Anda di halaman 1dari 3

Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr.Wb. Alhamdulillah kami ucapkan puji dan syukur kepada Allahsubhanahu
Wata’ala. Dzat yang hanya kepada-Nya kami memohon pertolongan. Alhamdulillah atas segala
pertolongan, rahmat dan kasih sayangNya sehingga kami sebagai penulis dapat menyelesaikan
makalah Pengantar Kesehatan Masyarakat yang berjudul “Carpal Tunnel Syndrome (CTS)”.
Shalawat dan salam kepada Rasulullah shallallahu Alaihi Wasallam yang senantiasa menjadi
sumber inspirasi dan teladan terbaik untuk umat manusia.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pengampu kami
yaitu Bapak Budi Suharno,S.Kep.Ns.,M.Kes. pada mata kuliah Pengantar Kesehatan
Masyarakat. Selain itu juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang penyaki CTS dalam
Promosi Kesehatan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Budi Suahrno,
S.Kep,Ns.,M.Kes. yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
mengerti tentang penyakit CTS. Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami mohon kepada bapak Budi Suharno selaku dosen
pengampu dan para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun kami
kedepannya agar bisa memberikan makalah yang baik dan benar.

Malang, 23 Februari 2023

Kelompok 3
BAB 1 PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Carpal tunnel syndrome adalah kelainan yang ditandai dengan kesemutan dan rasa sakit pada
tangan dan jari karena kerusakan pada saraf medianus. Rasa sakit bisa menjalar ke lengan
sampai siku walaupun jarang menjalar sampai ke siku. Carpal tunnel syndrome merupakan
salah satu gangguan pada lengan tangan karena terjadi penyempitan pada terowongan karpal,
baik akibat oedema fasia pada terowongan tersebut maupun akibat kelainan pada tulang-
tulang kecil tangan
sehingga terjadi penekanan terhadap nervus medianus di pergelangan tangan. Carpal tunnel
syndrome melibatkan nervus medianus yang rentan terhadap kompresi dan cedera di telapak
tangan dan pergelangan tangan, di mana dibatasi oleh tulang pergelangan tangan dan
ligamentum karpal transversal. Untuk pengurangan nyeri pada carpal tunnel snydrome
diberikan tindakan latihan mobililsasi saraf dengan gerakan sliding dan tensioner.
CTS termasuk dalam sindrom neuropati jebakan atau neuropati kompresi (entrapment
neuropathy) yang paling umum ditemukan dan termasuk pula dalam Cummulative Trauma
Disorders (CTDs). Banyak penelitian yang melaporkan bahwa CTS termasuk pada CTDs,
yaitu suatu kelainan berkaitan dengan pekerjaan yang paling cepat menimbulkan gangguan
berhubungan dengan tangan seperti menjahit, menusuk, memasak, kesenian, dan berolahraga.
Di Indonesia, prevalensi CTS karena faktor pekerjaan masih belum dapat diketahui secara
pasti. Pada sebuah penelitian pada pekerja garmen di Jakarta Utara yang menggunakan
kriteria diagnosis dari The National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH)
didapatkan bahwa prevalensi CTS cukup tinggi yaitu 20,3%. Pada tahun 2001 di Jakarta,
terdapat 238 pasien menderita CTS dan sempat mengalami penurunan angka kejadian pada
tahun 2002 yaitu menjadi 149 pasien.
Gejala awal yang sering didapatkan dari CTS adalah rasa nyeri, rasa parestesia atau tebal
(numbness) dan rasa seperti terkena aliran listrik (tingling) pada daerah yang dipersarafi oleh
nervus medianus. Nyeri yang terasa dibagian tangan dirasakan lebih berat pada malam hari
sehingga dapat membuat penderita terbangun dari tidurnya. Rasa nyeri yang dirasakan
umumnya sedikit berkurang bila penderita memijat atau menggerak-gerakkan tangannya atau
dengan memposisikan tangan ditempat yang lebih tinggi. Rasa nyeri ini dapat bertambah
berat dengan frekuensi serangan yang semakin sering bahkan menetap. Terkadang rasa nyeri
ini 3 dapat menjalar hingga ke lengan atas maupun leher, sedangkan parestesia umumnya
hanya terdapat di daerah distal pergelangan tangan. Rasa nyeri tersebut dapat membuat
fungsi tangan menjadi terbatas, sehingga dapat menimbulkan kelumpuhan dari otot-otot dan
dapat mengakibatkan kecatatan yang akan berpengaruh pada pekerjaan penderita.
Dengan melihat kegiatan industri yang ada di Indonesia, perkiraan kemungkinan jumlah
angka kejadian CTS di kalangan pekerja lebih besar, dan banyak data-data yang belum
dilaporkan, sehingga tindakan pencegahan belum mendapat prioritas, sedangkan prognosis
CTS lebih baik bila didiagnosis sedini mungkin.
b. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari CTS?
2. Apa saja faktor penyebab CTS?
3. Apa saja jenis pekerjaan yang beresiko menyebabkan CTS?
4. Apa gejala dari CTS?
5. Bagaimana cara pengobatan penyakit CTS?
6. Bagaimana cara mencegah CTS?

c. Tujuan
1. Mengetahui pengertian penyakit CTS.
2. Mengetahui faktor penyebab CTS.
3. Mengetahui jenis pekerjaan yang beresiko menyebabkan CTS.
4. Mengetahui gejala – gejala CTS.
5. Mengetahui cara pengobatan CTS.
6. Mengetahui cara mencegah CTS.

Anda mungkin juga menyukai