Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIAH PERKONOMIAN INDONESIA

PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAN

BAB VII

OLEH KOLOMPOK 7

- EDELTRUDIS FELISITAS MALO (20192413006)


- KHISYA WULANDARI (20192413010)

FAKULTAS SOSIAL DAN PARIWISATA

UNIVERSITAS TRIATMA MULYA

BADUNG

2022
PENDUDUK DAN KETENAGAKERJAAN

1. Pengertian Penduduk
Pengertian Penduduk menurut Badan Pusat Statistik, yaitu Warga Negara
Indonesia (WNI) atau Warga Negara Asing atau (WNA) yang bertempat tinggal
di wilayah Indonesia dan telah menetap/ berniat menetap selama minimal 1
tahun.

A. Syarat –Syarat Menjadi Warga Negara Indonesia (WNI)


1) Telah berusia minimal 18 tahun atau sudah kawin
2) Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah
Negara Republik Indonesia paling singkat 5 tahun berturut-turut, atau
paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut.
3) Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui Dasar Negara, Pancasila, dan
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia tahun 1945.
4) Sehat jasmani dan rohani
5) Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara 1 tahun atau lebih.
6) Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak
menjadi berkewarganegaraan ganda.
7) Mempunyai pekerjaan / atau berpenghasilan tetap
8) Membayar uang pewarganegaraan ke kas Negara
9) Membuat permohonan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia diatas
kertas bermaterai cukup kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen
Hukum dan Ham atau Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
10) Permohoanan tersebut harus dilampiri dengan syarat yang telah
ditentukan.
B. Syarat- Syarat Menjadi Penduduk
1) Merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Atau Warga Negara
Asing (WNA).
2) Merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) asli dan tidak asli.
3) Merupakan Warga Negara Asing (WNA) Penduduk dan bukan
penduduk atau penduduk sementara orang asing.
4) Bertempat tinggal di wilayah Indonesia dan teleh menetap/ berminat
menetap selama minimal 1 tahun.
5) Sehat secara Jasmani dan Rohani.

C. Perbedaan Penduduk dan Warga Negara Indonesia


Penduduk adalah seseorang baik itu diri pribadi, anggota keluarga,
anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat
tinggal tetap di suatu tempat dalam batas wilayah Negara pada waktu
tertentu, seperti yang ada dalam pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 10
Tahun 1992. Sedangkan dari sisi definisinya, Warga Negara adalah warga
dari suatu Negara yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-
uandangan. Selain itu, warga Negara memiliki status hukum, hak dan
kewajiaban sebagai warga suatu Negara.
Yang membedakan Penduduk dan Warga Negara yaitu, warga negara
merupakan bagian dari penduduk, sedangkan penduduk belum tentu
merupakan warga negara tersebut.

2. Pembagian Penduduk dan Ketenagakerjaan


A. Penduduk
Penduduk yaitu Warga Negara Indonesia (WNI) atau Warga Negara
Asing atau (WNA) yang bertempat tinggal di wilayah Indonesia dan telah
menetap/ berniat menetap selama minimal 1 tahun
B. Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga
kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah. Dalam Undang-Undang
Nomor 13 tahun 2003, tentang Perlindungan Tenaga Kerja, pengertian
tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun masyarakat.
C. Kaitan Penduduk dan Tenaga Kerja
Pendekatan Angkatan Kerja
Jika dikaitkan antara Penduduk dan Tenaga Kerja, dilihat dari buku
ekonomi karya Dewi Kusumawardani, penduduk suatu negara dapat
dibedakan menjadi dua kelompok atau golongan, yang pertama yaitu
Tenaga Kerja dan Bukan Tenaga Kerja.

1) Tenaga Kerja
Penduduk suatu negara yang tergolong kedalam tenaga kerja yaitu
penduduk yang berumur di dalam batas usia kerja. Batas usia kerja
yang dianut setiap Negara berbeda-beda, di Indonesia sendiri batas
usia kerja yaitu minimum 10 tahun dan tanpa batas maksimum. Jadi
setiap orang atau penduduk yang telah berusia 10 tahun, dapat
digolongkan kedalam tenaga kerja.
Di India rentang usia yang digunakan yaitu 14 sampai 60 tahun.
Untuk Amerika Serikat sendiri, rentang usia kerja yang diguanakan
yaitu 16 tahun tanpa batas maksimum. Batas usia kerja versi Bank
Dunia adalah antara 15 sampai dengan 64 tahun. Tenaga kerja
(manpower) dipilah pula kedalam dua kelompok, yaitu :
a) Angkatan Kerja
Yang termasuk ke dalam angkatan kerja ialah tenaga kerja atau
penduduk dalam usia kerja yang bekerja, atau mempunyai
pekerjaan namun untuk sementara waktu sedang tidak bekerja, dan
yang mencari pekerjaan. Angkatan kerja dibedakan pula menjadi
dua subkelompok, yaitu :
- Pekerja
Pekerja adalah orang-orang yang mempunyai pekerjaan dan
(saat disensus atau disurvei) memang sedang bekerja, serta
orang yang mempunyai pekerjaan namun untuk sementara
waktu kebetulan sedang tidak bekerja. BPS mendefinisikan
bekerja adalah melakukan pekerjaan dengan maksud
memperoleh upah atau membantu memperoleh pendapatan
atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit satu jam
secara kontinyu dalam seminggu yang lalu.
- Penganggur
Penganggur adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan,
lengkapnya orang yang tidak bekerja (masih atau sedang)
mencari pekerjaan. Penganggur semacam ini oleh BPS
dinyatakan sebagai penganggur terbuka.
b) Bukan Angkatan Kerja
Yang bukan termasuk kedalam angkatan kerja ialah tenaga kerja
atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak
mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan; yakni
orang-orang yang kegiatannya bersekolah (pelajar,mahasiswa),
mengurus rumah tangga (yang dimaksud yaitu ibu-ibu yang bukan
wanita karir), serta menerima pendapatan tapi bukan merupakan
imbalan langsung atas jasa kerjanya (pensiunan, penderita cacat
yang dependen). Tenaga kerja yang bukan angkatan kerja
dibedakan menjadi tiga subkelompok, yaitu :
- Penduduk dalam usia kerja yang sedang bersekolah
- Mengurus rumah tangga (tanpa mendapatkan upah)
- Penerima pendapatan lain
2) Bukan Tenaga Kerja
Penduduk yang buakn termasuk tenaga kerja yaitu penduduk yang
berusia kurang dari 10 tahun.

Pendekatan Pemanfaatan Tenaga Kerja


Pendekatan ini lebeh realistis namun pelaksanaanya lebih rumit,
terutama untuk mengukur pengangguran terselubung (disguised
unemployment) dalam bentuk produktivitas kerja rendah dan penghasilan
rendah. Pada pendekaatan pemanfaatan tenaga kerja, akan diulas secara
lebih rinci berkaitan dengan pekerja seperti berikut ini :
1) Menganggur/Penganggur
Yang dimaskud dengan menganggur atau penganggur yaitu, orang
yang sama sekali tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan,
dimana batasan menganggur seperi ini sama dengan batasan menurut
pendekatan angkatan kerja, yaitu menganggur terbuka (open
unemployment).
2) Bekerja Penuh
Yang dimaksud dengan bekerja penuh yaitu, tenaga kerja yang
bersangkutan termanfatkan secara cukup atau optimal.
3) Setengah Menganggur
Yang dimaksud dengan setengah menganggur ( under-employed)
yaitu, bekerja tetapi tenaganya kurang termanfaatkan diukur dari
curahan jam kerja, produktivitas kerja, atau penghasilan yang
diperoleh.

Angkatan Kerja Indonesia


Sekitar tiga perempat penduduk Indonesia termasuk di dalam batas
usia kerja. Dengan kata lain, seperempat penduduk tidak tergolong
sebagai tenaga kerja karena belum berumur 10 tahun. Pada tahun 1993
jumlah tenaga kerja tercatat sebanyak 143,8 juta orang. Tidak semua dari
jumlah ini tergolong sebagai angkatan kerja, yaitu mereka yang
kegiatannya bersekolah, mengurus rumah tangga, serta menerima
pendapatan tapi bukan sebagai balas jasa langsung atas kerjanya.
Proporsi tenaga kerja yang tergolong sebagai angkatan kerja hanya
sekitar 55-60 persen. Pertumbuhan jumlah tenaga kerja lebih tinggi
daripada pertumbuhan jumlah seluruh penduduk. Proporsi angkatan kerja
terhadap jumlah penduduk berkisar 40-45 persen dari tahun ke tahun.
Jumlah angkatan kerja tumbuh jauh lebih cepat daripada jumlah
penduduk, bahka juga dibandingkan jumlah tenaga kerja.
Angkatan kerja yang tumbuh sangat cepat tentu akan membawa
beban tersendiri bagi perekonomian, yakni penciptaan atau perluasan
lapangan kerja. Jika lowongan kerja baru tidak mampu menampung
semua angkatan kerja baru, maka barisan sebagian angkatan kerja baru
ini akan memperpanjang barisan penganggur yang sudah ada. Kualitas
tenaga kerja Indonesia, sebagaimana tercermin dari tingkat pendidikan
angkatan kerja dan produktivitas pekerja yang ada masih relatif rendah.
Rendahnya tingkat pendidikan angkatan kerja Indonesia ini tentu saja
kurang memadai untuk mendukung indutriliasi, sebuah proses
pembangunan ekonomi yang justru menuntur tenaga-tenaga terdidik
yang terampil.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja dan Pengangguran


Dari data-data ketenagakerjaan dapat diketahui dan dihitung berbagai
konsep yang berkaitan dengan tingkat pengerjaan dan penganguran.
Konsep-konsep yang dimaksud adalah tingkat partisipasi angkatan kerja
(TPAK), tingkat pengerjaan (employment rate), dan tingkat penganguran
(unemployment rate). Angka-angka semacam ini berguna untuk
mengenali situasi di pasar kerja. Berikut ini adalah rumus yang dapat
digunakan untuk menghitung partisipasi angkatan kerja dan
penganguran:
jumlah angkatan kerja
TPAK = X 100 %
jumlah tenaga kerja

jumlah pekerja
Tingkat Pengerjaan= X 100 %
jumlah tenaga kerja

jumlah penganggur
Tingkat Pengangguran= X 100 %
jumlah angkatan kerja

Tingkat Pengerjaan +Tingkat Pengangguran=1

Tingkat partisipasi angkatan kerja Indonesia berkisar pada angka


57% jika di ingat penduduk bahwa Indonesia dalam kelompok usia
muda masih dominan, kenaikan angka TPAK ini sangat kecil. Berarti
apabila penduduk muda tersebut (< 10 Tahun) bertambah umur sehingga
memasuki batas usia kerja, sebagian besar mereka, tidak masuk
kegolongan tenaga kerja yang akatan kerja, melainkan kegolongan bukan
angkatan kerja. Bisa jadi mereka melanjutkan sekolah, atau ( bagi anak
perempuan) mengurus rumah tangga, atau mungkin juga mengangur.
Angka TPAK berfluktuasi dari tahun ke tahun sementara angka
penganguran senantiasa mengalami peningkatan. Dalam perbandingan
seksual atau antar jenis kelamin, TPAK laki-laki masih jauh lebih tinggi
dibandingankan dengan perempuan. Peluang kerja perempuan untuk
terlibat dipasar kerja masih rendah, sedangkan jika dibandingkan secara
spasial atau antar daerah, TPAK di daerah perdesaan justru lebih tinggi
daripada di daerah perkotaan.
Bertolak dari yang sudah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa jika
dilihat dari daerah tempat tinggal, maka keterlibatan angkatan kerja
daerah perdesaan di pasar tenaga keja lebih tinggi daripada keterlibatan
tenaga kerja di daerah perkotaan. Meningkatnya angka pengangguran
selama beberapa tahun terakhir disebabkan karena ketidak seimbangan
pertumbuhan angkatan kerja dan penciptaan kesempatan kerja.
Apabila dibandingkan dengan beberapa negara, tingkat penganguran
di Indonesia sangat rendah. Negara yang tingkat pengangurannya rendah
mengalami laju inflasi yang tinggi. Sebaliknya, negara yang laju
inflsinya rendah mengalami tingkat penganguran yang tinggi.

3. Fungsi Ganda Penduduk


Penduduk dapat dikatakan memiliki fungsi ganda apabila ia memiliki 2 (dua)
fungsi. Berikut adalah fungsi ganda penduduk berdasarkan beberpa konteks :
A. Dalam Konteks Perekonomian
Penduduk berfungsi ganda dalam perekonomian, yaitu dalam konteks
pasar ia berada baik disisi permintaan maupun disisi penawaran. Disisi
permintaan, penduduk adalah konsumen, sumber permintaan akan barang
dan jasa. Disisi penawaran penduduk berperan sebagai produsen, jika ia
adalah pengusaha atau pedagang; atau tenaga kerja, jika ia semata-mata
hanya sebagai pekerja.
B. Dalam Konteks Pembangunan
Penduduk berfungsi ganda dalam konteks pembangunan yaitu dimana
pandangan terhadap penduduk terpecah menjadi 2 (dua) ada yang
menganggapnya sebagai penghambat pembangunan, dan adapula yang
menanggapnya sebagai pemacu pembangunan. Dalam literatur kuno,
umumnya penduduk di pandang sebagai penghambat bangunan. Dalam
literatur modern penduduk justru di pandang sebagai pemacu pembangunan

Jadi dapat disimpulkan perkembangan ekonomi turut ditentukan oleh


permintaan yang dating dari penduduk. Dari sisi konsumsi permintaan akan
meningkat hanya jika penduduk selaku konsumen mempunyai daya beli yang
menjangkau. Sedangkan dari sisi produksi, penawaran akan tanggap hanya jika
penduduk selaku produsen atau sumber daya manusia memiliki kapasitas
produktif yang memadai dan efisien.

Dengan demikian, apakah pada akhirnya penduduk merupakan pemacu atau


penghambat pembangunan, persoalan bukan semata-mata terletak pada besar
atau kecil jumlahnya. Akan tetapi juga bergantung pada kapasitas penduduk
tersebut, baik selaku konsumen atau sumber permintaan maupun selaku
produsen atau sumber penawaran.

4. Kebijakan Penduduk dan Ketenagakerjaan di Indonesia


Berbagai kebijaksanaan telah, sedang, dan akan ditempuh oleh pemerintah
dalm upaya mengatasi masalah-masalah kependudukan dan ketenagakerjaan.
Dalam repelita VI ini, sesuai dengan amanat GBHN 1993, pembangunan
kependudukan dalam PJP II diarahkan pada peningkatan kualitas penduduk dan
pengendalian laju pertumbuhan penduduk.
Peningkatan kualitas penduduk dimaksudkan adalah peningkatan kualitas
kehidupan dan kemampuan manusia serta masyarakat di Indonesia sebagai
pelaku utama dan sasaran pembangunan. Sedangkan dibidang ketenagakerjaan,
penciptaan, dan perluasan lapangan kerja terus diupayakan terutama melalui
peningkatan dan pemerataan pembangunan industri, pertanian, dan jasa yang
mampu menyerap banyak tenaga kerja serta meningkatkan pendapatan
masyarakat.
Pengendalian pertumbuhan penduduk di tempuh antara lain melalui gerakan
keluarga berencana (KB) untuk mewujudkan normal keluarga kecil, bahagia,
dan sejahtera. Dalam persebaran penduduk, program trasmigrasi dimasa dating
lebih diarahkan pada trasmigrasi swakarsa.
Pembangunan kependudukan dikaitkan pula dengan pertimbangan
pemeliharaan kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup,
sehingga mobilitas dan persebaran penduduk selaras dengan kesempatan kerja
dan pembangunan daerah. Dalam rangka peningaktan kualitas penduduk, secara
kongkret diharapkan pada akhir PJP II kelak angka sasaran-sasaran berikut
dapat tercapai.
 Angka harapan hidup : 70,6 tahun
 Pertumbuhan peduduk : 0,88%
 Angka kelahiran kasar : 16,1 per seribu penduduk
 Angka kematian kasar : 7,4 per seribu penduduk
 Pertambahan alamiah : 8,8 per seribu penduduk
 Angka kematian bayi : 26 per seribu kelahiran hidup

Berdasarkan data terbaru angka sasaran yang sudah dicapai per tahun terbaru
yaitu sebagai berikut :

 Angka harapan hidup : 71,6 tahun


 Pertumbuhan penduduk : 0,98%
 Angka kelahiran kasar : 1,38 per semester (per seribu penduduk)
 Angka kematian kasar : 2.27 per semester (per seribu penduduk)
 Pertambahan alamiah : -243.062 jiwa per semester 2021
 Angka kematian bayi : 28.158 jiwa per tahun 2020

Untuk mencapai sasaran-sasaran yang dicanangkan di atas, di tempuh


berbagai kebijaksanaan dan program-program berikut :

a. Peningkatan kualitas penduduk, melalui program perluasan pendidikan


dan perbaikan mutu pendidikan
b. Pengendalian pertumbuhan dan kuantitas penduduk, melalui melalui
program keluarga berencana, perbaikan layanan kesehatan dasar.
c. Pengarahan persebaran dan mobilitas penduduk, melalui program
transmigrasi, pemerataan pembangunan antar wilayah.
d. Penyempurnaan sistem informasi kependudukan, melalui program
pengembangan adminitrasi, dan penataan statistic kependudukan.
e. Pendayagunaan dan dan kesejahteraan usia lanjut.

Kebijakan yang ditempuh serta program-program yang akan dijalnkan untuk


mencapai sasaran di atas meliputi :

- Pembinaan dan penggembangan kesempatan kerja dan produktivitas.


- Pendayagunaan dan penyebaran tenaga kerja
- Pelatihan dan keterampilan tenaga kerja, melalui program kemitraan
pelaatihan; pemagangan; serta perbaikan metode dan sistem informasi
pelatihan.
- Pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Dumary. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Badan Pusat Statistik. (2021). “Sensus Penduduk 2020”. Diakses pada 6 April 2022,
dari https://www.bps.go.id/sp2020/faq/detail/50

Kedutaan Besar Republik Indonesia Di Dili Demokratik Timor-Leste. “Memperoleh


Kembali Kewarganegaraan”. Diakses pada 6 April 2022, dari
https://kemlu.go.id/dili/id/pages/memperoleh_kewarganegaraan_ri_/1771/etc-
menu

Badan Pusat Statistik. (2021). “Angka Harapan Hidup (AHH) Menurut Provinsi dan
Jenis Kelamin (Tahun), 2019-2021”. Diakses pada 6 April 2022, dari
https://www.bps.go.id/indicator/40/501/1/angka-harapan-hidup-ahh-menurut-
provinsi-dan-jenis-kelamin.html

Badan Pusat Statistik. (2021). “Laju Pertumbuhan Penduduk (Persen), 2021”. Diakses
pada 7 April 2022, dari https://www.bps.go.id/indicator/12/1976/1/laju-
pertumbuhan-penduduk.html

Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri


Republik Indonesia (2021). “ Distribusi Penduduk Indonesia Per Juni 2021:
Jabar Terbanyak Kualitas Paling Sedikit”. Diakses pada 10 April 2022 dari
https://dukcapil.kemendagri.go.id/berita/baca/809/distribusi-penduduk-
indonesia-per-juni-2021-jabar-terbanyak-kaltara-paling-sedikit#:~:text=
%E2%80%9CPer%20semester%202021%2C%20terjadi%20376.610,atau
%20SKPWNI%2C%E2%80%9D%20papar%20Zudan

“Tingkat Pengangguran di 2022 Bakal Lebih Baik Dari Tahun Lalu”. (2022). Diakses
10 April 2022, dari https://nasional.kontan.co.id/news/ekonom-tingkat-
pengangguran-di-2022-bakal-lebih-baik-dari-tahun-lalu

Anda mungkin juga menyukai