Anda di halaman 1dari 3

PARAMYTHA M.S.P.

E2A 009 106 Kerangka Kerja Konseptual Sistem Monitoring Sistem monitoring (dan evaluasi) kebanyakan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kerangka kerja logis (logical framework approach-LFA) yang dijelaskan berikut ini. 2.1 Apa itu Kerangka Kerja Logis (Logical Framework Approach-LFA) LFA merupakan suatu alat bantu (tool) yang bersifat analitis bagi para perencana atau manajer dalam: (i) melakukan analisis situasional pada tahap penyiapan program, (ii) menetapkan suatu hirarki logis dari tujuan yang ingin dicapai, (iii) mengidentifi kasi potensi risiko upaya pencapaian tujuan dan hasil yang berkelanjutan, (iv) menetapkan suatu cara agar keluaran dan hasil proyek dapat dimonitor dan dievaluasi dengan baik, (v) menyajikan rangkuman proyek dalam format yang standar, dan (vi) memonitor dan mengkaji ulang pelaksanaan proyek (AusAid, 2003). Dengan kata lain, LFA mencakup analisis masalah (problem analysis), analisis pemangku kepentingan (stakeholder analysis), pengembangan suatu hirarki logis dari objektif (objective analysis), identifi kasi risiko yang mungkin terjadi, dan pemilihan strategi implementasi yang diunggulkan. Hasil pendekatan analitis ini berupa suatu matriks yang biasa disebut matriks kerangka kerja logis (logical framework matrix-LFM). Matriks ini merupakan rangkuman apa saja yang akan dilakukan dan bagaimana melakukannya, asumsiasumsi yang digunakan, dan bagaimana keluaran dan hasil dari kegiatan-kegiatan akan dimonitor dan dievaluasi (AusAid, 2003). LFA pada umumnya terdiri dari empat elemen utama, yaitu: (i) masukan (inputs), (ii) keluaran (outputs), (iii) hasil (outcomes), dan (iv) dampak (impact). Masukan (input) berupa sumber daya, seperti sumber daya manusia, finansial, dan saranasarana fi sik lainnya, merupakan prasyarat pelaksanaan kegiatan-kegiatan proyek. Kegiatan-kegiatan tersebut menghasilkan keluaran (output) berupa barang dan jasa. Untuk melihat kecukupan masukan dan volume hasil dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan diperlukan ukuran, yaitu indikator, yang pada kedua tahapan/fase ini menggunakan indikator antara (intermediate indicators). Dari rangkaian proses tersebut, selanjutnya diperoleh hasil (outcomes) dan dampak (impact) yang pada umumnya baru dapat dilihat setelah kurun waktu tertentu tergantung dari jenis proyek. Untuk mengukur dua element terakhir tersebut digunakan indikator akhir (fi nal indicators). Untuk memperjelas hubungan keempat elemen tersebut di atas diberikan suatu contoh di bidang pendidikan. Masukan dalam hal ini dapat berupa sumber daya manusia, fi nansial, dan fi sik yang tersedia. Elemen ini dapat diukur dengan indikator seperti nilai anggaran atau pengeluaran untuk pendidikan serta ketersediaan sarana prasarana terkait. Keluaran dari kegiatan yang didukung oleh masukan tersebut dapat dilihat dari banyaknya bangunan sekolah, buku pelajaran, dan perlengkapan sekolah lainnya. Adapun elemen hasil yang menggambarkan akses, pemanfaatan, dan tingkat kepuasan pelayanan pendidikan dapat dilihat dari

indikator-indikator seperti tingkat partisipasi per jenjang pendidikan, tingkat putus sekolah, dan tingkat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Adapun dampak dari semua proses di atas dapat diukur dengan menggunakan indikator akhir pada tingkatan atau cakupan yang lebih luas, misalnya tingkat melek huruf.
Gambar 3 Kerangka Kerja Konseptual Sistem Monitoring dan Evaluasi

Sumber : World Bank (2003) . Kerangka Kerja Logis dalam Progran Perbaikan Gizi Input Keluaran Hasil *sumber daya Banyaknya / Akses manusia ( tenaga jumlah masyrakat ke medis,bidan,kade bangunan tempat yan kes, r kesehatan) puskesmas yang pemanfaatan , *finansial ada,peralatan dan tingkat (anggaran untuk medis untuk kepuasan program-program programpelayanan perbaikan program perbaikan gizi gizi,ex : perbaikan gizi. di Puskesmas. peningkatan gizi Yang dilihat kurang, anemia dari tingkat gizi besi, gangguan akibat partisipasi ibu kurang yodium yang datang ke (GAKY), dan tempat Yan kes kurang vitamin A utk (KVA). mendapatkan * fisik ( Rumah pelayanan sakit, Puskesmas perbaikan gizi. dan sarana-sarana
lainnya).

Dampak Dapat diukur dengan tingkat cangkupan kesehatan gizi anak yang meningkat.

DAPUS www.bappenas.go.id
AusAID (2003). AusGUIDElines: The Logical Framework Approach. AusAID, Last updated 20th June 2003 Bappenas-UN (2004). Indonesia: Progress Report on the Millenium Development Goals. Bappenas, Jakarta Bastagli, Francesca dan Aline Coudouel (2004). Poverty Monitoring System. Presentasi, Poverty Reduction Group, PREM, 7 Mei 2004 Bedi, Tara, Aline Coudouel, Marcus Cox, Markus Goldstein, and Nigel Thornton (2006). Beyond the Numbers: Understanding the Institutions for Monitoring Poverty Reduction Strategies. The International Bank for Reconstruction and Development (IBRD)/The World Bank, Washington D.C. Hastuti, Nina Toyamah, Syaikhu Usman, Bambang Sulaksono, Sri Budiyati, Wenefrida Dwi Widyanti, Meuthia Rosfadhila, Hariyanti Sadaly, Sufi et Erlita, R. Justin Sodo, Sami Bazzi, dan Sudarno Sumarto (2006). Kajian Cepat Pelaksanaan subsidi Langsung Tunai Tahun 2005 di Indonesia: Studi Kasus di Lima Kabupaten/Kota. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian SMERU, Jakarta. IBRD/The World Bank (2004). Monitoring & Evaluation: Some Tools, Methods, and Approaches. The World Bank, Washington D.C. Independent Evaluation Group (IEG) - The World Bank. Impact Evaluation-The Experience of the Independent Evaluation Group of the World Bank. IEG-The World Bank, Washington D.C. International Fund for Agriculture Development-IFAD (2002). Managing for Impact in Rural Development: A guide for Project M & E. IFAD, Rome Komite Penanggulangan Kemiskinan/KPK (2005). Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan/SNPK. KPK, Jakarta Surbakti, Soedarti (Koord.) (2007). Upaya Pemantauan dan Evaluasi Program Pelayanan Sosial Ibu dan Anak melalui Indikator Pembangunan Milenium di Indonesia. BPS- Unicef-CIDA, Jakarta Suryadarma, Daniel, Akhmadi, Hastuti, dan Nina Toyamah (2005). Ukuran Objektif Kesejahteraan Keluarga untuk Penargetan Kemiskinan: Hasil Uji Coba Sistem Pemantauan Kesejahteraan oleh Masyarakat di Indonesia. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian SMERU, Jakarta. UN Development Group (2005). Indicators for Policy Management: A Practical Guide for Enhancing the Statistical Capacity of Policy Makers for Effective Monitoring of the MDGs at the Country Level. UN, New York UNDP (2005). How to Guide MDG-Based National Development Strategies. Poverty Reduction GroupBureau for Development Policy, New York.

Anda mungkin juga menyukai