Anda di halaman 1dari 34

CARPAL TUNNEL

SYNDROME

Oleh :
RATIH HAERANY ROWIYAN, S.Ked
SITI SELLY APRIDA, S.Ked
Pembimbing :
dr. Yeny Fitrizar
STATUS PASIEN
Identifikasi pasien
Nama : Yusriady bin M. Haris

Umur : 42 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Tukang Las

Alamat : Jl. RA Abusamah Lorong Melati No. 2326

Sukajaya, Sukarami, Palembang.

Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin

Kunjungan : 10 Maret 2017

No. MedRec : 991199


Anamnesis

Keluhan Utama
Kesulitan menggenggam karena nyeri dan
kesemutan pada jari I, II, III, dan setengah jari IV
tangan kanan.

Keluhan Tambahan

Tidak ada
Riwayat Perjalanan Penyakit

Pasien mengeluh nyeri dan kesemutan pada pergelangan tangan


yang menjalar sampai ke ujung-ujung jari I, II, II, dan setengah jari
ke IV tangan kanan sejak 2 bulan yang lalu. Nyeri seperti kesetrum
yang dirasakan secara terus menerus. Keluhan bertambah berat
saat pasien melakukan pekerjaan dengan menggunakan tangan
kanan dan pada saat malam hari sehingga sangat mengganggu
aktivitas sehari-hari. Keluhan berkurang saat pasien beristirahat.
Pasien datang berobat dan diterapi di rehabilitasi medik selama 1
bulan, setelah itu keluhan dirasakan sedikit berkurang.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat Diabetes Melitus (-)
Riwayat jatuh bertumpu pada tangan (-)
Riwayat Penyakit pada Keluarga
Riwayat nyeri dan kesemutan pada
tangan dalam keluarga disangkal.
Riwayat Pekerjaan
Pasien adalah karyawan swasta yang
bekerja sebagai tukang las yang setiap
hari menggerakkan tangan kanan fleksi
dan ekstensi secara berulang.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan tulang punggung
keluarga yang tinggal bersama istri dan
ketiga anaknya. Istri tidak bekerja dan
anak sulung masih sekolah di bangku
SMP. Pasien sudah 1 minggu tidak bekerja
karena keluhan yang dialami.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Khusus
Cont..
Cont..
Cont..
Cont..
Cont..
Cont..
PEMERIKSAAN PENUNJANG

ENMG : dalam batas normal

DIAGNOSIS KLINIS

Diagnosis : Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Dextra.

PROGRAM REHABILITASI MEDIK

Terapi panas : MWD manus dextra, US carpal


tunnel dextra

Terapi Latihan : Pasif, Aktif, Resisted active exercise.


Cont..
TINJAUAN PUSTAKA
Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
Definisi

Carpal tunnel syndrome (CTS) atau Sindroma


Terowongan Karpal (STK) adalah sindroma
neuropati kompresif yang sering terjadi,
didefinisikan sebagai penekanan dan/atau tarikan
pada nervus medianus dalam terowongan karpal
di pergelangan tangan (chammas, et al, 2013).
Penekanan nervus medianus dapat terjadi karena
adanya penyempitan terowongan karpal
sehingga menyebabkan kelemahan, parestesia,
bahkan nyeri pada daerah distribusi nervus
medianus.
Anatomi
ETIOLOGI

CTS idopatik hipertrofi membrana sinovial dari tendo otot


fleksor yang dikarenakan degenerasi jaringan ikat, dengan
sclerosis vaskuler, edema, dan fragmentasi kolagen.

CTS sekunder abnormalitas penampung ataupun isinya.

Gangguan penampung : kelainan bentuk atau posisi tulang


karpal, tulang radius, gangguan sendi pergelangan tangan,
dan akromegali.

Gangguan isi : hipertrofi tenosinovial, tenosinovitis, gangguan


cairan seperti pada kehamilan dan hipotiroidisme, gangguan
otot, tumor di dalam terowongan, hematoma, dan obesitas.
FAKTOR RISIKO
Faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan CTS pada
pekerja seperti
Gerakan pergelangan/jari tangan yang berulang
Kontraksi yang kuat pada tendon
Gerakan pergelangan tangan yang menekuk ke bawah (fleksi)
atau menekuk ke atas (ekstensi)
Gerakan tangan saat bekerja (gerakan menjepit)
Tekanan mekanik pada saraf medianus

Faktor kontrol dari perkembangan CTS


Jenis kelamin
Usia
indeks massa tubuh (IMT)
penyakit penyerta.
PATOFISIOLOGI
Tekanan berulang-ulang dan lama
peninggian tekanan intrafasikuler aliran
darah vena intrafasikuler melambat nutrisi
intrafasikuler terganggu anoksia pada
jaringan saraf endotel rusak kebocoran
protein edema epineural fibrosis epineural
merusak serabut saraf Lama-kelamaan
saraf menjadi atrofi dan digantikan oleh
jaringan ikat fungsi nervus medianus
terganggu secara menyeluruh.
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Gejala klinis

Kesemutan (parestesia)sensibilitas menurun atau


kebas (numbness), dan rasa seperti tersengat aliran
listrik (tingling) pada daerah distribusi nervus medianus
setinggi pergelangan tangan.

Nyeri pada telapak tangan, pergelangan tangan,


atau lengan bawah, khususnya selama penggunaan,
dan terjadi penurunan cengkraman kekuatan.

Keluhan biasanya dirasakan lebih berat pada malam


hari.
PEMERIKSAAN FISIK
Phalens test
Penderita diminta melakukan fleksi tangan secara maksimal. Bila
dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti CTS, hal ini dapat
mendukung diagnosa CTS. Pemeriksaan ini sangat sensitif untuk
menegakkan diagnosa CTS.
Torniquet test
Pemeriksaan ini dilakukan pemasangan torniquet dengan
menggunakan tensimeter di atas siku dengan tekanan sedikit diatas
tekanan sistolik. Bila dalam 1 menit timbul gejala seperti CTS, hal ini
dapat mendukung diagnosa.
Tinels sign
Tes ini mendukung diagnosa apabila timbul parestesia atau nyeri
pada daerah distribusi nervus medianus jika dilakukan perkusi pada
terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit dorsofleksi. Tes ini
juga sangat sensitif untuk penegakkan diagnosa CTS.
PEMERIKSAAN FISIK
Flicks sign
Penderita diminta mengibas-ibaskan tangan atau menggerak-
gerakan jari-jarinya. Bila keluhan berkurang atau menghilang, hal ini
dapat mendukung diagnosis CTS. Namun pemeriksaan ini juga
dapat positif atau dijumpai pada penyakit Raynaud.
Thenar wasting
Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atropi otot-otot
thenar.
Menilai kekuatan dan keterampilan otot secara manual maupun
dengan dinamometer.
Wrist extension test
Pederita diminta melakukan ekstensi tangan secara maksimal,
sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan sehingga dapat
dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala seperti CTS,
maka tes ini menyokong diagnosa CTS.
PEMERIKSAAN FISIK
Pressure test
Nervus medianus ditekan di teroongan karpal dengan
menggunakan ibu jari. Bila dalam waktu kurang dari 120 detik timbul
gejala seperti CTS, tes ini mendukung diagnosa.
Luthys sign (bottles sign)
Pasien diminta untuk melingkarkan ibu jari dan jari telunjuknya pada
botol atau gelas. Bila kulit tangan pasien tidak dapat menyentuh
dindingnya dnegan rapat, tes dinyatakan positif dan mendukung
diagnosa.
Pemeriksaan sensibilitas
Bila penderita tidak dapat membedakan dua titik (two-point
discrimination) pada jarak lebih 6 mm di daerah nervus medianus,
tes dianggap positif dan mendukung diagnosa.
Pemeriksaan fungsi otonom
Pada pasien diperhatikan apakah ada perbedaan keringat, kulit
yang kering atau licin yang terbatas pada daerah persarafan nervus
medianus, bila ada mendukung diagnosa CTS.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ENMG

Pemeriksaan ENMG memungkinkan kita untuk mengetahui konduksi saraf


sensorik dan motorik dari nervus medianus dan untuk mengetahui
kecepatan hantaran saraf. ENMG dapat positif pada 0-46% subjek yang
tidak menunjukan gejala klinis CTS dan dapat negatif pada 16-24%
pasien dengan gejala klinis CTS

Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan sinar-X terhadap pergelangan tangan dapat membantu


melihat apakah ada penyebab lain seperti fraktur atau artritis.

Pemeriksaan Laboratorium

Bila etiologi CTS belum jelas, misalnya pada penderita usia muda tanpa
adanya gerakan tangan yang repetitif, dapat dilakukan beberapa
pemeriksaan seperti kadar gula darah, kadar hormon tiroid maupun
darah lengkap.
DIAGNOSIS BANDING
Cervical radiculopaty
Biasanya keluhannya akan berkurang bila leher diistirahatkan dan bertambah
berat bila leher bergerak. Distribusi gangguan sensorik sesuai dermatomnya.
Thoracic outlet syndrome
Dijumpai atrofi otot-otot tangan lainnya selain otot-otot thenar. Gangguan
sensorik dijumpai pada sisi ulnaris dari tangan dan lengan bawah.
Pronator teres syndrome
Keluhannya lebih menonjol pada rasa nyeri di telapak tangan daripada CTS
karena cabang nervus medianus ke kulit telapak tangan tidak melalui
terowongan karpal.
De Quervains syndrome
Tenosinovitis dari tendon muskulus abduktor pollicis longus dan ekstensor pollicis
brevis, biasanya akibat gerakan tangan yang repetitif. Gejalanya adalah rasa
nyeri dan nyeri tekan pada pergelangan tangan di dekat ibu jari. KHS normal.
Finkelsteins test: palpasi otot abduktor ibu jari pada saat abduksi pasif ibu jari,
positif bila nyeri bertambah.
TATALAKSANA
Terapi konservatif
Istirahatkan pergelangan tangan.
Obat anti inflamasi non steroid.
Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan. Bidai dapat
dipasang terus-menerus atau hanya pada malam hari selama 2-3
minggu.
Injeksi steroid. Deksametason 1-4 mg 1 atau hidrokortison 10-25 mg atau
metilprednisolon 20 mg atau 40 mg diinjeksikan ke dalam terowongan
karpal.
Fisioterapi. Untuk mengatasi nyeri, banyak teknologi fisioterapi dengan
modalitas yang tersedia seperti : Micro Wave Diathermy (MWD), Ultra
Sound (US), dan Terapi Latihan.
ANALISIS MASALAH
Tn. Yusriady, 42 tahun, laki-laki, datang ke RSMH Palembang
dengan keluhan kesulitan menggenggam karena nyeri dan
kesemutan pada jari I, II, III, dan setengah jari IV tangan kanan.

Dari anamnesis didapatkan pasien mengeluh nyeri dan


kesemutan pada pergelangan tangan yang menjalar sampai ke
ujung-ujung jari I, II, II, dan setengah jari ke IV tangan kanan sejak
2 bulan yang lalu. Nyeri seperti kesetrum yang dirasakan secara
terus menerus. Keluhan bertambah berat saat pasien melakukan
pekerjaan dengan menggunakan tangan kanan dan pada saat
malam hari sehingga sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Keluhan berkurang saat pasien beristirahat. Pasien datang
berobat dan diterapi di rehabilitasi medik selama 1 bulan, setelah
itu keluhan dirasakan sedikit berkurang.
Pada hasil pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan
pada status generalis, namun pemeriksaan motoric
ditemukan kelainan seperti ekstensi wrist dan fleksi jari-jari
tangan mengalami kelemahan pada tangan kanan
dengan nilai kekuatan motorik adalah 4. Tes provokasi
yang dilakukan seperti Phalen Test, Prayer Test dan Tinnel
Test, juga mendapatkan hasil positif pada tangan kanan.
Sosial Medik
Memberikan motivasi pada pasien untuk datang terapi secara rutin

Edukasi
Saat pasien di rumah, pasien di berikan edukasi untuk:
1. Mengompres dengan air hangat pada kedua pergelangan
sampai telapak tangan kanan dan sekitar 10 menit
2. Menggerakkan kedua pergelangan tangan sebatas nyeri secara
aktif dengan tujuan memperlancar peredaran darah
3. Mengistirahatkan kedua tangan saat timbul nyeri
4. Jangan mengangkat beban berat yang menimbulkan nyeri
5. Jangan memaksakan bekerja secara berlebihan saat tangan
merasa nyeri.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai