DOSEN PENGAMPU :
Dr dr. FEMMY SCHOUTEN, M.M
DI SUSUN OLEH :
1. AZZAM HAFIZ ASSYIFA ( 2102064 )
2. MUHAMMAD RIZKY ORYZA ( 2102264 )
3. RIZKI PUTRI LESTARI ( 2102323 )
Menurut UU No. 25 Tahun 1997, Tenaga Kerja ialah setiap orang laki-laki
atau wanita yang sedang dalam dan atau yang telah melakukan pekerjaan
baik yang berada di luar hubungan kerja untuk menghasilkan barang
ataupun jasa dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Alam S., tenaga kerja adalah suatu penduduk yang berusia 15 tahun
keatas untuk negara-negara berkembang seperti negara Indonesia.
Sedangkan di negara-negara maju, tenaga kerja yaitu penduduk yang
sudah berumur antara 15 hingga 64 tahun.
Dr. A. Hamzah SH, tenaga kerja meliputi tenaga kerja yag bekerja di
dalam maupun di luar hubungan kerja dengan alat produksi utamanya
dalam proser produksi tenaga kerja itu sendiri, baik tenaga fisik maupun
pikiran.
Eeng Ahman & Epi Indriani, tenaga kerja ialah seluruh jumlah penduduk
yang dianggap mampu bekerja dan sanggup bekerja bila ada permintaan
kerja serta dipengaruhi oleh usia dari tenaga kerja.
Sjamsul Arifin, Dian Ediana Rae, Charles, dan Joseph, tenaga kerja yaitu
faktor produksi yang sifatnya homogen dalam suatu negara, namun
bersifat heterogen (tidak identik) antar negara.
Ritonga dan Yoga Firdaus, tenaga Kerja yakni sejumlah penduduk yang
berada pada rentang usia kerja yang sudah siap melaksanakan pekerjaan,
antara lain mereka yang telah bekerja, mereka yang sedang mencari kerja
dan mereka yang sedang menempuh pendidikan (sekolah) serta juga
mereka yang sedang mengurus rumah tangga.
Sumarsono, tenaga Kerja yaitu semua orang yang bersedia untuk sanggup
bekerja yang diartikan sebagai semua orang yang melakukan kegiatan
pekerjaan untuk diri sendiri atau orang lain.
Contohnya adalah tukang las (welder), terutama tukang las bawah air,
mekanik, juru masak (chef) dan lain sebagainya. Meskipun umumnya melalui
pendidikan non-formal, tapi tenaga kerja terlatih juga bisa melalui pendidikan
formal seperti ahli bedah, ahli forensik, dan ahli autopsy.
Contohnya adalah pembantu rumah tangga, buruh panggul barang, dan lain
sebagainya.
Di bawah ini jenis-jenis tenaga kerja menurut sifatnya adalah sebagai berikut :
Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang lebih memanfaatkan dan
menggunakan kemampuan otak atau pikirannya dibandingkan dengan
tenaganya. Tenaga kerja rohani ini biasanya orang-orang yang bekerja di
daerah yang bersih, berpenampilan baik dan sopan.
Contoh dari tenaga kerja rohani adalah direktur, manajer, kepala devisi,
kepala cabang, dan lain sebagainya.
1. Pengertian Rekruitment
a. Penarikan
Setiap organisasi, terlepas dari ukuran, produk, maupun jasa yang
dihasilkannya, harus merekrut pelamar kerja untuk mengisi ebuah posisi.
Pengisian kekosongan di dalam sebuah organisasi disebabkan oleh
pertumbuhan, perubahan struktur dan fungsi, ataupun putaran karyawanya.
Hal tersebut memerlukan pencarian orang-orang yang dapat memenuhi
persyaratan posisi yang kosong. Sumber karyawandapat berasal dari sumber
internal maupun eksternal.
Bentuk pekerjaan yang harus diisi serta berbagai kebijakan dan praktik
organisasi akan menentukan yang mana dari sumber tadi yang paling tepat
untuk mengisi posisi yang lowong. Sebab itu, salah satu aspek keputusan
seleksi adalah pengambilan keputusan dimana akan merekrut.
Sebelum perusahaan dapat menyeleksi dan mengangkat pelamar yang
mempunyai kualifikasi terbaik, terlebih dahulu harus direkrut orang-orang
untuk pekerjaan yang tersedia. Prosedur seleksi karyawan yang efektif
tergantung pada efektivitas proses rekrutmen. Kandidat- kandidat yang
menonjol tidak akan dapat diseleksi manakala mereka tidak termasuk dalam
kumpulan pelamar.
b. Pengaruh Nilai
Pengaruh lingkungan, terutama nilai-nilai, terhadap MSDM sangat
besar. Pengaruh tersebut tampak sangat nyata dari nilai-nilai yang ditimbulkan
oleh kondisi ekonomi, politik, social-budaya dan teknologi, serta hukum.
Pengaruh tersebut kemudian termanifestasikan dalam berbagai bentuk
outcome, berupa undang-undang, instruksi-instruksi pimpinan eksekutif,
aturan-aturan pembuatan keputusan dan interpretasi dan tinjauan dari
lembaga yudikatif. Nilai-nilai yang saling berpengaruh terhadap perilaku dan
tindakan dari lembaga-lembaga eksekutif, legislative dan yudikatif.
Nilai-nilai yang saling berkompetisi dalam kondisi-kondisi ekonomi,
politik, social-budaya dan perubahan teknologi tertentu, dapat
dimanifestasikan dalam jiwa dan semangat isi dari berbagai bentuk peraturan,
baik yang dihasilkan oleh lembaga eksekutif, legislative, yang dianggap
sensitive terhadap aspirasi dan keinginan rakyat, maupun yudikatif. Misalnya,
instruksi pimpinan dapat berbentuk keputusan mengenai pengadaan posisi-
posisi baru, atau peniadaan posisi-posisi tertentu, berdasarkan suatu sistem
merit yang ketat atau longgar hingga ke tingkat penekanan yang tinggi
terhadap obyektivitas penilaian performansi, yang sangat mengutamakan
nilai-nilai efisiensi dan efektifitas dibandingkan dengan nilai-nilai hak pekerja
dan keadilan social. Pengaruh nilai-nilai ini terasa pada berbagai bentuk
aktivitas MSDM, mulai dari aktivitas pencarian, rekrutmen, hingga aktivitas
sanksi.
Nilai-nilai disaring melalui kondisi- kondisi ekonomi, politik,
social/budaya dan teknologi, kemudian menghasilkan berbagai peraturan
perundang-undangan, baik oleh lembaga eksekutif, legislative maupun
yudikatif, yang semuanya akan berdampak terhadap berbagai fungsi MSDM.
Nilai-nilai keadilan social dan responsiveness politik biasanya tercermin dalam
berbagai aturan yang diloloskan oleh lembaga legislative, yang dianggap wakil
rakyat yang sensitif terhadap kebutuhan dan aspirasinya.
Kondisi Ekonomi
Kondisi-kondisi ekonomi sangat mempengaruhi tersedia/tidaknya
lapangan kerja, baik disektor public maupun sektor swasta, dan sekaligus
menyebabkan meningkatnya tuntutan-tuntutan akan pelayanan public.
Misalnya, pada saat terjadi resesi ekonomi, lapangan kerja menjadi sangat
langka, maka nilai efisiensi mendapat perhatian dan penekanan yang utama.
Dan kecenderungan orang untuk pindah kerja pun menjadi sangat berkurang.
Dalam kondisi yang demikian, para majikan akan menjadi lebih selektif dalam
keputusan-keputusannya mengenai siapa (kualitas) dan berapa (kuantitas)
pelamar yang harus diterima dan dipekerjakan. Persaingan untuk
mendapatkan pekerjaan pun menjadi meningkat. Tuntutan-tuntutan bagi
pelayanan pun meningkat.
Kondisi Politik
Kondisi politik pun sangat mempengaruhi fungsi-fungsi MSDM.
Pergantian pimpinan-pimpinan politik, atau pejabat-pejabat yang diangkat
secara politik, perubahan pada prioritas-prioritas program dan/atau pelayanan,
serta pergantian kebijaksanaan-kebijaksanaan sangat berpengaruh terhadap
MSDM. Orang cenderung mempengaruhi fungsi-fungsi MSDM berdasarkan
keyakinan politiknya.
Kondisi Sosial/Budaya
Segala perubahan yang terjadi pada lingkungan social budaya
berpengaruh terhadap MSDM. Perubahan karakteristik demografis,
pendidikan, keyakinan, nilai, kesemuanya menuntut perhatian dan
penanganan tersendiri dalam MSDM. Misalnya, perubahan dalam jumlah
tenaga kerja wanita dipasar tenaga kerja, atau pertambahan usia manusia
yang menambah jumlah orang tua, semuanya menghendaki adanya
perlakuan tertentu melalui MSDM. Affirmative action dan/atau keadilan social,
dalam keadaan yang demikian, merupakan pilihan yang utama.
Kondisi Teknologi
Teknologi sangat mempengaruhi fluktuasi lapangan kerja. Setiap
perubahan teknologi akan membawa dampak yang bermuara pada dua hal,
yakni pada satu sisi, perubahan teknologi bisa membantu menciptakan
lapangan kerja baru. Pada sisi yang lain, dan barangkali merupakan sisi
negatifnya, perubahan teknologi bisa membawa akibat terjadinya
pengurangan lapangan kerja dan pengangguran. Karena banyak pekerjaa
yang tadinya dikerjakan oleh tenaga-tenaga manusia, mulai dikerjakan oleh
mesin.
Perubahan pada teknologi tidak hanya berpengaruh pada tingkat suplai
dan demand bagi berbagai jenis keterampilan, tetapi juga berdampak
terhadap perencanaan, teknik-teknik rekrutmen, perhatian yang diutamakan
dalam berbagai jenis pelatihan, jenis keterampilan tertentu dan hubungannya
dengan pasar, kemampuan sektor public untuk bersaing bagi pekerjaan yang
langka.
3. Penarikan Orang-orang yang diangkat secara Politik
Rekrutmen ini dilakukan tidak hanya untuk menarik atau mendapatkan
tenaga-tenaga yang bersifat teknis, tetapi juga perekrutan dilakukan oleh
lembaga-lembaga negara yang bersifat politis. Di samping itu perekrutan juga
dilakukan untuk pengisian jabatan-jabatan eksekutif dan staf ahli.
Hal-hal yang merupakan salah satu ciri perbedaan antara pimpinan
yang diangkat secara politis dengan pimpinan yang diangkat berdasarkan
karir yaitu:
a. Orang yang diangkat/ditunjuk secara politis biasanya orientasi
kesetiaannya ke atas, yakni kepada pejabat yang mengangkatnya. Orang-
orang tersebut dikenalkan dengan pegawai-pegawai dan jabatan-jabatannya
dikarenakan kesetiaan politik dan psikologi yang telah mereka berikan kepada
pejabat yang terpilih.
b. Mereka biasanya tidak banyak mengetahui tentang struktur dan fungsi dari
instansi pemerintah yang mereka jalankan, walupun mungkin penunjukan
mereka didasarkan kepada latar belakang pengalaam yang dianggap
berkaitan denagn posisi yang mereka duduki.
6. Tujuan Rekruitmen
Kegiatan melakukan rekrutmen selalu dikaitkan dengan apa yang
sudah dibuat pihak perencana tenaga kerja. Artinya apa yang hendak
dilakukan oleh pihak yang melakukan rekrutmen harus selaras dan
disesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja. Misalnya dari segi waktu yang
dibutuhkan, jumlah yang dibutuhkan dan kualifikasi yang telah
dipersyaratkan. Menurut Kasmir (2017:95) dalam praktiknya pelaksanaan
rekrutmen memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai yaitu :
b. Mencari dari luar Cara ini dilakukan organisasi perusahaan untuk mencari
calon karyawan dari sumber-sumber luar perusahaan antara lain.
a. Metode Terbuka
Kelebihan:
Kelebihan:
user/perekrut akan diberikan beberapa kandidat berkualitas yang
sudah melewati proses screening pihak recruitment agency.
Kelebihan:
Tidak dipungut biaya
5) Gamification
Gamification adalah metode unik yang baru-baru ini digunakan dalam
proses rekrutmen. Poin dari metode ini adalah dengan membiarkan
kandidat menjalani tes dalam bentuk game, hingga memungkinkan
kandidat mengevaluasi dirinya sendiri.
Game akan dirancang sedemikian rupa sesuai dengan tujuan
rekrutmen dan nantinya kandidat akan dibiarkan
menyelesaikan game tersebut hingga keluar pemenangnya. Pemenang
tersebut yang nantinya akan dipertimbangkan lebih lanjut untuk diterima di
perusahaan. Google adalah salah satu yang sudah menerapkan metode
ini dalam proses rekrutmennya!
Kelebihan:
Appeal point bagi perusahaan yang melakukannya karena belum
banyak perusahaan yang menggunakan metode ini.
6) Job Fair
Metode klasik yang tidak kalah menguntungkannya jika dimanfaatkan
secara maksimal. Pastikan perekrut mengetahui jenis job fair yang akan
diikuti sudah sesuai dengan apa yang dicari oleh perusahaan.
Tidak hanya akan mendapatkan banyak kandidat, perekrut juga akan
memiliki kesempatan untuk memperluas koneksi yang memungkinkan
untuk dapat referral kandidat lebih banyak.
Kelebihan:
Cocok untuk yang ingin merekrut dalam jumlah banyak dengan tim
perekrut yang juga banyak.
Menambah relasi dan networking dengan perekrut lain
Kekurangan:
Sulit dilakukan secara optimal di saat pandemi, apalagi memeriksa
kredibilitas penyelenggara event job fair yang diselenggarakan secara
daring.
9) Program Internship
Program internship bisa menjadi metode dalam merekrut karyawan
tetap untuk suatu posisi. Bahkan, pemimpin tangguh sekali pun berasal
dari internship di suatu tempat.
Karyawan internship yang dikelola dengan baik bisa menjadi prospek
karyawan tetap yang memberikan performa baik bagi perusahaan.
Kelebihan:
Mudah untuk dibentuk dengan budaya, visi, dan misi perusahaan
sehingga dapat bekerja dengan baik.
b. Metode Tertutup
Sistem tertutup yaitu pegawai tidak mengetahui jabatan yang kosong
dengan jelas, sehingga pegawai yang memiliki persyaratan tidak memiliki
kesempatan untuk melamar secara formal. Kelemahan dari sistem ini adalah
munculnya aspek–aspek nepotisme. Satu hal yang tidak boleh dilupakan
adalah konsep adil yang harus dipertimbangkan dalam pengadaan sumber
daya manusia.
4) Walks In. Para pencari kerja datang langsung ke departemen SDM untuk
mencari kerja.
b. Test mengisi formulir, pada tahap kedua dari proses seleksi pelamar
sendiri diminta untuk mengisi formulir yang telah disiapkan oleh
perusahaan. Tujuannya a. untuk mengetahui apakah pelamar membuat
surat lamaran sendiri atau dibuatkan orang lain b. untuk mengetahui
informasi lebih banyak tentang pelamar yang dibutuhkan untuk seleksi
selanjutnya.
4) Test pengetahian umum. Yaitu test yang dilakukan bersifat hal hal yang
umum, tergantung dari pekerjaan dan jabatan yang diisi.
6) Test kemampuan daya tahan fisik. Dilakukan untuk caloncalon yang akan
mengisi jabatan yang memerlukan ketahanan fisik yang prima (misalnya
satpam)
a. Kebijakan-kebijakan organisasional
1) Kebijakkan promosi,
2) Kebijakan kompensasi,
4) Kebijakan penerima tenaga lokal,
Prioritas penarikan biasanya
dimaksudkan untuk lebih terlibat dalam masyarakat dan menjalin
hubungan baik dengan lingkungan masyarakat disekitar perusahaan.
b. Rencana SDM
Merupakan suatu wilayah geografis dimana kekuatan-kekuatan su
pply yaitu orang yang menjalin kerja berinteraksi dengan kekuatan-kekuatan
permintaan yaitu perusahaan yang sedang mencari tenaga kerja dan
demikian akan menentukan harga tenaga kerja. Bila supply dalam wilayah
geografis tertentu terbatas, penarikan harus dilakukan ke daerah lain maka
biayanya harus lebih mahal dan sebaliknya jika supply karyawan yang kualify
relatif tinggi dalam pasar lokal maka harga tenaga kerja akan cendrung
menjadi rendah.
d. Lingkungan eksternal
Kondisi di luar perusahaan sangat mempengaruhi misalnya peru
bahan pasar tenaga kerja, tingkat penganguran, pertumbuhan ekonomi, hukum
perburuhan, pengadaan tenaga kerja tertentu. Walaupun sudah
dipertimbangkan sebelumnya lingkungan ekonomi dapat berubah secara cepat
sesudah rencana disetujui.
e. Persyaratan jabatan
Setiap jabatan adalah salah satu kendala penarikan, misalnya
untuk menarik tenaga kerja terampil tentu lebih sulit daripada tenaga kerja
tidak teranpil. Untuk itu departeman personalia perlu mempelajari permintaan
jabatan dari informasi analisa jabatan dan komentar para manager.
Pengetahuan-pengetahuan akan persyaratan jabatan memungkinkan bagian
personalia untuk memilih cara terbaik dalam program dengan batasan-
batasan yang ada.
1. Karakteristik Organisasional
2. Citra Organisasi
3. Kebijakan Organisasional
Hal yang dimaksud dengan kebijakan di sini hal ini adalah aturan
dasar yang bersifat umum dengan memberikan kerangka dasar
sebagai acuan dalam mengambil keputusan bagi organisasi.
5. Kebiasaan Perekrut
Kesuksesan perekrut di masa lalu dapat berubah menjadi
kebiasaan. Artinya, kebiasaan dapat menghilangkan keputusan yang
memerlukan waktu dengan jawaban yang sama.
6. Kondisi Eksternal
8. Persyaratan Pekerjaan
4) Kualifikasi minimal
5) Tanggal mulai kerja
6) Prosedur-prosedur pelamaran
Dalam hal yang demikian ini sebuah lowongan dapat menjadi dasar
untuk seluruh serangkaian promosi dan pemindahan, dengan demikian
berarti memberi kemajuan kepada sejumlah pegawai. Kesempatan
promosi dapat digunakan, untuk mendorong hasil kerja yang lebih baik dan
semangat kerja yang lebih tinggi.
Bila sumber dari dalam dipergunakan secara luas, maka pola promosi
dan pemindahan harus dirumuskan dengan seksama. Pekerjaan-
pekerjaan mana yang mengandung persiapan untuk pekerjaan-pekerjaan
ditingkat-tingkat yang lebih tinggi berikutnya? Pekerjaan-pekerjaan mana
yang patut mendapat perhatian khusus, bila ada suatu lowongan? Juga
berguna adalah catatan kepegawaian. Catatan kepegawaian ini
menunjukkan pelatihan dan pengalaman dalam pekerjaan lain
sebelumnya.
6) Serikat sekerja
Penarikan tenaga kerja merupakan salah satu fungsi personnel/labor
management, dimana serikat sekerja/buruh sering mengambil bagian yang
aktif.
8) Immigrants and migrant labor (orang-orang yang baru pindah dari daerah
lain dan orang-orang yang mengembara)
Hal ini terutama terjadi dalam masa perang dan untuk pekerjaan tata
usaha. Drs. M. Manullang dalam bukunya “Dasar-Dasar Manajemen”
menggolongkan sumber pegawai sebagai berikut :
1) Scoutting
2) Advertising
3) Labor pirating
17. Seleksi
a. Pengertian Seleksi
b. Pentingnya Seleksi
c) seleksi yang baik itu penting karena implikasi hukum dari pelaksanaannya
secara serampangan. Legalisasi kesempatan kerja yang setara, ketentuan
pemerintah, dan keputusan pengadilan mewajibkan perusahaan untuk
secara sistematis mengevaluasi efektifitas prosedur seleksinya dalam
rangka memastikan bahwa perusahaan tidak menjalankan praktik
diskriminasi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa seleksi itu penting, yakni :
c. Sasaran Seleksi
5) sektor ekonomi.
e. Metode Seleksi
a) seleksi administrasi,
b) wawancara pendahuluan,
d) pemeriksaan referensi,
f) wawancara,
g) tes kesehatan,
h) persetujuan atasan,
i) Perkenal
a) seleksi administrasi,
b) wawancara pendahuluan,
d) pemeriksaan referensi,
f) wawancara,
g) tes kesehatan,
h) persetujuan atasan,
i) perkenalan, serta
j) statistikal
f. Pendekatan Seleksi
Strydom (2003,14-16), ada beberapa macam pendekatan yang umum
digunakan dalam seleksi yaitu pendekatan tradisional, pendekatan
kompetensi serta kominasi keduanya.
g. Tujuan Seleksi
1. Seleksi administrasi
b. Riwayat Hidup
d. Surat lamaran
f. Pas foto
h. Pengalaman kerja
i. Umur
j. Jenis kelamin
k. Status perkawinan
m. Akte kelahiran
b. Praktik
d. Proses Seleksi
1) Pemeriksaan awal
Jadi setiap janji atau saran yang telah dibuat oleh institusi lainnya,
selama proses penyewaan tidak absah.
4) Pengujian (Testing)
Ada tiga formula penting tes seleksi agar prosesnya dapat berjalan
optimal, yakni sebagai berikut :
5)Wawancara
6) Keputusan seleksi
e. Hambatan Seleksi
2. Penyeleksi