Anda di halaman 1dari 11

OBSERVASI TERSTRUKTUR DAN TIDAK TERSTRUKTUR

Disusun Oleh
Kelompok 4 :

1. Galang Islah (20190810058)


2. Ditya Dalla (20190810059)
3. Hellena Febiola (20190810060)
4. Griszly Riandika (20190810061)
5. Niswatul Amalia (20190810062)
6. Anggita Priyanka (20190810063)

Fakultas Psikologi
Universitas Hang Tuah Surabaya
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT.yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “OBSERVASI
TERSTRUKTUR DAN TIDAK TERSTRUKTUR”.
Sholawat serta Salam senantiasa tercurahkan kepada baginda kita Nabi Besar Muhammad
SAW. yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliah menuju zaman Islamiah.
Mungkin dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh
karenanya, kami mengharapkan kritikan dan saran dari Dosen Pengampu kami mata kuliah
Psikodiagnostik (2): Observasi dan kepada para pembaca guna memperbaiki pembuatan makalah
di hari yang akan datang. Dalam kesempatan ini, penyusun juga mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Adler dan Adler (1994), observasi merupakan dasar fundamental dari semua metode
riset. Apakah digunakan secara sistematis untuk mendukung metode riset lain, atau sebagai
teknik riset utama dalam sebuah riset (seperti dalam etnografi), observasi memberi makna
penting ihwal mengakses dan memahami cara-cara yang digunakan orang-orang dalam
bertindak dan berinteraksi secara komunikatif.
Observasi menjadi sebuah hal yang perlu dan menjadi keharusan bagi berkembangnya
ilmu pengetahuan (Denzin, dan Lincoln, 2009: 523). Observasi dalam implementasinya tidak
hanya berperan sebagai teknik paling awal dan mendasar dalam penelitian, tetapi juga teknik
paling sering dipakai, seperti observasi partisipan, rancangan penelitian eksperimental, dan
wawancara. Menurut Johnson (1975: 21) setiap orang dapat melakukan observasi, dari
bentuk sederhana sampai pada tingkatan observasi paling komplek. Metode observasi yang
digunakan pada setiap kegiatan penelitian bervariasi, tergantung pada setting, kebutuhan dan
tujuan penelitian (Santana, 2007: 127)
Pendekatan observasi berbeda dengan pendekatan komunikasi. Karena pendekatan
observasi tidak berinteraksi langsung dengan objek datanya, tetapi hanya mengobservasi saja,
maka pendekatan ini baik untuk mengamati suatu proses, kondisi, kejadian-kejadian atau
perilaku manusia. Sedang pendekatan komunikasi karena berinteraksi dengan respondennya,
maka baik digunakan untuk mengumpulkan data sikap, motivasi, opini, ekspetasi atau intensi
dari respondennya.
1.2 Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Observasi ?
2. Apa yang dimaksud observasi terstruktur dan tidak terstruktur ?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian observasi
2. Mengetahui onbservasi terstruktur dan tidak terstruktur
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Observasi
Observasi merupakan kegiatan yang melibatkan seluruh kekuatan indera seperti
pendengaran, penglihatan, perasa, sentuhan, dan cita rasa berdasarkan pada fakta-fakta
peristiwa empiris. Untuk menjawab keraguan ilmuan kualitatif, maka Adler & Adler
merumuskan konsep pembahasan mengenai teknik-teknik observasi secara lebih sistematis.
Adler & Adler merupakan salah satu pakar metodologi yang memiliki perhatian besar pada
kegiatan observasional. Adler & Adler melalui beberapa pemikirannya, memberikan konsep
teoretis metodologis kegiatan observational kualitatif. Adler & Adler memunculkan istilah
observasi naturalistic dalam penelitian kualitatif (Adler, 1984). Aspek yang dibahas dalam
observasi naturalistik meliputi tema konsep dasar observasi, isu metodologis, paradigma
observasi, jenis dan tahap observasi, kelebihan dan kekurangan observasi, tradisi teoretis
teknik observasi dimana para ahli banyak memberikan pengaruh secara konseptual dan
epistimologis, dan meramalkan tekanan sampai pergeseran epistimologis observasi (Denzin
& Lincoln, 2009: 525).
Adler dan Adler (1994), observasi merupakan dasar fundamental dari semua metode
riset. Apakah digunakan secara sistematis untuk mendukung metode riset lain, atau sebagai
teknik riset utama dalam sebuah riset (seperti dalam etnografi), observasi memberi makna
penting ihwal mengakses dan memahami cara-cara yang digunakan orang-orang dalam
bertindak dan berinteraksi secara komunikatif. Observasi merupakan teknik atau
pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek
datanya. Observasi merupakan cara pengumpulan data melalui proses pencatatan perilaku
subjek (orang), objek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau
komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Observasi sebagai teknik pengumpulan
data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu
wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan
orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.
Pendekatan observasi dapat diklasifikasikan ke dalam observasi perilaku (behavioral
observation) dan observasi nonperilaku (nonbehavioral observation). Observasi perilaku
(behavioral observation) terdiri sebagai berikut:
1. Analisis nonverbal (nonverbal analysis)
Observasi analisis nonverbal dapat dilakukan pada gerakan bukan ucapan, seperti
misalnya observasi terhadap bahasa tubuh seseorang, ekspresi wajah dan lain
sebagainya.
2. Analisis linguistik (linguistic analysis)
Observasi analisis linguistik dilakukan pada analisis bahasa yang digunakan oleh
seseorang atau beberapa orang yang sedang berinteraksi.
3. Analisis linguistik ekstra (extralinguistic analysis)
Observasi analisis linguistik ekstra dilakukan dengan mengobservasi empat dimensi,
yaitu vokal (termasuk tinggi nada, kekerasan, kualitas), tempo (termasuk kecepatan
bicara, durasinya dan ritmenya), interaksi (termasuk tendensi untuk menginterupsi
pembicaraan, mendominasi) dan cara bicara (termasuk kosa kata, dialek dan ekspresi
bicara).
4. Analisis spatial (spatial analysis)
Observasi analisis spatial mengobservasi hubungan antar orang secara fisik. Contohnya adalah
observasi tentang bagaimana salesman secara fisik mendekati pelanggan.

Menurut Patton dalam Nasution (1988), manfaat observasi adalah sebagai berikut:
1. Dengan observasi dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam
keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh;
2. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga memungkinkan peneliti
menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan
sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery.
3. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain,
khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena
itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.
2.2 Observasi Terstruktur dan Observasi tidak Terstruktur
A. Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis,
tentang apa yang akan diamati, di mana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan
apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang vvariabel apa yang akan diamati. Dalam
melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji
validitas dan reliabilitasnya. Pedoman wawancara terstruktur, atau angket tertutup
dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi.
Menurut Sugiyono (2008: 203), observasi terstruktur adalah observasi yang
telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, di mana tempatnya.
Jadi, observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti
tentang variabel apa yang akan diamati. Pedoman wawancara terstruktur atau angket
tertutup dapat juga digunakan sebagai pedoman untuk melakukan observasi.
Format untuk merekam observasi dapat didesain dan ditentukan secara khusus
untuk tiap studi agar sesuai dengan tujuan penelitian. Biasanya, hal semacam itu yang
berkaitan dengan ciri-ciri yang diminati, misalnya durasi dan frekuensi peristiwa, serta
aktivitas tertentu yang mendahului dan mengikutinya, dicatat. Kondisi lingkungan dan
perubahan dalam situasi juga dicatat. Jika dianggap relevan. Perilaku responden yang
relevan dengan tugas, emosi yang mereka rasakan, komunikasi verbal dan nonverbal,
dan sebagainya, dicatat. Contohnya, peneliti akan melakukan pengukuran terhadap
kinerja pegawai yang bertugas dalam pelayanan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan),
maka peneliti dapat menilai setiap perilaku dan ucapan dengan menggunakan
instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan tersebut. Observasi yang
dicatat pada lembar kerja (worksheet) atau catatan lapangan kemudian dianalisis secara
sistematis, dengan kesimpulan pribadi yang minimal dari investigator. Jadi, observasi
terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang
akan diamati. Dalam melakukan pengamatan, peneliti menggunakan instrumen
penelitian yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya.
Misalnya peneliti akan melakukan pengukuran terhadap kinerja karyawan bidang
pemasaran melalui pengamatan, maka peneliti dapat menilai setiap perilaku dengan
menggunakan instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan tersebut.
Contoh observasi jenis ini adalah observasi pada saat melakukan karyawisata atau
mengunjungi suatu tempat. Biasanya dalam observasi ini pengamat atau peneliti hanya
perlu menjawab pertanyaan yang sudah disediakan sebelumnya.
Langkah Observasi Terstruktur :
1. Identifikasi Tujuan
Tentukan apa yang ingin Anda amati dan mengapa Anda ingin
mengamatinya. Saat melakukan pengamatan, Anda mencoba mempelajari
kebiasaan, pola, perilaku, reaksi, dan informasi umum tentang orang-orang di
lingkungan tertentu untuk lebih memahami apa yang mereka lakukan dan mengapa
mereka melakukannya.
2. Menetapkan Metode Perekaman
Untuk membuat pengamatan paling efektif, penting bagi Anda untuk
meminimalkan atau menghilangkan perangkat yang mengganggu atau asing ke
lingkungan yang ingin Anda amati.
3. Kembangkan Pertanyaan dan Teknik
Tentukan apakah Anda melakukan pengamatan informal atau formal.
Mengetahui tujuan Anda, tentukan apakah ada pertanyaan spesifik yang Anda
miliki atau apakah Anda akan benar-benar berpikiran terbuka.
4. Amati dan Catat
5. Analisis Perilaku dan Kesimpulan
B. Observasi Tidak Terstruktur
Observasi tidak terstruktur yaitu observasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak
tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan
peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-
rambu pengamatan. Dalam suatu pameran produk industri dari berbagai negara,
peneliti belum tahu pasti apa yang akan diamati. Oleh karena itu peneliti dapat
melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang tertarik, melakukan analisis dan
kemudian dibuat kesimpulan
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti dapat menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data, namun ddisarankan ada teknik pengumpulan data yang utama.
Misalnya teknik pengumpulan data yang utama untuk mengetahui perilaku konsumen
dengan kuesioner atau angket, maka selanjutnya bisa dilengkapi dengan observasi dan
wawancara. Setiap teknik pengumpulan data yang disebutkan atau ditulis dalam
proposal penelitian harus dilaksanakan dan ada datanya. Contoh observasi
eksperimental adalah mengamati kebiasaan hewan liar yang ada di hutan.
Mengobservasi peristiwa sebagaimana adanya juga dapat menjadi bagian rencana
dalam banyak studi kualitatif (qualitative study). Dalam hal itu, pengamat akan
mencatat secara praktis semua yang diobservasi. Studi semacam itu merupakan studi
observasional tidak terstruktur. Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan
karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam
melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baju, tetapi
hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Misalnya, dalam suatu pameran produk
industri dari berbagai negara peneliti belum tahu pasti apa yang akan diamati. Oleh
karena itu peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang tertarik,
melakukan analisis dan kemudian dibuat kesimpulan. Studi observasional tidak
terstruktur diklaim sebagai tanda penelitian kualitatif. Invetigator dapat menyusun
sekumpulan hipotesis sementara yang berlaku sebagai panduan tentang siapa, kapan,
dimana, dan bagaimana individu akan mengobservasi. Setelah informasi yang
diperlukan diobservasidan dicatat selama suatu periode waktu, polanya bisa ditelusuri,
dan penemuan induktif kemudian dapat membuka jalan untuk pengembangan teori
selanjutnya dan pengujian hipotesis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Observasi merupakan kegiatan yang melibatkan seluruh kekuatan indera seperti
pendengaran, penglihatan, perasa, sentuhan, dan cita rasa berdasarkan pada fakta-fakta
peristiwa empiris. Untuk menjawab keraguan ilmuan kualitatif, maka Adler & Adler
merumuskan konsep pembahasan mengenai teknik-teknik observasi secara lebih sistematis.
Adler & Adler memunculkan istilah observasi naturalistic dalam penelitian kualitatif . Aspek
yang dibahas dalam observasi naturalistik meliputi tema konsep dasar observasi, isu
metodologis, paradigma observasi, jenis dan tahap observasi, kelebihan dan kekurangan
observasi, tradisi teoretis teknik observasi dimana para ahli banyak memberikan pengaruh
secara konseptual dan epistimologis, dan meramalkan tekanan sampai pergeseran
epistimologis observasi .
Observasi terstruktur yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa
yang akan diamati, di mana tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti
telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam melakukan
pengamatan peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya. Pedoman wawancara terstruktur, atau angket tertutup dapat juga digunakan
sebagai pedoman untuk melakukan observasi.
Observasi tidak terstruktur yaitu observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis
tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti
tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan
instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan tetapi
pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Hasyim Hasanah. 2016. TEKNIK-TEKNIK OBSERVASI (Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data
Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial). Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Semarang, hlm.
46. file:///C:/Users/ACER/Downloads/1163-2443-1-SM%20(3).pdf 28 Januari 2021.
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2013100451KABab2001/page34.html

Anda mungkin juga menyukai