Kapal tangker ini menabrak karang dan tenggelam, sebagian muatannya bocor ke laut. Dalam
upaya pembersihan, biasanya dipasang barikade mengambang dan pengerahan kapal kecil,
untuk menyedot bocoran minyak dari permukaan. Tapi solusi ini jauh dari sempurna.
Ahli osenaografi Vassilios Mamaloukas-Fragoulis mengungkapkan kendalanya:
"Teknologinya punya keterbatasan. Kelemahan utamanya adalah bahwa perimeter
mengambang tidak dapat mencegah sejumlah kebocoran minyak. Selalu ada sejumlah kecil
minyak yang tidak dapat dilenyapkan dengan menggunakan metode mekanis, jadi film tipis
minyak tetap ada."
Penguraian organik amat lambat
"Target utama proyek riset kami adalah menemukan teknologi baru, untuk meningkatkan bio-
degradasi alami yang dimiliki mikroba laut. Kami mencapai target itu, dengan rangkaian
langkah yang memberikan mikroba semua hal yang diperlukan, agar memakan minyak lebih
cepat", papar Nicolas Kalogerakis, Profesor teknik biokimia di Technical University of Crete:
Bakteri pemakan minyak tidak perlu diciptakan, karena biasanya muncul di laut dimanapun
ada kebocoran minyak. Tapi para ilmuwan ingin membantu bakteri ini tumbuh dan
bereproduksi lebih cepat.
"Caranya, kami mengambil sampel air yang tercemar dari laut dan di laboratorium
membudidayakan bakteri dari air itu. Jika kami sudah menumbuhkan biomassa besar bakteri
pemakan minyak, kami semprotkan kembali ke cemaran minyak. Dengan itu kami
mempercepat proses alami dari pembersihan diri laut", papar pakar mikrobiologi laut Michail
Yakimov
Untuk merangsang rasa lapar bakteri pada minyak, para peneliti menambahkan fosfor dan
nitrogen ke dalam campuran. Mereka menemukan partikel cerdas baru, yang melepas nutrisi
dengan tepat jika diperlukan di laut yang tercemar.
Bakteri memakan minyak, plankton makan bakterinya, dan dengan begitu rantai makanan di
laut berlanjut. Cara alami membersihkan bocoran minyak ini, dalam waktu dekat akan
digunakan dalam skala besar untuk membantu menangani bencana lingkungan.
as/vlz(DW Inovator)