Menurut UU No. 25 Tahun 1997, Tenaga Kerja ialah setiap orang laki-laki
atau wanita yang sedang dalam dan atau yang telah melakukan
pekerjaan baik yang berada di luar hubungan kerja untuk menghasilkan
barang ataupun jasa dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
c. Tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang sedang tidak
mencari pekerjaan yakni orang-orang yang kegiatannya menerima
pendapatan tapi bukan merupakan imbalan langsung atas jasa kerjanya
(pensiunan penderita cacat yang dependen).
Dr. Payaman Simanjuntak, tenaga Kerja ialah penduduk yang sudah atau
sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang
melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah
tangga.
Alam S., tenaga kerja adalah suatu penduduk yang berusia 15 tahun
keatas untuk negara-negara berkembang seperti negara Indonesia.
Sedangkan di negara-negara maju, tenaga kerja yaitu penduduk yang
sudah berumur antara 15 hingga 64 tahun.
Dr. A. Hamzah SH, tenaga kerja meliputi tenaga kerja yag bekerja di
dalam maupun di luar hubungan kerja dengan alat produksi utamanya
dalam proser produksi tenaga kerja itu sendiri, baik tenaga fisik maupun
pikiran.
Eeng Ahman & Epi Indriani, tenaga kerja ialah seluruh jumlah penduduk
yang dianggap mampu bekerja dan sanggup bekerja bila ada permintaan
kerja serta dipengaruhi oleh usia dari tenaga kerja.
Sjamsul Arifin, Dian Ediana Rae, Charles, dan Joseph, tenaga kerja yaitu
faktor produksi yang sifatnya homogen dalam suatu negara, namun
bersifat heterogen (tidak identik) antar negara.
Ritonga dan Yoga Firdaus, tenaga Kerja yakni sejumlah penduduk yang
berada pada rentang usia kerja yang sudah siap melaksanakan
pekerjaan, antara lain mereka yang telah bekerja, mereka yang sedang
mencari kerja dan mereka yang sedang menempuh pendidikan (sekolah)
serta juga mereka yang sedang mengurus rumah tangga.
Contohnya adalah tukang las (welder), terutama tukang las bawah air,
mekanik, juru masak (chef) dan lain sebagainya. Meskipun umumnya melalui
pendidikan non-formal, tapi tenaga kerja terlatih juga bisa melalui pendidikan
formal seperti ahli bedah, ahli forensik, dan ahli autopsy.
Contohnya adalah pembantu rumah tangga, buruh panggul barang, dan lain
sebagainya.
Contoh dari tenaga kerja rohani adalah direktur, manajer, kepala devisi,
kepala cabang, dan lain sebagainya.
1. Pengertian Rekruitment
2. Tujuan Rekruitmen
Kegiatan melakukan rekrutmen selalu dikaitkan dengan apa yang
sudah dibuat pihak perencana tenaga kerja. Artinya apa yang hendak
dilakukan oleh pihak yang melakukan rekrutmen harus selaras dan
disesuaikan dengan kebutuhan tenaga kerja. Misalnya dari segi waktu yang
dibutuhkan, jumlah yang dibutuhkan dan kualifikasi yang telah
dipersyaratkan. Menurut Kasmir (2017:95) dalam praktiknya pelaksanaan
rekrutmen memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai yaitu :
2.1 Memperoleh sumber tenaga kerja yang potensial
Setiap perusahaan pasti membutuhkan proses rekrutmen yang efektif. Selain untuk
memenuhi kebutuhan akan sumber daya manusia yang kompeten, hal ini juga dapat
digunakan untuk meningkatkan citra sebagai perusahaan yang berkualitas dan
dinamis. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat digunakan untuk memandu
proses rekrutmen yang ideal:
19