posisi datar
2. Sediakan air dengan alat yang ada sistem pompa
3. Masukkan air ke dalam alat core drill melalui selang yang telah tersedia di alat
tersebut. Air berfungsi sebagai pendingin, dan juga agar mata bor tidak cepat aus
serta tidak mengalami kerusakan selama pengujian.
4. Lalu hidupkan mesin core drill.
5. Setelah mesin dihidupkan, mata bor diturunkan secara perlahan pada titik yang
telah ditentukan sampai kedalaman tertentu. Jika telah mencapai kedalaman
tertentu mesin dimatikan dan mata bor dinaikkan kembali.
6. Lubang hasil pengeboran ditutup kembali menggunakan bahan yang telah
disediakan.
7. Hasil pengeboran diambil dengan menggunakan alat penjapit. Untuk diukur
ketebalan dengan menggunakan jangka sorong.
8. Lalu foto pengujian untuk dokumentasi dan hasil pengukuran tersebut dicatat
untuk dihitung rata-ratanya.

3.4.3 Melakukan Opname Pada Pekerjaan


Opname adalah pengajuan pembayaran oleh mandor atau subkon ke main
kontraktor yang kemudian akan dibayarkan ke mandor atau subkon jika sudah
memenuhi syarat tertentu. Nilai pembayaran tersebut sesuai dengan volume yang

42
sudah dikerjakan. Sebagai contoh untuk pekerjaan beton, harga satuan di SPK
mandor adalah 150 ribu / m3. Mandor sudah mengerjakan pekerjaan beton
sebanyak 100 m3. Mandor mengajukan opname sebesar 100 m3 x 150 ribu =
15.000.000,-. Maka kewajiban anda sebagai seorang engineer adalah memastikan
apakah benar yang sudah dikerjakan 100 m3. Jika sudah sesuai, maka berkas
opname bisa diproses lebih lanjut. Di proyek gedung sendiri biasanya opname
dilakukan tiap 2 minggu sekali.
Proses opname dilakukan oleh subkon atau mandor setelah 14 hari. Sistem
pengajuan opaname disesuaikan dengan volume yang sudah dikerjakan di
lapangan. Opname tersebut harus di tanda tangani atau dicek oleh pelaksana apakah
volume pekerjaan sudah sesuai antara opname dengan real di lapangan. Setelah
dicek oleh pelaksana, opname disamapaikan ke cost control engineer untuk dicek
apakah harga-harga di dalam opname sesuai dengan kontrak atau tidak.

Gambar 17. Opname volume jalan

3.4.4 Pengukuran Elevasi Timbunan dan Galian


Theodolite adalah 43ertical43l presisi untuk mengukur sudut di bidang
43ertical43l dan 43ertical. Theodolites terutama digunakan untuk survei aplikasi,

43
dan telah diadaptasi untuk tujuan khusus dalam bidang-bidang
seperti metrologi dan teknologipeluncuran roket. Sebuah teodolit modern terdiri
dari teleskop bergerak dipasang dalam dua tegak lurus sumbu-horizontal
atau trunnion sumbu, dan sumbu 44ertical. Ketika teleskop yang menunjuk pada
objek target, sudut masing-masing sumbu dapat diukur dengan presisi yang besar,
biasanya untuk detik busur.

Gambar 18. Pengukuran elevasi galian timbunan

44
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perencanaan pembangunan jalan Gorontalo Outer Ring Road dengan
perkerasan lentur terdiri dari tanah dasar, pekerjaan LPB, pekerjaan LPA dan
pekerjaan Pengasapan.
4.2 Saran
Dari bebeerapa kesimpulan diatas peserta didik dapat memberikan beberapa
rekomendasi mengenai pekerjaan yang mungkin berguna bagi pembaca,
diantaranya :
a. Kedisiplinan merupakan faktor penting dari kunci keberhasilan segala hal yang
akan dikerjakan. Khususnya jadwal pelaksanaan pekerjaan yang sudah
disepakati hendaknya bisa dilaksanakan sesuai prosedur yang ada, kecuali
memang terdapat hambatan yang dapat mengganggu jadwal yang ada.
b. Pengawasan pekerjaan di Proyek Jalan Gorontalo Outer Ringroad dilaksanakan
secara teliti dan berkala agar meminimalisir terjadinya kesalahan dalam suatu
pekerjaan yang mungkin dapat berdampak kepada hasil akhir sebuah
pekerjaan.
c. Komunikasi adalah hal yang harus selalu dijaga pada suatu proyek agar tidak
terjadi salah paham antar satu dengan yang lain.
d. Perlu diperhatikan masalah pengadaan, penyimpanan, penempatan bahan dan
peralatan yang akan digunakan agar tidak ada keterlambatan dalam pengerjaan
proyek.

45
DAFTAR PUSTAKA
Mulyono, 2005, Teknologi Beton, Andi, Yogyakarta
Bisa, F. (2015, February 15). Jenis-jenis Agregat. Retrieved Desember 7, 2017,
from Engineer Merubah Dunia.
Ramadan Prilia. 2014. Pegaruh Pengetahuan K3 dan Sikap Terhadap Kesadaran
Berperilaku K3 Di Laboratorium CNC dan PLC SMK Negeri 3
Yogyakarta. Fakultas Teknik UNY. Yogyakarta.
Amanah Ila, dkk. 2010. Identifikasi Bahaya Dan Penilaian Risiko (Risk
Assessment) Di Laboratorium Studi Kasus Di Laboratorium Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Undip. Semarang
Fathimahhayati Lina, dkk. 2015. Analisis Potensi Bahaya dengan Metode Job
Safety Analysis (JSA) Sebagai Upaya Penerapan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Di Laboraorium X. Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman. Samarinda. Vol 4 No.1 Tekinfo
http://07311024.blogspot.com/2011/07/laporan-kerja-praktek-pekerjaan.html
https://abbiekusdengineer.blogspot.com/2015/11/pembangunan-jalan-tol-
mandara- dan_14.html
www.metode-pelaksanaan-pekerjaan
https://www.ilmutekniksipil.com/pengelolaan-dan-pengendalian-
proyek/perencanaan-proyek
https://samsyr.wordpress.com/2012/04/18/metode-pelaksanaan-pekerjaan-tanah/
http://civil-injinering.blogspot.com/2009/05/pekerjaan-tanah.html
https://lauwtjunnji.weebly.com/pengujian--sand-cone.html
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=Penelitian
Detail&act=view&typ=html&buku_id=85025&obyek_id=4

46

Anda mungkin juga menyukai