Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

KARDIOVASKULER

KELOMPOK ?
KIA
MUHAMMAD IRFAN F1F1 13 083
?

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kardiovaskuler terdiri dari dua suku kata yaitu cardiac dan
vaskuler. Cardiac yang berarti jantung dan vaskuler yang berarti pembuluh
darah. Dalam hal ini mencakup sistem sirkulasi darah yang terdiri dari
jantung komponen darah dan pembuluh darah. Pusat peredaran darah atau
sirkulasi darah ini berawal dijantung, yaitu sebuah pompa berotot yang
berdenyut secara ritmis dan berulang 60-100x/menit. Setiap denyut
menyebabkan darah mengalir dari jantung, ke seluruh tubuh dalam suatu
jaringan tertutup yang terdiri atas arteri, arteriol, dan kapiler kemudian
kembali ke jantung melalui venula dan vena
Dalam mekanisme pemeliharaan lingkungan internal sirkulasi
darah digunakan sebagai sistem transport oksigen, karbon dioksida,
makanan, dan hormon serta obat-obatan ke seluruh jaringan sesuai
dengan kebutuhan metabolisme tiap-tiap sel dalam tubuh. Dalam hal ini,
faktor perubahan volume cairan tubuh dan hormon dapat berpengaruh
pada sistem kardiovaskuler baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam memahami sistem sirkulasi jantung, kita perlu memahami
anatomi fisiologi yang ada pada jantung tersebut sehingga kita mampu
memahami berbagai problematika berkaitan dengan sistem kardivaskuler
tanpa ada kesalahan yang membuat kita melakukan neglicent( kelalaian).
Oleh karena itu, sangat penting sekali memahami anantomi fisiologi
kardiovaskuler yang berfungsi langsung dalam mengedarkan obat-obatan
serta oksigenasi dalam tubuh dalam proses kehidupan.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana anatomi fisiologi dalam sistem kardiovaskuler itu?

a. Tujuan

b. Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN

A. ORGANOGENESIS JANTUNG.

Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada


makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari
masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula. Contohnya yaitu
Lapisan Ektoderm yang akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem
saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera kemudian Lapisan Mesoderm
akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis
dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren dan Lapisan
Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan
alat respirasi seperti pulmo.
Organogenesis jantung terjadi pada beberapa fase :
Pembentukan tabung jantung dan mulai meluas dengan menerima aliran darah vena
dari katup kaudalnya dan mulai memompakan darah keluar dari lengkung aorta
pertama menuju ke aorta dorsalis
Pembentukan 3 lapisan jantung, yaitu endokardium, miokardium, dan epikardium
atau pericardium visceral
Pemanjangan dan pembengkokkan bentuk jantung (hari ke-23 sampai 28)
Perkembangan sinus venosus (pertengahan minggu ke-4)
Pembentukan sekat-sekat jantung (antara hari ke 27- 37)
Pembentukan sekat di dalam atrium komunis dan kanalis atrioventrikularis (akhir
minggu ke4)
Diferensiasi atrium selanjutnya
Pembentukkan katup-katup atrioventrikuler yang dibantu dengan adanya muskuli
papillares dan korda tendinea
Pembentukan sekat pada trunkus arteriosus dank onus kordis (minggu ke-5)
Pembentukkan sekat di dalam ventrikel (menjelang akhir minggu ke-4)
Pembentukkan katup semilunaris
Pembentukkan system konduksi jantung
Pembentukan sekat dalam jantung, sebagian disebabkan oleh
perkembangan dari jaringan bantalan endokardium dalam kanalis
atrioventrikularis ( bantalan atrioventrikularis ) dan dalam regio konotrunkal
( pembengkakan konotrunkal ). Karena lokasi utama dari jaringan bantalan,
banyak malformasi jantung yang berhubungan dengan morfogesis bantalan yang
abnormal.

Pembentukan sekat di atrium.


Septum primum, suatu Krista berbentun bulan sabit yang turun dari atap
atrium, mulai membagi atrium menjadi dua, tetapi meninggalkan sebuah lubang
ostium primum untuk menghubungakan kedua bagian atrium tersebut. Kemudian,
ketika ostium primum mengalami obliterasi karena bersatunya septum primum
dengan bantalan endokardium, ostium sukundum terbentuk oleh karena sel-sel
mati dan membentuk sebuah lubang di septum primum.
Akhirnya, terbentuklah septum sekundum, tetapi lubang antar kedua
atrium, foramen ovale, tetap ada. Baru pada saat lahir, ketika tekanan atrium di
kiri meningkat, kedua sekat tersebut tertekan sehingga saling melekat dan
hubungan diantara keduanya tertutup. Kelainan sekat atrium dapat berkisar dari
sama sekali tidak ada sekat hingga terdapat lubang kecil yang dikenal sebagai
foramen ovale paten.

Pembentukan sekat dalam kanalis atrioventrikularis. Empat bantalan


endokardium mengelilingi kanalis atrioventrikularis. Menyatunya bantalan atas
dan bawah yang saling berhadapan, menutup lubang dari kanalis atrioventrikularis
kiri dan kanan. Jaringan bantalan tersebut kemudian menjadi fibrosa dan
membentuk katup mitral (bicuspid) di sebelah kiri dan katup tricuspid di sebelah
kanan. Menetapnya kanalis atioventrikularis komunis dan pembagian saluran yang
abnormal merupakan cacat yang siring ditemukan.
Pembentukan sekat di ventrikel Septum interventrikularis terbentuk dari
pars muskularis yang tebal dan pars membranasea yang tipis yang dibentuk dari
bantalan atrioventrikularis endokardium inverior, tonjolan konus kanan dan
tonjolan konus kiri. Pada banyak kasus, ketiga komponen ini gagal bersatu
sehingga mengakibatkan foramen interventrikularis terbuka. Walaupun kelainan
ini berdiri sendiri, biasanya disertai dengan cacat kompensasi lainnya.
Pembentukkan sekat dalam bulbus. Bulbus terbagi menjadi trunkus (aorta
dan trunkus pulmonalis), konus (saluran keluar aorta dan trunkus pulmonalis), dan
bagian ventrikel kanan yang bertrabekula. Daerah trunkus dibagi oleh septum
aortiko pulmonalis yang berbentuk spiral menjadi dua arteri utama. Rigi-rigi
konus membagi saluran keluar dari pembuluh aorta dan pulmonalis serta menutup
foramen interventrikularis.

B. LOKASI DAN STRUKTUR JANTUNG.


Lokasi Jantung
Jantung terletak di rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara
sternum atau tulang dada di sebelah anterior dan vertebra (tulang punggung) di
sebelah posterior (Sherwood, Lauralee, 2001: 258). Bagian depan dibatasi oleh
sternum dan costae 3,4, dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung terletak di
sebelah kiri garis median sternum. Jantung terletak di atas diafragma, miring ke
depan kiri dan apex cordis berada paling depan dalam rongga thorax. Apex cordis
dapat diraba pada ruang intercostal 4-5 dekat garis medio-clavicular kiri.Batas
cranial jantung dibentuk oleh aorta ascendens, arteri pulmonalis, dan vena cava
superior (Aurum, 2007).
Pada dewasa, rata-rata panjangnya kira-kira 12 cm, dan lebar 9 cm,
dengan berat 300 sakpai 400 gram (Setiadi, 2007: 164).

Struktur Jantung

Jantung manusia tersusun atas tiga lapisan yaitu endokardium yang


berbentuk selaput, miokardium yaitu lapisan yang tersusun dari otot-otot jantung,
dan perikardium yaitu lapisan yang berbentuk selaput yang terbuat dari jaringan
ikat longgar

Jika jantung dibelah maka akan tampak bagian dallamnya, bagian dalam
jantung terbagi atas rongga-rongga. Rongga yang dimiliki jantung terdiri atas
empat rongga. empat rongga ini dibagi atas dua kelompok yaitu atrium/serambi
dan ventrikel/bilik, yang masing-masing terbagi menjadi kiri dan kanan.

selain terbagi dalam rongga-rongga, aspek lain yang perlu diketahui


bahwa pada jantung memiliki struktur yang menyebabkan darah tidak bisa
kembali ke tempat sebelumnya sehingga akan menyebabkan darah hanya mampu
beredar dalam satu arah saja/tidak bolak-balik. Struktur yang memegang peranan
ini adalah klep jantung yang berada di antara atrium dan ventrikel.

Di antara atrium kiri dan serambi kiri terdapat dua buah klep, sedangkan
di antara atrium kanan dan serambi kanan memiliki tiga klep. Pemberian nama
klep jantung didasarkan pada jumlah klep tersebut. jika jumlahnya dua maka
digunakan bi, jika digunakan tiga maka digunakan kata tri. klep/katup dalam
bahasa latin disebut valvula, tinggal ditambahkan dengan akhiran pidalis. Jadi
untuk lep yang berjumlah dua disebut valvula bikuspidalis, sedangkan yang tiga
klep disebut dengan valvula trikuspidalis.Selain dua klep tersebut masih ada lagi
klep yang disebut valvula semilunaris yang berbentuk bulang sabit yang berfungsi
agar darah tidak kembali ke jantung.kuat terletak pada bagian jantung bilik
kiri.ventrikel kiri/sinister ventrikel. Hal ini disebabkan karena pada bagian jantung
ini digunakan untuk memompa darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh.

kondisi bilik kiri jantung mengalami pengembangan terbesar disebut


dengan keadaan sistole. Pda kondisi ini kecepatan aliran darah yang tertinggi.
Sedangkan pada waktu bilik kiri mengempis maksimum disebut dengan diastole.
orang dewasa normal memiliki perbandingan sistole/diastole adalah 120/80.
Jantung bisa mengembang dan mengempis karena karakter dari otot jantung.

C. VASKULARISASI DAN SISTEM KONDUKSI JANTUNG.

Vaskularisasi Jantung

Vaskularisasi jantung merupakan dimana jantung mendapatkan darah dari arteria


coronaria dextra dan sinistra, yang berasal dari aorta ascendens tepat di atas valva
aorta. Arteria coronaria dan cabang-cabang utamanya terdapat di permukaan
jantung, terletak di dalam jaringan ikat subepicardial.

Sistem Konduksi Jantung

Jantung mempunyai system syaraf tersendiri yang menyebabkan


terjadinya kontraksi otot jantung yang disebut system konduksi jantung. Syaraf
pusat melalui system syaraf autonom hanya mempengaruhi irama kontraksi
jantung. Syaraf simpatis memacu terjadinya kontraksi sedangkan syaraf
parasimpatis menghamabt kontraksi.
Impuls untuk terjadinya kontraksi jantung berasal dari SA node (nodus
sinoatrial) yang terletak pada dinding atrium kanan. SA node meneruskan
impulsnya ke AV node (nodus atrioventrikular) melalui traktus internodal. Ada
tiga traktus internodal yaitu wenkebach, bachman dan tohrel.

Impuls dari AV node diteruskan ke berkas his kemudian ke serabut


purkinye kiri dan kanan, selanjutnya menyebar ke seluruh dinding ventrikel.

Sistem konduksi jantung meliputi:

1. SA node: Tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada di dalam


dinding atrium kanan di ujung Krista terminalis.
2. AV node: Susunannya sama dengan SA node berada di dalam septum
atrium dekat muara sinus koronari.
3. Bundle atrioventrikuler: dari bundle AV berjalan ke arah depan pada tepi
posterior dan tepi bawah pars membranasea septum interventrikulare.
4. Serabut penghubung terminal(purkinje): Anyaman yang berada pada
endokardium menyebar pada kedua ventrikel.

Jantung dilengkapi dengan suatu sistem khusus untuk (1) mencetuskan


impuls-impuls listrik ritmis yang menyebabkan kontraksi ritmis otot jantung, dan
(2) menghantarkan impuls. Didalam atrium ada nodus sinus. Nodus Sinus (nodus
sinoatrial atau sinus SA) merupakan bagian otot jantung yang khusus, kecil, tipis
dan berbentuk elips, lebar 3mm, panjang 15mm, dan tebal 1mm. Nodus ini
terletak di dalam dinding postero-lateral superior dari atrium kanan tepat dibawah
dan sedikit lateral dari lubang vena cava superior. Serabut-serabut nodus ini
hampir tidak memiliki filamen otot kontraktil dan hanya berdiameter 3-5
mikrometer. Namun serabut nodus sinus secara langsung berhubungan serabut
otot atrium, sehingga setiap potensial aksi yang dimulai di nodus SA akan segera
menyebar ke dinding otot atrium. Nodus atrioventrikular (Nodus AV) terletak
pada dinding posterior atrium kanan, tepat dibelakang katup trikuspid. (Guyton,
2008)

Eksitasi jantung normal berasal dari nodus sinus yang berfungsi sebagai
pace maker tempat impuls ritmis yang normal dicetuskan; jalur internodus yang
menghantarkan impuls dari nodus sinus menuju ke nodus AV; Nodus AV, tempat
impuls dari atrium mengalami perlambatan sebelum masuk ke ventrikel; berkas
AV, yang menghantarkan impuls dari atrium ke ventrikel, kedua cabangnya
(tawara) atau (cabang-cabang berkas serabut Purkinje kiri dan kanan). eksitasi
yang mencapai serabut purkinje akan diteruskan ke miokardium ventrikel. Di
dalam miokardium, eksitasi menyebar dari endokardium ke epikardium dan dari
apeks ke basal. (Guyton, 2008; Silbernagle, 2007)

Dalam eksitasi nodus SA terdapat penundaan waktu ke nodus AV dan


sistem berkas AV sekitar 0,16 detik, sebelum akhirnya sinyal eksitasi
menyebabkan kontraksi otot ventrikel. Hal ini (penundaan) terjadi karena
hilangnya sejumlah gap junction diantara se-sel yang saling berderet dalam jalur
konduksi sehingga terdapat resistensi terhadap konduksi ion-ion yang tereksitasi
dari satu serabur ke serabut lainnya. Sistem konduksi ini diatur sedemikian rupa
untuk memberi waktu yang cukup bagi atrium untuk mengosongkan darah
kedalam ventrikel sebelum kontraksi ventrikel dimulai. (Guyton, 2008)

D. OTOT JANTUNG,SIKLUS DAN PENGATURAN POMPA JANTUNG.

Otot Jantung.

Jika didasarkan pada kalkulasi jumlah, maka otot yang paling sedikit
dijumpai di dalam tubuh manusia maupun hewan adalah otot jantung. Mengapa?
Sebab otot yang satu ini, sama seperti namanya, hanya berada di wilayah jantung
saja. Otot jantung disebut juga dengan nama otot myocardium. Otot jantung ini
sebenarnya masih berkerabat dengan otot lurik namun ia merupakan jenis otot
lurik tidak sadar dan hanya ada di wilayah organ jantung. Otot jantung ini diliputi
oleh sel-sel yang dinamakan cardiomycocyte atau yang dikenal juga dengan nama
sel otot myocardiocyteal yang bisa berjumlah satu sampai dua. Dan lama kondisi
yang jarang, sel tersebut bisa berjumlah tiga dan empat.

Otot jantung melakukan kerja secara terus menerus dengan fungsi untuk
memompa darah ke seluruh tubuh. Suara otot yang sedang memompa tersebut
bisa didengarkan secara sayup berupa degupan. Otot ini bekerja di luar pengaruh
saraf pusat atau perintah otak. Ia dipengaruhi oleh interaksi dia sayaraf yakni
simpatetik mapun parasimpatetik yang berperan memperlambat maupun
mempercepat denyutan jantung. Meski demikian, pengaruh tersebut tidak sama
sekali berada di bawah alam sadar atau kontrol manusia. Otot ini bekerja
umumnya secara lambat namun tidak mudah lelah. Otot jantung harus bekerja
secara terus menerus seba jika tidak tentu makhluk hidup akan mengalami
kematian.

Otot jantung cenderung pendek dengan diameter yang jauh lebih besar
jika dibandingkan dengan otot lurik atau rangka. Ia memiliki cabang seperti
bentuk huruf Y. Serabut pada otot jantung ini memiliki panjang antara 50 sampai
100 um dengan diameter yang berkisar di antara 14 um. Sel serabut otot berupa
sarkolema. Serabut ini terdiri atas myofibril-myofibril yang tampak
berdampingan. Serabut ini memiliki kurang lebih 1500 filamen.

Energi yang dibutuhkan oleh otot jantung agar bisa bekerja dan
berkontraksi dengan baik adalah ATP. Senyawa ini berada pada bagian kepala
jembatan penyebrangan jantung. Sebelum dipakai, ia dipecah menjadi ADP juga P
Inorganic. Zat ADP yang telah dipakai tersebut akan mengalapo proses
reposporilasi untuk kemudian membentuk suatu ATP yang baru. Adapun sumber
energi untuk membuat kembali ATP baru adalah creatini phospat. Ia akan dipecah
dan proses pelepasan energi tersebut akan membuat ion phosphate terikat pada
bagian ADP sehingga hasil akhirnya akan terbentuk ATP. Sumber energi otot
jantung lainnya adalah senyawa glikogen yang telah disimpan di dalam otot.
Glikogen tersebut akan dipecah dengan menggunakan enzim dan akan berujung
pada berubahnya ADP menjadi ATP. Sumber lainnya adalah energi yang
dihasilkan dari proses metabolisme dalam tubuh yang bersifat oksidatif dan
berupa kombinasi bahan makanan juga o2 yang akan membebaskan ATP.

Kontraksi dan pergerakan yang terjadi terus menerus pada otot jantung
bertujuan untuk memompa darah sehingga mencapai seluruh tubuh. Kontraksi
tersebut dikoordinasi mulai dari sel otot jantung hingga ke bagian serambi juga
bilik kemudian ke pembuluh darah baik itu dari kiri maupun bagian kanan paru-
paru. Sel pada otot jantung sangat bergantung pada suplai darah dalam jumlah
yang cukup agar oksigen juga nutrisi bisa tersebar dengan baik ke seluruh tubuh
manusia atau hewan.

Siklus Jantung

Siklus jantung berawal dari permulaan sebuah denyut jantung sampai


berakhirnya denyut jantung berikutnya. Siklus jantung terdiri atas satu periode
relaksasi yang disebut diastole,yaitu periode pengisian jantung dengan darah,yang
diikuti oleh suatu periode kontraksi yang disebut sistol.

Pengaturan Pompa Jantung

Pengaturan pompa jantung terbagi menjadi 2 :

1. Pengaturan instrinsik.
2. Pengaturan system saraf otonom.
1. Pengaturan pompa jantung secara instrinsik.
Jumlah darah yang dipompa jantung :
Kecepatan aliran darah ke jantung.
Darah yang berasal dari vena.
Jumlah darah yang dating dari jaringan.
Kemampuan instrinsik ini disebut : Mekanisme Frank Starling.
2. Pengaturan pompa jantung secara system saraf otonom.
Saraf simpatis meningkatkan :
Frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung.
Volume darah yang di pompa dan tekanan ejeksi.
Saraf parasimpatis :
Rangsang kuat menghentikan jantung.
Menurunkan Frekuensi jantung.

E. DISTENSIBILITAS VASKULER ,FUNGSI VENA DAN ARTERI.


Distensibilitas Vaskuler
Karakteristik sistem vaskular yang penting adalah bahwa semua pembuluh
darah bersifat distensibilitas (mudah meregang). Ketika tekanan pembuluh darah
meningkat, hal tersebut akan membuat pembuluh darah berdilatasi dan karena itu
akan menurunkan tahanannya, akibatnya adalah peningkatan aliran darah tidak
hanya terjadi karena peningkatan tekanan tetapi juga akibat penurunan
tajamannya, yang biasanya menimbulkan peningkatan aliran darah paling sedikit
duakali lebih banyak untuk setiap peningkatan tekanan seperti yang diharapkan.

Fungsi Vena Dan Arteri


1. Pembuluh Darah Arteri ( Pembuluh Nadi )

Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa
darah dari jantung

. Fungsi ini bertolak belakang dengan fungsi pembuluh balik yang membawa
darah menuju jantung.

Sistem sirkulasi sangat penting dalam mempertahankan hidup. Fungsi


utamanya adalah menghantarkan oksigen dan nutrisi ke semua sel, serta
mengangkut zat buangan seperi karbon dioksida. Pada negara berkembang, dua
kejadian kematian utama disebabkan oleh infark miokardium dan stroke pada
sistem pembuluh nadi, misalnya arterosklerosis.

Sistem pembuluh nadi memiliki bagian tekanan yang tinggi pada sistem
sirkulasi. Tekanan darah biasanya menunjukkan tekanan pada pembuluh nadi
utama. Tekanan pada saat jantung mengembang dan darah masuk ke jantung
disebut diastol. Tekanan sistol berarti tekanan darah saat jantung berkontraksi dan
daeah keluar jantung. Tekanan darah ini dapat dikur
dengan tensimeter atau sfigmomanometer.

2. Pembuluh Darah Vena ( Pembuluh Balik )

Pembuluhbalik atau vena adalah pembuluh yangmembawa darah menuju j


antung. Darahnya banyak mengandung karbon dioksida. Umumnya terletak dekat
permukaan tubuh dan tampak kebiru-biruan. Dinding pembuluhnya tipis dan
tidak elastis. jika diraba, denyut jantungnya tidak terasa. Pembuluh vena
mempunyai katup sepanjang pembuluhnya. Katup ini berfungsi agar darah tetap
mengalir satu arah. Dengan adanya katup tersebut, aliran darah tetap mengalir
menuju jantung. Jika vena terluka, darah tidak memancar tetapi merembes.

Dari seluruh tubuh, pembuluh darah balik bermuara menjadi satu


pembuluh darah balik besar, yang disebut vena cava. Pembuluh darah ini masuk
ke jantung melalui serambi kanan. Setelah terjadi pertukaran gas di paru-paru,
darah mengalir ke jantung lagi melalui vena paru-paru. Pembuluh vena ini
membawa darah yang kaya oksigen. Jadi, darah dalam semua pembuluh vena
banyak mengandung karbon dioksida kecuali vena pulmonalis.

Salah satu penyakit yang menyerang pembuluh balik adalah varises.

F. MIKROSIRKULASI DAN SISTEM LIMFATIK.


Mikrosirkulasi
Mikrosirkulasi adalah sirkulasi darah yang melewati pembuluh darah
terkecil.
Dalam mikrosirkulasi, yang paling penting adalah kapiler dimana kapiler adalah
tempat yang paling ideal untuk terjadinya pertukaran. Di dinding kapiler tidak
terdapat sistem transpor yang diperantari oleh pembawa, kecuali kapiler di otak
yang berperan dalam sawar darah-otak. Bahan-bahan dipertukarkan menembus
dinding kapiler terutama dengan difusi.

Sistem Limfatik

Sistem limfatik adalah komponen tambahan system sirkulasi.Sistem ini


terdiri dari organ-organ yang memproduksi dan menyimpan limfosit;suatu cairan
yang bersirkulasi;yang merupakan cairan jaringan;dan pembuluh-pembuluh
limfatik yang mengembalikan limfe ke sirkulasi.

G. PENGATURAN ALIRAN DARAH OLEH JANTUNG, DAN


PENGATURAN HUMORAL.
Pengaturan Aliran Darah Oleh Jantung

Fungsi umum Jantung adalah untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Berdasarkan system sirkulasi, jantung memompakan darah melalui 2 sistem


sirkulasi, yaitu :

1. Sirkulasi Pulmonar

Melalui peran ventrikel kanan, darah dengan kadar O2 rendah disampaikan


melalui artery Pulmonar ke paru-paru, kemudian terjadi pertukaran gas, sehingga
darah yang keluar dari paru-paru kaya akan O 2. Darah yang kaya akan O2 ini akan
dihantarkan kembali ke paru-paru melalui vena pulmonary.

2. Sirkulasi Peripheral atau Sistemik

Darah kaya O2 yang berasal dari ventrikel kiri, melalui aorta akan
dihantarkan ke seluruh tubuh. Di jaringan perifer, O2 akan digunakan dan bertukar
dengan CO2.Kemudian darah dengan kadar O2 rendah kembali ke jantung melalui
vena cava.

Mekanisme special pada jantung mengakibatkan jatung dapat berkontraksi secara


konstan. Melalui penghantaran aksi potensial melalui otot jantung , jantung dapat
berdetak secara konstan dan ritmis.

Fungsi arteri adalah untuk mentransport darah ke jaringan di bawah


tekanan yang tinggi. Arteri mempunyai dinding pembuluh darah yang kuat, dan
darah mengalir dengan kecepatan yg tinggi di arteri.

Arteriol merupakan cabang-cabang kecil yang terakhir dari sistem arteri


dan berfungsi sebagai saluran kendali untuk menentukan darah yang akan
dilepaskan ke kapiler. Dinding otot arteriol yang kuat sehingga dapat menutup
arteriol secara total atau dengan berelaksasi dapat mendilatasi arteriol hingga
beberapa kali lipat sehingga mempunyai kemampuan untuk sangat mengubah
aliran darah di dasar setiap jaringan sebagai respon terhadap kebutuhan jaringan.

Kapiler darah berfungsi sebagai pertukaran cairan, zat makanan, elektrolit,


hormon dan bahan-bahan lainnya antara darah dan cairan intertisial.

Venula mengumpulkan darah dari kapiler dan secara bertahap bergabung


menjadi vena yang semakin besar.

Vena merupakan saluran yang berfungsi untuk mengangkut darah dari


venula menuju jantung. Vena ini menjadi penampung paling banyak dibanding
arteri. Tekanan di sistem vena sangat rendah, dinding vena sangat tipis. Meskipun
demikian, dindingnya mempunyai otot yang mampu untuk dapat berkontraksi atau
melebar dan dengan demikian dapat berperan sebagai penampung darah ekstra
dan dapat dikendalikan, baik dalam jumlah kecil atau besar, bergantung pada
kebutuhan sirkulasi.

Volume darah di berbagi bagian sirkulasi memiliki perbedaan


penampungan sejumlah darah total. 84 persen dari seluruh volume darah total
terdapat di sirkulasi sistemik, 16 persen di dalam jantung (7 persen) dan paru-paru
(9 persen). Dari ke 84 persen tersebut 64 persennya di vena, sedangkan 13 persen
di arteri, dan 7 persen di arteriol sistemik dan kapiler jantung.

Pengaturan Humoral

Pengaturan sirkulasi secara humoral berarti pengaturan oleh zat-zat yang


disekresi atau yang diabsorbsi ke dalam cairan tubuh ; seperti hormon dan ion.
Beberapa zat ini dibentuk oleh kelenjar khusus dan dibawa di dalam darah ke
seluruh tubuh. Zat lainnya dibentuk di daerah jaringan setempat dan hanya
menimbulkan pengaruh sirkulasi setempat. Faktor-faktor humoral terpenting yang
mempengaruhi fungsi sirkulasi diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Zat Vasokonstriktor
Norepinefrin terutama adalah hormon vasokonstriktor yang amat kuat,
epinefrin tidak begitu kuat dan dibeberapa jaringan, bahkan menyebabkan
vasodilatasi ringan. (Contoh khusus vasodilatasi akibat epinefrin dijumpai pada
jantung untuk mendilatasikan arteri kororner selama peningkatan aktivitas
jantung).
Ketika sistem saraf simpatis dirangsang di sebagian besar atau diseluruh bagian
tubuh selama terjadi stress atau olahraga, ujung saraf simpatis pada masing-
masing jaringan akan melepaskan norepinefrin yang merangsang jantung dan
mengkonstriksi vena serta arteriol. Selain itu, saraf simpatis untuk medula adrenal
juga menyebabkan kelenjar ini menyekresi norepinefrin dan epinefrin kedalam
darah. Hormon-hormon ini kemudian bersirkulasi ke seluruh area tubuh dan
menyebabkan efek perangsangan yang hampir sama dengan perangsangan
simpatis langsung terhadap sirkulasi, sehingga tersedia dua sistem pengaturan,
yaitu perangsangan saraf secara langsung dan efek tidak langsung dari
norepinefrin dan/ atau epinefrin di dalam darah yang bersirkulasi.

2. Pengaturan Aliran Darah Koroner


a) Metabolisme Otot Lokal Sebagai Pengatur Utama Aliran Koroner
Aliran darah yang melalui sistem koroner diatur hampir seluruhnya oleh
vasodilasiarteriol setempat sebagai respons terhadap kebutuhan nutrisi otot
jantung. Dengan demikian, bila mana kekuatan kontraksi jantung meningkat,
apapun penyebabnya, kecepatan aliran darah koroner juga akan meningkat.
Sebaliknya, penurunan aktivitas jantung disertai dengan penurunan aliran koroner.
Pengaturan lokal aliran darah koroner ini hampir identik dengan yang terjadi yang
terjadi di banyak jaringan tubuh lainnya, terutama otot rangka diseluruh tubuh.

b) Kebutuhan Oksigen Sebagai Faktor Utama dalam Pengaturan Lokal Aliran


Darah Koroner
Aliran darah di sistem koroner biasanya diatur hampir sebanding dengan
kebutuhan oksigen otot jantung. Biasanya sekitar 70 % oksigen di dalam darah
arteri koroner dipindahkan selagi darah mengalir melalui otot jantung. Karena
tidak banyak oksigen yang tersisa, maka tidak banyak lagi oksigen yang dapat
ditambahkan ke otot jantung kecuali bila aliran darah koroner meningkat.
Untungnya, aliran darah koroner meningkat hampir berbanding lurus dengan
setiap konsumsi oksigen tambahan bagi proses metabolik di jantung.
Namun cara yang pasti bagaimana peningkatan konsumsi oksigen dapat
menyebabkan dilatasi koroner masih belum dapat ditentukan. Penurunan
konsentrasi oksigen di jantung menyebabkan dilepaskannya zat-zat vasodilator
dari sel-sel otot, dan hal ini akan menimbulkan dilatasi arteriol. Zat dengan
potensi vasodilator yang besar adalah adenosin. Dengan adanya konsentrasi
oksigen yang sangat rendah di dalam sel-sel otot, maka sebagian besar ATP sel
dipecah menjadi adenosin monofosfat, kemudian sebagian kecil mengalami
penguraian lebih lanjut guna membebaskan adenosin ke dalam cairan jaringan
otot jantung. Sesudah adenosin menimbulkan vasodilatasi, sebagian besar
diabsorbsi ke dalam sel-sel jantung untuk digunakan kembali.
Adenosin bukanlah satu-satunya produk vasodilator yang telah dikenali. Produk
vasodilator lainnya adalah senyawa adenosin fosfat, ion kalium, ion hidrogen,
karbondioksida, bradikinin, dan, kemungkinan prostaglandin dan nitrit oksida.
Namun tetap dijumpai beberapa kesulitan pada hipotesis vasodilator. Pertama, zat-
zat yang mengahambat atau mengambat sebagian efek vasodilator adenosin tidak
mencegah vasodilator koroner yang disebabkan oleh peningkatan aktivitas otot
jantung. Kedua, penelitian pada otot rangka telah menunjukkan bahwa infus
adenosin yang terus menerus akan mempertahankan dilatasi vaskular hanya untuk
1 sampai 3 jam, dan ternyata aktivitas otot akan tetap mendilatasi pembuluh darah
lokal bahkan bila adenosin tidak dapat lagi mendilatasi pembuluh darah tersebut.
c) Pengaturan Aliran Darah Koroner oleh Saraf
Perangsangan saraf otonom ke jantung dapat mempengaruhi aliran darah
koroner baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung
merupakan hasil dari kerja langsung zat-zat transmiter saraf, asetilkolin dari
nervus vagus serta norepinefrin dan epinefrin dari saraf simpatis pada pembuluh
darah koroner itu sendiri. Pengaruh tidak langsung akibat dari perubahan sekunder
pada aliran darah koroner yang disebabkan oleh peningkatan atau penurunan
aktivitas jantung.
Pengaruh tidak langsung, yang sangat berlawanan dengan pengaruh langsung,
berperan jauh lebih penting dalam pengaturan aliran darah koroner yang normal.
Jadi, rangsangan simpatis, yang melepaskan norepinefrin dan epinefrin,
meningkatkan frekuensi dan kontraktilitas jantung serta meningkatkan kecepatan
metabolisme jantung. Selanjutnya, peningkatan metabolisme jantung akan
mengaktifkan mekanisme pengaturan aliran darah lokal guna mendilatasi
pembuluh darah koroner, dan aliran darah meningkat hampir sebanding dengan
kebutuhan metabolik otot jantung. Sebaliknya, perangsangan vagus, yang
melepaskan asetilkolin, akan memperlambat jantung dan memberi sedikit efek
penekanan pada kontraktilitas jantung. Kedua efek ini akan menurunkan konsumsi
oksigen jantung, dan karena itu, secara itdak lansung menyebabkan konstriksi
arteri koroner.
d) Pengaruh Langsung Perangsangan Saraf pada Pembuluh Darah Koroner
Distribusi serabut saraf parasimpatis (vagus) di sistem koroner ventrikel
tidak terlalu banyak. Namun, asetilkolin yang dilepaskan akibat perangsangan
parsimpatis memilki efek langsung untuk mendilatasi arteri koroner.
Terdapat persarafan simpatis yang jauh lebih luas di pembuluh darah koroner. Zat
transmiter simpatis norepinefrin dan epinefrin dapat memberi efek dilator atau
konstriktor pada pembuluh darah, bergantung pada ada atau tidaknya reseptor
konstriktor atau dilator di dinding pembuluh darah. Reseptor konstriktor disebut
reseptor alfa dan reseptor dilator disebut reseptor beta. Reseptor alfa dan beta ada
di pembuluh darah koroner. Pada umumnya, pembuluh darah koroner epikardial
mempunyai reseptor alfa yang lebih banyak, sedangkan arteri intramuskular
memiliki lebih banyak reseptor beta. Karena itu, perangsangan simpatis,
setidaknya secara teoritis, dapat menyebabkan sedikit konstriksi atau dilatasi
koroner yang menyeluruh, tetapi biasanya lebih banyak konstriksi. Pada beberapa
orang, efek vasokonstriktor alfa tampak sangat tidak seimbang, dan orang-orang
ini dapat mengalami iskemia miokardium vasospastik selama periode
perangsangan simpatis yang berlebihan, sering kali menyebabkan nyeri angina.
Faktor metabolik (terutama konsumsi oksigen miokardium) merupakan
pengendali utama aliran darah miokardium. Bilamana efek langsung
perangsangan saraf mengubah aliran darah koroner ke arah yang salah, pengaturan
metabolik terhadap aliran koroner biasanya akan menghilangkan pengaruh saraf
yang bekerja langsung dalam waktu beberapa detik.

3. Gambaran Khusus Metabolisme Otot Jantung


Dalam keadaan istirahat, otot jantung biasanya menggunakan asam lemak
untuk menyuplai sebagian besar energinya dan bukan karbohidrat (sekitar 70 %
energi berasal dari asam lemak). Namun, seperti juga pada jaringan lainnya, pada
keadaan anaerobik atau iskemik, metabolisme jantung harus memakai mekanisme
glikolisis anaerobik untuk energinya. Namun, glikolisis memakai glukosa darah
dalam jumlah yang banyak sekali dan pada waktu yang bersamaan membentuk
sejumlah besar asam laktat di jaringan jantung, yang mungkin merupakan salah
satu penyebab nyeri jantung pada keadaan iskemik jantung.
Seperti yang terjadi pada jaringan lainnya, lebih dari 95 presen energi
metabolik yang dilepaskan dari makanan dipakai untuk membentuk ATP di dalam
mitokondria. ATP ini kemudian bekerja sebagai pembawa energi untuk kontraksi
otot jantung dan fungsi seluler lainnya. Pada iskemia koroner yang berat, ATP
mula-mula terurai menjadi adenosin difosfat, kemudian menjadi adenosin
monofosfat dan adenosin. Karena membran sel otot jantung bersifat sedikit
permeabel bagi adenosin, maka banyak adenosin dapat berdifusi dari sel otot
masuk ke dalam sirkulasi darah.
Adenosin yang terlepas ini dianggap sebagai salah satu zat yang
menyebabkan dilatasi arteriol koroner selama hipoksia koroner. Namun, hilangnya
adenosin ini juga membawa akibat yang serius pada sel. Dalam waktu paling
sedikit 30 menit setelah iskemia koroner yang berat, seperti yang terjadi setelah
infark miokardium, kira-kira setengah dari basa adenin dapat hilang dari sel-sel
otot jantung yang terkena. Selanjutnya, kehilangan ini dapat diganti oleh sintesis
adenosin baru dengan kecepatan hanya 2 persen per jam. Karena itu, bila serangan
iskemia yang serius telah berlangsung selama 30 menit atau lebih, maka usaha
untuk menghilangkan iskemia koroner mungkin sudah terlambat untuk
menyelamatkan kelangsungan hidup sel-sel jantung. Hal ini hampir pasti menjadi
salah satu penyebab utama kematian sel-sel jantung selama iskemia miokardium.

Metabolisme Otot Jantung Iskemia


Kebutuhan oksigen yang melebihi kapasitas suplai oksigen oleh pembuluh
darah yang mengalami gangguan menyebabkan terjadinya iskemia miokardium
lokal. Iskemia yang bersifat sementara akan menyebabkan perubahan reversibel
pada tingkat sel dan jaringan, dan menekan fungsi miokardium.
Berkurangnya kadar oksigen mendorong miokardium untuk mengubah
metabolisme aerob menjadi metabolisme anaerob. Metabolisme anaerob melalui
jalur glikolitik jauh lebih tidak efesien apabila dibandingkan dengan metabolisme
aerob melalui fosforilasi oksidatif dan siklus kreb. Pembentukan fosfat berenergi
tinggi menurun cukup besar. Hasil akhir metabolisme anaerob (yaitu asam laktat)
akan tertimbun sehingga menurunkan pH sel.
Gabungan efek hipoksia, berkurangnya energi yang tersedia, serta asidosis
dengan cepat mengganggu fungsi ventrikel kiri. Kekuatan kontraksi daerah
miokardium yang terserang berkurang, serabut-serabutnya memendek, dan daya
serta kecepatannya berkurang. Selain itu, gerakan dinding segmen yang
mengalami iskemia menjadi abnormal, bagian tersebut akan menonjol keluar
setiap kali ventrikel berkontraksi.
Berubahnya daya kontraksi dan gangguan gerakan jantung menyebabkan
perubahan hemodinamika. Perubahan hemodinamika bervariasi sesuai ukuran
segmen yang mengalami iskemia, dan derajat Prespon refleks kompensasi sistem
saraf otonom. Menurunnya fungsi ventrikel kiri dapat mengurangi curah jantung
dengan berkurangnya volume sekuncup (jumlah darah yang keluar setiap kali
jantung berdenyut). Berkurangnya pengosongan ventrikel saat sistol akan
memperbesar volume ventrikel. Akibatnya tekanan jantung kiri akan meningkat,
tekanan akhir diastolik ventrikel kiri dan tekanan baji dalam kapiler paru-paru
akan meningkat. Tekanan semakin meningkat oleh perubahan daya kembang
dinding jantung akibat iskemia. Dinding yang kurang lentur semakin memperberat
peningkatan tekanan pada volume ventrikel tertentu.
Pada iskemia, manifestasi hemodinamika yang sering terjadi adalah
peningkatan ringan tekanan darah dan denyut jantung sebelum timbul nyeri.
Terlihat jelas bahwa pola ini merupakan respons kompensasi simpais terhadap
berkurangnya fungsi miokradium. Dengan timbulnya nyeri, sering terjadi
perangsangan lebih lanjut oleh katekolamin. Penurunan tekanan darah merupakan
tanda bahwa miokardium yang terserang iskemia cukup luas atau merupakan suatu
respon vagus.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penulisan tersebut, kami dapat mengambil kesimpulan bahwa:
1. Kardiovaskuler terdiri dari 2 kata yaitu jantung dan pembuluh darah dan 3
komponen yaitu salah satunya adalah hemoglobin dalam darah yang juga
berperan dalam sistem sirkulasi.
2. Jantung telah aktif dalam masa janin ketika berusia 3 bulan dalam kandungan
dengan proses sirkulasi melalui plasenta.
3. Anatomi fisiologi system kardiovaskuler sangat penting di pelajari karena perlu
adanya pengetahuan dalam menyelesaikan berbagai problematika kesehatan
terkait system kardiovaskuler.
B. Saran
.
DAFTAR PUSTAKA
Ethel Sloane.2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula.Jakarta
Penerbit: Buku Kedokteran EGC

Guyton & Hall.2012.Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta


Penerbit: Buku Kedokteran EGC

Syaifuddin. 2009. Fisiologi tubuh manusia untuk mahasiswa keperawatan.


Jakarta Penerbit: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai