Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Ekonomi, Bisnis dan kewirausahaan ISSN : 2087-9954

Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

ANALISIS PENELUSURAN TRANSACTION FRAUD DALAM


PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN1

Oleh : Hernawan 2

Abstract
Globalization has resulted in remarkable changes in all aspects of life, including in
managing firm’s financial transaction in corporate sector. Financial reporting
reengineering in large private company frequently brings about financial
fraudaulous practices. The objective of this article is to shed light on fraudaulous
transaction in financial reporting reengineering, which was commonly observed in
private companies. Reengineered financial reporting containing transaction fraud
has widely been practiced in private companies in form of increasing fantastic
profits, hiding out debts, reporting ficticious incomes, cutting taxes and
increasing ficticious cash flows, while it is most probable these companies have
been gone bankcruptcy. Financial reporting engineering manipulation is aimed at
making up with favourable financial performance of the firm in order that firm’s
stocks remains attractive for investors.

Keywords: fradaulous transaction, financial reporting engineering, private


companies

1. Latar Belakang

Globalisasi yang ditunjang terpuruknya perekonomian di Indonesia


dengan derasnya arus informasi dan terjadi perubahan yang sangat
mengakibatkan banyaknya perubahan mendasar dengan munculnya orde
dalam berbagai sektor kehidupan reformasi.
masyarakat (Alvin Toffler, 1990). Sejak Orde reformasi telah merubah
awal tahun 1990, telah menjadi abad paradigma hampir pada semua aspek
teknologi informasi dimana informasi kehidupan baik sosial, politik, budaya
menjadi komoditas penting bagi maupun perekonomian Indonesia.
kehidupan manusia. Globalisasi
ekonomi dengan adanya free market
baik itu capital market atau money
market telah mengakibatkan krisis
moneter tahun 1997 dengan

1
Makalah ini dipresentasikan dalam Seminar Ilmiah Bulanan yang diselengarakan oleh Fakultas
Ekonomi Universitas Tanjungpura, Ruang Sidang, bulan Maret 2009.
2
Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura, Ketua Jurusan Akuntansi FE Untan.
82
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

Kebijakan sentralisasi dengan Profesi akuntan dituding oleh


system top down yang diterapkan sebagian pengamat ekonomi untuk
pemerintahan orde baru ternyata bertanggungjawab atas terjadinya
gagal, karena keuangan krisis moneter. Oleh karena itu
Negara/private dikelola dengan tidak Akuntan sebagai suatu profesi
jujur, tidak adanya transparansi, diminta untuk terlibat secara aktif
besarnya hutang luar negeri yang dan harus mempunyai komitmen
tidak terkendali, adanya monopoli untuk mendukung dan mengawal
dari segelintir konglomerat dan pelaksanaan reformasi ekonomi di
sistem perekonomian yang tidak berbagai sektor dan transparansi
sehat merupakan beberapa faktor seluruh aktivitas perekonomian
yang menyebabkan terjadinya krisis nasional. Karena secara umum
moneter Indonesia pada tahun 1997. keahlian penyusunan sistem
Reformasi ekonomi menuntut adanya keuangan dan penyajiannya
perubahan yang sangat mendasar di pelaporan keuangan merupakan
berbagai sektor kehidupan kompetensi profesi akuntan.
masyarakat, terutama yang Kesadaran dunia usaha dan institusi
berhubungan dengan hampir seluruh pemerintah akan pentingnya tata
aktivitas perekonomian nasional. kelola yang baik (good governance)
Tuntutan perubahan tersebut ditandai semakin meningkat. Pemerintah dan
dengan semakin meningkatnya dunia usaha sangat memperhatikan
tuntutan masyarakat luas akan program untuk mengeliminasi fraud,
adanya pertanggungjawaban baik yang dilakukan oleh aparat
(responsibility), pertanggungjelasan pemerintahan maupun manajemen
(accountatability), dan transparansi dan pimpinan perusahaan publik. Hal
kinerja pengelolaan ekonomi dan ini dapat dilihat dari makin
pelaporan keuangannya untuk ditingkatkannya peran Komisi
semua sektor perekonomian terutama Pemberantasan Korupsi (KPK),
untuk sektor publik. Gerakan Kejaksaaan, Kepolisian, Pengadilan
reformasi menuntut adanya tata Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) dan
kelola yang baik (good governance). Pusat Pelaporan dan Analisis
Baik untuk perusahaan (good Transaksi Keuangan (PPATK).
corporate governance) maupun Namun mungkin perlu disesalkan
untuk sektor pemerintahan (good karena hingga saat ini masih belum
government governance) yang efektif, karena good governance
merupakan milik masyarakat luas tersebut belum menjadi komitmen
sehingga harus dikelola dengan baik, yang kuat untuk dijalankan secara
profesional, jujur dan transparan. bersama secara konsisten di semua
lini. Tingginya intensitas praktik
kecurangan, penyelewengan,
83
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

penipuan, korupsi dan penggelapan mekanisme, pihak yang terlibat, dan


yang terjadi pada berbagai sektor di standar pelaporan) dalam entitas
pemerintahah, institusi publik tertentu (Suwardjono, 2005).
maupun private tetap saja terjadi
hingga saat ini, dengan segala modus Pelaporan keuangan meliputi
operandinya mulai dari yang segala aspek yang berkaitan dengan
sederhana, sampai dengan yang penyediaan dan penyampaian
sangat canggih dan rumit sehingga informasi keuangan. Aspek-aspek
sangat sulit untuk di deteksi. Dengan tersebut antara lain lembaga yang
penerapan sistem internal control terlibat (penyusun standar, badan
yang memadai dan efektifnya sistem pengawas dari pemerintah ataupun
pengawasan eksternal maka akan pasar modal, organisasi profesi dan
mendukung adanya tata kelola yang entitas pelapor), peraturan yang
baik secara konsisten dan meluas berlaku termasuk Prinsip Akuntansi
pada semua lapisan. Dengan Berterima Umum dan mekanisme
demikian harapannya adalah bahwa penyampaian informasi (Sudibyo,
suatu institusi/lembaga publik 2001).
diharapkan tumbuh dan berkembang 2. Pengertian Fraud
secara sehat, terhindar dari segala
macam praktik kecurangan, penipuan Berbagai literatur
dan penggelapan yang merugikan mendefinisikan tentang fraud.
perekonomian secara nasional. Definisi “fraud “ menurut The
Perekayasaan adalah proses Institute of Internal Auditors (IIA)
terencana dan sistematis yang adalah “an array or irregulities and
melibatkan pemikiran, penalaran, illegal act characterized by
dan pertimbangan (excersice of intentional deception“ (sekumpulan
judgement), konsep, metoda, teknik, tindakan yang tidak diizinkan dan
serta pendekatan untuk menghasilkan melanggar hukum yang ditandai
suatu produk (konkret atau dengan adanya kecurangan yang
konseptual). Perekayasaan akuntansi disengaja). Menurut Mark R.
adalah mengikuti proses yang sama Simmons, CIA, CFE, suatu tindakan
baik pada tingkat makro (nasional) dianggap sebagai fraud jika
maupun pada tingkat mikro memenuhi empat kriteria. Pertama,
(perusahaan). Yang dimaksud tindakan tersebut dilakukan pelaku
akuntansi dalam perekayasaan ini secara sengaja; kedua, terdapat
adalah akuntansi dalam arti luas korban yang menganggap, karena
yaitu sebagai suatu sistem tidak tahu keadaan sebenarnya,
pelaporan keuangan umum yang bahkan tindakan pelaku benar dan
melibatkan kebijakan umum wajar; ketiga, korban dapat berupa
akuntansi (tentang struktur, individu, kelompok, organisasi;

84
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

keempat, korban dirugikan oleh keuangan Negara atau perekonomian


tindakan pelaku. Thornhill (1995) Negara. Menurut ACFE
mendefinisikan fraud sebagai suatu (Association of Certified Fraud
tindakan/perbuatan melawan hukum Examiner), korupsi adalah bagian
yang dilakukan oleh orang-orang dari fraud (Razaee,2002).
dari dalam/luar organisasi, dengan Selanjutnya fraud dikelompokkan
maksud mendapatkan keuntungan menjadi corruption, asset
pribadi/kelompoknya yang secara misappropriation, dan fraudulent
langsung atau tidak langsung statement. Corruption dapat
merugikan pihak lain. Sedangkan berbentuk “conflict of interest”
Arens (2003) mendefinisikan fraud (benturan kepentingan), bribery atau
(kecurangan akuntansi) adalah salah bentuk suap dalam bentuk apapun,
saji yang timbul dari kecurangan kickback (pemberian kembali atas
dalam pelaporan keuangan suatu pekerjaan/proyek, bid rigging
(fraudulent financial statement) dan atau permainan tender, illegal
salah saji yang timbul dari perlakuan gratuities atau hadiah terselubung
tidak semestinya terhadap assets suap yang mengharapkan hubungan
(misappropriation of assets). Fraud jangka panjang.
adalah tindakan melawan hukum,
penipuan berencana, dan bermakna Tindak pidana suap, illegal
ketidakjujuran. Fraud terdiri dari commission atau hadiah illegal
berbagai bentuk kejahatan atau dipastikan tidak dapat dibukukan apa
tindak pidana kerah putih (white adanya sesuai fakta yang ada, jadi
collar crime), antara lain penyuapan harus direkayasa, dikemas dengan
(bribery), penggelapan, pencurian berbagai bukti “aspal”, yang
dan perbuatan curang (Embezzlement menyebabkan distorsi kebenaran
,theft and fraud), penggelapan sehingga timbullah suatu proses
informasi, penggelapan perekayasaan pelaporan keuangan.
kewajiban/hutang, penghilangan atau Selanjutnya Tuanakota (2007)
penyembunyian fakta, rekayasa mengklasifikasikan berbagai fraud
fakta, termasuk korupsi terdiri dari Assets misappropriation
(Razaee,2002). Istilah fraud di dapat berbentuk larency (pencurian),
Indonesia kurang popular embezzlement (penggelapan), misuse
dibandingkan dengan corruption. of assets (penggunaan assets untuk
Menurut Pasal 2 UU No.31/1999, pribadi), skimming (penjarahan
korupsi didefinisikan sebagai suatu dengan bentuk komisi) setelah dana
tindakan melawan hukum dengan sebagian masuk dana pribadi, billing
melakukan perbuatan memperkaya scheme (skema penagihan), payroll
diri sendiri atau orang lain atas suatu scheme (skema penggajian) atau
korporasi yang dapat merugikan pemalsuan jumlah gaji, reimburse

85
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

scheme expenses atau pembayaran premature, pencatatan pendapatan


beban-beban pribadi atau kuitansi- fiktif, tidak mencatat kewajiban
kuitansi fiktif (fictitious expenses), (liabilities), menggeser
cheque tampering atau pemalsuan pendapatan/beban ke periode tertentu
cek, pemalsuan tandatangan. dan berbagai teknik tipu daya lainnya
Berbagai tindakan penyalahgunaan dengan tujuan tertentu. Financial
seperti unrecorded sales, understated shenanigan berkisar dari trik yang
sales, rekayasa skema berbahaya hingga fraud yang
penghapusbukuan (write off scheme), melanggar hukum (Ilya,2006).
berbagai fraudulent disbursement
dimana semua transaksi yang bersifat International Standard on
kecurangan (farud) memperbesar Auditing (ISA) membagi fraud
kebohongan dalam penyajian menjadi dua bagian besar saja yaitu
perekayasaan pelaporan keuangan. misappropriation dan kecurangan
terhadap laporan keuangan
Fraudulent Statement, adalah (fraudulent financial statement) yaitu
upaya yang disengaja untuk menipu kecurangan (fraud) dalam bentuk
dengan menyusun dan melaporkan manipulasi informasi keuangan
pertanggungjawaban keuangan dengan tujuan untuk menipu (intend
dengan tidak benar, baik dengan atau to deceit) kepada pihak yang
tanpa penggunaan standar dan tehnik berkepentingan terhadap laporan
akuntansi serta menyesuaikan keuangan (stakeholders). Berbagai
transaksi-transaksi non financial ke studi yang dilakukan menunjukkan
dalam laporan keuangan (Ilya, 2006). bahwa fraud memiliki bentuk dan
Upaya-upaya ini biasanya dirancang pola yang berbeda dalam setiap
dengan beberapa konsep seperti yang entitas. Transaction fraud pada
dikemukakan oleh Belkaoui, 2004: laporan keuangan perusahaan
hipotesis salah saji secara selektif swasta/private, perusahaan
(the selective financial pemerintah BUMN/BUMD dan
misreprentation hypotesis), perataan pemerintah daerah mempunyai
laba (income smoothing), manajemen karakteristik yang berbeda, meskipun
laba (earning management), persamaannya adalah tujuannya
akuntansi kreatif (creativity in pengrusakan berkelanjutan terhadap
accounting) dan kecurangan kuantitas dan kualitas laporan
akuntansi (fraud in accounting). keuangan. Tehnik transaction fraud
Tehnik perekayasaan laporan dalam proses akuntansi melalui 3
keuangan juga dikenal dengan istilah tahap yang dapat dilakukan
financial shenanigans (tipu daya perekayasaan pelaporan keuangan
keuangan). Teknik ini meliputi sesuai dengan proses akuntansi
antara lain; pencatatan pendapatan

86
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

secara manual seperti pada Gambar 1 atau non financial seperti gambar 3
di bawah ini: berikut ini:

Gambar 1

Untuk melakukan Transaction


Fraud dalam proses akuntansi sesuai
gambar di atas terdapat 3 (tiga) tahap Gambar 3
yaitu Tahap Pertama, fraud yang Pertama, skema fraud pada tahap
direncanakan pada tahap transaksi input transaksi, dapat dilakukan
awal (input), Tahap kedua, fraud dengan pemalsuan dokumen,
dengan cara manipulasi proses merekayasa dokumen fiktif,
pencatatannya (processing), dan menciptakan dokumen pendukung
Tahap Ketiga, fraud yang atau bukti-bukti fiktif,
dilakukan saat final pelaporan menghilangkan atau menambah
(output) yang dikenal sebagai transaksi-transaksi yang tidak dapat
fraudulent statement atau financial dipertanggungjawabkan. Misalnya
shenanigans. Untuk lebih rinci tahap dalam bentuk mark up, pembelian
perekayasaan laporan keuangan barang seharga Rp3.000.000,-
dapat di lihat dari Skema pelaporan dibukukan dalam laporan keuangan
secara curang melalui Fraudulent senilai Rp5.000.000,- terjadi
Statement berikut ini : penggelembungan harga sebesar
Rp2.000.000,- (invoice kickback).
Proyek senilai Rp5.000.000.000,- di
dalam kontrak dibuat senilai
Rp6.500.000.000,- maka terdapat
perampasan assets sebesar
Gambar 2 Rp1.500.000.000,-
(misappropriation dalam bentuk kick
Ataupun lebih spesifik secara tehnis back). Dana suap (bribery) dibuatkan
akuntansi kecurangan dalam dokumen untuk transaksi fiktif.
perekayasaan pelaporan keuangan Kedua, skema fraud pada tahap
dapat dilakukan baik secara financial proses, dimana fraud dilakukan
melalui pemanfaatan kelemahan
87
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

Internal Control perusahaan, transaction fraud yang dilakukan


pembuatan kebijakan kebijakan dalam bentuk (1) mencatat transaksi
operasional yang tujuannya untuk palsu dan mengakui pendapatan
pembenaran kecurangan yang fiktif; (2) mencatat pendapatan fiktif
dilakukan, pengubahan atau dengan sengaja merekayasa dengan
manipulasi catatan keuangan, mengabaikan cut off revenue
penyalahgunaan penerapan prinsip- recognition; (3) mencatat dan
prinsip akuntansi, penyusunan memanipulasi income; (4)
kebijakan prosedur yang memanipulasi pendapatan dan beban;
menguntungkan (loop hole policy), (5) melakukan manipulasi hutang;
yang digunakan untuk mengukur, (6) melakukan manipulasi pajak
menentukan dan mengungkapkan melalui pencatatan nilai persediaan;
kejadian ekonomi dan transaksi (7) melakukan manipulasi pajak
bisnis. Ketiga, skema fraud pada melalui pencatatan beban. Di sektor
penyajian laporan keuangan, pemerintahan, fraud dilakukan
dilakukan dengan pengabaian dengan cara (1) merelokasi antar
kecukupan pengungkapan (full mata anggaran belanja; (2) tidak
disclosure) dan atau memanfaatkan mencatat transaksi penerimaan; (3)
kelemahan-kelemahan dalam standar mencatat transaksi palsu/fiktif; (4)
akuntansi keuangan dalam laporan melakukan penilaian aktiva yang
keuangan. Penyesatan penyampaian tidak sesuai nilainya (over value); (5)
informasi penting yang menyangkut Penyajian pengungkapan
kondisi perusahaan yang sebenarnya, (disclosure) yang sangat tidak
terutama pengungkapan mengenai memadai (Ikhtisar Hasil Pemeriksaan
kemungkinan adanya ketidakpastian Semester I/II BPK RI tahun 2007).
di masa yang akan datang Perlu diketahui bahwa permasalahan
(contingent liabilities), kemungkinan kecurangan dalam laporan keuangan
adanya kesulitan keuangan tidak sesederhana seperti yang
perusahaan, kegagalan perusahaan diungkapkan di atas. Laporan
dan informasi penting lainnya yang keuangan yang mengandung fraud
seharusnya diketahui oleh pembaca juga dapat dihasilkan dari proses
laporan keuangan (stakeholder). yang mengandung fraud, yang lebih
Penelitian-penelitian positif parah lagi laporan tersebut disusun
accounting theory telah banyak dari dokumen yang sarat fraud. Di
menghasilkan pembuktian mengenai Indonesia transaction fraud adalah
fraud yang dilakukan dalam fenomena yang paling banyak
pelaporan keuangan dengan ditemukan dibandingkan dengan
menggunakan teknik financial fraud yang dilakukan dalam
shenanigan (tipu daya keuangan). perekayasaan laporan keuangan
Schilit (2002) mengemukakan (financial shenanigan ).
88
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

Transaction Fraud dalam Chief Financial Officers, Security


perekayasaan laporan keuangan Analyst, Public Accountant dan
pada perusahaan mahasiswa MBA menunjukkan
private/commercial. adanya pro dan kontra atas praktik
earnings management. Hasil survey
Terdapat beberapa riset menunjukkan bahwa earning
akuntansi yang dilakukan di pasar management adalah tindakan yang
modal Indonesia untuk membuktikan dapat merugikan investor dan
adanya praktik earning management tindakan abusive earning
di pasar modal Indonesia. Penelitian management (fraudulent) yang
yang dilakukan Gumati (2001) dilakukan manajemen dan harus
menunjukkan bukti adanya upaya ditindak tegas oleh regulator
manajemen perusahaan untuk (Securities Exchange Commissions).
menaikkan tingkat keuntungan pada
periode 2 tahun sebelum go public. Dalam perusahaan
Penelitian ini menggunakan swasta/private atau BUMN/BUMD
pendekatan total accrual terhadap 39 perekayasaan laporan atas
perusahaan yang melakukan Initial transaction fraud menurut
Public Offering ( IPO ) antara tahun Bonner,Palmrose and Young (1998)
1995 – 1997. Penelitian Gumati pengembangan taksonomi fraud
diperkuat oleh penelitian Saiful, yang komprehensif diklasifikasikan
Feliana Yie Ked an Mochtar Hendra dalam bentuk pendapatan dan assets
(2004 ) yang melakukan penelitian fiktif salah saji, pengakuan
pada tahun 1994 – 2000. Masih pendapatan yang premature, salah
banyak penelitian akuntansi lainnya klasifikasi pendapatan dan assets,
yang mencoba mengaitkan praktik over value assets dan under value
earning management dengan ukuran expense and liabilities,
perusahaan (size), struktur pengungkapan yang tidak memadai
kepemilikan perusahaan. Dalam (tidak full disclosure), equity fraud.
tahun 2000 – 2005 terdapat beberapa Laporan keuangan yang direkayasa
skandal transaction fraud dalam dan mengandung transaction fraud
perekayasaan pelaporan keuangan dalam perusahaan swasta/private
yang menjadi sorotan public dan biasanya dalam bentuk
media masa Indonesia yaitu kasus PT menggelembungkan laba yang
Kimia Farma Tbk , PT Indo Farma fantatstis dan menyembunyikan
Tbk, PT Kereta Api Indonesia dan hutang, menggelembungkan
banyak lagi yang tidak diungkapkan pendapatan fiktif, memangkas pajak
di permukaan. Hasil survey yang dan meningkatkan cashflow fiktif,
dilakukan E.Mulford dan E. sementara mungkin seharusnya
Comiskey terhadap para akademisi, mungkin perusahaan tersebut sudah

89
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

lama pailit. Manipulasi perekayasaan 17 Desember 2007). Kasus pada


laporan keuangan tersebut tujuannya manajemen PT Great River
adalah agar saham perusahaan tetap International Tbk. ditemukan
diminati oleh investor. overstatement pada omzet penjualan,
pencatatan Piutang, dan Aktiva Tetap
Kasus-kasus pada perseroan khususnya hasil emisi
perusahaan private terjadi di obligasi yang tidak dapat dibuktikan
Indonesia yaitu kasus PT Kimia kebenarannya (Press Release
Farma Tbk., yaitu perekayasaan Bapepam, 23 November 2005).
laporan keuangan dengan kesalahan Kasus terakhir yang menggemparkan
penyajian laporan keuangan yang adalah rekayasa pelaporan keuangan
mengakibatkan overstated laba perusahaan Satyam Computer
bersih untuk tahun yang berakhir 31 Services Ltd. perusahaan inovatif di
Desember 2001 sebesar bidang teknologi informasi yang
Rp32.700.000.000,- (Press Release terbesar di India dan pernah
Bapepam, 27 Desember 2002). menerima penghargaan paling
Kasus pada laporan keuangan PT bergengsi dari Enterpreneur of The
Indo Farma Tbk., ditemukan salah Year Ernst & Young tahun 2007.
saji nilai persediaan dalam proses Modus operandi-nya adalah memulai
pada Laporan Keuangan per 31 dengan hal yang kecil yaitu dengan
Desember 2001 overstated sebesar menutupi selisih laba actual dengan
Rp28.800.000.000,- (Press Release yang tercatat di pembukuan yang
Bapepam, 8 November 2004). makin lama makin membengkak.
Transaction fraud atas perekayasaan Margin laba perusahaan dipalsukan
laporan keuangan PT AGIS Tbk. per menjadi 24% (US $ 133.000.000)
31 Desember 2006, khususnya dari total revenue . Berbeda jauh
Consolidated Income Statement-nya dengan laba actual yang hanya 3 %
overstated sebesar (US 12.500.000) dari total revenue
Rp29.400.000.000,- yang US $ 434.000.000,- Juga terdapat
membukukan pendapatan lain-lain selisih US $ 100.000.000 utang
Rp17.460.000.000,- tanpa didukung jangka panjang actual (actual
oleh bukti-bukti, dan membukukan longterm debt)dengan tercatat di
Pendapatan lain-lain sebesar pembukuan. Sebaliknya, utang
Rp11.900.000.000,- dengan prinsip jangka pendek dipalsukan jauh lebih
akuntansi yang salah. Akibatnya PT kecil. Kemudian rekayasa pelaporan
AGIS, Tbk seharusnya membukukan keuangannya dengan cara pemalsuan
kerugian sebesar Rp18.700.000.000,- dana tunai, laba dan asset
bukan laba bersih sebesar perusahaan. Terdapat dana fiktif
Rp10.700.000.000,-(Press Release sebesar US $ 1,03 (50,4 milyar
Bapepam dan Lembaga Keuangan, rupee) dari totals dana tunai
90
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

perusahaan US $ 1.2 milyar (53,61 harga saham Satyam yang terdaftar


milyar rupee) yang tercatat dalam di tiga bursa : Bombay Stock
laporan keuangan kwartal ketiga Exchange (BSE), New York Stock
2008, atau dana tunai Satyam fiktif Exchange (NYSE), dan Euronext. Di
94 %. BSE saham Satyam anjlok hingga
78% dari 138,70 rupee per lembar
Pertanyaannya adalah menjadi 40,25 rupee per lembar.
bagaimana kesahihan kantor akuntan Kejahatan korporasi ini terjadi
terbesar di dunia sekelas Price karena kegagalan sistemik, bukan
Waterhouse Coopers (PwC) tidak individual.
dapat menemukan praktek fraud
tersebut. Bagaimana mungkin 2. Transaction fraud dalam
auditor tidak melakukan pengecekan perekayasaan laporan
pada bank-bank klien untuk keuangan pada sektor
pemerintahan.
mengkonfirmasikan dana-dana tunai
Berbagai upaya pemerintah
milik Satyam. Apalagi Satyam
melakukan pencegahan dan
terdaftar di New York Stock
mengeliminir adanya fraud dalam
Exchange (NYSE) sehingga wajib
penyelenggaraan pemerintahan,
mengikuti Sarbanes – Oxley. Salah
antara lain dengan cara melengkapi
satu isi regulasi ini adalah keharusan
pemerintahan saat ini dengan
perusahaan mendokumentasikan
berbagai perangkat peraturan
internal control pada laporan
perundang-undangan. Ketentuan
keuangannya yang selanjutnya
perundang-undangan yang dihasilkan
disertifikasi oleh Auditor
dalam kurun waktu lima tahun antara
Independend. Kecurigaan terlibatnya
lain TAP MPR XVI Tahun 1998, UU
PwC makin mengemuka karena
No. 28 Tahun 1999 tentang
disebut-sebut PwC juga terlibat
Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dalam skandal fraud kelas dunia
dan Bebas Korupsi, Kolusi dan
seperti Yukos, Tyco dan skema
Nepotisme, UU No. 20 Tahun 2001
Ponzie dari Bernie Madoff. Jika
Tentang Perubahan UU No. 31
dilihat skenario perekayasaan
tahun 1999 Tentang Pemberantasan
pelaporan keuangan Satyam bukan
Tindak Pidana Korupsi, UU No. 30
hanya PwC yang patut diduga
Tentang Komisi Pemberantasan
terlibat , tetapi juga dewan direksi,
Tindak Pidana Korupsi, PP No.71
mitra kerja, kreditur, hingga
Tahun 2000 tentang Peran Serta
Bapepam India (SEPI), mengingat
Masyarakat dan Pemberian
atmosfir bisnis korporasi di India
Penghargaan dalam Pencegahan dan
belum tertata seketat di Amerika.
Pemberantasan Tindak Pidana
Akibat dari terbongkarnya skandal
Korupsi, dan Intruksi Presiden
laporan keuangan Satyam maka

91
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

tentang Percepatan Pemberantsan berbahaya bagi perekonomian suatu


Korupsi. Negara.

Dalam konteks pengelolaan Beberapa kasus fraud di


keuangan Negara sebenarnya sekctor pemerintah kita yang
pemerintah telah serius memberikan menjadi perhatian antara lain: Kasus
rambu-rambu yang kondusif untuk BLBI, berupa bantuan penyelamatan
mencegah adanya fraud. Namun krisis keuangan tahun 1997
demikian, pada tataran implementasi berjumlah hampir Rp650 triliun yang
menunjukkan bahwa situasi yang hingga saat ini tidak jelas dimana
koruptif cenderung tidak berubah, dalam kasus tersebut menunjukkan
bahkan dari beberapa segi pengawasan bank pemerintah yang
menunjukkan adanya peningkatan. relative lemah, diberikan dalam
Seperti dilaporkan oleh Indonesia keadaan krisis, dengan kondisi
Corruption Watch (ICW) pada pemerintah yang mulai goyah
semester I /2006 tingkat korupsi sehingga memudahkan terjadinya
yang terjadi paling besar pada nilai fraud. Peluang fraud dalam
pada kerugian Negara antara pengeluaran/pengadaan barang dan
Rp1.000.000.000–Rp10.000.000.000 jasa untuk belanja barang dan modal,
(48,20%); Rp10.000.000.000– Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo
Rp50.000.000.000 miliar (17,27%) pada kongres 1993 memperkirakan
dan di bawah Rp1.000.000.000 kebocoran sekitar 30 %, ia
(12.95%). Ada trend bahwa korupsi menggunakan ICOR (Incremental
pada interval Rp100.000.000.000– Capital Output Ratio) Indonesia
Rp500.000.000.000 meningkat. versus Negara ASEAN lain. Dalam
Demikian pula pada skala penerimaan Negara juga terdapat
Rp10.000.000.000– banyak indikasi adanya potensi fraud
Rp50.000.000.000. Ini menunjukkan yaitu, Penerimaan Perpajakan dan
bahwa dari sisi kualitas, praktek Penerimaan Negara Bukan Pajak
korupsi menunjukkan peningkatan (PNBP), Restitusi atau pengembalian
besar dibanding dengan tahun kelebihan pembayaran pajak yang
sebelumnya. Hasil penelitian berkenaan dengan Pajak
Association of Certified Fraud Pertambahan Nilai (PPN), khususnya
ExaminerACFE) tahun 2004 dengan modus operandi pemalsuan
menyimpulkan bahwa hampir dokumen-dokumen ekspor, belum
mustahil untuk menghitung dampak benar dan lengkapnya data
korupsi terhadap kehidupan suatu perpajakan (termasuk Bea dan
Negara karena tidak semua korupsi Cukai), fraud di bidang eksploitasi
terdeteksi dan dilaporkan, namun sumber daya alam yang harus masuk
ditengarai sangat besar dan dalam penerimaan Negara.

92
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

Indonesia yang perusahaan private. Perhatian


menganut sistem perekonomian pengelola pemerintahan baik pusat
terbuka memungkinkan perusahaan maupun daerah adalah bagaimana
asing mempunyai andil dalam angaran pendapatan dan belanja
menyemarakan adanya fraud di dapat dikelola sedemikian rupa
sector pemerintah. Banyak pejabat di sesuai dengan rencana strategis yang
Indonesia di duga terlibat dalam merupakan kontrak politik dengan
kasus FCPA (Foreign Corrupt principal/stakeholder (DPR/DPRD).
Practices Act) yaitu undang-undang Fraud pada sektor pemerintahan sulit
Amerika Serikat yang di telusuri karena para pihak
memberlakukan penyuapan kepada melakukan kerjasama untuk
pejabat asing non Amerika sebagai menikmati keuntungan (simbiosis
tindak pidana. Bidang pertambangan mutualistis). Terdapat tiga kategori
dan energi mempunyai potensi fraud fraud yang terjadi pada sector
yang melibatkan pejabat pemerintah pemerintahan yang dapat
dan BUMN. Hasil temuan fraud menimbulkan laporan keuangan
tersebut oleh BPK berupa tidak menggambarkan keadaan
pelanggaran ketentuan dalam sebenarnya yaitu, Pertama,
Production Sharing Contract antara kecurangan (fraud) terkait dalam
lain: Pembebanan bunga oleh PT proses penyusunan anggaran berupa
Chevron Pacific Indonesia (hampier conflict of interest, bribery, illegal
US $ 5 juta), Conoco Philips – gratituties ; Kedua, fraud terkait
Grissik (US $ 170 Juta) dan Petro dengan mekanisme penggunaan
China International Jabung (hampir anggaran berupa asset
mencapai US $ 24 juta); Adanya misappropriation berupa larency,
authorization for expenditures yang skimming, misuse of assets dan
belum disetujui oleh BP MIGAS, berbagai fraudulent disbursement;
namun telah dibebankan sebagai cost Ketiga, kecurangan terkait dengan
recovery. Antara lain untuk side perekayasaan laporan keuangan
track dan completion di Petro China berupa mereklasifikasi antar pos
International Jabung, asset Suban belanja sesuai dengan ketersediaan
phase I dan Sumpal di Conoco dokumen pertanggungjawaban, salah
Philips dan cost overrun PT CPI. pengklasifikasian dan penilaian asset
pemerintah.
Berbeda dengan
perusahaan private/komersil, focus 5. Upaya Pencegahan Fraud
utama pelaporan keuangan di Apabila kita cermati
pemerintah bukan hanya sekedar fenomena fraud yang terjadi di
surplus–defisit anggaran, Indonesia, dapat disimpulkan bahwa
sebagaimana focus laba pada transaction fraud yang terjadi di
Indonesia lebih banyak dilakukan
93
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

pada tahap awal proses akuntansi Strategi pencegahan,


(input process) sehingga dalam sesungguhnyamelalui suatu program
penyajian pelaporan keuangan yang berbasis risk management
akhirnya menjadi kecurangan strategy yang bertujuan untuk
laporan, karena input transaction mengurangi risiko terjadinya fraud
fraud akan menghasilkan laporan melalui penciptaan lingkungan
yang direkayasa secara menyesatkan pengendalian internal yang kuat
sehingga ada unsur financial sehingga dapat mencegah adanya
shenanigan (Ilya, 2008). Solusinya fraud.
untuk mengatasi laporan keuangan
yang sarat fraud adalah dengan Profesi akuntan harus ikut
meningkatkan perhatian dalam bertanggungjawab mengantisipasi
menyikapi keandalan dokumen dasar dan mendeteksi adanya fraud dalam
sumber tersebut. Perlu adanya law perekayasaan pelaporan keuangan.
inforcement untuk menjerat pemalsu Untuk itu diperlukan penyempurnaan
dokumen, pelaku bisnis fiktif, juga standard auditing, terutama standar
punishment yang mengandung efek audit laporan keuangan yang
jera bagi pelaku fraud. menekankan kemungkinan adanya
rssiko fraud pada laporan keuangan.
Pencegahan adanya fraud Di Indonesia standard auditing masih
meliputi dua langkah fundamental, mengacu pada AICPA (American
yaitu pertama, penciptaan dan Institute of Certified Public
pemeliharaan kejujuran dan Accountant) yaitu Standar
integritas, kedua pengkajian Proffesional Akuntan Publik 1998,
peluang adanya risiko fraud serta belum mewajibkan penaksiran fraud
membangun sikap kongkrit dengan sesuai dengan Sarbannes – Oxley
meminimalkan risiko serta Act 2002 . Di Amerika sejak tahun
menghilangkan kesempatan adanya 2004 telah mengharuskan auditor
fraud. Pemberantasan fraud akan melakukan penaksiran evaluasi
lebih efektif apabila mengurangi kemungkinan adanya Fraud (SAS
peluang melalui system, mengekang 109) dalam system internal
pembenaran dan menghambat niat. controlnya . Selanjutnya Standard on
Keberhasilan ICAC Hongkong Auditing (ISA 204) juga memberi
dalam pemberantasan fraud adalah tanggungjawab pada auditor
pengembangan infrastruktur mengenai kemungkinan adanya
pencegahan fraud karena pola fraudulent Financial Statement.
represif secara terus menerus akan Institut Akuntan Publik Indonesia
cenderung mengakibatkan sikap harus segera mungkin mengadopsi
kontraprodukstif dari berbagai pihak International Standard Auditing
dalam organisasi pemerintahan. (ISA) sesegera mungkin agar

94
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

dikemudian hari tidak akan terjadi DAFTAR REFERENSI


lagi krisis moneter susulan yang PUSTAKA
diakibatkan oleh rapuhnya
Amrullah, Arief, “Money
akuntanbilitas dan good governance
Laundering: Tindak Pidana
di Negara kita. Prestasi Republik Pencucian Uang“, Edisi
Rakyat Cina dalam pemberantasan Kedua, Bayu Media
berbagai jenis fraud perlu menjadi Publishing, Malang.
pelajaran bagi kita. Melalui
pengintensifan pengawasan serta Arens ,Alvin A, Randal J.Elders and
pemantauan opini publik melalui Mark S. Beasley, 2003,
Auditing and Assurance
media massa dan didukung dengan
Services and Integrated
hukuman yang berat adalah kunci Approach, 10 th Edition,
keberhasilan Cina dalam North Carolina : Prentice
memberantas fraud dan mendorong Hall.
adanya good governance (Brahm J.
Laurence, 2002). Association of Certified Fraud
Examiners, “Report to The
6. Kesimpulan dan Saran Nation 2004 “

Avianti, Ilya, 2008, “Transaction


Fraud pada Laporan
Keuangan Sebagai Salah
Satu Modus Operandi
Tindak Pidana Korupsi”,
Orasi ilmiah berkenaan
dengan penerimaan jabatan
Guru Besar dalam Ilmu
Akuntansi pada Fakultas
Ekonomi Universitas
Padjadjaran, Departemen
Pendidikan Nasional
Universitas Padjadjaran
Bandung, Bandung 22
Agustus 2008.

Brahm, Laurence J., 2002, “China


Century (Abadnya
Tiongkok) Bangkitnya
Kekuatan Ekonomi
berikutnya”, alih bahasa:
Arvin dan Lindon,
Interaksara, Batam.

95
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

Ebor : Economics Business &


Accounting Review, “Fraud Mulford, Charles Wand Comskey,
: Tinjauan dari Berbagai Eugene E, 2002. “The
Perspektif”, Volume II Financial Number Game,
Nomor 1, Januari – April Detecting Creative
2007. Accounting Practices”,
John Wiley and Sons Inc.
Feliana Yie Ked an Setiono Mochtar Rezaee Zabihollah, 2002, Financial
Hendra, Indikasi adanya Statement Fraud
manajemen laba pada Preventation and Detection,
laporan keuangan yang Canada: John Wiley and
dipublikasikan oleh Sons, Inc.
perusahaan yang
melakukan penawaran Schilit Howard, 2002, Financial
saham perdana (Initial Shenanigans, Second
Public Offering), Majalah Edition, USA: Mc. Graw
Akuntansi dan Teknologi Hills.
Volume 4, Fakultas
Ekonomi Universitas Simmons, Mark R, 2006,
Surabaya, Tanggal 1 mei Recognizing the Elements of
2005. Fraud, www.facilitated
controls.com/fraud-
Gatra, Majalah, 2009, No.10 Tahun investigation/fraudwww.ht
XI, “Skandal Laporan m.
Keuangan US $ 1 milyar :
Rekayasa Raju Sudbyo, Bambang, 2001. “Telaahan
Memanipulasi Satyam”. Epistimologis Standar
Evidential Matter serta
Gumati, Tatang Ari, 2001, “Earnings Implikasinya pada Kualitas
Management Dalam Audit dan Integritas
Penawaran Saham Perdana Pelaporan Keuangan di
di Bursa Efek Jakarta, Indonesia”, Pidato
Jurnal Riset Akuntansi Pengukuhan Jabatan Guru
Indonesia. Besar pada Fakultas
Ekonomi, Universitas gajah
Hartanti, Evi, 2008, “Tindak Pidana Mada, Jogjakarta, 24
Korupsi “, Cetakan Kedua, Februari 2001.
Sinar Grafika, Jakarta.
Supardi, Eddy Mulyadi, 2007,
Klitgaard, Robert, 2002, “Penuntun “Upaya Pencegahan Fraud
Pemberantasan Korupsi dalam Pengelolaan
dalam Pemerintah Daerah”, Keuangan Negara”, Artikel
Yayasan Obor Indonesia & EBOR, Volume II, No.1.
Partnership for government
Reform in Indonesia, Suwarjono, 2005, “Teori Akuntans :
Jakarta. Perekayasaan Pelaporan
96
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan kewirausahaan ISSN : 2087-9954
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2010

Keuangan”, Balai Penerbit


Fakultas Ekonomi,
Yogyakarta.

The Institute of Internal Auditor,


2001, Practice Advisory
2120. A1-1 : Identification
of Fraud.

Tim Informasi Publik ICW,


Kecendrungan Korupsi
Semester I, 2006.

Thornhill, William T, 1994


“Forensic Accounting :
How to Investigate
Financial Fraud”, Burr
Ridge, IL : Irwin
Proffesionale Publishing.

Tuanakota, Theodorus M., 2007,


“Akuntansi Forensik dan
Audit Investigatif”, Seri
Departemen Akuntansi FE
UI, LP FE UI.

97

Anda mungkin juga menyukai