Anda di halaman 1dari 3

Sambilotoooo

Sambiloto dengan botanical name Andrographis paniculata (Burm. F) Nees


atau Justicia paniculata Burm.f. merupakan tanaman obat yang tumbuh
baik di Indonesia dan tersebar hampir di seluruh pulau Jawa, Madura dan
Bawean dengan ketinggian 1 ~ 700 m di atas permukaan laut. Tanaman
yang terkenal pahit ini termasuk dalam famili Acanthaceae dan merupakan
terna yang tumbuh tegak hingga mencapai ketinggian 1 m, mempunyai
bunga berwarna putih dengan tanda lembayung pada bibir bagian bawah.
Daerah penyebarannya selain di Indonesia, juga ditemukan di India, Asia
Tenggara dan bagian selatan China. Di Indonesia tanaman ini dikenal
dengan nama sambiloto atau pepaitan, ki oray, ki peurat, takilo (Sunda),
bidara, sadilata, sambilata, takila (Jawa), sedangkan di China dikenal
dengan nama chuan xin lian.

Menurut beberapa pustaka, secara tradisional sambiloto digunakan untuk


radang amandel, borok, penawar racun makanan, tifus, demam, gatal,
penawar racun serangga, penawar racun ular, diabetes, tonikum, disentri,
penyakit telinga, eksim, radang usus buntu, masuk angina, trakoma,
dipteria, pembersih darah, ayan, siphilis, gonorrhea, dan ketombe.

Kandungan kimia utama sambiloto adalah senyawa diterpen termasuk


andrographolide, 14-deoxyandrographolide(DA), 14-deoxy-11,12-
didehydroandrographolide (DDA), 14-deoxy-11-oxoandrographolide,
neoandrographolide, andrographiside (dideoxyandrographolide),
deoxyandrographoside (andropanoside), andrograpanin,
deoxyandrographolide-19-D-glucoside, 14-deoxy-12-
methoxyandrographolide, dan senyawa flavonoid. Juga telah dilaporkan
enam senyawa diterpen lain dari sambiloto, yaitu 14-epi-andrographolide,
isoandrographolide, 14-deoxy-12-hydroxyandrographolide, dan 14-deoxy-
11-hydroxyandrographolide dan glukosida diterpen, 14-deoxy-11,12-
didehydrographiside dan 6,5f-acetyl-neoandrographolide, telah diisolasi
bersama-sama dengan empat dimer diterpen baru, bis-andrographolide A,
B, C, dan D.

Beberapa manfaat sambiloto berdasarkan hasil penelitian

Berbagai aktivitas farmakologi sambiloto telah dilaporkan termasuk


sebagai antiradang, antikanker, serta untuk menurunkan tekanan darah.
Sebagai antiradang, dilaporkan bahwa suatu ekstrak metanol sambiloto
mampu menekan produksi nitric oxide (NO) yang distimulasi oleh
lipopolysaccharide (LPS) secara in vitro maupun ex vivo.

Telah diketahui bahwa NO adalah salah satu senyawa yang


bertanggungjawab dalam proses terjadinya peradangan. Pada pengujian
selanjutnya, dua senyawa lakton diterpen, andrographolide dan
neoandrographolide yang diisolasi dari ekstrak metanol sambiloto
menunjukkan aktivitas penekanan produksi NO pada suatu ketergantungan
dosis antara 0,1 - 100 .'6dM, dan IC50 (dosis penekanan produksi NO
sampai 50% dibanding terhadap kontrol) untuk kedua senyawa tersebut
masing-masing adalah 7,9 dan 35,5 .'6dM. Pada pengujian secara in vivo,
neoandrographolide juga menekan produksi NO 35% dan 40%, yaitu
apabila makrofag dikumpulkan setelah pemberian neoandrographolide
secara oral dengan dosis masing-masing 5 dan 25 mg/kg/hari, dan
kemudian diukur produksi NO yang distimulasi dengan lipopolysaccharide
(LPS). Dengan cara dan dosis yang sama, ternyata andrographolide tidak
menurunkan produksi NO pada pemberian secara oral. Disimpulkan bahwa
neoandrographolide yang menghambat produksi NO baik secara in vitro
maupun in vivo kemungkinan memainkan suatu peranan penting dalam
penggunaan sambiloto sebagai suatu sediaan antiradang.

Aktivitas antikanker dari andrographolide, komponen utama dari sambiloto


juga telah diuji dengan menggunakan beberapa jenis sel kanker.
Andrographolide menghambat perkembangbiakan (proliferasi) berbagai sel
tumor yang mewakili berbagai tipe kanker secara in vitro, dengan cara
langsung beraktivitas pada sel kanker dengan menahan siklus sel pada
fase G0/G1 melalui induksi penghambatan siklus sel protein p27 dan
mengurangi aktivitas cyclin-dependent kinase 4 (CDK4). Aktivitas
immunostimulan andrographolide ditunjukkan oleh peningkatan proliferasi
lymphocytes dan produksi interleukin-2. Andrographolide juga
mempertinggi produksi tumor necrosis factor-alpha (TNF-.'61) sehingga
meningkatkan aktivitas sitotoksis lymphocyte terhadap sel kanker yang
secara tidak langsung berefek antikanker. Hasil ini menunjukkan bahwa
andrographolide merupakan suatu komponen yang menarik dengan
aktivitas antikanker dan immunomodulator, karena itu mempunyai potensi
untuk dikembangkan sebagai suatu sediaan terapi kanker.

Larutan infus dari 6 - 7 daun sambiloto dikatakan efektif menurunkan


tekanan darah tinggi sehingga dapat digunakan untuk penderita hipertensi.
Dalam suatu percobaan untuk membuktikan efek penurunan tekanan
darah, crude ekstrak air sambiloto telah difraksinasi menggunakan pelarut
yang berbeda polaritasnya menjadi fraksi etilasetat (FA), fraksi butanol
(FB), dan fraksi air (FC). Fraksi-fraksi ini kemudian diuji pada tikus
Sprague-Dawley (SD) melihat efek yang ditimbulkan terhadap mean arterial
blood pressure (MAP). MAP adalah rata-rata tekanan sistolik yang
mengalirkan darah ke seluruh organ sistemik dan merupakan suatu critical
cardiovascular parameter. Ditemukan bahwa FA tidak mereduksi MAP,
sementara crude ekstrak air sambiloto (WE), FB dan FC menyebabkan
penurunan MAP yang signifikan dalam suatu ketergantungan dosis tanpa
mengakibatkan penurunan denyut jantung yang signifikan. Nilai ED50
(dosis efektif yang menyebakan penurunan MAP sampai separuhnya
dibandingkan terhadap kontrol) untuk WE, FB dan FC masing-masing
adalah 11,4; 5,0; dan 8,6 mg/kg. Data ini menunjukkan bahwa komponen
yang menyebabkan hipotensi terdapat dalam WE, FB dan FC. Tidak adanya
penurunan denyut jantung yang signifikan menegaskan bahwa komponen
penyebab hipotensi dalam farksi-fraksi ini mungkin tidak mempunyai efek
langsung terhadap jantung.

Penelitian selanjutnya dipusatkan untuk mengevaluasi mekanisme aksi


penurunan tekanan darah dari sambiloto menggunakan fraksi butanol (FB)
dosis 5 mg/kg. Ditemukan bahwa a-adrenoceptor, muscarinic cholinergic
receptor, dan angiotensin converting enzyme (ACE) tidak terlibat dalam
aksi hipotensi dari FB. Hal ini terlihat karena aksi hipotensi FB tidak
terpengaruh oleh propranolol, atropine, dan captopril. Selanjutnya, dengan
adanya hexamethonium, pyrilamine, dan cimetidine, penurunan MAP oleh
FB secara signifikan diperlemah, menunjukkan bahwa aksi hipotensi FB
mungkin melibatkan autonomic ganglion dan histaminergic sistem.

Beberapa senyawa diterpen dari sambiloto yaitu DA, DDA,


andrographolide, andrographiside, dan neoandrographolide, diuji untuk
melihat pengaruhnya terhadap MAP menggunakan tikus SD. Ditemukan
bahwa andrographolide, andrographiside, dan neoandrographolide tidak
memberikan efek terhadap MAP, sedangkan DDA menurunkan MAP dan
kecepatan denyut jantung dengan ketergantungan dosis, sementara DA
mempunyai efek yang agak lemah pada parameter yang diuji dibandingkan
dengan DDA. Hasil ini menunjukkan bahwa efek hipotensi dari sambiloto
dapat disebabkan oleh kedua senyawa diterpen, DDA dan DA. Disimpulkan
bahwa suatu infus dari sambiloto dapat memberikan manfaat secara ilmiah
untuk pengobatan hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai