Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr Wb
Alhamdulillah puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
karunianya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu,
yang berjudul “ HAK dan KEWAJIBAN ”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan.

Adapun tujuan penulis membuat makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Pendidikan Kewarganegaraan yang dibimbing oleh dosen Bakti Fatwa
Anbiya, M.Pd. Semoga makalah ini yang disusun oleh penulis dapat bermanfaat dan
berguna bagi pembaca.

Demikian makalah ini dibuat kami menyadari didalam penyusunan dan


pembuatan makalah ini banyak kekurangan, maka daripada itu kritik dan saran kami
harapkan dari pembaca untuk mencapai kesempurnaan makalah ini agar lebih baik lagi,
atas kritik dan saran kami ucapkan terima kasih

Wassalamu’alaikum Wr Wb.

1 | HAK dan KEWAJIBAN


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………….2
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Hak Dan Kewajiban
1. Pengertian Hak…………………………………………………………………..7
2. Pengertian Kewajiban…………………………………………………………...9
3. Konsep Hak dan Kewajiban Warga Negara…………………………………….10
B. Hak Dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Sesuai UUD 1945…………….............11
C. Implementasi Hak Dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Di Negara Pancasila…....12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….14
B. Kritik dan Saran………………………………………………………………………..14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….......16

2 | HAK dan KEWAJIBAN


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hak dan kewajiban merupakan unsur normatif yang melekat dalam setiap individu
atau manusia. Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat antara satu dan lainnya,
sehingga dalam praktik harus dijalankan secara seimbang.Hak adalah segala sesuatu yang harus
didapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak lahir bahkan sebelum lahir sedangkan
kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan ( sesuatu hal yang harus
dilaksanakan ).1
Hak adalah sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk
berbuat sesuatu ( karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dan sebagainya ),
kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat,
wewenang menurut hukum2, sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang diwajibkan, sesuatu
yang harus dilaksanakan, keharusan, pekerjaan, tugas, tugas menurut hukum.3
Dalam praktik kehidupan sehari-hari, idealnya setiap individu dapat menjalankan hak
dan kewajibannya secara seimbang, untuk menghindari munculnya suatu ketimpangan yang dapat
menimbulkan gejolak dalam kehidupan bermasyarakat.Berbicara tentang hak, salah satunya
adalah hak setiap warga negara akan pekerjaan dan penghidupan yang layak. Lapangan pekerjaan
merupakan suatu sarana untuk menghasilkan pendapatan yang akan digunakan dalam
pemenuhan kebutuhan dalam penghidupan yang layak. Di negara ini, tidak ada larangan bagi
setiap warga negara untuk bekerja, dari yang ingin menjadi karyawan kantor/ pabrik, guru,
dokter, polisi, tentara, sampai yang ingin menjadi presiden pun semua diperbolehkan.

Pasal 27 Ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 menjelaskan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan“.

1
Wikipedia. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hak. Diakses tanggal 04.11.2018_17.20
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia. https://www.google.co.id/amp/s/kbbi.web.id.hak.html. Diakses tanggal
04.11.2018_17.20
3
Kamus Besar Bahasa Indonesia. https://www.google.co.id/amp/s/kbbi.web.id.wajib.html.
Diakses tanggal 04.11.2018_17.20

3 | HAK dan KEWAJIBAN


Pasal28D Ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan, “Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil
danlayak dalam hubungan kerja”.
Terlepas dari adanya jaminan bagi setiap warga negara terkait hak untuk
mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak, serta vmendapatkan perlakuan yang adil,
dalam dunia ketenagakerjaan ada salah satu masalah yang sering muncul yaitu Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK), yang tidak jarang juga, dapat menimbulkan konflik hubungan
industrial, konflik antara pengusaha dengan pekerja/ buruh.
Pasal 1 angka 25 Undang – Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
memberikan definisi, “Pemutusan Hubungan Kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena
suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/ buruh dan
pengusaha”
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah salah satu hal yang seharusnya dapat
dihindarkan, baik itu oleh pengusaha atau pun oleh pekerja/ buruh. Namun hal ini masih sering
terjadi, masih cukup sering ditemui adanya kasus – kasus Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
yang dilakukan oleh beberapa perusahaan dengan berbagai alasan atau penyebabnya. Keputusan
Pemutusan Hubungan Kerja tentunya berdampak buruk terhadap perekonomian dan
kelangsungan hidup serta masa depan para pekerja/ buruh. Berakhirnya hubungan kerja bagi
tenaga kerja berarti kehilangan mata pencaharian yang berarti pula permulaan masa
pengangguran dengan segala akibatnya, sehingga untuk menjamin kepastian dan
ketenteraman hidup kaum tenaga kerja seharusnya tidak ada pemutusan hubungan kerja. Akan
tetapi dalam kenyataanya membuktikan bahwa pemutusan hubungan kerja tidak dapat dicegah
seluruhnya.
Dalam hal terjadi Pemutusan Hubungan Kerja, tentunya tidak boleh dilakukan
secara sewenang-wenang. Pemutusan Hubungan Kerja hanya boleh dilakukan karena alasan
– alasan tertentu, setelah melalui beberapa tahapan upaya yang tentunya dilakukan untuk
dapat menghindarinya.Dalam praktik dunia ketenagakerjaan, sudah banyak perusahaan yang
melakukan Pemutusan Hubungan Kerja, dengan berbagai alasan, dan ini sangatlah menarik untuk
dapat diteliti, apakah alasan-alasan tersebut sudah sah jika ditinjau dari sisi hukum yang berlaku.

4 | HAK dan KEWAJIBAN


. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan sudah
memberikan batasan-batasan terkait hal-hal yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan untuk
dijadikan sebagai alasan atau pertimbangan untuk dilakukannya Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK). Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) diatur dalam Pasal 150 sampai dengan Pasal
172. Pemutusan Hubungan Kerja selanjutnya disebut PHK dilakukan oleh pengusaha terhadap
pekerja atau buruh, dilakukan dengan berbagai alasan, seperti pengunduran diri, mangkir,
perubahan status perusahaan, perusahaan tutup, perusahaan pailit, pekerja meninggal dunia,
pekerja pensiun, atau karena pekerja/ buruh telah melakukan kesalahan berat, sebagaimana diatur
dalam Pasal 158 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Hanya saja perlu dicermati bahwa Mahkamah Konstitusi sudah melakukan uji
materiil terhadap beberapa pasal yang ada di dalam Undang-undang Nomor 13
Tahun 2013 Tentang Keternagakerjaan tersebut.Salahsatu uji materiil yang sudah
dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi adalah uji materiil terhadap Pasal 164 Ayat (3) Undang-
undang Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan.
Pasal 164 ayat (3) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan
menyatakan :

Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh karena


perusahaan tutup bukan karena mengalami kerugian 2 (dua) tahun berturut-turut atau bukan
karena keadaan memaksa (force-majeur) tetapi perusahaan melakukan efisiensi, dengan
ketentuan pekerja/buruh berhak atas uang pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156
ayat (2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang
penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).
Melalui Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 19/PUU-IX/2011, Mahkamah
Konstitusi menyatakan beberapa hal sebagai berikut :

a). Menyatakan Pasal 164 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279)
bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 sepanjang frasa “perusahaan tutup” tidak dimaknai “perusahaan tutup permanen
atau perusahaan tutup tidak untuk sementara waktu”.

5 | HAK dan KEWAJIBAN


b). Menyatakan Pasal 164 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279) pada
frasa “perusahaan tutup” tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak
dimaknai “perusahaan tutup permanen atau perusahaan tutup tidak untuk

sementara waktu”;
Pengujian terhadap Pasal 164 Ayat (3) Undng-undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan tersebut dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi setelah ada
pengajuan dari beberapa orang karyawan Hotel Papandayan Bandung yang diputus hubungan
kerjanya karena hotel tempatnya bekerja melakukan renovasi. Para pemohon merasa hak
konstitusionalnya sebagaimana diatur dalam Pasal 28D Ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan,
“Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak
dalam hubungan kerja”, telah dilanggar dengan adanya Pasal 164 Ayat (3) Undang –Undang
Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Penggunaan Pasal 164 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 oleh pengusaha
sebagai dasar hukum untuk dapat dilakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan efisiensi
tanpa tutupnya perusahaan telah menjadi polemik dalam praktek aturan ketenagakerjaan, pekerja
dan atau Serikat Pekerja kerap menolak pemutusan hubungan kerja dengan alasan efisiensi karena
menurut mereka tidak ada pasal di dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yang mengatur
efisiensi tanpa tutupnya perusahaan bisa dijadikan

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep hak dan kewajiban warga negara?
2. UUD 1945 yang mengatur tentang hak dan kewajiban warga negara Indonesia.
3. Implementasi hak dan kewajiban warga negara Indonesia di Negara Pancasila.

6 | HAK dan KEWAJIBAN


BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Hak dan Kewajiban Warga Negara

1. Pengertian Hak

Secara etimologi Hak adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap orang
yang telah ada sejak lahir bahkan sebelum lahir. Namun secara umum hak dianggap sebagai
tuntutan ( claim ) yang sah, yang dibenarkan (justified ) yang dibuat seseorang, maupun
sekelompk orang terhadap orang atau kelompok lain atas objek tertentu sebagai miliknya.1

Sedangkan menurut sumber lain yaitu:

 Di dalam KBBI hak memiliki pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan,
kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang,
aturan, dsb), kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau
martabat. Di dalam perjalanan sejarah, tema hak relatif lebih muda usianya dibandingkan
dengan tema kewajiban, walaupun sebelumnya telah lahir . Tema hak baru “lahir” secara
formal pada tahun 1948 melalui Deklarasi HAM PBB, sedangkan tema kewajiban (bersifat
umum) telah lebih dahulu lahir melalui ajaran agama di mana manusia berkewajiban
menyembah Tuhan, dan berbuat baik terhadap sesama.
 Menurut Prof. Dr Notonegoro,
Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada
prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya. 2

Dapat disimpulkan bahwa hak adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap
orang yang telah ada sejak lahir bahkan sebelum lahir menjadi suatu peran yang bersifat
fakultatif artinya boleh dilaksanakan atau tidak dilaksanakan. . Atas dasar itu, orang yang

1
Ahmad Afnan Anshari. Implementasi Pendidikan HAM di Perguruan Tinggi. Semarang : UIN WALISONGO, 2013,
hal.22
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Hak

7 | HAK dan KEWAJIBAN


mempunyai hak dibenarkan, dan bertindak sah dan wajar bila menuntut orang lain menghormati
kepemilikannya atas suatu objek.

2. Pengertian Kewajiban

Secara etimologi kewajiban artinya sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa
tanggung jawab.

Sedangkan menurut dari para ahli pengertian dari kewajiban

 Menurut KBBI kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan (sesuatu hal
yang harus dilaksanakan
 Menurut Prof. Dr Notonegoro Kewajiban berasal dari kata ”wajib”. Wajib adalah beban
untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak
tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara
paksa oleh yang berkepentingan. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan

Hak dan kewajiban memiliki hubungan erat hubungan keduanya adalah saling berhadapan
dan berdampingan karena didalam hak terdapat kewajiban untuk tidak melanggar hak orang lain
dan tidak menyalahgunakan haknya.3

3. Konsep Hak dan Kewajiban Warga Negara

Pengertian hak warga negara adalah kuasa untuk menerima atau melakukan
sesuatu yang mestinya kita terima atau bisa dikatakan sebagai hal yang selalu kita lakukan dan
orang lain tidak boleh merampasnya entah secara paksa atau tidak. Dalam hal kewarganegaraan,
hak ini berarti warga negara berhak mendapatkan penghidupan yang layak, jaminan keamanan,
perlindungan hukum dan lain sebagainya.

Sedangkan pengertian kewajiban adalah suatu hal yang wajib kita lakukan demi
mendapatkan hak atau wewenang kita. Bisa jadi kewajiban merupakan hal yang harus kita

3
http://chokyhafiz.blogspot.co.id/2015/11/hukum-hak-dan-kewajiban-warga-negara.html

8 | HAK dan KEWAJIBAN


lakukan karena sudah mendapatkan hak tergantung situasinya. Sebagai warga negara kita wajib
melaksanakan peran sebagai warga negara sesuai kemampuan masing-masing supaya
mendapatkan hak kita sebagai warga negara yang baik.

Contoh Hak Warga Negara Indonesia:

1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum.

2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di
dalam pemerintahan.

4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan
masing-masing yang dipercayai.

5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran.

6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau NKRI
dari serangan musuh.

7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.

Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia:

1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh.

2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).

3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.

4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang berlaku
di wilayah negara Indonesia.

9 | HAK dan KEWAJIBAN


5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar
4
bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.

B. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia dalam UUD 1945

Hak dan Kewajiban warga negara diatur dalam UUD 1945 sebagai berikut :

1) Pasal 27 ayat 1-3 yang mengatur tentang Kedudukan warga negara , Penghidupan dan
pembelaan terhadap negara.
2) Pasal 28 ayat A – J yang mengatur tentang segala bentuk Hak Asasi Manusia
3) Pasal 29 ayat 2 yang mengatur tentang kebebasan atau hak untuk memeluk agama
(kepercayaan )
4) Pasal 30 ayat 1-5 yang mengatur tentang Kewajiban membela negara , Usaha pertahanan dan
keamanan rakyat, Keanggotaan TNI dan Tugasnya , Kepolisian Indonesia dan tugasnya ,
Susunan dan kedudukan TNI & kepolisian Indonesia.
5) Pasal 31 ayat 1-5 yang mengatur tentang Hak untuk mendapat pendidikan yang layak ,
kewajiban belajar ,Sistem pendidikan Nasional ,dan Peran pemerintah dalam bidang
Pendidikan dan kebudayaan
6) Pasal 33 ayat 1-5 yang mengatur tentang pengertian perekonomian ,Pemanfaatan SDA , dan
Prinsip Perekonomian Nasional.
7) Pasal 34 ayat 1-4 yang mengatur tentang Perlindungan terhadap fakir miskin dan anak
terlantar sebagai tanggung jawab negara.5

C. Implementasi Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia di Negara Pancasila

Dalam pelaksaannya hak asasi manusia di Indonesia mengalami pasang surut. Wacana hak
asasi manusia terus berkembang seiring dengan berkembangnya pelanggaran-pelanggaran HAM
yang semakin meningkat intensitas maupun ragamnya. Pelanggaran itu dilakukan oleh negara
maupun warga negara, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Suatu hal tidak dapat dilaksanakan sebelum mengetahui benar apa yang hendak
dilaksanakan, untuk melaksanakannya diperlukan pedoman, dan agar pelaksanaan bisa berjalan

4
: http://bima-paw.blogspot.co.id/2013/05/konsep-pengertian-dan-contoh-dari-hak.html
5
: http://sherlygreenlee.blogspot.co.id/2011/04/hak-kewajiban-warga-negara-serta-pasal.html

10 | HAK dan KEWAJIBAN


sesuai dengan harapan maka perlu ada institusi yang mengawal pelaksanaan tersebut. Dengan
demikian ada tiga hal penting dalam pelaksanaan hak dan kewajiban ini.
Pertama, Pancasila perlu dimengerti secara tepat dan benar baik dari pengertian, sejarah,
konsep, prinsip dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tanpa mengerti hal-hal yang
mendasar ini amat sulit Pancasila untuk diamalkan. Selain daripada itu, Pancasila akan cepat
memudar dan dilupakan kembali. Kekuatan akar pemahaman ini amat penting untuk menopang
batang, ranting, daun dan buah yang akan tumbuh di atasnya. Banyak hal yang terjadi ketika
semangat untuk mengamalkan Pancasila sangat tinggi namun tidak didasari oleh pemahaman
konsep dasar yang kuat, bukan hanya mudah memudar, namun juga akan kehilangan arah,
seakanakan sudah melaksanakan Pancasila padahal yang dilaksanakan bukan Pancasila, bahkan
bertentangan dengan Pancasila. Hal ini amat mudah dilihat dalam praktek perekonomian dan
perpolitikan Indonesia saat ini yang tanpa sadar sudah mengekor pada sistem kapitalis
neoliberalis dan perpolitikan yang bernapaskan individualis bukan kolektifis.
Kedua, pedoman pelaksanaan. Semestinya kita tidak perlu malu mencontoh apa yang
sudah dilakukan oleh pemerintah Orde Baru yang berusaha membuat Pedoman Penghayatan dan
Pengalaman Pancasila (P4). Pedoman ini sangat diperlukan agar negara dan warganegara
mengerti apa yang musti dilakukan, apa tujuannya dan bagaimana strategi mencapai tujuan
tersebut. Manakala tidak ada pedoman pelaksanaan, maka setiap orang berusaha membuat
pedoman sendiri-sendiri sehingga terjadi absurditas (kebingungan). Banyaknya kelemahan yang
terjadi pada pelaksanaan P4 perlu dievaluasi untuk diperbaiki. Contoh kelemahan utama dalam
pelaksanaan P4 65 adalah bahwa pedoman tersebut bersifat kaku, tertutup dan doktriner, hanya
pemerintah yang berhak menerjemahkan dan menafsirkan Pancasila, sehingga tidak ada ruang
yang cukup untuk diskusi dan terbukanya konsep-konsep baru. Kelemahan tersebut harus
diperbaiki tidak kemudian dibuang sama sekali.
Ketiga, perlunya lembaga yang bertugas mengawal pelaksanaan Pancasila. Lembaga ini
bertugas antara lain memfasilitasi aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk mensosialisasikan
Pancasila. Membuka ruang-ruang dialog agar tumbuh kesadaran ber-Pancasila baik di kalangan
elit politik,
pers, anggota legislatif, eksekutif, yudikatif, dan masyarakat luas. Yang tak kalah penting adalah
ikut memberi masukan kepada lembaga-lembaga negara dalam melaksanakan tugas dan

11 | HAK dan KEWAJIBAN


membuat kebijakan serta ikut mengevaluasi setiap kebijakan yang dilakukan agar terjamin tidak
bertentangan dengan Pancasila.
Dalam konteks pelaksanaan hak dan kewajiban, maka tiga hal penting sebagaimana
disebut di atas juga perlu ada, yaitu perlu mengerti prinsip-prinsip dasar hak dan kewajiban
negara dan warga negara, terdapat pedoman pelaksanaannya dan ada lembaga yang
mengawalnya. Tiga hal ini tentu tidak berdiri sendiri khusus terkait dengan hak dan kewajiban
negara dan warga negara, namun merupakan kesatuan gerak besar revitalisasi Pancasila dalam
semua bidang kehidupan.
Pelaksanaan hak dan kewajiban negara dan warga negara dalam negara Pancasila adalah
sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 seperti tergambar dalam klasifikasi di atas.
Namun demikian, selain melihat klasifikasi tersebut perlu juga memahami konsep, prinsip dan
nilai Pancasila dalam pelaksanaan hak asasi manusia.
Penjelasan di bawah ini akan memberikan gambaran tentang konsep, prinsip dan nilai
Pancasila yang dikutip dari Pedoman Umum Implementasi Pancasila dalam Kehidupan
Bernegara yang ditulis oleh Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Kehidupan Bernegara
(2005: 93-94):
a. Manusia adalah makhluk Tuhan yang Maha Esa, berperan sebagai pengelola dan
pemelihara alam secara seimbang dan serasi dalam keimanan dan ketakwaan. Dalam
mengelola alam, manusia berkewajiban dan bertanggung jawab menjamin kelestarian
eksistensi, harkat dan martabat, memuliakan serta menjaga keharmonisannya
b. Pancasila memandang bahwa hak asasi dan kewajiban asasi manusia bersumber dari
ajaran agama, nilai moral universal, nilai budaya bangsa serta pengamalan kehidupan
politik nasional.
c. Hak asasi manusia meliputi hak hidup, hak berkeluarga, hak mengembangkan diri, hak
keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak keamanan dan hak kesejahteraan
yang tidak boleh dirampas atau diabaikan oleh siapapun.
d. Perumusan hak asasi manusia berdasarkan Pancasila dilandaskan oleh pemahaman
bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari hubungan dengan Tuhan, sesama manusia,
dan dengan lingkungannya.
e. Bangsa Indonesia menyadari, mengakui, menghormati dan menjamin hak asasi orang
lain sebagai suatu kewajiban. Hak dan kewajiban asasi terpadu dan melekat pada diri

12 | HAK dan KEWAJIBAN


manusia sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, anggota suatu bangsa,
dan anggota masyarakat bangsa-bangsa.
f. Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai hak asasi yang harus dihormati dan
ditaati oleh setiap orang/warga negara.
g. Bangsa dan negara Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsabangsa mempuyai
tanggung jawab dan kewajiban menghormati ketentuan Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia tahun 1948 dengan semua instrumen yang terkait, sepanjang tidak bertentangan
dengan Pancasila.6

Contoh Hak dan Kewajiban dalam Kehidupan Sehari-hari


Di bawah ini beberapa contoh hak dan kewajiban yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945
pasal 27 sampai dengan pasal 34.

Hak atas kelangsungan hidup. "Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang" (Pasal 28B).
Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan. "Setiap orang berhak untuk hidup dan serta
berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya." (Pasal 28A).
Hak untuk pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan
yang sama di depan hukum (Pasal 28D ayat 1).
Hak untuk mendapatkan pendidikan (Pasal 31 ayat 1).
Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadah menurut agamanya (Pasal 28E ayat 1).
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 sampai dengan pasal 34, berikut ini contoh
kewajiban warga negara Indonesia.

Wajib menaati hukum dan pemerintah (Pasal 27 ayat 1).


Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara (Pasal 27 ayat 3).
Wajib menghormati Hak Asasi Manusia orang lain (Pasal 28J ayat 1).
Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 28J ayat 2).
Wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya (Pasal 31 ayat 2).

6
http://www.umsida.ac.id/tinymcpuk/gambar/file/Buku-Modul-Kuliah-Kewarganegaraan.pdf

13 | HAK dan KEWAJIBAN


BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Hak adalah segala sesuatu yang harus di dapatkan oleh setiap orang yang telah
ada sejak lahir bahkan sebelum lahir, sedangkan hak sebagai warga negara adalah kuasa untuk
menerima atau melakukan sesuatu yang mestinya kita terima atau bisa dikatakan sebagai hal
yang selalu kita lakukan dan orang lain tidak boleh merampasnya entah secara paksa atau tidak.
Dalam hal kewarganegaraan, hak ini berarti warga negara berhak mendapatkan penghidupan
yang layak, jaminan keamanan, perlindungan hokum.

Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh rasa tanggung
jawab. Sedangkan kewajiban sebagai warga negara adalah suatu hal yang wajib kita lakukan
demi mendapatkan hak atau wewenang kita. Bisa jadi kewajiban merupakan hal yang harus kita
lakukan karena sudah mendapatkan hak tergantung situasinya. Sebagai warga negara kita wajib
melaksanakan peran sebagai warga negara sesuai kemampuan masing-masing supaya
mendapatkan hak kita sebagai warga negara yang baik.

B. Kritik dan Saran

Demikianlah makalah yang kami buat. Tentunya masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin

14 | HAK dan KEWAJIBAN


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Afnan Anshari. Implementasi Pendidikan HAM di Perguruan Tinggi. Semarang : UIN
WALISONGO, 2013, hal.22

https://id.wikipedia.org/wiki/Hak pukul 11.10 WIB

http://chokyhafiz.blogspot.co.id/2015/11/hukum-hak-dan-kewajiban-warga-negara.html

http://bima-paw.blogspot.co.id/2013/05/konsep-pengertian-dan-contoh-dari-hak.html

http://sherlygreenlee.blogspot.co.id/2011/04/hak-kewajiban-warga-negara-serta-pasal.html

http://www.umsida.ac.id/tinymcpuk/gambar/file/Buku-Modul-Kuliah-Kewarganegaraan.pdf

15 | HAK dan KEWAJIBAN

Anda mungkin juga menyukai