Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN RUANG LABORATORIUM VIROLOGI

DAN ALAT-ALAT NYA

Oleh :

Nama :

1. Adelia Regina Putri


PO.71.34.1.20.041
2. Bella Adelia
PO.71.34.1.20.044
3. Citra Anggraini
PO.71.34.1.20.064
4. Dewi Fadilah
PO.71.34.1.20.046
5. Hanysira Huzayfah
PO.71.34.1.20.065

Kelompok : 6 (enam)

PLP

LAPORAN PRAKTIKUM VIROLOGI

KEMENTRIAN KESEHATA REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PALEMBANG
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Virologi merupakan salah satu cabang disiplin ilmu Mikrobiologi yang


mempelajari kehidupan Virus. Mempelajari dari segi morfologi, molekuler
bahkan prevalensi dalam menimbulkan penyakit. Virus merupakan makhluk
yang berukuran sangat kecil dan hanya hidup didalam tubuh inangnya. Dapat
juga dikatakan makhlus aseluler karena tidak mempunya struktur sel dan
organel penyusunnya (Pelczar and Chan, 2008). Dapat dikatakan makhluk
hidup karena mampu bereplikasi atau menggandakan diri didalam sel inang,
dan dapat juga dikatakan benda mati ketika berada diluar sel inang.

Virologi adalah studi tentang virus : struktur mereka, klasifikasi dan


evolusi, cara-cara mereka untuk menginfeksi dan memanfaatkan sel virus
reproduksi, penyakit yang menimbulkan, teknik untuk mengisolasi dan budaya
mereka, dan penggunaannya dalam penelitian dan terapi.  Kata virus berasal
dari bahasa latin “Virion” yang berarti “Racun”, yang pertama kali digunakan
di Bahasa Inggris tahun 1392. Definisi "agen yang menyebabkan infeksi
penyakit" pertama kali digunakan tahun 1728.

Virus mulai diketahui keberadaannya oleh Adolf Meyer, seorang ilmuwan


Jerman pada tahun 1883. Saat menyelidiki penyakit mozaik pada daun
tembakau, hasil penyelidikannya menunjukkan bahwa jika daun yang
terserang itu diambil zatnya kemudian disuntikkan pada daun yang sehat,
maka daun tersebut akan menderita penyakit yang sama. Diketahui pula
bahwa zat yang menyebabkan penyakit itu tetap menembus kertas saring
rangkap dua dan tidak dapat ditumbuhkan dalam media agar-agar. Virus
sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena tidak dapat
menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karakteristik khas virus ini
selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus
influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman
(misalnya Virus Mozaik Tembakau) (Pelczar and Chan, 2008).
Diagnostik virologi klinis merupakan suatu hal yang sangat penting dan
belakangan permintaannya meningkat secara dramatis, dikarenkan permintaan
untuk mendiagnosis penyakit virus yang lebih cepat sangat diperlukan,
terutama yang disebabkan oleh virus influenza, human immunodeficiency
virus (HIV), dan human papillomavirus  (HPV). Selain itu, peningkatan kasus
hepatitis B dan C, merupakan virus yang dapat menjadi kronis atau fatal, telah
membantu memotivasi pengembangan tes laboratorium yang lebih baik untuk
mengetahui diagnosa adanya infeksi oleh virus.

Metode standar untuk mengisolasi dan mengidentifikasi virus adalah


dengan metode kultur sel, yang dilakukan di sebuah departemen mikrobiologi
besar dan laboratorium rujukkan. Serum pasien juga dapat diuji untuk antibodi
anti-virus menggunakan enzyme immunoassays (EIAs). Pada tabel diatas telah
mencantumkan pendekatan dasar dalam pengujian virologi klinis. Rapid test
saat ini sudah banyak tersedia untuk membantu diagnostik penyakit yang
diakibatkan oleh virus. Banyak juga kit yang direkomendasikan oleh CLIA
yang dapat digunakan oleh laboratorium yang lebih kecil

Pada umumnya, banyak laboratorium kecil tidak memiliki ATLM  dan


sumber daya untuk melakukan kultur virus. Namun demikian, mereka sering
mengumpulkan dan mengirimkan spesimen ke laboratorium rujukan.
Laboratorium rujukan harus menyediakan manual prosedur yang
mencantumkan tes yang tersedia, metode pengumpulan, dan media
transportasi.

B. Tujuan
Tujuan praktikum adalah untuk mengetahui nama alat-alat yang digunakan
di dalam laboratorium virologi serta mengetahui fungsinya. Dan mengetahui
cara penggunaan beberapa alat-alat dalam laboratorium.

I.
I. MATERI DAN METODE

A. MATERI

Laboratorium Virologi harus mempunyai sejumlah alat yang dapat


menunjang proses praktikum dan penelitian didalamnya. Diantara alat alat
tersebut, ada alat-alat yang khusus digunakan di dalam virologi dan ada juga yang
tidak.
External Quality Assuransce disebut juga External Quality Assesment atau
kemantapan mutu keluar artinya laboratorium kita dites mutu hasil
pemeriksaannya oleh laboratorium lain (biasanya pemerintah) nasional maupun
internasional. Tujuan dari program penerapan mutu:

1. Memberikan jaminan mutu kepada konsumen, dokter, rumah sakit,


masyarakat bahwa hasil pemeriksaan bermutu baik.
2. Menetapkan dan membandingkan ketepatan hasil pemeriksaan suatu
laboratorium secara nasional.
3. Mengidentifikasi kesalahankesalahan umum.
4. Mendorong penggunaan prosedur yang seragam dan reagensia yang
standar
5. Mengukur kemampuan administratif.

Program penetapan mutu suatu laboratorium dapat dilaksanakan sebagai berikut:

- Dengan mengirimkan specimen yang tidak diketahui isinya, ke


laboratorium yang di tes kemampuannya, untuk memeriksanya dengan
cara yang digunakan sehari-hari dan kemudian melaporkan hasilnya.

- Frekuensi penetapan minimal 4 kali dalam setahun idealnya 12 kali


dalam setahun, setiap kali minimal 3 spesimen atau kultur bakteri.

- Waktu pelaksanaan pemeriksaan dan pelaporan oleh laboratorium yang


ditetapkan mutu atau kemampuannya dibuat sesingkat mungkin, misal 1
minggu setelah spesimen diterima.

Faktor teknis yang perlu diperhatikan antara lain:


1. Sumber daya manusia yang mempunyai kualifikasi dan pengalaman
2. Kalibrasi dan perawatan peralatan laboratorium yang tepat
3. Sistem jaminan mutu yang sesuai
4. Teknik pengambilan contoh uji dan metode pengujian yang telah divalidasi
5. Mampu telusur pengukuran dan system kalibrasi ke standard nasional atau
internasional
6. Sistem dokumentasi dan pelaporan data hasil pengujian
7. Sarana dan lingkungan kerja pengujian
Hasil pemeriksaan laboratorium yang bermutu adalah dalam arti ketepatan,
ketelitian, kecepatan, kegunaan dan fasilitas yang baik.

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

DESAIN LABORATORIUM VIROLOGI


Berdasarkan berbagaimacam hal yang telah dibahas sebelumnya, maka
dapat dilihat desain laboratorium virologi berikut ini :
SARANA DAN PRASARANA
KEBUTUHAN LABORATORIUM VIROLOGI

No Nama Alat Gambar


1 Mikroskop elektron

2 Autoclave

3 DHO (Dry Heat Oven)


4 Mesin PCR

5 Inkubator

6 Lemari Pendingin

7 Kawat ose/loop/sangkelit

8 Biosafety cabinet

9 Hot Plate stirrer

10 Rorator
11 Pipet ukur

12 Bulb

13 Timbangan analitik

14 Centrifuge

15 Cawan petri

16 Erlenmayer

17 Beaker glass

19 Mikropipet
20 Lampu Bunsen

21 Kaca Objek

22 Pipet tetes

23 Mikroplate

24 Microplate reader

25 Cup
PRINSIP KERJA ALAT
DI LABORATORIUM VIROLOGI

1. Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah metode untukamplifikasi


(perbanyakan) primer oligonukleotida diarahkan secara enzimatik
urutan DNA spesifik.PCR (Polymerase Chain Reaction)
merupakan suatu teknik perbanyakan (amplifikasi) potonganDNA
secara in vitropada daerah spesifik yang dibatasi oleh dua buah
primer oligonukleotida.Primer yang digunakan sebagai pembatas
daerah yang diperbanyak adalah DNA untai tunggalyang urutannya
komplemen dengan DNA templatnya. Proses tersebut mirip dengan
prosesreplikasi DNA secara in vivo yang bersifat semi konservatif.
Pada prinsip kerja PCR, digunakan sebanyak 2 primer yang
didesain mengapit daerah DNA yang ingin diperbanyak. Setelah
primer berikatan dengan DNA templat, untai tunggal DNA akan
diperpanjang oleh enzim DNA polimerase dan daerah yang diapit
akan terkopi
2. ELISA adalah kependekan dari Enzyme-linkedimmunosorbent
assay adalah merupakan uji serologis yang pada umumnya
digunakan padalaboratorium imunologi. Uji ELISA sering
digunakan dilaboratorium karena dikenal relative
mudahpengerjaan, hanya membutuhkan peralatan yang relative
sederhana serta sangat ekonomis.Kecendrungan peneliti memakai
ELiSA dikarenakan tingkat spesifisitas dan sensitivitas yang
tinggi,sehingga sangat membantu untuk mengetahui antigen atau
antibody yang terdapat dalam sampel.
Prinsip dasar reaksi ELISA adalah mereaksikan antigen dengan
antibodi yang berlabel enzim yang kemudian ditambah dengan
substrat sehingga akan dihidrolisis menjadi presipitat warna yang
dapat dideteksi menggunakan Elisa reader.

3. Fungsi atau prinsip kerja alat centrifuge adalah pada pemisahan


molekular dari sel atau organel subselular. Pemisahan tersebut
berdasarkan konsep bahwa partikel yang tersuspensi di sebuah
wadah akan mengendap ke dasar wadah karenaadanya gaya
gravitasi. Sehingga laju pengendapan suatu partikel yang
tersuspensi tersebutdapat diatur dengan meningkatkan atau
menurunkan pengaruh gravitasional terhadap partikel.Pengaturan
laju pengendapan tersebut dapat dilakukan dengan cara
menempatkan wadah yangberisi suspensi partikel kemesin
Centrifuge tepatnya pada bagian rotor yang kemudian akanberputar
dengan kecepatan tertentu. Hal tersebut tergantung pada ukuran
dan bobot jenis darisuspensi. Dengan demikian Prinsip Kerja alat
tersebut adalah dengan memanfaatkan gayacentrifugal sehingga
bahan tesebut dapat terpisah. Ini dilakukan dengan cara
memutarcampuran dengan sangat cepat dan bertumpu pada titik
pusat. Dan pada akhirnya alat ini akanberhenti beroperasi ketika
katup/pintu Centrifuge terbuka saat bekerja. Prinsip kerja
centrifuge adalah melawan gaya tarik bumi (gravitasi) dengan
kekuatan sentrifugal sehingga partikel yang terlarut dalam cairan
akan terlempar keluar dari pusat putaran, dengan berat paling besar
akan terlempar terlebih dahulu.

4. Rotator adalah alat sederhana yang digunakanumumnya di


laboratorium untuk menghomogenkan cairan. Prinsip alat ini yaitu
´mixingµ / menghomogenkan agar rata komposisinya. rotator
terdiri dari sebuah motor listrikdengan drive shaft berorientasi
vertikal dan melekat pada sepotong karetmenangkupkan dipasang
sedikit offtengah. Sebagai motor menjalankan potongan
karetberosilasi cepat dalam gerakan melingkar.
5. Pipet tetes (drop pipette)Pipet tetes berfungsi untuk membantu
memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah yang lain
dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi tetes. Prinsip
pipet tetes adalah penerapan tekanan udara dalam tabung yang
besarannya diatur dari seberapa kuat kita memencet bagian karet di
ujung pipet tetes. Cairan bisa masuk ke dalam tabung pipet tetes
dengan cara memperkecil tekanan di dalam badan pipet.

6. Piring mikro dengan 96 , 384 dan 1.536 sumur.Mikroplate


memiliki dasar U , dan dasar V dan terbuat dari plastic. Sebuah
pelat microtitre ( dieja mikro di Amerika Serikat ) atau lempeng
ataumicrowell piring , [ 1 ] adalah pelat datar dengan beberapa "
sumur " digunakansebagai tabung reaksi kecil . Lempeng telah
menjadi alat standar dalam penelitiananalitis dan pengujian
laboratorium diagnostik klinis . Prinsip kerja microplate
ini bermula dari berkas cahaya yang melewati sampel memiliki
diameter yang berkisar antara 1 sampai 3 mm. Suatu sistem deteksi
untuk mendeteksi cahaya yang berasal dari sampel, menguatkan
sinyal dan menentukan absorbansi sampel.

7. fungsi mikropipet juga untuk memindahkanlarutan dari satu wadah


ke wadah yang lainnya, namun untuk volume yang sangat kecil,
biasanyadibawah 1 ml dan tentunya hal tersebut tidak bisa
dilakukan jika kita menggunakan pipet ukur / pipet volume. Pipet
jenis ini banyak digunakan di laboratorium biologi. Bagian-bagian
mikropipet relatif sederhana hanya terdiri dari automatic pippetor
yang berfungsi untukmemompa larutan yang akan dipipet dan
pippete tips yang berfungsi untuk menampun larutanyang dipipet.
Mikropipet bekerja berdasarkan prinsip dengan perpindahan udara
yang beroperasi dengan perpindahan udara yang digerakkan oleh
piston. Saat piston ditekan ke bawah, udara di dalam selongsong
mikropipet akan keluar karena gaya yang menyebabkan cairan
yang ada di ujung mikropipet juga dikeluarkan.
8. Prinsip kerja BSC (Biological Safety Cabinet) yaitu menciptakan
aliran masuk udarauntuk melindungi operator yang sedang
menangani sampel biologis yang beresikodengan membuang udara
keluar melalui HEPA (High Efficiency Particular Air) filter.Tujuan
dari penggunaan BSC terutama dalam laboratorium mikrobiologi
yaitu untukmelindungi operator dari mikroorganisme. Kebanyakan
BSC juga menawarkan produkyang dapat menjaga sampel dari
kontaminan ruangan. Prinsip kerja BSC (Biological Safety
Cabinet) yaitu menciptakan aliran masuk udara untuk melindungi
operator yang sedang menangani sampel biologis yang berisiko
dengan membuang udara keluar melalui HEPA (High Efficiency
Particular Air) filter.
9. Microplate reader adalah alat untuk menganalisa virus atau vakteri
tanaman berdasarkan densitas optic dimana antara referensi , buffer
dan bahan yang diuji diletakkan pada plate. Alat ini memiliki
beberapa nama lain seperti Pelat mikro, Mikrotiter, Pelat
Mikrowell, Mikrowell, dan lain lain. Alat ini telah menjadi alat
standar dalam penelitian analitik dan laboratorium pengujian
diagnostik klinis. Penggunaan yang sangat umum adalah
dalam enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), dasar dari
sebagian besar pengujian diagnostik medis modern pada manusia
dan hewan. Microplate biasanya berbentuk persegi panjang dengan
lubang yang jumlahnya berbeda-beda. Lubang pada microplate
biasanya disebut “Wells”. Wells ini memiliki makna dimana
merupakan suatu lubang atau sumur yang terdapat pada microplate.
Dalam hal ini bisa disimpilkan bahwa jika ada yang menyebut
“microplate 96 wells”, itu berarti sebuah microplate dengan jumlah
lubang sebanyak 96 wells. Berikut adalah salah satu gambar Wells.

LAYANAN LABORATORIUM VIROLOGI

Laboratorium Virologi mempunyai tugas dan fungsi pelayanan dalam hal


pemeriksaan dan pengujian:
1. Tisue Culture (Jaringan Sel)
2. HI Test EDS (Egg Drop Syndrom)
3. HI ND Pada Telur
4. HI AI Pada Telur
5. HA/HI ND Serotyping
6. Rabies Biologis
7. Rabies seller's
8. Rabies FAT
9. Isolasi Virus ND
10. Isolasi Virus EDS
11. Isolasi Virus IB
12. HA/HI AI Serotyping
13. Isolasi Virus AI
14. Isolasi BVD
15. Isolasi IBR
16. Uji Kartografi AI
17. Identifikasi Virus IBD
18. AI Rapid Test
19. Influenza H1N1 Isolasi TAB

JENIS UJI:
1. Uji Kandungan Virus
Prinsip : Menentukan kandungan virus per vial

2. Uji Keamanan/Toksisitas abnormal


Prinsip : Pemberian/inokulasi dengan dosis tinggi, hewan yang diuji masih
sehat/aman.

3. Uji Potensi
Prinsip : Untuk mengetahui potensi vaksin yang diuji

4. Uji Inaktivasi
Prinsip :
AI : Inokulasi vaksin tidak menimbulkan kematian embrio dan HA
Rabies: Inokulasi vaksin tidak menimbulkan kematian/gejala klinis

5. Uji Identifikasi
Prinsip : Untuk mengidentifikasi homolog virus vaksin dengan serum yang
dihasilkan,Vaksin harus > 90% homolog dengan master seed

Labotorium Virologi memiliki beberapa kemampuan antara lain :


1. Deteksi molekuler dengan teknik PCR, sequencing, dan imunologi untuk
Arbovirus (genus Flavivirus dan Alphavirus)
2. Deteksi molekuler dengan teknik PCR, sequencing, dan imunologi untuk
virus zoonosis (Orthohantavirus, Lyssavirus, Hepatitis E, Corona Virus
dan Nipah Virus)
3. Laboratorium pemeriksa untuk novel corona virus NCoV (Sars Cov-2)
4. Pengembangan kultur sel dan kultur virus
5. Pendekatan bioinformatika untuk deteksi arbovirus dan zoonosis serta
melihat dinamika penularannya.

B. PEMBAHASAN

Seperti yang telah dijelaskan, bahwa teori pengenalan alat-alat


laboratorium bertujuanuntuk membuat praktikan mengetahui fungsi atau
kegunaan alat-alat laboratorium, olehkarena itu, fungsi daripada tiap-tiap alat
akan dijelaskan dengan tujuan agar praktikan dapatmemahami secara jelas
kegunaan alat-alat laboratorium yang akan dipakai. Pada dasarnyasetiap alat
memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat tersebut, prinsip kerja atau
prosesyang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat
dikenali berdasarkannamanya. Penamaan alat-alat yang berfungsi mengukur
biasanya diakhiri dengan kata meterseperti thermometer, hygrometer,
spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi
tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph
(Moningka, 2008).

Tujuan diadakannya laboratorium ini adalah agar setiap praktikan mampu
mengenal dan memahami fungsi, cara penggunaan serta perbedaan
berbagaialat yang ada dilaboratorium. Dan diharapkan agar nantinya praktikan
tidak canggung lagi dilaboratorium.Dalam percobaan yang telah dilakukan,
terdapat berbagai macam alat, berikut akandiuraikan pengkategorian dan
penanganan alat-alat yang ada di laboratorium berdasarkankemampuan yang
dimiliki alat untuk mendukung berbagai proses yang dilakukan
dalam percobaan.
Dari uraian tersebut, tersirat bahwa nama pada setiap alat menggambarkan
mengenaikegunaan alat dan atau menggambarkan prinsip kerja pada alat yang
bersangkutan. Dalam penggunaannya ada alat-alat yang bersifat umum
dan ada pula yang khusus.
Peralatan umum biasanya digunakanuntuk suatu kegiatan reparasi, sedangkan 
peralatan khusus  lebih banyakdigunakan untuk suatu pengukuran atau
penentuan (Moningka, 2008)

DAFTAR PUSTAKA
https://bbtklppjakarta.org/instalasi-laboratorium-virologi-bbtklpp-jakarta/

http://bbvetwates.ditjenpkh.pertanian.go.id/laboratorium/virologi

http://www.b2p2vrp.litbang.kemkes.go.id/mobile/page/read/
Instalasi_Laboratorium_Virologi/Fasilitas/Laboratorium-Virologi.html

Anda mungkin juga menyukai