ARITMATIKA
.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Dosen Pengampu :
Dr. Somakim, M.Pd.
Vina Amilia Suganda, M.Pd.
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... 1
DAFTAR ISI....................................................................................................................4
BAB 1..............................................................................................................................5
PENDAHULUAN............................................................................................................ 5
A. Latar Belakang...................................................................................................... 5
B. Rumusan masalah.................................................................................................. 6
C. Tujuan.................................................................................................................. 6
BAB II............................................................................................................................. 7
PEMBAHASAN.............................................................................................................. 7
A. Pembelajaran Faktor Dan Faktor Persekutuan.......................................................7
B. Pembelajaran Bilangan Prima Dan Faktorisasi Prima.......................................... 13
C. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)...............................................................17
D. Faktor persekutuan terbesar (FPB)..................................................................... 20
BAB III.......................................................................................................................... 29
PENUTUP..................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................30
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sangat penting dan banyak
kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai mata pelajaran inti, matematika
diberikan mulai dari pendidikan dasar SD/MI sampai pada perguruan tinggi. Salah
satu materi yang menjadi dasar matematika sekolah adalah bilangan, pemahaman
yang baik tentang konsep bilangan akan sangat membantu dalam memahami konsep-
konsep yang lain, seperti pada materi KPK dan FPB yang merupakan materi yang
diajarkan dari tingkat SD sampai SMP dan banyak digunakan untuk memahami
konsep matematika SMA. Konsep faktor, kelipatan, KPK dan FPB di jenjang SD dan
SMP, sering kali disajikan sangat mendasar, namun tidak secara utuh. Sebagai contoh
untuk menentukan KPK dan FPB cenderung menggunakan salah satu cara yaitu
konsep pohon faktor (faktorisasi prima), sementara munculnya konsep ini tidak dikaji
secara utuh atau melupakan materi prasyaratnya yaitu konsep bilangan prima
sehingga metode untuk menentukan KPK dan Salah satu materi yang menjadi dasar
matematika sekolah adalah bilangan, pemahaman yang baik tentang konsep bilangan
akan sangat membantu dalam memahami konsep-konsep yang lain, seperti pada
materi KPK dan FPB yang merupakan materi yang diajarkan dari tingkat SD sampai
SMP dan banyak digunakan untuk memahami konsep matematika SMA. Konsep
faktor, kelipatan, KPK dan FPB di jenjang SD dan SMP, sering kali disajikan sangat
mendasar, namun tidak secara utuh. Sebagai contoh untuk menentukan KPK dan FPB
cenderung menggunakan salah satu cara yaitu konsep pohon faktor (faktorisasi
prima).
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana cara menentukan Faktor Persekutuan Terbesar dan Kelipatan
Persekutuan Terkecil ?
2. Apa saja sifat – sifat dari Faktor Persekutuan Terbesar dan Kelipatan
Persekutuan Terkecil ?
C. Tujuan
1. Mengetahui cara menentukan Faktor Persekutuan Terbesar dan Kelipatan
Persekutuan Terkecil.
2. Mengetahui sifat – sifat dari Faktor Persekutuan Terbesar dan Kelipatan
Persekutuan Terkecil.
BAB II
PEMBAHASAN
Cara alternatif 1
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Gambar 1.2 tersebut di atas menunjukkan bentuk perkalian dari 2 × 12 = 24
Cara alternatif 3
Gambar 1.3
Gambar 1.3 di atas menunjukkan bentuk perkalian dari 3 × 8 = 24
Cara alternatif 4
Gambar 1.4
Gambar 1.4 di atas menunjukkan bentuk perkalian dari 4 × 6 = 24
24 = 1 × 24
=24 × 1
24 = 2 × 12
= 12 × 2
24 = 3 × 8
=8 × 3
24 = 4 × 6
= 6×4
Dari hasil kegiatan tersebut, siswa ditanya hubungan apa yang diperoleh antara
bentuk perkalian dan hasilnya? Ternyata jika 24 dibagi 1 ataupun 24 dibagi 24, maka
tidak akan ada sisa. Dapat dikatakan bahwa 24 terbagi habis oleh 1 dan 24. Maka 1
dan 24 disebut faktor dari 24.
Jadi 24 dapat ditunjukkan sebagai bentuk perkalian dari dua bilangan dan
keduanya merupakan faktor dari 24. Sebagai contoh 1 × 24 = 24, maka 1 dan 24
adalah faktor dari 24. Diharapkan siswa dapat mengisikan bentuk perkalian dan
faktor-faktornya pada tabel berikut.
2 × 12 2 dan 12
3× 8 3 dan 8
4× 6 4 dan 6
6× 4 6 dan 4
8× 3 8 dan 3
12 × 2 12 dan 2
24 × 1 24 dan 1
Perhatikan bahwa kolom pertama dan kedua pada tabel di atas menunjukkan
perkalian dua bilangan dengan hasil seperti pada baris paling atas
Dari tabel tersebut kita dapat mendata faktor dari 24, yaitu: 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12,
dan 24. Siswa hendaknya dapat memverifikasi bahwa bilangan antara 1 dan 24 selain
1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24 bukan merupakan faktor dari 24 karena tidak membagi
habis 24.
Setelah siswa paham dengan contoh di atas, maka cobalah siswa diminta
untuk menyelesaikan masalah di awal kegiatan, yaitu masalah tentang formasi
marching band. Pada kegiatan ini guru sebaiknya tidak hanya menanyakan kepada
siswa tentang hasilnya saja, namun juga menanyakan bagaimana cara memperoleh
hasilnya. Dalam hal ini siswa bebas mengemukakan cara mereka masing-masing.
Alternatif jawabannya adalah sebagai berikut.
18 = 1 × 18
18 = 2 × 9
18 = 3 × 6
2. Faktor Persekutuan
Masalah kelompok baris berbaris Anggota pramuka kelas V dan VI
SD ”Sukamaju” mengadakan Persami (Perkemahan Sabtu Minggu). Anggota dari
siswa kelas V sebanyak 48 orang dan dari kelas VI sebanyak 40 orang. Untuk acara
baris- berbaris, anggota pramuka itu harus dibagi dalam beberapa kelompok. Tiap
kelompok merupakan campuran siswa dari kelas V dan kelas VI dengan jumlah
anggota kelompok yang sama. Berapa kemungkinan kelompok yang dapat disusun?
a. Menggunakan faktor
Faktor dari 40 adalah: 1, 2, 4, 5, 8, 10, 20, 40
Faktor dari 48 adalah: 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 16, 24, 48
Siswa mencermati faktor dari 40 dan 48 ternyata ada yang sama, yaitu: 1, 2,
4,dan 8. Jadi yang merupakan faktor dari kedua bilangan itu adalah: 1, 2, 4, dan 8.
Kelompok baris-berbaris yang berasal dari kelas V kemungkinannya adalah: 48, 24,
12, atau 6.
Kelompok baris-berbaris yang berasal dari kelas VI kemungkinannya adalah: 40,
20, 10, atau 5.
b. Menggunakan tabel
40
X
1 40
2 20
4 10
5 8
48
X
1 48
2 24
3 16
4 12
6 8
Dari tabel tersebut bilangan pembagi yang dapat membagi habis 40 dan 48
adalah 1, 2, 4, dan 8. Artinya 1, 2, 4, dan 8 ada di kedua tabel.
Jika dari semua siswa belum ada yang mengemukakan tentang faktor
persekutuan dua bilangan, maka guru hendaknya mengenalkan istilah tersebut
berdasarkan pada jawaban siswa. Sehingga yang merupakan faktor dari kedua
bilangan disebut sebagai faktor persekutuan dari dua bilangan. Bagaimanakah cara
membelajarkan faktor persekutuan tiga bilangan? Guru dapat membelajarkan faktor
persekutuan tiga bilangan dengan cara yang sama seperti cara membelajarkan faktor
persekutuan dua bilangan.
Apa yang dimaksud dengan faktor prima? Faktor prima adalah sebuah faktor
perkalian dari suatu bilangan dimana faktor tersebut berupa bilangan prima.
Bilangan Faktor
2 1 dan 2
3 1 dan 3
5 1 dan 5
7 1 dan 7
11 1 dan 11
13 1 dan 13
17 1 dan 17
19 1 dan 19
Coba kita data faktor-faktor dari bilangan di atas dengan menggunakan tabel
seperti di atas ini. Ternyata bilangan-bilangan itu tepat mempunyai dua faktor.
Istimewanya faktor tersebut adalah 1 dan bilangan itu sendiri.
12 3×4 3 dan 4
3× 2× 2 3 dan 2
Cara menentukan faktorisasi prima dari suatu bilangan dapat dilakukan dengan
dua cara. Misalkan: carilah faktorisasi prima dari 72.
2 36
2 36
6 6
Langkah 3: berhenti jika pada baris terakhir menunjukkan faktor-faktor prima
72
2 36
6 6
2 3 2 3
Untuk bilangan yang sama, suatu pohon faktor mungkin bias dilakukan
dengan cara yang berbeda. Namun, tiap cara harus menunjukkan faktorisasi prima
yang sama. Jadi 72=2 × 2 × 2 × 3 ×3.
72
2 36
2 18
2 9
3 3
b. Dengan pembagian
Langkah-langkah adalah sebagai berikut:
a. Bagilah 72 dengan faktor prima terkecil
b. Lakukan terus pembagian dengan faktor prima terkecil sampai anda tidak
dapat membaginya.
c. Bagilah dengan faktor prima berikutnya
d. Ulangi terus langkah-langkah di atas sampai diperoleh 1
2 72
2 36
2 18
3 9
3 3
1
Pernahkah kamu mendengar istilah kelipatan, apa pula yang dimaksud dengan
persekutuan, dan apa yang dimaksud dengan terkecil?
Penentuan KPK dari bilangan tertentu dapat dilakukan dengan berbagai cara di
antaranya adalah di bawah ini:
1. Menuliskan kelipatan dari setiap bilangan dan menentukan persekutuannya
Contoh:
Kelipatan dari 5 = 10, 15, 20, 25, 30, 35 , 40 , 45, 50, 55, 60, 65, 70, …
= 4 ∞ 3 ∞5
= 60
Jadi, KPK dari 12 dan 30 adalah 60.
Harus Kamu Ingat
Cara ini merupakan cara penentuan KPK yang lebih praktis, namun
memerlukan ketelitian. Yang harus kamu perhatikan dalam hal ini adalah ketika
melakukan perkalian angka dan pangkatnya dari hasil faktorisasi prima.
Caranya:
Hasil faktorisasi 12 = 2 ∞ 2 ∞ 3 dipangkatkan menjadi 22 ∞ 3 Hasil faktorisasi
30 = 2 ∞ 3 ∞ 5 dipangkatkan menjadi 2 ∞ 3 ∞ 5 Kalikan semua bilangan yang ada (2,3,
5) jika ada yang sama (22 dan 2) maka ambil pangkat yang paling besar ( 22 ) sehingga
KPK = 2 2 ∞ 3 ∞ 5 = 60. Jadi, KPK adalah bilangan yang sama pangkat yang terbesar.
2 28
2 14
7 7
1
2 36
2 18
3 9
2 3
3 1
Hasil dari faktorisasi prima diperoleh:
2
12 =2∞ 2∞3= 2 ∞ 3
2
28 =2∞ 2∞7= 2 ∞ 7
2 2
36 = 2∞ 2∞3∞3 = 2 ∞ 3
2 2
KPK = 2 ∞ 3 ∞7
= 4 ∞ 9 ∞7
= 252
Dalam menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari suatu bilangan dapat
dilakukan dengan dua cara berikut.
a. Dengan menentukan atau mencari semua faktor perkalian dari bilangan-
bilangan tersebut kemudian menentukan faktor terbesar yang bersekutu dari
bilangan itu.
Contoh:
Tentukan FPB dari bilangan 12 dan 36!
Jawab:
Dalam hal ini terlebih dahulu tentukan faktor perkalian semua kedua
bilangan tersebut (kamu masih ingatkan pelajaran lalu)
Faktor terbesar yang bersekutu dari 28 dan 36 adalah angka 4. Jadi, FPB dari
bilangan 28 dan 36 adalah 4
b. Dengan menentukan atau mencari faktorisasi prima dari bilangan-bilangan
tersebut kemudian menentukan FPB nya.
Contoh:
Jawab:
2 24
2 12
2 6
3 3
2 28
2 14
7 7
30 = 2 × 3 × 5 = 2 × 3 × 5
FPB = 2× 3
= 6
Adapun penjelasan lebih rinci dengan beberapa Langkah-langkahnya:
O Pembagian berhenti ketika salah satu dari 3 bilangan tidak habis dibagi
(berbeda dengan langkah menghitung KPK).
Contoh:
Caranya
48 72 96 : 2
24 36 48 : 2
12 18 24 : 2
6 9 12 : 3
2 3 4
Jadi FPBnya 2 × 2 × 2 × 3 = 24
Contoh:
Caranya
Untuk menghitung FPB pecahan desimal kita jadikan bilangan bulat lebih dulu
dengan mengalikannya dengan suatu bilangan. Kemudian hasilnya dibagi
bilangan itu.
o Kita kalikan 100, sehingga kita cari FPB dari 1.650, 45, dan 1.500
Caranya
Untuk menghitung FPB pecahan, kita jadikan pecahan itu semua menjadi
bilangan bulat dengan mengalikannya dengan suatu bilangan. Kemudian hasilnya
dibagi bilangan itu.
54 9 60 36 12
o Kita sederhanakan lebih dulu pecahan itu dari =6, 3 =17 dan51 =17
9 17
o Jadi kita cari FPB dari 102, 60, dan 12. Hasilnya adalah 6
6
o Jadi FPB yang dicari adalah 6 dibagi 17 yaitu
17
Contoh:
Hitung ukuran pita pengukur terbesar yang dapat mengukur pita yang panjangnya
1
6 m dan 7 𝑚
2
Caranya
1 15
o Kita sederhanakan lebih dulu pecahan itu yaitu 6 dan 7 =
2 2
15
o Kita kalikan 2 sehinga kita peroleh 6 × 2 = 12 dan × 2 = 15.
2
KETERBAGIAN
Definisi 1:
Suatu bilangan bulat b adalah habis dibagi oleh suatu bilangan bulat α G 0 jika ada
suatu bilangan bulat x sehingga b = 𝛼𝑥 , dapat ditulis sebagai α / b dibaca α membagi
b atau b habis dibagi α.
Catatan: istilah “membagi” di sini diartikan “membagi habis” atau “terbagi habis”
sehingga tidak ada sisa (tak bersisa)
Untuk b , maka
Contoh 1:
o 6 / 24 sebab ada bilangan x sehingga 24 = 6 . x (dimana x = 4, merupakan
hasil bagi).
B = qa + r 0≤r< 𝘢
Dimana bilangan r disebut sisa pembagian b oleh α, dan q disebut sisa hasil
bagi b oleh α.
PEMBAGI BERSAMA
Istilah pembagi bersama di tingkat sekolah dasar dan menengah lebih lazim di
kenal dengan faktor persekutuan.
Definisi 2:
Suatu bilangan bulat α disebut pembagi bersama b dan c, jika α membagi b dan
α membagi c (α ⁄b dan α /c)
Tiap bilangan bulat tak nol hanya memiliki sejumlah terbatas pembagi saja
(faktor saja), sehingga banyaknya pembagi bersama untuk b dan c hanya ada
sejumlah terbatas saja, kecuali untuk kasus b = c = 0.
Jika paling kurang satu diantara bilangan-bilangan bulat b dan c adalah tidak
nol maka yang terbesar di antara pembagi-pembagi bersamanya yang positif disebut
Pembagi Bersama Terbesar (PBT) b dan c. dapat di tulis (b,c) sebagai PBT b dan c.
Istilah Pembagi Bersama Terbesar (PBT) di SD di sebut Faktor Persekutuan
Terbesar (FPB).
Teorema 2:
Jika (b,c) = g, yaitu g PBT untuk b dan c maka berlaku “g membagi b” dan “g
membagi c”. jika ada h yang membagi b dan c, maka h ≤ g
KELIPATAN BERSAMA
Definisi 3:
Bilangan-bilangan bulat a1, a2, a3,…….,a𝑛 masing-masing tak nol, memiliki
kelipatan bersama b, jika a b untuk i = 1, 2, 3,................... ,n.
Untuk bilangan-bilangan bulat a1, a2, a3,…….,a 𝑛 masing-masing tak nol,
Kelipatan Bersama Terkecil (KBT) mereka adalah bilangan positif yang terkecil
diantara kelipatan-kelipatan bersama untuka1, a2, a3, ,a𝑛, itu.
Kita lambangkan [a1, a2] sebagai KBT a1 dan a2 dan [a1, a2, a3, , a𝑛]
sebagai KBT dari a1, a2, a3, ,a𝑛.
Teorema 3:
Jika b suatu kelipatan bersama a1, a2, a3,…….,an maka [a1, a2, a3,……., a𝑛] ⁄
b. dengan kata lain, jika h KBT untuk a1, a2, a3,……., a𝑛y a i t u h =[ a1, a2, a3,…….,
a𝑛] m a k a 0 , ± h , ± 2 h , ± 3 h , … . M e r u p a k a n k e l i p a t a n - k e l i p a t a n b e r s a m a a 1 , a2, a3, , a𝑛
Bilangan b tadi salah satu dari kelipatan-kelipatan itu.
Istilah Kelipatan Bersama Terkecil (KBT) pada jenjang SD disebut
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK).
Penggunaan Algoritma Euclides ini bisa menjadi salah satu alternatif metode
dalam menemukan FPB suatu bilangan, metode ini sangatlah mudah dan tidak terlalu
rumit. Metode ini bisa diperkenalkan di tingkat sekolah dasar dan menengah, namun
perlu diketahui kelemahan metode ini bahwa hanya dapat diberlakukan untuk dua
bilangan saja. Bagaimana kita menentukan KPK dengan cara ini? Tentunya menjadi
pertanyaan bagi setiap pembaca. Algoritma ini tidak dapat menentukan KPK tetapi
dengan bantuan Algoritma ini FPB yang sudah ditemukan dapat digunakan untuk
membantu kita dalam menentukan KPK dengan menggunakan teorema berikut.
Teorema 5:
Untuk dua bilangan bulat positif sebarang a dan b, berlaku hubungan
[a,b](a,b) = a.b
atau dengan kata lain hasil perkalian antara KPK dan FPB sama dengan hasil
perkalian kedua bilangan itu.
Terjemahan teorema ini dapat dipahami apabila FPB suatu bilangan sudah kita
ketahui, sehingga penentuan FPB lebih awal sangatlah penting. Teorema ini dapat
dinyatakan ke dalam bentuk yang berbeda yaitu KPK adalah hasil bagi antara
perkalian dua bilangan a dan b dengan FPB nya.
Dari contoh di atas, kita dapat menentukan KPK dengan menggunakan teorema
3 yaitu:
Catatan : [a,b] artinya KPK dari a dan b dan (a,b) artinya FPB dari a dan b.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bilangan prima adalah suatu bilangan yang hanya memiliki dua faktor
perkalian, yaitu bilangan 1 dan bilangan itu sendiri. Faktorisasi prima merupakan
langkah-langkah yang digunakan dalam menentukan faktor perkalian bilangan prima
dari suatu bilangan. Cara menentukan faktorisasi prima dari suatu bilangan dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu; dengan menggunakan pohon faktor dan
menggunakan tabel pembagian.
B. Saran
Cara menentukan FPB dan KPK terlihat mudah, namun memerlukan
ketelitian. Yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah ketika melakukan perkalian
angka dan pangkatnya dari hasil faktorisasi prima.
DAFTAR PUSTAKA
Pujiati, & Suharjana, A., (2011). Pembelajaran Faktor Persekutuan Terbesar dan
Kelipatan Persekutuan Terkecil di SD.
SUmber buku: bse.kemdikbud.go.id
Yuniati, S., (2012). Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (Kpk) dan Faktor
Persekutuan Terbesar (Fpb) Dengan Menggunakan Metode “Pebi”.