Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

ARITMATIKA

FPB DAN KPK

.
DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

Chintya Valensia (06131382227078) / 04


Tresya Dian Natasyah (06131382227079) / 05
Cindy Kirana Haliza (06131382227081) / 07
Silviana Herawati (06131382227987) / 13
Nia Sabrina (06131382227092) / 18

Dosen Pengampu :
Dr. Somakim, M.Pd.
Vina Amilia Suganda, M.Pd.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Palembang, 16 Maret 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... 1
DAFTAR ISI....................................................................................................................4
BAB 1..............................................................................................................................5
PENDAHULUAN............................................................................................................ 5
A. Latar Belakang...................................................................................................... 5
B. Rumusan masalah.................................................................................................. 6
C. Tujuan.................................................................................................................. 6
BAB II............................................................................................................................. 7
PEMBAHASAN.............................................................................................................. 7
A. Pembelajaran Faktor Dan Faktor Persekutuan.......................................................7
B. Pembelajaran Bilangan Prima Dan Faktorisasi Prima.......................................... 13
C. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)...............................................................17
D. Faktor persekutuan terbesar (FPB)..................................................................... 20
BAB III.......................................................................................................................... 29
PENUTUP..................................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................30
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sangat penting dan banyak
kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai mata pelajaran inti, matematika
diberikan mulai dari pendidikan dasar SD/MI sampai pada perguruan tinggi. Salah
satu materi yang menjadi dasar matematika sekolah adalah bilangan, pemahaman
yang baik tentang konsep bilangan akan sangat membantu dalam memahami konsep-
konsep yang lain, seperti pada materi KPK dan FPB yang merupakan materi yang
diajarkan dari tingkat SD sampai SMP dan banyak digunakan untuk memahami
konsep matematika SMA. Konsep faktor, kelipatan, KPK dan FPB di jenjang SD dan
SMP, sering kali disajikan sangat mendasar, namun tidak secara utuh. Sebagai contoh
untuk menentukan KPK dan FPB cenderung menggunakan salah satu cara yaitu
konsep pohon faktor (faktorisasi prima), sementara munculnya konsep ini tidak dikaji
secara utuh atau melupakan materi prasyaratnya yaitu konsep bilangan prima
sehingga metode untuk menentukan KPK dan Salah satu materi yang menjadi dasar
matematika sekolah adalah bilangan, pemahaman yang baik tentang konsep bilangan
akan sangat membantu dalam memahami konsep-konsep yang lain, seperti pada
materi KPK dan FPB yang merupakan materi yang diajarkan dari tingkat SD sampai
SMP dan banyak digunakan untuk memahami konsep matematika SMA. Konsep
faktor, kelipatan, KPK dan FPB di jenjang SD dan SMP, sering kali disajikan sangat
mendasar, namun tidak secara utuh. Sebagai contoh untuk menentukan KPK dan FPB
cenderung menggunakan salah satu cara yaitu konsep pohon faktor (faktorisasi
prima).
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana cara menentukan Faktor Persekutuan Terbesar dan Kelipatan
Persekutuan Terkecil ?
2. Apa saja sifat – sifat dari Faktor Persekutuan Terbesar dan Kelipatan
Persekutuan Terkecil ?

C. Tujuan
1. Mengetahui cara menentukan Faktor Persekutuan Terbesar dan Kelipatan
Persekutuan Terkecil.
2. Mengetahui sifat – sifat dari Faktor Persekutuan Terbesar dan Kelipatan
Persekutuan Terkecil.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Faktor Dan Faktor Persekutuan

1. Faktor Suatu Bilangan


Masalah: Formasi marching band. Pemain-pemain musik dalam marching
band dapat dimungkinkan membentuk berbagai formasi baris berbaris. Jika ada 18
pemain musik dalam marching band tersebut ada berapa formasi baris berbaris (tetap
dalam parade) yang dapat mereka susun?

Kemampuan apa saja yang diperlukan untuk menyelesaikan soal tersebut?


Untuk menyelesaikan soal tersebut diperlukan kemampuan menerjemahkan situasi
dunia nyata ke dalam pengalaman matematis. Kecuali itu juga diperlukan
kemampuan mengoperasikan bilangan. Operasi hitung yang digunakan dalam
menyelesaikan soal tersebut adalah perkalian dan pembagian yang memunculkan
pembagi atau faktor.

Cara alternatif untuk menjawab pertanyaan dari seorang siswa

Cara alternatif 1

Gambar 1.1

Gambar 1.1 di atas menunjukkan bentuk perkalian dari 1 × 24 = 24


Cara alternatif 2

Gambar 1.2
Gambar 1.2 tersebut di atas menunjukkan bentuk perkalian dari 2 × 12 = 24
Cara alternatif 3

Gambar 1.3
Gambar 1.3 di atas menunjukkan bentuk perkalian dari 3 × 8 = 24

Cara alternatif 4

Gambar 1.4
Gambar 1.4 di atas menunjukkan bentuk perkalian dari 4 × 6 = 24

Ada kemungkinan siswa memperoleh bentuk persegi panjang yang sama


dengan gambar di atas, namun dalam bentuk memanjang ke bawah bukan ke
samping. Jika demikian apa yang harus dilakukan oleh guru? Dari hasil-hasil yang
diperoleh kita dapat membawa siswa untuk memahami dan mendata apa yang telah
mereka peroleh seperti berikut.

24 = 1 × 24
=24 × 1

24 = 2 × 12
= 12 × 2

24 = 3 × 8

=8 × 3

24 = 4 × 6

= 6×4
Dari hasil kegiatan tersebut, siswa ditanya hubungan apa yang diperoleh antara
bentuk perkalian dan hasilnya? Ternyata jika 24 dibagi 1 ataupun 24 dibagi 24, maka
tidak akan ada sisa. Dapat dikatakan bahwa 24 terbagi habis oleh 1 dan 24. Maka 1
dan 24 disebut faktor dari 24.

24 : 24 = 1 1 adalah faktor dari 24


24 : 1 = 24 24 adalah faktor dari 24

Jadi 24 dapat ditunjukkan sebagai bentuk perkalian dari dua bilangan dan
keduanya merupakan faktor dari 24. Sebagai contoh 1 × 24 = 24, maka 1 dan 24
adalah faktor dari 24. Diharapkan siswa dapat mengisikan bentuk perkalian dan
faktor-faktornya pada tabel berikut.

Bilangan Ekspresi bilangan sebagai Faktor dari 24


perkalian dua bilangan
24 1 × 24 1 dan 24

2 × 12 2 dan 12

3× 8 3 dan 8

4× 6 4 dan 6

6× 4 6 dan 4

8× 3 8 dan 3

12 × 2 12 dan 2

24 × 1 24 dan 1

Tabel di atas dapat disederhanakan seperti yang ditunjukkan dalam bentuk


tabel berikut.
24
X
1 24
2 12
3 8
4 6

Perhatikan bahwa kolom pertama dan kedua pada tabel di atas menunjukkan
perkalian dua bilangan dengan hasil seperti pada baris paling atas

Dari tabel tersebut kita dapat mendata faktor dari 24, yaitu: 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12,
dan 24. Siswa hendaknya dapat memverifikasi bahwa bilangan antara 1 dan 24 selain
1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24 bukan merupakan faktor dari 24 karena tidak membagi
habis 24.

Setelah siswa paham dengan contoh di atas, maka cobalah siswa diminta
untuk menyelesaikan masalah di awal kegiatan, yaitu masalah tentang formasi
marching band. Pada kegiatan ini guru sebaiknya tidak hanya menanyakan kepada
siswa tentang hasilnya saja, namun juga menanyakan bagaimana cara memperoleh
hasilnya. Dalam hal ini siswa bebas mengemukakan cara mereka masing-masing.
Alternatif jawabannya adalah sebagai berikut.

18 = 1 × 18

18 = 2 × 9

18 = 3 × 6

Jadi formasi marching band yang dimungkinkan adalah 1 × 18, 2 × 9, dan


3 × 6.
Dari beberapa contoh diharapkan siswa dapat memahami faktor. Tanyakan
kepada siswa apa yang disebut dengan faktor? Berdasarkan hasil diskusi diharapkan
siswa dapat memahami bahwa:

faktor adalah pembagi dari suatu bilangan, yaitu bilangan


yang membagi habis bilangan lain.

2. Faktor Persekutuan
Masalah kelompok baris berbaris Anggota pramuka kelas V dan VI
SD ”Sukamaju” mengadakan Persami (Perkemahan Sabtu Minggu). Anggota dari
siswa kelas V sebanyak 48 orang dan dari kelas VI sebanyak 40 orang. Untuk acara
baris- berbaris, anggota pramuka itu harus dibagi dalam beberapa kelompok. Tiap
kelompok merupakan campuran siswa dari kelas V dan kelas VI dengan jumlah
anggota kelompok yang sama. Berapa kemungkinan kelompok yang dapat disusun?

Setelah siswa mampu menerjemahkan situasi dunia nyata ke dalam


pengalaman matematis, maka diharapkan siswa dapat menyelesaikan masalah
kelompok baris berbaris di atas. Alternatif jawaban yang mungkin dari siswa antara
lain adalah sebagai berikut.

a. Menggunakan faktor
Faktor dari 40 adalah: 1, 2, 4, 5, 8, 10, 20, 40
Faktor dari 48 adalah: 1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 16, 24, 48

Siswa mencermati faktor dari 40 dan 48 ternyata ada yang sama, yaitu: 1, 2,
4,dan 8. Jadi yang merupakan faktor dari kedua bilangan itu adalah: 1, 2, 4, dan 8.
Kelompok baris-berbaris yang berasal dari kelas V kemungkinannya adalah: 48, 24,
12, atau 6.
Kelompok baris-berbaris yang berasal dari kelas VI kemungkinannya adalah: 40,
20, 10, atau 5.
b. Menggunakan tabel
40
X
1 40
2 20
4 10
5 8

48
X
1 48

2 24
3 16

4 12
6 8

Dari tabel tersebut bilangan pembagi yang dapat membagi habis 40 dan 48
adalah 1, 2, 4, dan 8. Artinya 1, 2, 4, dan 8 ada di kedua tabel.

Jadi kelompok baris-berbaris di tiap kelompok kemungkinanya adalah sebagai


berikut.
Banyak Kelompok Banyak Anggota Dari
Kelas V Kelas VI
1 48:1=48 40:1=40
2 48:2=24 40:2=20
4 48:4=12 40:4=10
8 48:8=6 40:8=5

Jika dari semua siswa belum ada yang mengemukakan tentang faktor
persekutuan dua bilangan, maka guru hendaknya mengenalkan istilah tersebut
berdasarkan pada jawaban siswa. Sehingga yang merupakan faktor dari kedua
bilangan disebut sebagai faktor persekutuan dari dua bilangan. Bagaimanakah cara
membelajarkan faktor persekutuan tiga bilangan? Guru dapat membelajarkan faktor
persekutuan tiga bilangan dengan cara yang sama seperti cara membelajarkan faktor
persekutuan dua bilangan.

Dengan beberapa contoh lainnya diharapkan siswa dapat memahami bahwa:

Faktor persekutuan dua bilangan adalah bilangan-bilangan yang


merupakan faktor dari dua bilangan tersebut. Faktor persekutuan
tiga bilangan adalah bilangan-bilangan yang merupakan faktor dari
tiga bilangan tersebut .

B. Pembelajaran Bilangan Prima Dan Faktorisasi Prima

Pernahkah kamu mendengar istilah bilangan prima? Apakah kamu dapat


menjelaskan dan memberikan contoh bilangan prima.
1. Bilangan prima
Bilangan prima adalah suatu bilangan yang hanya memiliki dua faktor
perkalian, yaitu bilangan 1 dan bilangan itu sendiri. Contoh bilangan prima adalah 2,
3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, … dan masih banyak contoh lain yang merupakan bilangan
prima. Coba kamu sebutkan bilangan yang termasuk bilangan prima dari 20 dan
seterusnya.

Apa yang dimaksud dengan faktor prima? Faktor prima adalah sebuah faktor
perkalian dari suatu bilangan dimana faktor tersebut berupa bilangan prima.

Perhatikan bilangan-bilangan 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, dan 19.


Berapakah banyaknya faktor dari bilangan tersebut?
Apa istimewa dari faktor bilangan tersebut?
Dapatkah anda mencari bilangan-bilangan lainnya yang mempunyai
banyak faktor yang sama dengan bilangan-bilangan di atas?

Bilangan Faktor
2 1 dan 2
3 1 dan 3
5 1 dan 5
7 1 dan 7
11 1 dan 11
13 1 dan 13
17 1 dan 17
19 1 dan 19

Coba kita data faktor-faktor dari bilangan di atas dengan menggunakan tabel
seperti di atas ini. Ternyata bilangan-bilangan itu tepat mempunyai dua faktor.
Istimewanya faktor tersebut adalah 1 dan bilangan itu sendiri.

Bilangan prima adalah bilangan yang hanya


mempunyai tepat dua faktor, yaitu 1 dan bilangan itu
sendiri.
2. Faktorisasi prima
Faktorisasi prima merupakan langkah-langkah yang digunakan dalam
menentukan faktor perkalian bilangan prima dari suatu bilangan.

Apakah suatu bilangan dapat dinyatakan sebagai hasil perkalian bilanganprima?


Perhatikan contoh berikut.

Bilangan Dituliskan sebagai perkalian faktor bilangan Faktor prima

12 3×4 3 dan 4

3× 2× 2 3 dan 2

Bilangan 3 adalah faktor prima, tetapi 4 bukan. Namun, 4 = 2 × 2, dan 2


merupakan faktor prima. Sehingga kita dapat menuliskan 12 = 2 × 2 × 3 dengan
faktor-faktor tersebut berurutan dari kiri ke kanan. Dapat dikatakan bahwa 12
diekspresikan dalam faktor-faktor prima dan disebut sebagai faktorisasi prima.

Cara menentukan faktorisasi prima dari suatu bilangan dapat dilakukan dengan
dua cara. Misalkan: carilah faktorisasi prima dari 72.

a. Dengan pohon faktor


Langkah 1: tulis dua bilangan yang merupakan hasil perkalian 72 seperti
berikut.
72

2 36

Langkah 2: jika mungkin lanjutkan seperti cara di atas


72

2 36
6 6
Langkah 3: berhenti jika pada baris terakhir menunjukkan faktor-faktor prima

72

2 36

6 6

2 3 2 3

Untuk bilangan yang sama, suatu pohon faktor mungkin bias dilakukan
dengan cara yang berbeda. Namun, tiap cara harus menunjukkan faktorisasi prima
yang sama. Jadi 72=2 × 2 × 2 × 3 ×3.

72

2 36

2 18

2 9

3 3
b. Dengan pembagian
Langkah-langkah adalah sebagai berikut:
a. Bagilah 72 dengan faktor prima terkecil
b. Lakukan terus pembagian dengan faktor prima terkecil sampai anda tidak
dapat membaginya.
c. Bagilah dengan faktor prima berikutnya
d. Ulangi terus langkah-langkah di atas sampai diperoleh 1

2 72
2 36
2 18
3 9
3 3
1

Jadi faktorisasi prima dari 72 adalah 2 × 2 × 2 × 3 × 3.

Faktorisasi prima adalah suatu


cara untuk menyatakan bilangan
sebagai bentuk perkalian dari
faktor-faktor prima tersebut.

C. Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

Pernahkah kamu mendengar istilah kelipatan, apa pula yang dimaksud dengan
persekutuan, dan apa yang dimaksud dengan terkecil?

Ditinjau dari namanya, istilah kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dalam


operasi hitung matematika merupakan persekutuan (kumpulan) bilangan yang sama
dan terkecil yang merupakan kelipatan dari dua buah bilangan atau lebih.

Penentuan KPK dari bilangan tertentu dapat dilakukan dengan berbagai cara di
antaranya adalah di bawah ini:
1. Menuliskan kelipatan dari setiap bilangan dan menentukan persekutuannya

Contoh:

Berapakah KPK dari bilangan 5 dan 7?


Jawab:

Kelipatan dari 5 = 10, 15, 20, 25, 30, 35 , 40 , 45, 50, 55, 60, 65, 70, …

Kelipatan dari 7 = 14, 28, 35 , 42 , 49, 56, 63, 70 , …

Dari kelipatan angka-angka di atas apakah telah nampak adanya persekutuan


bilangan? Bilangan mana yang bersekutu? Bilangan yang bersekutu adalah 35 dan 70.
Bilangan mana yang terkecil dari bilangan yang bersekutu? Bilangan terkecil dari
bilangan yang bersekutu adalah 35. Dengan demikian, jelas nampak bahwa KPK dari
bilangan 5 dan 7 adalah 35.

2. Menentukan KPK dengan menggunakan faktorisasi prima


Contoh 1 (dua bilangan)
Berapakah KPK dari bilangan 12 dan 30?
Jawab
Faktorisasi prima dari 12 dan 30
12 = 2 ∞ 2 ∞3 = 22 ∞3
30 = 2 ∞3 ∞ 5 = 2∞ 3∞ 5
KPK = 22 ∞3 ∞ 5

= 4 ∞ 3 ∞5
= 60
Jadi, KPK dari 12 dan 30 adalah 60.
Harus Kamu Ingat
Cara ini merupakan cara penentuan KPK yang lebih praktis, namun
memerlukan ketelitian. Yang harus kamu perhatikan dalam hal ini adalah ketika
melakukan perkalian angka dan pangkatnya dari hasil faktorisasi prima.
Caranya:
Hasil faktorisasi 12 = 2 ∞ 2 ∞ 3 dipangkatkan menjadi 22 ∞ 3 Hasil faktorisasi
30 = 2 ∞ 3 ∞ 5 dipangkatkan menjadi 2 ∞ 3 ∞ 5 Kalikan semua bilangan yang ada (2,3,
5) jika ada yang sama (22 dan 2) maka ambil pangkat yang paling besar ( 22 ) sehingga
KPK = 2 2 ∞ 3 ∞ 5 = 60. Jadi, KPK adalah bilangan yang sama pangkat yang terbesar.

Contoh 2 (tiga bilangan)


Tentukan KPK dari bilangan 12, 28, dan 36!
2 12
2 6
3 3
1

2 28
2 14
7 7
1

2 36

2 18

3 9

2 3

3 1
Hasil dari faktorisasi prima diperoleh:
2
12 =2∞ 2∞3= 2 ∞ 3
2
28 =2∞ 2∞7= 2 ∞ 7
2 2
36 = 2∞ 2∞3∞3 = 2 ∞ 3
2 2
KPK = 2 ∞ 3 ∞7

= 4 ∞ 9 ∞7

= 252

Jadi, KPK dari bilangan 12, 28, dan 36 adalah 252.

D. Faktor persekutuan terbesar (FPB)

Dalam menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari suatu bilangan dapat
dilakukan dengan dua cara berikut.
a. Dengan menentukan atau mencari semua faktor perkalian dari bilangan-
bilangan tersebut kemudian menentukan faktor terbesar yang bersekutu dari
bilangan itu.
Contoh:
Tentukan FPB dari bilangan 12 dan 36!

Jawab:

Dalam hal ini terlebih dahulu tentukan faktor perkalian semua kedua
bilangan tersebut (kamu masih ingatkan pelajaran lalu)

(tabel faktor perkalian bilangan ).

Faktor dari 28 = 1, 2, 4, 7, 14, 28

Faktor dari 36 = 1, 2, 3, 4, 6, 9, 12, 18, 36

Faktor terbesar yang bersekutu dari 28 dan 36 adalah angka 4. Jadi, FPB dari
bilangan 28 dan 36 adalah 4
b. Dengan menentukan atau mencari faktorisasi prima dari bilangan-bilangan
tersebut kemudian menentukan FPB nya.
Contoh:

Tentukan FPB dari bilangan 24 dan 30!

Jawab:

Faktorisasi dari 24 dan 30 adalah

2 24

2 12

2 6

3 3

2 28

2 14

7 7

Hasil dari faktorisasi prima adalah:


3
24 = 2 × 2 × 2 × 3= 2 × 3

30 = 2 × 3 × 5 = 2 × 3 × 5

FPB = 2× 3

= 6
Adapun penjelasan lebih rinci dengan beberapa Langkah-langkahnya:

o Bagi dengan bilangan prima hingga sekecil mungkin.

o Syaratnya semua bilangan harus habis dibagi.

O Pembagian berhenti ketika salah satu dari 3 bilangan tidak habis dibagi
(berbeda dengan langkah menghitung KPK).

Contoh:

Hitung FPB dari 48, 72, dan 96

Caranya

48 72 96 : 2

24 36 48 : 2

12 18 24 : 2

6 9 12 : 3

2 3 4

FPBnya adalah mengalikan pembagi bilangan prima

Jadi FPBnya 2 × 2 × 2 × 3 = 24

Contoh:

Berapa FPB dari 16,5 ; 0,45 ; dan 15

Caranya

Untuk menghitung FPB pecahan desimal kita jadikan bilangan bulat lebih dulu
dengan mengalikannya dengan suatu bilangan. Kemudian hasilnya dibagi
bilangan itu.

o Kita kalikan 100, sehingga kita cari FPB dari 1.650, 45, dan 1.500

o FPB dari 1.650, 45, dan 1.500 dapat dicari hasilnya 15


15
o FPB yang dicari adalah =0,15
100
Contoh:
54 9 36
Berapa FPB dari ,3 dan
9 17 51

Caranya

Untuk menghitung FPB pecahan, kita jadikan pecahan itu semua menjadi
bilangan bulat dengan mengalikannya dengan suatu bilangan. Kemudian hasilnya
dibagi bilangan itu.
54 9 60 36 12
o Kita sederhanakan lebih dulu pecahan itu dari =6, 3 =17 dan51 =17
9 17

o Kalikan 17 sehingga pecahan di atas menjadi bilangan bulat yaitu 6 × 17 = 102,


60 12
× 17 = 60, × 17 = 12
17 17

o Jadi kita cari FPB dari 102, 60, dan 12. Hasilnya adalah 6
6
o Jadi FPB yang dicari adalah 6 dibagi 17 yaitu
17

Contoh:

Hitung ukuran pita pengukur terbesar yang dapat mengukur pita yang panjangnya
1
6 m dan 7 𝑚
2

Caranya
1 15
o Kita sederhanakan lebih dulu pecahan itu yaitu 6 dan 7 =
2 2

15
o Kita kalikan 2 sehinga kita peroleh 6 × 2 = 12 dan × 2 = 15.
2

o Jadi kita cari FPB dari 12 dan 15 yaitu 3


3
o Jadi FPB sebenarnya adalah 3 dibagi 2 yaitu
2
3
o Ukuran pita terbesar m
2
Menentukan FPB dengan Mengunakan Algoritma Euclides pada pembahasan
ini, penulis akan membahas beberapa konsep dasar yang sering tidak dipahami secara
tuntas di jenjang SD baik oleh guru maupun oleh siswa sendiri. Beberapa materi ini
juga menjadi materi prasyarat dari konsep KPK dan FPB yang akan kita kaji
mendalam untuk menemukan beberapa metode yang tidak lazim digunakan di tingkat
sekolah dasar dan menengah.

KETERBAGIAN

Definisi 1:

Suatu bilangan bulat b adalah habis dibagi oleh suatu bilangan bulat α G 0 jika ada
suatu bilangan bulat x sehingga b = 𝛼𝑥 , dapat ditulis sebagai α / b dibaca α membagi
b atau b habis dibagi α.

Catatan: istilah “membagi” di sini diartikan “membagi habis” atau “terbagi habis”
sehingga tidak ada sisa (tak bersisa)

Untuk b , maka

o α di sebut faktor b, atau pembagi b

o b di sebut juga kelipatan α.

o x di sebut hasil bagi (untuk α 0)

Contoh 1:
o 6 / 24 sebab ada bilangan x sehingga 24 = 6 . x (dimana x = 4, merupakan
hasil bagi).

o 4 / 30 sebab tidak ada bilangan x, sehingga 30 = 4 . x (tidak ada nilai x yang


memenuhi)

Sebelum dibahas Algoritma Euclides, perlu dipahami dulu tentang algoritma


pembagian yang dituangkan dalam teorema berikut ini:

Teorema 1. Algoritma Pembagian


Untuk sebarang bilangan bulat α dan b dengan α > b, α > 0, ada bilangan bulat
q dan r sehingga:

B = qa + r 0≤r< 𝘢

jika α tidak habis membagi b, maka 0 < r < α

Dimana bilangan r disebut sisa pembagian b oleh α, dan q disebut sisa hasil
bagi b oleh α.

Algoritma adalah suatu cara memperoleh suatu hasil dengan menerapkan


berkali kali suatu operasi, sedemikian sehingga sebuah unsur yang di dapat dari satu
kali menerapkan operasi itu dipakai paling kurang satu kali dalam terapan berikutnya,
hingga diperoleh hasil yang diinginkan. Algoritma pembagian ini di tingkat sekolah
dasar dan menengah di sebut Teorema Sisa.

PEMBAGI BERSAMA

Istilah pembagi bersama di tingkat sekolah dasar dan menengah lebih lazim di
kenal dengan faktor persekutuan.

Definisi 2:

Suatu bilangan bulat α disebut pembagi bersama b dan c, jika α membagi b dan
α membagi c (α ⁄b dan α /c)

Tiap bilangan bulat tak nol hanya memiliki sejumlah terbatas pembagi saja
(faktor saja), sehingga banyaknya pembagi bersama untuk b dan c hanya ada
sejumlah terbatas saja, kecuali untuk kasus b = c = 0.

Bilangan 1 akan membagi tiap bilangan. Maka 1 merupakan pembagi bersama


dua bilangan bulat sembarang a dan b sehingga tiap pasang bilangan bulat akan selalu
memiliki pembagi bersama (faktor persekutuan).

Jika paling kurang satu diantara bilangan-bilangan bulat b dan c adalah tidak
nol maka yang terbesar di antara pembagi-pembagi bersamanya yang positif disebut
Pembagi Bersama Terbesar (PBT) b dan c. dapat di tulis (b,c) sebagai PBT b dan c.
Istilah Pembagi Bersama Terbesar (PBT) di SD di sebut Faktor Persekutuan
Terbesar (FPB).

Teorema 2:

Jika (b,c) = g, yaitu g PBT untuk b dan c maka berlaku “g membagi b” dan “g
membagi c”. jika ada h yang membagi b dan c, maka h ≤ g
KELIPATAN BERSAMA
Definisi 3:
Bilangan-bilangan bulat a1, a2, a3,…….,a𝑛 masing-masing tak nol, memiliki
kelipatan bersama b, jika a b untuk i = 1, 2, 3,................... ,n.
Untuk bilangan-bilangan bulat a1, a2, a3,…….,a 𝑛 masing-masing tak nol,
Kelipatan Bersama Terkecil (KBT) mereka adalah bilangan positif yang terkecil
diantara kelipatan-kelipatan bersama untuka1, a2, a3, ,a𝑛, itu.
Kita lambangkan [a1, a2] sebagai KBT a1 dan a2 dan [a1, a2, a3, , a𝑛]
sebagai KBT dari a1, a2, a3, ,a𝑛.

Teorema 3:

Jika b suatu kelipatan bersama a1, a2, a3,…….,an maka [a1, a2, a3,……., a𝑛] ⁄
b. dengan kata lain, jika h KBT untuk a1, a2, a3,……., a𝑛y a i t u h =[ a1, a2, a3,…….,
a𝑛] m a k a 0 , ± h , ± 2 h , ± 3 h , … . M e r u p a k a n k e l i p a t a n - k e l i p a t a n b e r s a m a a 1 , a2, a3, , a𝑛
Bilangan b tadi salah satu dari kelipatan-kelipatan itu.
Istilah Kelipatan Bersama Terkecil (KBT) pada jenjang SD disebut
Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK).

Algoritma Euclides adalah penerapan algoritma berkali-kali sampai


menghasilkan sisa yang sama dengan nol. Algoritma Euclides dapat dinyatakan
dalam Teorema berikut ini:

Teorema 4. Teorema Euclides


Jika 𝑟0, 𝑟1 ∈ Z, 𝑟0 > 𝑟1 , 𝑟1 > 0 dan dengan langkah-langkah algoritma
pembagian dibentuk suatu barisan menurun bilangan-bilangan bulat:
𝑟0, 𝑟1, 𝑟2,…, 𝑟k−1, 𝑟k, 𝑟k+1 = 0 yaitu:
𝑟0= 𝑞1𝑟1+ 𝑟2 0≤ 𝑟2< 𝑟1
𝑟1= 𝑞2𝑟2+ 𝑟3 0≤ 𝑟3< 𝑟2
⁝ ⁝
𝑟k−2 = 𝑞k−1𝑟k−1+𝑟k 0≤ 𝑟k < 𝑟k−1
𝑟k−1 = 𝑞k𝑟k+𝑟k+1 𝑟k+1= 0

Maka FPB (𝑟0,𝑟1) =𝑟k


Tentunya, penggunaan metode ini dalam menentukan FPB perlu terlebih dahulu
memahami algoritma di atas. Kesulitan yang sering muncul di SD dan SMP dengan
menggunakan metode faktorisasi prima adalah ketika bilangan itu bilangan besar.
Berikut ini akan ditunjukkan perbandingan penggunaan kedua metode dalam contoh
berikut ini:
Contoh:
Tentukan FPB dari 66 dan 50

Menggunakan Metode Menggunakan Metode


Faktorisasi Prima Algoritma Euclides

FPB dari 66 dan 50 = 2 Diberikan 𝑟0= 66 𝑑𝑎𝑛 𝑟1 = 50


berdasarkan algoritma
diatas kita dapat nyatakan
66 = (1) (50) + 16
50 = (3) (16) + 2
16 = (8) (2) + 0
FPB (66,50) = 2

Penggunaan Algoritma Euclides ini bisa menjadi salah satu alternatif metode
dalam menemukan FPB suatu bilangan, metode ini sangatlah mudah dan tidak terlalu
rumit. Metode ini bisa diperkenalkan di tingkat sekolah dasar dan menengah, namun
perlu diketahui kelemahan metode ini bahwa hanya dapat diberlakukan untuk dua
bilangan saja. Bagaimana kita menentukan KPK dengan cara ini? Tentunya menjadi
pertanyaan bagi setiap pembaca. Algoritma ini tidak dapat menentukan KPK tetapi
dengan bantuan Algoritma ini FPB yang sudah ditemukan dapat digunakan untuk
membantu kita dalam menentukan KPK dengan menggunakan teorema berikut.

Teorema 5:
Untuk dua bilangan bulat positif sebarang a dan b, berlaku hubungan
[a,b](a,b) = a.b
atau dengan kata lain hasil perkalian antara KPK dan FPB sama dengan hasil
perkalian kedua bilangan itu.
Terjemahan teorema ini dapat dipahami apabila FPB suatu bilangan sudah kita
ketahui, sehingga penentuan FPB lebih awal sangatlah penting. Teorema ini dapat
dinyatakan ke dalam bentuk yang berbeda yaitu KPK adalah hasil bagi antara
perkalian dua bilangan a dan b dengan FPB nya.
Dari contoh di atas, kita dapat menentukan KPK dengan menggunakan teorema
3 yaitu:

KPK dari 66 dan 50


Misalkan a = 66 dan b = 50
a.b = (66) (50) = 3300
(a,b) = 2 diperoleh dari contoh sebelumnya
[a,b](a,b) = a.b
[a,b] 2 = 3300
3300
[a,b] = =1650
2
Jadi KPK dari 66 dan 50 adalah 1650

Catatan : [a,b] artinya KPK dari a dan b dan (a,b) artinya FPB dari a dan b.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bilangan prima adalah suatu bilangan yang hanya memiliki dua faktor
perkalian, yaitu bilangan 1 dan bilangan itu sendiri. Faktorisasi prima merupakan
langkah-langkah yang digunakan dalam menentukan faktor perkalian bilangan prima
dari suatu bilangan. Cara menentukan faktorisasi prima dari suatu bilangan dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu; dengan menggunakan pohon faktor dan
menggunakan tabel pembagian.

Dalam menentukan faktor persekutuan terbesar (FPB) dari suatu bilangan


dapat dilakukan dengan dua cara yaitu; Dengan menentukan atau mencari semua
faktor perkalian dari bilangan-bilangan tersebut kemudian menentukan faktor terbesar
yang bersekutu dari bilangan itu. dan menentukan atau mencari faktorisasi prima dari
bilangan-bilangan tersebut kemudian menentukan FPB nya.

kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dalam operasi hitung matematika


merupakan persekutuan (kumpulan) bilangan yang sama dan terkecil yang
merupakan kelipatan dari dua buah bilangan atau lebih.

B. Saran
Cara menentukan FPB dan KPK terlihat mudah, namun memerlukan
ketelitian. Yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah ketika melakukan perkalian
angka dan pangkatnya dari hasil faktorisasi prima.
DAFTAR PUSTAKA

Pujiati, & Suharjana, A., (2011). Pembelajaran Faktor Persekutuan Terbesar dan
Kelipatan Persekutuan Terkecil di SD.
SUmber buku: bse.kemdikbud.go.id

Yuniati, S., (2012). Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (Kpk) dan Faktor
Persekutuan Terbesar (Fpb) Dengan Menggunakan Metode “Pebi”.

Anda mungkin juga menyukai