Anda di halaman 1dari 197

USULAN TEKNIS

2
Pendekatan, Metodologi,
& Program Kerja
2.1. Pendekatan dan Metodologi
2.1.1. UMUM
Setiap bangunan negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya,
sehingga mampu memenuhi fungsi bangunan secara optimal, handal, ramah
lingkungan dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya, serta berkontribusi
positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia. Setiap bangunan negara
harus direncanakan, dirancang dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat
memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya dan kriteria
administrasi bagi bangunan gedung negara.
Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung negara perlu
diarahkan secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya
perencanaan teknis bangunan yang memadai dan layak diterima menurut
kaidah, norma serta tata laku profesional. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk
pekerjaan perencanaan telah disiapkan secara matang sehingga mampu
mendorong terwujudnya karya perencanaan yang sesuai dengan kepentingan
kegiatan.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 1
USULAN TEKNIS

Bertitik tolak dari hal diatas pelaksanaan pembangunan juga melalui


tahapan Perencanaan yang disebutkan di atas, baik perencanaan tingkat
makro seperti telah disusunnya rencana induk pengembangan prasarana
dengan perencanaan yang lebih detail seperti Perencanaan Teknis yaitu
Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah
Negeri 13 Parak Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar, sebagai acuan untuk
pelaksanakan dilapangan yang hasilnya diharapkan untuk menjamin kinerja
dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat.
Gedung Bangunan Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED
Pembangunan Gedung Sekolah Negeri 13 Parak Juar dan SD Negeri 08 Parak
Juar ini merupakan salah satu bangunan Gedung Negara, oleh karena itu
dalam merencanakan pembangunannya harus memenuhi azas dan prinsip
suatu bangunan Gedung Negara agar dapat dimanfaatkan sesuai fungsinya.
Azas dan prinsip yang harus diperhatikan dalam merencanakan
pembangunan gedung ini antara lain : manfaat, keselamatan, keselarasan
Bangunan dengan lingkungan, efektif, efisien, terarah dan terkendali sesuai
dengan program dan fungsi.
Pembangunan Gedung ini menjadi prioritas karena Pemerintah dalam
hal ini Pemerintah Kabupaten Tanah Datar telah merumuskan kebijakan
pembangunan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi daerah agar
penyelenggaraan pemerintah dapat berjalan efektif dan efisien. Untuk itu perlu
Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah
Negeri 13 Parak Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar dengan ketentuan
sebagaimana diuraikan dalam KAK.
Sumatera Barat berada di antara pertemuan dua lempeng benua besar
(lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia) dan patahan (sesar) Semangko.
Di dekat pertemuan lempeng terdapat patahan Mentawai. Ketiganya
merupakan daerah seismik aktif. Menurut catatan ahli gempa wilayah
Sumatera Barat memiliki siklus 200 tahunan gempa besar yang pada awal abad
ke-21 telah memasuki masa berulangnya siklus.
Gempa bumi Sumatera Barat 2009 terjadi dengan kekuatan 7,6 Skala
Richter di lepas pantai Sumatera Barat pada pukul 17:16:10 WIB tanggal 30

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 2
USULAN TEKNIS

September 2009. Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatera, sekitar 50 km


barat laut Kota Padang. Gempa menyebabkan kerusakan parah di beberapa
wilayah di Sumatera Barat seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota
Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota
Padang Panjang, Kabupaten Agam, Kota/Kab. Solok.

Gambar 2-1.Gelombang Gempa


Menurut data Satkorlak PB, sedikitnya 1.117 orang tewas akibat gempa
ini yang tersebar di 3 kota & 4 kabupaten di Sumatera Barat, korban luka berat
mencapai 1.214 orang, luka ringan 1.688 orang, korban hilang 1 orang.
Sedangkan 135.448 rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang, & 78.604
rumah rusak ringan.
Mempelajari perilaku struktur dan kondisi bangunan pasca gempa
merupakan bagian utama dalam kajian dan Pembuatan Perencanaan (Full
Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah Negeri 13 Parak Juar dan SD
Negeri 08 Parak Juar, guna menghindari kejadian bangunan yang bisa ambruk
akibat daerah Sumatera Barat yang rawan gempa yang merupakan
perulangan alam yang tidak bisa diprediksi dengan pasti saat kejadiannya dan
di hentikan.

TINJAUAN UNDANG-UNDANG NO.28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 3
USULAN TEKNIS

Perwujudan bangunan gedung juga tidak terlepas dari peran penyedia


jasa konstruksi berdasarkan peraturan perundang-undangan di bidang jasa
konstruksi baik sebagai perencana, pengawas atau manajemen konstruksi
maupun jasa-jasa pengembangannya, termasukpenyedia jasa pengkaji teknis
bangunan gedung. Oleh karena itu, pengaturan bangunan gedung ini juga
harus berjalan seiring dengan pengaturan jasa konstruksi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Dengan diberlakukannya undang-undang ini, maka semua
penyelenggaraan bangunan gedung baik pembangunan maupun
pemanfaatan, yang dilakukan di wilayah negara Republik Indonesia yang
dilakukan oleh pemerintah, swasta, masyarakat, serta oleh pihak asing, wajib
mematuhi seluruh ketentuan yang tercantum dalam undang-undang tentang
Bangunan Gedung.
Dalam menghadapi dan menyikapi kemajuan teknologi, baik informasi
maupun arsitektur dan rekayasa, perlu adanya penerapan yang seimbang
dengan tetap mempertimbangkan nilai-nilai sosial budaya masyarakat
setempat dan karakteristik arsitektur dan lingkungan yang telah ada, khususnya
nilai-nilai kontekstual, tradisional, spesifik dan bersejarah.
Pengaturan dalam undang-undang ini juga memberikan ketentuan
pertimbangan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat Indonesia yang
sangat beragam. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah terus mendorong,
memberdayakan dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk dapat
memenuhi ketentuan dalam undang-undang ini secara bertahap sehingga
jaminan keamanan, keselamatan, dan kesehatan masyarakat dalam
menyelenggarakan bangunan gedung dan lingkungannya dapat dinikmati
oleh semua pihak secara adil dan dijiwai semangat kemanusiaan,
kebersamaan, dan saling membantu, serta dijiwai dengan pelaksanaan tata
pemerintahan yang baik.
Dalam bab ini akan dijelaskan pendekatan dan metodologi yang akan
dijabarkan oleh Konsultan dalam menangani Pembuatan Perencanaan (Full
Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah Negeri 13 Parak Juar dan SD
Negeri 08 Parak Juar, yang secara garis besar lingkup kegiatan yang harus

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 4
USULAN TEKNIS

dilaksanakan oleh konsultan perencana berpedoman pada ketentuan yang


berlaku:
1. Fokus pada Dokumen Perencanaan nantinya dimanfaatkan untuk
pedoman pelaksanaan Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED
Pembangunan Gedung Sekolah Negeri 13 Parak Juar dan SD Negeri 08
Parak Juar.
2. Persiapan seperti : mengumpulkan data teknis dan informasi lapangan
(termasuk penyelidikan tanah), membuat interpretasi secara garis besar
terhadap KAK dan konsultasi dengan pemerintah setempat mengenai
peraturan daerah / perijinan bangunan.
3. Penyusunan pra perencanaan seperti : rencana arsitektur awal, perkiraan
biaya, konsep ruang, rencana pemakaian material yang mendukung fungsi
dan peran gedung.
4. Penyusunan Pengembangan Rencana, yang meliputi : (a). Rencana
arsitektur, (b). Rencana struktur, (c). Rencana Anggaran Biaya, (d). Visualisasi
atau studi visual.
5. Penyusunan Rencana Detail, antara lain : (a). Gambar detail arsitektur,
struktur dan utilitas sesuai rencana yang telah setujui, (b). Perhitungan
struktur, drainase dan utilitas gedung (c). Rincian volume pekerjaan,
anggaran biaya, spesifikasi teknik, (d), Laporan kegiatan perencanaan, (e).
Rencana Kerja dan syara-syarat RKS.
6. Mengadakan seminar/ pemaparan untuk menampung masukan dalam
perencanaan.
7. Membantu pengguna jasa/ panitia pelelangan pada waktu memberi
penjelasan pekerjaan (aanwijzing), mengadakan pemantauan berkala
selama pelaksanaan konstruksi fisik, memberi penjelasan terhadap persoala-
persoalan yang timbul selama masa pelaksanaan konstruksi, memberi saran,
pertimbangan dan rekomendasi terhadap penggunaan material/ bahan
yang dipakai, serta membuat laporan akhir pemantauan berkala.
8. Membuat/ menyusun substansi sebagaimana point (5) dan tentunya dalam
setiap langkah yang akan diambil tetap mengadakan asistensi/diskusi
dengan pengguna jasa.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 5
USULAN TEKNIS

Selanjutnya dalam bab ini akan menjabarkan metodologi yang akan


digunakan konsultan dalam setiap rangkaian tahapan pekerjaan sehingga
dalam waktu yang relatif cukup yaitu 75 (tujuh puluh lima) Hari Kalender, seluruh
rangkaian pekerjaan dapat dilaksanakan dengan hasil yang sesuai dengan
tujuan Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung
Sekolah Negeri 13 Parak Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar tentunya dengan
tetap berpegang pada dasar hukum, adapun dasar hukum melakukan
kegiatan ini adalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung;
2. Undang Undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah
Otonom Dalam Lingkungan Provinsi Sumatera Barat;
3. Undang Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29 Tahun 2006 Tentang
Persyaratan Teknis Bangunan;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M Tahun 2007 Tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara;
6. SNI 03-1726-2002 Tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Bangunan;
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2005;
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2008 tentang Amdal
dan Lingkungan Hidup;
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 Tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah
Otonomi;
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 6
USULAN TEKNIS

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung;
13. Peraturan Presiden No 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29 tahun 2006 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan;
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30 tahun 2006 tentang Pedoman
Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
16. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06 tahun 2007 tentang Pedoman
Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45 tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
18. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 468 /KPTS
/1998 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
19. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 10 /KPTS /
2000 Tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
20. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan
Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran diPerkotaan;
21. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 332/KPTS/M/
2002 Tentang pedoman Teknis Pembangunan BangunanGedung Negara;
22. SNI 03-1726-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Bangunan;

Gambar 2-2 Diagram Alir Metodologi Pembuatan Perencanaan (Full Design)


dan DED Pembangunan Gedung Sekolah Negeri 13 Parak Juar dan SD Negeri
08 Parak Juar

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 7
USULAN TEKNIS

SKEMA ALUR KERJA JASA KONSULTANSI


PEMBUATAN PERENCANAAN (FULL DESIGN) DAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH NEGERI 13 PARAK JUAR DAN SD
NEGERI 08 PARAK JUAR

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar

II-2 - 8
USULAN TEKNIS

2.1.1.1. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN PEKERJAAN


a. Maksud
1. Merencanakan pembangunan Pembuatan Perencanaan (Full
Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar berdasarkan Pemerintahan Provinsi
Sumatera Barat yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan
proses yang harus dipenuhi, diperhatikan dan dinterpretasikan
kedalam perencanaan pembangunan.
2. Agar Konsultan Perencana dapat melaksanakan tanggungjawabnya
dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang sesuai spesifikasi
dan standar teknis yang berlaku.

b. Tujuan
1. Menghasilkan Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED
Pembangunan Gedung Sekolah Negeri 13 Parak Juar dan SD Negeri
08 Parak Juar dengan kontruksi bangunan yang dapat
dipertanggungjawabkan, sesuai dengan kaedah-kaedah teknis
bangunan negara yang dipersyaratkan, aman dan nyaman dalam
pemanfaatannya, berkesan megah dan futuristik.
2. Menyusun dokumen teknis Pembuatan Perencanaan (Full Design)
dan DED Pembangunan Gedung Sekolah Negeri 13 Parak Juar dan
SD Negeri 08 Parak Juar, berupa:
Laporan Teknis Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED
Pembangunan Gedung Sekolah Negeri 13 Parak Juar dan SD
Negeri 08 Parak Juar
Gambar Detail Engineering Design (DED)
RKS dan Spesifikasi Teknis
Rencana Anggaran Biaya

c. Sasaran
Terwujudnya bangunan Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED
Pembangunan Gedung Sekolah Negeri 13 Parak Juar dan SD Negeri 08

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 9
USULAN TEKNIS

Parak Juar yang representatif, berwawasan lingkungan serta dapat


difungsikan secara maksimum untuk menunjang kegiatan perkantoran
pemerintahan dalam rangka memberikan pelayanan publik yang
optimal.

Dengan sasaran dapat bersinergi dan bekerja sama dalam proses


perencanaan dengan pihak-pihak yang terkait yang dibentuk oleh
owner dan terciptanya suatu karya perencanaan yang baik, kuat, aman
dan mempunyai nilai estetika yang tinggi serta terkendalinya proses
perencanaan konstruksi dan pelaksanaan konstruksi secara berkualitas,
tepat waktu, dalam batas biaya yang tersedia sehingga terselenggara
secara tertib adimnistrasi dan teknis.

2.1.1.2. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Waktu Perencanaan yang diberikan sesuai yang diberikan owner selama


45 (empat puluh lima) hari kalender, merupakan dasar dari penentuan jumlah
dan pembagian tugas personil dalam perencanaan.
Apresiasi dan inovasi ini merupakan pengembangan dari pemahaman
dan beberapa tanggapan Konsultan terhadap KAK yang kami terima, yang
kami sampaikan berupa usulan-usulan awal sebagai gambaran awal dari
konsep perancangan yang akan kami laksanakan dimana diharapkan dengan
tersusunnya Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan
Gedung Sekolah Negeri 13 Parak Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar, diharapkan
mampu menyediakan hasil desain yang tepat guna dan dapat diaplikasikan
dilapangan.

2.1.2. PERENCANAAN ARSITEKTUR BESERTA UTILITAS


2.1.2.1. SURVEY PENDAHULUAN DAN PENGUMPULAN DATA
Konsultan akan mengumpulkan selengkap mungkin data-data yang
diperlukan untuk penentuan langkah-langkah perancanaan teknis, data-data
yang diperlukan adalah sebagai berikut:

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 10
USULAN TEKNIS

1. Pengumpulan data-data awal perencanaan dan data-data terdahulu


terhadap perencanaan disekitar rencana bangunan;
2. Survey;
Pengambilan sample tanah, pengujian tanah di lapangan dan
laboratorium; yaitu sondir dan Boring pada rencana lokasi bangunan dan
dilaksanakan pengujian indek properties di laboratorium (jika diperlukan
nantinya).

Dari survai pendahuluan ini diharapkan mendapatkan gambaran awal


kondisi lokasi perencanaan sebagai data awal guna penyusunan preliminary
design, yang selanjutnya dijadikan bahan diskusi dengan penggunaan jasa
untuk menselaraskan konsep perencanaan dengan keinginan pengguna.

Memadukan teknologi membangun dengan estetika/keindahan mulai


dari skala makro sampai pada skala mikro berupa detail konstruksi dan furnitur,
merupakan wujud fisik sebagai wadah kegiatan manusia lebih dari sekedar
usaha pemenuhan persyaratan fungsional semata dalam sebuah program
bangunan. Gubahan dan organisasi unsur bentuk dan ruang akan menentukan
bagaimana arsitektur dapat meninggikan suatu karya, memperoleh tanggapan
dan mengungkapkan suatu makna.

2.1.2.2. DESAIN LANSCAPE, TEMPAT PARKIR, PAGAR.

Pada tahap ini dilakukan proses analisa/pengenalan terhadap


permasalahannya, merumuskan lingkup permasalahannya, pengumpulan data
yang relevan untuk diasimilasikan. Data awal ini yang akan menjadi acuan
dalam penyusunan program ruang, konsep perancangan, dan desain awal.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 11
USULAN TEKNIS

Gambar
Keluaran pada 2-3.ini
tahap Acuan Dalam
adalah Menyusun
konsep Konsep
perancangan Site Plan, Denah,
Tampak, Potongan dan Perspektif. Dalam tahap ini dapat diperoleh penjelasan
yang lebih rinci mengenai disainnya. Konsep dasar rancang bangun adalah
suatu hasil kolaborasi dari berbagai disiplin ilmu yang dirangkum dalam bentuk
rancangan. Gagasan dasar muncul kreatifitas arsitek, baik dalam bentuk institusi
maupun dalam bentuk pemograman.

Gambar 2-4. Gagasan Dalam Perencanaan

APLIKASI DESAIN LANSCAPE


A. BAHAN MATERIAL LANSEKAP
Pemahaman dan penguasaan terhadap material atau bahan lansekap
merupakan salah satu bagian yang penting dalam perancangan lansekap.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 12
USULAN TEKNIS

Mengapa? Arsitektur Lansekap pada dasarnya berkaitan erat dengan


pembentukan ruang luar atau ruang terbuka. Pembentukan ruang tersebut
sangat tergantung dari komponen pembentuk ruang. Sedangkan komponen
pembentukan ruang terdiri dari bidang alas, bidang dinding, dan bidang atap.
Kualitas nilai ruang tergantung dari fungsi ruang yang diinginkan. Gubahan
ruang terhadap fungsi ruang yang ingin dihasilkan dapat tergubah melalui
bidang-bidang sebagai komponen pembentuk ruang. Bidang yang dimaksud
terbentuk karena adanya unsur material yang direkayasa sesuai bentuk, tekstur,
warna, dan ukuran dimensi yang diciptakan. Untuk hal itulah maka
pengetahuan dan penguasaan serta pemahaman terhadap material/ bahan
lansekap menjadi penting.
Di samping pemahaman terhadap karakteristik bentuk bahan, juga perlu
diketahui fungsi, spesifikasi, paska pemeliharaan dari bahan, serta nilai
ekonomis.
Dalam Arsitektur Lansekap dikenal 2 (dua) bagian besar material
lansekap, yakni material lunak (soft materials) dan material keras (hard
materials).
1. Material Lunak (Soft Materials)
Kelebihan dari Arsitektur Lansekap dalam menggubah ruang, adalah
dapat "menggubah ruang" dengan komponen material lunak, yaitu
tanaman/pepohonan dan air. Tanaman merupakan material lansekap yang
hidup dan terus berkembang. Pertumbuhan tanaman akan mempengaruhi
ukuran besar tanaman, bentuk tanaman, tekstur, dan warna selama masa
pertumbuhannya. Dengan demikian, kualitas dan kuantitas ruang terbuka akan
terus berkembang dan berubah sesuai dengan pertumbuhan tanaman. Jadi
dalam perancangan lansekap, tanaman sangat erat hubungannya dengan
waktu dan perubahan karakteristik tanaman. Secara dasar khususnya di iklim
tropic, dikenal 2 (dua) macam tanaman ditinjau dari massa daunnya, yakni
•Tanaman yang menggugurkan daun (Decidous plants)
• Tanaman yang hijau sepanjang tahun (Evergreen conifers).
Tanaman yang menggugurkan daun (Decidous plants) yang dimaksud
adalah jenis-jenis tanaman yang berubah bentuk ataupun warna daunnya

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 13
USULAN TEKNIS

sesuai dengan musimnya. Setelah musim pangs daun berguguran, sedangkan


menjelang musim hujan daun tumbuh lebat, atau sebaliknya. Contohnya
antara lain Flamboyan (Delonix regia), Angsana (Pterocarpus indicus), atau jenis
Gymnospermae.
Tanaman yang berdaun sepanjang tahun (Evergreen conifers)
dimaksudkan adalah jenis tanaman yang berdaun lebat dan berbunga
sepanjang musim, tidak menggugurkan daun. Contohnya antara lain jenis
Cemara.
Pemahaman dan penguasaan dari material tanaman yang dimaksud
terutama terhadap karakteristik dan habitat tanaman.

Karakteristik tanaman terdiri dari:


1. Bentuk (tajuk, batang, cabang, ranting, dan daun),
2. Tekstur (batang dan daun),
3. Warna (batang, daun, dan bunga,
4. Fungsi tanaman, dan
5. Tinggi dan lebar tanaman.
Habitus tanaman terdiri dari:
1. Ppola pertumbuhannya,
2. Sistem perakarannya,
3. Tempat tumbuhnya, dan
4. Pola pemeliharaannya.
Bentuk Tajuk Tanaman, Bentuk tajuk tanaman terdiri dari :
Fungsi Tanaman, Fungsi tanaman secara ekologis adalah
1. Menyerap CO2 dan menghasilkan 02 (oksigen) bagi makhluk hidup di
siang hari.
2. Memperbaiki iklim setempat.
3. Mencegah terjadinya erosi/ pengikisan muka tanah (run off).
4. Menyerap air hujan.

2. Material Keras (Hard Materials)

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 14
USULAN TEKNIS

Telah diuraikan bahwa hal-hal yang perlu dipahami dalam pengetahuan


bahan adalah
1. Karakteristik bentuk bahan,
2. Fungsi,
3. Spesifikasi,
4. Pasca pemeliharaan dari bahan, serta
5. Nilai ekonomisnya.
Material keras dapat dibagi dalam 5 (lima) kelompok besar yaitu
1. Material keras alami (organic materials);
2. Material keras alami dari potensi geologi (inorganic materials used in their
natural state);
3. Material keras buatan bahan metal (inorganic materials used in highly
modified state);
4. Material keras buatan sintetis/tiruan (synthetic materials);
5. Material keras buatan kombinasi (composite material).

a. Material Keras Alami (Organic Materials), Material ini berasal dari


bahan alami, yaitu kayu. Bermacam-macam
jenis kayu yang dapat dijadikan bahan material bagi desain
lansekap. Kayu dapat dipergunakan sebagai bahan untuk
pembentukan furniture lansekap, retaining wall, ataupun perkerasan.
Kekuatan kayu berbeda beda tergantung dari keawetannya.
Keawetan kayu tergantung dari penempatannya. Kayu yang
terlidung dari hujan dan sinar matahari tidak akan lekas rusak. Untuk
mempertinggi sifat keawetan kayu, dapat diusahakan dengan
mengecat/mengu rang i kadar air, diberi obat pengawet. Untuk
penggunaan konstruksi, di Indonesia kayu terbagi dalam 5 (lima) kelas
kekuatan (baca Frick Heinz. Ir, Ilmu Konstruksi Bangunan Kayu, 1982).
1. Kayu kelas 1 (satu), antara lain Kayu hitam (Diospyros celebica
Bakh), Kayu ulin (Eusideroxylon zwageri,T), dan Sawo kecik (Ma
nilka ra kauki Dub).

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 15
USULAN TEKNIS

2. Kayu kelas 2 (dua), antara lain Jati (Tectona grandis L.1) dan Puspa
(Tetramerista glabra Mig).
3. Kayu kelas 3 (tiga), antara lain Damar (Agathis borneensis Warb)
dan Meranti merah (Shorea spec, Div).
4. Kayu kelas 4 (empat), antara lain Kemiri (Aleuritis moluccana Willd)
dan Angsana (Pterocarpus indicus,Div).
5. Kayu kelas 5 (lima), antara lain Jeunjing (Albizia falcata, Backer).
b. Material Keras Alami dari Potensi Geologi (Inorganic Materials Used in
Their Natural State) Material yang dimaksud antara lain batu-batuan,
pasir, dan batu bata. Material batu-batuan dapat dimanfaatkan
untuk menghasilkan suatu susunan dinding ataupun pola lantai. Batu-
batuan dapat menghasilkan kesan tekstur kasar atau halus.
Batu besar (batu kali) dapat juga dijadikan sebagai ornamen artistik
dalam suatu taman.
c. Material Keras Buatan Bahan Metal (Inorganic Materials Used in Highly
Modified State) Yang dimaksud, antara lain alumanium, besi,
perunggu, tembaga, dan baja.
d. Material Keras Buatan Sintetis/Tiruan (Synthetic Materials)
Contoh dari material sintertis atau tiruan, antara lain bahan
plastik/fiberglass.
e. Material Keras Buatan Kombinasi (Composite Materials)
Beton dan plywood merupakan contoh dari bahan materials keras
buatan kombinasi.
f. SKALA
Skala dalam arsitektur menunjukkan perbandingan antara elemen
bangunan atau ruang dengan suatu elemen tertentu yang
ukurannya seswi dengan manusia. Patung Pangeran Diponegoro di
Taman Monumen Nasional bila dilihi dari jarak tertentu sulit untuk
diperkirakan berapa tinggi patung tersebut Namun bila di samping
patung tersebut berdiri seseorang, barulah kitil dapat memperkirakan
ketinggiannya dengan pemikiran bahwa tinggi orang tersebut 1,60
meter. Jadi, jelas bahwa skala akan bermanfaat bila adil ukuran

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 16
USULAN TEKNIS

manusia sebagai perbandingannya. Ada tiga macam skala, yaitu


sebagai berikut.
1. Skala Manusia Pada skala ini penekanan diarahkan pada
penggunaan ukuran dimensi manusia atau gerak ruang manusia
terhadap objek atau bendy yang dirancang.

2. Skala Generik Pada skala ini perbandingan diarahkan pada


penggunaan suatu elemen atau ruang terhadap elemen lain yang
berhubungan di sekitarnya.

3. Skala Gambar/Skala Peta Yaitu perbandingan perbesaran atau


perkecilan antara gambar atau Iota yang dikerjakan dengan
mempergunakan satuan ukuran angka/ numerik ataypun grafik. Skala
dalam arsitektur adalah suatu kemampuan manusia secara kualitas
untuk membandingkan bangunan atau ruang. Pada ruang-ruang
yang masih terjangkau oleh manusia skala ini dapat langsung
dikaitkan dengan ukuran manusia. Pada ruang yang melebihi
jangkauan manusia penentuan skala harus didasarkan pada
pengamatan visual dengan membandingkannya dengan ketinggian
manusia sebagai tolok ukurnya.
- Skala Ruang dalam Lingkungan Kota Dalam skala ini lebih banyak
digunakan skala manusia dan skala generik. Ada beberapa
macam skala ruang dalam suatu lingkungan perkotaan, yakni
sebagai berikut.
1) Skala ruang intim Merupakan skala ruang yang kecil sehingga
memberikan rasa perlindungan bagi manusia yang berada di
dalamnya. Pengertian kecil bukan berarti dikecilkan hingga
menjadi kerdil. Sebagai contoh, sebuah taman pada
bangunan rumah tinggal cende¬rung untuk membentuk ruang
intim. Pada ruang intim ini hampir seluruh detail elemen
perkerasan atau tanaman akan terlihat jelas. Bentuk, tekstur,
warna, dan aroma perlu menjadi pertimbangan perancangan

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 17
USULAN TEKNIS

dalam menerapkan skala ruang kecil. Biasanya untuk skala


ruang ke¬cil keintiman akan timbul karena gerak manusia
sangat terbatas.
2) Skala ruang monumental Merupakan skala ruang yang besar
dengan suatu objek yang mempunyai nilai tertentu sehingga
manusia akan merasakan keagungan dari ruang tersebut.
Manusia akan terangkat perasaan spiritualnya dan terkesan
pada keagungan yang dirasakannya. Tugu Monumen
Nasional merupakan suatu contoh yang jelas pada
penggunaan skala monumental.
3) Skala ruang kota Merupakan skala ruang yang dikaitkan
dengan kota serta ling) ungan manusianya, sehingga manusia
merasa memiliki atau kerasan pada lingkungan tersebut.
Plasa kota merupakan suatu contoh yang jelas. Ukuran lugs
plasa sebaiknya minimum sama dengan bangunan utama dari
plasa tersebut, sedangkan maksimum sebaiknya dua kali
bangunan utama. Plasa yang besar dan dikelilingi oleh
bangunan kecil menjadi tidak sesuai skalanya, demikian pula
halnya bila sebuah objek menara tinggi di antara rumah-
rumah kecil.
4) Skala ruang menakutkan Pada skala ini objek bangunan
mempunyai ketinggian yang berada jauh di atas skala ukuran
manusia. Hal ini akan terasa bila kita berjalan di antara
bangunan tinggi dengan jarak antarbangunan yang
berdekatan. Sudut pandang manusia secara normal pada
bidang vertikal adalah 60°, namun bila melihat secara lurus ke
depan atau menuju ke titik objek secara intensif maka sudut
pandangannya menjadi 1°. Mirten dalam tulisannya, Skala in
Civil Design, menyatakan bahwa bila orang melihat lurus ke
depan maka bidang pandangan vertikal di atas bidang
pandangan horizontal mempunyai sudut 40°. Orang dapat
melihat keseluruhan bila sudut pandangannya 27°, atau dalam

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 18
USULAN TEKNIS

perbandingan jarak bangunan (distance) dibagi dengan


tinggi bangunan (house) sama dengan 2. Menurut Yoshinobu
Ashiara dalam buku Open Spaces menuliskan tentang
perbandingan antara jarak antarbangunan (D) dan tinggi
bangunan (H) sebagai berikut.
D/H=1 , ruang terasa seimbang dalam perbandingan jarak
dan tinggi bangunannya. D/H<1 , ruang yang terbentuk akan
terlalu sempit dan memberikan rasa tertekan. D/H>1 , ruang
terasa agak besar. D/H>/2 , pengaruh ruang tidak akan terasa.
Sedangkan menurut Paul D. Spriegen, perbandingan antara
tempat seseorang berdiri (D) dengan objek tinggi
bangunannya (H), bila; D/H=1 , cenderung memperhatikan
detail daripada keseluruhan bangunan. D/H=2 , cenderung
untuk melihat bangunan sebagai sebuah komponen
keseluruhan bersama dengan detailnya. D/H=3 , bangunan
terlihat dalam hubungan dengan lingkungannya. D/H=2 ,
bangunan dilihat sebagai pembatas ke depan saja.
- Skala dalam hubungannya dengan Gambar dan Peta Skala
dalam gambar dan peta dinyakan dalam :
1. Skala angka atau skala pecahan (numeric scale/fraction scale)
Perbandingan jarak pada peta dengan jarak yang sebenarnya
dinyatakan dalam bentuk angka/pecahan yang sederhana.
Contoh :
Skala 1 : 100, artinya 1 cm di peta/gambar = 100 cm keadaan
yang sebenarnya di lapangan. Skala 1 : 50.000, artinya. 1 cm di
peta/gambar = 50.000 cm di lapangan.
2. Skala verbal (skala 1 inc : 1 mil atau skala 1 cm : 1 km) Jenis skala
ini sering dipergunakan terutarna pada peta topografi di Amerika
atau negara-negara lain yang menggunakan satuan bukan
metrik.
Contoh:
Skala 1 inci : 4 mil, 1 inci di peta. 4 mil di lapangan.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 19
USULAN TEKNIS

Skala 1 cm : 5 krn, 1 cm di peta 5 km di lapangan.


3. Skala grafik (grafic scale atau bar scale)
Skala ini ditunjukkan oleh garis lurus yang dibagi dalam bagian-
bagian yang sama di mana tiap bagian menunjukkan kesatuan-
kesatuan yang sama.
Untuk memperbesar atau memperkecil skala peta ada beberapa
cara. Salah satunya adalah dengan Square Method. Yaitu
dengan membuat garis bantu berupa petak-petak atau garis grid
pada, kertas gambar yang baru. Petak garis bantu tersebut
disesuaikan dengan perbesaran atau perkecilan peta yang
diinginkan.
Contoh:
Pada peta dengan skala 1 : 5.000, dibuat garis petak-petak
dengan ukuran 4 cm. Bila kita ingin memperkecil menjadi skala, 1 :
20.000, maka garis bantu petak yang dibuat pada kertas gambar
baru sebesar:
B. SIRKULASI
Kinetika dari gerakan merupakan suatu studi tentang sifat gerakan. Studi
tentang pergerakan ini diuraikan oleh J.O. Simond, Landscape Architecture dan
beberapa buku rujukan, antara lain Laurie, An Introduction to Landscape
Architecture; Eckbo, Urban Landscape Design dan Ruben¬stein, Guide to Site
and Environmental Planning.
Pada uraian di bawah ini akan disarikan pendapat tentang pergerakan
kinetika.
1. Berbagai Bentuk Lintasan
Macam-macam bentuk lintasan, antara lain:
• bentuk bergelung-gelung
• bentuk menyimpang
• bentuk melingkar
• bentuk berliku
• bentuk hiperbolis
• bentuk centrifugal

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 20
USULAN TEKNIS

• bentuk centripetal
• bentuk berbelok ke kiri ke kanan
• bentuk melayang ke atas
• bentuk mendaki
• bentuk descending
• bentuk busur
• bentuk langsung
BENTUK LINTASAN DALAM GRAFIK
Kecepatan dari pergerakan itu dapat bervariasi mulai dari gerak
lambat (merayap, merangkak) hingga gerak cepat (kilat).
Sifat gerak yang dapat ditampilkan antara lain:
• sifat menenangkan (soothing)
• sifat mencengangkan (startling)
• sifat mengagetkan (shocking)
• sifat mematahkan (baffling)
• sifat logis (logical)
• sifat bertahap-tahap (sequential)
• sifat maju (progressive)
• sifat bertingkat-tingkat (hieratic)
• sifat lurus (tinier)
• sifat bergelombang (wayelike)
• sifat mengalir (flowing)
• sifat bercabang (branching)
• sifat menyebar (diverging)
• sifat mengumpul (converging)
• sifat malu-malu, ragu-ragu (timorous)
• sifat kuat (forceful)
• sifat meluas (expanding)
• sifat berkerut (contracting)
Perpaduan antara kecepatan gerak dan sifat pergerakan terhadap
suatu subjek akan menghasilkan suatu rasa emosional tertentu,

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 21
USULAN TEKNIS

sehingga dalam mendesain suatu lintasan gerak, harus dikontrol


dengan hati-hati.
2. Manusia dan Pergerakan
a. Faktor-faktor yang merangsang manusia untuk cenderung
bergerak, antara lain:
• bila ada sesuatu yang menyenangkan
• bila ada bends-bends yang diinginkan
• sedikit mempunyai halangan
• adanya tanda atau petunjuk yang jelas dan mengarah
• bila ada sesuatu yang sesuai atau cocok
• bila sesuatu mempunyai kegunaan
• bila sesuatu mempunyai days tarik
• untuk menuju jalan masuk
• bila ada sesuatu yang berbeda
• untuk mencapai suatu tujuan
• bila ada sesuatu yang menakjubkan dan rasa ingin tahu
• bila menerima sesuatu
• menuju suatu titik yang mempunyai warna dan tekstur terkuat
• bila ada ruang-ruang yang menyenangkan
• bila ada rasa petualangan
• bila ada sesuatu yang indah, permai
• menuju objek atau daerah dan ruang yang cocok dengan hati
atau kebutuhannya.
Pola sirkulasi yang berliku-liku di Universitas Colorado (Rubenstein,
H., A Guide to Site and Environment Planning hlm. 54)
b. Faktor-faktor yang merangsang manusia untuk menolak bergerak,
antara lain:
• ada rintangan
• ada sesuatu yang tidak menyenangkan
• ada sesuatu di luar perhatian
• ada sesuatu gesekan ada suatu penolakan
• ada sesuatu kekerasan

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 22
USULAN TEKNIS

• ada permukaan yang curam


• ada sesuatu yang monoton
• kebosanan
• sesuatu yang'tidak diinginkan
• sesuatu yang melarang
• ada bahaya
• ada sesuatu yang tak serasi
c. Faktor yang membimbing manusia dalam pengarahan gerakan
adalah
• gubahan dari bentuk-bentuk alarn.
• adanya pembagi ruang-ruang
• adanya tanda-tanda atau simbol-simbol
• adanya dinding pengarah atau penahan
• adanya pola sirkulasi
• tersedianya lajur-lajur
• bentuk-bentuk ruang
d. Faktor yang merangsang manusia untuk beristirahat:
• kondisi kenikmatan, kesenangan
• kesempatan untuk menangkap view, objek atau detail yang
jelas
• halangan untuk bergerak
• terlibat dalam keadaan tanpa tujuan
• kesempatan untuk sesuatu yang bersifat pribadi
• kesempatan untuk konsentrasi
• ketidakmampuan untuk maju
• adanya gubahan yang menyenangkan untuk bentuk dan
ruang
3. Jenis Pergerakan dan Pengaruhnya Bagi Manusia
a. Pergerakan Horizontal
Pengaruh pergerakan horizontal pada manusia dikarenakan
adanya:

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 23
USULAN TEKNIS

• pergerakan lebih mudah, lebih bebas, dan lebih efisien pada


bidang horizontal
• perubahan arah lebih mudah
• pergerakan lebih aman
• pemilihan alternatif arah lebih banyak
• pergerakan lebih mudah dikontrol
• pergerakan lebih stabil karena keseimbangan gaga tarik bumf
• pandangan terhadap objek yang bergerak lebih mudah
dikontrol
• mudah melihat objek-objek yang vertikal
b. Pergerakan Menurun atau ke Bawah
Pengaruh pergerakan ke bawah pada manusia karena adanya:
• usaha atau tenaga yang dikerahkan berkurang, namun sudu
• kemiringan harus dipertimbangkan
• adanya perasaan untuk bersembunyi, perlindungan, atau
privacy perlindungan bawah tanah
• seakan-akan kembali ke alam primitif
• adanya konsep penyimpanan bawah tanah
c. Pergerakan Mendaki atau ke Atas
Pengaruh pergerakan ke atas pada manusia adalah
• bersifat menggembirakan
• membutuhkan tenaga tambahan
• merasa berpisahan dengan benda-benda di tanah
• mengambang dekat dengan matahari
• menambah rasa memiliki bidang lantai
• mendekatkan diri pada Yang Mahakuasa
• usaha mencapai menara
• konsep manusia menantang langit
• berkesan kuat
• menakjubkan
• dramatis
4. Pengaruh Jarak Pada Sirkulasi

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 24
USULAN TEKNIS

Jarak dapat mengganggu pola sirkulasi yang diterapkan. Jarak yang


terlalu jauh menyebabkan pola sirkulasi yang direncanakan tidak
sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Perancang mempunyai tugas
untuk memperkecil halangan tersebut, apalagi bila sirkulasi tersebut
dikaitkan dengan faktor kecepatan dan pertimbangan ekonomi. Hal
ini dapat diatas dengan penerapan pola sirkulasi yang bersifat
langsung dan praktis.
C. TATA HIJAU
Elemen lansekap pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 (dua)
golongan besar, yaitu
• Elemen keras (hard material); perkerasan, bahan statis.
• Elemen lembut (soft materiao; tanaman, air.
Bagi seorang arsitek lansekap, yang banyak menangani hubungan
antara manusia, alam, dan teknologi bahan (bahan perkerasan serta, bahan
alami) maka, materi tanaman merupakan salah satu faktor penting dalam
perancangan lansekap.
Elemen lembut (soft material) tidak mempunyai bentuk yang tetap dan
selalu berkembang sesuai masa pertumbuhannya sehingga menyebabkan
bentuk dan ukuran yang selalu berubah. Perubahan tersebut terlihat dari
bentuk, tekstur, warna, dan ukurannya. Perubahan ini diakibatkan oleh karena
tanaman adalah makhluk yang selalu tumbuh dan dipengaruhi pula oleh faktor
alam dan tempat tumbuhnya.
Dalam kaitannya dengan perancangan lansekap, tata, hijau atau
planting design merupakan satu hal pokok yang menjadi dasar dalam
pembentukan ruang luar. Penataan dan perancangan tanaman mencakup:
habitus tanaman, karakter tanaman, fungsi tanaman, dan peletakan tanaman.
1. Habitus Tanaman
Habitus tanaman adalah tanaman yang dilihat dari segi botanic/
morphologic, sesuai dengan ekologis dan efek visual.
Segi botanic/morphologic, tanaman dibagi menjadi:
•Pohon batang berkayu, percabangan jauh dari tanah, berakar
dalam, dan tinggi di atas 3,00 meter.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 25
USULAN TEKNIS

•Perdu batang berkayu, percabangan dekat dengan tanah, berakar


dangkal, dan tinggi 1,00-3,00 meter.
• Semak batang tidak berkayu, percabangan dekat dengan tanah,
berakar dangkal, dan tinggi 50 cm - 1,00 meter.
• Penutup tanah : batang tidak berkayu, berakar dangkal, dan tinggi
20 cm-50 cm.
• Rerumputan
Segi ekologis, tanaman dilihat dari tempat hidupnya.
• Dataran rendah
• Dataran tinggi
• Lereng
• Gurun
• Danau
• Pantai
2. Karakter Tanaman
Efek Visual
Karakteristik fisik tanaman dapat dilihat dari bentuk batang dan
percabangannya, bentuk tajuk, massa dawn, massa bunga, warna,
tekstur, aksentuasi, skala ketinggian dan kesendiriannya.
Pemilihan jenis tanaman dalam suatu desain lansekap merupakan
suatu seni dan ilmL. pengetahuan. Seni karena menyangkut komposisi
elemen desain seperti warna, bentuk, tekstur, dan kualitas desain
yang berubah karena sangat dipengaruhi oleh iklim, usia, dan faktor
alam. llmu pengetahuan menyangkut dari teknik peletakan, teknik
penanaman dan pertumbuhannya.
Pemilihan jenis tanaman tergantung pada:
• fungsi tanaman, sesuai dengan tujuan perancangan;
• peletakan tanaman, sesuai dengan fungsi tanaman.
3. Fungsi Tanaman
Tanaman tidak hanya mengandung/mempunyai nilai estetis saja, tapi
juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lingkungan.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 26
USULAN TEKNIS

Adapun fungsi tanaman adalah: (baca, Carpenter, Phillip L.,


Theodore D. Walker, Lanphear F.,1975, Plants in the Landscape).
Berbagai fungsi tanaman dapat dikategorikan sebagai berikut.
• Kontrol pandangan (Visual control)
• Pembatas fisik (Physical barriers)
• Pengendali iklim (Dimate control)
• Pencegah erosi (Erosion control)
• Habitat satwa (Wildlife habitats)
• Nilai estetis (Aesthetic values)
a. Kontrol Panda nga n (Visual Control)
Menahan silau yang ditimbulkan oleh sinar matahari, lampu jalan,
dan sinar lampu kendaraan pada:
1) Jalan raya
Dengan peletakan tanaman di sisi jalan atau di jalur tengah jalan.
Sebaiknya dipilih pohon atau perdu yang padat. Padajalurjalan
raya bebas hambatan, penanaman pohon tidak dibenarkan
pada jalur median jalan. Sebaiknya pada jalur median ditanami
tanaman semak, agar sinar lampu kendaraan dari arah yang
berlawanan dapat dikurangi.
2) Bangunan
Peletakan pohon, perdu, semak, ground cover, dan rumput dapat
menahan pantulan sinar dari perkerasan, hempasan air hujan,
dan menahan jatuhnya sinar matahari ke daerah yang
membutuhkan keteduhan.
3) Kontrol pandangan terhadap ruang luar
Tanaman dapat dipakai untuk komponen pembentuk ruang
sebagai dinding, atap, dan lantai. Dinding dapat dibentuk oleh
tanaman semak sebagai border. Atap dibentuk oleh tajuk pohon
yang membentuk kanopi atau tanaman merambat pada
pergola. Sedangkan sebagai lantai dapat dipergunakan
tanaman rumput atau penutup tanah (ground covers). Dengan

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 27
USULAN TEKNIS

demikian pandangan dari arah atau ke arah ruang yang


diciptakan dapat dikendalikan.
4) Kontrol pandangan untuk mendapatkan ruang pribadi
(privacyspace)
Tanaman dapat dipergunakan untuk membatasi pandangan dari
arch luar dalam usaha untuk menciptakan ruang pribadi /privacy
space. Ruang pribadi ini biasanya ruang yang terlindung dari
pandangan orang lain. Memerlukan penempatan tanaman
pembatas pandangan setinggi 1,50 — 2,00 meter.
5) Kontrol pandangan terhadap hat yang tidak menyenangkan
Tanaman dapat pula dimanfaatkan sebagai penghalang
pandangan terhadap hal-hal yang tidak menyenangkan untuk
ditampilkan atau dilihat seperti timbunan sampah, tempat
pembuangan sampah, dan galian tanah.
b. Pembatas Fisik (Physical Barriers)
Tanaman dapat dipakai sebagai penghalang pergerakan
manusia dan hewan. Selain itu juga dapat berfungsi
mengarahkan pergerakan.
c. Pengendali Wirn (Dimate Control)
Tanaman berfungsi sebagai pengendali iklim untuk kenyamanan
manusia. Faktor iklim yang mempengaruhi kenyamanan manusia
adalah suhu, radiasi sinar matahari, angin, kelembapan, suara,
dan aroma.
1) Kontrol radiasi sinar matahari dan suhu
Tanaman menyerap pans dari pancaran sinar matahari dan
memantulkannya sehingga menurunkan suhu dan iklim mikro.
2) Kontroll pengendali angin
Tanaman berguna sebagai penahan, penyerap, dan
mengalirkan tiupan angin sehingga menimbulkan iklim mikro.
Jenis tanaman yang dipakai harus diperhatikan tinggi pohon,
bentuk tajuk, jenis, kepadatan tajuk tanaman, serta lebar tajuk.
3) Pengendali suara

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 28
USULAN TEKNIS

Tanaman dapat menyerar; suara kebisingan bagi daerah yang


membutuhkanketenangan. Pemilihan jenis tanaman
tergantungdari tinggi pohon, lebar tajuk, dan komposisi
tanaman .
4) Penyaring Udara
Tanaman sebagai filter atau penyaring debu, bau, dan
memberikan udara segar.
d. Pencegah Erosi (Erosion Control)
Kegiatan manusia dalam menggunakan lahan, selain
menimbulkan efek positif juga menyebabkan efek negatif
terhadap kondisi tanah/lahan. Misal dalam pembentukan muka
tanah, pemotongan dan penambahan muka tanah (cut and fill,
penggalian tanah untuk danau buatan. Kondisi tanah menjadi
rapuh dan mudah tererosi oleh karena pengaruh air hujan dan
embusan angin yang kencang. Mar tanaman dapat mengikat
tanah sehingga tanah menjadi kokoh dan tahan terhadap
pukulan air hujan serta tiupan angin. Selain itu dapat pula
berfungsi untuk menahan air hujan yang jatuh secara tidak
langsung ke permukaan tanah.
e. Habitat Satwa (Wildlife Habitats)
Tanaman sebagai sumber makanan bagi hewan Berta tempat
berlindung kehidupannya. Hingga secara tidak langsung tanaman
dapat membantu pelestarian kehidupan satwa.
f. Nilai Estetis (Aesthetic Values)
Memberikan nilai estetika dan meningkatkan kualitas lingkungan
(baca buku Austin, Richard L., Designing with Plants., 1982).
Nilai estetika dari tanaman diperoleh dari perpaduan antara
warna (dawn, batang, bunga), bentuk fisik tanaman (batang,
percabangan, dan tajuk), tekstur tanaman, skala tanaman, dan
komposisi tanaman.
Nilai estetis tanaman dapat diperoleh dari satu tanaman,
sekelompok tanaman yang sejenis, kombinasi tanaman berbagai

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 29
USULAN TEKNIS

jenis ataupun kombinasi antara tanaman dengan elemen


lansekap lainnya.
Sebagai contoh, tanaman dapat menimbulkan nilai estetis yang
terjadi dari bayangan tanaman terhadap Binding, lantai, dan
menimbulkan bayangan yang berbeda-beda akibat angin dan
waktu terjadinya bayangan. Demikian pula bila tanaman
diletakkan pada tepi atau sekeliling kolam akan menimbulkan
bayang-bayang yang dicerminkan oleh permukaan air (refleksi).
Ini menghasilkan suatu pemandangan yang menarik. Dalam
konteks lingkungan, kesan estetis itu menyebabkan nilai
kualitasnya akan bertambah.
a. Warna
Warna batang, daun, dan bunga dari suatu tanaman dapat
menimbulkan efek visual tergantung dari refleksi cahaya yang
jatuh pada tanaman tersebut. Warna daun dan bunga dari
tanaman dapat menarik perhatian manusia, binatang, dan
mempengaruhi emosi yang melihatnya. Efek psikologis yang
ditimbulkan dari warna seperti telah diuraikan sebelumnya,
yakni warna cerah memberikan rasa senang, gembira dan
hangat. Sedangkan warna lembut memberikan kesan tenang
dan sejuk. Bila beberapa jenis tanaman dengan berbagai
warna dipadukan dan dikomposisikan akan menimbulkan nilai
estetika.
b. Bentuk
Bentuk tanaman dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan
bentuk 2 atau 3 dimensi, memberi kesan dinamis, indah,
memperlebar atau memperluas pandangan, ataupun sebagai
aksentuasi dalam suatu ruang.
c. Tekstur
Tekstur suatu tanaman ditentukan oleh
batang/percabangannya, massa daun, Berta jarak
penglihatan terhadap tanaman tersebut. Tekstur tanaman

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 30
USULAN TEKNIS

juga mempengaruhi secara psikis dan fisik bagi yang


memandangnya.
d. Skala
kala atau proporsi tanaman adalah perbandingan besaran
tanaman dengan tanaman lain atau perbandingan antara
tanaman dengan lingkungan sekitarnya.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 31
USULAN TEKNIS

4. Peletakan Tanaman
Peletakan tanaman haruslah disesuaikan dengan tujuan dari
perancangannya tanpa melupakan fungsi daripada tanaman yang
dipilih.
Pada peletakan ini harus pula dipertimbangkan kesatuan dalam
disain atau Unity, yaitu antara lain baca Hannebaum, Leroy, 1981,
Landscape Design).
• Variasi (Variety)
• Penekanan (Accent)
• Keseimbangan (Ballance)
• Kesederhanaan (Simplicity)
• Urutan (Sequence)
Jadi, dalam perancangan tanaman lansekap, pemilihan jenis
tanaman merupakan faktor penting.
Di bawah ini terdapat Label pola tata hijau yang banyak
dipergunakan untuk menginformasikan jenis dan karakteristik
tanaman yang akan digunakan dalam desain lansekap.
NO. NAMA TANAMAN D/T BENTUK TAJUK PELETAKAN
1. Cemara junghuniana
CEMARA GUNUNG 6/20 m Segitiga Sepanjang tepi jalan raga
2. Anindi nariaja ponica
BAMBU HALOS 1,516m Rumpun Tepi jalan keluar kendaraan. Area
parkir
3. Cupressus papuana
CEMARA GEMBEL 2,5/5 m Segitiga Parlor
4. Mimusops elengi
TANJUNG 8/8m Bebas Parlor Tepi jalan
5. Cupressus sempervirens
CEMARA TIANG 2,5/5 m Segitiga Man sekunder
6. Araucania exelsa
CEMARA SUSUN 10/30 m Segitiga Pembentuk ruang Tepi jalan
sekunder

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 32
USULAN TEKNIS

7. Canarium comune
KENARI 6/22 m Bebas Tepi jalan raga
8. Maniltoa gemipara
BUNGA SAPU TANGAN 6/15 m Kubah Untuk identitas lokasi
Peneduh
9. Allenga exelsa
RASAMALA 8/20 m Bebas Sebagai peneduh
Pencegah erosi
10. Dan sebagainya, dapat dilihat dalam buku Planting Plan,
Carpenter.

D. FASILITAS PARKIR.
Dengan semakin banyak dan berkembangnya alai transportasi darat
serta semakin banyaknya lokasi kegiatan manusia yang tersebar di berbagai
tempat, maka kebutuhan sarana jalan kendaraan semakin meluas. Sejalan
dengan perkembangan tersebut, maka kebutuhan akan tempat parkir semakin
meningkat terutama di kota besar dan di tempat yang padat aktivitas. Tempat
rekreasi, kawasan perkantoran, kawasan permukiman, dan kegiatan lainnya
menuntut tersedianya tempat parkir. Hampir semua aktivitas kegiatan di ruang
terbuka memerlukan sarana tempat parkir. Kebutuhan akan tempat parkir
dalam suatu perancangan tapak lansekap merupakan bagian dari prasarana
lingkungan. Beberapa pengertian mengenai tempat parkir, adalah sebagai
berikut.
1. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya,
(Poerwadarminta, 1984).
2. Parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu yang
lama atau sebentar tergantung pads kendaraan dan kebutuhannya (Peraturan
Lalu Lintas).
3. Parkir adalah tempat menempatkan dengan memberhentikan kendaraan
angkutan/ barang (bermotor maupun tidak bermotor) pads suatu tempat
dalam jangka waktu tertentu (Taju, 1996).

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 33
USULAN TEKNIS

4. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat
sementara (Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir DirekturJenderal
Perhubungan Darat).
Lokasi di mana kendaraan diparkirkan dinamakan fasilitas parkir. Peran
fasilitas parkir dalam sistem transportasi dapat dilihat dari fungsinya dalam
menyediakan tempat untuk menyimpan kendaraan di tempat-tempat tujuan
perjalanan dari pergerakan lalu lintas. Pergerakan-pergerakan lalu lintas tidak
timbul dengan sendirinya, melainkan sebagai akibat dari pergerakan yang
menuju ke suatu tempat tujuan perjalanan. Di tempat tujuan kendaraan akan
ditinggalkan selama beberapa waktu, saat pemiliknya menyelesaikan
urusannya. Pada saat ditinggalkannya kendaraan inilah sebuah fasilitas parkir
memegang peranan penting. Sebuah fasilitas parkir dikatakan berfungsi
dengan balk apabila dengan adanya fasilitas parkir tersebut tidak terjadi konflik
pada ruas jalan di sekitar lokasi parkir tersebut. Masalah yang timbul pada
fasilitas parkir apabila kebutuhan parkir tidak sesuai atau melebihi kapasitas
parkir yang tersedia, sehingga kendaraan yang tidak tertampung pada tempat
parkir akan mengganggu kelancaran arus lalu lintas, pada ruas jalan sekitarnya.
Dalam penentuan tata letak parkir, mempunyai beberapa kriteria antara
lain sebagai berikut.
1. Parkir terletak pada muka tapak yang datar.
2. Penempatan parkir tidak terlalu jauh dari pusat kegiatan.
1. Parkir Terletak pada Muka Tapak yang Datar
Tempat parkir diusahakan berada pada permukaan yang datar. Apabila
permukaan tanah asal mempunyai kemiringan, maka perlu dipikirkan
penggunaan grading dengan sistem cut and fill. Lokasi permukaan yang datar
pada area parkir dimaksudkan untuk menjaga keamanan kendaraan agar
parkir dengan aman dan tidak menggelinding.
2. Penempatan Parkir Tidak Terlalu Jauh dari Pusat Kegiatan
Hubungan pencapaian antara tempat parkir dengan bangunan atau tempat
kegiatan diusahakan tidak terlalu jauh. Bila jarak antara tempat parkir dengan
pusat kegiatan cukup jauh, maka diperlukan sirkulasi yang jelas dan terarah
menuju area parkir.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 34
USULAN TEKNIS

Ditinjau dari penggunaannya, tempat parkir terbagi atas berikut ini.


• Parkir kendaraan beroda lebih dari 4 (empat), misalkan bus dan truk.
• Parkir kendaraan beroda 4 (empat), misalkan sedan dan mini bus.
• Parkir kendaraan beroda 3 (tiga), misalkan bemo dan motor sispan.
• Parkir kendaraan beroda 2 (dua), misal sepeda dan sepeda motor.
Ditinjau dari sudut perancangannya (desain) maka kriteria dan prinsip
tempat parkir secara garis besar harus memperhatikan faktor berikut.
1. Waktu penggunaan dan pemanfaatan tempat parkir.
2. Banyaknya kebutuhan jumlah kendaraan untuk menentukan luas tempat
parkir.
3. Ukuran dari jenis kendaraan yang akan ditampung.
4. Mempunyai keamanan yang balk dan terlindung dari pangs pancaran sinar
matahari.
5. Cukup penerangan cahaya di malam hari.
6. Tersedianya sarana penunjang parkir, misal tempat tunggu sopir, tempat
sampah.
-) Waktu penggunaan dan pemanfaatan tempat parkir
Untuk kegiatan yang berlangsung sepanjang waktu, maka tempat parkir perlu
dilengkapi dengan penerangan yang Cukup. Penerangan dapat
mempergunakan lampu taman setinggi 2,00 meter ataupun penempatan
lampu jalan merkuri.
-) Banyaknya kebutuhan jumlah kendaraan untuk menentukan luas tempat
parkir
Luas tempat parkir disesuaikan dengan jumlah kendaraan yang hendak
ditampung. Melalui jumlah kendaraan yang ditampung dapat diketahui
perkiraan luas yang dibutuhkan.
-) Ukuran dari jenis kendaraan yang akan ditampung
Perhatikan standart dan ukuran dari jenis kendaraan yang hendak parkir.
-) Mempunyai keamanan yang baik dan terlindung dari pangs pancaran
sinarmatahari Untuk mengurangi pangs sinar matahari di slang hari, tempat
parkir sebaiknya diberikan tanaman peneduh di antara pembatas parkir.
Pemilihan jenis tanaman dilakukan dengan pertimbangan berikut.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 35
USULAN TEKNIS

• Tanaman berbentuk pohon atau perdu.


• Tanaman cukup kuat, tidak mudah patch.
• Tanaman tidak mengeluarkan getah yang dapat merusak cat kendaraan.
• Tanaman mempunyai tajuk yang lebar dan cukup padat.
• Tanaman mempunyai sistem perakaran yang tidak merusak perkerasan.
• Tanaman tidak menggugurkan dahan dan ranting.
Contoh tanaman pohon untuk tempat parkir antara lain:
• Biola cantik (Ficus benyamina)
• Kiara payung (Filicium desifiens)
5) Cukup penerangan cahaya di malam hari
Di malam hari, tempat parkir mempunyai penerangan yang baik.
6) Tersedianya sarana penunjang parkir misal tempat tunggu sopir, tempat
sampah
Tempat parkir perlu dilengkapi tempat tunggu sopir. Pada tempat
tertentu dilengkapi pula dengan pengeras suara untuk memanggil sopir. Karena
tempat parkir merupakan area umum, maka diperlukan pula tempat garde
jaga untuk penjaga keamanan.
3. Bentuk Tempat Parkir
Bentuk tempat parkir kendaraan mempunyai beberapa jenis, yakni
• Parkir tegak lurus (Perpandicular)
• Parkir sudut (Angle)
• Parkir paralel (Parallel)
• Parkir khusus bagi penderita cacat
a. Parkir tegak lurus (Perpandicular)
4. Perkerasan dan Konstruksinya
Ditinjau dari segi perkerasan dan konstruksinya dapat dibagi menjadi:
• perkerasan kedap air, dan
• perkerasan yang menyerap air.
a. Perkerasan kedap air
b. Penggunaan bahan/material paving dimaksudkan agar dapat
menyerap air permukaan seperti air hujan. Walaupun demikian masih
diperlukan pula sistem drainase di sekitar tempat parkir.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 36
USULAN TEKNIS

E. PENCAHAYAAN
Suasana gelap dan terang dihasilkan karena adanya sumber energi
cahaya yang mengarah ke mata manusia. Sumber cahaya yang menuju ke
arah mata ditangkap oleh lensa mata dan diteruskan ke otak melalui saraf
indra mata. Oleh otak manusia, cahaya tersebut diteruskan ke saraf lainnya
hingga menimbulkan perasaan yang bermacam-macam. Secara alamiah
sumber cahaya adalah matahari, bulan dan bintang, serta beberapa species
makhluk hidup (kunang-kunang).
Sedangkan jenis dan bentuk sumber cahaya buatan antara lain:
1. Api pembakaran
2. Lampu minyak (obor, cempor)
3. Lampu minyak gas (petromak)
4. Lampu pijar (bulb light)
5. Lampu sorot (spot light)
6. Lampu neon (neon light)
Fungsi cahaya penerangan di malam hari dalam Arsitektur Lansekap sebagai
berikut.
Penerangan cahaya untuk ruang tempat kegiatan (parkir, plaza, dan
pedestrian)
Fungsi cahaya penerangan di malam hari dalam Arsitektur Landsekap
sebagai berikut.
- penerangan cahaya untuk ruang tempat kegiatan (parkir, plaza, dan
pedestrian)
- penerangan cahaya untuk sirkulasi
- Penerangan cahaya untuk tanaman/pepohonan.
- Penerangan cahaya untuk perabot lansekap (landscape furniture)
- Penerangan cahaya untuk kolam/air mancur
- Penerangan cahaya bagi benda seni (patung, ornamen lansekap)
Dampak Suasana Gelap bagi Manusia, Suasana gelap telah memberikan
dampak pada manusia sebagai berikut:
a. Rasa takut
b. Rasa tidak jelas

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 37
USULAN TEKNIS

c. Rasa menyeramkan

a. Rasa Takut
Pernahkah kita merasakan padamnya, lampu ruangan? Suasana menjadi
gelap gulita dan kita mempunyai perasaan takut dan cemas. Tidak semua
suasana gelap dapat menimbulkan rasa ketakutan. Ketakutan pada suasana
gelap lebih banyak disebabkan adanya faktor pengalaman dan kebiasaan. Di
daerah yang terbatas sumber cahaya penerangan, suasana bagi masyarakat
di sang menjadi hal yang biasa. Perasaan takut timbul karena faktor
pengalaman yang dialami manusia. Misalkan, sejak kecil kita diberikan
gambaran bahwa suasana gelap identik dengan rumah hantu. Akibatnya bila
kita berada pada suasana tersebut akan terbayangkan rumah hantu yang
menakutkan. Apalagi bila suasana gelap terdapat di ruang luar (ruang terbuka)
dengan skala ruang yang besar, menyebabkan timbulnya pemikiran negatif
terhadap sebuah benda. Namun pada umumnya, suasana gelap kurang
memberikan suasana nyaman. Bila kita barn pertama kali memasuki suatu gua
yang gelap, kita mempunyai rasa takut dan tegang. Namun, bila gua tersebut
telah berulang kali kita singgahi, maka perasaan takut akan menghilang. Ini
disebabkan karena kita telah terbiasa.

b. Rasa Tidak Jelas


Suasana gelap gulita membuat semua benda tidak mempunyai sinar pantulan
untuk ditangkap oleh lensa mata. Hingga benda tersebut tidak terlihat dan
menjadi tidak jelas bentuknya.

c. Rasa Menyeramkan
Perasaan menyeramkan terhadap ruang dapat terjadi karena suasana gelap
serta skala ruang yang luas dan langit-langit yang tinggi. Pernahkah kita
mengunjungi tempat pemakaman (kuburan) di malam hari? Dalam suasana
yang sepi, sinar penerangan yang terbatas, skala ruang yang terbuka dengan
langit yang terbentang luas dan bentuk nisan, tentunya akan menimbulkan rasa
seram. Atau bila kita berada pada suatu bangunan berskala besar dengan

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 38
USULAN TEKNIS

cahaya penerangan yang terbatas, kadang kala kita mempunyai persepsi


menyeramkan pada bangunan tersebut. Jadi, perasaan menyeramkan
terhadap ruang dapat ditimbulkan oleh faktor skala dan cahaya penerangan
di samping faktor bentuk, warna, serta teksturnya. Dalam perancangan
Arsitektur Lansekap, suasana gelap dan terang dapat menghasilkan suatu Mai
dan kesan yang menarik terhadap tapak. Tata letak sumber cahaya terhadap
benda atau elemen lansekap menyebabkan terjadinya bayang-bayang yang
menimbulkan rangsangan beraneka ragam. Untuk mendapatkan cahaya
terang, peletakan sumber cahaya dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian.
• Sumber cahaya di atas mata manusia.
• Sumber cahaya setinggi mata man usia.
• Sumber cahaya di bawah mata manusia.
Dilihat dari segi arah sumber cahaya, dapat pula dikategorikan menjadi 3 (tiga)
bagian.
• Arah cahaya tegak lurus ke bawah.
• Arah cahaya tegak lures ke alas.
• Arah cahaya membentuk sudut.
a. Penerangan cahaya sebagai aksentuasi.
b. Penerangan cahaya sebagai pembentuk bayang-bayang.
c. Penerangan cahaya sebagai refleksi.
d. Penerangan cahaya sebagai pengarah sirkulasi.

a) Penerangan cahaya sebagai aksentuasi


Cahaya dapat digunakan untuk memperjelas elemen atau benda yang akan
dijadikan aksentuasi. Misalkan, bila ingin menonjolkan karakter batang pohon
maka kita menempatkan sumber cahaya di bawah pohon dengan sinar ke
arah batang dan dahan pohon dimaksud. Hal ini menimbulkan suasana
romantis terhadap ruang di sekitarnya. Warna sinar akan membantu dalam
menciptakan aksentuasi sesuai tujuan yang diinginkan.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 39
USULAN TEKNIS

b) Penerangan cahaya sebagai pembentuk bayang-bayang


Efek bayangan yang terjadi akibat sinar cahaya terhadap dinding akan
memberikan kesan visual yang atraktif. Bentuk bayang-bayang dapat diatur
dengan memindahkan sumber cahaya dari sudut tertentu.
c) Penerangan cahaya sebagai refleksi
d) Penerangan cahaya sebagai pengarah sirkulasi

F. POLA LANTAI/PATTERN
Pembentukan pola-pola lantai berkaitan dengan perkerasan lantai itu
sendiri. Perkerasan lantai tergantung dari bahan atau material perkerasan yang
dipergunakan. Dalam Arsitektur Lansekap, perkerasan merupakan bagian dari
material yang dipergunakan dalam penyelesaian desain lansekapnya terutama
pada tempat-tempat yang mempunyai intensitas kegiatan tinggi. Intensitas
penggunaan lantai perkerasan yang tinggi antara lain pada jalan setapak,
jalan masuk kendaraan, tempat parkir, area bermain, plaza tempat berkumpul,
dan area tempat duduk. Berbagai bahan/material yang dapat dimanfaatkan
untuk perkerasan lantai antara lain kerikil, batu lempeng, semen, aspal, beton,
batu koral, ubin keramik, dan batu bats. Untuk pembentukan lantai perkerasan
jarang dipergunakan bahan-bahan soft material (rumput). Dua segi yang perlu
diperhatikan dalam pembentukan perkerasan adalah segi fungsional dan segi
estetikanya. Segi fungsi mencakup antara lain:
1. Kegunaan dan Pemanfaatan Lantai Perkerasan
Hampir setiap desain lansekap berkaitan dengan penggunaan lantai
perkerasan. Pemanfaatan lantai perkerasan ini sebagai usaha untuk
memberikan kenyamanan yang optimal bagi pemakai. Ada beberapa
konsep rancangan yang tidak memerlukan lantai perkerasan namun
cukup dikeraskan saia (misal hamparan pasir, hamparan koral). Hal ini
tergantung fungsi penggunaan lantai tersebut. Untuk suatu lapangan voli
pantai atau jogging tracktentunya lantai perkerasan cukup dipadatkan.
Atau konsep perkerasan jalan pintu masuk halaman rumah jika ingin
mengeluarkan suara tertentu cukup diberikan hamparan batu koral yang
akan berbunyi bila diinjak.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 40
USULAN TEKNIS

Umumnya lantai dasar mempergunakan perkerasan. Namun perlu


diperhatikan material perkerasannya. Untuk penggunaan dengan
intensitas tinggi dapat memanfaatkan bahan beton, rabat beton, ubin
keramik atau paving.
Untuk penggunaan yang spesifik (misal area bermain anak, lapangan
olahraga, dan cagar slam) dapat digunakan lantai alami misalnya pasir,
rerumputan, dan tanah yang dipadatkan.
Hal yang perlu diperhatikan dari lantai perkerasan di ruang terbuka
adalah genangan air hujan. Hindarkan genangan air dengan
menerapkan kemiringan lantai menuju arch drainase.
Artinya, penggunaan lantai perkerasan harus disesuaikan dengan fungsi
kegiatannya.

2. Waktu Kegiatan Siang atau Malam Hari


Bila waktu aktivitas penggunaan lantai dilakukan malam hari, diperlukan
adanya cahaya penerangan untuk memperjelas pola lantai yang
dirancang. Penggunaan di siang hari agar diperhatikan pemilihan bahan
yang tidak memantulkan pangs sinar matahari.

3. Bentuk Desain Perkerasan


Dalam pembentukan desain lantai perkerasan harus sejalan dengan
tema rancangannya. Pada dasarnya pola lantai dapat berbentuk alami,
bulat, segitiga, segi empat, segi enam, segi delapan ataupun variasi dari
pola tersebut. Sebagai contoh, bila tema rancangan adalah kedisiplinan
maka dapat diterapkan pola segi empat dengan garis lurus yang
mencerminkan karakter tegas. Bila tema rancangan petualangan,
bentuk pola lantai dapat mengambil bentuk yang atraktif dan alami.

4. Ukuran dan Patokan Umum


Dalam menentukan besaran pola lantai sebaiknya menggunakan
standar umum yang berlaku setempat misalkan standar ukuran ruang
gerak manusia. Sebagai contoh besaran untuk lantai pejalan kaki bagi 2

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 41
USULAN TEKNIS

orang mempunyai lebar 1,50 meter. Untuk ruang gerak bebas manusia
memerlukan lugs 4 meter persegi.

5. Penggunaan Material, Baik Bentuk, Tekstur, maupun Warna


Telah diuraikan di atas bahwa perkerasan berkaitan dengan
penggunaan bahan keras. Oleh karena itu dalam desain, bentuk bahan,
tekstur, dan warna menjadi satu pemikiran yang Baling berhubungan.
Kadang-kadang suatu pola lantai menggunakan beberapa macam
material untuk menghasilkan kombinasi dan variasi yang menarik. Hal
yang perlu diperhatikan dalam desain, yaitu bagaimana agar peralihan
antara 2 bahan yang berbeda itu dapat menghasilkan pola kesatuan
(unity). Demikian halnya dengan tekstur bahan. Hindarkan penggunaan
tekstur halus, licin, dan berkilat pada perkerasan yang langsung
menerima pancaran sinar matahari. Hal ini mengakibatkan pantulan
sinar dan pangs pada lantai.

6. Keamanan Konstruksi
Tidak lepas pula segi keamanan konstruksi. Lantai perkerasan untuk
keperluan aktivitas yang relatif berat (misalkan lapangan olahraga, area
parkir, atau lintasan sepeda), diperlukan kekuatan pondasi dan konstruksi
yang kuat. Bahkan dapat pula ditambahkan dengan penulangan di
dasar lantai.

7. Pola Lantai (Pattern)


Penggunaan lantai perkerasan juga perlu memperhatikan pola (pattern)
yang dirancang. Pola-pola yang dimaksud antara lain pola grid, pola
kotak, pola sisik ikan, pola bulat, pola kombinasi, dan sebagainya.
Fungsi dan penerapan pola lantai perkerasan adalah:
a. Memberi kesan batasan ruang maya.
b. Memperkecil skala ruang lantai.
c. Menambah nilai keindahan lingkungan.
d. Membuat lantai tidak terlalu polos.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 42
USULAN TEKNIS

e. Memberikan kesan intim dan atraktif.


f. Memberikan pengarahan menuju suatu objek.

G. KENYAMANAN
Kenyamanan adalah segala sesuatu yang memperlihatkan penggunaan
ruang secara harmonis, balk dari segi bentuk, tekstur, warna, aroma, suara,
bunyi, cahaya, atau lainnya. Hubungan yang harmonis dimaksud adalah
keteraturan, dinamis, dan keragaman yang Baling mendukung terhadap
penciptaan ruang bagi manusia. Sehingga mempunyai nilai keseluruhan yang
mengandung keindahan. (J.0. Simond, 1997, Landscape Architecture)
Kenyamanan dapat pula dikatakan sebagai kenikmatan atau kepuasan
manusia dalam melaksanakan kegiatannya. (Albert Rutlegde, Anatomy of Park)
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenyamanan
a. Sirkulasi
Sistem sirkulasi sangat erat hubungannya dengan pola penempatan
aktivitas dan penggunaan tapak sehingga merupakan pergerakan dari ruang
satu ke ruang yang lain. Kenyamanan dapat berkurang akibat dari sirkulasi
yang kurang balk, misalnya kurangnya kejelasan sirkulasi, tidak adanya hierarki
sirkulasi, tidak jelasnya pembagian ruang antara sirkulasi pejalan kaki dan
sirkulasi kendaraan, penggunaan fungsi ruang sirkulasi yang berbeda (misal
trotoar dijadikan tempat berjualan). Untuk hal tersebut, hendaknya diadakan
pembagian sirkulasi antara manusia dan kendaraan.
1) Sirkulasi kendaraan
Secara hierarki dapat dibagi menjadi 2 (dua) jalur kendaraan, yakni,
Jalurdistribusi, jalur untuk gerak perpindahan lokasi Oalur cepat) dan
Jalurakses, jalur yang melayani hubungan jalan dengan pintu masuk bangunan.
Kedua jalur tersebut perlu dipisah untuk memperlancar lalu lintas. Fasilitas
penunjang berupa rambu-rambu lalu lintas dan ruang parkir harus disesuaikan
dengan ruang yang tersedia.
2) Sirkulasi manusia
Sirkulasi manusia dapat berupa pedestrian atau mall yang membentuk
hubungan erat dengan aktivitas kegiatan di dalam tapak. Hal yang perlu

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 43
USULAN TEKNIS

diperhatikan, antara lain lebar jalan, pola lantai, kejelasan orientasi, lampu
jalan, dan fasilitas penyeberang.
b. lklim atau Kekuatan Alam
1. Radiasi sinar matahari
Dapat mengurangi rasa nyaman terutama pada daerah tropik,
khususnya di slang hari, maka diperlukan adanya peneduh. Hal ini
tidak berlaku bagi daerah rekreasi di pantai karena pada daerah
tersebut sinar matahari merupakan potensi atraktif.
2. Angin
3. Arah angin pada suatu daerah perlu diperhatikan dalam pengolahan
tata ruang luar. Hal ini dimaksudkan agar tercipta pergerakan angin
mikro yang sejuk dan menyenangkan bagi kegiatan manusia. Pada
ruang terbuka yang lugs jika diperlukan dapat ditempatkan
elemen¬elemen penghalang angin (windbreak) agar kecepatan
angin kencang dapat diperlambat sehingga tercipta suasana yang
nyaman.
Untuk daerah tropik, temperatur di siang hari relatif cukup pangs.
Apalagi pada ruang terbuka yang sedikit pepohonan. Untuk
mendapatkan iklim mikro yang sejuk maka perlu ditempatkan pohon
peneduh dengan tajuk melebar.
4. Curah hujan
Faktor ini sering menimbulkan gangguan terhadap aktivitas manusia
di ruang luar. Oleh karenanya perlu disediakan tempat berteduh
apabila terjadi hujan (shelter, gazebo).
5. Temperatur
Untuk daerah tropik, temperatur di siang hari relatif cukup panas.
Apalagi pada ruang terbuka yang sedikit pepohonan.

c. Kebisingan
Pada daerah yang padat misal perkantoran dan industri, kebisingan
adalah masalah pokok yang dapat mengganggu kenyamanan bagi
penduduk di sekitarnya. Oleh karenanya untuk mengurangi

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 44
USULAN TEKNIS

kebisingan tersebut dapat kita pakai tanaman dengan pola dan


ketebalan yang rapat.
d. Aroma atau Bau-bauan
Terutama pada daerah pembuangan sampah maka bau yang tidak
enak akan tercium oleh orang yang melaluinya. Untuk mengurangi
hal tersebut, maka sumber bau tersebut dilokalisasikan dan
ditempatkan pada area yang tertutup dari pandangan visual serta
dihalangi oleh tanaman pepohonan/semak ataupun dengan
peninggian muka tanah .
e. Bentuk
Bentuk elemen landscape furniture harus disesuaikan dengan ukuran
standar manusia agar Skala yang dibentuk mempunyai rasa nyaman.
Sebagai contoh, bentuk bangku taman harus mempunyai fungsi
yang jelas dan sesuai ukuran agar bila dimanfaatkan oleh manusia
akan terasa nyaman.
f. Keamanan
Keamanan merupakan masalah yang penting, karena ini dapat
mengganggu dan menghambat aktivitas yang dilakukan. Pengertian
dari keamanan bukan saja mencakup segi kejahatan (kriminal), tapi
juga termasuk kekuatan konstruksi dari elemen lansekap, tata letak
elemen, bentuk elemen, dan kejelasan fungsi.
g. Kebersihan
Sesuatu yang bersih selain menambah daya tarik lokasi, juga
menambah rasa nyaman karena bebas dari kotoran sampah dan
bau¬bauan yang tidak menyenangkan. Untuk memenuhi hal
tersebut kiranya perlu ditempatkan dan disediakan baksampah
sebagai elemen lansekap serta tempat pembuangannya. Selain itu
pada daerah tertentu yang menuntut kebersihan tinggi, pemilihan
jenis tanaman pohon dan semak agar memperhatikan kekuatan
daya rontok daun dan buah.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 45
USULAN TEKNIS

h. Keindahan
Keindahan merupakan hal yang perlu diperhatikan guna
memperoleh kenyamanan. Hal tersebut mencakup masalah
kepuasan batin dan panca
indra, hingga rasa nyaman dapat diperoleh. Sulit untuk menilai
suatu keindahan. Setiap orang mempunyai persepsi yang
berbeda terhadap sesuatu yang dikatakan indah. Kapan sesuatu
benda dikatakan indah? Namun dalam hal nyaman maka
keindahan dapat diperoleh dari segi bentuk, warna dan komposisi
susunan tanaman, serta komposisi elemen perkerasan.

H. DRAINASE
Drainase atau saluran pembuangan merupakan salah satu faktor yang
sangat penting dalam suatu perancangan tapak. Ruang luar suatu tapak yang
telah dirancang dengan baik, apabila terdapat bagian dari tapak yang
tergenang air akan menyebabkan rancangan menjadi tidak sempurna.
Genangan airyang tidak terencana menyebabkan efek visual yang kurang
baik, selain itu dapat merusak konstruksi perkerasan. Bila genangan air terjadi
pada tanah permukaan lunak atau bidang alas rerumputan, mengakibatkan
rumput menjadi rusak dan coati, demikian pula dengan tanaman hias.
Pengadaan saluran air pada tapak yang dirancang sangat mutlak dipikirkan.
Penempatan dan pemikiran tentang sistem saluran pembuangan air limbah
atau air hujan bukanlah perkara mudah. Diperlukan adanya suatu pemikiran
yang komprehensif mengingat saluran pembuangan merupakan suatu jaringan
yang berhubungan dengan saluran perkotaan. Oleh karenanya pertimbangan
terhadap sistem aliran air dan bentuk-bentuk saluran perlu diperhatikan.
Untuk pengolahan tapak dengan permukaan tanah yang bergelombang atau
berkontur, maka pemecahan masalah drainase atau saluran air lebih remit
dibandingkan dengan permukaan tanah yang relatif rata. Namun kedua
bentuk permukaan tanah tersebut mempunyai keuntungan dan kerugian
terhadap saluran pembuangan. Pada tanah yang berkontur, aliran air akan
bergerak dari kontur tertinggi menuju kontur terendah. Artinya akan selalu

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 46
USULAN TEKNIS

terjadi aliran air secara alamiah. Sedangkan pada tapak dengan tanah yang
relatif datar, maka kemiringan saluran perlu diperhitungkan agar air buangan
dapat mengalir menuju saluran pembuangan kota.
1. Sumber Aliran Air
Air pada hakikatnya dapat bersifat statis dan dinamis yang dapat
menimbulkan kerusakan dan keuntungan bilamana air bergerak.
Bergeraknya air menjadi suatu aliran disebabkan karena adanya
daya tarik bumi (gravitasi), serta tekanan yang dapat menuju ke
semua arch.
Cepat lambatnya aliran air di atas tanah tergantung dari kemiringan
tanah dan daya resap tanah. Daya resap (masuknya air ke dalam
tanah) tergantung pada besar kecilnya pori-pori tanah itu sendiri.
Air yang mengalir di permukaan tanah berasal dari:
• buangan air hujan, dan
• buangan air sisa kegiatan manusia.
Di daerah beriklim tropis, hujan turun sepanjang tahun, terutama
pada daerah dataran tinggi atau daerah pegunungan. Site atau
tapak rancangan yang terletak pada daerah tersebut, memiliki aliran
air hujan yang cukup banyak dan memungkinkan terjadi banyaknya
genangan air sehingga diperlukan saluran pembuangan yang
intensif.
Yang dimaksudkan dengan air buangan sisa (limbah cair) kegiatan
manusia adalah air buangan yang berasal dari pemakaian air untuk
mandi, cuci, WC, dan penyiraman pemeliharaan tanaman.
Sebelum menentukan sistem dan bentuk saluran pembuangan, maka
perlu diketahui bebprapa hal yang menyangkut tentang air.
2. Sifat Air
Air adalah zat cair yang mempunyai permukaan rata. Karena
pengaruh gravitasi maka permukaan air selalu horizontal; tidak
berwarna dan tembus cahaya (dalam keadaan murni); mempunyai
warna dan keruh (bila telah tercemar); tidak berbentuk kekal selalu
berubah sesuai dengan tempatnya. Air yang mengalir dapat

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 47
USULAN TEKNIS

membawa benda-benda yang telah lapuk, menjadi butiran kasar


dan halus, menuju tempat yang lebih rendah.
Volume air dinyatakan dengan satuan liter, berat air selalu
dinyatakan dengan satuan kilogram per liter dan kecepatan air
dinyatakan dengan satuan isi volume/kubikasi per detik (ml/detik).
Aliran kecepatan air permukaan tanah tergantung dari kemiringan
tanah, kondisi tanah (besar kecilnya pori-pori tanah), banyaknya
tanaman permukaan tanah, dan pengaruh gravitasi bumi.
3. Sistem Saluran Pembuangan
Untuk menentukan sistem saluran pembuangan perlu diketahui
terlebih dahulu hal berikut.
a) Tujuan dan sasaran dari rancangan tapak yang direncanakan.
Misal sebagai lapangan golf, lapangan olahraga, rekreasi, atau
lainnya. Untuk lapangan golf, sistem saluran pembuangan air hujan
mempergunakan sistem saluran bawah tanah, demikian pula dengan
lapangan sepak bola.
b) Perbedaan ketinggian antara lokasi saluran induk buangan kota
dengan lokasi daerah genangan air atau lokasi tapak. Hal ini
dimaksudkan untuk menentukan perbedaan elevasi dasar saluran
terhadap saluran lainnya; kecepatan aliran air permukaan atau air
buangan; berapa banyak air permukaan dapat meresap ke dalam
tanah; dan berapa banyak tanaman yang dapat menahan run off di
sekitar tapak.
c) Volume air buangan yang hendak ditampung dan dialirkan. Hal ini
diperlukan untuk menghitung secara matematik berdasarkan
rumus¬rumus kapasitas daya tampung air guna menentukan besaran
ukuran saluran.
Tentang hubungan antara sistem saluran pembuangan dengan aliran
air permukaan, White, dalam buku Concept Source Book (terjemahan
Onggo Diputro, Penerbit Intermedia Bandung) menuliskan
pemecahan konsep sebagai berikut.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 48
USULAN TEKNIS

1. Sistem aliran air terbagi menjadi aliran permukaan dan aliran


bawah tanah.
2. Untuk mempermudah aliran air, maka peletakan massa bangunan
diusahakan pada tempat yang tinggi atau naikkan bangunan di atas
gundukan tanah.
3. Hindarkan drainase saluran pembuangan yang berada di bawah
bangunan atau perkerasan.
4. Hindarkan peletakan massa bangunan pada tanah yang rawan
banjir atau pada cekungan permukaan.
5. Hindarkan daerah-daerah yang terendam air dan susah
dikeringkan.
6. Manfaatkan tempat-tempat yang diperkeras sebagai pengalir air.
7. Kumpulkan pengaliran air menuju arch reservoir (penampung air
buangan), kolam, atau danau.
8. Alirkan air ke saluran pembuangan di dalam tapak dan salurkan ke
saluran pembuangan di jalan utama (riot kota).
9. Jangan limpahkan drainase pada lahan di sebelah tapak.
10. Alirkan air ke tepi tapak atau ke sudut tapak dan alirkan ke
tempat yang rendah.
11. Alirkan air ke pusat saluran utama dan keluarkan dari tapak.
12. Gunakan perkerasan jalan di dalam tapak sebagai pengalir air
menuju saluran pembuangan.
13. Manfaatkan kontur secara alamiah.
14. Mengubah kontur untuk mengalirkan air seperti yang diinginkan.
4. Saluran Pembuangan
Saluran pembuangan terdiri dari:
a. saluran pembuangan air di atas tanah (Open channels), dan
b. saluran pembuangan air di dalam tanah (Subsurface strom drains)
Saluran air pembuangan di atas tanah dapat dibuat dengan tertutup
ataupun terbuka. Sedangkan saluran pembuangan air dalam tanah
umumnya tertutup.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 49
USULAN TEKNIS

a. Saluran Terbuka dan Saluran Tertutup di Atas Tanah (Open


Channels)
Untuk saluran di atas tanah, konsep dasar secara umum dikenal
adanya saluran primer (saluran utama), saluran sekunder, (saluran
penghubung) dan saluran tersier (saluran penampung).
• Saluran primer merupakan saluran induk atau saluran utama dalam
tapak yang berhubungan dengan saluran buangan air di luar tapak
atau saluran kota. Saluran ini menampung debit air yang berasal dari
seluruh tapak untuk dialirkan ke luar tapak.
• Saluran sekunder adalah saluran yang berhubungan dengan
saluran induk di dalam tapak. Merupakan saluran penampung dari
saluran tersier.
• Saluran tersier, merupakan saluran penampung air buangan yang
terdekat dengan genangan air atau sumber air buangan.
Ketiga saluran tersebut sating berhubungan sesuai dengan
hie¬rarkinya. Saluran pembuangan di atas tanah dapat dibuat
secara alamiah dengan mengolah permukaan tanah ataupun
dibuat dengan perkerasan. Agar mendapatkan kesan visual yang
lebih balk, maka saluran tersebut dapat ditutup dengan penutup
beton (dekker) ataupun dengan grill besi di sepanjang saluran atau
tempat-tempat tertentu seperti perpotongan dengan lintasan
kendaraan atau manusia.

I. REKAYASA LANSEKAP
Profesi Arsitektur Lansekap sangatlah kompleks, memperlihatkan
hubungan antara berbagai disiplin ilmu serta merupakan salah satu profesi
yang pen uh dengan nilai-nilai pertimbangan dalam tanggung jawab atas
lingkungan yang lestari dan berguna bagi umat manusia.
Perancangan lansekap merupakan pemikiran kombinasi antara elemen
material lunak dan keras untuk menciptakan ruang luar, serta menghasilkan
karya desain lansekap secara teknis dan bernilai seni. Namun penyajiannya
harus memperhatikan aspek dan patokan teknis, jelas (akurat), dan yang paling

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 50
USULAN TEKNIS

penting adalah dapat dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan pada saat


pembangunan dan pasta pembangunannya.
Rekayasa lansekap pada hakikatnya merupakan perpaduan antara seni
dan ilmu pengetahuan. Dalam suatu perancangan lansekap yang melibatkan
berbagai disiplin ilmu, maka profesi Arsitektur Lansekap bertindak sebagai
koordinator dan bertanggung jawab atas desain yang dihasilkan. Oleh
karenanyaArsitek Lansekap harus mempunyai pengertian yang Was tentang
masalah konstruksi. Kemampuan memahami, menguasai, dan
mengaplikasikannya ke dalam desain adalah bagian penting termasuk di
dalamnya menerjemahkan gambar-gambar detail rancangan.
Dalam hal pengolahan muka tanah, elemen keras (hard material)
diperlukan pengetahuan tentang rekayasa lansekap yang berhubungan
dengan lansekap, terutama mengenai bang unan-bang unan penunjangnya.
Pentingnya rekayasa lansekap bagi perancangan ruang luar adalah:
1. Agar di dalam penyelesaian detail konstruksi elemen atau bahan lansekap
dapat dipertajam dan diperjelas.
2. Agar dapat mempertimbangkan dan memperkirakan anggaran biaya
pelaksanaan dan pembangunan proyek dengan memperhatikan struktur
konstruksi, penggunaan material, dan lamanya waktu pekerjaan. Di samping itu
akan mempengaruhi penampilan dan kualitas desain lansekap yang dihasilkan.
3. Agar gambar-gambar kerja yang dihasilkan memiliki informasi yang akurat,
jelas dari segi ukuran, kekuatan, serta mempermudah dalam pengendalian
pelaksanaan.
4. Agar dapat berkomunikasi dengan berbagai disiplin ilmu yang terkait dalam
penyelesaian proyek lansekap sehingga dapat sating mengisi dan membantu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rekayasa lansekap sebagai berikut.
a. Pembentukan dan pengolahan muka tanah
b. Struktur-struktur dalam lansekap
c. Sistem utilitas dalam lansekap
d. Kontruksi khusus
e. Gambar kerja

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 51
USULAN TEKNIS

Dari uraian di atas, maka dalam rekayasa pembentukan dan pengolahan


muka tanah meliputi (baca buku Landphair, 1979, Landscape Architecture
Construction):
1. Penerapan Grading
Dalam grading hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
a. Kondisi tanah
Kondisi karakteristik struktur tanah (soil) akan mempengaruhi grading yang
rfibentuk. Karakteristik tanah terbagi dalam 3 (tiga) kategori, yakni (1)
karakteristik tanah pertanian; (2) karakteristik tanah dalam arti geologi; (3)
karakteristik tanah dalam arti rekayasa. Tanah pertanian mempunyai jenis
tertentu untuk pemanfaatan sebagai lahan pertanian. Tanah dalam kategori
geologis memiliki jenis, struktur, dan klasifikasi yang berbeda sate dengan
lainnya. Sedangkan secara rekayasa tanah mem-punyai kekuatan dan daya
dukung tertentu terhadap bangunan di atasnya atau pembangunan secara
fisik lainnya. Rekayasa yang dimaksud mempunyai kaftan dengan ketiga unsur
karakteristik tersebut. Mengetahui pengaruh kondisi tanah terhadap
gradingadalah upaya agar muka tanah yang dibentuk dapat terhindar dari
bahaya longsor serta sekaligus menjaga keamanan muka tanah.

Soil Profile:
A horizon: Lies below 0, if present. From 10 to 150 cm in depth. Dominated by
weathered mineral matter but has sufficient organic material to have darker
color than lower horizons. Zone of leaching: elluviation taking soluble ions and
days lower. Desilicification: extreme leaching removing all soluble cations
(mostly silica). B horizon: Often thicker than A: 10 to several meters thick. B is the
zone of accumulation or illuviation of the leached matter from A. Distinctive sub-
horizons called argillic sub-horizons may form which are day-rich. Calcification:
precipita-tion of calcium into the pore spaces (happens most in and regions
where it's helped along by evaporation). Of all the layers, as a zone of
accumulation, B tends to preserve the best record of past soils.
C horizon: Same processes as 6 except little pore space has opened up so the
processes all occur much less significantly than in B. Saprolite: C horizon formed

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 52
USULAN TEKNIS

from bedrock-derived soil that maintains relist structures


(layering, fractures).

b. Peta dasar
Peta dasar yang dimaksud adalah peta topografi dengan skala dan ukuran
yang jelas dan akurat. Untuk perencanaan grading yang biasa
dipergunakan adalah dalam skala 1 : 1.000 atau 1 : 500.

c. Gambaran bentuk tapak


Penggambaran bentuk kontur dalam tapak merupakan garis-garis
putus yang tersusun dengan notasi ukuran yang menunjukkan ketinggian muka
tanah. Ini menunjukkan bentuk dari muka tanah bila kita memproyeksikan garis
tersebut ke dalam gambar potongan.
Arsitek lansekap perlu menghayati bentukan dari garis-garis kontur tersebut agar
mempunyai gambaran terhadap bentuk muka tanah.

d. Penafsiran pada kontur


Arsitek lansekap yang tidak dapat menghayati bentuk kontur tentunya akan
sulit untuk mengetahui bentukan muka tanah yang diinginkan. Di bawah ini
tergambar beberapa contoh muka tan ah terhadap suatu garis kontur (diambil
dari Landphair, 1979, Landscape Architecture Construction).

e. Hukum six cardinal garis kontur


• Hukum tersebut menguraikan bahwa:
• garis konturselalu berpasangan,
• garis kontur tidak pernah berpotongan,
• garis kontur mempunyai perbedaan tinggi yang sama,
• garis kontur biasanya menutup,
• garis kontur tidak pernah bersinggungan dan berimpit, dan
• garis kontur dapat memberikan identitas, misal arch aliran air.

f. Penyesuaian grading
Penambahan dan pemotongan muka tanah (Cut and Fil/).
1) Grading di sekitar bangunan

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 53
USULAN TEKNIS

g. Standar dan patokan grading plan


Ada 4 (empat) pertimbangan dan kriteria dalam penggunaan standar grading,
yaitu
- pertimbangan iklim,
- pertimbangan karakter dari topografi,
- pertimbangan kondisi struktur tanah, serta pertimbangan visual.
Keempat kriteria dan pertimbangan tersebut menjadi dasar dalam perhitungan
pembentukan grading dan penggunaan standar atau patokan.
Rumus dasar dalam perhitungan grading adalah:
D=Gx L
Keterangan:
D = perbedaan ketinggian antara muka tanah
L = panjang atau jarak
G = slope atau lereng muka tanah

h. Perhitungan cut and fill


Perhitungan cut and fil/diperlukan untuk memperkirakan kebutuhan tanah urug.
Perhitungan volume tanah urug dapat diperoleh dengan mempergunakan alat
bantu, yaitu planimeter.

2. Penyesuaian terhadap Sirkulasi


a. Pembentukan muka tanah erat kaitannya dengan sirkulasi yang dirancang.
Sirkulasi pejalan kaki atau kendaraan perlu memperhatikan patokan standar,
sistem konstruksi, ketebalan penampang sirkulasi dan kekuatannya.
b. Pada sirkulasi yang mendaki atau menurun, perlu dipertimbangkan sudut
kemiringan jalan. Bilamana diperlukan tangga maka penggunaan standar
ketinggian anak tangga menjadi pertimbangan agar sudut kemiringan tangga
tidak terialu curam. Penggunaan border (lantai rata di antara anak tangga
berfungsi sebagai tempat beristirahat dan mengurangi kecuraman tangga)
kemungkinan diperlu¬kan. Semua ini akan mempengaruhi pembentukan muka
tanah yang disesuaikan dengan desain pola sirkulasi yang diinginkan.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 54
USULAN TEKNIS

c. Demikian pula sirkulasi pada daerah datar namun di desain dalam posisi
yang berkelok ke kiri atau ke kanan, maka penyesuaian kemiringan muka tanah
perlu dipikirkan. Dimaksudkan, agar tercipta kenyamanan dan keamanan
pemakai sirkulasi terutama pada sirkulasi bagi kendaraan yang berkecepatan
tinggi.

3. Pengaruh Aliran Air


a. Pembentukan dan pengolahan muka tanah akan menyebabkan terjadinya
perbedaan ketinggian tanah. Bila ini terjadi maka akan timbul masalah
tergenangriya air pada titik terendah yang menyebabkan banjir serta tanah
longsor.
b. Mempertimbangkan masalah yang diakibatkan oleh hujan.
c. Dengan kesadaran bahwa akan terjadi aliran air, maka perlu dipikirkan sistem
drainase (saluran pembuangan) permukaan, subsistem aliran air bawah tanah.

2. Struktur dalam Lansekap


Pengetahuan tentang struktur dalam lansekap didasarkan pada hal
hal berikut.
a. Pengetahuan Material atau Bahan Lansekap
Telah di uraikan pada bahasan terdahulu tentang material atau bahan
lansekap yang dipergunakan dalam merancang. Dalam struktur konstruksi,
penguasaan material atau bahan lansekap perlu dipahami, dikuasai tentang
bentuk, fungsi, ukuran, warna, kekuatan, sistem pemasangan, serta
pengaruhnya terhadap bahan lainnya.

b. Dasar Ilmu Mekanika dan Keseimbangan


Struktur konstruksi dalam desain berkaitan erat dengan ilmu mekanika teknik.
Penguasaan terhadap ilmu mekanika sangat berguna untuk mengetahui
kekuatan suatu bahan atau material terhadap gaya tekan dan gaya tarik yang
terjadi. Demikian pula dengan memadukan suatu bahan terhadap bahan
lainnya.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 55
USULAN TEKNIS

c. Teknik Konstruksi Kayu


Konstruksi banyak digunakan dalam desain lansekap. Kecenderungan
penggunaan bahan kayu ini disebabkan karena tekstur kayu serta warna kayu
lebih menampilkan kesan alamiah. Oleh karenanya cars mengikat dan sistem
penyambungan kayu perlu dikuasai. Demikian pula struktur konstruksi kayu.
Perihal jenis kayu perlu dipelajari, karena setiap jenis kayu mempunyai kelebihan
dan kekurangan pada suatu kondisi tertentu ataupun terhadap cuaca yang
terjadi serta serangan rayap.
d. Teknik Konstruksi Beton
Beton adalah campuran antara semen, pasir, air, dan koral. Kekuatan material
beton jauh lebih kuat dan tahan lama dibandingkan dengan material kayu.
campuran beton mempunyai perbandingan tertentu tergantung dari beban
ketahanan yang diinginkan (baca buku standar Mutu Beton Indonesia). Dalam
Arsitektur Lansekap, beton banyak digunakan untuk membentuk permukaan
jalan setapak, pedestrian, bangku taman, tembok pembatas, dinding penahan
tanah, pondasi lampu taman, bak bunga, kolam hias, dan kolam air mancur.
Beton bertulang adalah beton yang diberikan penulangan (besi beton dengan
ukuran diameter tertentu) di dalamnya, agar daya kekuatan beton dan
kelenturannya bertambah kuat. Untuk membentuk beton diperlukan adanya
cetakan beton atau bekisting yang dapat terbuat dari papan kayu, multipleks,
atau cetakan besi. Melalui cetakan tersebut, bentuk dirancang dan digubah
sesuai dengan fungsi dan estetika yang diinginkan.
e. Teknik Rekayasa Pengamanan Muka Tanah
Dengan adanya pengolahan bentuk tanah melalui sistem grading,
kemungkinan akan terjadinya longsor terutama pada bentuk permukaan tanah
yang mempunyai sudut kemiringan yang terjal. Untuk itu diperlukan adanya
Dinding Penahan Tanah (DPT) atau Retaining Wall.
Hal yang perlu diperhatikan dalam rancangan DPT adalah faktor kekuatan DPT,
bentuk struktur DPT, dan penampilan luar DPT.
a. Faktor kekuatan DPT
Sangat tergantung dari gaya yang terjadi dari kemiringan tanah yang langsung
mendorong dinding penahan. Bila perhitungan gaya tersebut telah diketahui,

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 56
USULAN TEKNIS

maka besaran dan ketebalan dinding dapat diperhitungkan. Artinya, DPT


sangat tergantung dari perhitungan gaya tekanan tanah terhadap dinding.

b. Bentuk struktur DPT


Mempunyai 2 (dua) bentuk dasar yaitu:
1. Bentuk DPT tegak, biasanya digunakan untuk menahan tanah dengan
pengaruh gaya yang kecil dan sudut kemiringan yang datar.
2. Bentuk DIPT bersepatu, mempunyai 2 (dua) bentuk yaitu bentuk L dan bentuk
T terbalik. Bentuk L dipergunakan untuk menahan tanah dengan sudut gaya
sedan (sesuai perhitungan), sedangkan bentuk T terbalik biasanya digunakan
untuk menahan tanah dengan gaya yang besar.

f. Rekayasa Penanaman
Konstruksi pada penanaman pohon terbagi dalam beberapajenis, yaitu
• rekayasa penanaman pohon besar,
• rekayasa penanaman pohon perdu,
• rekayasa penanaman tanaman hiss, dan
• rekayasa penanaman tanaman rumput.

Rekayasa penanaman dapat dilihat dari tempat peletakannya, yaitu


1. Penanaman pada permukaan tanah,
2. Penanaman pada tempat khusus, antara lain bak tanaman dan pot
tanaman, dan
3. penanaman pada permukaan air.

Hal yang perlu diperhatikan dalam rekayasa penanaman adalah


1. Kondisi tanaman yang akan ditanam Kondisi tanaman yang hendak ditanam
perlu dijaga kesehatannya. Tajuk tanaman harus dikurangi dan diikat agar tidak
rusak pada saat penanaman. Pengurangan tajuk tanaman berguna untuk
mempermudah
saat penanaman, memperkecil kebutuhan makanan bagi tanaman, dan

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 57
USULAN TEKNIS

mempermudah penyesuaian terhadap lokasi tempat yang baru.

2. Metode penanaman
Metode penanaman harus memenuhi standaryang telah ditetapkan. Pohon
yang akan ditanam di permukaan tanah perlu dipertimbangkan ukuran dari
lubang peletakan akar tanaman. Besaran lubang tanaman disesuaikan dengan
kondisi besaran tanaman pada saat ditanam. Biasanya kedalaman lubang
sekitar 1 (satu) meter dengan ukuran 1 x 1 meter. Agar tanaman dapat tumbuh
dan menyesuaikan diri pada tempat tumbuh yang baru, maka perakaran harus
diberikan rangsangan dengan memberikan pupuk kandang yang disatukan
dengan media penutup lubang.

3. Kondisi tanah/media tanah


Tanah tempat tanaman hidup harus diperhatikan pH (derajat keasamannya).
Melalui pemeriksaan di laboratorium dapat diketahui kondisi pH tanah. Nilai pH
tanah yang normal adalah 7. Bila kurang dari 7, maka tanah tersebut
mempunyai reaksi tanah asam, agak asam, atau sangat asam. Untuk
menormalkannya perlu ditambahkan kapur dolomityang ditaburkan pada
tanah tersebut. Sedangkan bila pH tanah menunjukkan nilai di atas 7 maka
tanah mempunyai reaksi tanah basa, agak basa, atau sangat basa. Untuk
menormalkannya perlu ditambahkan belerang yang ditaburkan di atas tanah
tersebut. Namun perlu diketahui ada beberapajenis tanaman yang dapat
tumbuh di bawah atau di atas pH normal. Sebagai contoh, tanaman teh,
memerlukan pH 5. Tanaman Azalea memerlukan pH di atas 7.
4. Pasca penanaman
Setelah penanaman pohon selesai dilakukan perlu diberikan steger atau
penahan tegak tanaman. Peletakan steger perlu pula memperhatikan letak
akar dari pohon yang ditanam. Steger dapat dibuat dari kayu dolken, bambu,
atau kawat penahan. Ketinggian steger tanaman adalah 1/3 dari tinggi
tanaman yang ditanam. Agar steger tidhk merusak batang tanaman, maka
diperlukan karet atau bahan pembungkus lunak yang melindungi batang
pohon dari ikatan steger.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 58
USULAN TEKNIS

3. Sistem Utilitas dalam Lansekap


Yang dimaksud dengan utilitas lansekap atau sarana penunjang dalam suatu
sistem rekayasa lansekap antara lain sebagai berikut.
a. Sistem Irigasi Penyiraman
Sistem irigasi penyiraman bagi suatu rancangan lansekap dipandang penting,
mengingat kebutuhan air sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup tanaman
dan sangat membantu dalam pemeliharaan tanaman. Penyiraman dapat
dilakukan secara manual ataupun secara mekanik. Secara manual
dimaksudkan dengan mengambil air dari sumber air dan disiramkan dengan
menggunakan tenaga manusia. Sedangkan sistem mekanik, yaitu
memanfaatkan teknologi irigasi dan pompanisasi.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan sistem penyiraman antara lain:
1) Tersedianya sumber air
Sumber air dapat diperoleh dari dalam tanah dengan mempergunakan
pompa ataupun diperoleh dari sumber air yang telah tersedia di lapangan.
Kedalaman air tanah akan mempengaruhi jenis dan kapasitas pompa
penyedot air.
Beberapa jenis pompa antara lain pompa di atas tanah (centrifugal pump)
dihubungkan dengan pipa untuk mencapai sumber air, pompa submersible
(pompa yang langsung berhubungan dengan air, tanpa pipa penyedot), dan
pompa turbin (turbine pumps).
Sumber air dapat dicari dan ditempatkan pada lokasi yang berdekatan
dengan daerah pemeliharaan. Untuk mengurangi beban tenaga listrik,
air dapat terlebih dulu ditampung pada tangki air (water tank) yang
ditempatkan pada ketinggian tertentu di atas muka tanah. Dengan demikian
penyiraman dilakukan dengan memanfaatkan daya gravitasi bumi.
2) Sistem perpipaan
Unsur lain yang penting dari sistem irigasi lansekap adalah perpipaan.
Dari segi bahan, pipa dikenal antara lain pipa besi (iron pipe) dan pipa plastik
(pvc pipe). Pipa PVC dianggap lebih balk karena dapat menahan karat,
mudah dibentuk dan disambung. Kelemahannya mudah pecah dan rusak.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 59
USULAN TEKNIS

Besaran dan ketebalan lubang pipa akan mempengaruhi tekanan dan volume
keluaran air yang diinginkan. Diperlukan perhitungan dalam menentukan
volume air yang dihasilkan. Semakin dekat dengan sumber air, penggunaan
ukuran lubang pipa semakin besar. Semakin dekat dengan lubang outlet
lubang pipa semakin kecil. Sesuai standar ukuran lubang pipa terdiri dari ukuran
(dalam inci) adalah 0,5; 0,75; 1; 1,25; 1,5; 2; 3; 4; 6. Untuk penyambungan
dikenal adanya Elbow, Tee, dan Kee.
3) Keran air
Outlet air penyiraman dapat diatur dengan menentukan bentuk dan sistem
yang diinginkan. Berbagai jenis keran air penyiraman antara lain, keran biasa,
keran pith (pith krant), dan keran springkel (sprinkle krant).
Keran biasa akan menghasilkan keluaran air hanya satu tempat sehingga
daerah penyiraman sangat terbatas dan diperlukan selang untuk
memperpanjang jarak siram. Sedangkan sistem springkel keluaran air dapat
berputar secara otomatis hingga daerah siraman bertambah lugs dan melebar.

b. Sistem Penerangan Luar (Outdoor Lighting System)


Perancangan desain lansekap tanpa disertai pemikiran tentang penerangan
ruang luar belumlah lengkap. Ruang luar yang dirancang tidak hanya dapat
dimanfaatkan pada siang hari namun perlu dipikirkan pemanfaatan di malam
hari.

Beberapa faktoryang perlu diperhatikan dalam perancangan lansekap guna


penerangan luar, yakni:
a. Peletakan jaringan kabel
Kabel agar diusahakan diletakkan di dalam suatu jaringan bawah tanah yang
terlindung dari gangguan perakaran tanaman. Dalam hal sistem jaringan kabel
ini agar diperhatikan antara lain:
1. panel pembagi arus listrik dari sumber penerangan (PLN),
2. boks sekring guna pengamanan arus listrik,
3. penggunaan jenis kabel (khusus untuk kabel penerangan luar dapat
dipergunakan jenis NYM atau khusus),

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 60
USULAN TEKNIS

4. ukuran besaran dan ukuran kabel (sesuai kebutuhan kekuatan arus listrik yang
diinginkan),
5. sistem jaringan (paralel atau Seri), dan
6. pengamanan sambungan antarkabel.

Untuk mengurangi biasa pemakaian lampu penerangan luar dapat


dipergunakan automatic switch solarce//(Iampu akan nyala di malam hari dan
padam di siang hari).
Untuk penerangan luar ini perlu dilakukan koordinasi dengan ahli Mekanikal
Elektrikal (ME)

b. Peletakan titik lampu


Titik lampu perlu dipikirkan dari segi peletakannya. Peletakan lampu harus sesuai
dengan tujuan desain yang diinginkan. Walaupun fungsi lampu berguna untuk
menghasilkan cahaya penerangan, namun aspek penekanan cahaya dapat
didesain oleh perancang. Hal yang perlu dipikirkan adalah
1. peletakan cahaya lampu guna keperluan keamanan,
2. peletakan lampu guna menghasilkan efek cahaya yang diinginkan terhadap
suatu ruang (cahaya dapat menghasilkan bayang¬bayang guna
pembentukan desain ruang luar tergantung dari sudut datangnya cahaya
lampu), dan
3. peletakan cahaya lampu untuk memfokuskan suatu objek.

c. Bentuk dan jenis lampu


Saat ini sudah tersedia berbagai bentuk jenis dan model lampu yang telah
dihasilkan oleh produsen. Namun penggunaannya mesti disesuaikan dengan
tujuannya. Secara garis besarjenis lampu dapat dibagi dalam 3 kategori, yakni
sebagai berikut.
1. Lampu dengan titik cahaya di atas tinggi manusia, misalkan lampu jalan dan
lampu pedestrian. Dengan ketinggiannya maka cahaya yang dihasilkan akan
menerangi daerah yang lebih luas.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 61
USULAN TEKNIS

2. Lampu dengan titik cahaya di bawah tinggi manusia, misal lampu taman dan
ornamen lampu. Lampu jenis ini akan menghasilkan cahaya yang mengarah
pada suatu fokus. Agar cahaya tidak langsung menuju ke mata, maka desain
lampu hampir kebanyakan diberikan penutup.
3. Lampu sorot (spot light), untuk menghasilkan cahaya yang langsung
mengarah ke suatu objek yang ingin ditonjolkan.
4. Gambar-Gambar Kerja
Suatu hal yang penting dalam desain lansekap adalah membuat gambar kerja
yang menjadi patokan dalam pelaksanaan konstruksi/ pembangunan di
lapangan. Gambar kerja ini harus memberikan informasi yang jelas terutama
dari segi bentuk desain dan ukuran (tinggi, panjang, dan lebar), penggunaan
skala yang baku, jenis bahan/material yang dipakai, simbol-simbol konstruksi,
dan kejelasan lokasi di lapangan.
Rancangan selanjutnya diekspresikan dalam satu atau beberapa
alternative lay-out bangunan, dimana bentuknya dihasilkan dari pertimbangan
rumusan konsep – konsep system bangunan (arsitektural, struktural, mekanikal,
dan elektrikal) dan lingkungan sekitar yang tentunya disesuaikan dengan
peruntukan bangunan.

Gambar 2-5. Peruntukan Bangunan

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 62
USULAN TEKNIS

Gambar 2-6. Bangunan Green Building


INPUT

ASPEK MANAJEMEN ALOKASI KEBUTUHAN


KESEHATAN DAN FUNGSI BANGUNAN
LINGKUNGAN

STRUKTURAL ME LINGKUNGAN ARSITEKTURAL


 Kekuatan  Transportasi  Sanitasi  Penataan dan
 Ketahanan vertikal  Pengolahan pemanfaatan
 Kemudahan dalam  Tata udara Limbah
ruang
Pelaksanaan  Plumbing
 Telepon dan interior
 Daya listrik dan  Estetika
Penerangan  Aksebility

ANALISA
TEKNO-EKONOMI
(Biaya daur Hidup)

HASIL UMPAN BALIK

Gambar 2-7.Bagan alir integrasi perancangan bangunan.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 63
USULAN TEKNIS

Selain dari pertimbangan fungsi, arsitektural, struktural, mekanikal


elektrikal dan lingkungan, konstrain biaya juga merupakan hal yang harus
dipertimbangkan, karena desain yang memenuhi kriteria seperti pada Gambar
2-8 tidak akan terbangun jika dana yang tersedia, untuk itulah pada saat
perencanaan awal disusun lah prakiraan biaya awal, dimana biasanya disebut
cost plan dimana perhitungan hanya di estimasi dari luas bangunan yang akan
dibangun dan grade spesifikasi yang akan dibangun.

Gambar 2-8. Penghematan Biaya Pada Pembangunan

2.1.2.2. TAHAP PENGEMBANGAN DESAIN (DESIGN DEVELOPMENT)


Tahap pengembangan disain merupakan lanjutan tahap prarencana,
dalam tahap ini disain-disain yang sudah ada dalam tahap sebelumnya
dimatangkankan lagi sehingga diperoleh satu disain final, seperti: gambar-
gambar rencana tapak, gambar-gambar pra rencana bangunan, perkiraan
biaya pembangunan, rencana Struktur, Arsitektur, mekanikal, dan sebagainya,
laporan perencanaan, hasil konsultasi rencana dengan pihak Tim Teknis, Instansi
terkait/Pemda, beserta garis besar rencana dan syarat-syarat (RKS)

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 64
USULAN TEKNIS

Berdasrkan hasil analisis dari berbagai macam kebutuhan fungsi,


memenuhi kriteria desain maupun persyaratan dan peraturan yang berlaku
yang telah dijabarkan dalam sub bab sebelumnya, baik dari sisi arsitektur,
struktural, mekanikal elektrikal, dan lingkungan , mulailah disusun perencanaan
detail.
Tentunya untuk mendapatkan produk desain yang terintegrasi perlu
koordinasi dan diskusi rutin yang di ikuti berbagai disiplin ilmu guna
mengakomodir masukan dan evaluasi dari masing –masing disiplin tersebut.
Namun tentunya tetap kebutuhan penguna merupakan prioritas yang harus
terpenuhi disamping pertimbangan aspek lingkungan.

Gambar 2-9. Aspek Lingkungan


Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 65
USULAN TEKNIS

Kemudian secara bertahap dilakukan pendetailan gambar-gambar,


baik arsitektur, struktur maupun mekanikal elektrikal, yang tentunya dalam
gambar yang dihasilkan telah mempertimbangkan kebutuhan bidang lainya.

Gambar 2-10. Kebutuhan Bidang Bangunan

Selain pertimbangan yang sudah disebutkan diatas batasan biaya juga


perlu diperhatikan dan didiskusikan dengan penguna jasa, sehingga produk
desain yang dihasilkan benar-benar dapat terbangun sesuai dengan keinginan
penguna anggaran, memenuhi kriteria perencanaan , fleksibel secara ekonomi
dan mudah dalam pelaksanaanya.
Dalam perancangan Arsitektur bangunan yang melibatkan aplikasi
teknologi tinggi dan sistem bangunan secara terpadu, ada beberapa strategi
yang dapat dilakukan untuk menghasilkan bangunan yang sesuai dengan
fungsinya namun tetap ramah dan peduli akan lingkungan.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 66
USULAN TEKNIS

Gambar 2-11. Skema Desain Green Building

Pendekatan pertama dilakukan dengan membuat konsep umum dalam


perancangan Gedung.
Pendekatan kedua adalah dengan memperhatikan hal-hal berikut.
Dimana bentuk bentuk simetri dapat berupa lingkaran, segi empat, segitiga
atau lainya seperti ditunjukan dalam gambar berikut :

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 67
USULAN TEKNIS

Gambar 2-12. Bentuk umum bangunan publik: “simetris”

Citra bangunan yang modern: Menggunakan beberapa unsur bahan


bangunan moderen, yaitu kaca, dan alumunium, dengan finishing bernuansa
alam.

Gambar 2-13. Unsur Bahan Yang Dipakai

Finishing bernuansa alam dimunculkan dengan warna – warna yang


alami seperti: coklat, hijau pupus, kuning kecoklatan dan beberapa ornament
tradisional dimunculkan dalam warna merah, kuning, coklat dan hitam.
Memperhatikan bentuk bentuk lokal yang dimunculkan pada bentuk
atap bangunan yang diadaptasi dari bentuk atap tradisional.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 68
USULAN TEKNIS

Gambar 2-14. Adaptasi Bangunan

Pendekatan selanjutya dilakukan berdasarkan kepedulian atas bahaya


menipisnya lapisan ozon yang diakibatkan oleh efek rumah kaca. Terlihat
hubungan yang erat dengan iklim setempat denga tipologi bangunan dan
oleh karenanya bentuk lansekap juga mempengaruhi bentuk bangunan. Pada
pendekatan strategi ini orientasi bukaan bangunan, dimensi dan tata letak
serta pemilihan bahan bangunan yang sesuai menjadi titik tolak perancangan.
Sehingga menghasilkan bangunan yang banyak memanfaatkan potensi alam.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 69
USULAN TEKNIS

Terutama sinar matahari dan angin. Bangunan yang terbentuk dapat berupa
bangunan tropis atau bangunan bioklimatik.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 70
USULAN TEKNIS

Gambar 2-15. Contoh Bentuk Bangunan Gedung

Pendekatan lainnya dilakukan karna manusia sadar untuk melakukan


penghematan atas pengunaan sumber daya alam yang ada dibumi. Ini
khususnya ditujukan pada pengunaan tenaga listrik yang dihasilkan dari
pembakaran minyak dan batu barayang merupakan penyebab utama
menipisnya lapisan ozon. Strategi rancangan ini erat dengan strategi
sebelumya.Rancangan dengan pertimbangan iklim, sekaligus menjaga potensi
lingkungan setempat agar tidak tercemar atau rusak dengan keberadaan
bangunan. Rancangan ini juga terintegrasi dengan sistem pengendalian
lingkungan dimana bangunan tersebut didirikan.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 71
USULAN TEKNIS

Gambar 2-16. Pendekatan Mengatasi Masalah Pemanasan Global

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 72
USULAN TEKNIS

Selanjutnya ada juga pendekatan yang tidak sepenuhnya


memperhatikan lingkungan sekitar, tetapi lebih upaya menyediakan ruang
sekaligus menyembunyikan jaringan utilitas bangunan, seperti saluran ventilasi ,
jaringan listrik, pemipaan, pengkondissian udara dan sirkulasi vertikal. Pada
strategi ini terlihat pembagian ruangan - ruangan pelayanan dan ruang – ruang
yang dilayani. Sehingga kebutuhan ruangan yang digunakan untuk sistem
mekanikal dan elektrikal dapat dialokasikan dengan baik. Dengan demikian
bangunan merupakan sistem kayanan dimana jaringan utilitas merupakan
bagian yang perlu diperatikan dalam rancangan.

Gambar 2-17. Utilitas Bangunan

Dalam sistem perancangan bangunan, ketiga sistem tersebut


merupakan dasar bagi tercapainya integritas sistem bangunan yang ditunjukan
demi tercapainya kebutuhan fungsi bangunan tanpa mengabaikan kekuatan
struktur dan kenyamanan dalam bangunan.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 73
USULAN TEKNIS

Sistem
Sistem Bangunan
Sistem
Tata Udara Struktural

Sistem RANCANGAN
Pencahayaa BANGUNAN Sistem
n Akustik

Sistem Sistem
Elektrikal Transportasi
Sistem vertikal
Pemipaan

Gambar 2-18. Kebutuhan Fungsi Bangunan

Luas lantai untuk kegiatan penghuni/penguna bangunan (luas netto)


harus memperhatikan luas lantai yang dibutuhkan untuk sirkulasi
(horizontal/vertikal), penempatan perlengkapan bangunan baik berupa
peralatan mekanikal maupun elektrikal dan luas lantai yang ditempati oleh
struktur bangunan, baim berupa kolom maupun dinding geser/inti bangunan.

Gambar 2-19. Penempatan Perlengkapan Ruangan

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 74
USULAN TEKNIS

Dalam ketentuan ijin mendirikan bangunan, setiap bangunan harus


memenuhi persyaratan peruntukan tata guna lahan, Koefisien Dasar Bangunan
(KDB), Koefisien Lahan Bangunan (KLB) , Koefisien Dasar Hijau (KDH), Koefisien
Tapak Basement (KTB), maksimum ketinggian lantai, Garis sepadan bangunan
(GSB), Garis sepadan jalan (GSJ), dan Jarak bebas antar bangunan.

Ll dasar Ltotal
KDB = Ldp
KLB = Ldp
Dimana :
Ldp = Luas daerah perencanaan, Luas tanah dibelakang GSJ
Ltotal = Luas total lantai bangunan

Karakteristik tata bangunan


Tata bangunan akan berpengaruh pada fleksibilitas ruang, tingkat
pemanfaatan lahan, pola sirkulasi, pencahayaan, hubungan utilitas, massa dan
kekakuan struktur. Untuk itu dalam penyususnan konsep awal tata bangunan
harus benar – benar diperhatikan. Tabel b.1 dapat dijadikan acuan dalam
pertimbangan tata letak bangunan. Dan pada table berikut digambarkan
ilustrasi fleksibilitas penguna.

Gambar 2-20. Karakteristik Sirkulasi Pada Bangunan

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 75
USULAN TEKNIS

Bangunan harus direncanakan mampu menahan beban gempa


CIW
sebesar: V= 𝑐 Dimana :
R

C = Koefisien gempa dasar


I = Faktor Keutamaan
R = Faktor reduksi gempa
Wt = Kombinasi beban mati dan beban hidup

Gambar 2-21. Alternatif Fleksibilitas Ruangan

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 76
USULAN TEKNIS

2.1.2.3. DESAIN EXTERIOR


Disain exterior merupakan proses membentuk pengalaman lingkungan.
Suasana nyaman, formal, sakral, santai, akrab dsb dapat dibentuk dengan
memberikan perlakuan khusus pada elemen pembentuk ruang yaitu dinding,
halaman dan akses. Suasana yang kita inginkan dapat terwujud dengan
pemilihan material yang sesuai pada elemen pembentuk ruang, penataan
perabot dan ornamen yang tepat.

Gambar 2-22. Suasana Pemilihan Material

Disain exterior merupakan proses kerja kreatif yang memberikan analisa


kebutuhan arsitektural, merumuskan konsep perancangan, proses
perancangan, menyajikannya dalam bentuk gambar yang komunikatif dan
membuat dokumen kerja/konstruksi . Sehingga desain tersebut dapat terwujud
sesuai dengan keinginan Anda.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 77
USULAN TEKNIS

Gambar 2-23. Konsep Orientasi Penghawaan

2.1.2.4. KONSEP INTEGRASI PERANCANGAN BANGUNAN


Konsep dasar rancang bangun adalah suatu hasil kolaborasi dari
berbagai disiplin ilmu yang dirangkum dalam bentuk rancangan. Gagasan
dasar muncul dari kreatifitas arsitek, baik dalam bentuk intuisi maupun dalam
bentuk pemograman. Rancangan yang dihasilkan selanjutnya diekspresikan
dalam satu atau beberapa alternatif lay out bangunan, dimana bentuknya
dihasilkan dari pertimbangan rumusan konsep-konsep sistem bangunan
(arsitektural, struktural, mekanikal dan elektrikal) dan lingkungan sekitar yang
tentunya disesuaikan dengan peruntukan bangunan.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 78
USULAN TEKNIS

MASUKAN

ALOKASI KEBUTUHAN FUNGSI


BANGUNAN

STRUKTURAL M&E LINGKUNGAN ARSITEKTURAL


 Kekuatan  Tata Udara  Sanitasi  Penataan dan
 Ketahanan  Plumbing  Penanganan Pemanfaatan
 Kemudahan  Daya Listrik dan Limbah Ruang
dalam Penerangan  Estetika
pelaksanaan  Tata Suara  Lanscape

ANALISA
TEKNO-EKONOMI

HASIL
Gambar 2-24. Bagan Alir Integrasi Perancangan Bangunan

Gambar 2-25. Penggunaan Ruang

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 79
USULAN TEKNIS

2.1.2.5. KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN


Perencanaan bangunan erat hubungannya dengan fungsi bangunan.
Dengan mengetahui fungsi bangunan dapat diketahui besaran-besaran ruang
gerak yang dibutuhkan. Masing-masing fungsi memerlukan persyaratan tertentu
yang dikaitkan dengan aktifitas yang terjadi. Untuk tujuan efisiensi maka
adanya aktifitas yang berbeda perlu dibuat pengelompokan fungsi/kegiatan
yang mempunyai sifat yang sama atau mendekati, sehingga dalam
perencanaan perlu memperhatikan pengelompokan atau zoning.

Gambar 2-26. Aktifitas Pada Bangunan

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 80
USULAN TEKNIS

Besaran ruang satuan ditentukan berdasarkan standar kebutuhan ruang


fasilitas public.
Perencanaan bangunan perlu memperhatikan beberapa ketentuan
umum yang meliputi kepadatan bangunan, bentuk dan ukuran dasar satuan,
persyaratan teknis ruang, tata letak bangunan dan jarak antar bangunan dan
ketinggian baru.

Gambar 2-27. Hubungan Tapak Bangunan Dengan Lingkungan

Konsep disain yang diusulkan mencoba mengkombinasikan antara


aspek lokal dan modern sehingga akan tampil modern namun tetap
mengakomodir simbol-simbol lokal dan tidak mengesampingkan pula fungsi
dan standar peraturan yang berlaku, aspek workability dan serviceability dan
tentunya harus tetap fleksible secara ekonomi. Hal tersebut secara lebih jelas
diberikan pada bagan dalam gambar 2-28.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 81
USULAN TEKNIS

Gambar 2-28. Bagan Konsep Desain Arsitektur

Gambar 2-29. Contoh Perspektif Hasil Desain Bangunan Gedung

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 82
USULAN TEKNIS

2.1.2.6. KEPADATAN BANGUNAN


Kepadatan bangunan dalam lingkungan harus memperhitungkan agar
supaya dapat mencapai optimasi daya guna dan hasil guna tanah sesuai
dengan fungsinya. Dalam mengatur kepadatan bangunan diperlukan
perbandingan yang tepat meliputi luas lahan peruntukan, kepadatan
bangunan setiap hektar, Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai
Bangunan (KLB) serta jumlah lantai tingkat.

Gambar 2-30. Kepadatan Bangunan

Hal ini ditujukan untuk :


1. Memenuhi kebutuhan layanan kesehatan yang layak dalam lingkungan
yang sehat.
2. Mengkaitkan usaha pembangunan yang fungsional bagi kepentingan
publik.
3. Mewujudkan pemikiran yang serasi dan seimbang sesuai dengan pola tata
ruang kota dan tata daerah.
4. Mengoptimalkan sumber daya tanah dan lahan.
5. Kapadatan bangunan harus memperhitungkan agar supaya dapat
mencapai optimasi daya guna dan hasil guna tanah sesuai dengan
fungsinya dengan memperhatikan keserasian, keselamatan dan kesehatan
lingkungan, serta pencahayaan, aliran dan pertukaran udara serta
pencegahan terhadap bahaya kebakaran. Ditentukan bahwa:

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 83
USULAN TEKNIS

a) Luas lahan yang tertutup bangunan maksimum sama dengan 40%


sedangkan 60% dari luas lahan digunakan untuk halaman atau ruang
terbuka.
b) Luas tanah untuk bangunan terhadap luas tanah bersama seluas-
luasnya adalah 50%.
c) Luas tanah untuk fasilitas ruang terbuka sekurang-kurangnya 20%.
d) Luas tanah untuk fasilitas lingkungan terhadap tanah bersama seluas-
luasnya 30%.
e) Fasilitas lingkungan yang ditempatkan pada lantai bangunan maksimal
30% dari jumlah luas lantai.

2.1.2.7. PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN


Semua ruang yang dipergunakan untuk kegiatan sehari-hari harus
mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan udara luar
dan pencahayaan dalam jumlah yang cukup.

Gambar 2-31. Penghawaan Bangunan

Apabila hubungan langsung maupun tidak langsung dengan udara luar


dan pencahayaan langsung maupun tidak langsung dengan pencahayaan

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 84
USULAN TEKNIS

alami tidak dapat dipenuhi maka harus diusahakan adanya pertukaran udara
dan cahaya buatan yang dapat bekerja terus menerus selama ruangan
tersebut digunakan.

Gambar 2-32. Penghawaan & Pencahayaan Alam

2.1.2.8. TATA LETAK BANGUNAN


Tata letak bangunan harus memenuhi faktor-faktor keamanan,
keselamatan dan kenyamanan penghuni serta lingkungannya yaitu dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Jarak terhadap bahaya kebakaran dihitung berdasarkan jarak jilatan api
terjauh diluar bangunan ditambah lebar ruang untuk pergerakan mobil dan
perlengkapan pemadam kebakaran.
2. Jarak pencahayaan harus dihitung terhadap arah lintas matahari,
ketinggian bangunan itu sendiri dan bangunan sekelilingnya guna menjamin

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 85
USULAN TEKNIS

terjadinya sistem pencahayaan alami yang cukup bagi setiap ruang dan
bangunan lainnya.

Gambar 2-33. Pengaruh Cahaya Matahari Pada Bangunan

3. Jarak pertukaran udara harus dihitung terhadap pengaruh arah dan


kecepatan angin pada ketinggian ruang dan luas bidang yang terbentuk
sehingga dapat menjamin terwujudnya sistem penghawaan alami yang
cukup bagi setiap ruang dari satuan dan bangunan lainnya.

Gambar 2-34. Mengatasi Pertukaran Udara

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 86
USULAN TEKNIS

2.1.2.9. JARAK ANTAR BANGUNAN DAN KETINGGIAN BANGUNAN


Jarak antar bangunan ditentukan berdasarkan persyaratan terhadap
bahaya kebakaran, pencahayaan alami, pertukaran udara, privacy dan
ketinggian bangunan.

Gambar 2-35. Ketinggian bangunan

2.1.2.10. KENYAMANAN BANGUNAN


Kenyamanan thermal dalam suatu hunian ditentukan oleh kriteria
kenyamanan thermal dalam batasan-batasan sebagai berikut :
1. Temperatur efektif 23-270C,
2. Kecepatan angin maksimal 1,5 m/detik,
3. Kelembaban udara relatif 50-60%.
Di dalam perencanaan kondisi kenyamanan optimal dapat dicapai
dengan mengatur ketiga besaran tersebut di atas dengan atau tanpa
bermacam peralatan atau kondisi perlakuan.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 87
USULAN TEKNIS

Gambar 2-36. Kenyamanan Aktifitas Dalam Bangunan Gedung

Kenyamanan audial meliputi kebisingan lingkungan akibat kebisingan


yang ditimbulkan oleh lingkungan sekitar dan perambatan bising dari unit
hunian bersebelahan / berhubungan langsung, serta kebisingan dalam unit
hunian yaitu bising yang ditimbulkan oleh penggunaan peralatan sehari-hari,
alat audio-visual dan kegiatan sehari-hari.
Kenyamanan visual (kecahayaan) harus direncanakan dengan
memperhatikan hal-hal seperti mengurangi dampak kesilauan, menggunakan
penerangan alami secara maksimal, menggunakan penerangan buatan
secara efisien dan tepat guna melalui pemilihan jenis lampu dan besaran efikasi
serta pemilihan warna dinding dan peralatan interior yang baik.

Gambar 2-37. Visualisasi Interior Kawasan Bangunan Gedung


Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 88
USULAN TEKNIS

Iklim berpengaruh terhadap kenyamanan hunian. Pada bangunan tinggi


angin mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap struktur bangunan
juga terhadap kenyamanan bangunan. Semakin tinggi bangunan, semakin
tinggi semakin besar juga daerah bidang bangunan yang kena angin dan
kecepatan angin yang cukup tinggi. Rasa nyaman suatu ruangan bangunan
ditentukan oleh cukup dan tidaknya sirkulasi udara dalama ruangan, sehingga
pergantian udara tetap terjaga pada kondisi nyaman.

Ketentuan Ruang Gerak Yang Harus Diperhatikan


Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/2000 tentang ruang
luar dikemukakan sebagai berikut:
 Lapis Perkerasan (hard standing) dan jalur akses masuk (access way).
 Di setiap bagian dari bangunan hunian dimana ketinggian lantai hunian
tertinggi diukur dari rata-rata tanah tidak melebihi 10 m, maka tidak
dipersyaratkan adanya lapis perkerasan kecuali diperlukan area
operasional dengan lebar 4 m sepanjang sisa bangunan tempat bukaan
akses diletakkan, asalkan ruang operasional tersebut dapat dicapai pada
jarak 45 m dari jalur masuk mobil pemadam kebakaran.
 Dalam tiap bagian dari bangunan (selain bangunan kelas 1,2, dan 3)
perkerasan harus ditempatkan sedemikian rupa agar dapat langsung
mencapai bukaan akses pemadam kebakaran pada bangunan.
Perkerasan tersebut harus dapat mengakomodasi jalan masuk dan
manuver mobil pemadam, snorkel, mobil pompa, dan mobil tangga dan
plaffon hidrilik serta mempunyai spesifikasi sebagai berikut:Lebar minimum
lapisan perkerasan panjang minimal 15m. Bagian-bagian lain jalur masuk
yang digunakan untuk lewat mobil pemadam kebakaran lebarnya tidak
boleh kurang dari 4m.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 89
USULAN TEKNIS

Gambar 2.38. Ilustrasi mobil pemadam kebakaran

 Dalam tiap bagian dari bangunan (selain banguna kelas 1,2 dan 3)
perkerasan harus ditempatkan sedemikian rupa agar dapat langsung
mencapai bukaan akses pemadam kebakaran pada bangunan.
Perkerasan tersebut harus dapat mengakomodasi jalan masuk dan
manuvere mobil pemadam, snorkel, mobil pompa, dan mobil tangga dan
plaffon hidrolik serta mempunyai spesifikasi sebagai berikut: Lebar minimum
lapis perkerasan b.m dan panjang minimum 15m. Bagian-bagian lain dari
jalur masuk yang digunakan untuk lewat mobil pemadam kebakaran
lebarnya tidak boleh kurang dari 4 m. Lapis Perkerasan harus ditempatkan
sedemikian agar tepi terdekat tidak boleh kurang dari 2 m atau lebih dari
10 m dari pusat posisi akses pemadam kebakaran diukur secara horizontal

2.1.2.11. KONSEP MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING


1. SISTIM PEMADAM KEBAKARAN
Bangunan dilindungi dari bahaya kebakaran dengan :
a) Sistem peringatan dini terjadinya kebakaran (fire alarm)
b) Sistem Hydrant

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 90
USULAN TEKNIS

Gambar 2-39. Konsep MEP Bangunan

 Mengacu kepada peraturan standart proteksi kebakaran VFPA 20


(Nasional Fire Protection Association No. 20)
 Dilengkapai dengan Box dan selang indoor /outdoor
 Dilengkapai dengan Siamese Connection, alat penyambung Hydrant
yang menghubungkan mobil petugas PMK dengan instalasi dalam
gedung
 Cadangan air untuk memadamkan kebakaran selama 30 menit.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 91
USULAN TEKNIS

Gambar 2-40. Perkerasan untuk keluar masuknya mobil pemadam kebakaran

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 92
USULAN TEKNIS

Gambar 2-41. Posisi Jack Mobil Pemadam Kebakaran.

Gambar 2-42. Contoh Fasilitas belokan untuk mobil pemadam kebakaran.


Radius terluar dari belokan pada jalur masuk tidak boleh kurang dari 10,5m dan
harus memenuhi persyaratan seperti terlihat pada gambar.

Gambar 2-43. Radius terluar untuk belokan yang dapat dilalui.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 93
USULAN TEKNIS

Tinggi ruang bebas diatas lapis perkerasan atau jalur masuk mobil
pemadam minimum 4,5m untuk dapat dilalui peralatan pemadam tersebut.
Jalan umum boleh digunakan sebagai lapisan perkerasan (hard-
standing) asalkan lokasi jalan tersebut sesuai dengan persyaratan jarak dari
bukaan akses pemadam kebakaran (access openings).
Lapis perkerasan harus selalu dalam keadaan bebas rintangan dari
bagian lain bangunan gedung, pepohonan, tanaman atau lain tidak boleh
menghambat jalur antara perkerasan dengan bukaan akses pemadam
kebakaran.
Pada pembangunan bangunan gedung bukan hunian seperti pabrik
dan gudang, harus disediakan jalur akses dan ruang lapis perkerasan yang
berdekatan dengan bangunan gedung untuk peralatan pemadam kebakaran.
Jalur akses tersebut harus mempunyai lebar minimal 6m dan posisinya minimal
2m dari bangunan gedung dan dibuat minimal pada 2 sisi bangunan gedung.
Ketentuan jalur masuk harus diperhitungkan berdasarkan volume kubikasi
bangunan gedung sebagai berikut:

Tabel 2-1. Volume bangunan gedung untuk penentuan jalur akses

Volume (m) Keterangan


No
1 >7.10 Minimal 1/6 keliling bangunan gedung
2 >28.000 Minimal ¼ keliling bangunan gedung.
0
3 >56.800 Minimal ½ keliling bangunan gedung.
4 >85.200 Minimal ¾ keliling bangunan gedung
5 >113.600 Harus sekeliling bangunan gedung

Penandaan jalur.
Pada ke-4 sudut area lapis perkerasan untuk mobil pemadam harus
diberi tanda.
Penandaan sudut-sudut pada permukaan lapis perkerasan harus dari
warna yang kontras dengan warna permukaan tanah atau lapisan penutup
permukaan tanah.
Area jalur masuk pada kedua sisinya harus ditandai dengan bahan yang
kontras dan bersifat reflektif sehingga jalur masuk dan lapis perkerasan dapat
terlihat pada malam hari.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 94
USULAN TEKNIS

Penandaan tersebut diberi jarak antara tidak melebihi 3m satu sama lain
dan harus diberikan pada kedua sisi jalur tulisan

“JALUR PEMADAM KEBAKARAN–JANGAN DIHALANGI”

Harus dibuat dengan tinggi huruf tidak kurang dari 50mm.

Hidran Halaman.
Rencana dan spesifikasi sistem hidran halaman harus disampaikan ke
instansi pemadam kebakaran untuk dikaji dan diberi persetujuan sebelum
dilakukan konstruksinya.
Tiap bagian dari jalur untuk akses mobil pemadam di lahan bangunan
gedung harus dalam jarak bebas hambatan 50m dari hidran kota. Bila hidran
kota tidak tersedia, maka harus disediakan hidran halaman (lihat gambar (2-46).
Dalam situasi dimana diperlukan lebih dari satu hidran halaman, maka
hidran-hidran tersebut harus diletakkan sepanjang jalur akses mobil pemadam
sedemikian hingga tiap bagian dari jalur tersebut berada dalam jarak radius
50m dari hidran.
Pasokan air untuk hidran halaman harus sekurang-kurangnya 38
liter/detik pada tekanan 3,5 bar, serta mampu mengalirkan air minimal selama
30 menit.

Gambar 2-44. Posisi akses bebas mobil pemadam terhadap hidran kota.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 95
USULAN TEKNIS

Gambar 2-45. Letak hidran halaman terhadap jalur akses mobil pemadam.
Pasokan Air.
Suatu pasokan air yang disetujui dan mampu memasok aliran air yang
diperlukan untuk proteksi kebakaran harus disediakan guna menjangkau seluruh
lingkungan dimana fasilitas, bangunan gedung atau bagian bangunan gedung
dikonstruksi atau akan disahkan secara formal.
Apabila tidak ada sistem distribusi air yang handal, maka diperbolehkan
untuk memasang atau menyediakan reservoir, tangki bertekanan, tangki
elevasi, atau berlangganan air dari pemadam kebakaran atau sistem lainnya
yang disetujui.
Jumlah dan jenis hidran halaman dan sambungannya ke sumber air
lainnya yang disetujui harus mampu memasok air untuk pemadaman
kebakaran dan harus disediakan dilokasi-lokasi yang disetujui.
Hidran halaman dan sambungannya kepasokan air lainnya yang
disetujui harus dapat dijangkau oleh pemadam kebakaran.
Sistem pasokan air individu, harus diuji dan dipelihara sesuai ketentuan
baku atau standar yang berlaku.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 96
USULAN TEKNIS

Apabila dipersyaratkan oleh OBS, hidran halaman yang rawan terkena


kerusakan akibat kendaraan, harus dilindungi, kecuali apabila terletak dalam
lokasi jalan umum.

AKSES PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN KEBANGUNAN GEDUNG.

Akses Petugas Pemadam Kebakaran ke Bangunan Gedung.


Akses petugas pemadam kebakaran dibuat melalui dinding luar untuk
operasi pemadaman dan penyelamatan. Bukaan tersebut harus siap dibuka
dari dalam dan luar atau terbuat dari bahan yang mudah dipecahkan, dan
senang tiasa bebas hambatan selama bangunan gedung dihuni atau
dioperasikan.
Akses Petugas Pemadam Kebakaran harus diberi tanda segitiga warna
merah atau kuning dengan ukuran tiap sisi minimum 150 mm dan diletakkan
pada sisi luar dinding dan diberi tulisan

"AKSES PEMADAM KEBAKARAN – JANGAN DIHALANGI”

Dengan ukuran tinggi minimal 50mm. Ketentuan ini tidak dipersyaratkan untuk
bangunan gedung hunian rumah tinggal satu atau dua keluarga.

Gambar 2-46. Tanda Bukaan (gambar dan tulisan berwarna merah) ditempel
disisi sebelah dalam.

Gambar 2-47. Ukuran Bukaan

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 97
USULAN TEKNIS

2. PERANCANGAN UTILITY

Jaringan Kabel Listrik


Listrik dihantarkan oleh kabel yang berfungsi sebagai konduktor. Kabel
yang digunakan beragam jenisnya dan ukurannya, biasanya disesuaikan
dengan penggunaan dan tingkat tegangan yang perlu dihantarkan.

Gambar 2-48. Kode Warna Kabel

Selanjutnya, kabel diberi warna untuk membedakan bagi


penggunaannya dalam instalasi jaringan listrik

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 98
USULAN TEKNIS

Gambar 2-49. Jenis-jenis Kabel

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 99
USULAN TEKNIS

Daya listrik umumnya dipasok dari pembangkit tenaga listrik melalui


jaringan kabel tegangan tinggi (TT, diatas 20.000 Volt), yang kemudian
diturunkan menjadi tegangan menengah (TM, antara 1.000-20.000 Volt) dan
tegangan rendah JR dibawah 1.000 Volt oleh transformator yang ditempatkan
pada gardu-gardu listrik (Gambar 2-58).

Gambar 2-50. Pasokan Listrik ke Bangunan

Daya listrik dipasok kedalam bangunan yang disalurkan melalui kabel


bawah tanah untuk bangunan tinggi (Gambar 2-59) atau kabel udara dari
tiang listrik untuk bangunan rendah/menengah (Gambar 2-60).

Gambar 2-51. Pasokan Listrik dengan Kabel Bawah Tanah

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 100
USULAN TEKNIS

Gambar 2-52. Pasokan Listrik dengan Kabel Udara


Distribusi dalam bangunan juga dapat dilakukan pada pelat lantai atau
diletakkan pada ruang diplafon dan pelat lantai (Gambar 2-61).

Gambar 2-53. Pasokan Listrik Diatas Plafon

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 101
USULAN TEKNIS

Untuk bangunan yang tidak menggunakan plafon, jaringan kabel listrik


biasanya ditempatkan pada rak kabel.
Untuk kabel yang ditanam didalam dinding, kabel dimasukkan kedalam
saluran kabel yang pada umumnya terdiri dari empat jenis, yaitu:
a) Saluran yang terbuat dari bahan logam, alluminium, logam fleksibel dan
bukan logam untuk saluran yang terbuat dari bahan logam.
b) Pipa galvanis (hot dip galvanized)
c) Pipa berlapis enamel (enameled)
d) Pipa berlapis seng (sheranized) dan pipa berlapis plastic (plastic-
covered).
Keempat jenis saluran ini digunakan untuk daerah yang tingkat
kemungkinan terjadinya korosif sangat tinggi.Sedang untuk pipa yang bukan
logam, digolongkan atas pipa plastic PVC (Polyvinyl Chloride), pipa HDPE (high-
density polyethylene) dan pipa asbes semen.
Pada arul listrik satu fase, daya listrik dapat dihitung dengan:
P=E.I.cosø watt
Dimana,
E = Tegangan Listrik Fase Netral (Volt)
I = Kuat Arus Listrik (Ampere)
Cos = Faktor Kerja
Ø = 0.8 s/d 0.9

Jaringan Kabel Listrik


Penggunaan jumlah telephone dalam suatu bangunan pada umumnya
tidak diketahui secara tepat oleh karenannya perlu dirancang serta terpadu
dengan perancangan jaringa utilitas lainnya. Meskipun pada tahap
perencanaan sudah diketahui rencana jumlah pengguna, namun tidak
menutup kemungkinan adanya penambahan jumlah dan perubahan jaringan
layanan telephone. Maka jumlah perencanaan jumlah saluran telephone harus
didasarkan pada prakiraan persatuan luas lantai yang akan mempengaruhi
alokasi kebutuhan ruangan untuk keperluan:
a) Layanan penerimaan telephone, beserta panel utama.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 102
USULAN TEKNIS

b) Saluran vertical (riser), pipa saluran dan panel distribusi.


c) Lemari untuk perlengkapan telekomunikasi.
d) Lokasi tempat penambahan sambungan.
e) Ruang perletakan untuk perlengkapan khusus telekomunikasi.
f) Sistim distribusi.
Untuk dapat berfungsinya sistim telekomunikasi diperlukan saluran
telephone dari TELKOM, yang mempunyai fasilitas hubungan keluar.Sistim dalam
bangunan dimulai dari saluran Telkom kefasilitas PABX (Private Automatic
Branch Exchange), selanjutnya dihubungkan ke kotak induk (MDF).Melalui kabel
distribusi (DC-distribution cable) jaringan telephone disebarkan ke kotak terminal
(JB-Junction Box) yang ada ditiap lantai.Dari kotak ini jaringan telephone
diteruskan kemasing-masing pesawat telephone.
Untuk mengestimasi kebutuhan telephone, dapat digunakan rumus:
Pembicaraan Rata − rata . (t)
∑ 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 = Erl.
3600
Dengan menggunakan table Erlang, maka dapat diperoleh jumlah
sambungan telephone yang diperlukan, dan dengan demikian dapat pula
ditentukan kapasitas dan jenis PABX yang akan digunakan.

Jaringan Kabel Komputer/Data/Multimedia


Adanya server computer memungkinkan disajikan pelayanan yang
beragam dalam suatu bangunan, antara lain untuk keperluan ruang kerja
(woek station) dengan penggunaan computer personal (PC-Personal
Computer), untuk pelayanan jaringan lokal (LAN-Local Area Network) dengan
beberpap terminal dan printer, untuk telecopier dan facsimile, untuk
dihubungkan dengan pesawat telephone ataupun untuk pengendalian
lingkungan dan keselamatan (Gambar 2-62). Selanjutnya dengan bantuan
modem, V-sat atau antenna microwave, sistim computer / data / multimedia
pada bangunan dihubungkan dengan jaringan eksternal melalui provider atau
fasilitas satelit.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 103
USULAN TEKNIS

Gambar 2-54. Konfigurasi Layanan Jaringan Komputer

Sistem Listrik
Terdiri dari 2 sumber : ( PLN & Genset ). Sumber utama PLN, genset
sebagai cadangan, secara otomatis membackup jika PLN mengalami
gangguan (daya genset sesuai dengan perhitungan (PERENCANAAN) KWH
meter ditempatkan pada satu ruang/lokasi di tiap-tiap lantai, breaker (MBC)
sebagai pengamanan ditempatkan di masing-masing unit hunian.

Sistem Plumbing
STP & Sumur Resapan berasal dari :
 Air kotor dan air bekas ditampung kedalam sewerange Treatment
Plan
 Air hujan dialirkan kedalam sumur resapan.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 104
USULAN TEKNIS

Gambar 2-55. Gambaran Septictank

Ground Water Tank & Tangki Air Atas terdiri dari :


 Sumber Air Bersih dari PDAM dan Deep Well
 Volume harus disesuaikan dengan kebutuhan air
 Tangki di atas dari bahan fiber, dialirkan dengan sistem gravitasi ke
bawah.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 105
USULAN TEKNIS

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 106
USULAN TEKNIS

Gambar 2-56. Skema Air Hujan

Bangunan gedung pada umumnya merupakan bangunan yang


dipergunakan oleh manusia untuk melakukan kegiatannya, agar supaya
bangunan gedung yang dibangun dapat dipakai, dihuni, dan dinikmati oleh
pengguna, perlu dilengkapi dengan prasarana lain, yang disebut prasarana
bangunan atau utilitas bangunan.
Utilitas Bangunan merupakan kelengkapan dari suatu bangunan
gedung, agar bangunan gedung tersebut dapat berfungsi secara optimal.
Disamping itu penghuninya akan merasa nyaman, aman, dan sehat.
Ruang lingkup dari Utilitas Bangunan diantaranya adalah:

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 107
USULAN TEKNIS

 Sistem plambing air minum, Sistem PLAMBING air kotor, Sistem plambing
air hujan.
 Sistem pembuangan sampah.
 Sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
 Sistem instalasi listrik.
 Sistem pengkondisian udara, Sistem transportasi vertikal, Sistem
telekomunikasi.
 Sistem penangkal petir.
Salah satu bagian dari utilitas bangunan adalah Plambing. Termasuk
dalam ruang lingkup plambing diantaranya adalah: sistem penyediaan air
minum, sistem pembuangan air kotor, dan sistem pembuangan airhujan
didalam bangunan gedung.
Plambing dapat didefinisikan sebagaiberikut: Sistem Plambing suatu
bangunan gedung adalah: perpipaan sistem penyediaan air minum,
perpipaan sistem pembuangan air kotor, dan perpipaan sistem pembuangan
air hujan.
Karena plambing merupakan bagian dari utilitas bangunan, maka tujuan
penempatan plambing dalam suatu bangunan gedung juga, agar penghuni
bangunan gedung tersebut merasa aman, nyaman, dan sehat.

2.1.2.12. KONSEP LINGKUNGAN


1. Prasarana, sarana dan Utilitas
Yang perlu diperhatikan pada Prasarana, Sarana dan Utilitas adalah
berdasarkan SNI 03-1733-2004.Jalan lingkungan dilengkapi dengan Penerangan
Jalan Umum serta saluran tepi jalan:
a) Tempat parkir dan/ atau penyimpanan barang
b) Jaringan distribusi air bersih, gas, dan listrik termasuk tangki-tangki air,
pompa air, tangki gas, dan gardu-gardu listrik;
c) Saluran pembuangan air ke sistem jaringan pembuangan air kota;
d) Saluran pembuangan air limbah dan/atau tangki septik;
e) Tempat pembuangan sampah

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 108
USULAN TEKNIS

f) Hidrant atau kran-kran air untuk pencegahan dan pengamanan


terhadap bahaya kebakaran;
g) Jaringan telephone dan alat komunikasi lain sesuai dengan tingkat
keperluannya;
h) Sarana sosial, Ibadah, Pendidikan bila telah tersedia dalam jarak tempuh
500-1000 meter tidak harus dibangun.
2. Pengelolaan Persampahan
Konsep Pengelolaan Persammpahan diarahkan sebagai berikut :
a) Menyingkirkan sampah dan habitat manusia dengan cepat
b) Mengurangi berat dan volume sampah dengan cepat
c) Membuat sampah menjadi tidak berbahaya terhadap lingkungan
d) Memamfaatkan sampah menjadi sumber daya yang bermanfaat
e) Mengurangi dampak pencemaran udara, tanah dan air akibat sampah
tersebut.
3. Pengelolaan Air Limbah
Pemilihan teknologi pembuangan air limbah merupakan rekomendasi
awal bagi penanganan air limbah. Teknologi pembuangan air limbah dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu sistem setempat dan sistem terpusat. Sistem
setempay adalah sistem pembuangan di sekitar sumber limbah, untuk
kemudian diolah ditempat tersebut melalui sistem penguraian an-aerobik
dalam suatu bangunan yang disebut septic tank atau melalui sistem pengurai
yang memanfaatkan bakteri yang disebut dengan Biotech. Sedangkan sistem
terpusat adalah pembuangan air limbah melalui saluran yang berfungsi
menampung dan mengalirkan air limbah tersebut ke satu tempat pengolahan
yang jauh jaraknya dari sumber penghasil limbah.
4. Pengembangan Jaringan Drainase Luar
Dalam sistim drainase konvensional, saluran air hujan yang jatuh pada
suatu kawasan harus secepatnya dibaung kesungai. Drainase konvensional
dibuat dengan cara membuat saluran-saluran lurus terpendek menuju sungai.
Saluran air hujan diupayakan sesegera mungkin mengalir ke sungai tersebut.
Konsep pengembangan jaringan drainase pada menggunakan konsep
drainase ramah lingkungan atau biasa disebut : Ekodrainase. Konsep ini

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 109
USULAN TEKNIS

didefinisikan sebagai upaya mengelola air. Kelebihannya dengan cara sebesar-


besarnya diserapkan ke dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan ke
sungai dengan tanpa melampaui kapasitas sungai/danau bautan.
Ada 4 (empat) metode drainase ramah lingkungan, yaitu :
a) Kolom konservasi (resapan)
b) Sumur resapan
c) Riversaide polder
d) Pengembangan perlindungan air tanah (ground water protection water
area)
5. Pengembangan Air Bersih/ Air Minum
Air bersih diperlukan untuk berbagai kegiatan dan kepentingan. Jika
ditinjau dari beberapa kegiatan diatas, amak sistem penyediaan air bersih
dalam bangunan gedung kantor merupakan salah satu instruktur yang penting
keberadaannya, sehingga konsep desainnya memerlukan kajian lebih lanjut.
Konsep pengembangan air bersih didasarkan atas luasan tapak peruntukan,
jumlah orang yang berkegiatan di dalam kantor. Saat ini alternatif sumber air
bersih diasumsi dari jaringan PDAM setempat. Jika memungkinkan, berasal dari
sumur air dalam (deep well).

2.1.2.13. PERANCANGAN SISTEM PEMIPAAN, SANITASI dan PENGOLAHAN


LIMBAH
Instalasi pipa pada bangunan digunakan untuk mengalirkan air bersih
(panas dan dingin), air es untuk keperluan tata udara, airuntuk keperluan
pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran, pembuangan air
kotor, air buangan, air hujan dan air limbah. Disamping itu ada pula jarinagn
pipa untuk ventilasi dan saluran gas, dan saluran oksigen jika diperlukan.
Jenis pipa yang digunakan juga beragam jenisnya : air bersih dialirkan
dengan pipa (steel pipe atau black pipe), pipa galvanis, pipa PVC atau pipa
tembaga. Pipa yang digunakan untuk pencegahan dan penanggulangan
bahaya kebakaran (hidran dan sprinkler) dituntut untuk mampu menahan
tekanan tertentu.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 110
USULAN TEKNIS

Jaringan pipa diatur menurut arah vertikal (riser, down feed atau stand
pipe) yang disembunyikan dalam saluran didalam tembok (shaft) sebagaimana
terlihat pada gambar 2-83 sedangkan pada arah horisontal, biasanya
ditempatkan diatas klangit-langit tau lantai instalasi (lantai mekanik dan elektrik)
Untuk membedakan antara pipa satu dengan pipa lainnya maka pipa
diberi warna dan diberi arah alirannya.

Gambar 2-57. Warna Pipa Dalam Shaft

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 111
USULAN TEKNIS

Fungsi Pipa Warna Pipa

Air Bersih Biru

Air Buangan Kuning

Sir Limbah Coklat

Air Untuk Sprinkler Merah

1. Jaringan Pipa Air Bersih


Untuk memasok kebutuhan air bersih pada nagunan lebih dari satu
alntai, biasanya digunakan pompa agar air dapat disalurkan ke tempat yang
letakknya jauh dari permukaan tanah dan jika bangunannya sangat tinggi,
maka jaringan pemipaan dbagi atas beberapa zona.
Pada umumnya terdapat diua sistem pasokan air bersih yaitu sistem ke
atas (up feed) , baik dengan atau tanpa tangki penampung air, dan pasokan
ke bawah (down feed)
Pada sistem pasokan ke atas air bersih dialirkan dengan tekanan pompa
sedangkan pada pasokan kebawah pompa digunakan untuk mengisi tangki air
di atas atap. Dengan menggunakan sakelar penampang, pompa akan
berhenti bekerja, jika air dalam tangki sudah penuh dan selanjutnya air dialirkan
dengan memamfaatkan gaya grafitasi.
Selanjutnya air panas biasa dihasilkan oleh peralatan pemanas air, dari
yang kapasitasnya kecil sampai denagn yang kapasitasnyan bsar. Pemanas ini
menggunakan pembakaran gas, tenaga listrik ataupun tenaga matahari.
Pada bangunan yang membutuhkan pasokan air dengan mutu terjamin
(bebas dari polutan) atau penggunaan air yang di daur ulang seperti halnya
untuk keperluan akuarium ataupun kolam, maka pasokan air perlu di saring
melalui alat penyaring bertekanan (pressure filter). Selanjutnay pasokan air
tersebut ditambahkan larutan kimia untuk mematikan kuman-kuman yang
disesuaikan dengan kebutuhan.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 112
USULAN TEKNIS

2. Jaringan Pipa Air Kotor dan Ventilasi


Penggunaan diagram isometrik akan memudahkan dalam melakukan
perincian guna mengetahui jenis, jumlah dan ukuran pipa serta alat
penyambungnya.
Untuk menghindari masuknya udara baunya tak sedap, maka pada
saluran pembuanagan dipasang perangkap udara, berupa genangan air yang
tertahan akibat adanya sekat perangkap (menggunakan konsep pipa bejana
berhubungan). Perangkap udara dapat berbentuk pipa tabung, bak kontrol
atau leher angsa. Perangkap udara ini dapat mencegah masuknya binatang
kecil (kecoak,tikus,dll) ke dalam ruangan melalui pipa.
Selanjutnya untuk air buangan atau air kotor yang mengandung lemak
(air buangan dari dapur), perlu digunakan perangkap minyak (grease trap).
Dan untuk memdahkan perbaikan atau pembersihan saluran pipa. Jika terjadi
penyumbatan oleh benda-benda atau kotoran, pada saluran pembuangan
disediakan lubang kontrol pembersihan (clean out), yang dapat ditempatkan
pada lantai atau berupa sumbat pada ujung pipa.
3. Peralatan Pengolahan Limbah
Pada bangunan rumah tinggal, air buangan.air kotor dibuang melalui
septik tank dan selanjutnya dialirkan kembali kedalam tanah melalui rembesan.
Namun, pada bangunan publik, penggunaan septik tank dirasa kurang
memadai, oleh karenanya umumnya digunakan sistem pengolahan air limbah
(SPT-Sewage Treatment Plant).
Pada dasarnya sistem pengolah limbah terdiri dari dua proses utama,
yaitu proses mekanik, berupa penyaringan, pemisahan dan pengendapan,
serta proses biologi/kimia, berupa proses aktivitas bakteri yang memamfaatkan
dari udara (acrob) dan proses netralisasi cairan dengan asam atau
memasukkan bahan kimia untuk oksidasi, seperti aerasi dengan menggunakan
molekul, proses pengolahan endapan aktif (activate sludge process), dan
pemusnahan kuman (desinfection) denagn menggunakan kaporit (chlorine.
Secara skematik, proses pengolahan limbah dapat dilihat pada gambar
2-58.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 113
USULAN TEKNIS

Gambar 2-58. Skema Tipikal Pengolahan Limbah

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 114
USULAN TEKNIS

4. Integrasi Pemipaan
Gambar 2-59 berikut ini menunjukan integrasi pemipaan yang digunakan
untuk air dingin, air es, air hangat, air panas, pipa pembuangan dan pemasok
bahan bakar.

Gambar 2-59. Integrasi Pemipaan

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 115
USULAN TEKNIS

2.1.2.18 PERSYARATAN TEKNIS AKSESIBILITAS

A. UKURAN DASAR RUANG

1. Esensi
Ukuran dasar ruang tiga dimensi (panjang, lebar, tinggi) yang mengacu
kepada ukuran tubuh manusia dewasa, peralatan yang digunakan, dan ruang
yang dibutuhkan untuk mewadahi pergerakannya.

3. Persyaratan
a. Ukuran dasar ruang diterapkan dengan mempertimbangkan fungsi
bangunan, bangunan dengan fungsi yang memungkinkan digunakan oleh
orang banyak secara sekaligus, seperti balai pertemuan, bioskop, dsb.
harus menggunakan ukuran dasar maksimum.
b. Ukuran dasar minimum dan maksimum yang digunakan dalam pedoman
ini dapat ditambah atau dikurangi sepanjang asas-asas aksesibilitas dapat
tercapai.
c. Ukuran Dan Detail Penerapan Standar.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 116
USULAN TEKNIS

Gerak Kesamping Gerak Kedepan

Jangkauan Kesamping Jangkauan Kedepan

Berjalan Jangkauan Berjalan Jangkauan


Kesamping Kedepan

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 117
USULAN TEKNIS

Duduk Jangkauan
Duduk Jangkauan
Kesamping
Kedepan

Tampak Samping Tampak Depan

Gambar 2-60. Dimensi Kursi Roda

Perputaran Penuh Membuka Pintu Tampa Manuver

Gambar 2-88. Ukuran Putar Kursi Roda

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 118
USULAN TEKNIS

B. JALUR PEDESTRIAN
1. Esensi
Jalur yang digunakan untuk berjalan kaki atau berkursi roda bagi
penyandang cacat, yang dirancang berdasarkan kebutuhan orang untuk
bergerak aman, nyaman dan tak terhalang.
2. Persyaratan
a. Permukaan

Permukaan jalan harus stabil, kuat, tahan cuaca, bertekstur halus


tetapi tidak licin. Hindari sambungan atau gundukan pada
permukaan, kalaupun terpaksa ada, tingginya harus tidak lebih dari
1,25cm. Apabila menggunakan karpet, maka ujungnya harus kencang
dan mempunyai trim yang permanen.

b. Kemiringan

Kemiringan maksimum 7° dan pada setiap jarak 9m disarankan


terdapat pemberhentian untuk istirahat.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 119
USULAN TEKNIS

c. Area istirahat

Terutama digunakan untuk membantu pengguna jalan penyandang


cacat.

d. Pencahayaan Berkisar antara 50-150 lux tergantung pada intensitas


pemakaian, tingkat bahaya dan kebutuhan keamanan.
e. Perawatan Dibutuhkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
kecelakaan.
f. Drainase
Dibuat tegak lurus dengan arah jalur dengan kedalaman maksimal 1,5
cm, mudah dibersihkan dan perletakan lubang dijauhkan dari tepi
ramp.
g. Ukuran
Lebar minimum jalur pedestrian adalah 120cm untuk jalur searah dan
160 cm untuk dua arah. Jalur pedestrian harus bebas dari pohon, tiang
rambu-rambu dan benda-benda pelengkap jalan yang menghalang.
h. Tepi pengaman
Penting bagi penghentian rodakendaraan dan tongkat tuna netra
kearah area yang berbahaya. Tepi pengaman dibuat setinggi
minimum 10 cm dan lebar 15 cm sepanjang jalur pedestrian.

C. AREA PARKIR
1. Esensi
Area parkir adalah tempat parkir kendaraan yang dikendarai oleh
penyandang cacat, sehingga diperlukan tempat yang lebih luas untuk naik
turun kursi roda, dari pada tempat parkir yang biasa. Sedangkan daerah untuk
menaik-turunkan penumpang (Passenger Loading Zones) adalah tempat bagi
semua penumpang, termasuk penyandang cacat,untuk naik atau turun dari
kendaraan.

2. Persyaratan
Fasilitas parkir kendaraan:

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 120
USULAN TEKNIS

- Tempat parkir penyandang cacat terletak pada rute terdekat


menuju bangunan/ fasilitas yang dituju, dengan jarak maksimum 60
meter.
- Jika tempat parkir tidak berhubungan langsung dengan bangunan,
misalnya pada parkir taman dan tempat terbuka lainnya, maka
tempat parkir harus diletakkan sedekat mungkin dengan pintu
gerbang masuk dan jalur pedestrian.
- Area parkir harus cukup mempunyai ruang bebas disekitarnya
sehingga pengguna berkursi roda dapat dengan mudah masuk dan
keluar dari kendaraannya.
- Area parkir khusus penyandang cacat ditandai dengan simbol tanda
parkir penyandang cacat yang berlaku.
- Pada lot parkir penyandang cacat disediakan ramp trotoar dikedua
sisi kendaraan.
- Ruang parkir mempunyai lebar 370 cm untuk parkir tunggal atau
620cm untuk parkir ganda dan sudah dihubungkan dengan ramp
dan jalan menuju fasilitas-fasilitas lainnya.
- Daerah menaik-turunkan penumpang:
- Kedalaman minimal dari daerah naik turun penumpang dari jalan
atau jalur lalu-lintas sibuk adalah 360 cm dan dengan panjang
minimal 600 cm.
- Dilengkapi dengan fasilitas ramp, jalur pedestrian dan rambu
penyandang cacat.
- Kemiringan maksimal 5° dengan permukaan yang rata di semua
bagian.
- Diberi rambu penyandang cacat yang biasa digunakan
untuk mempermudah dan membedakan dengan fasilitas serupa
bagi umum.
- Tabel jumlah tempat parkir yang aksesibel yang harus disediakan
pada setiap pelataran parkir umum.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 121
USULAN TEKNIS

Tabel 2-1. Kebutuhan tempat parkir.


JUMLAH TEMPAT PARKIR YANG JUMLAH TEMPAT PARKIR
1-25
TERSEDIA 1
YANGAKSESIBEL
26-50 2
51-75 3
76-100 4
101-150 5
151-200 6
201-300 7
301-400 8
401-500 9
501-1000 2% dari total
1001-dst 20,1+1 untuk setiap ratusan
D. RAMP
1. Esensi
Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan
tertentu, sebagai alternatif bagi orangyang tidak dapat menggunakan tangga.

2. Persyaratan-persyaratan
a. Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak boleh melebihi 7°,
perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk awalan atau akhiran
ramp (curb ramps/landing). Sedangkan kemiringan suatu ramp yang
ada di luar bangunan maksimum 6°.
b. Panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan7°) tidak boleh
lebih dari 900cm. Panjang ramp dengan kemiringan yang lebih rendah
dapat lebih panjang.
c. Lebar minimum dari ramp adalah 95 cm tanpa tepi pengaman,
dan120cm dengan tepi pengaman. Untuk ramp yang juga digunakan
sekaligus untuk pejalan kakidanpelayanan angkutan barang harus
dipertimbangkan secara seksama lebarnya, sedemikian sehingga bisa
dipakai untuk kedua fungsi tersebut, atau dilakukan pemisahan ramp
dengan fungsi sendiri-sendiri.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 122
USULAN TEKNIS

d. Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari suatu ramp harus
bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya untuk
memutar kursi roda dengan ukuran minimum 160 cm.
e. Permukaan datar awalan atau akhiran suatu ramp harus memiliki tekstur
sehingga tidak licin baik diwaktu hujan.
f. Lebar tepi pengaman ramp (lowcurb) 10cm, dirancang untuk
menghalangi roda kursi roda agar tidak terperosok atau keluar dari jalur
ramp. Apabila berbatasan langsung dengan lalu-lintas jalan umum
atau persimpangan harus dibuat sedemikian rupa agar tidak
mengganggu jalan umum.
g. Ramp harus diterangi dengan pencahayean yang cukup sehingga
membantu penggunaan ramp saat malam hari. Pencahayaan
disediakan pada bagian- bagian ramp yang memiliki ketinggian
terhadap muka tanah sekitarnya dan bagian- bagian yang
membahayakan.
h. Ramp harus dilengkapi dengan pegangan rambatan (handrail) yang
dijamin kekuatannya dengan ketinggian yang sesuai.

Kelandaian Lurus Kelandaian Berbelok Arah

Gambar 2-62. Kelandaian Ramp

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 123
USULAN TEKNIS

Pintu Samping Keluar Pintu Samping Kedalam

Gambar 2-63. Pintu Samping Pada


Ramp

Pintu Antara Keluar Pintu Antara Kedalam

Gambar 2-64. Pintu Antara Pada Ramp

E. TANGGA
1. Esensl
Fasilitas bagi pergerakan vertikal yang dirancang dengan
mempertimbangkan ukuran dan kemiringan pijakan dan tanjakan dengan
lebar yang memadai.
2. Persyaratan
a. Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam.
Harus memiliki kemiringan tangga kurang dari 60°
b. Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat
membahayakan pengguna tangga.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 124
USULAN TEKNIS

c. Harus dilengkapi dengan pegangan rambat (handrail) minimum pada


salah satu sisi tangga.
d. Pegangan rambat harus mudah dipegang dengan ketinggian 65 80 cm
dari lantai, bebas dari elemen konstruksi yang mengganggu, dan
bagian ujungnya harus bulat atau dibelokkan dengan baik ke arah
lantai, dinding atau tiang.
e. Pegangan rambat harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-
ujungnya (puncak dan bagian bawah) dengan 30 cm.
f. Untuk tangga yang terletak diluar bangunan, harus dirancang sehingga
tidak ada air hujan yang menggenang pada lantainya.
3. Ukuran dan Detail Penerapan Standar

Gambar 2-65. Desain Profil Tangga Yang


Diijinkan

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 125
USULAN TEKNIS

Berbahaya Untuk Kaki

Berbahaya Untuk Kaki

Gambar 2-66. Desain Profil Tangga Yang


Tidak Diijinkan

Profil Handrail Yang Diijinkan Profil Handrail Yang Tidak Diijinkan

Gambar 2-67. Profil Handrail

F. KAMAR KECIL
1. Esensi
Fasilitas sanitasi yang aksesibel untuk semua orang (tanpa terkecuali
penyandang cacat, orang tua dan ibu-ibu hamil) pada bangunan atau fasilitas
umum lainnya.
2. Persyaratan
a. Toilet atau kamar kecil umum yang aksesibel harus dilengkapi dengan
tampilan rambu "penyandang cacat" pada bagian luarnya.
b. Toilet atau kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak yang cukup
untuk masuk dan keluar pengguna kursi roda.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 126
USULAN TEKNIS

c. Ketinggian tempat duduk kloset harus sesuai dengan ketinggian


pengguna kursi roda. (45-50 cm)
d. Toilet atau kamar kecil umum harus dilengkapi dengan pegangan
rambat (handrail) yang memiliki posisi dan ketinggian disesuaikan
dengan pengguna kursi roda dan penyandang cacat yang lain.
Pegangan disarankan memiliki bentuk siku-siku mengarah keatas untuk
membantu pergerakan pengguna kursi roda.
e. Letak kertas tissu, air, kran air atau pancuran (shower) dan
perlengkapan-perlengkapan seperti tempat sabun dan pengering
tangan harus dipasang sedemikian hingga mudah digunakan oleh orang
yang memiliki keterbatasan fisik dan bisa dijangkau pengguna kursi roda.
f. Kran pengungkit sebaiknya dipasang pada wastafel.
g. Bahan dan penyelesaian lantai harus tidak licin.
h. Pintu harus mudah dibuka untuk memudahkan pengguna kursi roda
untuk membuka dan menutup.
i. Kunci-kunci toilet atau grendel dipilih sedemikian sehingga bisa dibuka
dari luar jika terjadi kondisi darurat.
j. Pada tempat-tempat yang mudah dicapai, seperti pada daerah pintu
masuk, dianjurkan untuk menyediakan tombol pencahayaan darurat
(emergency light button) bila sewaktu-waktu terjadi listrik padam.

3. Ukuran dan Detail Penerapan Standar

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 127
USULAN TEKNIS

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 128
USULAN TEKNIS

Gambar 2-68. Kran Wudhu’ Bagi


Penyandang Cacat

G. Pancuran
1. Esensi
Merupakan fasilitas mandi dengan pancuran (shower) yang bisa digunakan
oleh semua orang, khususnya bagi pengguna kursi roda

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 129
USULAN TEKNIS

2. Persyaratan
a. Bilik pancuran (shower cubicles) harus memiliki tempat duduk yang lebar
dan tinggi disesuaikan dengan cara-cara memindahkan badan
pengguna kursi roda.
b. Bilik pancuran harus memiliki pegangan rambat (handrail) pada posisi
yang memudahkan pengguna kursi roda bertumpu.
c. Bilik pancuran dilengkapi dengan tombol alarm atau alat pemberi tanda
lain yang bisa dijangkau pada waktu keadaan darurat.
d. Kunci bilik pancuran dirancang dengan menggunakan tipe yang bisa
dibuka dari luar pada kondisi darurat (emergency).
e. Pintu bilik pancuran sebaiknya menggunakan pintu geser atau tipe
bukaan keluar.
f. Pegangan rambat dan setiap permukaan atau dinding yang berdekatan
dengannya harus bebas dari elemen-elemen
3. Ukuran dan Detail Penerapan Standar

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 130
USULAN TEKNIS

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 131
USULAN TEKNIS

H. TELEPON
1. Esensi
Peralatan komunikasi yang disediakan untuk semua orang yang sedang
mengunjungi suatu bangunan atau fasilitas umum.
2. Persyaratan
a. Telepon umum disarankan yang menggunakan tombol tekan, harus
terletak pada lantai yang aksesibel bagi semua orang termasuk
penyandang cacat, orang tua dan ibu-ibu hamil.
b. Ruang gerak yang cukup harus disediakan didepan telpon umum
sehingga memudahkan penyandang cacat untuk mendekati dan
menggunakan telpon.
c. Ketinggian telpon dipertimbangkan terhadap keterjangkauan gagang
telpon(120-125 cm).
d. Bagi pengguna yang memiliki pendengaran kurang, perlu disediakan alat
kontrol volume suara yang terlihat dan mudah terjangkau.
e. Bagi tuna rungu sebaiknya disediakan "telpon text", khususnya untuk di
kantor pos, bangunan komersial, dan fasilitas publilc lainnya.
f. Bagi tuna netra sebaiknya disediakan petunjuk telpon dalam huruf Braille
dan dilengkapi juga dengan isyarat bersuara (talking sign) yang terpasang
di dekat telpon umum.
g. Panjang kabel gagang telpon harus memungkinkan pengguna kursi roda
untuk menggunakan telpon dengan posisi yang nyaman. (+75cm).

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 132
USULAN TEKNIS

h. Bilik telepon dapat dilengkapi dengan kursi yang disesuaikan dengan


gerak pengguna.

I. PERLENGKAPAN DAN PERALATAN KONTROL


1. Esensi
Merupakan perlengkapan dan peralatan pada bangunan yang bisa
mempermudah semua orang (tanpa terkecuali penyandang cacat, orangtua,
dan ibu-ibu hamil) untuk melakukan kontrol peralatan tertentu, seperti sistem
alarm, tombol/stop kontak, dan pencahayaan.
2. Persyaratan-persyaratan
a. Sistem alarm/ peringatan
- Harus tersedia peralatan peringatan yang terdiri dari sistem
peringatan suara (vocal alarms), sistem peringatan bergetar (vibrating
alarms) dan berbagai petunjuk serta penandaan untuk melarikan diri
pada situasi darurat .
- Stop kontak harus dipasang dekat tempat tidur untuk mempermudah
pengoperasian sistem alarm, termasuk peralatan bergetar ( vibrating
devices) di bawah bantal.
- Semua pengontrol peralatan listrik harus dapat dioperasikan dengan
satu tangan dan tidak memerlukan pegangan yang sangat kencang
atau sampai dengan memutar lengan.
b. Tombol dan stop kontak
Tombol dan stop kontak dipasang pada tempat yang posisi dan
tingginya sesuai dan mudah dijangkau oleh penyandang cacat.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 133
USULAN TEKNIS

3. Ukuran dan Detail Penerapan Standar

J. RAMBU
1. Esensi
Fasilitas dan elemen bangunan yang digunakan untuk memberikan
informasi, arah, penanda atau petunjuk bagi penyandang cacat.
2. Persyaratan
a. Penggunaan rambu terutama dibutuhkan pada:
- Arah dan tujuan jalur pedestrian
- KM/WC umum, telpon umum
- Parkir khusus penyandang cacat iv. Nama fasilitas dan tempat.
b. Persyaratan Rambu yang digunakan:
- Rambu huruf timbul atau huruf Braille yang dapat dibaca oleh tuna
netra dan penyandang cacat lain.
- Rambu yang berupa gambar dan simbol yang mudah dan cepat
ditafsirkan artinya.
- Rambu yang berupa tanda dan simbol internasional.
- Rambu yang menerapkan metode khusus (misal;
pembedaan perkerasan tanah, warna kontras, dll).
- Karakter dan latar belakang rambu harus dibuat dari bahan yang tidak
silau. Karakter dan simbul harus kontras dengan latar belakangnya,
apakah karakter terang di atas Kelap, atau sebaliknya.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 134
USULAN TEKNIS

- Proporsi huruf atau karakter pada rambu harus mempunyai rasio lebar
dan tinggi antara 3:5 dan 1:1, serta ketebalan huruf antara 1:5 danl:10.
- Tinggi karakter huruf dan angka pada rambu harus diukur sesuai
dengan jarak pandang dari tempat rambu itu dibaca .
c. Lokasi penempatan rambu:
- Penempatan yang sesuai dan tepat serta bebas pandang tanpa
penghalang.
- Satu kesatuan sistem dengan lingkungannya.
- Cukup mendapat pencahayaan, termasuk penambahan lampu pada
kondisi gelap.
- Tidak mengganggu arus (pejalan kaki dll) dan sirkulasi (buka/tutup
pintu, dll).
d. Ukuran dan Detail Penerapan Standar

Gambar 2-69. Simbol Gambar 2-70. Simbol Telephone


Tuna Netra Untuk Penyandang Cacat

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 135
USULAN TEKNIS

Gambar 2-71. Proporsi Telephone


Untuk Penyandang Cacat Gambar 2-72. Simbol Ramp

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 136
USULAN TEKNIS

Untuk tipe-tipe bangunan dengan penggunaan tertentu, diwajibkan


pula untuk memenuhi persyaratan teknis tambahan dari ketentuan-ketentuan
seperti telah disebutkan terdahulu, yaitu: Tabel 2-2. Tipe Bangunan

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 137
USULAN TEKNIS

TIPE BANGUNAN KETENTUAN MINIMUM


Kantor Bank, kantor pos dan kantor jasa Paling sedikit menyediakan satu buah
pelayanan masyarakat yang sejenis meja atau kantor pelayanan yang
aksesibel
Toko dan bangunan bangunan Seluruh area perdagangan harus aksesible
perdagangan jasa sejenis
Hotel, penginapan dan bangunan sejenis Paling sedikit 1(satu) kamar tamu dari
setiap 200 kamar tamu yang ada dan
kelipatan darinya harus aksesibel

Bangunan pertunjukan, bioskop, stadion dan Paling sedikit 2(dua) buah area untuk kursi
bangunan sejenis dimana susunan tempat roda untuk setiap 400 tempat duduk yang
duduk permanen tersedia ada dan kelipatannya yang sebanding
harus tersedia
Bangunan keagamaan Seluruh area untuk persembahyangan
harus aksesibel

Bangunan asrama dan sejenisnya Paling sedikit 1(satu) buah kamar, yang
sebaiknya terletak pada lantai dasar, harus
aksesibel

Restoran dan tempat makan diluar Paling sedikit 1(satu) meja untuk setiap 10
ruangan meja makan yang ada dan kelipatannya,
harus aksesibel

Bangunan parkir dan tempat parkir umum Lot parkir yang aksesibel dapat dihitung
lainnya sebagai berikut:
Lot parkir yang ada Lot parkir
Aksesibel
50 lot pertama 1 buah
50 lot berukitnya 1 buah
Setiap 200 lot 1 buah
Parkir yang ada
Bangunan – bangunan lain dimana Tempat duduk untuk pengunjung
masyarakat umum berkumpul dalam jumlah penyandang cacat atau orang yang
besar seperti pusat perdagangan swalayan, tidak sanggup berdiri dalam waktu lama
departemen store,dan bangunan atau area untuk kursi roda harus tersedia
pertemuan secara memadai

Untuk persyaratan teknis aksesibilitas bangunan-bangunan khusus lainnya


yang belum tercakup secara rinci dalam ketentuan ini maka penetapannya

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 138
USULAN TEKNIS

secara obyektif oleh instansi yang berwenang dapat dilakukan secara kasus
demi kasus.

Gambar 2-73. Skema Pengolahan Sampah

Gambar 2-74. Skema Sistim Jaringan Listrik

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 139
USULAN TEKNIS

Gambar 2-75. Skema Ruang Terbuka Hijau

Gambar 2-76. Skema Pengolahan Air Kotor

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 140
USULAN TEKNIS

Gambar 2-77. Skema Pengolahan Air Hujan

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 141
USULAN TEKNIS

Gambar 2-78. Skema Penanggunalangan Bahaya Kebakaran

2.1.3. PERENCANAAN STRUKTUR


Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang
berada diatas muka tanah, sedangkan struktur bawah adalah seluruh bagian
struktur gedung yang berada dibawah muka tanah, yang terdiri dari struktur
besmen kalaudan struktur fondasinya. Seluruh struktur bawah harus
diperhitungkan memikul pengaruh Gempa Rencana.
Apabila tidak dilakukan analisis interaksi tanah-struktur, struktur atas dan
struktur bawah dari suatu struktur gedung dapat dianalisis terhadap pengaruh
Gempa Rencana secara terpisah, dimana struktur atas dianggap terjepit lateral
pada taraf lantai dasar. Selanjutnya struktur bawah dapat dianggap sebagai
struktur tersendiri yang berada di dalam tanah yang dibebani oleh kombinasi
beban-beban gempa yang berasal dari gaya inersia sendiri dan beban gempa
yang berasal dari tanah sekelilingnya.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 142
USULAN TEKNIS

Pada gedung tanpa basemant, taraf penjepitan leteral struktur atas


dapat dianggap terjadi pada bidang telapak pondasi langsung. Bidang
telapak fondasi rakit dan bidang atas kepala (pur) fondasi tiang.
Dalam perencanaan struktur atas dan struktur bawah suatu gedung
terhadap pengaruh Gempa Rencana, struktur bawah tidak boleh gagal lebih
dahulu dari struktur atas. Untuk itu, terhadap Pengaruh Gempa Rencana unsur-
unsur struktur bawah harus tetap berperilaku elastik penuh, tak bergantung
pada tingkat daktilitas yang dimiliki struktur atasnya.
Dalam suatu bangunan gedung dibutuhkan suatu komponen konstruksi
yang dapat menyalurkan beban (beban mati, beban hidup, gempa,angin dan
lainnya) dari struktur bangunan atas ke tanah yang disebut pondasi. Dalam
perencanaan pondasi Faktor terpenting yang perlu diperhitungkan yaitu
karakterstik tanah.
Pondasi Dangkal berdasarkan daya dukung ujung > 250 kg/cm2 (tanpa
memperhitungkan daya dukung selimut).Pondasi Menengah berdasarkan daya
dukung ujung 150 – 250 kg/cm2 (dengan analisa penurunan struktur bangunan
atas)Pondasi dalam berdasarkan atas daya dukung ujung dan daya dukung
selimut. Tabel 2-3. Jenis Pondasi

No Jenis Lantai Waktu Biaya Mutu Keterangan


Pondasi Bangunan Pelaksanaan Beton
1 Pondasi ≤3 lantai Relatif cepat Relatif < K 275 Pondasi Plat
Dangkal Murah setempat,
Pondasi Lajur,
Pondasi Batu
Kali
2 Pondasi 3-b. lantai Relatif lebih Relatif K 275 - Pondasi rakit,
Menengah lama mahal K 300 Pondasi
Sarang Laba-
laba,pondasi
cakar ayam
3 Pondasi <b. lantai Lama Mahal >K 300 Pondasi Tiang
Dalam Pancang,
Pondasi Tiang
Bor, Pondasi
Franky

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 143
USULAN TEKNIS

Organisasi ruang harus mempertimbangkan faktor teknis yang baik.


(konstruksi kokoh dan tahan gempa maupun pengaturan unit, interior, sirkulasi
baik vertikal atau horizontal). Bentuk bangunan tipe L atau U kurang tepat
didaerah yang sering gempa. Pada daerah yang sering gempa lebih baik tipe
kotak (box) atau kotak persegi panjang (single block) atau twin blok. Penataan
cahaya dan udara perlu diperhatikan agar penghuni sehat dan biaya
operasional tidak tinggi.
Sebagaimana telah disampaikan pada KAK Pembuatan Perencanaan
(Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah Negeri 13 Parak Juar dan
SD Negeri 08 Parak Juar ini harus memenuhi syarat ketahanan gempa. Untuk itu,
kami mengacu pada Standar Perencanaan ketahanan Gempa untuk struktur
Bangunan Gedung SK.SNI 03-1726-2012.
Dalam perencanaan struktur gedung terhadap pengaruh Gempa
Rencana, semua unsur struktur gedung, baik bagian dari subsistem struktur
gedung maupun bagian dari sistem struktur gedung seperti rangka (portal),
dinding geser, kolom,balok, lantai tanpa balok (lantai cendawan) dan
kombinasinya, harus diperhitungkan memikul pengaruh Gempa Rencana.
Pengabaian pemikulan pengaruh Gempa Rencana oleh salah satu atau
lebih kolom atau subsistem struktur gedung hanya diperkenankan, bila partipasi
pemikulan pengaruh gempanya adalah kurang dari 10%. Dalam hal ini, unsur
atau subsistem tersebut selain terhadap beban gravitasi, juga harus
direncanakan terhadap simpangan sistem struktur gedung akibat pengaruh
Gempa Rencana pada struktur gedung yang berperilaku elastik penuh, yaitu
terhadapsimpangan sebesar R/1,b.kali simpangan akibat beban gempa
nominal pada struktur gedung tersebut, di mana R adalah faktor reduksi gempa
dari struktur gedung itu dan 1,b. Adalah faktor reduksi gempa untuk struktur
elastik penuh (R = f1).
Lantai tingkat, atap beton dan sistem lantai dengan ikatan suatu struktur
gedung dapat dianggap sangat kaku dalam bidangnya dan karenanya dapat
dianggap bekerja sebagai diafragma terhadap beban gempa horisontal.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 144
USULAN TEKNIS

Lantai tingkat, atap beton dan sistem lantai dengan ikatan suatu struktur
gedung yang tidak kaku dalam bidangnya, karena mengandung lubang-
lubang atau bukaan yang luasnnya lebih dari 50% luas seluruh lantai tingkat,
akan mengalami deformasi dalam bidangnya akibat beban gempa horizontal,
yang harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap pembagian beban gempa
horisontal tersebut kepada seluruh sistem struktur tingkat yang ada.
Dalam perencanaan struktur gedung terhadap pengaruh Gempa
Rencana, pengaruh peretakan beton pada unsur-unsur struktur dari beton
bertulang, beton pratekan dan baja komposit harus diperhitungkan terhadap
kekakuannya. Untuk itu, momen inersia penampang unsur struktur dapat
ditentukan sebesar momen inersia penampang untuk dikalikan dengan suatu
persentase efektifitas penampang sebagai berikut :
 Untuk kolom dan balok rangka beton bertulang terbuka: 75%
 Untuk dinding geser beton bertulang kantilever: 60%
 Untuk dinding geser beton bertulang berangkai
 Komponen dinding yang mengalami tarikan aksial:50%
 Komponen dinding yang mengalami tekanan aksial:80%
 Komponen balok perangkain dengan tulungan diagonal : 40%
 Komponen balok perangkai dengan tulangan memanjang : 20%
Pengaruh gempa pada unsur sekunder, unsur arsitektur dan instalasi
mesin dan listrik.
Unsur sekunder, unsur arsitektur dan instalasi mesin dan listrik harus
diamankan terhadap pengaruh Gempa Rencana, karena unsur-unsur tersebut
dapat menimbulkan bahaya pada manusia jika mengalami kegagalan,
sedangkan instalasi mesin dan listrik harus tetap dapat berfungsi selama dan
setalah gempa berlangsung. Adapun Persyaratan Struktur Bangunan, seperti:
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat
mendukungbeban yang timbul akibat perilaku alam dan manusia.
 Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaanatau luka
yang disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.
 Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakanbenda
yang disebabkan oleh perilaku struktur.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 145
USULAN TEKNIS

 Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisikyang


disebabkan oleh kegagalan struktur.
 Persyaratan Tahan Gempa
Struktur bangunan gedung arsip ini akan direncanakan mampudan
aman menahan getaran gempa. Penentuan beban gempa yangakan bekerja
pada struktur nanti selain mengacu kepadaperaturan yang berlaku juga harus
memperhatikan perkembanganhasil penelitian terbaru mengenai zona wilayah
gempa yang telahdilakukan oleh peneliti-peneliti yang berkompeten di
bidangnya.Kerusakan bangunan akibat gempa tanggal 30 September 2009
yang melanda kota Padang akan menjadi masukan didalammerencanakan
bangunan gedung arsip ini. Dari beberapa kejadiangempa, dampak terhadap
struktur bangunan menunjukkan bahwa besarnya skala kekuatan gempa,
durasi dan kedekatan dengan lokasi pusat gempa (episentrum) harus menjadi
perhatian utama, apalagi jarak dengan titik-titik duga pusat gempa relatif
sangat dekat. Untuk itu hal-hal yang belumtercantum di dalam peraturan yang
berlaku, harus menjadi perhatian dalam perencanaan ini. Selanjutnya merujuk
kepada kerusakan akibat gempa di atas, maka akan dilakukan perencanaan
dengan Persyaratan Aman Beban Gempa.
Disamping itu konsultan perencana akan memperhitungankekuatan
gedung perkantoran ini aman terhadap beban-bebanyang datang akibat
hantaman gelombang tsunami, termasuk kekakuan struktur secara keseluruhan.
 Persyaratan Penyelamatan Akibat Tsunami
Perencanaan bangunan ini akan mengakomodir jalur penyelamatan jika
terjadi bencana tsunami. Hal-hal seperti aksesmenuju atap, pemilihan
material konstruksi yang aman jika terkena air, early warning system dan
sebagainya akan disediakan secara seksama sehingga korban akibat
tsunami dapat diminimalisasi.
Masing-masing tenaga ahli yaitu arsitektur, mekanikal, elektrikaldan
struktur bangunan didalam perencanaannya akan mempertimbangkan
aspek penyelamatan penghuni gedung jika terjadi bencana tsunami.
Misalnya pembebanan pada atap bangunan harus mempertimbangkan
massa orang yang berdiri diatasnya.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 146
USULAN TEKNIS

 Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran


- Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian
rupa, sehingga mampu memberi peringatan dini pada penghuni saat
awal terjadinya kebakaran.
- Menjamin terwujudnya bangunan Gedung yang dibangun sedemikian
rupa sehingga mampu secara struktural stabil selama kebakaran,
sehingga : Cukup waktu bagi pengguna melakukan evakuasi secara
aman, cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaranmemasuki
lokasi untuk memadamkan api, dapat menghindari kerusakan pada
properti lainnya.
 Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar :
- Menjamin terwujudnya bangunan Gedung yang mempunyai akses
yang layak, aman dan nyaman ke dalam bangunan dan fasilitas serta
layanan didalamnya.
- Menjamin terwujudnya upaya melindungi pengguna bangunan dari
kesakitan atau luka saat evakuasi pada keadaan darurat.
- Menjamin tersedianya aksessibilitas bagi penyandang cacat,
khususnya untuk bangunan fasilitas umum dansosial.
 Persyaratan Transportasi dalam Gedung
- Menjamin tersedianya sarana transportasi yang layak, amandan
nyaman di dalam bangunan gedung.
- Menjamin tersedianya aksesibilitas bagi penyandang cacat,khususnya
untuk bangunan fasilitas umum dan sosial.
 Persyaratan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah Keluar, dan Sistem
Peringatan Bahaya (Alarm).
- Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informatif didalam
bangunan gedung apabila terjadi keadaan darurat.
- Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah danaman,
apabila terjadi keadaan darurat.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 147
USULAN TEKNIS

 Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi


- Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan sesuai
dengan fungsinya terutama pada saat pemadaman listrik.
- Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan pengguna
bangunan dari bahaya petir.
 Persyaratan Sanitasi dalam Bangunan
- Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai
dalammenunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan
gedung sesuai dengan fungsinya.
- Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan
kenyamanan bagi penghuni bangunan dan lingkungan.
- Menjamin tidak ada genangan air di lapangan pada saat musim
hujan.
- Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi
secara baik.
 Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara
- Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baikalami
maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di
dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
- Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata
udara secara baik.
- Dalam hal penggunaan sistem penghawaan buatan (AC), akan
diusahakan agar beban pendinginan ruangan tidak terlalu besar
sehingga dapat menghemat energi.
 Persyaratan Pencahayaan
- Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukupbaik
alami maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan
di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
- Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan
pencahayaan secara baik.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 148
USULAN TEKNIS

 Persyaratan Kebisingan dan Getaran


- Menjamin terwujudnya kenyamanan dari gangguan suara
dangetaran yang tidak diinginkan.
- Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan yang
menimbulkan dampak negatif suara dan getaran perlu melakukan
upaya pengendalian pencemaran dan atau mencegah perusakan
lingkungan.
Secara garis besar konstruksi bangunan gedung dan model struktur
dapat dibagi sebagai berikut :
Type Konstruksi
 Konstruksi Baja
 Konstruksi Beton Prategang
 Konstruksi Komposit
 Konstruksi Kayu
 Dll

Type Struktur
 Struktur elemen Frame
 Struktur elemen Truss
 Struktur elemen Shell
 Struktur elemen Gabungan
Mempelajari Kerangka Acuan Kerja (KAK) dengan melihat tujuan
bangunan tersebut serta untuk kenyamanan dan masyarakat yang akan
terlibat di lingkungan bangunan gedung dan mengingat daerah Sumatera
Barat adalah daerah rawan gempa, jenis konstruksi dan type struktur yang
tepat adalah konstruksi beton bertulang dengan system struktur elemen frame
3D dengan element shell untuk pelat lantai, dan tidak tertutup kemungkinan
penambahan elemen shell untuk shear wall jika diperlukan, hal ini sangat
tergantung dari model dan analisis struktur pada saat proses perancangan
dilaksanakan.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 149
USULAN TEKNIS

2.1.3.1. DASAR PERENCANAAN STRUKTUR BETON BERTULANG


Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan bangunan selama masa
layanannya, struktur bangunan direncanakan dengan berpedoman kepada
kaidah dan peraturan yang berlaku di Indonesia, seperti,
1. Peraturan Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung 03-2847-
2013.
2. Tata Cara Perencanaan Tahan Gempa Untuk Bangunan Gedung SK.SNI
03-1726-2012.
3. Peraturan pembebanan Indonensia.

4. FAKTOR BEBAN

Agar komponen struktur memenuhi syarat kekuatan dan layak pakai


terhadap bermacam-macam kombinasi beban, maka ditentukan faktor beban
sebagai berikut :

a) Untuk pembebanan akibat beban hidup dan beban mati

U = 1.2D + 1.6L

b) Jika ketahanan struktur terhadap beban angin harus diperhitungkan


dalam perencanaan maka :

U = 0.75(1.2D + 1.6L + 1.6W)

c) Untuk mendapatkan kondisi yang paling berbahaya dimana harus


memperhitungkan kemungkinan beban hidup maksimum maupun nol
maka :

U = 0.9D + 1.3W

Dengan catatan nilai U yang diperoleh tidak boleh kurang


dari

U = 1.2D + 1.6L

d) Jika ketahanan struktur terhadap beban gempa harus diperhitungkan


dalam perencanaan maka :

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 150
USULAN TEKNIS

U = 1.05(D + LR ± E) atau U = 0.9(D ± E)

5. FAKTOR REDUKSI KEKUATAN

Untuk ф ditentukan dalam SK-SNI-T-15-1991-03 pasal 3.2.3 sebagai


berikut:

a) Untuk gaya dalam lentur tanpa gaya aksial


ф = 0.80
b) Untuk gaya aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur
ф = 0.80
c) Untuk gaya aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur
ф = 0.65
d) Untuk geser dan torsi
ф = 0.60
e) Kolom bertulangan simetris yang dibebani gaya aksial rendah nilai ф
boleh ditingkatkan dari 0.65 menjadi 0.80

6. PERENCANAAN BALOK

Menurut SK-SNI-T-15-1991-03 Tabel 3.2.5 (a), untuk dimensi balok yang


terletak diatas dua tumpuan maka :

a. Tebal balok (h) : h  L 16

Rumus diatas berlaku untuk fy = 400 MPa sedangkan untuk fy selain 400
MPa nilainya harus dikalikan dengan :

 fy 
 0.4  
 400 

b. Lebar balok

1 2
hb
2 3.h

c. Untuk balok yang berada ditengah konstruksi

Berdasarkan SK-SNI T-15-1991-03 pasal 3.6.2 butir 4 :

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 151
USULAN TEKNIS

be = bw + b1 + b2

Untuk hw ≤4 hf, maka : b1 = b2 = hw

Untuk hw > 4 hf, maka : b1 = b2 = 4 hf

d. Untuk balok yang berada di tepi konstruksi

Berdasarkan SK-SNI T-15-1991-03 pasal 3.6.2 butir 4 :

be = bw + b1

Untuk hw ≤ 4 hf, maka : b1 = hw

Untuk hw > 4 hf, maka : b1 = 4 hf

Lentur Balok

Standar SK-SNI-T-15-1991-03 pasal 3.3.2.7 menetapkan bentuk persegi


panjang untuk distribusi tegangan beton tekan ekivalen. Intensitas tegangan
beton tekan rata-rata ditentukan sebesar 0.85 fc’ dan dianggap bekerja pada
daerah tekan dari penampang balok sebesar b dan sedalam a, dengan rumus
:

a = β1.c

dimana : c merupakan arak serat tekan terluar ke garis netral dan β1


merupakan konstanta yang merupakan fungsi dari kelas kuat beton

Standar SK-SNI-T-15-1991-03 menetapkan nilai β1 sebagai berikut :

β1= 0.85 untuk 0 ≤ fc’ ≤ 30 MPa

β1= 0.85 – 0.008(fc’ – 30) untuk 0 ≤ fc’ ≤ 55 MPa

β1= 0.65 untuk fc’ > 55 MPa

Untuk menghindari keruntuhan mendadak maka SK-SNI-T-15-1991-03 03


pasal 3.3.3 menetapkan batasan rasio tulangan maksimum pada balok dengan
tulangan tunggal yaitu :

ρmax = 0.75 ρb

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 152
USULAN TEKNIS

dimana :

0,851fc' 600
b 
fy 600  fy

Tetapi rasio tulangan tersebut tidak boleh lebih kecil dari :

1.4
 min 
fy

Pembatasan rasio tulangan untuk balok dengan tulangan rangkap adalah :

fs'
 max  0.75. b  '
fy

Agar kondisi tulangan tekan leleh terpenuhi, maka harus memenuhi rumus
berikut:

fc' d' 600


  '  0.851
fy d 600  f y

Dalam perencanaan penulangan lentur balok beton bertulang, asumsi-


asumsi yang digunakan adalah :

- Bidang penampang tetap rata sebelum dan sesudah deformasi lentur


terjadi

- Diagram tegangan dan regangan baja diketahui.

- Diagram tegangan dan regangan beton diketahui.

- Tegangan tarik beton diabaikan

- Regangan tekan maksimum beton diambil sebesar 0.003.

Dari asumsi-asumsi di atas, hubungan tegangan dan regangan pada


penampang balok beton bertulang dapat dimodelkan seperti berikut,

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 153
USULAN TEKNIS

Gambar 2-79.Diagram Tegangan dan Regangan Penampang Beton Bertulang

C adalah resultan gaya tekan dalam yang terletak di atas garis netral yang
besarnya dihitung dengan rumus berikut :

C = 0,85 fc’.a.b.

Sedangkan T adalah resultan gaya tarik dalam yang terletak di bawah garis
netral dan harganya :

T = As. Fy.

z merupakan jarak antara C dan T. Arah garis kerja C dan T sejajar dan sama
besar tetapi berlawanan arah dan dipisahkan dengan jarak z sehingga
membentuk kopel momen tahanan dalam, dimana nilai maksimumnya disebut
kuat lentur atau momen tahanan penampang komponen struktur lentur.

Apabila penampang balok tersebut dibebani momen lebih besar dan


terus ditambah, maka regangannya semakin besar sehingga kemampuan
regangan beton terlampaui dan akan terjadi keruntuhan pada beton. Pada
keruntuhan ini ada tiga macam pola keruntuhan yang tergantung pada nilai
tegangan baja tulangan ( fs ) yaitu :

1. Keruntuhan tarik ( tension failure )

Keruntuhan tarik terjadi jika persentase baja tulangannya relatif kecil


yang disebut dengan balok bertulang kurang (underreinforced beam).
Pada kondisi ini tulangan lebih dahulu mencapai regangan lelehnya
sebelum tegangan tekan beton mencapai maksimum

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 154
USULAN TEKNIS

2. Keruntuhan seimbang ( balance failure )

Keruntuhan imbang terjadi bila beton maupun baja tulangan mencapai


regangan atau tegangan maksimumnya secara bersamaan.

3. Keruntuhan tekan ( compression failure )

Keruntuhan tekan terjadi apabila penampang dengan persentase baja


tulangannya cukup besar (overreinforced beam) sehingga tegangan di
serat beton lebih dulu mencapai kapasitas maksimum sebelum tegangan
pada baja tulangan meleleh. Keruntuhan tekan ini terjadi secara tiba –
tiba dan sebelumnya tidak ada tanda – tanda berupa defleksi yang
besar.

Dalam perencanaan beton bertulangan tunggal diusahakan keruntuhan


yang terjadi adalah keruntuhan tarik (under reinforced) karena tanda-
tanda keruntuhan akan terlihat dengan lendutan yang besar akibat baja
yang meleleh.

Dalam prakteknya balok dengan tulangan tunggal jarang sekali


digunakan, karena jika hanya dengan satu macam tulangan di daerah
tarik saja tanpa adanya tambahan tulangan di daerah tekan akan
menyulitkan dalam pengaitan sengkang. Sesuai dengan mekanisme
diatas, dalam perencanaan penampang balok digunakan tulangan
rangkap.

Adapun alasan pemasangan tulangan rangkap khususnya tulangan


tekan adalah :

1. Untuk kasus tinggi balok yang rendah, bisa jadi max (pada kasus
tulangan tunggal) tidak cukup. Untuk itu perlu tulangan tekan
yang dapat mempertinggi kapasitas momen.

2. Untuk memperbesar daktilitas beton bertulang khususnya akibat


momen. Dengan adanya tulangan tekan menyebabkan tinggi
garis netral menjadi pendek dan kurvatur menjadi besar.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 155
USULAN TEKNIS

3. Meningkatkan kekakuan penampang sehingga mengurangi


defleksi pada balok. Dengan adanya tulangan tekan, jelas akan
memperbesar inersia penampang balok dan selanjutnya
mengurangi lendutan (defleksi) yang terjadi.

4. Untuk mempertimbangkan kemungkinan terjadinya kombinasi


beban yang menyebabkan momen berubah tanda. Perubahan
momen yang terjadi karena ada gaya luar yang bekerja pada
struktur, misalnya beban horizontal akibat gempa yang dapat
menyebabkan momen-momen internal berubah tanda.

Gambar berikut memperlihatkan sebuah penampang persegi dengan


tulangan tekan As’ ditempatkan sejarak d’ dari serat atas dan tulangan tarik As
pada jarak d dari serat atas. Dalam hal ini diasumsikan bahwa kedua tulangan
yaitu As’ dan As leleh yaitu mencapai fy pada saat runtuh.

Gambar 2-80. Diagram Tegangan dan Regangan Tulangan Rangkap

Momen tahanan nominal total (Mn) dapat dianggap sebagai penjumlahan


dari dua bagian.

Bagian pertama, Mn1 adalah kopel yang terdiri dari gaya pada tulangan tekan
dan gaya pada tulangan tarik yang luas tulangannya sama yaitu As’.

Mn1 = As’ fy (d – d’) (Gambar d)

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 156
USULAN TEKNIS

Bagian kedua, Mn2 adalah bagian yang bertulangan tunggal, termasuk juga
blok segi empat ekivalen (beton tekan) dengan luas tulangan tariknya adalah
(As–As’).

Mn2 = (As – As’) fy (d – a/2) (Gambar e.)

Tinggi blok tegangan a, adalah :

(As - As') fy
a
0,85.b.fc'

Dengan ρ= As/bd dan ρ’= As’/bd , maka persamaan di atas dapat dituliskan
sebagai berikut :

(  ' ) fy d
a
0,85.fc'

Maka momen tahanan nominal total menjadi :

Mn = Mn1 + Mn2

= As’fy (d – d’) + (As – As’) fy (d – a/2)

Persamaan ini hanya berlaku apabila tulangan tekan As’ leleh. Bila belum leleh
harus dicari tegangan aktual fs’ pada tulangan tekan As’ tersebut.

Geser Balok

Keruntuhan geser pada perencanaan balok harus dihindarkan karena


keruntuhan ini bersifat getas dan sangat berbahaya. Oleh karena itu pada
daerah sendi plastis sumbangan kekuatan beton terhadap geser diabaikan,
sehingga geser pada daerah ini harus dapat dipikul oleh tulangan geser
seluruhnya (SK-SNI-T-15-1991 pasal 3.14.7.2.1)

Besarnya gaya geser yang terjadi, menurut SK-SNI-T-15-1991 pasal.3.14.7.


harus dihitung dalam kondisi sendi plastis terjadi pada kedua ujung balok
(konservatif), dengan rumus :

 M ov,ki  M ov,ka 
Vu ,b  0,7   1,05Vg
 ln 

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 157
USULAN TEKNIS

Tetapi dalam segala hal, besarnya gaya geser maksimum balok tidak perlu
lebih besar dari :

4,0
Vu ,b  1,05.(VD,b  Vl,b  VE,b )
k

dengan :

Mov = momen kapasitas balok akibat luas tulangan terpasang

= ф x momen nominal balok akibat luas tulangan terpasang

di mana ф = 1,25 untuk fy < 400 Mpa

ф = 1,4 untuk fy ≥ 400 Mpa

Vg = gaya geser akibat beban gravitasi

VD,b = gaya geser balok akibat beban mati

VL,b = gaya geser balok akibat beban hidup

VE,b = gaya geser balok akibat beban gempa

k = faktor jenis struktur,diambil = 1

Berdasarkan SK-SNI-T-15-1991 pasal.3.4.1.2.1. maka penampang dengan


jarak kurang dari d dari muka kolom / tumpuan boleh direncanakan terhadap
gaya geser Vu yang besarnya didapat dari titik sejarak d. Maka gaya geser Vu
untuk perencanaan geser pada daerah sendi plastis ini diambil dari gaya geser
dititik sejauh d dari muka kolom.

Untuk tulangan geser pada daerah sendi plastis digunakan sengkang


tertutup yang dipasang pada sepanjang dua kali tinggi balok (2h) diukur dari
muka komponen struktur pendukung ke arah tengah bentang pada kedua
ujung dari komponen struktur tersebut.

Pada lokasi yang berpotensi yang terjadi sendi plastis, spasi maksimum
dari sengkang yang disyaratkan oleh SK-SNI-T-15-1991 pasal 3.14.3.3.2. tidak
boleh melebihi dari hal sebagai berikut :

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 158
USULAN TEKNIS

1. d/4

2. 8 kali diameter tulangan longitudinal terkecil

3. 24 kali diameter batang sengkang

4. 200 mm

5. Untuk menghindari tekuk (buckling) disyaratkan :

1600 .f yl .A st
A sl.f yt

dimana :

Ast = luas dari tulangan transversal, mm2

Asl = luas tulangan longitudinal, mm2

fyl = kuat leleh tulangan longitudinal,Mpa

fyt = kuat leleh tulangan transversal (sengkang), MPa

Pada daerah diluar sendi plastis, digunakan sengkang dengan spasi


maksimum tidak boleh melebihi hal sebagai berikut (SK-SNI-T-15-1991 Pasal
3.4.5.4.).

1. d/2

2. 600 mm

Rumus persamaan untuk mencari gaya geser Vu,b diatas hanya benar
jika sendi plastis terjadi di muka kolom, dalam hal sendi plastis tidak terjadi di
muka kolom maka persamaan diatas menjadi :

 M ov,ki  M n ,ka 
Vu ,b  0,7   1,05Vg atau
 ln 

 M n ,ki  M ov,ka 
Vu ,b  0,7   1,05Vg
 ln 

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 159
USULAN TEKNIS

Perumusan penulangan geser menurut SK-SNI-T-15-1991 pasal 3.4.1 s/d 3.4.5,


adalah :

1. Vu ≤Ø Vn

Dimana Vu adalah gaya geser terfaktor pada penampang yang ditinjau dan
Vn adalah Kuat geser nominal yang dihitung dari :

Vn = Vc+ Vs

Vc = kuat geser nominal yang disediakan beton

Vs = kuat geser nominal yang disediakan oleh tulangan

Ø = faktor reduksi kekuatan = 0,6

2. Kuat geser nominal yang disediakan beton dihitung dengan


rumus:

fc'
Vc  b.d
6

Untuk perencanaan sendi plastis Vc = 0

3. Kuat geser nominal dari tulangan geser dalam jarak s

A v .fy.d
Vs  , tetapi untuk perencanaan sendi plastis Vs tidak boleh lebih dari
s

2
3 fc' .b.d

Dari rumus diatas diperoleh tulangan geser yang diperlukan sejarak s

Vs.S
Av 
fy.d

4. Syarat spasi untuk tulangan geser :

1
Jika Vs  fc'.b.d ; spasi tulangan geser tidak boleh melebihi d/2 atau 600 mm.
3

1
Jika Vs  fc'.b.d ; spasi tulangan geser tidak boleh melebihi d/4 atau 300 mm.
3

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 160
USULAN TEKNIS

5. Tulangan longitudinal yang mengalami tekan harus dilindungi oleh


sengkang dengan diameter minimum 10 mm. Pada Proyek ini
dipakai diameter 10 mm.

7. PERENCANAAN PLAT

Pemeriksaan Tebal Pelat

Berdasarkan SK-SNI-T-15-1991-03 pasal 3.2.5 butir 3 sub butir 3, syarat tebal


pelat penahan lenturan 2 arah adalah sebagai berikut :

ln( 0,8  fy '/ 1500 )


hf 
36  5 m  0,121  1 /  

ln( 0,8  fy / 1500 )


hf 
36  9

ln( 0,8  fy / 1500 )


hf 
36

dan jika : λm < 2 , maka hf ≥ 120 mm

λm ≥ 2, maka hf ≥ 90 mm

dengan :

Ln = panjang bentang bersih (mm), untuk sistem pelat dan balok

Ln adalah jarak dari sisi ke sisi balok

Ln = panjang bentang terpanjang – lebar balok

Ln = L – bw

Β = rasio antara bentang bersih sisi terpanjang dengan


bentang bersih sisi terpendek

1   2  ......  n
λm =
n

Ibp
λ =
Ip

dengan : λ = kekakuan pelat

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 161
USULAN TEKNIS

Ibp = Inersia balok pelat

Ip = Inersia pelat

Rasio Tulangan

Rasio luas tulangan susut minimum terhadap luas bruto penampang


beton ditetapkan SK-SNI-T-15-1991-03 pasal 3.16.12 seperti yang dicantumkan
dalam Tabel 2-4. Tipe Pelat berikut:

Tipe Pelat Rasio Tulangan (ρ)


Pelat yang menggunakan batang tulangan
0,0020
deform mutu 300
Pelat yang menggunakan batang tulangan
deform atau jaring kawat las (polos atau 0,0018
deform) mutu 400
Pelat yang menggunakan batang tulangan
dan tegangan leleh melebihi 400 Mpa yang 0,0018 400/fy
diukur pada regangan leleh sebesar 0,35 %

Tetapi dalam segala hal rasio tersebut tidak boleh kurang dari 0,0014.
Tulang susut dan temperatur harus dipasang dengan jarak tidak lebih dari lima
kali tebal pelat ataupun 500 mm.

Untuk sistem pelat dua arah, penempatan tulangannya sesuai dengan


sifat beban dan kondisi tumpuannya, serta harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :

1. Luas tulangan pada masing-masing arah harus dihitung


berdasarkan nilai momen pada penampang kritis, tetapi luas
tulangan minimum untuk menahan susut dan temperatur harus
tetap dipenuhi.

2. Jarak antara tulangan pada penampang kritis tidak boleh lebih


besar dari tebal pelat, kecuali untuk konstruksi pelat berusuk.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 162
USULAN TEKNIS

3. Tulangan momen positif yang tegak lurus terhadap suatu tepi


yang tidak menerus, dari bentang tepi harus dilanjutkan sampai ke
tepi pelat dan harus tertanam ke dalam balok sprandel, kolom
atau dinding paling sedikit 150 mm.

4. Tulangan momen negatif yang tegak lurus terhadap suatu tepi


yang tidak menerus harus dibengkokkan, diberi kait atau jangkar
ke dalam balok sprandel, kolom atau dinding agar kemampuan
menahan momen dipenuhi.

Geser Pelat

Kuat geser perlu V menurut SK-SNI-T-15-1991-03 pasal 3.15.2 butir 1 bahwa


faktor beban untuk perencanaan berdasarkan beban kerja :

V = 1,0 DL + 1,0 LL

Besarnya gaya geser pada pelat adalah :

Vu = ½.q.L – q.x

Untuk pelat satu arah, menurut SK-SNI-T-15-1991-03 pasal 3.4.1 butir 1

Vu ≤ ф Vn

Dimana ф merupakan faktor reduksi kekuatan geser menurut SK-SNI-T-15-


1991-03 pasal 3.2.3 butir 2 sub butir 3 diambil sebesar 0.6. Vn merupakan gaya
geser normal = Vc + Vs

Kuat geser (Vc) yang disumbangkan beton untuk komponen struktur


yang dibebani oleh geser dan lentur menurut SK-SNI-T-15-1991-03 pasal 3.4.3.1
1
adalah:Vc = fc'.bo.d
6

8. PERENCANAAN KOLOM

Momen Rencana Kolom

Pada perhitungan perencanaan kolom untuk struktur dengan tingkat


daktilitas penuh ini, rumus-rumus yang dipakai mengacu pada SK-SNI-T-15-1991-
03 pasal 3.14.4. yaitu :

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 163
USULAN TEKNIS

1. Kuat lentur (momen) kolom ditentukan dengan rumus : (SK-SNI-T-


15-1991 pasal.3.14.4.2.2.)

M u ,k  0,7.d . M kap.b

atau

M u ,k 
 0.7.d . k . M kap.bki  M kap.b.ka 
2. Tetapi dalam segala hal tidak perlu diambil lebih besar dari pada :

 
M
4,0
u ,k  1,05. M D.k  M L.k  .M E.k 
 k 

dimana M u ,k merupakan jumlah momen rencana kolom pada pusat join.

M kap,k merupakan jumlah momen kapasitas balok pada pusat join yang

berhubungan dengan kapasitas lentur aktual dari balok Ø0.Mn,b. Mn,b


merupakan kuat lentur nominal balok dihitung terhadap luas tulangan yang
terpasang. Ω merupakan koefisien pembesar dinamis yang memperhitungkan
pengaruh dari terjadinya sendi plastis pada struktur secara keseluruhan yang
besarnya adalah 1.3; kecuali untuk kolom lantai pertama dan yang paling atas
yang memungkinkan terjadinya sendi plastis pada kolom, maka wd = 1. MD,k
merupakan momen kolom akibat beban mati. ML,k merupakan momen
kolom akibat beban hidup. ME,k merupakan momen kolom akibat beban
gempa. Α merupakan faktor ditribusi momen kolom portal yang ditinjau sesuai
dengan kekakuan relatif kolom atas dan kolom bawah dan k merupakan faktor
jenis struktur, diambil = 1.

Gaya Aksial Rencana Kolom

Besarnya gaya aksial yang bekerja pada kolom selain berasal dari gaya
aksial gravitasi akibat beban mati dan beban hidup, juga berasal dari momen
kapasitas balok yang berada pada ujung-ujung kolom.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 164
USULAN TEKNIS

Perumusan gaya aksial yang bekerja pada kolom mengacu pada rumus
SK-SNI-T-15-1991 Pasal. 3.14.4.3. yaitu :

N u ,b 
0,7.R. M kap,b
 1,05.N g ,k
lb

tetapi dalam segala hal tidak perlu lebih besar dari :

 4 
N u ,k  1,05 N g,k  .N g,k 
 k 

Nu,k = gaya aksial rencana kolom pada pusat joion

Rv = faktor reduksi yang ditentukan sebesar :

Rv = 1,0 untuk 1<n ≤ 4

Rv = 1,1 – 0,025 . n untuk 4<n 20

Rv = 1,0 untuk n > 4

dengan n adalah jumlah lantai tingkat diatas kolom yang ditinjau.

Ng,k = Gaya aksial akibat beban gravitasi terfaktor pada pusat join

Lb = bentang balok, diukur dari pusat join

Gaya Geser Rencana Kolom

Besarnya gaya geser kolom ditentukan berdasarkan terjadinya sendi


plastis pada ujung balok yang bertemu pada kolom tersebut, yang dihitung
berdasarkan rumus pada SK-SNI-T-15-1991 pasal.3.14.7.1.2. yaitu :

M u ,k atas  M u ,k bawah
Vu ,k 
hn

 4 
tetapi dalam segala hal tidak perlu melebihi : Vu ,k  1,05. VD,k  VL,k  VE,k 
 k 

Mu,k-ka = momen kolom pada ujung atas kolom pada bidang muka

balok

Mu,k-kb = momen kolom pada ujung bawah kolom pada bidang

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 165
USULAN TEKNIS

muka balok

hn = tinggi bersih kolom yang ditinjau

VD,k = gaya geser kolom akibat beban mati

VL,k = gaya geser kolom akibat beban hidup

VE,k = gaya geser kolom akibat beban gempa

K = faktor jenis struktur =1

Dengan dijinkannya terjadi sendi plastis pada kolom dasar, maka besarnya
gaya geser dihitung adalah berdasarkan momen kapasitas yang ada pada
ujung kolom dasar tersebut :

M u ,ka  .M u ,kb


Vu ,k ltdasar 
hn

Untuk perhitungan jarak sengkang/tulangan geser (S), dipakai rumus


pada SK-SNI-T-15-1991 pasal.3.4.5.6.2. yaitu :

A v .fy.d A .fy.d
Vs  S v
S Vs

Untuk daerah sendi plastis Vs=Vo/f , sedangkan untuk daerah diluar sendi
plastis dipakai Vo=Vu/f-Vc, dengan Vc adalah gaya geser yang disumbangkan
oleh beton sesuai rumus SK-SNI-T-15-1991 pasal.3.4.3.1.2. yaitu :

 Nu   fc' 
Vc  1  . ( Nu dalam MPa)
 .b.d
 14.Ag   6 

Nu merupakan gaya aksial minimum yang terjadi pada kolom.

Mengacu pada SK-SNI-T-15-1991 pasal.3.14.4.4.2, tulangan geser pada


kolom yang tidak berpotensi terjadi sendi plastis, harus dipasang pada seluruh
tinggi kolom dengan jarak maksimum tidak melebihi :

a. ¼ dimensi komponen struktur terkecil :

b. 8 kali diameter tulangan longitudinal

c. 100 mm

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 166
USULAN TEKNIS

Pada kolom berpotensi terjadi sendi pastis, Vc tidak diperhitungkan dan


tulangan geser diperhitungkan terjadi sepanjang lo dari muka join yang ditinjau
dengan panjang lo tidak boleh kurang dari :

a. h (tinggi penampang kolom), untuk Nu,k< 0,3.Ag.fc’

b. 1.5 h untuk Nu,k > 0,3. Ag.fc’

c. 1/6 bentang bersih komponen struktur

d. 450 mm

9. PERENCANAAN JOINT BALOK-KOLOM

Dalam SK-SNI-T-15-1991-03 kriteria untuk perencanaan joint balok kolom


pada beton bertulang adalah sebagai berikut:

1. Kekuatan joint tidak boleh lebih kecil dari kekuatan komponen


struktur yang dihubungkannya.

2. Karena kesulitan dalam perbaikannya dan penurunan


kemampuan memancarkan energi pada mekanisme keruntuhan
joint maka seharusnya joint tetap dalam keadaan elastis.

3. Kekuatan kolom tidak boleh diperlemah oleh karena perilaku joint


yang berdekatan dengannya.

4. Deformasi joint tidak boleh memperbesar simpangan antar tingkat.

5. Pengaturan penulangan joint tidak boleh mengakibatkan


kerumitan dalam perencanaan.

2.1.3.2. KOMPUTER SEBAGAI ALAT BANTU DALAM DESAIN ARSITEKTUR DAN


REKAYASA STRUKTUR

Kemajuan teknologi komputer dengan information technology memberi


warna yang dominan terhadap kondisi dan perkembangan ilmu Arsitektur dan

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 167
USULAN TEKNIS

Analisis Struktur secara keseluruhan. Kemajuan di bidang teknik komputer


pribadi tidak saja mencakup kemampuan menghitung super cepat, tetapi
sekaligus didukung oleh kemampuan graphic yang sangat meningkatkan
kemampuan dan kualitas peranti lunak untuk presentasi dan komunikasi jarak
jauh. Lompatan teknologi tadi seolah mampu membuka tabir dan hambatan
yang sebelumnya dirasakan oleh praktisi Arsitektur dan teknik Sipil dalam
mengolah data, melakukan analisis, eksperimen dan berkomunikasi untuk
mendiskusikan dan mencari solusi yang tepat atas masalah-masalah yang
dihadapi.

2.1.3.3. ANALISIS STRUKTUR DAN PERENCANAAN

Analisis struktur dan perencanaan struktur Bangunan Gedung dilakukan


dengan bantuan program komputer berbasiskan Metode Elemen Hingga,.
Analisis struktur dan perencanaan komponen struktur dilakukan secara
terintegrasi. Untuk maksud tersebut telah dibuat model struktur mewakili struktur
yang sesungguhnya. Selanjutnya model ini akan dianalisis dan direncanakan
untuk selanjutnya diterapkan pada struktur bangunan yang sesungguhnya.
Dengan bantuan program komputer ini akan dapat diinvestigasi perilaku
struktur bangunan akibat berbagai beban yang diberikan. Dengan demikian
akan diperoleh suatu bentuk dan pola struktur yang betul-betul handal untuk
daerah tertentu.

2.1.3.4. PEMODELAN DAN DATA TEKNIS STRUKTUR

Analisis dan perencanaan struktur dilakukan dengan asumsi-asumsi


berikut. Asumsi-asumsi tersebut digunakan untuk mempermudah pemodelan
struktur.

1. Komponen balok dan kolom bertemu pada garis sumbu


utamanya masing-masing.

2. Pelat lantai dapat diasumsikan sebagai diafragma lantai kaku tak


terhingga pada bidangnya.

3. Efek rigid end zone pada komponen struktur balok diabaikan.

4. Besar dan arah beban statik konstan.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 168
USULAN TEKNIS

5. Untuk balok dan kolom digunakan Hermitian Frame Element.

6. Material bersifat Isotropik dan linear elastik.

7. Deformasi kecil sehingga dapa dilakukan analisis linear.

8. Struktur stabil geometrik.

9. Metode perakitan menggunakan metode kekakuan langsung.

10. Kondensasi dilakukan pada 3 DOF/lantai untuk beban lateral.

Analisis dan perencanaan struktur dilakukan dengan pemodelan 3-


dimensi seperti diperlihatkan dalam Spesifikasi teknis struktur ditentukan adalah
sebagai berikut,

Dimensi struktur : Sesuai dengan data perencanaan


Mutu beton : fc’ 25 MPA / K-225 kg/cm2
Mutu baja : U-32 (ulir) dan U-24 (polos)
Fungsi bangunan : Gedung Puskesmas
Ketahanan terhadap : Wil. 5 (tanah sedang) SK.SNI 03-1726-2012
gempa
Perencanaan beton : SNI T-15-1991-03
bertulang

Penentuan wilayah gempa mengacu kepada SNI SK.SNI 03-1726-2012 seperti


diperlihatkan dalam Gambar 2-81.

Gambar 2-81. Model Struktur Space Frame Bangunan Gedung lantai II

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 169
USULAN TEKNIS

Gambar 2-82. Peta Wilayah Gempa Indonesia

1. SISTIM PEMBEBANAN

Gambar 2-83. Sistem Pembebanan

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 170
USULAN TEKNIS

2. Beban Vertikal

Beban vertikal merupakan merupakan beban yang bekerja searah


dengan gravitasi bumi, yakni beban pada pelat lantai serta beban dinding
bangunan. Semua beban ditransfer ke balok dan untuk selanjutnya dipikul oleh
kolom. Pola pendistribusian beban dari pelat lantai ke balok mengikuti
keruntuhan pelat lantai dan distribusi beban dinding ke balok mengikuti pola
beban merata seperti diperlihat dalam Gambar 2-84.
L1
Balok

L2 L2L2 Balok
/2
/2
Balok

Balok

Gambar 2-84.Pola Distribusi Beban

Beban vertikal terdiri atas beban mati (Dead Load, DL) dan beban hidup
(Live Load, LL) yang merupakan beban akibat fungsi bangunan. Beban hidup
diambil sebesar 250 kg/m2., beban vertikal dimodelkan seperti terlihat dalam
Gambar 2-85 dan Gambar 2-86 untuk struktur. Disamping beban tersebut,
beban atap dimodelkan sebagai beban terpusat yang bekerja pada ujung
kolom.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 171
USULAN TEKNIS

Gambar 2-85. Model Pembebanan Vertikal Frame 3D

3. Beban Horizontal
Beban horizontal merupakan beban akibat gempa. Banyak struktur
bangunan sipil menggunakan pendekatan statik ekivalen dalam menganalisis
struktur akibat pengaruh gempa. Analisis gempa statik ekivalen merupakan
suatu cara analisis statik struktur, dimana pengaruh gempa pada struktur
dianggap sebagai beban-beban statik horizontal untuk menirukan pengaruh
gempa sesungguhnya akibat pergerakan tanah. Metode statik ekivalen ini
hanya disarankan untuk kondisi sebagai berikut,

1. Gedung-gedung dengan tinggi kurang dari 40.00 meter.

2. Gedung-gedung dengan bentuk struktur yang


beraturan.

3. Gedung-gedung dengan loncatan bidang muka yang

tidak besar.

4. Gedung-gedung dengan kekakuan tingkat yang


seragam.

5. Gedung-gedung yang mempunyai bentuk, ukuran dan

penggunaan yang dapat berlaku umum.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 172
USULAN TEKNIS

Adapun prosedur perhitungan dalam analisis gempa statik ekivalen dapat


dilakukan sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam


perhitungan yang meliputi antara lain deskripsi
bangunan, fungsi bangunan, denah bangunan, lokasi
bangunan, jenis tanah di bawah bangunan, jenis struktur
yang digunakan dan dimensi-dimensi komponen
struktur.

2. Menghitung berat total bangunan (Wt). Berat total


bangunan terdiri dari berat seluruh beban mati; antara
lain : berat pelat, balok, kolom, dinding, partisi, plafon,
spesi dan tegel, dan beban hidup yang telah direduksi.
Berat masing-masing bagian bangunan dihitung
dengan mengalikan berat satuan (berat/volume)
bagian bangunan tersebut dengan volumenya. Wi
merupakan berat bagian bangunan; i merupakan
berat satuan bagian bangunan dan Vi merupakan
volume bagian bangunan.

Wi = ix Vi

Wt =  W i

3. Menghitung waktu getar alami (T). Waktu getar alami


pada arah yang ditinjau, dapat dihitung dengan
menggunakan rumus-rumus empiris yang diberikan

T = 0,06 H3/4 ; dengan H merupakan tinggi gedung.

berdasarkan jenis struktur yang digunakan. Untuk struktur


gedung yang terdiri dari portal beton :

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 173
USULAN TEKNIS

4. Menentukan koefisien gempa dasar (C). Koefisien gempa


dasar ditentukan dengan berdasarkan wilayah gempa
dimana bangunan itu berada, jenis tanah dibawah
bangunan, waktu getar alami struktur gedung dan
percepatan pergerakan tanah akibat gempa.

5. Menentukan faktor Keutamaan (I). Faktor Keutamaan


ditentukan berdasarkan fungsi bangunan tersebut. Nilai I
akan bertambah besar seiring dengan makin
pentingnya fungsi struktur. Atau dengan kata lain,
semakin penting struktur bangunan, semakin besar
kemungkinannya bertahan pada saat gempa besar
terjadi.

6. Menentukan Faktor Jenis Struktur (K). Faktor Jenis Struktur


ditentukan berdasarkan jenis dan bentuk material yang
digunakan dalam struktur bangunan. Faktor K hanya
digunakan pada peraturan PPTGI-UG-1983, sedangkan
peratuan SNI 03-1726-2002 menggunakan faktor R yang
merupakan faktor reduksi yang tergantung pada sistem
struktur dan tingkat daktilitasnya.

7. Menentukan Gaya Geser Horizontal Total Akibat Gempa


(V). Gaya geser horizontal total akibat gempa dihitung
dengan menggunakan rumusan berikut.

V  CI R  Wt

8. Mendistribusikan gaya geser Horizontal total akibat


gempa ke sepanjang tinggi gedung (Fi)

Jika H / A  3,0 ; untuk setiap Lantai : F  Wh i i


V
i
Whi i

Jika H / A  3,0 ; untuk Lantai atas : Fi  0,1V dan untuk setiap lantai :
Wh
Fi  i i
 0,9V
Whi i

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 174
USULAN TEKNIS

Prosedur perhitungan beban gempa yang dijelaskan di atas telah


terprogram secara baik dalam perangkat lunak seperti diperlihatkan dalam
Gambar 2-86.

Gambar 2-86. Pembebanan Horizontal Akibat Beban Gempa

4. Kombinasi Pembebanan
Dalam kenyataanya beban mati, beban hidup dan beban gempa
kemungkinan besar akan bekerja pada saat yang bersamaan. Untuk menjamin
agar struktur bangunan dapat bekerja, baik dalam kondisi beban mati, beban
hidup maupun beban gempa atau ketiga jenis beban tersebut bekerja
bersamaan, maka beban-beban tersebut harus dikombinasikan sedemikian
rupa kepada struktur bangunan. Adapun kombinasi pembeban tersebut diatur
dalam SNI T-15-1991-03 seperti dijelaskan dalam bagian kedua dokumen ini.
Aturan tersebut juga telah diprogram dalam prangkat lunak seperti
diperlihatkan dalam Gambar 2-87. Karena arah beban gempa bersifat bolak-
balok, maka dalam kobinasi pembebanan juga mempertimbangkan sifat ini.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 175
USULAN TEKNIS

Dengan demikian akan diperoleh 9 kombinasi pembebanan yang mungkin


terjadi.

Gambar 2-87. Kombinasi Pembebanan

5. RESPON STRUKTUR
Respons struktur merupakan perilaku struktur akibat pembebanan seperti
yang dijelaskan dalam bagian sebelumnya. Respons struktur disampaikan
dalam bentuk deformasi dan gaya dalam berupa momen, geser dan normal.
Respons struktur dalam bentuk gaya dalam diperlukan dalam kaitannya
dengan perencanaan komponen struktur beton bertulang. Sedang defromasi
yang yang terjadi berkenaan dengan tingkat keamanan struktur yang diatur
dalam peraturan untuk gedung. Hasil keluaran analisis struktur dengan FINITE
ELEMENT disampaikan baik dalam bentuk grafik maupun dalam bentuk numerik.
Contoh hasil keluaran berupa gaya dalam diperlihatkan dalam diagram
momen dalam Gambar 2-88 dan 2-89.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 176
USULAN TEKNIS

Gambar 2-88. Diagram MomenStruktur Frame 3D

Gambar 2-89. Diagram GeserStruktur Frame 3D

2.1.3.5. PERENCANAAN KOMPONEN STRUKTUR BETON BERTULANG

Dasar perencanaan komponen struktur beton bertulang telah dijabarkan


dalam bagian kedua dokumen ini. Pada bagian ini, dasar perencanaan
komponen struktur beton bertulang tersebut dijabarkan lebih detail dalam
kaintannya dengan perencanaan struktur bangunan seutuhnya.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 177
USULAN TEKNIS

1. Balok

Penulangan Lentur
Hal utama yang dialami oleh balok adalah kondisi tekan dan tarik akibat
adanya pengaruh lentur atau gaya lateral. Penulangan balok yang umum
dilakukan adalah dengan penulangan rangkap dimana tulangan dipasang
pada daerah tarik dan tekan seperti secara sekematik diperlihatkan dalam
Gambar 2-90.

Ec = 0,003

Cs
a
Cc
As’ Es’

Ts
As Es
diagram tegangan
balok

Gambar 2-90. Skema Tegangan-Regangan Beton Bertulang

Analisis balok bertulangan rangkap tergantung pada kondisi baja


tulangan tarik dan tekan apakah telah mencapai kondisi leleh atau tidak.
Dalam proses analisis pertama sekali diasumsikan bahwa semua tulangan telah
mencapai kondisi leleh (fs = fs’ = fy), sehingga :

Resultan gaya tekan beton : Cc = 0,85 fc’ a b

Resultan gaya tekan baja tulangan : Cs = As’ fy

Resultan gaya tarik baja tulangan : T = As fy

Dari syarat keseimbangan :

Cc + Cs = T
0,85 fc’ a.b + As’ fy = As fy
(AsAs ')fy
a
0, 85fc 'b

Langkah selanjutnya adalah menguji apakah tulangan telah mencapai kondisi


leleh yakni dengan menguji regangan ( s) telah mencapai fy/Es atau belum.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 178
USULAN TEKNIS

s’=0,3% . cd' = 0,3% . a 1 '.d


c a
s=0,3% . d c = 0,3% . 1.d  a
c a
fs’ = fy jika s’  fy
Es
fs = fy jika s  fy
Es

Jika baja tulangan leleh, maka :

Mn = 0.85 Fc’ a.b. ( d - a ) + As’fy ( d – d’)


2

dimana nilai tegangan fs dan fs’ ditentukan sebagai berikut :

fs’ = s’.Es atau fs’ = fy

fs =s .Es atau fs = fy

Mn = 0.85 fc’ a.b. ( d – 0.5 a) + As’fs’ ( d – d’)


Mn = (As – As’) fy (d-a/2) + As’ fy (d-d’)

Penulangan Geser
Tulangan geser balok direncanakan berdasarkan gaya geser maksimum
yang dialami balok. Dalam perencanaan, kekuatan geser yang diberikan oleh
baja dan beton harus lebih besar dari gaya geser yang dialami balok.

Tahap perencanaan penulangan geser balok adalah sebagai berikut :

Vu ≤  Vn

1. Tentukan nilai Vu (gaya lintang maksimum).

2. Tentukan kuat geser nominal (Vn) dihitung berdasarkan


Vn = Vc + Vs, dimana Vs adalah kuat geser yang
disumbangkan tulangan dan Vc adalah kuat geser
yang disumbangkan beton yaitu sebesar 1/6 x bw x d,

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 179
USULAN TEKNIS

dimana fc’ adalah kekuatan tekan beton, bw lebar


balok dan d tinggi efektif balok.

Vs = 1/3 fc ' x bw x d

Vs maks = 2/3 fc ' x bw x d

3. Tentukan nilai Vs dan Vs maksimum,

4. Tulangan geser dihitung berdasarkan syarat berikut; Av


adalah luas tulangan geser dan s adalah jarak antar
spasi sengkang (s ≤ 0,5 d).

a. Jika Vu ≤ 0,5  Vc, maka balok tidak memerlukan tulangan geser.

b. Jika 0,5  Vc < Vu < Vc , maka :

Av = bw x s
3 fy

c. Jika 0 < Vu -  Vc ≤  1/3 fc ' x bw x d, maka :

Av = (Vu -  Vc) x s
fy x d

s ≤ 0,5 d

d. Untuk  1/3 fc ' x bw x d ≤ Vu -  Vc ≤  2/3 fc' x bw x d,

s ≤ 0,25 d

2. Kolom
Momen dan gaya aksial merupakan beban yang dominan yang bekerja
pada kolom. Kegagalan yang umum terjadi pada kolom adalah meningkatnya
nilai gaya aksial di atas batas kekuatan kolom. Dalam analisis kapasitas kolom,
baja tulangan diasumsikan selalu mengalami pada kondisi beban maksimum.
Dengan demikian besarnya beban aksial dan momen ultimit dapat ditulis
sebagai berikut:

PU  0.85fc' ab  AS' fy  ASfy


 1 
PU.e  0.85fc' ab  d  a   A S' fy  d  d' 
 2 

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 180
USULAN TEKNIS

dimana e’ merupakan titik eksentrisitas beban ultimit dan beban ultimit bekerja
pada titik sentroid berikut.

 1 
0.85fc' bh  d  h   A 's fy  d  d' 
 2 
d"  '

0.85fcbh  A s  A 's fy 
Perencanaan komponen beton bertulang di atas mengikuti peraturan
SNI T-15-1991-03. Formulasi seperti yang dijabarkan di atas telah diprogram
dalam SANSPRO V 4.80. Hasil perencanaan komponen struktur beton bertulang
ditampilkan baik dalam bentuk grafik maupun dalam bentuk numerik. Contoh
tampilan dalam bentuk grafik diberikan dalam Gambar 2-91. Sedangkan hasil
keluaran lengkap diberikan dalam lampiran.

Gambar 2-91. Penulangan Komponen Struktur Frame 3D

Detail Analisis dan Desain Frame 3D beupa data numerik dan grafik yang
merupakan output program yang digunakan.

3. Pemilihan Pondasi
Sebelum pemilihan pondasi terlebih dahulu dilakukan survey. Lingkup
pekerjaan yang harus dilakukan pada pengukuran lapangan antara lain :
 Memeriksa kelayakan dan melengkapi sesuai kebutuhan peta
topografi yang telah ada.
 Melakukan pengukuran di lapangan untuk pembuatan peta situasi.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 181
USULAN TEKNIS

 Menyusun titik referensi lapangan yang menandai untuk pemasangan


patok koordinat dan ketinggian yang akurat.
 Pematokan rinci (staking out) di lapangan untuk reference
pelaksanaan konstruksi.

Pembuatan peta situasi skala 1:100 akan memperlihatkan seluruh


informasi-informasi penting, yang ada pada lokasi rencana pembangunan,
seperti infrastruktur (jalan, saluran, tiang listrik, tiang telepon, jaringan listrik
tegangan tinggi, air bersih, drainase,dll), utilitas bawah tanah (PLN, Telepon,
PAM, GAS, dlsb) dan bangunan eksisting di sekitar lokasi.

2.1.4. TAHAP DESAIN AKHIR (FINAL DESIGN)


Tahap desain akhir ini merupakan tahap dimana sudah didapat satu
desain akhir yang telah disepakati bersama untuk selanjutnya diproduksi dalam
bentuk gambar-gambar detail, rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), rincian
volume pelaksanaan pekerjaan (bill of quantity), rencana anggaran biaya
pekerjaan pekerjaan konstruksi, RABberdasarkan analisis biaya konstruksi – SNI,
menyusun laporan perencanaan: struktur, utilitas lengkap dengan perhitungan-
perhitungan yang bisa dipertanggung-jawabkan.
Dalam tahap ini dilakukan proses produksi gambar kerja, sehingga desain
yang sesuai untuk Anda dapat segera terwujud. Gambar kerja ini menjadi
acuan bagi pelaksana (kontraktor).

Gambar kerja terdiri dari:, Tabel 2-21. Gambar Kerja


Gambar Arsitektur Gambar Struktur
- Block Plan, Site Plan - Rencana Sloof, Kolom dan
- Denah/Layout Pondasi
- Tampak Bangunan - Rencana Pembalokan
- Potongan - Rencana Atap
- Rencana Lantai - Rencana Tangga
- Rencana Plafond - Detail Pondasi
- Rencana Kusen - Detail Pembesian
- Rencana Pagar/railing - Detail Atap
- Detail Profile
- Detail KM/WC
Dan gambar kerja yang diperlukan lainnya.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 182
USULAN TEKNIS

2.2. Program Kerja


2.2.1. Penyusunan Persyaratan Perencanaan

Adapun kegiatan dalam menyusun dokumen perencanaan nantinya


adalah:
1. Menampung semua kebutuhan, kegiatan, gagasan dan keinginan
pemberi tugas
2. Mempelajari kemungkinan penambahan kebutuhan yang akan
mempengaruhi,
a. Bentuk
b. Perluasan
c.Tahap/ Pembangunan
3. Menyusun terminologi mengenai bangunan yang diinginkan
(berpedoman kepada KAK yang diberikan).
4. Mempedomani ketentuan dan peraturan setempat.
5. Memperhatikan kriterian umum bangunan, seperti:
- Pesyaratan peruntukan dan itensitas
- Persyaratan arsitektur dan lingkungan
- Persyaratan struktur bangunan
- Persyaratan ketahanan terhadap bangunan
- Persyaratan jalan masuk dan jalan keluar
- Persyaratan transportasi dalam gedung
- Persyratan pencahayaan darurat
- Pesyaratan instalasi listrik
- Persyaratan sanitasi bangunan gedung dan lingkungan
- Persyaratan pencahayaan
- Persyaratan kebisingan dan getaran
- Kesatuan perencanaan bangunan-bangunan dengan lingkungan
- Konstektual dengan factor social budaya setempat, geografi dan
klimatologi

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 183
USULAN TEKNIS

- Memerhatikan ketentuan dan kaidah2 bangunan gedung ramah


gempa
- Mengikuti standar kebutuhan sarana dan prasarana.

2.2.2. Persiapan Perencanaan

Penyelidikan, penelitian dan penilaian mengenai:


1. Keadaan pada saat perencanaan dan kebutuhan dalam jangka
pendek dan jangka panjang.
2. Jumlah pentahapan, pembiayaan dan persyaratan pembayaran
menurut standar yang berlaku.
3. Tanah untuk bangunan: Luas/batas lokasi, tepografi, persyaratan
planologi, lingkungan dan nilai ruang pada tanah itu.

2.2.3. Konsep Perencanaan

Penyusunan konsep perencanaan merupakan penggalian nilai-nilai dan


kemungkinan-kemungkinan. Secara kreatif dari setiap analisa pekerjaan
persiapan perencanaan, Penuangan kreatifitas, arsitektonis yang disertai
kemampuan penguasaan faktor-faktor yang membatasi dan membuka
kemungkinan yang positif.
Pekerjaan yang dilakukan adalah:
1. Menyusun konsep dasar perencanaan melalui studi perbandingan atas
beberapa kemungkinan.
2. Melakukan penelitian tentang kemungkinan perkembangannya.

2.2.4. Skematik Disain

Merupakan terjemahan yang kreatif dari konsep perencanaan ke dalam


gambar-gambar teknis / arsitektonis dan merupakan perwujudan yang optimal
sedemikian rupa sehingga setiap unsur rencana adalah:
1. Pembiayaan
2. Arsitektur

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 184
USULAN TEKNIS

3. Konstruksi

Semua ini terolah dalam rencana design yang merupakan suatu konsep
rancangan (walaupun tidak digambar lengkap) sehingga bila tiba waktu untuk
digambar tidak ada persoalan yang timbul lagi dan sehingga memungkinkan
pula penggarapan perencanaan yang lebih terperinci dari setiap unsur
rencana tersebut.

Dalam skematik design ini telah dilakukan pekerjaan:


 Program dan organisasi ruang, hubungan/flow antar ruang/tata ruang,
dan lain-lain
 Studi masalah pemilihan type struktur yang digunakan, metode
pembangunan dan elemen struktur.
 Studi masalah pemilihan sistim jaringan , instalasi
 Cost control.

2.2.5. Rencana Akhir dan Keluaran Produk.

Dalam tahap pengembangan perencanaan (design development)


dapat dikembangkan dengan membuat analisis dan gambar rencana,
sehingga perencanaan yang dibuat dapat lebih komprehensif untuk
dipergunakan sebagai dasar pembangunan.

Dengan pengembangan rencana ini dihasilkan perencanaan yang optimal,


efisien dalam pembangunan dan pemeliharaan bangunan.

Keluaran Akhir dari Perencanaan yaitu:


1. Gambar–gambar perencanaan.
 Gambar A3. Berisi semua gambar rencana yang akan digunakan
dalam pelaksanaanfisik nantinya. Gambar dibuat dengan mengacu
kepada aturan penggambaran yang berlaku. Gambar akan
diserahkan kepada pengguna jasapaling lambat pada waktu habis
masa kontrak.
2. Rencana Kerja dan Syarat–syarat.
3. Rencana Anggaran Biaya.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 185
USULAN TEKNIS

4. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (Time Schedule).


5. Laporan
Jenis laporan dan gambar yang akan diserahkan oleh Penyedia Jasa
kepadaPengguna Jasa adalah :
a) Laporan Pendahuluan. Merupakan laporan yang berisi tentang
rencana kegiatan (action planning) yang akan dilakukan selama
pelaksanaan pekerjaan, paparan metodologi, rencana kerja, hasil
survey dan konsep perencanaan. Laporan akan diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan paling lambat 15 (Lima Belas) hari kalender.
b) Laporan Akhir. Merupakan seluruh hasil perencanaan berupa
- Gambar rencana arsitektur, struktur. mekanikal, elektrikal dan
lansekap.
- Rencana anggaran biaya, Actual Check
- Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), Spesifikasi Teknis.
- Rencana kegiatan dan volume pekerjaan (BoQ).
- Dokumen Perencanaan dengan Gambar ukuran A3.

Gambar Perencanaan Final, RAB, Actual Check, RKS dan Spesifikasi


Teknis dan BOQ berisi perhitungan kuantitas pekerjaan sesuai dengan
hasil perencanaan serta biaya pelaksanaannya. RAB dihitung
mengacu harga pada lokasi kegiatan dan asumsi kenaikan harga
(eskalasi harga). Laporan akan diserahkan kepada pengguna jasa
paling lambat pada waktu habis masa kontrak. Laporan akhir sebelum
difinalkan akan diseminarkan dengan menampung masukan dari
pengguna jasa dan peserta seminar, akan diserahkan paling lambat
pada waktu habis masa kontrak setelah dilakukan perbaikan sesuai
dengan masukan pengguna jasa/ peserta seminar.
6. Soft Copy Perencanaan. Semua hasil perencanaan akan disatukan
dalam compact disk (CD) dan akan diserahkan kepada pengguna
sebagai back-up hasil perencanaan. CDhasil perencanaan akan
diserahkan kepada pengguna jasa paling lambat pada waktu habis
masa kontrak.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 186
USULAN TEKNIS

7. Dan Dokumen Lain yang mendukung hasil perencanaan.

2.2.6. Dokumen Pelelangan dan Dokumen Pelaksanaan

Merupakan uraian dari rencana akhir dan menjadi bagian setiap unsur
rencana dengan jelas serta terperinci yang merupakan dasar dan pedoman
untuk membuat perhitungan dalam pelelangan dan penyelenggaraan
pelaksanaan fisiknya.

Dokumen pelelangan ini terdiri dari:


1. Rencana Arsitektur
a. Gambar stuasi umum/ lingkungan
b. Denah dan potongan-potongan
c. Detail-detail
d. Ukuran-ukuran
e.Penunjuk penggunaan bahan
2. Rencana Konstruksi
a. Gambar konstruksi
b. Detail konstruksi
c. Ukuran-ukuran
d. Petunjuk penggunaan bahan
3. Uraian dan Syarat-syarat (Bestek)
a. Syarat-syarat Umum
b. Syarat-syarat Administrasi
c. Syarat-syarat Teknis
d.From-from pelelangan
4. Estimate Cost
a. Jenis Pekerjaan
b. Volume Pekerjaan
c. Harga satuan
d. Biaya pelaksanaan
5. Time schedule

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 187
USULAN TEKNIS

2.2.7. Mekanisme Pelaksanaan Pekerjaan

Dalam kaitannya dengan pekerjaan perencanaan perlu dilakukan


konsultasi dan pembahasan produk. Konsultasi dilakukan oleh konsultan dengan
tim teknis pekerjaan ini, untuk mendapatkan pengarahan atau petunjuk baik
yang bersifat teknis maupun kebijaksanaan pengembangan sektoral agar
kegiatan ini mencapai hasil yang optimal.

2.3. Organisasi dan Personil


Metode kerja yang efisien, sederhana dan ditunjang oleh organisasi kerja
yang baik akan menghasilkan suatu hasil/ produk kerja yang baik pula. Untuk
maksud tersebut konsultan dalam melaksanakan pekerjaan akan membentuk
suatu organisasi team konsultan dan menggunakan sistem kerja yang tepat
dengan mengerahkan semua personil-personil yang telah berpengalaman dan
akan ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai serta kejelasan jalur
instruksi dan koordinasi. Team Konsultan akan bertanggung jawab dan
menerima instruksi secara kontraktual dan teknis dari Pemimpin Kegiatan
(Pengguna Anggaran). Team Konsultan akan dipimpin oleh Tenaga Ahli
Perencanaan yang bertindak sebagai Team Leader serta bertanggung jawab
atas segala aspek pekerjaan. Team Leader ini akan dibantu oleh beberapa
tenaga ahli sesuai dengan bidang keahliannya. Di samping itu untuk
menunjang kelancaran pekerjaan, maka dilibatkan pula beberapa tenaga
pendukung, khususnya untuk mendukung pekerjaan administrasi, data entry,
pelaporan serta survai. Organisasi Kerja pelaksana pekerjaan tersebut dapat
digambarkan sebagaimana diagram berikut.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 188
USULAN TEKNIS

2.3.1. Diagram Organisasi Kerja

Gambar 2-92. Organisasi Kerja

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 189
USULAN TEKNIS
STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
PEMBANGUNAN PERENCANAAN (FULL DESIGN) DAN DED PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAH SD NEGERI 13 PARAK
JUAR DAN SD NEGERI 08 PARAK JUAR

HUBUNGAN KOORDINATIF

HUBUNGAN KONTRAKTUAL PENGGUNA JASA


DINAS/ USER DIREKTUR
TIM TEKNIS

TEAM LEADER
HUBUNGAN KOORDINATIF/ Ir. SUDARMEDI, MT. IAI HUBUNGAN KOORDINATIF/
KONSULTATIF KONSULTATIF

ADMINISTRASI
VERA MONITA, SE.

AHLI STRUKTUR AHLI ARSITEKTUR AHLI MEKANIKAL ELEKTRIKAL


ERMAN, ST BUDI RAHMAN, ST MAHYESSIE KAMIL, ST

ESTIMATOR JURU UKUR/ SURVEYOR JURU GAMBAR/AUTOCAD


FIRDAUS, ST. HENDRI MARDIANTO, A.Md. FEBRIANDI AMRI, A.Md.

OPERATOR KOMPUTER
LYDIA ERNI, A.Md

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar

II-2 - 190
USULAN TEKNIS
Gambar 2-93. Struktur Organisasi

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar

II-2 - 191
USULAN TEKNIS

2.3.2. Susunan Tenaga Ahli / Personil


Personil konsultan yang akan ditempatkan pada pekerjaan Jasa
Konsultan Perencanaan Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED
Pembangunan Gedung Sekolah Negeri 13 Parak Juar dan SD Negeri 08
Parak Juar ini sebagai berikut:

2.3.2.1 Tenaga Ahli (Profesional)


Tenaga ahli profesional yang diperlukan dan dilibatkan dalam
pekerjaan ini adalah sebagai berikut ;
1. Team Leader (S2 Tek. Arsitektur) : 1 Orang
2. Ahli Arsitektur (S1 Tek. Arsitektur) : 1Orang
3. Ahli Sipil (S1 Tek.Sipil ) : 1 Orang
4. Ahli Mekanikal Elektrikal (S1 Tek. Elektro) : 1 Orang

2.3.2.2. Tenaga Pendukung

Tenaga Sub Profesional yang diperlukan dan dilibatkan dalam


pekerjaan ini adalah sebagai berikut ;
1. Juru Ukur/Surveyor : 1 Orang
2. Juru Gambar/Drafter : 2 Orang
3. Estimator : 1 Orang
4. Administrasi :1 Orang

2.3.2.3. Tenaga Pendukung

Tenaga Pendukung yang diperlukan dan dilibatkan dalam


pekerjaan ini adalah sebagai berikut ;

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 192
USULAN TEKNIS

2.3.3. Tugas dan Tanggung Jawab Personil Konsultan


A. Tenaga Ahli (Profesional)
1. Team Leader
Adalah seorang Magister Teknik (S2) Teknik Arsitektur yang
berpengalaman sebagai Team Leader sesuai dengan KAK
dengan tugas sebagai berikut;

 Mengkoordinir semua personil yang terlibat dalam


pekerjaanini sehingga bisa menghasilkan pekerjaan
yang maksimal.

 Mempersiapkan petunjuk teknik dari setiap kegiatan


pekerjaan baik pengambilan data, pengolahan
maupun penyajian akhir seluruh hasil pekerjaan.

 Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam


pekerjaansurvey/pengukuran dilapangan maupun
penyusunan detail disain serta menyusun rencana
kerjanya.

 Memeriksa hasil pengukuran lapangan, hasil


perhitungannya dan membuat laporan analisisnya.

 Bertanggung jawab atas semua hasil pengukuran


lapangan, danperhitungannya, serta hasil perhitungan
detail disain.

 Bertanggung jawab terhadap semua hasil perhitungan


pembiayaan yang diusulkan dalam penyusunan
perencanaan ini.

 Bertanggung jawab atas semua pemakaian formulasi,


standart, norma dan aturan teknis yang dipakai dalam
penyusunan detail disain.

 Bertanggung jawab atas semua harga satuan upah,


barang dan peralatan serta pekerjaan yang telah
ditetap dalam perencanaan ini.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 193
USULAN TEKNIS

 Bertanggung jawab terhadap laporan-laporan dan


dokumen dokumen hasil pelaksanaan kegiatan
perencanaan.

2. Tenaga Ahli Arsitektur


Adalah seorang Sarjana Teknik (S1) Teknik Arsitektur, dan
berpengalaman dibidang arsitektur gedung, dengan tugas
dan wewenangnya sebagai berikut:
 Bertanggung jawab kepada team leader atas seluruh
tugas yang diberikan sesuai dengan keahlian yang
dimiliki, baik dari segi kualitas, maupun target
penyelesaian pekerjaan yang telah disepakati.
 Melakukan koordinasi pelaksanaan pekerjaan secara
internal bersama anggota tim lainnya melalui diskusi
dan pembahasan materi yang dikaji.
 Membuat konsep rencana arsitektur dan
pengembangan desainnya.
 Melakukan karaktristik kesesuaian perencanaan.
 Mampu dalam pemecahan masalah yang muncul
dalam tahap perencanaan.
 Melakukan analisa yang berkenaan dengan
perencanaan.

3. Tenaga Ahli Sipil


Adalah seorang Sarjana Teknik Sipil yang berpengalaman
dibidangnya dengan tugas sebagai berikut;

 Merencanakan pekerjaan yang berkaitan dengan


Struktur berdasarkan acuan yang berlaku dan relevan.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 194
USULAN TEKNIS

 Merekomendasikan metode pekerjaan sipil dan


landscape yang telah lolos uji kepada team leader.
 Membuat kerangka umum / konsep rencana Struktur,
dan pengembangan desainnya.
 Melakukan analisa yang berkenaan dengan
perencanaan teknis gedung.
 Melakukan tahapan konsultasi dengan owner atau
instansi terkait dengan proyek.
 Memecahkan masalah yang muncul dalam tahap
pekerjaan.
 Pengembangan rancangan.
 Menyiapkan dokumen pelaksanaan dan proses
pengadaan pelaksana konstruksi serta pengawasan
berkala.

4. Tenaga Ahli Mekanikal Elektrikal


Adalah seorang Sarjana Teknik (S1) Teknik Elektro yang
berpengalaman dibidangnya dengan tugas sebagai
berikut;
 Melakukan tahapan perencanaan yang dimulai dari
identifikasi, analisis serta menyusun konsep-konsep
perencanaan yang berkaitan dengan Mekanikal
Elektrikal.
 Mengadakan koordinasi dengan ahli lainnya untuk
membuat rencana mekanikal menyangkut kebutuhan
air bersih, air kotor, hydrant, tata udara dan lain-lain
mengenai daya listrik (penerangan, daya) AC, dan
penangkal petir beserta jaringan dan instalasinya,
instalasi air bersih, kotor/limbah, air hujan, sound system
dan sebagainya.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 195
USULAN TEKNIS

 Melakukan perhitungan Mekanikal Elektrikal Plumbing


Gedung.
 Bertanggung jawab atas semua hasil perhitungan teknis
konstruksi mekanikal elektrikal sesuai dengan disainnya.
 Melaksanakan tugas dan arahan lain yang diberikan
oleh ketua tim yang berkaitan dengan kegiatan ini.

B. Tenaga Sub Pendukung


1. Surveyor
Bertugas membantu tenaga ahli dalam pelaporan survey
lokasi, maupun kondisi eksisting bangunan sekarang, serta
survey data-data yang diperlukan agar pekerjaan
perencanaan berjalan dan selesai sesuai jadwal.

2. Juru Gambar / Autocad


Bertugas membantu tenaga ahli dalam menggambarkan
hasil pengukuran berupa gambar eksisting bangunan
rencana serta membantu Tim Perencana Bangunan dalam
menggambarkan rancangan bangunan dan struktur
bangunan hasil perencanaan berikut potongan dan detail-
detailnya.

3. Estimator

Bertugas sebagai berikut :


 Mengumpulkan informasi harga-harga material bahan
bangunan, ongkos kerja dan lain-lain.
 Membantu Ketua tim dalam pembuatan laporan
analisis perhitungannya biaya, dan syarat – syarat
dokumen lelang.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 196
USULAN TEKNIS

 Membantu tenaga ahli membuat Estimasi Biaya


Perencanaan.

C. Tenaga Pendukung
1. Administrasi
Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan
pekerjaan secara administratif serta pengarsipan serta
tugas-tugas kesekretariatan lainnya.

Pembuatan Perencanaan (Full Design) dan DED Pembangunan Gedung Sekolah SD Negeri 13 Parak
Juar dan SD Negeri 08 Parak Juar II-2 - 197

Anda mungkin juga menyukai