Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN STRATEGIK

KARAKTERISTIK KEPUTUSAN STRATEGI, TOLAK UKUR DAN RELEVANSINYA

Dosen Pengampu : I Nyoman Suarjaya, ST., MM

Oleh: Kelompok 2

Ni Putu Ana Martini (20192413001)

Ni Kadek Ayu Wirastuti (20192413005)

Putu Oka Linda Pradnya Wati (20192413012)

Ni Nyoman Tri Ayu Respayanti (20192413015)

FAKULTAS BISNIS DAN PARIWISATA

UNIVERSITAS TRIATMA MULYA

TAHUN AJARAN

2021/2022
KARAKTERISTIK KEPUTUSAN STRATEGI, TOLAK UKUR DAN RELEVANSINYA

2.1. Karakteristik Keputusan Strategi


Adapun karakteristik keputusan strategi yang dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu:
1. Keputusan pada Tingkat Korporat
a. Risiko, biaya dan potensi keuntungan yang lebih besar
b. Kebutuhan akan fleksibilitas yang lebih besar
c. Jangka waktu yang lebih panjang
2. Keputusan pada Tingkat Fungsional
a. Pelaksanaan keseluruhan strategi
b. Melibatkan isu operasional berorientasi tindakan
c. Relatif berjangka pendek dan berisiko rendah
d. Dengan biaya sedang
3. Keputusan pada Tingkat Bisnis
a. Menjebatani keputusan di tingkat korporat dan tingkat fungsional
b. Biaya, risiko dan potensi keuntungan yang lebih kecil dibandingkan
keputusan pada tingkat korporat
c. Biaya, risiko dan potensi keuntungan yang lebih besar dibandingakan
keputusan pada tingkat fungsional

2.2. Tolak Ukur dan Relevansi Dalam Operasional Perusahaan


2.2.1. Tolak Ukur Keberhasilan Bisnis
1. Penghasilan, Keuntungan (Income, Profit)
Penghasilan (Income) atau pendapatan merupakan keuntungan perusahaan
secara keseluruhan dan memperhitungkan semua uang yang mengalir keluar dari
dan ke dalam perusahaan selama periode waktu tertentu. Sedangkan, keuntungan
(profit) adalah merupakan ukuran yang paling mudah untuk dijelaskan kepada
semua pihak dalam menilai keberhasilan seorang manajer dalam mengelola serta
memimpin suatu perusahan.
2. Perkembangan yang Berkelanjutan (Sustainable Growth)
Dalam jangka panjang, keuntungan tersebut haruslah dipergunakan untuk
pengembangan usaha bisnis kita, yaitu haruslah dipergunakan untuk memacu
pertumbuhan bisnis (Business Growth). Misalnya: pertambahan aktiva tetap yang
berupa : Mesin produksi, Gedung Pabrik, dan lain-lain.
3. Keunggulan Posisi Bersaing (Competitive Advantage)
Pertumbuhan yang berkelanjutan tersebut haruslah kita jadikan modal
dasar untuk meraih keberhasilan bisnis pada tahap berikutnya yaitu dalam bentuk
diperolehnya "posisi persaingan yang lebih unggul" atau yang sering juga disebut
sebagai "Competitive Advanted". Lawan dari Competitive Advanted adalah
Perfect competition atau persaingan sempurna, yaitu bentuk persaingan dimana
pelaku bisnis dalam cabang usaha ini adalah amat banyak dan pada umumnya
kecil-kecil, sehingga senjata persaingan yang utama adalah "perang harga",
kondisi persaingan inilah yang paling tidak disukai oleh pebisnis, untuk itu kita
harus berusaha agar dapat keluar dari lingkaran persaingan tersebut.
4. Keunggulan Posisi Bisnis
Ada tiga posisi bisnis yang unggul secara berurutan yaitu :
a. Posisi bisnis yang tergantung (Dependent Business)
Posisi bisnis seperti ini merupakan suatu kondisi dimana perusahaan kita
masih berada dalam berbagai ketergantungan dari pihak lain.
b. Posisi bisnis yang merdeka (Independent Business)
Pada posisi bisnis seperti ini kita tidak mudah dipermainkan oleh pihak
lain, sehingga kualitas bisnis kita akan semakin kuat dan tidak mudah
digoyahkan oleh pihak lain maupun pesaing kita.
c. Posisi bisnis yang saling berkait (Intedepedent Business)
Dalam era global seperti sekarang ini maka bisnis yang merdeka 100%
sangatlah sulit untuk dapat kita wujudkan, oleh karena itu maka untuk
memperoleh posisi yang lebih bebas maka dapat ditempuh dengan cara
membuat adanya saling ketergantungan diantara partner bisnis kita. Baik
mereka adalah pemasok bahan baku, teknisi mesin mesin produksi, para
agen atau distributor dan pemodal atau investor.
5. Corporate Image
Corporate image adalah citra yang diciptakan dan tanamkan oleh
perusahaan kepada konsumen. Penciptaan corporate image dapat melalui dua
cara, yakni melalui sudut pandang infrastruktur dan sudut pandang citra eksternal
yang telah ditanam oleh perusahaan. Untuk menciptakan citra infrastruktur,
perusahaan harus menekankan visi dan misi yang ditawarkan kepada
konsumennya. Sedangkan, citra eksternal mampu melalui; customer satisfaction,
product quality, tangible image, advertisement, sponsorship, media relations dan
social responsibility. Sehingga, citra eksternal dapat diartikan sebagai aktivitas
jangka panjang antara perusahaan dan konsumen yang saling berinteraksi (Ene
dan Özkaya, 2014).
Ene dan Özkaya (2014) membagi corporate image dalam 6 dimensi, yaitu :
1) Store Layout
Store Layout merupakan jarak penempatan ruang antara satu produk
dengan produk lain yang disajikan kepada konsumen.
2) Store Prestige
Store prestige dapat diartikan sebagai reputasi toko yang terjadi akibat
keterlibatan kedua pihak antara perusahaan dan konsumen dalam jangka
panjang secara terus menerus.
3) Service Quality of Store
Kualitas merupakan keseluruhan dari produk atau jasa yang diberikan
untuk menciptakan kepuasan yang dibutuhkan oleh konsumen atas apa
yang dibelinya.
4) Products
Produk merupakan objek atas suatu benda yang dipasarkan melalui iklan
dan bertujuan dalam kegiatan pemasaran.
5) In - Store Promotion
In - Store Promotion merupakan investasi yang dilakukan untuk
mempromosikan produk mereka di toko, seperti; posisi rak, layar khusus,
brosur promosi, dan lain-lain.
6) Support Services and Equipment
Support services and equipment merupakan alat bantu yang diberikan oleh
toko seperti keranjang belanja, dan proses pengembalian produk yang
diberikan oleh toko terhadap konsumen.

6. Etika Bisnis
Etika Bisnis merupakan berbagai aturan yang tak tertulis soal bagaimana
cara menjalankan suatu kegiatan bisnis dengan adil, serta sudah sesuai dengan
hukum yang akan diberlakukan suatu negara dan tidak pula tergantung pada
kedudukan individu maupun perusahaannya dalam bermasyarakat. Etika bisnis
dalam perusahaan yakni suatu bentuk etika terapan atau juga etika profesional
yang akan meneliti prinsip-prinsip serta berbagai masalah etika dan moral yang
muncul dalam lingkungan perusahaan.

Pengertian Etika Bisnis Menurut Para Ahli


1) Hill dan Jones
Etika Bisnis yakni berbagai ajaran untuk dapat membedakan antara salah
dan benar guna memberikan sebuah pembekalan kepada setiap pemimpin
perusahaan ketika mempertimbangkan untuk dapat mengambil keputusan
strategis yang terkait dengan sebuah masalah moral yang kompleks.
2) Bertens
Etika Bisnis merupakan sebuah bentuk standar yang lebih tinggi
dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam sebuah
kegiatan bisnis seringkali ditemukan wilayah abu-abu yang tidak diatur
oleh ketentuan hukum.
3) Sim
Etika Bisnis ialah sebuah karakter dalam menyampaikan suatu integritas
moral dan nilai-nilai yang konsisten dalam pelayanan kepada masyarakat,
yang berkaitan dengan suatu kepemimpinan yang efektif dalam organisasi.
4) Steade Et Al
Etika Bisnis yaitu salah satu dari standar etika yang berhubungan dengan
tujuan dan cara mengambil suatu keputusan dalam sebuah bisnis.
5) Velasques
Etika Bisnis yakni sebuah studi khusus mengenai moral yang benar dan
salah. Studi ini berfokus pada standar moral sebagaimana yang sudah
diterapkan dalam kebijakan, institusi dan perilaku bisnis.

Aspek atau Sudut Pandang Etika Bisnis


1. Sudut Pandang Ekonomi yaitu adanya sebuah interaksi antara produsen
dengan para pekerja, produsen dengan produsen dalam sebuah organisasi.
Kegiatan tersebut ini sama-sama bertujuan untuk dapat mencari profit,
oleh karena itu menjadi sebuah kegiatan ekonomis.
2. Sudut Pandang Etika yakni sebuah orientasi profit jangan sampai
merugikan orang lain. Apa yang dapat dilakukan dalam menjalankan
sebuah bisnis haruslah menghormati kepentingan dan juga hak orang lain.
3. Sudut Pandang Hukum merupakan hal yang tetap harus memperhatikan
berbagai aspek-aspek dari hukum tertulis sebagaimana tercantum dalam
sebuah Hukum Dagang atau Hukum Bisnis karena hukum merupakan
sebuah sudut pandang normatif yang menetapkan apa yang harus
dilakukan dan juga apa yang tidak boleh dilakukan oleh pelaku bisnis.

Prinsip Etika Bisnis


1. Prinsip Otonomi
Prinsip ini dapat menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan dan
memiliki sebuah rasa tanggung jawab. Adapun orang yang sangat mandiri
berarti orang yang dapat mengambil suatu keputusan atau melakukan
berbagai tindakan berdasarkan kemampuan sendiri.
2. Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran yakni untuk dapat menanamkan sikap bahwa apa yang
dikatakan sesuai dengan apa yang dipikirkan dan apa yang akan dikatakan
itulah yang dikerjakan. Prinsip ini merupakan sebuah wujud dari
kepatuhan dalam melaksanakan berbagai komitmen atau juga perjanjian
yang telah disepakati bersama.
3. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan yakni untuk dapat menanamkan sikap dalam
memperlakukan semua pihak secara adil tanpa membeda-bedakan dari
berbagai aspek baik dari suatu aspek hukum, ekonomi maupun aspek-
aspek lain sebagainya.
4. Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini juga menanamkan sebuah kesadaran bahwa dalam berbisnis
harus menanamkan suatu prinsip win-win solution, yang artinya dalam
mengambil sebuah keputusan dan tindakan bisnis harus diusahakan agar
pihak lain merasa diuntungkan.
5. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini ialah salah satu prinsip untuk tidak merugikan pihak lain dalam
segala keputusan maupun berbagai tindakan bisnis yang diambil. Prinsip
ini juga didasari oleh suatu kesadaran bahwa setiap orang harus dihormati
harkat dan martabatnya.

Manfaat Etika Bisnis


 Memberikan suatu keunggulan kompetitif di mata para pelanggan.
 Meningkatkan kebahagiaan bagi para karyawan.
 Menarik lebih banyak para investor.
 Meningkatkan suatu kredibilitas perusahaan.
 Meningkatkan sebuah daya saing perusahaan.
 Meningkatkan suatu kepercayaan investor pada perusahaan.
 Membangun sebuah citra perusahaan yang positif.
 Tugas utama dari etika bisnis dipusatkan pada upaya mencari cara untuk
dapat menyelaraskan kepentingan strategis suatu bisnis dengan tuntunan
moralitas.
 Etika bisnis ini bertugas untuk melakukan sebuah perubahan kesadaran
masyarakat tentang bisnis dengan memberikan suatu pemahaman yaitu
bisnis yang tidak dapat dipisahkan dari etika.
 Memiliki budaya yang sangat khas yang bisa menjadi suatu keunggulan.
 Dapat memaksimalkan suatu keuntungan dan meminimalisir kerugian.

Tujuan Etika Bisnis


Tujuan dari etika bisnis untuk para pengusaha ialah untuk dapat
mendorong kesadaran moral dan juga memberikan berbagai batasan – batasan
untuk para pengusaha ataupun para pelaku bisnis dalam menjalankan suatu good
business dan juga tidak dapat melakukan monkey business ataupun dirty business.
Yang mana, hal tersebut bisa merugikan banyak belah pihak yang juga terkait.
Dengan suatu etika bisnis, bagi para pelaku bisnis mempunyai sebuah
aturan yang bisa mengarahkan mereka dalam mewujudkan citranya dan
manajemen bisnis yang sangat baik, jadi bisa diikuti oleh seluruh orang yang
dapat mempercayai bahwa bisnis tersebut mempunyai sebuah etika yang baik.
Mempunyai sebuah etika bisnis juga bisa menghindari citra buruk seperti
pada penipuan, dan cara kotor serta licik. Bisnis yang mempunyai etika yang
sangat baik biasanya tidak akan pernah dapat merugikan bisnis lain, tidak
melanggar sebuah aturan hukum yang berlaku, dan tidak akan membuat suasana
yang tidak kondusif kepada saingan bisnisnya, serta juga mempunyai izin usaha
yang sah.

Contoh Pelanggaran Etika Bisnis


1. Pelanggaran Hukum
Contoh pada pelanggaran hukum dari etika bisnis yakni sebuah
perusahaan yang melakukan PHK namun tidak akan memberikan
tunjangan sama sekali. Padahal hal ini telah diatur dalam UU no 13 tahun
2003.
2. Pelanggaran Transparasi
Suatu perusahaan tidak akan memberikan biaya tambahan suatu kreditan
barang terhadap para konsumen. Tentu hal ini, para konsumen akan dapat
melakukan suatu protes karena tidak dijelaskan diawal.
3. Pelanggaran Kejujuran
Suatu perusahaan dapat dikatakan akan melakukan pelanggaran terhadap
sebuah kejujuran apabila mereka tidak memberikan harga yang sejujurnya
kepada para konsumen serta kualitas-kualitas dari barang yang
ditawarkannya.
4. Pelanggaran Empati
Perusahaan tidak akan merespon keterlamabatan seorang klien bisnis yang
memiliki suatu halangan seperti sakit dan bahkan pihak dari suatu
perusahaan pun juga mengancam orang tersebut.

2.2.2. Relevansi Dalam Operasional Perusahaan


Relevansi Menstra Untuk Organisasi
 Sebelum tahun 1970-an, manajer membuat perencanaan jangka panjang
mengandalkan asumsi, masa depan akan selalu lebih baik sehingga
perencanaan masa depan sekedar perpanjangan apa yang telah dilakukan
di masa lalu.
 Perubahan lingkungan dan kejutan seperti krisis energi, deregulasi
industri, percepatan teknologi, meningkatnya persaingan global membuat
perencanaan harus berubah.
 Kondisi tersebut memaksa manajer perlu menyusun pendekatan secara
sistematis untuk analisa lingkungan baik internal maupun eksternal.
 Sebuah survey terhadap pemilik bisnis di Amerika serikat menemukan,
60% pebisnis telah mengadaptasi menstra atau memiliki strategic
planning. Dari angka tersebut, 89% mengatakan bahwa rencana mereka
itu efektif. Data menunjukan bahwa perusahaan yang telah adaptasi sistem
manajemen strategis mempunyai pendapatan finansial lebih tinggi.
 Saat ini, menstra tidak hanya digunakan untuk organisasi bisnis yang
mencari laba tapi juga badan pemerintah, swasta, pendidikan, rumah sakit,
organisasi nirlaba lainnya.
Contoh:
Visi Negara Indonesia 2025
Visi 2025 : “Mengangkat Indonesia menjadi negara maju dan merupakan kekuatan
12 besar dunia di tahun 2025 dan 8 besar dunia pada tahun 2045 melalui
pertumbuhan ekonomi tinggi yang inklusif dan berkelanjutan”.
Selaras dengan visi pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang-
Undang No. 17 tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional 2005 – 2025, maka visi Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia adalah “Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil,
dan Makmur”.
Melalui langkah MP3EI, percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi akan
menempatkan Indonesia sebagai negara maju pada tahun 2025 dengan pendapatan
per kapita yang berkisar antara USD 14.250 – USD 15.500 dengan nilai total
perekonomian (PDB) berkisar antara USD 4,0 – 4,5 triliun. Untuk mewujudkannya
diperlukan pertumbuhan ekonomi riil sebesar 6,4 – 7,5 persen pada periode 2011 –
2014, dan sekitar 8,0 – 9,0 persen pada periode 2015 – 2025. Pertumbuhan ekonomi
tersebut akan dibarengi oleh penurunan inflasi dari sebesar 6,5 persen pada periode
2011 – 2014 menjadi 3,0 persen pada 2025. Kombinasi pertumbuhan dan inflasi
seperti itu mencerminkan karakteristik negara maju.

Sumber: Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi


Indonesia 2011-2025

Keterangan:
 Tahun 2010 Indonesia menjadi negara terbesar ke-17 besar dunia.
 Tahun 2025 Indonesia menjadi negara terbesar ke-12 dunia yang diproyeksi
oleh KEN Pendapatan per kapita -USD 14,900 (high income country).
 Tahun 2045 Indonesia diprediksi menjadi negara terbesar ke-7 atau ke-8
dunia.

Visi 2025 tersebut diwujudkan melalui 3 (tiga) misi yang menjadi fokus utamanya,
yaitu:
1. Peningkatan nilai tambah dan perluasan rantai nilai proses produksi serta
distribusi dari pengelolaan aset dan akses (potensi) SDA, geografis wilayah,
dan SDM, melalui penciptaan kegiatan ekonomi yang terintegrasi dan
sinergis di dalam maupun antar-kawasan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.
2. Mendorong terwujudnya peningkatan efisiensi produksi dan pemasaran serta
integrasi pasar domestik dalam rangka penguatan daya saing dan daya tahan
perekonomian nasional.
3. Mendorong penguatan sistem inovasi nasional di sisi produksi, proses,
maupun pemasaran untuk penguatan daya saing global yang berkelanjutan,
menuju innovation-driven economy.

Tabel 1.1: Hierarki Tujuan dan Strategi

Pembuat Keputusan Strategik


Hasil Akhir Strategi
Dewan Manajer Manajer Manajer
(Apa yang kan (Bagaimana dapat
Direksi Perusahaan Bisnis Fungsional
dicapai) dicapai)
Visi, Misi, termasuk
    
Tujuan dan filosofi
Tujuan jangka
Grand Strategy   
panjang
Strategi dan kebijakan
Tujuan tahunan   
jangka pendek
Catatan:  menunjukkan tanggung jawab utama;  menunjukkan taggung jawab sekunder

DAFTAR PUSTAKA

Supriadi, Rizky. 2018. “Manajemen Strategik (Pertemuan 1) by Rizky Supriadi”,


https://slideplayer.info/slide/12783988/, diakses pada 30 Agustus 2022 pukul 12.31.

Ferryanto, Aditya. Saarce Elsye Hatane. 2015. “Analisa Pengaruh Corporate Image Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Di Surabaya”,
https://media.neliti.com/media/publications/186148-ID-analisa-pengaruh-corporate-image-
terhada.pdf, diakses pada 30 Agustus 2022 pukul 12.37

Ekonomi, Guru. 2021. “Etika Bisnis”, https://sarjanaekonomi.co.id/etika-bisnis/, diakses pada 30


Agustus 2022 pukul 12.42

Prasetya, Syhrani. 2015. “Konsep Dasar Manajemen Strategi: Karakteristik & Keunggulan
Strategis”, https://slideplayer.info/slide/3670824/, diakses pada 30 Agustus 2022 pukul 13.07.

Koordinator Bidang Perekonomian, Kementrian. 2011. “Masterplan Percepatan dan Perluasan


Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025”,
https://www.kemendag.go.id/storage/article/content_upload/transparansi_kerja/master-plan-
2011-2025-id0-1354731495.pdf, diakses pada 30 Agustsus 2022 pukul 15.43.

Ekonomi, Warta. 2022. “Apa Itu Income”, https://wartaekonomi.co.id/read396282/apa-itu-


income, diakses pada 30 Agustus 2022 pukul 16.01.

Anda mungkin juga menyukai