Partisipasi Masyarakat
Kelompok 6
Ardelia Sabrina (1905015111)
Zahra Aulia (1905015185)
Yudha Rizky Karim
(1905015252)
Konsep
Gotong Royong
01
Pengertian Gotong Royong
Gotong berasal dari bahawa jawa, “gotong” dapat disamakan dengan kata
“pikul” atau “angkat”. Contohnya yaitu ada pohon besar yang roboh menghalangi
jalan, maka masyarakat mengangkatnya bersama-sama untuk memindahkan kayu
tersebut kepinggir jalan, maka arti kata “gotong” adalah bekerja. Sedangkan kata
“royong” dapat disamakan dengan “bersama-sama” (Abdillah, 2011).
Menurut Indra (2020), gotong royong merupakan bagian dari etika budaya dan
sosial yang bertolak dari rasa kemanusiaan. Etika ini dimaksudkan untuk
menumbuhkan kembali kehidupan berbangsa yang berbudaya tinggi dengan
menggugah, menghargai dan mengembangkan budaya nasional yang bersumber dari
budaya daerah (termasuk didalamnya adalah budaya gotong royong) agar mampu
melaksanakan adaptasi, interaksi dengan bahasa lain dengan tindakan prokaktif
sejalan dengan tuntutan globalisasi (Fernanda, 2003: 16).
02
Manfaat Gotong Royong
01 02 03
Membina hubungan
04
Mempererat tali
Menciptakan rasa Menumbuhkan sikap sosial yang baik dengan persaudaraan
kebersamaan dan saling membantu, tolong masyarakat
kasih sayang menolong, sukarela dan
kekeluargaan
05 06 07 08
Membuat pekerjaan Meringankan beban Menciptakan rasa Meningkatkan
lebih cepat selesai pekerjaan yang harus persatuan dan kesatuan di produktivitas kerja
ditanggung lingkungan masyrakat
03
Nilai-nilai Gotong Royong
Tolong
Kebersamaan Persatuan Kesatuan Menolong
Kebersamaan diartikan Dalam KBBI, persatuan Kesatuan adalah gabungan Kegiatan yang
sebagai kegiatan yang adalah gabungan dari berupa ikatan, kumpulan, bersifat dilakukan
dilakukan bersama-sama sebuah kelompok atau beberapa bagian yang bersama
menjadi satu mengajarkan
masyarakat untuk
saling tolong
Sukarela Sosialisasi Kekeluargaan menolong dan
saling bahu-
Sukarela dikatakan bila Dengan adanya nilai membahu
seseorang atau kelompok Dalam KBBI, sosialisasi adalah suatu kekeluargaan, maka akan
melakukan sesuatu tanpa usaha yang dilaksanakan untuk muncul makna kasih
adanya imbalan apapun mengubah milik perseorangan menjadi sayang dan tanggung
milik umum atau milik bersama jawab pada masyarakat
04
Reaktualisasi Gotong
Royong
Gotong royong sudah ada sejak lama, lebih tepatnya sudah ada sejak
zaman alm. Bapak Suharto. Hal tersebut merupakan implementasi dari gotong
royong berupa pembangunan. Terdapat 2 asumsi terkait reaktualisasi gotong
royong, yaitu:
10. Manipulation
05
Partisipasi Masyarakat
Dalam Perencanaan
Pembangunan
Pembangunan akan berhasil apabila peran masyarakat dan pemerintah sangat jelas
sebagai subjek dan objek dari pembangunan.
Terdapat enam macam strategi partisipasi yang kita kenal yaitu:
a. Terapi pendidikan (education-therapy)
b. Perubahan tingkah laku (behavioral change)
c. Tambahan staff (staff suplement)
d. Kemitraan (cooptation)
e. Kekuatan masyarakat (community power)
f. Pembelaan (advocacy).
06
Pengembangan Masyarakat Melalui
Partisipasi
Proses pembangunan yaitu:
1. Identifikasi masalah
2. Proses perencanaan
3. Pelaksanaan pembangunan
4. Evaluasi
5. Mitigasi
6. Monitoring
07
Faktor Pendorong Partisipasi
Orang akan berpartisipasi apabila mereka merasa bahwa isu
atau aktivitas tersebut penting dan tentunya harus didukung,
diakui serta dihargai. Selain itu perlu dibuktikan bahwa
masyarakat dapat memperoleh sesuatu yang akan membuat
perbedaan dan akan menghasilkan suatu perubahan.
Gotong Royong dan Partisipasi
Masyarakat dalam Pandangan
Islam
Gotong royong dalam islam dinilai sebagai bentuk muamalah.
Artinya tidak hanya menjalin interaksi dengan sesame muslim, akan
tetapi juga dianjurkan kepada non muslim. Bahkan tidak ada
larangan dalam bermualah dengan non muslim, kecuali dalam hal
peribadatan. Apabila setiap individu khususnya umat muslimm
memahami nilai nilai gotong royong dalam sudut pandang islam,
selain mendapat manfaat social juga dinilai sebagai sebuah pahala
dan sumber daya manusianya akan semakin berkualitas.
TERIMA
KASIH