NIM : 10118095
Kelas : Farmakoepidemologi B
2. Enziplex Tab
Pada tanggal 29 januari, 2018 BPOM menarik obat enziplex tab yang diproduksi oleh
mediafarma laboratories. Didalamnya mengandung Amylase, Calcium Pantothenate,
Cyanocobalamin, Dimethicon, Lipase, Pyridoxin HCl, Protease, Riboflavin, Thiamine HCl.
Obat tersebut digunakan untuk untuk memelihara saluran pencernaan. Enzyplex dapat
mengatasi berbagai masalah pencernaan yang ditandai dengan gejala seperti sulit buang air
besar, perut kembung dan terasa penuh, mual, nyeri ulu hati, dan buang gas berlebihan. Obat
tersebut ditarik oleh BPOM dikarenakan ketidaksesuaian informasi pada label. terbukti
positif mengandung DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) babi.
3. Ranitidine
BPOM menarik obat asam lambung ranitidine pada Oktober 2019 karena terbukti tercemar
N-Nitrosodimethylamine (NDMA) yang dikaitkan dengan risiko kanker. Dijelaskan, nilai
ambang batas cemaran NDMA yang diperbolehkan adalah 96 ng/hari (acceptable daily
intake). Bahan ini bersifat karsinogenik (bisa memicu kanker) jika dikonsumsi di atas
ambang batas secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama.
4. Librozym Tablet
Pada tanggal 8 Februari 2018 BPOM menarik obat enziplex tab yang diproduksi oleh
Hexpharm Jaya. Didalamnya mengandung Diastase 200 mg., Pancreatin 100 mg dan
simethicon 50 mg. obat tersebut igunakan untuk Pencernaan makanan Pankreatitis akut,
Penyakit radang pankreas, Pencernaan makanan. Obat tersebut ditarik oleh BPOM
dikarenakan Pencabutan Izin Edar atas inisiasi pemilik izin edar.
5. Albothyl
Ketika orang sariawan, Albothyl kadang menjadi pilihan. Sebab, cairan obat ini kerap
dijadikan penyembuh sariawan. Namun pada 15 februari 2018 BPOM RI menarik izin
edarnya. Alasannya, cairan obat luar konsentrat ini mengandung policresulen 36 persen yang
berisiko bagi kesehatan. Bersamaan dengan Albothyl, empat produk obat yang diduga
mengandung policresulen juga ditarik. Mereka adalah Medisio, Prescotide, Aptil.