Integumen merupakan suatu system yang sangat bervariasi.
padanya terdapat sejumlah
organ ataupun struktur tertentu dengan fungsi yang bermacam-macam. Sistem integumen dapat dianggap terdiri dari kulit dan derivat-derivatnya. Gigi pada ikan hiu, scute, keel dan beberapa tulang tengkorak pada ikan merupakan modifikasi dari sisik. Sistem integmen terbagi menjadi enam, yaitu: kulit, lendir, sisik, pewarnaan, organ cahaya dan kelenjar racun(Burhanuddin,2014). Hewan vertebrata terdiri dari beberapa lapisan dan dua lapisan utama. Lapisan luar disebut epidermis dan lapisan dalam disebut dermus. Lapisan epidermis pada ikan selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan oleh sel-sel yang terbentuk piala yang terdapat diseluruh permukaan tubuhnya. Epidermis merupakan bagain tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungannya dansistem somatis. Lapisan tersebut merupakan lapisan pelindung yang menjagkualintas air dan zat-zat yang terlarut didalamnya secara bebas (Lagler,1997). Dermis adalah lapisan yang didalamnya terkandung pembuluh darah, sarafdan jaringan pengikat memiliki struktur yang lebih tebal dengan sel-sel susunanyalebih kompak dari pada epidermis. Derivat-derivat ikan dibentuk pada lapisan tersebut. Lapisan dermis berperan dalam pembentukan sisik pada ikan yang bersisik dan derivat-derivat kulit lainnya.Ikan yang tidak bersisik memproduksi lendir yang lebih dari tebal dibandingkan ikan bersisik. Ketebalan lendir dipengaruhi oleh kegiatan selkelenjar yang berbentuk piala yang terletak didalam epidermis. Kelenjar tersebutakan memproduksi lendir lebih banyak saat ikan berusaha melepaskan diri dari bahaya dibandingkan pada saaat keadaan normal. Lendir berfungsi untuk mengurangi gesekan dengan air supaya dapat berenang dengan lebih cepat, mencegah infeksi dan menutup luka. Lendir juga berperan dalam proses osmoregulasi sebagai lapisan semipermeable yang mencegah keluar maasuknya air melalui kulit. Beberapa ikan menggunakan lendirnya untuk melindungi telur dari gangguan luar, misalnya dari genusTrichogaster(Cailliet,1979). Sisik ikan tersusun seperti genting, dimana satusisik menutupi sebagiansisik dibelakangnya. Bagian sisik yang tampak dari luar yaitu yang tidak tertutup oleh sisik lain disebut bagian terbuka, sedangkan bagian yang tidak tampak karena tertutup sisik didepannya disebut bagian tertutup. Bagian yang tampak bagian dariluar tersebut adalah bagian posterior, pada bagian ini terdapat butir-butir zatwarna (pigmen, kromatofor) sedangkan bagian yang menempel pada kulit(anterior) tidak mempunyai pigmen (Amansya, 2009). Bentuk ukuran dan jumlah sisik ikan memberikan gambaran bagaimana kehidupan ikan tersebut. Berdasarkan bentuk bahan yang terkandung didalamsisik ikan dapat dibedakan menjadi lima jenis yaitu: placoid, cosmoid, ganoid, cycloid, dan, ctenoid. Ikan lele (Clarias gariepinus) adalah sejenis ikan yang hidupnya di air tawar. tubuhnya yang licin agak pipih memanjang yang dilengkapi dengan sungut disekitar bagian mulutnya berfungsi untuk bergerak di air yang gelap. Lele juga memiliki alat pernafasan tambahan berupa modifikasi dari busur insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam pada sirip-sirip dadanya. Lele mudah dikenali, susunan morfologi dan anatominya selain itu mudah didapatkan (Radiopoetro, 1997). Sistem reproduksi pada ikan lele jantan dan ikan lele betina berbeda. Ikan lele jantan terdapat sepasang testis dan pada bagian luar tampak klasper yang bentuknya meruncing berwarna merah dan merupakan alat kelamin yang berfungsi untuk menyalurkan sperma keluar tubuh. Ikan lele betina pada bagian tubuhnya terdapat ovarium yang berisi butiran-butiran telur yang akan dikeuarkan pada saat waktunya untuk bereproduksi. Ikan lele melakukan fertilisasi eksternal, jadi ikan jantan membuahi telur diluar tubuh induk. Perbedaan ikan lele jantan dan ikan lele betina yaitu pada ikan lele jantan terdapat alat kelamin yang terletak di dekat anusnya, berwarna cerah dan meruncing (klasper), sedangkan alat kelamin ikan lele betina tampak membulat (Kriswantoro, 1986). Tubuh ikan lele tidak memiliki sisik, memiliki kulit berlendir, mempunyai pigmen hitam yang dapat berubah menjadi pucat apabila terkena cahaya matahari, tampak pula alat keseimbangan yang berupa gurat sisi dibagian tengah sisi trunchusnya. Ikan lele mempunyai sirip punggung dan sirip dubur yang memanjang sampai ke pangkal ekor namun tidak menyatu dengan sirip ekor, mempunyai senjata berupa patil atau taji untuk melindungi dirinya dari serangan atau ancaman dari luar yang membahayakan, panjang maksimum mencapai 400 mm. Ikan lele mempunyai sirip punggung (dorsal fin), sirip dubur (anal fin) dan sirip ekor (caudal fin) yang disebut ekor tidak berpasangan. Sirip dada (pectoral fin) dan sirip perut (abdominal fin) disebut sirip berpasangan. Ikan lele tidak mempunyai gelembung renang (vesica metatoria) yang merupakan alat keseimbangan naik turun dalam air, hal ini dikarenakan ikan lele lebih sering berada didasar perairan (lumpur) (Jasin, 1989). Sistem pencernan pada ikan lele (Clarias gariepinus) dimulai dari mulut, rongga mulut, faring, oesophagus, lambung, pilrus, usus, rectum dan anus. Struktur anatomi mulut ikan lele erat kaitannya dengan caranya mendapatkan makanan. Sungut terdapat disekitar mulut lele yang berperan sebagai alat peraba atau pendeteksi makanan dan ini terdapat pada ikan yang aktif mencari makan pada malam hari (nokturnal). Rongga mulut pada ikan lele diselaputi oleh sel-sel penghasil lendir yang mempermudah jalannya makanan ke segmen berikutnya. Rongga mulut ikan lele juga terdapat organ pengecap yang berfungsi untuk menyeleksi makanan. Faring pada ikan berfungsi untuk menyaring makanan yang masuk, karena insang mengarah pada faring maka material bukan makanan akan dibuang melalui celah insang (Djuhanda, 1984).Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam- garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan keatas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan O2 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan O2. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan O2, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat punggung (Djuhanda, 1984). Sistem ekskresi organ utamanya adalah ginjal. Urin yang dihasilkan ginjal, disalurkan melalui ureter yang berjalan di pinggiran rongga-rongga abdomen sebelah dorsal menuju ke belakang. Ureter yang kiri dan yang kanan bertemu di bagian belakang menjadi kantong urin dan dari urin dikeluarkan melalui uretra yang bermuara di porus urogenitalis (Kriswantoro,1986). The bigeye kakap ( Lutjanus Lutjanus ), juga dikenal sebagai Seaperch bigeye , red laut berjajar kakap , emas kakap bergaris , kakap merah , kakap kuning , atau hanya kakap , adalah spesies laut ikan pari-bersirip , kakap sebuah milik keluarga Lutjanidae . Ini berasal dari Samudra Hindia dan Samudra Pasifik bagian barat . Merupakan jenis spesies dari genus Lutjanus. Ikan kakap mata besar memiliki bentuk tubuh yang fusiform , ramping yang memiliki panjang standar yaitu 2,9 hingga 3,3 sepanjang titik-titik tubuh yang paling dalam. Ini memiliki dahi yang miring dengan lembut dan sayatan dan kenop preopercular dikembangkan dengan lemah. Gigi vomerine diatur dalam bentuk segitiga dengan ekstensi ke belakang tengah dan lidah memiliki sepetak gigi seperti biji-bijian. The sirip punggung memiliki 10-12 duri dan 12 jari lunak sedangkan sirip anal berisi 3 duri dan 8 sinar lembut. Bagian belakang sirip punggung dan sirip anal memiliki profil sudut, yang sirip dada memiliki 16-17 sinar dan sirip ekor yaitu truncate atau lemah emarginate. Ikan ini mencapai panjang total maksimum 35 cm (14 in). Punggung atas berwarna coklat keemasan dengan sisi putih keperakan dengan garis coklat sampai kuning yang membentang dari moncong ke pangkal ekor punggung . Ini memiliki garis emas miring di atas garis lateral dan garis horizontal di bawahnya. Sirip punggung, dubur, dan ekor berwarna kuning cerah. Ikan kuweh atau malabar trevally Masuk kedalam famili Carangidae, Hidup di Terumbu karang dan berbatu, kedalaman 20–140 m; sisik tebal di pangkal ekor, tubuh lebar, bentuk kepala bersudut dan langsung sampai tengkuk, daerah tanpa sisik pada dada memanjang sampai tepat di atas-dasar sirip dada, 20–23 jari lunak sirip punggung, lidah coklat keabu-abuan; Indo–Pasifik Barat; sampai 28cm.
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda,T. 1984. Analisa Struktur Vertebratae Jilid I. Bandung: Americo.
Jasin. 1989. Sistematika Hewan vertebrata dan invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya. Kriswantoro, M. 1986. MengenalIkan Air Tawar. Jakarta: Karya Bani. Radiopoetro. 1997. Zoologi. Jakarta: Erlangga. White, WT, P., R. Last., Dharmadi., R. Faizah., U. Chodrijah., BI Prisantoso., JJ Pogonoski., M. Puckridge., SJM Blaber. 2013. Pasar Ikan Indonesia. Pusat Penelitian Pertanian Internasional Australia. Pustaka Utama Burhanuddin, Prof Andi Iqbal, M. Fish,. Sc., Ph.D. 2014. Ikhtiologi dan Segala Aspek Kehidupannya . Yogyakarta: Deepublish Cailliet. A. 1979. Readings in Ichthyolog . New Delhi: Prentice-Hall of India Lagler, N. 1997. Ichthyology. Second edition . New York: Jhon Wiley & Sons