Disusun Oleh:
EKO HIDAYAT
55519110009
Dosen Pengampu:
Dr. Agustin Fadjarenie, M.Ak., CA., Ak
FAKULTAS EKONOMI
2020
i
IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT DI SELANDIA BARU
Oleh: Eko Hidayat
Universitas Mercu Buana
Pengantar
Pada tahun 2006, New Zeland’s State Commission (SSC) atau Komisi
Layanan Negara Selandia Baru menghadapi tantangan untuk warganya agar dapat
mengakses layanan informasi dan pemerintah secara online. Namun, pada
implementasinya permerintah medapatkan banyak masalah yang tidak sederhana. Hal
ini karena bertentangan dengan budaya mereka. Lalu seberapa besar atau suksesnya
Selandia Baru dalam mengaplikasikan E-Government-nya. (Mengacu pada Modul
Kennedy School of Government, Case Program “Defragmenting e-Government in
New Zeland”)
Apakah warga Selandia Baru dapat mencapai hasil yang mereka butuhkan,
tanpa mencari di banyak lembaga?
Menurut saya, warga Selandia Baru akan mendapatakan apa yang mereka
butuhkan, karena sesuai tujuan dari e-Gouvernment itu sendiri adalah untuk memberi
warga akses informasi dan layanan resmi dengan cara yang nyaman, konsisten dan
juga mudah untuk digunakan. Disisi lain, dengan penerapan e-Gouvernment, warga
Selandia Baru tidak perlu mencari kebanyak lembaga untuk mendapatkan layanan
yang warga perlukan, hal ini karena memanfaatkan teknologi yang ada dimana akan
melewati banyak lembaga yang tidak diperlukan dan langsung menuju lembaga yang
diinginkan.
1
2020. Hal ini memanfaatkan kecanggihan internet untuk mengubah cara pemerintah
dalam menjalankan operasional pemerintah, dengan memindahkan dari silo aktivitas
dalam setiap lembaga ke jaringan.
Apakah pekerja di agen negara bekerja dengan rekan kerja di seluruh sektor
untuk menempatkan hasil bagi orang Selandia Baru di atas kepentingan agen
individu?
Selama agen masih mengedepankan integritas dan transparansi dalam
menjalankan tugasnya, maka para agen negara akan bekerja dengan rekan kerja diatas
kepentingan agen individu. Dimana para agen mempunyai tugas uatamanya adalah
untuk memperjuangkan kerjasama dengan menghilangkan hambatan teknologi, dan
untuk membangun sistem yang akan membuatnya lebih mudah untuk berkolaborasi.
2
Apakah infrastruktur dan sistem mendukung kolaborasi dan kemitraan?
Infrastruktur dan sistem dalam penerapan e-Government ini sangat
mendukung kolaborasi dan kemitraan. Penggunaan teknologi akan memberikan
kemudahan dalam mengkolaborasi antar lembaga. Dengan kecanggihan teknologi
informasi komputer juga akan mempermudah konektivitas.
Apakah warga Selandia Baru menggunakan layanan yang disediakan oleh agen,
dan apakah hambatan akses berkurang?
Warga Selandia Baru tentu akan menggunakan layanan yang disediakan oleh
agen, apalagi di zaman seperti saat ini, semua orang ingin dengan fleksibel
mengaskses apapun dari rumah tanpa ada batasan apapun. Akan tetapi, dengan
banyaknya warga Selandia Baru yang mengakses layanan yang disediakan oleh agen
tentu akan memberikan dampak terhadap sistem yang disediakan. Akses akan
berkurang karena banyaknya warga yang mengakses terhadap sistem tersebut secara
bersamaan.
3
Apakah warga Selandia Baru memiliki kepercayaan terhadap integritas agen
dan pekerja pemerintah?
Kepercayaan warga Selandia Baru terhadap integritas agen sepertinya kurang,
hal ini dikarenakan kurangnya komitmen untuk mengadopsi sistem pembelian seperti
yang diutarakan oleh Kerry McDonald. Apalagi pada tahap awal, implementasian e-
Government sempat dihentikan oleh pemerintah karena kurangnya dukungan dari
berbagai lembaga. Hal ini semakin menimbulkan keraguan-keraguan pada
masyarakat sehingga berimbas kepada kepercayaan masyarakat terhadap integritas
agen dan pekerja pemerintah.