PENDAHULUAN
Setiap makhluk hidup memiliki kemampuan untuk bergerak. Salah satu bagian tubuh
yang berfungsi sebagai alat gerak adalah otot. Otot merupakan jaringan yang terbentuk dari
sekumpulan sel-sel yang dapatmelakukan semua gerakan tubuh dengan kontraksi sebagai
tugas utama. Kontraksi terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi
terjadi jika otot sedang beristiraha (Lesmana, 2013).
Jaringan otot tersusun atas sel-sel otot yang bertugas menggerakkan berbagai bagian
tubuh. Jaringan otot mempunyai kemampuan untuk berkontraksi karena sel-sel otot
mengandung protein kontraksi yangmemanjang dan mengandung serabut-serabut halus yang
disebut miofibril.Miofibril terdiri atas protein miosin dan aktin. Otot berfungsi dengan
normal jika antara sistem syaraf, spinal cord, dan otot terhubung secara utuh dan bekerja
dengan baik (Halimah, 2007).
Sel-sel otot memiliki sifat khusus yang tidak dimiliki oleh sel-sel lainyaitu sifat
ekstensibilitas dan elastisitas. Ekstensibilitas artinya sel-sel otot dapat meregang memanjang
sampai batas tertentu apabila diberikan gaya beban tarikan. Elastisitas merupakan
kemampuan sel-sel otot untuk kembali kepada posisi normal atau semula apabila beban yang
telah diberikan, dihilangkan (Campbell, 2002). Berdasarkan uraian tersebut maka perlu
diadakan praktikum ekstensibilitas dan elastisitas otot.
2.1 Otot
Otot merupakan bagian tubuh yang digunakan sebagai alat gerak pada makhluk hidup.
Otot terbentuk dari kumpulan sel yang bisa melaksanakan semua gerakan tubuh. Otot
merupakan salah satu dari jaringan dasar tubuh. Otot tersusun atas sel tipis dan memanjang,
yang dapat mengubah energi tersimpan pada glukosa dan lemak menjadi gerakan panas.
Berkas sel yang memanjang disebut miofiber. Pada miofiber ini terdapat ribuan serat halus
yang disebut miofibril. Suatu otot rangka mengandung sejumlah besar serat otot. Setiap serat
dibungkus suatu jaringan ikat halus yang disebut endomysium. Seberkas kecil serat
dibungkus dalam perimysium, dan otot keseluruhan dalam epimysium (Brooker, 2008).
Jaringan otot dapat mencapai 40% sampai 50% berat tubuh. Otot adalah alat gerak
aktif karena memiliki kemampuan kontraksi apabila mendapat rangsangan. Rangsangan di
otot ini bisa berupa rangsangan mekanik, misalnya karena suhu dingin dan panas, pijatan, dan
rangsangan kimia asam basa. Otot dapat memendek bila berkontraksi dan memanjang bila
relaksasi. Kontraksi berlangsung saat otot melaksanakan kegiatan, dan relaksasi apabila otot
dalam keadaan istirahat. (Ville et.all, 1988).
Halimah, A., 2007, Beda Pengaruh Antara Microwave Diathermy, Transverse Friction
dan Mills Manipulasi Dengan Microwave Diathermy dan Transverse Friction
Terhadap Penurunan Nyeri Akibat Tennis Elbow Tipe II, Jurnal Fisioterapi Indonusa,
VII (2), 122.
Lesmana, S. I. 2013. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Terhadap Kekuatan dan
Daya Tahan Otot Biceps Brachialis Ditinjau dari Perbedaan Gender. Jurnal Fisioterapi
Indonusa.2(1).
Brooker, C. (2008). Ensiklopedia Keperwatan. Jakarta: EGC.
Campbell, N. A. (2002). Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga Faustine.
2009. Efek Neuroterapi. Jakarta: UI Press.
Sulistyo, W. (2010). Pengaruh Latihan Half Squat dan Latihan Quarter Squat pada
Kecepatan Tendangan dan Daya Ledak Otot Tungkai. Surakarta: UNS Press.
Ville, C.A.,F, W. Warren and R.D Barnes. 1988. General Biology. New York:
Saunders Company.
Wangko, S. (2014). Jaringan Otot Rangka Sistem Membran dan Struktur Halus Unit
Kontraktil. Jurnal Biomedik, Vol 6(3): 27-32.
Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.