Anda di halaman 1dari 55

DASAR DASAR

PERENCANAAN TENAGA KERJA


DISAJIKAN PADA :
TRAINING OF TRAINER (TOT)
PERENCANAAN TENAGA KERJA MAKRO

PUSAT PERENCANAAN KETENAGAKERJAAN


BADAN PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KETENAGAKERJAAN (BARENBANG) – KEMNAKER RI
PENGERTIAN – PENGERTIAN
PERENCANAAN TENAGA KERJA
PENGERTIAN - PENGERTIAN
1. Perencanaan Tenaga Kerja adalah proses penyusunan rencana
ketenagakerjaan secara sistematis yang dijadikan dasar dan acuan
dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan pelaksanaan program
pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan.
2. Perencanaan Tenaga Kerja Makro adalah proses penyusunan
rencana ketenagakerjaan secara sistematis yang memuat
pendayagunaan tenaga kerja secara optimal dan produktif guna
mendukung pertumbuhan ekonomi atau sosial, baik secara nasional,
daerah, maupun sektoral sehingga dapat membuka kesempatan
kerja seluas-luasnya, meningkatkan produktivitas kerja dan
meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh.
…PENGERTIAN - PENGERTIAN
3. Perencanaan Tenaga Kerja Nasional yang selanjutnya disebut
PTK Nasional, adalah proses penyusunan rencana
ketenagakerjaan secara sistematis yang dijadikan dasar dan
acuan dalam kebijakan, strategi, dan pelaksanaan program
pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan
secara nasional.
4. Perencanaaan Tenaga Kerja Provinsi adalah proses
penyusunan rencana ketenagakerjaan secara sistematis yang
dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan,
strategi, dan pelaksanaan program pembangunan
ketenagakerjaan yang berkesinambungan di provinsi.
5. Perencanaan Tenaga Kerja Kabupaten/Kota adalah proses
penyusunan rencana ketenagakerjaan secara sistematis yang
dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan,
strategi, dan pelaksanaan program pembangunan
ketenagakerjaan yang berkesinambungan di kabupaten/kota.
…PENGERTIAN - PENGERTIAN
6. Perencanaan Tenaga Kerja Sektoral/Sub Sektoral Nasional,
Provinsi, dan Kabupaten/Kota adalah proses penyusunan
rencana ketenagakerjaan secara sistematis yang dijadikan
dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan
pelaksanaan program pembangunan ketenagakerjaan yang
berkesinambungan secara sektoral/sub sektoral nasional,
provinsi, dan kabupaten/kota.
7. Rencana Tenaga Kerja adalah hasil kegiatan PTK yang
memuat perkiraan dan rencana persediaan tenaga kerja,
kebutuhan akan tenaga kerja, serta neraca dan program
pembangunan ketenagakerjaan.
8. Rencana Tenaga Kerja Makro adalah hasil kegiatan PTK
Makro yang meliputi seluruh sektoral atau satu sektoral/sub
sektoral di tingkat nasional, atau satu daerah.
…PENGERTIAN - PENGERTIAN
9. Rencana Tenaga Kerja Nasional adalah hasil kegiatan PTK
Nasional yang memuat perkiraan dan rencana persediaan
tenaga kerja, perkiraan dan rencana kebutuhan akan tenaga
kerja, serta neraca dan program pembangunan
ketenagakerjaan di tingkat nasional.
10. Rencana Tenaga Kerja Provinsi adalah hasil kegiatan PTK
Provinsi yang memuat perkiraan dan rencana persediaan
tenaga kerja, perkiraan dan rencana kebutuhan akan tenaga
kerja, serta neraca dan program pembangunan
ketenagakerjaan di tingkat provinsi.
11. Rencana Tenaga Kerja Kabupaten/Kota adalah hasil kegiatan
PTK Kabupaten/Kota yang memuat perkiraan dan rencana
persediaan tenaga kerja, perkiraan dan rencana kebutuhan
akan tenaga kerja, serta neraca dan program pembangunan
ketenagakerjaan di tingkat kabupaten/kota.
12. Rencana Tenaga Kerja Sektoral/Sub Sektoral Nasional,
Provinsi, dan Kabupaten/Kota adalah hasil kegiatan PTK
Sektoral/Sub Sektoral.
STRUKTUR PENDUDUK
DAN
PENGERTIAN – PENGERTIAN
PENDUDUK

USIA < 15 TAHUN USIA ≥ 15 TAHUN

ANGKATAN KERJA BUKAN ANGKATAN KERJA

BEKERJA PENGANGGUR SEKOLAH MENGURUS LAINNYA


RUMAH
TANGGA
BEKERJA BEKERJA TIDAK
PENUH PENUH

PEKERJA PARUH SETENGAH 8


Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
WAKTU PENGANGGUR
PENGERTIAN - PENGERTIAN
Pengertian Penduduk dan Warga Negara Menurut Para Ahli Adalah:

1. Dr. Kartomo
Beliau mengungkapkan pengertian tentang penduduk adalah sejumlah orang yang
mendiami suatu daerah tertentu. Apabila di daerah didiami oleh banyak orang dan
menetap di sana, maka itu bisa diartikan sebagai penduduk terlepas warga negara
atau pun bukan.

2. Jonny Purba
Kemudian pengertian lengkap penduduk dan warga negara menurut ahli Jonny Purba
adalah orang yang menjadi dirinya pribadi maupun menjadi anggota keluarga, warga
negara maupun anggota masyarakat yang memiliki tempat tinggal di suatu tempat di
wilayah negara tertentu dan juga pada waktu tertentu.

3. AA Nurdiman
AA Nurdiman mengartikan penduduk adalah sekumpulan orang yang menetap dan
juga berdomisili di dalam suatu negara.
Sumber : https://perpustakaan.id/pengertian-penduduk-dan-warga-negara/
…PENGERTIAN - PENGERTIAN
1. Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun dan lebih.
USIA ≥ 15 TAHUN
2. Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia
ANGKATAN KERJA kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun
sementara tidak bekerja dan pengangguran.

3. Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk


BUKAN ANGKATAN usia kerja (15 tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah
KERJA tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.

4. Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang


dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh
BEKERJA pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus)
dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pola kegiatan
pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan
ekonomi.
…PENGERTIAN - PENGERTIAN
Pekerja Penuh adalah mereka yang bekerja dengan jam kerja
yang sama atau diatas jam kerja normal (35 jam seminggu).

Pekerja Tidak Penuh adalah mereka yang bekerja di bawah


jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu).
Pekerja Tidak Penuh terdiri dari:
a. Setengah Penganggur adalah mereka yang
bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35
jam seminggu), dan masih mencari pekerjaan atau
masih bersedia menerima pekerjaan (dahulu disebut
setengah pengangguran terpaksa).
b. Pekerja Paruh Waktu adalah mereka yang bekerja
di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam
seminggu), tetapi tidak mencari pekerjaan atau tidak
bersedia menerima pekerjaan lain (dahulu disebut
setengah pengangguran sukarela).
…PENGERTIAN - PENGERTIAN
PENGANGGUR

Penganggur terbuka, terdiri dari:
a. Mereka yang tak punya pekerjaan dan
mencari pekerjaan.
b. Mereka yang tak punya pekerjaan dan
mempersiapkan usaha.
c. Mereka yang tak punya pekerjaan dan tidak
mencari pekerjaan, karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan.
d. Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi
belum mulai bekerja.
…PENGERTIAN - PENGERTIAN
Sekolah adalah kegiatan seseorang untuk bersekolah di
sekolah formal, mulai dari pendidikan dasar sampai
dengan pendidikan tinggi selama seminggu yang lalu
sebelum pencacahan. Tidak termasuk yang sedang
libur sekolah.
Mengurus rumah tangga adalah kegiatan seseorang
yang mengurus rumah tangga tanpa mendapatkan
upah, misalnya: ibu-ibu rumah tangga dan anaknya
yang membantu mengurus rumah tangga. Sebaliknya
pembantu rumah tangga yang mendapatkan upah
walaupun pekerjaannya mengurus rumah tangga
dianggap bekerja.
Kegiatan lainnya adalah kegiatan seseorang selain
disebut di atas, yakni mereka yang sudah pensiun,
orang-orang yang cacat jasmani (buta, bisu dan
sebagainya) yang tidak melakukan sesuatu pekerjaan
seminggu yang lalu.
DATA DAN INFORMASI
PERENCANAAN TENAGA KERJA
DATA DAN INFORMASI YANG DIBUTUHKAN
Keterangan :
● Golongan Umur PUK : Penduduk Usia Kerja
PROYEKSI PERSEDIAAN ● Jenis Kelamin AK : Angkatan Kerja
● Pendidikan BAK : Bukan Angkatan Kerja
MRT : Mengurus Rumah Tangga
PUK TPAK : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
PROYEKSI KEBUTUHAN ≥ 15 th

● Golongan Umur
● Jenis Kelamin
● Pendidikan
AK BAK

BEKERJA PENGANGGUR SEKOLAH MRT LAINNYA

Golongan Umur ● ● Jam Kerja ● Golongan Umur


Jenis Kelamin ● ● Jabatan ● Jenis Kelamin
Pendidikan ● ● Status Pekerjaan
Sektor/Lapangan Usaha ●
● Pendidikan
PROYEKSI KESEIMBANGAN 1
5
DATA DAN INFORMASI YANG DIBUTUHKAN
Data Ketenagakerjaan
 Pelatihan dan Produktivitas Kerja. Tambahan Data Ketenagakerjaan Khusus Untuk RTK Provinsi :
 Jumlah kapasitas terpasang
 Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3.
 Jumlahi Instruktur • Pengawasan norma kerja dan jamsostek
 Jumlah lulusan pelatihan • Pengawasan norma K3, dsb.

 Penempatan Tenga Kerja dan Perluasan Kerja.


 Lowongan kerja terdaftar
 Pencari kerja terdaftar
 Pencari kerja ditempatkan
 Bursa kerja pemerintah
 Bursa kerja swasta
 Jumlah pengantar kerja

 Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.


 Jumlah Mediator
 Jumlah Peraturan Perusahaan (PP)
 Jumlah Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
 Jumlah SP / SB
 Jumlah Lembaga Bipartit
 Perusahaan peserta jamsostek aktif
DATA DAN INFORMASI YANG DIBUTUHKAN

Data Perekonomian
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) :

1) Pertanian, Kehutanan dan Perikanan


2) Pertambangan & Penggalian
3) Industri Pengolahan
4) Pengadaan Listrik dan Gas
5) Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
6) Konstruksi
7) Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8) Transportasi dan Pergudangan
9) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
10) Informasi dan Komunikasi
11) Jasa Keuangan dan Asuransi
12) Real Estate
13) Jasa Perusahaan
14) Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
15) Jasa Pendidikan
16) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
17) Jasa Lainnya.

Data Lainnya
 RPJMN/RPJMD
 Potensi Unggulan Daerah
 Data Pertumbuhan Ekonomi
CONTOH DATA KETENAGAKERJAAN
DAN
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
(PDRB)
CONTOH PDRB
TABEL 2. PDRB SERI 2010 ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT LAPANGAN USAHA (JUTA RUPIAH)
Propinsi : XXXX
Kabupate : XXXXXXXXXXXX
n
PROPORSI

Kategori Uraian 2015 2016 2017r 2018* 2019** 2015 2016 2017r 2018* 2019**

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (3) (4) (5) (6) (7)
                         
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.142.048,6 4.297.855,8 4.522.903,1 4.702.786,4 4.894.404,4 27,28 28,28 29,10 28,77 28,92
B Pertambangan dan Penggalian 3.773.705,2 3.542.619,6 3.754.795,9 3.965.257,0 4.162.543,0 24,85 23,31 24,15 24,26 24,60
C Industri Pengolahan 2.429.761,2 2.176.123,7 1.683.881,4 1.883.767,9 1.769.369,1 16,00 14,32 10,83 11,53 10,46
D Pengadaan Listrik dan Gas 12.443,4 13.609,1 15.233,7 16.252,9 17.388,2 0,08 0,09 0,10 0,10 0,10
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur
E 2.136,9 2.297,9 2.546,5 2.703,8 3.381,3
Ulang 0,01 0,02 0,02 0,02 0,02
F Konstruksi 639.638,1 712.108,4 769.882,4 792.472,9 832.242,9 4,21 4,69 4,95 4,85 4,92
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
G Motor 1.586.811,9 1.701.238,0 1.818.172,3 1.887.501,5 1.947.791,5
10,45 11,20 11,70 11,55 11,51
H Transportasi dan Pergudangan 801.623,6 805.937,6 840.841,8 858.158,3 899.465,2 5,28 5,30 5,41 5,25 5,32
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 53.369,7 58.560,9 64.179,9 70.035,0 75.011,1 0,35 0,39 0,41 0,43 0,44
J Informasi dan Komunikasi 247.202,4 253.926,4 259.512,7 264.893,5 278.323,5 1,63 1,67 1,67 1,62 1,64
K Jasa Keuangan dan Asuransi 166.504,6 176.425,9 193.943,0 194.830,6 216.582,3 1,10 1,16 1,25 1,19 1,28
L Real Estate 336.573,7 363.348,4 398.275,0 414.871,3 440.291,3 2,22 2,39 2,56 2,54 2,60
M,N Jasa Perusahaan 41.146,9 43.450,6 45.148,8 47.138,3 49.093,3 0,27 0,29 0,29 0,29 0,29
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
O Wajib 355.057,8 390.510,2 446.986,1 469.550,4 492.595,4
2,34 2,57 2,88 2,87 2,91
P Jasa Pendidikan 189.725,6 208.946,0 233.335,6 252.413,5 274.623,5 1,25 1,38 1,50 1,54 1,62
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 278.392,4 306.808,4 339.472,1 357.623,0 392.863,0 1,83 2,02 2,18 2,19 2,32
R,S,T,U Jasa lainnya 128.634,3 141.802,3 155.832,5 163.472,8 176.892,8 0,85 0,93 1,00 1,00 1,05
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 15.184.776,4 15.195.569,0 15.544.942,8 16.343.729,2 16.922.861,9 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
r Angka Revisi
CONTOH DATA PENDUDUK USIA BEKERJA

TABEL 1.1
PENDUDUK USIA KERJA DI 1111 KABUPATEN XXXXXXXX
MENURUT KEGIATAN
TAHUN 2011 s.d. 2019

TAHUN
KEGIATAN
2011 2012 2013 2014 2015 2017 2018 2019
ANGKATAN KERJA 231.818 225.482 238.095 217.174 220.640 235.420 265.708 260.721
BEKERJA 211.686 190.591 196.136 187.683 183.025 209.472 238.670 238.229
PENGANGGUR 20.132 34.891 41.959 29.491 37.615 25.948 27.038 22.492
BUKAN ANGKATAN KERJA 136.175 149.042 144.191 171.439 175.808 176.052 152.326 163.992
SEKOLAH 43.239 64.693 57.486 69.158 49.233 53.933 48.988 53.610
MENGURUS RUMAH TANGGA 69.602 66.535 63.988 78.885 94.900 95.232 91.843 95.882
LAINNYA 23.334 17.814 22.717 23.396 31.675 26.887 11.495 14.500
PENDUDUK USIA KERJA 367.993 374.524 382.286 388.613 396.448 411.472 418.034 424.713
                 
TPAK (%) 63,00 60,20 62,28 55,88 55,65 57,21 63,56 61,39
TPT (%) 8,68 15,47 17,62 13,58 17,05 11,02 10,18 8,63
TKK (%) 91,32 84,53 82,38 86,42 82,95 88,98 89,82 91,37
Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2019,
CONTOH DATA PENDUDUK USIA KERJA
TABEL 1.3
PENDUDUK USIA KERJA DI 1111 KABUPATEN XXXXXXXX
MENURUT GOLONGAN UMUR
TAHUN 2011 s.d. 2019

TAHUN
GOLONGAN UMUR
2011 2012 2013 2014 2015 2017 2018 2019
15-19 53.863 65.237 59.704 67.266 58.990 63.259 59.567 60.078
20-24 63.458 53.631 58.304 50.051 57.805 56.184 56.761 56.321
25-29 51.742 47.814 46.761 45.531 49.624 49.771 50.760 50.634
30-34 36.355 42.957 44.532 47.173 44.549 47.358 46.942 47.648
35-39 33.560 36.752 41.348 37.098 39.581 38.309 42.398 43.081
40-44 33.631 31.873 28.812 34.880 34.479 30.891 36.818 37.703
45-49 22.996 26.960 26.938 23.187 29.418 32.884 32.473 33.353
50-54 24.848 21.912 24.219 29.651 25.562 26.105 28.199 29.136
55-59 11.315 12.409 15.806 14.128 19.009 24.374 21.424 22.186
60+ 36.225 34.979 35.862 39.648 37.431 42.337 42.692 44.573
JUMLAH 367.993 374.524 382.286 388.613 396.448 411.472 418.034 424.713
Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2019,
CONTOH DATA ANGKATAN KERJA
TABEL 2.2
ANGKATAN KERJA DI 1111 KABUPATEN XXXXXXXX
MENURUT GOLONGAN UMUR
TAHUN 2011 s.d. 2019

TAHUN
GOLONGAN UMUR
2011 2012 2013 2014 2015 2017 2018 2019
15-19 11.463 11.922 9.467 10.669 11.953 9.219 17.121 12.229
20-24 37.611 31.500 37.545 27.450 31.313 32.898 32.478 32.573
25-29 39.212 36.727 34.727 31.451 33.508 35.172 34.690 36.327
30-34 27.982 27.792 32.841 29.591 28.474 32.128 32.460 33.480
35-39 27.170 29.504 33.185 27.636 25.053 28.062 34.490 31.141
40-44 26.639 23.444 20.720 24.155 22.857 22.359 29.135 28.276
45-49 19.693 22.052 20.531 17.925 21.135 25.706 26.405 25.772
50-54 18.458 17.758 19.295 21.200 17.656 19.246 22.265 27.085
55-59 9.195 9.429 12.293 9.692 12.689 15.231 16.733 15.720
60+ 14.395 15.354 17.491 17.405 16.002 15.399 19.931 18.118
JUMLAH 231.818 225.482 238.095 217.174 220.640 235.420 265.708 260.721
Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2019,
CONTOH DATA TPAK
TABEL 3.2
TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA DI 1111 KABUPATEN XXXXXXXX
MENURUT GOLONGAN UMUR
TAHUN 2011 s.d. 2019

TAHUN
GOLONGAN UMUR
2011 2012 2013 2014 2015 2017 2018 2019
15-19 21,28 18,27 15,86 15,86 20,26 14,57 28,74 20,36
20-24 59,27 58,73 64,40 54,84 54,17 58,55 57,22 57,83
25-29 75,78 76,81 74,26 69,08 67,52 70,67 68,34 71,74
30-34 76,97 64,70 73,75 62,73 63,92 67,84 69,15 70,27
35-39 80,96 80,28 80,26 74,49 63,30 73,25 81,35 72,28
40-44 79,21 73,55 71,91 69,25 66,29 72,38 79,13 75,00
45-49 85,64 81,80 76,22 77,31 71,84 78,17 81,31 77,27
50-54 74,28 81,04 79,67 71,50 69,07 73,73 78,96 92,96
55-59 81,26 75,99 77,77 68,60 66,75 62,49 78,10 70,86
60+ 39,74 43,89 48,77 43,90 42,75 36,37 46,69 40,65
TPAK 63,00 60,20 62,28 55,88 55,65 57,21 63,56 61,39
Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2019,
CONTOH DATA PENDUDUK YANG BEKERJA
TABEL 4.4.1
PENDUDUK YANG BEKERJA DI 1111 KABUPATEN XXXXXXXX
MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN 2011 s.d. 2019

TAHUN
LAPANGAN USAHA *)
2011 2012 2013 2014 2015 2017 2018 2019
1. A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan       90.698 96.678 101.570 111.200 100.766
2. B Pertambangan dan Penggalian       876 0 607 1.638 1.201
3. C Industri Pengolahan       6.779 8.973 19.875 24.977 31.495
4. D Pengadaan Listrik dan Gas       462 298 331 648 0
5. E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
      0 0 594 0 0
Limbah, dan Daur Ulang
6. F Konstruksi       12.502 16.088 14.760 24.025 17.162
7. G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi       33.979 25.468 29.753 27.793 40.812
dan Perawatan Mobil
8. H Transportasi dan Pergudangan       7.386 7.956 11.741 10.757 8.103
9. I Penyediaan Akomodasi dan Makan
      2.104 3.163 6.910 7.811 7.217
Minum
10. J Informasi dan Komunikasi       717 105 138 676 246
11. K Jasa Keuangan dan Asuransi       619 337 467 167 0
12. L Real Estat       0 0 0 0 0
13. M,N Jasa Perusahaan       168 0 917 834 1.669
14. O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial W       3.882 4.464 4.198 5.859 6.499
15. P Jasa Pendidikan       14.112 10.260 8.628 9.615 15.078
16. Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial       4.207 2.225 2.600 1.734 3.535
17. R,S,T,U Jasa Lainnya       9.192 7.010 6.383 10.936 4.446
JUMLAH       187.683 183.025 209.472 238.670 238.229
Sumber : BPS Sakernas Agustus Tahun 2011-2019,
GAMBARAN PROSES, RUANG LINGKUP
DAN TAHAPAN PENYUSUNAN RENCANA
TENAGA KERJA MAKRO
JUMLAH WILAYAH YANG TELAH MEMILIKI RTK
BAGAIMANA KEAKURASIAN PERHITUNGAN RTK ?
PROSES PENYUSUNAN PTK MAKRO

Perkiraan Persediaan Dihitung dengan pendekatan


Tenaga Kerja Partisipasi Angkatan Kerja
dan Lulusan Pendidikan

Perkiraan Kebutuhan Dihitung dengan pendekatan


Tenaga Kerja
kegiatan ekonomi di pasar kerja

Perkiraan Neraca Dihitung dengan pendekatan


Tenaga Kerja membandingkan persediaan dan
kebutuhan tenaga kerja

Perkiraan Arah, Disusun dengan pendekatan kondisi


kebijakan, strategi dan persediaan dan kebutuhan tenaga
program ketenagakerjaan kerja serta neraca tenaga kerja

PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJA – SETJEN KEMENAKERTRANS R.I.


RUANG LINGKUP
PERENCANAAN TENAGA KERJA
PTK

PTK MAKRO PTK MIKRO

WILAYA PERUSAHAA
SEKTORAL N
PERUSAHAA
H PEMERINTAH
N SWASTA

NASIONA SEKTOR/SUB
L SEKTOR NASIONAL PERUSAHAAN
bumn
SWASTA

SEKTOR/SUBSEKTO
PROVINSI R PROVINSI
LEMBAGA SWASTA
bumd
LAINNYA

SEKTOR/SUB
KAB/KOTA SEKTOR KAB/KOTA
Permenakertrans R.I No. PER 16/MEN/XI/2010)
Jo. Kepmenakertrans No 309 Tahun 2013
1. Penghitungan persediaan, kebutuhan, dan neraca tenaga kerja

2. Pembentukan tim

3. Pelaporan hasil evaluasi RTK Makro

4. Pemantauan terhadap penyusunan dan pelaksanaan RTK Makro

5. Pelaksanaan evaluasi hasil pemantauan

6. Pembinaan terhadap penyusunan dan pelaksanaan RTK Makro

PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJA – SETJEN KEMENAKERTRANS R.I.


PENGUASAAN PROSES PENYUSUNAN RTKD
Pasal 3 Permenakertrans R.I No. PER 16/MEN/XI/2010)
Jo. Kepmenakertrans No 309 Tahun 2013

Penghitungan
Pemantauan terhadap
persediaan, kebutuhan, penyusunan dan pelaksanaan
dan neraca tenaga kerja RTK Makro

Pembentukan tim Pelaksanaan evaluasi hasil


pemantauan

Pembinaan terhadap
Pelaporan hasil evaluasi RTK penyusunan dan pelaksanaan
Makro RTK Makro
PENGUASAAN KONDISI DAERAH
Aspek Geografis dan Demografi Wilayah Rawan Bencana
Karakteristik Lokasi dan Wilayah Demografi
Ketinggian Lahan Jumlah Penduduk
Kemiringan Lereng Ketenagakerjaan
Potensi Pengembangan Wilayah
Potensi Kehutanan
Potensi Pertanian
Potensi Perkebunan
Potensi Perikanan

Potensi Pertambangan
Potensi Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
Potensi Pariwisata
PENGUASAAN ISI RTKD
KATA SAMBUTAN GUBERNUR/WALIKOTA/BUPATI
KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KETENAGA KERJA
DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY)


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
 
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Dasar Hukum
3. Tujuan
4. Metodologi
5. Sumber Data
6. Pengertian
7. Sistematika
PENGUASAAN ISI RTKD

BAB II KONDISI KETENAGAKERJAAN PROVINSI/KABUPATEN/KOTA


1. Kondisi Ekonomi
DAFTAR ISI

2. Penduduk Usia Kerja


3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
4. Angkatan Kerja
5. Penduduk yang Bekerja
6. Penganggur Terbuka
7. Produktivitas Tenaga Kerja
8. Pelatihan Tenaga Kerja
9. Penempatan Tenaga Kerja
10. Hubungan Industrian dan Jaminan Tenaga Kerja
PENGUASAAN ISI RTKD
BAB III PERKIRAAN PERSEDIAAN TENAGA KERJA
1. Perkiraan Penduduk Usia Kerja
DAFTAR ISI

2. Perkiraan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja


3. Perkiraan Angkatan Kerja
 
BAB IV PERKIRAAN KEBUTUHAN AKAN TENAGA KERJA
1. Perkiraan Perekonomian
2. Perkiraan Kesempatan Kerja
3. Perkiraan Produktivitas Tenaga Kerja
4. Perkiraan Kesempatan Kerja Menurut Status Pekerjaan
5. Perkiraan Penempatan Tenaga Kerja
6. Perkiraan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
PENGUASAAN ISI RTKD
BAB V PERKIRAAN KESEIMBANGAN ANTARA PERSEDIAAN
DAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA
1. Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Golongan Umur
2. Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Tingkat Pendidikan
DAFTAR ISI

3. Perkiraan Penganggur Terbuka Menurut Jenis Kelamin


 BAB VIKEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN
4. Kebijakan Umum
5. Kebijakan Pengendalian Tambahan Angkatan Kerja
6. Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kerja
7. Kebijakan Sektoral
8. Kebijakan Penempatan Tenaga Kerja
9. Kebijakan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
10.Kebijakan Pengawasan Tenaga Kerja
11.Kebijakan Lainnya
 
BAB VI PENUTUP
 DAFTAR PUSTAKA
WILAYAH PUSAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA

Kepala Dinas Kepala Dinas


Menteri/Sekjen Tenaga Kerja dan Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Transmigrasi

Pusat Sekretariat Dinas Sekretariat Dinas


Perencanaan Tenaga Kerja dan Tenaga Kerja dan
Tenaga Kerja Transmigrasi Transmigrasi

PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJA – SETJEN KEMENAKERTRANS R.I.


SUSUNAN KEANGGOTAAN TIM
PERENCANAAN TENAGA KERJA PROVINSI

Pasal 35 Permenakertrans R.I No. PER 16/MEN/XI/2010


Jo. Kepmenakertrans No 309 Tahun 2013

Sekretaris :
Pembina : Sekretaris Pejabat Eselon
Gubernur III Dinas Provinsi

Sekretariat :
Ketua : Dinas Provinsi
Kepala Dinas Provinsi
Anggota :
Kepala Bappeda Provinsi,
Kepala Dinas yang membidangi sektoral
provinsi,
Kepala BPS Provinsi,
Kepala BKPMD Provinsi,
Ketua APINDO, Ketua Kadin,
Perguruan Tinggi,
dan Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJA – SETJEN KEMNAKERTRANS R.I.
URAIAN TUGAS TIM PTK PROVINSI

 Memberikan arahan penyusunan dan pelaksanaan PTK Provinsi;


 Menyampaikan target pembangunan perekonomian Provinsi yang akan dicapai
Tugas Pembina : dikaitkan dengan Memberikan pembangunan ketenagakerjaan;
 arahan agar RTK Provinsi dilaksanakan .

 Memimpin, mengorganisasikan dan mengendalikan anggota tim dalam penyusunan


dan pelaksanaan PTK Provinsi;
 Merumuskan target-target pembangunan ketenagakerjaan Provinsi;
 Merumuskan kebijakan dan program pembangunan ketenagakerjaan Provinsi;
 Memutuskan target yang harus dicapai dalam RTK Provinsi;
Tugas Ketua Tim :  Memonitor hasil pencapaian target yang telah ditetapkan dalam RTK Provinsi;
 Mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan RTK Provinsi kepada Gubernur
dengan tembusan kepada Menteri.

 Mengkoordinasikan pelaksanaan teknis penyusunan dan pelaksanaan PTK Provinsi;


 Memfasilitasi penyusunan dan pelaksanaan PTK Provinsi;
 Mengkoordinasikan sekretariat penyusunan dan pelaksanaan PTK Provinsi;
Tugas Sekretaris Tim :  Melaporkan hasil penyusunan dan pelaksanaan PTK Provinsi kepada ketua.

PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJA – SETJEN KEMNAKERTRANS R.I.


Lanjutan... URAIAN TUGAS TIM PTK PROVINSI

 Melakukan pengkajian dan penganalisaan atas target pembangunan perekonomian


dan ketenagakerjaan yang diarahkan oleh pembina dan ketua untuk dipergunakan
dalam penentuan RTK Provinsi;
Tugas Anggota Tim :  Melakukan pengkajian dan penganalisaan terhadap perkiraan persediaan dan
kebutuhan akan tenaga kerja;
 Melakukan pengkajian dan penganalisaan terhadap konsep kebijakan dan program;
 Melaporkan hasil pengkajian dan penganalisaan penyusunan dan pelaksanaan PTK
Provinsi kepada sekretaris.

 Menyelenggarakan kegiatan administrasi, yang meliputi administrasi umum dan


keuangan;
Tugas Sekretariat Tim :  Menyiapkan data, memelihara data, berkas, dan dokumen PTK Provinsi, PTK
sektoral/sub sektoral Provinsi, dan PTK Kabupaten/Kota;
 Menyiapkan bahan laporan pelaksanaan kegiatan tim PTK Provinsi , dan tim PTK
sektoral/sub sektoral Provinsi.

Tim PTK Provinsi bertugas selama 5 (lima) tahun.


Masa Jabatan dan Keanggotaan Tim PTK Provinsi diangkat dan diberhentikan oleh
Pengangkatan : Gubernur atas usul Kepala Dinas Provinsi.

PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJA – SETJEN KEMNAKERTRANS R.I.


SUSUNAN KEANGGOTAAN TIM
PERENCANAAN TENAGA KERJA SEKTORAL/SUB
SEKTORAL PROVINSI
Pasal 59 Permenakertrans R.I No. PER 16/MEN/XI/2010
Jo. Kepmenakertrans No 309 Tahun 2013

Pembina : Sekretaris :
Gubernur Sekretaris Pejabat Eselon III Dinas Provinsi
yang membidangi sektoral/sub sektoral
provinsi

Ketua : Sekretariat :
Kepala Dinas Provinsi yang Dinas yang membidangi sektoral/Sub
membidangi sektoral/ Sektoral Provinsi
sub sektoral provinsi
Anggota :
Terdiri dari unsur Kepala Bidang dilingkungan
dinas yang membidangi sektoral/sub sektoral
yang bersangkutan, Sekretaris Dinas yang
bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan, Kepala Bidang Statistik
Ketenagakerjaan BPS Provinsi, Kepala Bidang
Statistik yang membidangi sektoral/sub
sektoral yang bersangkutan BPS Provinsi, dan
Kepala Bidang yang membidangi sektoral
/sub sektoral BKPM Provinsi.
PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJA – SETJEN KEMENAKERTRANS R.I.
URAIAN TUGAS TIM
PERENCANAAN TENAGA KERJA SEKTORAL/SUB
SEKTORAL PROVINSI
Permenakertrans R.I No. PER 16/MEN/XI/2010
Jo. Kepmenakertrans No 309 Tahun 2013

 Memberikan arahan penyusunan dan pelaksanaan PTK Sektoral/Sub Sektoral Provinsi;


 Menyampaikan target pembangunan perekonomian Sektoral/Sub Sektoral Provinsi yang
akan dicapai dikaitkan dengan pembangunan ketenagakerjaan;
 Memberikan arahan agar RTK Sektoral/Sub Sektoral Provinsi dilaksanakan .
Tugas Pembina :
Pasal 60 Permenakertrans R.I

 Memimpin, mengorganisasikan dan mengendalikan anggota tim dalam penyusunan dan pelaksanaan
PTK Sektoral/Sub Sektoral Provinsi;
 Merumuskan target-target pembangunan ketenagakerjaan Sektoral/Sub Sektoral Provinsi;
 Merumuskan kebijakan dan program pembangunan ketenagakerjaan Sektoral/Sub Sektoral Provinsi;
 Memutuskan target yang harus dicapai dalam RTK Sektoral/Sub Sektoral Provinsi;
 Memonitor hasil pencapaian target yang telah ditetapkan dalam RTK Sektoral/Sub Sektoral Provinsi;
Tugas Ketua Tim : Pasal 61  Mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan RTK Sektoral/Sub Sektoral Provinsi kepada Gubernur
dengan tembusan kepada Kepala Dinas Provinsi.
Permenakertrans R.I

 Mengkoordinasikan pelaksanaan teknis penyusunan dan pelaksanaan PTK Sektoral/Sub Sektoral Provinsi;
 Memfasilitasi penyusunan dan pelaksanaan PTK Sektoral/Sub Sektoral Provinsi;
Tugas Sekretaris Tim :  Mengkoordinasikan sekretariat penyusunan dan pelaksanaan PTK Sektoral/Sub Sektoral Provinsi;
Pasal 62 Permenakertrans R.I  Melaporkan hasil penyusunan dan pelaksanaan PTK Sektoral/Sub Sektoral Provinsi kepada ketua.

PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJA – SETJEN KEMNAKERTRANS R.I.


Lanjutan ... URAIAN TUGAS TIM
PERENCANAAN TENAGA KERJA SEKTORAL/SUB
SEKTORAL PROVINSI
Permenakertrans R.I No. PER 16/MEN/XI/2010
Jo. Kepmenakertrans No 309 Tahun 2013

 Melakukan pengkajian dan penganalisaan atas target pembangunan perekonomian dan


ketenagakerjaan yang diarahkan oleh pembina dan ketua untuk dipergunakan dalam penentuan RTK
Sektoral/Sub Sektoral Provinsi;
Tugas Anggota Tim :  Melakukan pengkajian dan penganalisaan terhadap perkiraan persediaan dan kebutuhan akan tenaga
Pasal 63 Permenakertrans R.I kerja;
 Melakukan pengkajian dan penganalisaan terhadap konsep kebijakan dan program;
 Melaporkan hasil pengkajian dan penganalisaan penyusunan dan pelaksanaan PTK Sektoral/Sub
Sektoral Provinsi kepada sekretaris.

 Menyelenggarakan kegiatan administrasi, yang meliputi administrasi umum dan keuangan;


 Menyiapkan data, memelihara data, berkas, dan dokumen PTK sektoral/sub sektoral
Tugas Sekretariat Tim : Provinsi;
Pasal 64 Permenakertrans R.I  Menyiapkan bahan laporan pelaksanaan kegiatan tim PTK sektoral/sub sektoral Provinsi.

 Tim PTK Sektoral/Sub Sektoral Provinsi bertugas selama 5 (lima) tahun.


Masa Jabatan dan
 Keanggotaan Tim PTK Sektoral/Sub Sektoral Provinsi diangkat dan diberhentikan
Pengangkatan :
oleh Gubernur atas usul Kepala Dinas Instansi Sektoral/Sub Sektoral yang
Pasal 65 Permenakertrans R.I
bersangkutan.
SUSUNAN KEANGGOTAAN TIM
PERENCANAAN TENAGA KERJA
KABUPATEN/KOTA
Permenakertrans R.I No. PER 16/MEN/XI/2010
Jo. Kepmenakertrans No 309 Tahun 2013

Pembina : Sekretaris :
Bupati/Walikota Sekretaris Pejabat Eselon III Dinas
Kabupaten/Kota

Ketua : Sekretariat :
Kepala Dinas Kabupaten/Kota Dinas Kabupaten/Kota

Anggota :
Kepala Bappeda Kabupaten/Kota, Kepala
Dinas yang membidangi sektoral
kabupaten/Kota, Kepala BPS
Kabupaten/Kota, Kepala BKPMD
Kabupaten/Kota, ketua APINDO, Ketua
Kadin, Perguruan Tinggi, dan Serikat
Pekerja/Serikat Buruh.

PUSAT PERENCANAAN TENAGA KERJA – SETJEN KEMENAKERTRANS R.I.


URAIAN TUGAS TIM
PERENCANAAN TENAGA KERJA
KABUPATEN/KOTA
Permenakertrans R.I No. PER 16/MEN/XI/2010
Jo. Kepmenakertrans No 309 Tahun 2013

 Memberikan arahan penyusunan dan pelaksanaan PTK Kabupaten/Kota;


 Menyampaikan target pembangunan perekonomian Kabupaten/Kota yang akan dicapai
Tugas Pembina : dikaitkan dengan pembangunan ketenagakerjaan;
 Memberikan arahan agar RTK Kabupaten/Kota dilaksanakan

 Merumuskan target-target pembangunan ketenagakerjaan Kabupaten/Kota;


 Merumuskan kebijakan dan program pembangunan ketenagakerjaan Kabupaten/Kota;
 Memutuskan target yang harus dicapai dalam RTK Kabupaten/Kota;
 Memonitor hasil pencapaian target yang telah ditetapkan dalam RTK Kabupaten/Kota;
Tugas Ketua Tim :  Mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan RTK Kabupaten/Kota kepada
Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Kepala Dinas Provinsi.

 Mengkoordinasikan pelaksanaan teknis penyusunan dan pelaksanaan PTK


Kabupaten/Kota;
 Memfasilitasi penyusunan dan pelaksanaan PTK Kabupaten/Kota;
Tugas Sekretaris Tim :  Mengkoordinasikan sekretariat penyusunan dan pelaksanaan PTK Kabupaten/Kota;
 Melaporkan hasil penyusunan dan pelaksanaan PTK Kabupaten/Kota kepada ketua.
Lanjutan ... URAIAN TUGAS TIM
PERENCANAAN TENAGA KERJA
KABUPATEN/KOTA
Permenakertrans R.I No. PER 16/MEN/XI/2010
Jo. Kepmenakertrans No 309 Tahun 2013

 Melakukan pengkajian dan penganalisaan atas target pembangunan perekonomian dan


ketenagakerjaan yang diarahkan oleh pembina dan ketua untuk dipergunakan dalam penentuan RTK
Sektoral/Sub Sektoral Provinsi;
Tugas Anggota Tim :  Melakukan pengkajian dan penganalisaan terhadap perkiraan persediaan dan kebutuhan akan tenaga
Pasal 63 Permenakertrans R.I kerja;
 Melakukan pengkajian dan penganalisaan terhadap konsep kebijakan dan program;
 Melaporkan hasil pengkajian dan penganalisaan penyusunan dan pelaksanaan PTK Sektoral/Sub
Sektoral Provinsi kepada sekretaris.

 Menyelenggarakan kegiatan administrasi, yang meliputi administrasi umum dan keuangan;


 Menyiapkan data, memelihara data, berkas, dan dokumen PTK sektoral/sub sektoral
Tugas Sekretariat Tim : Provinsi;
Pasal 64 Permenakertrans R.I  Menyiapkan bahan laporan pelaksanaan kegiatan tim PTK sektoral/sub sektoral Provinsi.

 Tim PTK Sektoral/Sub Sektoral Provinsi bertugas selama 5 (lima) tahun.


Masa Jabatan dan
 Keanggotaan Tim PTK Sektoral/Sub Sektoral Provinsi diangkat dan diberhentikan
Pengangkatan :
oleh Gubernur atas usul Kepala Dinas Instansi Sektoral/Sub Sektoral yang
Pasal 65 Permenakertrans R.I
bersangkutan.
STRATEGI PENYAMPAIAN
KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN (PTK)
1. Perencanaan Tenaga Kerja di Expose Kepada
Gubernur, Bupati/walikota;

2. Diselenggarakan di kantor Gubernur,


Bupati/Walikota;

3. Mengundang DPRD yang membidangi


Ketenagakerjaan, Kepala Bappeda, Seluruh
Kepala Dinas terutama instansi pembina
sektor/sub sektor, BPS, Apindo , Kadin, Serikat
Pekerja dan Perguruan Tinggi,

4. Materi expose: Masalah/ profil


ketenagakerjaan, Target Capaian, Kebijakan
untuk mengatasi masalah dari setiap instansi
yang bertanggung jawab (SKPD).
PELAPORAN RTK MAKRO LINGKUP KEWILAYAHAN

Pasal 75 ayat (1) Permenakertrans R.I Hasil pelaksanaan RTK Makro lingkup kewilayahan dilaporkan
No. PER 16/MEN/XI/2010 oleh:

Tingkat
Nasional Menteri Presiden

Tingkat Kepala Gubernur


Provinsi Dinas
Provinsi

Menteri

Tingkat Bupati/Walikota
Kepala Dinas
Kabupaten/Kot Kabupaten/Kot
a. a
Kepala Dinas
Provinsi
PELAPORAN RTK MAKRO LINGKUP SEKTORAL

Pasal 75 ayat (2) Permenakertrans R.I


No. PER 16/MEN/XI/2010 Hasil pelaksanaan RTK Makro lingkup sektoral dilaporkan oleh:

Sekretaris
Tingkat Jenderal Instansi
Nasional Menteri
Sektoral/Sub
Sektoral

Kepala Dinas Gubernur


Tingkat Instansi
Provinsi Sektoral/Sub
Sektoral
Kepala Dinas
Provinsi

Tingkat Kepala Dinas Bupati/Walikota


Kabupaten/Kot Instansi
Sektoral/Sub
a. Sektoral
Kepala Dinas Instansi
Sektoral/Sub Sektoral
PEMANTAUAN

Permenakertrans R.I No. PER 16/MEN/XI/2010

a) Pasal 76 ayat (1)


Pemantauan dilakukan terhadap:
a. penyusunan RTK Makro;dan
b. pelaksanaan RTK Makro.

b) Pasal 76 ayat (2)


Pemantauan meliputi:
a. lingkup kewilayahan;dan
b. Lingkup sektoral.

c) Pasal 76 ayat (3)


Pemantauan lingkup kewilayahan dan lingkup sektoral dilakukan
secara berjenjang dengan cara :
a. langsung,
b. Tidak langsung
PEMANTAUAN (lanjutan .........@)

Permenakertrans R.I No. PER 16/MEN/XI/2010

d) Pasal 78 ayat (1)


Pemantauan secara langsung dilakukan secara berjenjang dengan cara :
a. Tingkat Nasional dilakukan oleh Pusat PTK dengan melakukan kunjungan ke
Dinas Provinsi/Kab/Kota, yang hasilnya dilaporkan kepada Menteri;
b. Tingkat Provinsi/Kab/Kota dilakukan oleh Dinas Provinsi/Kab/Kota dengan
melakukan kunjungan ke Dinas Kabupaten/Kota, yang hasilnya dilaporkan
kepada Gubernur dengan tembusan kepada Menteri.

e) Pasal 78 ayat (2)


Pemantauan secara tidak langsung dilakukan secara berjenjang dengan cara :
a. Tingkat Nasional dilakukan oleh Pusat PTK dengan melakukan pengamatan dan
identifikasi laporan hasil penyusunan RTK Provinsi/Kab/Kota yang hasilnya
dilaporkan kepada Menteri;
b. Tingkat Provinsi/Kab/Kota dilakukan oleh Dinas Provinsi/Kab/Kota dengan
melakukan pengamatan dan identifikasi laporan hasil penyusunan RTK
Kabupaten/Kota yang hasilnya dilaporkan kepada Gubernur dengan tembusan
kepada Menteri.
PEMANTAUAN (lanjutan .........@@)

Permenakertrans R.I No. PER 16/MEN/XI/2010

f) Pasal 79
Laporan hasil pemantauan lingkup kewilayahan dan lingkup sektoral baik
langsung maupun tidak langsung dibuat dengan sistematika sebagai
berikut:
a. pendahuluan;
b. hasil pemantauan;
c. penutup.

g) Pasal 80
Pemantauan penyusunan dan pelaksanaan RTK Makro dilakukan secara
berkala baik langsung maupun tidak langsung paling singkat 6 (enam)
bulan sekali.
EVALUASI

Permenakertrans R.I No. PER 16/MEN/XI/2010

a) Pasal 81 ayat (1)


Evaluasi pelaksanaan RTK Makro sebagaimana dimaksud meliputi
kegiatan:
a. perluasan kesempatan kerja;
b. peningkatan pendayagunaan tenaga kerja;
c. peningkatan kualitas tenaga kerja;
d. peningkatan produktivitas tenaga kerja;
e. peningkatan perlindungan tenaga kerja;
f.peningkatan kesejahteraan pekerja dan keluarganya.

b) Pasal 81 ayat (2)


Evaluasi lingkup kewilayahan dilakukan secara berjenjang sebagai berikut :
Tingkat Nasional dilakukan oleh Pusat PTK yang hasilnya dilaporkan
kepada Menteri melalui Sekretaris Jenderal;
Tingkat Provinsi/Kab/Kota dilakukan oleh Dinas Provinsi/Kab/Kota yang
hasilnya dilaporkan kepada Gubernur dengan tembusan kepada Menteri.
EVALUASI (lanjutan ........)

Permenakertrans R.I No. PER 16/MEN/XI/2010

c) Pasal 82 ayat (3)


Evaluasi lingkup sektoral dilakukan secara berjenjang sebagai berikut :
Tingkat Nasional dilakukan oleh Pusat PTK yang hasilnya dilaporkan kepada
Menteri melalui Sekretaris Jenderal;
Tingkat Provinsi/Kab/Kota dilakukan oleh Dinas Provinsi/Kab/Kota yang hasilnya
dilaporkan kepada Gubernur dengan tembusan kepada Menteri.

d) Pasal 81 ayat (4)


Laporan hasil evaluasi dibuat dengan sistematika sebagai berikut:
a. pendahuluan;
b. hasil evaluasi;
c. penutup.
Evaluasi terhadap hasil pemantauan penyusunan dan pelaksanaan RTK Makro dapat
dilakukan paling singkat 6 (enam) bulan sekali.

Anda mungkin juga menyukai