RISET
ABSTRAK
Ayu Stya Ningrum (212010300096)
Di era 5.0 yang0ditandai oleh perkembangan teknologi digital, lembaga
pemerintaha0menghadapi tantangan yang kompleks terkait dengan tindakan fraud dan korupsi. Sulitnya
mencegah0dan0mengungkap tindakan korupsi di0lingkungan sektor publik0(pemerintah) membuat
banyak aksi pemberantasan terhadap kejahatan ini mulai banyak dilakukan, namun sampai saat ini masih
belum menunjukkan hasil yang optimal. Akuntan forensik menjadi0kunci dalam upaya0mengatasi
permasalahan kecuranngan dan korupsi. Penelitian0ini dilakukan
dengan0tujuan0untuk0mengatasi0tindakan korupsi0di lembaga0sektor publik (pemerintahan). Penelitian
ini menggunakan metode0kualitatif dengan teknik data menggunakan0literatur. Objek pada0penelitian ini
adalah data0sekunder yang0berupa tindalan kecurangan, seperti fraud dan korupsi. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa akuntan forensik di era 5.0 menjadi salah satu upaya untuk melakukan
pencegahan sejak dini terhadap0tindakan kejahatan korupsi di indonesia, dan dapat secara signifikan
mengurangi kecurangan0pada sektor publik dengan memanfaatkan teknologi seperti kecerdasan buatan
(AI) ,0analisis data besar (big data), dan teknologi blockchain0untuk mengumpulkan,0menganalisis dan
memvalidasi bukti digital. Hal ini memungkinkan penyelidikan yang lebih efisien dan akurat terhadap
tindakan0fraud0dan0korupsi.
Kata Kunci : akuntan forensik, era5.0, fraud, korupsi, pemerintahan
ABSTRACT
Ayu Stya Ningrum (212010300096)
In the era 5.0 marked by the0development of digital technology,0governmental institutions face complex
challenges related to fraud and0corruption. The difficulty in preventing and uncovering corruption within
the public sector0(government) has led to0numerous efforts to combat these crimes, yet results have not
shown optimal outcomes thus far. Forensic accountants play a pivotal role in addressing issues of fraud
and0corruption. This research0aims to tackle0corruption within the public sector (government
institutions).0Conducted using a qualitative method, this study employs literature as the data source,
focusing on secondary data related to fraudulent activities,0such as fraud and corruption. The findings
indicate0that forensic accountants in the era 5.0 are crucial in early prevention efforts against corrupt
practices in Indonesia.0they can significantly reduce fraud within the public sector (government) by
leveraging technologies such as artificial intelligence (AI), big data analytics, and blockchain to collect,
analyze, and validate digital evidence. This approach enables more efficient and accurate0investigations
into0acts0of0fraud0andcorruption.
Keywords : forensic accountant, era 5.0, fraud, corruption, government
PENDAHULUAN
Di zaman modern saat ini, kecurangan (fraud)0di dalam pengelolaan keuangan di sektor publik
(pemerintah) merupakan bentuk kejahatan yang sering terjadi dan dilakukan oleh para
pejabat0pemerintahan. Kecurangan0itu sendiri dapat didefinisikan sebagai tindak0penipuan yang
dilakukan secara sengaja oleh individu untuk memperoleh keuntungan pribadi yang dapat merugikan
banyak pihak. Dengan adanya perubahan teknologi digital saat ini saat memungkinkan untuk
bertambahnya jenis kecurangan (fraud) yang terjadi di dunia audit forensik. apalagi di era sekarang ini
yang0lebih tepatnya di era industri 5.0 atau post digital, era dimana0segala macam0informasi telah tersaji
secara0elektronik. Pesatnya perkembangan teknologi saat ini akan mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan0seperti dunia0kerja, pendidikan,0ekonomi dan lainnya. Sumber daya manusia (SDM)
yang0kompeten0menjadi salah satu faktor penentu0keberhasilan transformasi0di era digital ini.0Hal ini
mendorong para0akuntan forensik untuk0bertindak secara proaktif, dan harus mulai menggunakan data
analitik dalam memecahkan suatu masalah0guna membantu suatu perusahaan atau instansi untuk terus
mengikuti perkembangan digital di era 5.0 saat ini.
Tindakan korupsi adalah bentuk dari tindakan kecurangan (fraud) yang dilakukan oleh oknum
yang tidak bertanggung jawab0sehingga dapat merugikan banyak pihak.0Tindakan korupsi yang0sering
terjadi ialah0seperti penyalahgunaan0wewenang, pungutan liar, kasus penyuapan,0pemerasan pemberian
uang pelicin, penggelapan aset pemerintah daerah maupun negara. Berdasarkan data empirik yang telah di
peroleh beberapa tahun terakhir,0pemerintah daerah dengan0sektor keuangan daerah menjadi salah satu
lembaga yang memiliki0tingkat kecurangan (fraud) dan korupsi paling dominan terjadi berkaitan dengan
sistem pengadaan publik yang menjadi sumber utama kebocoran anggaran sebuah negara (Wuysang et al,.
2016). Salah satu yang menjadi penyebab tindakan korupsi dikalangan pemerintah adalah dengan adanya
otonomi daerah (Pramesti & Hariyanto, 2019). Dalam otonomi0daerah, pemerintah daerah memiliki
wewenang0untuk mengurus semua hal-hal yang berkaitan dengan keuangan sektor publik daerah
tersebut,0seperti penganggaran, pengadaan serta0perpajakan di0daerah tersebut. Sehingga didalam
otonomi daerah, besarnya jumlah anggaran negara yang dipercayakan kepada pemerintah0daerah
membuat0oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab menggunakan kesempatan tersebut untuk
melakukan0tindakan fraud seperti korupsi ( Sommaliagustina, 2019).
Akuntan Forensik merupakan pihak independen yang memiliki0gabungan dari keahlian di bidang
akuntansi,0audit,0dan hukum0yang0memiliki0tujuan0untuk0membuktikan0adanya0tindakan kecurangan
(fraud) yang dilakukan oleh individu maupun kelompok. Akuntan Forensik harus memiliki
sertifikat0CFE (Certified Fraud Examiners) sebagai pembuktian atas pengetahuan0dan pengalaman yang
sudah dimiliki. Pemegang sertifikat tersebut sebagai seorang profesional di bidang anti-fraud.0Hasil
temuan menunjukkan bahwa Akuntan Forensik digunakan sebagai alat bukti dalam proses
persidangan,0namun sifatnya tidak mengikat penyidik. Hal0ini disebabkan0karena0penyidik berwenang
untuk0menggunakan atau tidaknya laporan akuntan forensik (Gardida, 2018).
METODE PENELITIAN
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan sumber data berupa data
sekunder, terutama data yang diperoleh berupa bahan bacaan dan referensi yang berkaitan dengan topik
penelitian berupa jurnal, buku, bacaan online dan bahan referensi lainnya. Sedangkan metode analisis
yang dilakukan adalah berdasarkan analisis kualitatif atau analisis isi, yaitu suatu teknik untuk menguji
data yang diperoleh secara sistematis dan obyektif serta menggeneralisasikannya untuk memperoleh hasil
data deskriptif (Mustori, 2012).