Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup pesat didukung dengan


berkembangnya sektor pemukiman dan perkantoran menuntut penyediaan
infrastruktur transportasi (termasuk jalan dan jembatan) yang memadai. Untuk
meningkatkan laju roda perekonomian Indonesia maka dibangunlah proyek jaringan
jalan tol Balikpapan - Samarinda Pembangunan jalan baru seperti jalan tol yang
melintasi saluran air diharuskan mengembalikan aliran air seperti sediakala. Saluran
air pengganti setidaknya harus sebaik dengan kondisi saluran sebelumnya. Dengan
mempertimbangkan kepraktisan dan kefektifan konstruksi, pengalihan saluran air
melalui Box Culvert merupakan solusinya.
Box Culvert bukan hal yang baru, yang baru hanyalah dimensi dari proyek
tersebut, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Seiring dengan perubahan tersebut
munculah persaingan yang ketat, hal ini yang mendorong para kontraktor mencari dan
menggunakan metode serta teknik yang baik, sehingga penggunaan sumber daya
benar-benar efektif dan efisien. Oleh sebab itu, dalam laporan ini yang akan di bahas
mengenai “Perencanaan Pekerjaan Box Culvert PDAM Pada Proyek Pembangunan
Jalan Bebas Hambatan Balikpapan - Samarinda STA. 3+350 s/d STA. 5+000”.
Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Balikpapan - Samarinda ini
sebagai sarana transportasi darat untuk mengubungkan kota Balikpapan – Samarinda,
serta untuk meningkatkan perekonomian di daerah. Dalam proses pembangunanya,
proyek ini dibagi menjadi beberapa seksi. Proyek Pembangunan Jalan Bebas
Hambatan Balikpapan - Samarinda Seksi 5A merupakan bagian dari Toll Road
Development of Balikpapan – Samarinda yang berada di seksi 5. Lokasi proyek Seksi
5 ini sepanjang 11 km, mulai dari Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman,
Sepinggan sampai jalan Sukarno Hatta km 13.Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan
sampai jalan Sukarno Hatta km 13.
Khusus Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Balikpapan - Samarinda Seksi
5A sepanjang 1.650 km STA. 3+350 s/d STA. 5+000 dipegang oleh kontraktor PT.
Waskita Karya (persero), Tbk
Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 1
Adapun data rincian proyek Pembangunan Jalan Tol Balikpapan – Samarinda,
sebagai berikut :

Pemilik Pekerjaan : Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,


Direktorat Jendral Bina Marga, Balai Besar Pelaksanaan
Jalan Nasional XII Balikpapan, Satuan Kerja
Pelakasanaan Pembangunan Jalan Bebas Hambatan
Balikpapan - Samarinda
Kontrak No/Tanngal : HK.03.02/PJBS/PPK01/BM/APBN/340
21 Desember 2019
Nama Paket : Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan
Balikpapan - Samarinda Seksi 5A
Lokasi : Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur
Nilai Kontrak : Rp. 221.988.504.000,00 (Include PPN)
Jenis Kontrak : MultiYears Contract (MYS)
Sumber dana : (APBN) TA 2018 s/d 2019
Periode Kontrak : 2018 s/d 2019 (240 Hari Kalender)
Tanggal mulai Kerja : 21 Desember 2018
Tanggal Selesai : 21 Agustus 2019
Masa Pemeliharaan : 720 Hari Kalender
SPMK No/Tanggal : PW 0401/PJT.BAL-SAM/PPK01/340
21 Desember 2018
Pelaksana proyek : PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk,
Konsultan Pengawas : PT . Anugerah KridaPradana
PT. Buana Archicon
PT. Hanata. KSO

1.1 Maksud dan Tujuan

Laporan ini dimaksudkan agar bagaimana mengetahui Perencanaan Pekerjaan Box


Culvert PDAM Pada Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Balikpapan -
Samarinda STA. 3+350 s/d STA. 5+000.

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 2


1.2 Pembatas Masalah

Dalam penulisan laporan ini, pembatasan masalah yang di ambil yaitu:


Pembahasan Perencanaan Pekerjaan Box Culvert PDAM Pada Proyek Pembangunan
Jalan Bebas Hambatan Balikpapan - Samarinda STA. 3+350 s/d STA. 5+000.

1.3 Metodologi Penelitian

Untuk mencapai tujuan dari penulisan laporan ini, maka metode yang dilakukan
antara lain adalah mengikuti proses Pembahasan Perencanaan Pekerjaan Box Culvert
PDAM Pada Proyek Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Balikpapan - Samarinda
STA. 3+350 s/d STA. 5+000., melakukan tanya jawab dengan staf teknik dan
pelaksana serta mempelajari kajian-kajian ilmiah yang terkait dengan perencanaan box
culvert PDAM.

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 3


BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Box Culvert


Box Culvert adalah bangunan yang dibangun dibawah jalan atau jembatan
yang dipergunakan sebagai jalur penghubung seperti jalan, saluran air (drainase), pipa
gas, pipa kabel listrik, dan lain sebagainya. Pada dasarnya box culvert adalah sebuah
konstruksi yang menyerupai “pipa” persegi atau persegi panjang yang terbuat dari
beton bertulang guna untuk memperkuat konstruksi memikul beban yang diatasnya.
Pengerjaannya ada berupa cor ditempat dan banyak juga terbuat dari beton pra cetak
(precast). Tipikal perancangan konstruksi box culvert disesuaikan dengan beberapa
hal, seperti ; kondisi lapangan, kegunaan, estetika, kekuatan, dan ekonomis

2.2 Jenis Dan Ukuran Gorong-Gorong Saluran Beton

1. Buis Beton

Buis beton merupakan saluran gorong-gorong yang sudah lama diproduksi dan
digunakan. Buis beton telah dikenal sejak lama, bahkan pada tahun 1984 sudah banyak
area konstruksi yang memanfaatkannya. Dulu, proses pembuatan buis beton dilakukan
secara tradisional dengan menyusun 2 lingkaran untuk membentuk batas luar dan
dalamnya. Barulah pada cetakan ini dimasukkan campuran beton ke dalamnya. Tapi
saat ini buis beton diproduksi langsung oleh pabrik yang berpengalaman, cara
pembuatannya sudah mendapat kontrol kualitas lebih baik dari segi material bahan
sampai cetakan yang dipakai. Karena memiliki bentuk lingkaran yang memanjangkan
layaknya sebuah pipa, buis beton kerap kali disebut pipa beton. Jenis kualitas buis
beton ini ada yang dengan atau tanpa besi tulangan. Buis beton banyak dipakai untuk
kebutuhan saluran air, terutama jenis saluran air bawah tanah yang bagian permukaan
atas tanahnya biasa dilalui oleh kendaraan berat. Anda bisa memesan buis beton tanpa
tulangan atau dengan tulangan tergantung dari keperluan pengaplikasiannya dan
ketahanannya.

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 4


2. Box Culvert

Seperti namanya, gorong-gorong beton ini memiliki bentuk seperti box atau segi
empat. Semua produksi gorong-gorong beton box culvert di produksi bersama dengan
tulangan sehingga ia terjamin kekuatannya dalam menahan beban. Dalam
pemasangannya, box culvert ini menggunakan bantuan dari spigot atau spocket
sehingga ia dapat menyambung antara box culvert satu dengan lainnya. Selain dipakai
sebagai saluran air, box culvert juga bisa digunakan untuk saluran pembuangan,
jembatan, terowongan, dan lorong bawah tanah. Box culvert dapat diproduksi dengan
berbagai dimensi ukuran sesuai kebutuhan anda. Pabrik beton pada umumnya
memproduksi box culvert dengan ukuran standar 40 x 40 cm sampai 200 x 200 cm
dengan panjang 100 cm. Jadi jika anda membutuhkan ukuran lain sebaiknya
berkonsultasi dahulu dengan pabrik beton precast.

3. U Ditch

Hampir sama dengan box culvert, saluran air beton ini memiliki bentuk persegi namun
dibagian atasnya lubang. Jadi jika dilihat lagi bentuk U Ditch nampak seperti huruf
U. U ditch precast ini juga bisa diaplikasikan sekaligus bersama cover u ditch / tutup
u ditch yang dijual terpisah. Untuk gorong-gorong saluran beton u ditch sendiri
tersedia ukuran 30 x 30 cm sampai 120 x 120 cm dengan panjang 120 cm. Jika anda
membutuhkan u ditch dengan dimensi lain maka hubungi langsung pabrik beton untuk
lakukan konsultasi. U ditch sangat cocok digunakan untuk saluran air di area jalan
raya, perumahan, atau lainnya.

4. L-gutter

Kreasi saluran beton pracetak selanjutnya setelah U-gutter adalah L-gutter. Type
saluran beton pracetak ini adalah pengembangan dari u-gutter. Jika saluran sudah tidak
bisa didesign lagi menggunakan u-gutter maka design saluran bisa dipecah menjadi L-
gutter dan plat. Tujuan dari pemecahan ini adalah untuk memudahkan pengangkutan
material dan handling. pemasangan saluran beton pracetak l-gutter. Kerapian
pemasangan saluran beton pracetak type ini sangat tergantung pada rapi tidaknya
(kerataan) lantai kerja. L-gutter dan plat disambung dengan cor beton cast in site

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 5


sehingga pada ujung kaki l-gutter dan plat harus dipasang stek besi tulangan. Pada
ujung atas badan l-gutter juga perlu dipasang stek besi tulangan jika direncanakan
pemasangan caping (sloof). Caping di atas l-gutter berfungsi untuk merangkai l-gutter
satu dengan lainnya untuk menghindari pergeseran arah melintang akibat desakan
tanah samping.

2.3 JENIS BOX CULVERT


Box Culvert di rancang dengan berbagai fungsi dan kegunaan, yang memiliki
beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan jumlah cellnya, seperti Box Culvert 1 cell,
2 cell, dan 3 cell. Cell di sini merupakan lorong atau saluran yang terbentuk melalui
keempat sisinya dan diberi penguat di setiap sudut sisinya dengan struktur berbentuk
segi empat. Adapun pembagian Box Culvert menurut fungsinya adalah :
1) Box Culvert untuk Saluran pembuangan Saniter /
drainase
Box Culvert jenis ini adalah perangkat berupa saluran
yang di dalamnya mengalir limbah saniter, maupun
limbah air kotor untuk disalurkan ke sungai terdekat.
Dalam merancang Box Culvert jenis ini yang penting
diperhatikan adalah topografi setempat untuk
menghasilkan kemiringan yang optimum, sehingga jalannya limbah tidak
tersendat, jenis box culvert yang digunakan dapat berupa Precast.

2) Box Culvert untuk Terowongan Utilitas


Box Culvert Jenis ini fungsinya untuk melindungi berbagai macam utilitas,
seperti utilitas saluran air bersih, utilitas kabel PLN, utilitas kabel Telepon dan
utilitas kabel Telkom. Box Culvert jenis ini biasanya terletak di bawah tanah
dan fungsinya untuk melindungi berbagai utilital tersebut, sehingga pada
umumnya Box Culvert jenis ini berukuran kecil dan menggunakan Box Culvert
precast. Box Culvert jenis ini harus memiliki ketahanan yang baik terhadap air,
serangan binatang pengerat dan bukan struktur yang mudah terbakar mengingat
pentingnya utilitas yang ada dalam Box Culvert tersebut.

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 6


3) Box Culvert untuk Irigasi
Box Culvert untuk saluran air/irigasi dan pipa PDAM adalah perangkat yang
memiliki kekuatan struktur yang tinggi untuk dapat menyalurkan air yang
melewati gorong –gorong tersebut dan juga bisa untuk meletakan pipa PDAM
di dalam gorong-gorong tersebut. Box culvert jenis ini
sering didapati di bawah jalan tol yang melintasi
kawasan persawahan yang membutuhkan pengairan
yang memadai, pada menggunakan metoda
pengecoran di tempat (cast in place).
4) Box Culvert untuk Lorong Bawah Tanah ( akses
lalu lintas )
Box Culvert yang digunakan sebagai akses lalu lintas adalah lorong yang
fungsinya menghubungkan jalan lama yang telah
dibuat namun jalan tersebut terhalang oleh struktur
lainnya yang berada di atas jalan tersebut, biasanya
status jalan tersebut adalah jalan kolektor yang dilalui
kendaraan dengan jumlah yang besar, selain sebagai
penghubung box culvert juga sebagai jalur alternatif
untuk mengurangi kemacetan. Berikut ini terlihat
empat buah tipikal underpass yang telah dimanfaatkan Box tipe lain adalah RC
Box Culvert (RCBC) bisa juga disebut Reinforced Concrete Box Culvert,
adalah salah satu produk precast yang dapat digunakan sebagai Jembatan.
Produk ini dapat digunakan dan dirancang untuk segala jenis pembebanan, baik
beban berat maupun ringan. RCBC ini terdiri dari 2 komponen yaitu Top
component dan Bottom component.

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 7


2.4 Manfaat Dan Fungsi Box Culvert

1. Box culvert dapat diaplikasikan pada area konstruksi bawah tanah baik untuk
gorong-gorong jembatan, terowongan, gorong-gorong kereta api dan lain
sebagainya. Hanya saja, box culvert ini tidak cocok bila diaplikasikan pada
konstruksi yang berukuran panjang. Ia cocok untuk jembatan pendek atau
terowongan pendek.
2. Manfaat box culvert dalam pengaplikasiannya karena ia kedap air tanah. Box
culvert tidak beresiko mengalami pergeseran tanah karena kedua sambungan
spigot dan socket yang dimiliki membuat box culvert satu dengan lain tetap
menyatu sempurna.
3. Pekerjaan konstruksi dapat diselesaikan dengan cepat dan mudah
menggunakan box culvert. Apalagi jika dibandingkan dengan proses cor
manual, box culvert pracetak jauh lebih unggul dan menghemat waktu
pekerjaan konstruksi.

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 8


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Dasar Perencanaan

Diperlukan pemeriksaan terhadap gorong-gorong persegi ditiujau dari segi


pembebanan yaitu gaya-gaya samping dan gaya arah memanjang. Tetapi bila panjang dari
gorong-gorong kurang dari 15 meter, dan bila dipakai tiang pancang, biasanya pemeriksaan
terhadap gaya-gaya dalam arah memanjang boleh diabaikan.

Untuk perencanaan gorong-gorong karena gaya-gaya dari samping dimensi dari


pada bentuk luar (B dan H pada Gambar berikut) dipergunakan dalam perhitungan beban,
sedangkan ukuran dari sumbu pusat di tiap-tiap bagian (B0 dan H0 disebut garis sumbu
"kerangka kaku") dipergunakan dalam perhitungan tegangan. Kemudian untuk analisa
"kerangka kaku" ada hanyak metode di antaranya "Metode" slope deflection "metode"
distribusi dari Kani, metode distribusi momen dari Cross dan metode "peralihan".

Garis Sumbu rangka kaku

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 9


3.1.2 Beban Yang Digunakan Dalam Perencanaan

Beban yang bekerja pada gorong-gorong persegi adalah tekanan tanah


vertikal yang berasal dari tanah di alas gorong-gorong, tekanan tanah
mendatar yang diberikan oleh tinggi timbunan di samping gorong -gorong,
beban hidup di atas gorong-gorong dan gaya-gaya reaksi.
Pada gorong-gorong persegi yang biasa, perubahan-perubahan kombinasi
pembebanan tergantung dari pada tinggi tanah penutup di atas gorong -gorong,
apakah lebih tinggi atau lebih rendah dari 3.50 meter.
Dengan tujuan untuk mempermudah perhitungan mengingat dalam kenyataan
bahwa pengaruh beban hidup berkurang jika tebal tanah penutup di atas
gorong- gorong lebih besar dad 3.50 meter.

Kombinasi beban (bila tebal tanah penutup kurang dari 3.5 0 m)

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 10


3.2 Perencanaan Box Culvert

3.2.1 Data Box Culvert

CONCRETE
CLASS C2

Ø700

CONCRETE CLASS E

MINI PILE 20x20,p=600cm

DIMENSI BOX CULVERT

DIMENSI BOX CULVERT

Lebar box L= 4,3 m

Tinggi box H= 3,4 m

Tebal plat lantai h1 = 0,4 m

Tebal plat dinding h2 = 0,4 m

Tebal plat pondasi h3 = 0,4 m

DIMENSI LAINNYA

Tebal lapisan rigid ts = 0,3 m

Tebal lapisan lantai kerja tk = 0,1 m

Tinggi genangan air hujan th = 0,05 m

Tebal Drainage Layer ta = 0,15 m

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 11


A. Bahan Struktur

Mutu beton K= 250


Kuat tekan beton fc' = 0.83*K/10 = 20,75 Mpa
Modulus elastik Ec = 4700√fc' = 21410 Mpa
Angka Poisson u= 0,2
Modulus Geser G = Ec / (2*(1+u)) = 8921
Koefisien muai panjang untuk beton, = 1.0 E-05

Mutu baja
Untuk tulangan dengan diameter >12 mm : U= 40
Tegangan leleh baja, fy = U*10 = 400
Untuk tulangan dengan diameter <12 mm : U= 24
Tegangan leleh baja, fy = U*10 = 240

Specific Gravity
Berat beton bertulang Wc = 25 Kn/m3
Berat beton tidak bertulang (beton rabat) W'c = 24 Kn/m3
Berat jenis air Ww = 9,8 Kn/m3
Berat tanah dipadatkan Ws = 17,2 Kn/m3
Berat Drainage Layer W1= 13,5 Kn/m4

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 12


B. Analisis Beban
1). Berat Sendiri (MS)
Faktor Beban Ultimit : Kms = 1 (RSNI 02-2005 Tabel 1 hal 8)

Berat sendiri ( self weight ) adalah berat bahan dan bagian jembatan
yang merupakan elemen struktural, ditambah dengan elemen non-
struktural yang dipikulnya dan bersifat tetap. Berat sendiri box culvert
dihitung dengan meninjau selebar 1 m (tegak lurus bid. Gambar)
sebagai berikut :
Berat sendiri plat lantai, : QMS = h1 * wc = 10.00 kN/m
Berat sendiri plat dinding, : PMS = H * h2 * wc = 34 kN/m
Berat Total = 44 kN/m
Gaya geser dan momen akibat beban sendiri (MS) :
VMS = 1/2*Qms*L = 94,60 kN
MMS = 1/8*Qms*L^2 = 101,70 Knm

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 13


2). Beban Mati Tambahan (MA)
Faktor beban ultimit : KMA = 2 (RSNI 02-2005 Tabel 1 hal 8)

Beban mati tambahan ( superimposed dead load ), adalah berat seluruh


bahan yang menimbulkan suatu beban pada jembatan yang merupakan
elemen non-struktural, dan mungkin besarnya berubah selama umur
jembatan. Jembatan dianalisis harus mampu memikul beban tambahan
seperti :
1) Penambahan lapisan aspal (overlay) di kemudian hari,

2) Genangan air hujan jika sistim drainase tidak bekerja dengan baik,
Beban Q = ( t x specific grafity )

Tabel 3.1 Beban Mati Tambahan

TEBAL BERAT BEBAN


No JENIS
(M) (kN/m3) (Kn/m)
1 Air Hujan 0,05 9,8 0,49
2 Lapisan Perkerasan Kaku (rigid) 0,3 25 7,5
3 Lapisan Lantai Kerja (LC) 0,1 24 2,4
4 Tebal Dranage Layer 0,15 13,5 2,025
5 Lapisan Tanah Timbunan 1,5 17,2 25,8
Beban mati tambahan QMA = 38,215

Gaya geser dan moment akibat beban tambahan(MA):


VMS = 1/2*Qma*L = 82,16 kN
MMS = 1/8*Qma*L^2 = 88,32 kNm

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 14


3). Beban Lalu - Lintas
o Beban Lajur “D” (TD)
Faktor beban ultimit : KTD = 1,8 (RSNI 02-2005 Tabel 1 hal 8)
Beban kendaraan yg berupa beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi
rata (Uniformly Distributed Load), UDL dan beban garis (Knife Edge
Load), KEL seperti pd Gambar 1. UDL mempunyai intensitas q (kPa)
yang besarnya tergantung pada panjang total L yg dibebani lalu-lintas
seperti Gambar atau dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
q= 9.0 kPa untuk L<30m (RSNI 02-2005 ps. 6.3.1)
q= 9*(0.5+15/L) kPa untuk L>30m (RSNI 02-2005 ps. 6.3.1)

Gambar 3.1 Beban Lajur

Gambar 3.2 Intensitas Uniformly Distributed Load (UDL)


Untuk panjang bentang, L = 40 M
q = 8 kPa
KEL mempunyai intensitas, p = 49 kN/m

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 15


Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil sebagai
berikut :

Gambar 3.3 Faktor beban dinamis (DLA)

Untuk Fakto beban dinamis (DLA) diambil dengan cara Grafik dan didapat 40 %
dengan panjang bentang 40 meter.
Untuk panjang bentang, L = 40 M
DLA = 0.4
Beban hidup pada lantai, QTD = 8 kN/m
PTD = (1 + DLA)*p = 68.6 kN

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 16


o Beban Truk “T” (TT)
Faktor beban ultimit : KTT = 1,8 (RSNI 02-2005 Tabel 1 hal 8)
Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh Truk
(beban T) yang besarnya,
T = 500 kN (RSNI 02-2005 ps. 6.4.1)
Faktor beban dinamis untuk pembebanan truck diambil :
DLA = 0.4
PTT = (1 + DLA ) * T = 700 kN

Akibat beban "D" : MTD = 1/12*QTD*L^2+1/8*PTD*L = 49.01 kNm


Akibat beban "T" : MTT = 1/8*PTT*L = 376,25 kNm
VTT = 1/2 *PTT * L = 1505 kN

Gambar 3.4 Distibusi beban Truk (TT)

Untuk pembebanan lalu lintas digunakan beban "T" yang memberikan


pengaruh momen lebih besar dibandingkan beban "D"
o Gaya Rem (TB)
Faktor beban ultimit : KTB = 1,8 (RSNI 02-2005 Tabel 1 hal 8)
Pengaruh percepatan dan pengereman lalu-lintas diperhitungkan sebagai
gaya dalam arah memanjang jembatan dan dianggap bekerja pada
permukaan lantai kendaraan. Besar gaya rem diperhitungkan sebesar 5%
dari beban "D" tanpa faktor beban dinamis.
Gaya rem per meter lebar, TTB = 5% * ( q * L + p ) = 18.200 kN
MTB = 1/8*PTB*L = 91.000 kNm
VTB = 1/2 *PTB * L = 364.000 Kn

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 17


4. Tekanan Tanah (TA)
Faktor beban ultimit : KTA = 1
Pada bagian tanah di belakang dinding abutment yang dibebani lalu-lintas,
harus diper- hitungkan adanya beban tambahan yg setara dengan tanah
setebal 0.60 m yang berupa beban merata ekivalen beban kendaraan pada
bagian tersebut.
Tekanan tanah lateral dihitung berdasarkan harga nominal dari berat tanah
w s, sudut gesek dalam φ, dan kohesi c dengan :
Berat tanah dipadatkan, Ws = 17.2 kN/m3
Sudut Gesek dalam, ɸ = 18.64
Kohesi, C = 0.315 kPa
Faktor reduksi untuk sudut gesek dalam, KɸR = 0.7

ɸ' = (KɸR * tan ɸ) = 0.23


arctan = 13.2
Tekanan tanah aktif Ka = Tan (45 - ɸ'/2) = 0.8628
Beban tekanan tanah aktif, QTA1 = 0.60*Ws*Ka = 8.904 kN/m
QTA2 = QTA1 + (H*Ws*Ka) = 59.360 kN/m
Gaya geser dan moment akibat beban tambahan(TA):
VTA = 1/2*Qma*L = 127.62 kN
MTA = 1/8*Qma*L^2 = 137.20 kNm

Gambar 3.5 Tekanan Tanah (TA)

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 18


5. Kombinasi Beban Ultimit
Beban pada Plat Lantai Box Culvert
Tabel 3.2 Kombinasi Beban Ultimate Plat Lantai
FAKTOR M Mu
No JENIS BEBAN
BEBAN (kNm) (kNm)
1 BERAT SENDIRI (MS) 1 101,70 101,70
2 BEBAN MATI TAMBAHAN (MA) 2,0 88,32 176,65
3 BEBAN LAJUR 'D'(TD/TT) 1,8 376,25 677,25
4 BEBAN REM (TB) 1,8 91,000 163,800
Mu 1119,39

Tabel 3.3 Kombinasi Gaya Geser Ultimate Plat Lantai

FAKTOR V Vu
No JENIS BEBAN
BEBAN (kN) (kN)
1 BERAT SENDIRI (MS) 1 94,60 94,60
2 BEBAN MATI TAMBAHAN (MA) 2,0 82,16 164,32
3 BEBAN LAJUR 'D'(TD/TT) 1,8 1505,00 2709,00
4 BEBAN REM (TB) 1,8 364,000 655,200
Vu 3623,12

Beban pada Plat Dinding


Tabel 3.4 Kombinasi Beban Ultimate Plat Dinding
FAKTOR M Mu
No JENIS BEBAN
BEBAN (kNm) (kNm)
1 TEKANAN TANAH (TA) 1,00 137,20 137,20
Mu 137,20

Tabel 3.5 Kombinasi Gaya Geser Plat Dinding

FAKTOR V Vu
No JENIS BEBAN
BEBAN (kN) (kN)
1 TEKANAN TANAH (TA) 1,00 127,62 127,62
Vu 127,62

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 19


3.3 Perhitungan Tulangan pada Box Culvert
A. Perhitungan Tulangan pada Plat Lantai
1). Tulangan Lentur
Momen rencana ultimit plat Mu = 1119.39 kNm
Mutu Beton K = 250
Mutu Baja U = 40
Kuat Tekan Beton, Fc' = 20.75 MPa
Tegangan Leleh Baja, Fy = 400 Mpa
Tebal Plat beton h = 400 mm
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 50 mm
Modulus Elastis Baja Es = 200000
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, β1 = 0.85
ρb = β1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.022488
Rmax = 0.75 * ρb * fy * [1 – ½*0.75* ρb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 5.456106
Faktor reduksi kekuatan lentur, ɸ = 0.8
Momen rencana ultimit, Mu = 1119.39 kNm
Tebal efektif plat beton, d = h -d’ = 350
Ditinjau plat beton selebar, b = 40000 mm
Momen nominal rencana Mn = Mu / φ = 1399.242
Faktor tahanan momen, Rn = Mn*10-6 / (b*d2) = 0.285560
Rn < Rmax (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
ρ = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - √ * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.000720
Rasio tulangan minimum, ρ min = 0.5 / fy = 0.00125
Rasio tulangan yang digunakan, ρ = 0.000720
Luas tulangan yang diperlukan, As = ρ * b * d = 10076,83 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D = 16 mm
Jarak tulangan yang diperlukan s = π / 4 * D2* b / As = 797.71 mm
Jarak tulangan maksimum (PBI 1971 N.1.-2 ps, 8.16.2.(b) smax = 150 mm
Jarak tulangan minimum (SNI 03-2847-2002 ps.9.6.1) smin = 25 mm
Digunakan Tulangan D 16 - 125

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 20


2). Tulangan Geser
Gaya geser ultimit rencana, Vu = 3623,12 kN
Kuat tekan beton, fc' = 20,75 Mpa
Tebal efektif pelat beton d= 350 MM
Ditinjau pelat selebar b= 2800 MM
Vc = 10628,839 kN
Faktor reduksi kekuatan geser φ = 0,75
φ *vc = 7971,629 Kn
Gaya geser yang dipikul oleh tulangan geser :
Vs = Av*Fy*d / Sy = 1099000 Kn
Untuk tulangan geser digunakan besi tulangan : D= 25 mm
Jarak tulangan geser arah y , Sy = 125 mm
Luas tulangan geser, Av = 2*1/4*ℼ*r^2 = 981,25 mm2
Jarak tulangan yang diperlukan S = Av*fy*d / Vs = 125,00 mm
Jarak tulangan maksimum (PBI 1971 N.1.-2 ps, 8.16.2.(b) Smax = 150 mm
Jarak tulangan minimum (SNI 03-2847-2002 ps.9.6.1) Smin = 25 mm
Digunakan Tulangan D 25 - 125

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 21


B. Perhitungan Tulangan pada Plat Dinding
1). Tulangan Lentur
Momen rencana ultimit plat Mu = 137.20 kNm
Mutu Beton K = 250
Mutu Baja U = 40
Kuat Tekan Beton, Fc' = 20.75 MPa
Tegangan Leleh Baja, Fy = 400 Mpa
Tebal Plat beton h = 400 mm
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 50 mm
Modulus Elastis Baja Es = 200000
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, β1 = 0.85
ρb = β1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.022488
Rmax = 0.75 * ρb * fy * [1 – ½*0.75* ρb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 5.456106
Faktor reduksi kekuatan lentur, ɸ = 0.8
Momen rencana ultimit, Mu = 137.20 kNm
Tebal efektif plat beton, d = h -d’ = 350
Ditinjau plat beton selebar, b = 40000 mm
Momen nominal rencana Mn = Mu / φ = 171.495
Faktor tahanan momen, Rn = Mn*10-6 / (b*d2) = 0.034999
Rn < Rmax (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
ρ = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - √ * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.000088
Rasio tulangan minimum, ρ min = 0.5 / fy = 0.00125
Rasio tulangan yang digunakan, ρ = 0.000088
Luas tulangan yang diperlukan, As = ρ * b * d = 1226.18 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, D = 16 mm
Jarak tulangan yang diperlukan s = π / 4 * D2* b / As = 6555.64 mm
Jarak tulangan maksimum (PBI 1971 N.1.-2 ps, 8.16.2.(b) smax = 150 mm
Jarak tulangan minimum (SNI 03-2847-2002 ps.9.6.1) smin = 25 mm
Digunakan Tulangan D 16 - 125

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 22


2). Tulangan Geser
Gaya geser ultimit rencana, Vu = 127,62 kN
Kuat tekan beton, fc' = 20,75 Mpa
Tebal efektif pelat beton d= 350 MM
Ditinjau pelat selebar b= 2800 MM
Vc = 10628,839 kN
Faktor reduksi kekuatan geser φ = 0,75
φ *vc = 7971,629 Kn
Gaya geser yang dipikul oleh tulangan
geser :
Vs = Av*Fy*d / Sy = 634782,40 Kn
Untuk tulangan geser digunakan besi
tulangan : D= 19 mm
Jarak tulangan geser arah y , Sy = 125 mm
Luas tulangan geser, Av = 2*1/4*ℼ*r^2 = 566,77 mm2
Jarak tulangan yang diperlukan S = Av*fy*d / Vs = 125,00 mm
Jarak tulangan maksimum (PBI 1971 N.1.-2
ps, 8.16.2.(b) Smax = 150 mm
Jarak tulangan minimum (SNI 03-2847-2002
ps.9.6.1) Smin = 25 mm
Digunakan
Tulangan D 19 - 125

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 23


Dari perhitungan box culvert PDAM di atas dengan dimensi 40000 x 4300 x 3400
mm dengan mutu beton K = 250, mutu tulangan baja BJTD = 40, dan selimut beton
= 5 cm diperoleh Tulangan pada Plat Lantai untuk Tulangan Lentur yaitu D 16 –
797.71 dan Tulangan Gesernya D 25 – 125, pada Plat Dinding untuk Tulangan Lentur
yaitu D 16 - 6555.64 dan Tulangan Gesernya D 19 – 125, seperti yang terterah di gambar
di bawah ini :

Dikarenakan pada tiap membuat Perencanaan box culvert tulangan yang dipakai
selalu berpatokan pada beban yang paling terbesar maka, dari itu diambil tulangan
pada Plat Lantai. Dan untuk tulangan pada plat dinding mengikuti pada tulangan plat
lantai.

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 24


Sedangkan gambar design tulangan yang di pakai di Proyek Pembangunan Jalan
Bebas Hambatan Balikpapan - Samarinda STA. 3+350 s/d STA. 5+000 seperti di
bawah ini :

Terjadi perbedaan pada jarak antar tulangan dari perhitungan box culvert ini dengan
gambar design yang dipakai mungkin ada perbedaan pengambilan skala Faktor
keamanan atau perbedaan perhitungan beban.

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 25


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Box Culvert yang umumnya kita sebut sebagai gorong – gorong merupakan
industri penunjang bahan bangunan yang saat ini sangat dibutuhkan
untuk berbagai macam proyek pengaliran.
2. Penggunaan Box Culvert dapat diaplikasikan dalam berbagai proyek
pengaliran air, seperti mengalirkan air dibawah jalan, jalan kereta api maupun
digunakan untuk mengalirkan sungai kecil/sebagai bagian drainase
ataupun selokan jalan
3. Dimensi dari box culvert PDAM yang dibuat tergantung pada debit air yang
akan dialirkan melalui box culvert tersebut. Untuk PT. Wijaya Karya
(Persero) Tbk, membuat box culvert dengan dimensi sesuai standart yang telah
mereka miliki yaitu digunakan dimensi dengan ukuran 40000 x 4300 x 3400
mm dengan mutu beton K = 250, mutu tulangan baja BJTD = 40, dan selimut
beton = 5 cm

4.2 Saran
Box Culvert hendaknya dimanfaatkan lebih banyak lagi untuk keperluan
konstruksi pengaliran air di seluruh Indonesia. Mengingat Indonesia
mempunyai sumber daya alam dan manusia yang potensial, box culvert
sebaiknya dikembangkan dalam inovasi produksi dan pemasarannya,baik antar
pulau maupun antar negara.Sehingga dapat menjadi lahan potensial untuk
meningkatkan pemasukan Negara.

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 26


DAFTAR PUSTAKA

Asroni, Ali. Balo Pelat Beton Bertulang.Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010


Badan Standar Nasional. 2002. Baja Tulangan Beton. SNI 07-2052-2002

Badan Standar Nasional. 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung. SNI 03-2847-2002

Bambang Triatmodjo, 2000, Hidraulika II, Penerbit Beta Offset.

Badan Standarisasi Nasional, 2005. Standar Pembebanan Untuk


Jembatan, SNI T-02- 2005, Jakarta.

Nawy, Edward G., 1998. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar,


Refika Aditama, Bandung

Joseph E. Bowles, 1982, Foundation Analysis an d Design, McGraw-Hill


International Book Company.

Sri Harto, 1993, Analisis Hidrologi, PT Gramedia Pusataka Utama, Jakarta

Suyono Sosrodarsono, Kensaku Takeda, 2002, Bendungan Type Urugan,


Pradnya Paramita

Cook, Ronald A. 2002. Design Live Loads on Box Culvert. University of Florida

Iqbal, Agus. Dasar-dasar Perencanaan Jembatan Beton Bertulang. Jakarta:

PT.Mediataman Saptakarya, 1995.

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 27


LAMPIRAN

Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 28


Zelly Rooroh | LAPORAN PERENCANAAN 29

Anda mungkin juga menyukai