Anda di halaman 1dari 8

1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 DEFINISI UMUM
 Penduduk usia kerja adalah penduduk berusia 15 tahun ke atas.
 Angkatan kerja didefinisikan sebagai penduduk usia kerja yang kegiatan
seminggu yang lalu adalah bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak
bekerja, atau pengangguran/tidak bekerja, dan atau mencari pekerjaan
(unemployed).
 Kegiatan bekerja didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan
atau keuntungan, paling sedikit satu jam (tidak terputus) dalam seminggu yang
lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang
membantu dalam suatu usaha atau kegiatan ekonomi.
 Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari
pekerjaan, atau sedang mempersiapkan usaha baru atau penduduk yang tidak
mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan
(discouraged workers), atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena
sudah diterima bekerja/mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja (future
starts).
 Mencari pekerjaan didefinisikan sebagai kegiatan seseorang yang tidak bekerja
dan pada saat survei orang tersebut sedang mencari pekerjaan, baik mereka yang
belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan atau yang
sudah pernah bekerja, karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan dan sedang
berusaha untuk mendapatkan pekerjaan.
 Lapangan usaha/pekerjaan adalah bidang kegiatan dari
pekerjaan/usaha/perusahaan/kantor tempat seseorang bekerja. Klasifikasi
lapangan usaha menggunakan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
(KBLI) 2020 yang mengacu pada The International Standard of Industrial
Classification (ISIC).
 Jenis pekerjaan/jabatan adalah macam pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang
atau ditugaskan kepada seseorang. Klasifikasi jenis pekerjaan menggunakan

2
Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan (KBJI) 2014 yang mengacu pada The
International Standard Classification of Occupation (ISCO).
 Jumlah jam kerja adalah lama waktu yang digunakan untuk bekerja selama hari
masuk kerja dalam seminggu, termasuk jam kerja lembur.
 Upah/gaji adalah penerimaan buruh/karyawan/pegawai baik berupa uang ataupun
barang selama sebulan yang dibayarkan oleh perusahaan/kantor/majikan setelah
dikurangi dengan potongan-potongan, iuran wajib, pajak penghasilan, dan
sebagainya.

2.2 TENAGA KERJA


Salah satu faktor yang dipakai dalam proses produksi untuk menghasilkan barang
atau jasa adalah tenaga kerja. Boediono (1992) Tenaga kerja merupakan salah satu faktor
produksi yang digunakan dalam melaksanakan proses produksi. Dalam proses produksi
tenaga kerja memperoleh pendapatan sebagai balas jasa dari usaha yang telah
dilakukannya yakni upah. Maka pengertian permintaan tenaga kerja adalah tenaga kerja
yang diminta oleh pengusaha pada berbagai tingkat upah. Sedangkan menurut
Simanjuntak (2001) menjelaskan bahwa tenaga kerja adalah penduduk yang sudah atau
sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan melakukan kegiatan lain seperti
bersekolah atau mengurus rumah tangga dengan batasan umur 15 tahun.
Dilihat dari aspek kualitas dan kuantitasnya, sumber daya manusia mempunyai
dua pengertian. Dari segi kualitas, sumber daya manusia merupakan suatu usaha kerja
atau jasa yang dapat diberikan pada saat proses produksi. Sedangkan dari segi kuantitas,
pengertian sumber daya manusia cenderung mengarah kepada aspek manusianya yang
mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Pengertian mampu
bekerja disini adalah mampu melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomi, yaitu
kegiatan tersebut dapat menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.

2.3 KONSEP KETENAGAKERJAAN


Beberapa konsep ketenagakerjaan yang berlaku secara umum yaitu:
a. Tenaga Kerja (manpower) atau penduduk usia kerja (UK)
Tenaga kerja adalah penduduk usia kerja (berusia 15 tahun ke atas) atau jumlah
seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika

3
ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam
aktivitas tersebut.
b. Angkatan Kerja (labor force)
Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat atau
berusaha untuk terlibat, atau berusaha terlibat dalam kegiatan produksi barang
dan jasa, maka yang merupakan angkatan kerja adalah penduduk yang kegiatan
utamanya selama seminggu yang lalu bekerja (K) dan penduduk yang sedang
mencari pekerjaan (MP). Angkatan kerja yang masuk kategori bekerja apabila
minimum bekerja selama 1 jam selama seminggu lalu untuk kegiatan produktif
sebelum pencacahan dilakukan. Mencari pekerjaan adalah seseorang yang
kegiatan utamanya sedang mencari pekerjaan, atau sementara sedang mencari
pekerjaan dan belum bekerja minimal 1 jam selama seminggu yang lalu.
c. Bukan Tenaga Kerja
Bukan angkatan kerja adalah penduduk yang berusia (15 tahun ke atas), namun
kegiatan utama selama seminggu yang lalu adalah sekolah, mengurus rumah
tangga dan lainnya. Apabila seseorang yang sekolah, mereka bekerja minimal 1
jam selama seminggu yang lalu, tetapi kegiatan utamanya adalah sekolah, maka
individu tersebut tetap termasuk adalam kelompok bukan angkatan kerja. Mereka
yang tercatat lainnya jumlahnya tidak sedikit dan mungkin sebagian besar masuk
ke dalam transisi antara sekolah untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang
lebih tinggi atau tiuak dalam ketegori bukan angkatan kerja (BAK).
d. Tingkat Partisipasi Tenaga Kerja
Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah menggambarkan jumlah angkatan kerja
dalam suatu kelompok umur sebagai persentase penduduk dalam kelompok umur
tersebut, yaitu membandingkan angkatan kerja dengan tenaga kerja.
e. Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran adalah angka yang menunjukkan berapa banyak dari
jumlah angkatan kerja sedang aktif mencari pekerjaan, yaitu membandingkan
jumlah orang yang mencari pekerjaan dengan jumlah angkatan kerja.

2.4 KESEMPATAN KERJA


Kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang dapat tertampung untuk bekerja
pada suatu perusahaan atau suatu instansi. Kesempatan kerja ini akan menampung semua
tenaga kerja yang tersedia apabila lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi atau

4
seimbang dengan banyaknya tenaga kerja yang tersedia. Kebijakan negara dalam
memperluas kesempatan kerja meliputi upaya–upaya untuk mendorong pertumbuhan dan
perluasan lapangan kerja di setiap daerah, serta perkembangan jumlah dan kualitas
angkatan kerja yang tersedia agar dapat memanfaatkan seluruh potensi pembangunan di
daerah masing– masing. Oleh karena itu perlu dimantapkan dan ditingkatkan langkah–
langkah yang dapat mendorong perluasan kesempatan kerja. Kesempatan kerja akan
menampung semua tenaga kerja apabila lapangan kerja yang tersedia mencukupi sesuai
dengan tenaga kerja.

2.5 PERTUMBUHAN EKONOMI


Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai kenaikan output perkapita
dalam jangka panjang. Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi
jika jumlah produk barang dan jasa mengalami peningkatan. Pertumbuhan output ini
tercermin dalam nilai Produk Domestik Bruto (PDRB). Pertumbuhan ekonomi juga
dimaknai sebagai proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam keadaan ekonomi
masyarakat. Dikatakan mengalami pertumbuhan apabila tingkat ekonomi yang dicapai
tahun tertentu lebih tinggi dari tahun sebelumnya (Sumitro, 2007).
Kenaikan produksi total oleh suatu perekonomian didefinisikan sebagai kenaikan
PDRB/GNP suatu daerah atau Negara. Dalam hal ini, kemampuan suatu bangsa dalam
jangka panjang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan barang–barang ekonomi
masyarakat berdasarkan pada penguasaan teknologi, kelembagaan ekonomi dan
penyesuaian ideologi dalam mencapainya (Verdianto, 2009). Suatu ciri pokok dari ilmu
ekonomi pembangunan selama dasawarsa terakhir ini adalah titik berat pada masalah
kesempatan kerja bagi angkatan kerja yang terus bertambah. Titik berat tersebut pada
strategi pembangunan yang berorientasi pada kesempatan kerja. Pemerintah harus
mengambil strategi untuk dijalankan dengan baik bagi keberhasilan pembangunan.
Pertambahan penduduk dan angkatan kerja serta akan mempengaruhi masalah
pengangguran dan kesempatan kerja (Djoyohadikusumo, 2002).
Boediono (1998) yang menyatakan bahwa pasar tenaga kerja hanya mengikuti
yang terjadi di pasar barang, apabila output yang di produksi naik maka jumlah tenaga
kerja juga akan meningkat. Oleh sebab itu permintaan barang dan jasa dalam
perekonomian dapat mempengaruhi tingkat output yang harus di produksi, sehingga
dengan bertambahnya jumlah barang yang di produksi akan berdampak pada penggunaan
tenaga kerja.Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) memiliki pengaruh terhadap

5
penyerapan tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja dengan asumsi apabila PDRB
meningkat, maka jumlah nilai tambah output dalam seluruh unit ekonomi suatu wilayah
akan meningkat, output yang jumlahnya meningkat tersebut akan menyebabkan
terjadinya peningkatan terhadap jumlah penyerapan tenaga kerja (Listyaningsih, 2017).

2.6 PENYERAPAN TENAGA KERJA


Menurut Todaro (2003) Penyerapan tenaga kerja adalah diterimanya para pelaku
tenaga kerja untuk melakukan tugas sebagaimana mestinya atau adanya suatu keadaan
yang menggambarkan tersedianya pekerja atau lapangan pekerjaan untuk diisi oleh para
pencari kerja. Penyerapan tenaga kerja adalah jumlah atau banyaknya orang yang bekerja
di berbagai sektor. Penyerapan tenaga kerja adalah jumlah dari tenaga kerja yang
digunakan dalam suatu unit usaha tertentu.
Tenaga kerja telah bekerja dan terserap dalam sektor perekonomian dimana hal
tersebut akan berdampak menghasilkan barang dan jasa dalam jumlah besar. Penyerapan
tenaga kerja dapat diartikan adanya keseimbangan antara permintaan dan penawaran
tenaga kerja secara bersama sehingga dapat menentukan upah keseimbangan dan suatu
keseimbangan tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga
yang diminta perusahaan atau instansi tertentu. Menurut Sumarsono (2003: 106)
perubahan tingkat upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi perusahaan.
Sedangkan menurut Kuncoro (2002), kenaikan upah akan mengakibatkan penurunan
kuantitas tenaga kerja yang diminta. Apabila tingkat upah naik sedangkan harga input
lain tetap, berarti harga tenaga kerja relatif mahal dari input lain. Situasi ini mendorong
pengusaha untuk mengurangi penggunaan tenaga kerja yang relatif mahal dengan input
input lain yang harga relatifnya lebih murah guna mempertahankan keuntungan yang
maksimum.

2.7 PERMINTAAN TENAGA KERJA


Permintaan tenaga kerja adalah teori yang menjelaskan berapa banyak pekerja
dengan tingkat upah yang berbeda yang akan dipekerjakan oleh suatu perusahaan dalam
jangka waktu tertentu (Simanjuntak, 1985). Permintaan perusahaan akan tenaga kerja
berbeda dengan permintaan konsumen akan barang dan jasa. Tuntutan perusahaan kepada
tenaga kerja adalah membantu dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk,
yang kemudian dijual dan dibeli oleh konsumen. Sementara, konsumen akan membeli

6
barang atau jasa karena barang tersebut dapat membawa utilitas bagi konsumen. Perilaku
Perusahaan yang menggunakan tenaga kerja akan bervariasi antara jangka pendek dan
jangka panjang. Dalam jangka pendek, penggunaan modal dianggap tetap, sementara
tenaga kerja bersifat variabel. Sedangkan dalam jangka panjang baik modal maupun
tenaga kerja bersifat variabel, karena dalam jangka panjang perusahaan cenderung
mengganti faktor input yang relatif murah (Feriyanto, 2014).

2.8 ELASTISITAS PERMINTAAN TENAGA KERJA


Elastisitas permintaan tenaga kerja merupakan kepekaan terhadap
permintaan tenaga kerja karena adanya perubahan variabel independen yang
memengaruhi tenaga kerja. Tingkat kepekaan dalam permintaan tenaga kerja dapat dilihat
berdasarkan angka elastisitasnya. Jika angka elastisitas permintaan tenaga kerja tinggi,
maka tingkat kepekaannya juga akan tinggi (Feriyanto, 2014). Sementara itu, angka
elastisitas permintaan tenaga kerja merupakan angka yang menunjukkan persentase
perubahan permintaan tenaga kerja akibat perubahan satu persen pada variabel bebas
yang memengaruhinya. Secara umum, rumus elastisitas permintaan tenaga kerja adalah
persentase perubahan permintaan tenaga kerja dibagi persentase perubahan variabel bebas
yang memengaruhi elastisitas permintaan tersebut.
Menurut Feriyanto, (2014), beberapa variabel bebas yang dapat
memengaruhi permintaan tenaga kerja diantaranya adalah:
a. Upah Tenaga Kerja
Upah atau gaji adalah pendapatan bagi karyawan yang memberikan jasanya
kepada perusahaan. Bagi perusahaan, upah merupakan salah satu pengeluaran yang
dibayarkan oleh perusahaan kepada pekerja untuk faktor input produksi. Jika upah tenaga
kerja tinggi, maka permintaan tenaga kerja akan turun. Sehingga terdapat korelasi yang
negatif antara upah tenaga kerja dengan permintaan tenaga kerja.
b. Penjualan Produk
Jumlah tenaga kerja yang digunakan oleh perusahaan akan dipengaruhi oleh tingkat
penjualan produk perusahaan tersebut. Jika penjualan produk di suatu perusahaan besar,
maka akan semakin mendorong perusahaan untuk meningkatkan permintaan tenaga kerja,
sehingga dapat meningkatkan produksi untuk mengimbangi peningkatan penjualan.
c. Tingkat Bunga
Dibandingkan dengan tingkat pengembalian investasi, tingkat suku bunga yang
rendah dapat mendorong perusahaan untuk mengembangkan usahanya atau melakukan

7
investasi lain. Akibatnya perusahaan akan menambah jumlah tenaga kerja, sehingga
meningkatkan permintaan tenaga kerja. Namun sebaliknya, jika tingkat suku bunga
nominal naik dikarenakan terjadi inflasi, maka akan mengakibatkan naiknya suku bunga
nominal kredit. Hal tersebut akan mengurangi pinjaman investasi bagi perusahaan.
Akibatnya, kemampuan perusahaan untuk menjaga tingkat produksinya akan berkurang
seiring turunnya investasi baru, sehingga permintaan tenaga kerja akan menurun.

Anda mungkin juga menyukai