Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Perekayasaan Budidaya Air Payau dan Laut No.

14 Tahun 2019
Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo. © 2019.

APLIKASI SISTEM AERASI PADA PENDEDERAN UDANG VANAME DENGAN


KEPADATAN TINGGI UNTUK MENINGKATKAN
TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP

Wendi Tri Prabowo1, Siti Subaidah2, Nawawi, Ribut Wijayaning P.3


Abstrak
Salah satu penemuan signifikan dalam fisika adalah gelembung mikro, yaitu domain gas
mikro / nano -lingkup yang terbentuk pada antar muka antara padat dan cair. Mikro/Nano -
bubble (NB) menyajikan karakteristik yang membuat gelembung istimewa dalam kaitannya
dengan gelembung biasa (gelembung makro) karena ukuran diameternya yang lebih kecil.
Beberapa keuntungan dari NB adalah daerah spesifiknya yang tinggi (luas permukaan per
volume) dan stagnasi tinggi dalam fase cair, yang meningkatkan penyebaran gas.
Menghadapi permasalahan penyakit di lingkungan petakan pembesaran calon induk udang
vaname yang disebabkan lingkungan sudah banyak kontaminasi, maka diperlukan terobosan
perbaikan oksigen yang salah satunya adalah teknik NB. Untuk itu dilakukan aplikasi
penggunaan Ruber diffuser sebagai perbaikan pasokan oksigen, digunakan 2 petakan
pembesaran calon induk, 1 petak dengan teknologi NB/ rubber diffuser + kincir dan 1 petak
dengan teknologi kincir. Pemeliharaan calon induk udang vanamei dengan mengunakan
rubber diffuser di petakan menunjukkan performa pertumbuhan selama 65 hari yang masih
standar dengan nilai pertumbuhan harian (ADG) 0.25 g/hr, bobot akhir 20 g, SR akhir 93.3%.
Sehingga perlu dilakukan pengulangan untuk memperoleh data yang akurat dan sahih serta
dilakukan tes PCR dan uji ketahanan benih calon induk sebelum ditebar di petakan.

Kata Kunci: Teknik NB, Ruber Diffuser, Calon Induk, Teknologi Pembesaran Udang

Abstract: The Use of Rubber Diffuser on the Cultivations of White Shrimp Candidate
Broodstock (Litopenaeus vannamei)

One of the significant discoveries in physics is the microbubbles, that is the domain of the
micro/nano-gas sphere formed at interfaces between solid and liquid. Micro/Nano-bubble (NB)
presents characteristics that make a special bubble in relation to ordinary bubble (bubble
macro) because of the smaller diameter size. Some of the advantages of the NB is a high
concrete area (surface area per volume) and stagnation in the liquid phase, which increases
the spread of gas. Facing the problem of disease in the environment map Cultures of white
shrimp candidate broodstock caused many environmental contaminants, then needed a
breakthrough improvement in oxygen, one of which is the technique of NB. For it is done the
application use Ruber diffuser as repair oxygen supply, used 2 the prospective Cultures map
1 swath technology with NB/rubber diffuser + windmills and windmills with swath technology
1. Maintenance of the white shrimp candidate broodstock by using the rubber diffuser on the
map shows the growth performance over the past 65 days that are still standard with the daily
growth rate (DWV) 0.25 g/hr, final weight 20 g, SR., the late 93.3%. So the repetition needs to
be done to obtain accurate and valid data and conducted tests PCR and test the resilience of
the seed parent candidate before stocking up on map.

Keywords: engineering NB, Ruber Diffuser, Candidate Broodstock, Technology Of Shrimp


Cultivations

1 Pengawas Perikanan pada BPBAP Situbondo


2 Perekayasa pada BPBAP Situbondo
3 Pengendali Hama dan Penyakit Ikan pada BPBAP Situbondo

15
No. 14 Tahun 2019 PENGGUNAAN RUBBER DIFFUSER PADA PEMBESARAN 16
CALON INDUK UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei)

I. PENDAHULUAN Dalam upaya untuk mengurangi kegagalan


panen udang dari masalah penyakit tersebut,
1.1. Latar Belakang beberapa pendekatan telah dikembangkan,
seperti pemuliaan selektif udang patogen-bebas
(SPF) spesifik dan udang patogen spesifik
Produksi induk udang vaname sangat (SPR), dan kemudian mengkultivasi udang
dibutuhkan untuk mendukung kegiatan bebas virus dalam sistem biosecure (Lotz,
pembenihan udang vaname baik skala rumah 1997). Menggunakan probiotik dalam budidaya
tangga (backyard hatchery) ataupun skala udang untuk meningkatkan kinerja
industri yang berkelanjutan, karena induk udang pertumbuhan, kekebalan, dan ketahanan
sangat mendukung dalam produksi benih yang terhadap penyakit dan telah diterapkan dalam
menjadi bahan baku utama dalam industri sistem budidaya. Produk yang paling umum
pertambakan udang. Dalam bayang-bayang digunakan dalam budidaya tambak adalah
nilai sektor budidaya udang, banyak perhatian pupuk dan bahan pengapung, desinfektan,
diberikan pada beberapa dampak lingkungan antibiotik, algaecides, herbisida, dan probiotik
dan sosio-ekonomi negatif dari industri ini. juga digunakan untuk memperbaiki produksi.
Perhatian utama adalah penghancuran hutan Kekhawatiran sedang dipikirkan mengenai
bakau dan lahan basah lainnya untuk potensi dampak bahan kimia budidaya di
pembangunan tambak udang, salinisasi tanah, lingkungan perairan, ekosistem darat dan
pencemaran biologis stok udang asli, penipisan kesehatan manusia yang berdekatan. Ada
populasi ikan liar melalui masukan besar tepung kekurangan informasi tentang jumlah bahan
ikan dan minyak ikan dalam pakan udang kimia yang digunakan dalam budidaya udang di
komersial, eutrofikasi, dan penyebaran bahan berbagai negara Asia Tenggara. Tidak adanya
kimia di lingkungan. Perkembangan budidaya informasi kuantitatif semacam itu membuat
udang yang pesat dan disertai oleh kurangnya sangat sulit untuk menilai dampak bahan kimia
perencanaan dan peraturan yang memadai di budidaya udang terhadap lingkungan. Namun,
tingkat kebijakan nasional. Budidaya udang dengan informasi yang tersedia tentang jenis
yang tidak terencana akan banyak menghadapi bahan kimia yang digunakan, aspek utama
konsekuensi lingkungan dan sosio-ekonomi mengenai nasib lingkungan mereka dapat
negatif. didiskusikan. Ada tiga kelompok utama zat yang
Beberapa masalah ini, termasuk masalah digunakan dalam budidaya udang yang dapat
virus, telah memberi gambaran industri udang mempengaruhi lingkungan dengan cara yang
di negara-negara yang mengimpor udang, dan berbeda, yaitu bahan kimia beracun, antibiotik
di antara para pemerhati lingkungan di negara- dan nutrisi.
negara produsen. Dengan meningkatkan minat Bahan kimia yang menyebar di lingkungan
terhadap budidaya udang ramah lingkungan sebagai akibat penggunaannya dalam
dalam industri budidaya udang, dan upaya untuk akuakultur bisa sangat beracun, mutagenik atau
mencapai produksi berkelanjutan sedang memiliki efek sub-mematikan negatif lainnya
dilakukan. Di tambak udang yang dikelola pada flora dan fauna liar. Penyebaran antibiotik
secara intensif, ada risiko tinggi wabah penyakit setelah pemeliharaan udang di tambak atau
yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur dan pembenihan dapat menyebabkan resistensi di
patogen lainnya. Tambak udang intensif / semi antara patogen, dan komposisi mikroorganisme
intensif sering ditinggalkan setelah 2 ~ 10 tahun yang berubah di lingkungan perairan. Limbah
karena masalah lingkungan dan penyakit yang dengan kandungan hara yang tinggi dapat
disebabkan oleh akumulasi nutrisi, hilangnya menyebabkan eutrofikasi lokal atau regional.
akses terhadap air bersih, dan sebagainya. Atau Namun, dalam beberapa dekade terakhir,
hanya karena turunnya hasil panen dan salah satu penemuan signifikan dalam fisika
keuntungan (Flaherty dan Karnjanakesorn, adalah gelembung mikro, yaitu domain gas
1995; Barraclough dan Finger-Stich, 1996; mikro / mikro-lingkup yang terbentuk pada
Dierberg dan Kiat-tisimkul, 1996; Sansanayuth antarmuka antara padat dan cair. Mikro- bubble
et al., 1996.). Namun, secara umum tindakan (NB) menyajikan karakteristik yang membuat
konvensional ini tidak dapat membantu gelembung istimewa dalam kaitannya dengan
mencapai produksi dan pengembangan gelembung biasa (gelembung makro) karena
berkelanjutan untuk industri tambak udang, ukuran diameternya yang lebih kecil. Beberapa
karena sampai batas tertentu masalah ini tidak keuntungan dari NB adalah daerah spesifiknya
menemukan solusi utama, terutama dari yang tinggi (luas permukaan per volume) dan
kualitas air dimana udang hidup. stagnasi tinggi dalam fase cair, yang
meningkatkan penyebaran gas.
17 PRABOWO, ET AL. Jurnal Perkeyasaan Budidaya Air Payau dan Laut
Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo. © 2019.

Atas dasar pemikiran yang sama dengan • Dipelihara sampai PL10 (insang
budidaya udang, maka untuk pembesaran calon sempurna) dengan pola nutrisi dan
induk udang vaname hasil pemuliaan akan lingkungan yang ideal
diterapkan teknologi mikro bubble dengan • PL10 dari masing-masing bak (3 bak)
didederkan di bak terkontrol volume 60
menggunakan rubber diffuser, dengan harapan
m3 dengan padat tebar 5 ekor/L
calon induk dapat tumbuh dengan baik sehingga • Didederkan selama 15 hari
dihasilkan induk dengan performa cepat tumbuh
dan sehat. b. Pembesaran calon induk di petakan MBC
untuk 1 galur:
1.2. Tujuan • Benih gelondongan 15 hari (2-3 gram) dari
Tujuan penggunaan mikro-bubble pada bak pendederan (dipilih 2 bak) dibesarkan
dipetakan pembesaran (MBC) 30x30 M2
pembesaran calon induk udang vaname adalah
dengan padat tebar 60 ekor/M2
untuk mendapatkan induk udang vaname yang • Dibutuhkan 2 petak pembesaran calon
mempunyai performa pertumbuhan yang cepat induk, 1 petak dengan teknologi NB/
dan sehat rubber diffuser + kincir dan 1 petak
dengan teknologi kincir
1.3. Sasaran • Seleksi dilakukan jika melebihi carrying
Sedangkan sasaran yang ingin dicapai capacity (1 - 1,5 kg per M2 atau untuk
petakan 900 M2 carrying capacity 900-
adalah dapat memproduksi induk udang
1350 kg)
vaname secara massal dengan performa • Setelah berat individu mencapai 30-35
pertumbuhan yang cepat dan sehat. gram, dilakukan seleksi jantan dan betina
serta performa tubuh
II. METODOLOGI • Calon induk hasil seleksi dipelihara pada
bak beton secara terpisah jantan dan
2.1. Alat dan Bahan betina, dibutuhkan 4 bak
Kegiatan ini menggunakan peralatan dan • Dibesarkan sampai ukuran 35 gram untuk
bahan-bahan sebagai berikut : jantan dan 40 gram untuk betina, dengan
• Peralatan : 1 bakan tambak dengan pemberian pakan berprotein tinggi (pakan
instalasi rubber diffuser + kincir dan 1 EP) dan multivitamin
tambak dengan instalasi kincir, serta • Digunakan sebagai induk populasi dasar
peralatan pendukung lainnya pertumbuhan selanjutnya
• Benih glondongan calon induk udang
c. Parameter pengamatan
vaname
• Pertumbuhan calon induk: panjang,
• Pakan Pembesaran
bobot, ADG
• Probiotik, molase
• Deteksi virus: IHHNV, TSV, IMNV, WSSV,
• Vita mineral, progold
EHP dengan metode PCR.
2.2. Metode Kerja III. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Penyiapan benih galur pertumbuhan di NBC
• 300 pasang induk dari sumber tertentu (A) Perekayasaan ini dilakukan dengan
dikondisikan tenang dan diberi pakan menggunakan 1 petak yang dilengkapi dengan
segar (cacing, tiram), dipelihara secara micro rubber diffuser (bak A) dan 1 petak kontrol
terpisah jantan dan betina menggunakan kincir secara penuh
• Dilakukan ablasi, dalam waktu ± 1 minggu (petak B).
induk mulai matang telur Perekayasaan ini dimulai saat penebaran
• Setelah matang telur massal (minimal 10 Pl 24 ke masing masing bakan pada tanggal 18
ekor MT/hari), diambil induk MT ± 30 ekor September 2018 sampai 30 November 2018
selama 3 hari berturut-turut, dikawinkan selama kurang lebih 70 hari pemeliharaan.
dan dipijahkan Pelaksanaannya dilakukan di Tambak
• Naupli dipelihara di bak terpisah untuk 3 Multiplication Broodstock Center Udang
hari tersebut (1 hari 1 bak larva), naupli
yang dipelihara yang kualitasnya bagus
No. 14 Tahun 2019 PENGGUNAAN RUBBER DIFFUSER PADA PEMBESARAN 18
CALON INDUK UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei)

Tabel 1. Data Tebaran pada Petak A dan B


Tanggal tebar 24- Juli-2018 DOC 1 di pendederan
Densitas 170.000/m2 Luas 1800-2800 m2
PL tebar PL 24 Pendederan 14 hari
Bak tebar MBC A-B
Biomas panen 2.47 – 3.25 kg/m3

Tabel 2. MBW (g), FR (%) dan ADG (g/day) Calon Induk Vaname Selama Pemeliharaan
A B
Luas (m2) 2300 1800
DOC 80 80
Total tebar (ekor) 400.000 300.000
MBW (g) 20.05 17.6
SR (%) 93.63 84.25
ADG (g/d) 0,25 0,22
FCR 1.12 1.24
Tonase (kg) 7.483 4.448
Produktivitas (kg/m3) 3.25 2.47

Gambar 1. Fluktuasi DO Petakan Selama Pemeliharaan

Vanamei IPU Gelung di situbondo. Penelitian ini Broodstock Center Udang Vanamei IPU Gelung
didukung 2 petak pemeliharaan dengan 1.43 kg/m3.
kapasitas masing-masing bak 900 ton serta Berasarkan Gambar 1. diketahui bahwa
dilengkapi dengan fasilitas tandon, kincir, dan pertumbuhan berat cenderung meningkat dari
sumur bor. hari ke-1 hingga hari ke-70 dengan titik
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa pertumbuhan sigmoid pada hari ke-43 hingga
pada perlakuan menggunakan micro rubber 50. Hal ini karena pada hari tersebut dilakukan
pada Bak A padat tebar awal sebanyak 150.000 proses seleksi/ penjarangan kepadatan.
ekor/bak (160 ekor/m2) pada PL 24 dan rataan Berdasarkan Gambar 1 juga diketahui bahwa
kelangsungan hidup pada akhir/panen sebesar Rataan pertumbuhan harian cenderung stabil
93.63% atau 140.000 ekor atau biomas panen pada kisaran 0.14 - 0.18 selama pemeliharaan
1.290 kg. Sehingga diketahui bahwa kapasitas dan cenderung tinggi pada titik penjarangan
daya dukung sistem micro rubber diffuser sebagaimana besaran bobot.
tersebut pada tambak Unit Multiplication
19 PRABOWO, ET AL. Jurnal Perkeyasaan Budidaya Air Payau dan Laut
Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo. © 2019.

Tabel 3. Hasil Rataan Pemeriksaan Kualitas Air


Hasil
No Parameter Satuan Kisaran Opt Metode Uji
A B
1 pH - 7.64-8.25 7.80-8.20 7,5 – 8,5 SNI 06-6989.11-2004
2 Salinitas ‰ 32-34 32-34 20 - 32 Refraktometerik
3 TAN mg/L 0.15-0.84 0.12-0.64 - SNI 19-6964.3-2003
4 Alkalinitas mg/L 42-123 42-123 120 - 160 Titrimetrik
5 Bahan Organik Mg/L 102-170 92-180 < 55 Titrimetrik

Tabel 4. Hasil Rataan Pemeriksaan Bakteri dan Virus


Hasil
No Parameter Satuan Kisaran Opt Metode Uji
A B
1 Total Bakteri CFU/mL 1.9x1010 1.7x1010 - IKM/5.4.5/BBAP-S
2 Total Vibrio CFU/mL 2.0x103 1.8x103 4,4 x 104 IKM/5.4.6/BBAP-S
3 TSV - Negatif Negatif - PCR
4 WSSV - Negatif Negatif - PCR
5 IHHNV - Negatif Negatif - PCR
6 IMNV - Negatif Negatif - PCR

Sedangkan beradasarkan Grafik 2, Kandungan bahan organik sebaliknya


diketahui bahwa alat micro ruber diffuser bekerja cenderung menaik terutama seiring
sesuai harapan terbukti dari nilai DO yang lebih pertumbuhan populasi bakteri di perairan hingga
tinggi di Bak A dengan rerata 6.65 ppm minggu ke 4 mencapai 1013 cfu/ml dan
dibandingkan bakan lainnya yang berfluktuasi di cenderung stabil sesudahnya pada kisaran 10 10
kisaran 5.20-6.90 ppm. cfu/ml. Berdasarkan hasil pemeriksaan PCR
Jika melihat pada hasil pemeriksaan diketahui bahwa kandidat induk di Unit Tambak
kualitas air diketahui bahwa nilai pH tetap pada Multiplikasi IPU Gelung bebas WSSV, TSV,
kisaran normal 7.64-8.25, salinitas pada kisaran IHHNV.
optimal 32-34 ppt, total ammonia 0.15-0.84 ppm, Berasarkan Tabel 2. diketahui bahwa
dan bahan organik pada kisaran 102-170 ppm. performa pertumbuhan petak B cenderung lebih
Nilai alkalinitas pada awal pemeliharaan relatif rendah dibanding bak A, dengan MBW sebesar
tinggi pada kisaran 42-123 ppm namun 17.6 g. Nilai ADG bak B 0.22 relatif lebih rendah
cenderung menurun hingga 42 ppm pada dibanding dengan bak A sebesar 0.25 g/hari.
minggu ke-3 sehingga dilakukan penambahan Nilai produktivitas bak B 2.47 kg/m3 juga relatif
kapur pertanian secara berkala untuk menjaga lebih rendah dibanding dengan bak A sebesar
alkalinitas pada kisaran optimum 120 ppm. Nilai 3.25 kg/m3.
alkalinitas juga dijaga dengan penambahan
salinitas pada air pemeliharaan sekaligus IV. KESIMPULAN DAN SARAN
membentuk salinitas pada kisaran 30-32 ppt. Hal
ini dilakukan karena alkalinitas air tawar
4.1. Kesimpulan
cenderung lebih tinggi dibanding air laut
sekaligus pula menyesuaikan salinitas dengan Berdasarkan data diketahui bahwa pada
tekanan osmosis udang putih pada kisaran 24 pemeliharaan calon induk udang vanamei
ppt. Nilai total ammonia cenderung naik hingga dengan mengunakan rubber diffuser di tambak
nilai 0.64 ppm pada minggu ke-3 kemudian menunjukkan performa pertumbuhan selama 65
cenderung menurun kembali sesudahnya. Hal
hari yang masih standar : nilai pertumbuhan
ini dimungkinkan karena pada awal
pemeliharaan jumlah limbah, feses dan pakan harian (ADG) 0.25 g/hr, bobot akhir 20 g, SR
yang tidak termakan cenderung larut bersama akhir 93.3%.
dengan air tanpa pemanfaatan oleh bakteri.
Namun sebaliknya, setelah minggu ke-3 seiring 4.2. Saran
kepadatan total bakteri yang mencapai 1.9x10 10
Beberapa saran yang dihasilkan dari
cfu/ml maka nilai total ammonia cenderung
menurun dan terbuang melalui proses perekayasaan ini , antara lain :
sedimentasi di central drain dan sipon.
No. 14 Tahun 2019 PENGGUNAAN RUBBER DIFFUSER PADA PEMBESARAN 20
CALON INDUK UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei)

1. Perlu penguatan sistem biosekuriti di Rochim, A. 2016. Ragam Teknik Aerasi Kolam
tambak produsen calon induk udang; dan Tambak, Paddlewheel Aerator vs
2. Perlu dilakukan pengulangan untuk Jet Aerator. Dipublikasikan pada Rubrik
memperoleh data yang akurat dan sahih; Peralatan dalam Majalah Info Akuakultur
3. Perlu dilakukan tes PCR dan uji ketahanan Edisi Desember 2015
benur calon induk sebelum ditebar di SNI 8037.1 : 2014. Udang vaname (Litopenaeus
tambak. vannamei, Boone 1931) Bagian 1 :
Produksi Induk Model Indoor.
T. Budiardi, T. Batara dan D. Wahjuningrum.
DAFTAR PUSTAKA 2005. Tingkat Konsumsi Oksigen Udang Vaname
(Litopenaeus vannamei) Dan Model
Pengelolaan Oksigen Pada Tambak
Anonim. 2017. Bong Tiro : Menjajagi Intensif. Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (1):
Penggunaan Benur Besar. Trobos Aqua, 89–96 (2005)
Media Agribisnis Kelautan dan Perikanan. Wyban, J. A dan J. N Sweeney.1991 Intensif
Boyd, C.E. 1990. Water Quality in Ponds for Shrimp Production Technology. Honolulu,
Aquaculture. Alabama Agricultural hawaii, USA 96825. 158 hlm.
Experiment Station, Auburn University.
Elovaara, A.K. 2001. Shrimp Farming Manual.
Practical Technology For Intensive
Commercial Shrimp Production. United
States Of America, 2001. Chapter 4 hal 1 -
40Hopkins, J.S., Hamilton, R.D., Sandifer,
P.S., Browdy, C.L., Stokes, A.D., 1993.
Effect of water exchange rate on
production, water quality, effluent
characteristics and nitrogen budgets of
intensive shrimp ponds. J. World Aquac.
Soc. 24 (3), 304–320.

Anda mungkin juga menyukai