HUBUNGAN KERJA (PHK) MENURUT UNDANG- satunya dengan cara memberikan jaminan kepada
UNDANG NO. 11 TAHUN 2020 setiap warga negara untuk mendapatkan pekerjaan
TENTANG CIPTA KERJA 1 yang layak seperti yang terkandung dalam Pasal 27
Oleh: Graciela Yasinta Lambajang 2 ayat (2) undang-undang dasar 1945 yang berbunyi
Marthin L. Lambonan 3 “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
Cobi E.M. Mamahit 4 penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.5
Dengan demikian pemerintah mengupayakan untuk
ABSTRAK menjalin kerjasama dengan investasi swasta, agar
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk dapat meningkatkan dan memperluas lapangan
mengetahui bagaimana pengaturan hukum terhadap pekerjaan serta dapat menurunkan jumlah
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menurut Undang- pengangguran dan dapat menampung lebih banyak
undang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja dan para pekerja.6
bagaimana perlindungan bagi pekerja yang Dalam hubungan kerja yang mengatur antara
mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), yang pekerja dan pemberi kerja biasanya memuat hak dan
dengan metode penelitian hukum normatif kewajiban dari kedua pihak, dimana hal tersebut
disimpulkan: 1. Perusahaan dan Pekerja tersebut bersifat timbal balik antara satu dengan yang
harus mengupayakan agar tidak terjadi pemutusan lainnya.7 Hal tersebut selain diatur dalam
hubungan kerja seperti yang terkandung dalam pasal perundang-undangan, juga dibuat atas kesepakatan
151 ayat (1) uu no. 11 tahun 2020 tentang cipta kerja antara pekerja dan pemberi kerja baik itu dibuat
dan pasal 37 PP nomor 35 tahun 2021. Apabila hal secara lisan maupun secara tertulis. Perjanjian
tersebut tidak dapat dihindari maka, pihak yang ingin secara tertulis ini terkandung dalam Pasal 1338
memutuskan hubungan kerja tersebut harus KUHPerdata yaitu “Semua perjanjian yang dibuat
memberitahukan maksud dan alasan apa sehingga ia
secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi yang
ingin memutuskan hubungan kerja 2. Jaminan membuatnya”.8
Kehilangan pekerjaan ini juga diatur dalam Peraturan Pengertian perjanjian antara pekerja dan
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia nomor pemberi kerja selalu didasarkan pada Pasal 1313
15 tahun 2021 dimana disitu menyebutkan bahwa Kuhper yaitu “suatu perjanjian adalah suatu
Jaminan Kehilangan Pekerjaan merupakan jaminan perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
sosial yang diberikan kepada Pekerja yang mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau
mengalami PHK berupa manfaat uang tunai, akses lebih”. 9 Untuk sahnya suatu perjanjian harus
informasi pasar kerja, dan pelatihan kerja. dipenuhi 4 syarat, yaitu terdapat dalam Pasal 1320
Kata Kunci: Pemutusan Hubungan Kerja; Hak-hak Kuhper “untuk syarat sahnya suatu perjanjian
Pekerja.
diperlukan 4 syarat yaitu: 1) adanya kesepakatan
PENDAHULUAN untuk mengikat dirinya, 2) adanya kecakapan untuk
A. Latar Belakang Masalah membuat suatu perikatan, 3) adanya suatu hal
Indonesia merupakan negara hukum yang tertentu, dan 4) adanya suatu sebab yang halal.10
berdasar atas undang-undang dasar 1945 dan Dan dalam Pasal 57 ayat (1) undang-undang No. 11
Pancasila, dimana semua aspek kehidupan dalam Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja mengatakan bahwa
kemasyarakatan, kenegaraan dan pemerintah harus “perjanjian kerja untuk waktu tertentu dibuat secara
berdasarkan hukum. keduanya memiliki tujuan yaitu tertulis serta harus menggunakan bahasa Indonesia
untuk mewujudkan tata kehidupan yang tertib, adil, dan huruf latin.”11
sejahtera, aman dan tentram serta menjamin Perjanjian kerja atau kontrak kerja secara
kedudukan hukum yang sama bagi masyarakat tertulis ini dapat memperjelas posisi dan jabatan dari
Indonesia. pekerja, hak-hak dan kewajiban pekerja dan dapat
Daerah Untuk Meningkatkan Lapangan Kerja Melalui Investasi 11 Undang-undang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja Pasal
12Ibid., Pasal 151 ayat (1) & (2). 15 Undang-undang Dasar 1945 Pasal 28D ayat (1).
13Ibid., Pasal 151 ayat (3). 16 Ryan Kurniawan, “Harmonisasi Hukum Sebagai Perlindungan
14 Yuniarti Tri Suwadji, “Penyelesaian Pemutusan Hubungan Hukum Bagi Pekerja Pada Perusahaan Pailit Ditinjau Dari
Kerja (PHK) Melalui Perundingan Bipartit”, Jurnal Perspektif Pancasila Sila Ke Lima”, Jurnal Wawasan Hukum,
Ketenagakerjaan, Vol. 14 No. 2 (Juli-Desember, 2019), Hlm. 84. Vol. 28 No. 01 (Februari, 2013), Hlm. 689.
2. Bagaimana Perlindungan bagi pekerja yang batal demi hukum dan yang berlaku hanya ketentuan
mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)? dalam perundang-undangan20. Dalam Kitab Undang-
undang Hukum Perdata pasal 1320 mengatur
C. Metode Penelitian mengenai syarat-syarat sahnya suatu perjanjian
Metode penelitian yang digunakan dalam yaitu “adanya kesepakatan antara kedua belah
penulisan skripsi ini yaitu metode pendekatan yuridis pihak, kedua belah pihak memiliki kemampuan atau
normatif atau penelitian hukum kepustakaan. kecakapan dalam melakukan perbuatan hukum,
PEMBAHASAN adanya pekerjaan yang diperjanjikan, perjanjian
A. Pengaturan Hukum Terhadap Pemutusan yang diperjanjikan tidak melanggar aturan
Hubungan Kerja (PHK) Menurut Undang-undang perundangan”. 21 Dengan demikian, pada dasarnya
No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja perjanjian kerja melibatkan para pihak, yaitu
Indonesia saat ini sedang dilanda oleh virus pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah.22
yang berbahaya atau dikenal sebagai virus covid-19, Dari perjanjian kerja tersebut dapat
hal ini mengakibatkan menurunnya perekonomian di ditimbulkannya hak-hak dari pekerja yaitu:
Indonesia dan membuat para pengusaha pengusaha ● Dalam pasal 88 ayat (1) UU No. 11 tahun
mengalami kerugian atau kebangkrutan sehingga 2020 tentang Cipta Kerja menyatakan
mereka memutuskan untuk mengurangi sebagian bahwa “setiap pekerja/buruh berhak atas
pekerja atau memutuskan hubungan kerja mereka penghidupan yang layak bagi
dengan pekerja/buruh. kemanusiaan”. 23
Bagi para pekerja/buruh mengalami ● Pasal 88A ayat (1) dengan undang-undang
pemutusan hubungan kerja merupakan awal mula yang sama menyatakan bahwa “Hak
kehancuran bagi mereka beserta dengan keluarga pekerja/buruh atas upah timbul pada saat
mereka, dimana mereka kehilangan sumber terjadi hubungan kerja antara
penghasilan mereka dan mereka tidak dapat lagi pekerja/buruh dengan pengusaha dan
membiayai keluarga mereka sendiri. berakhir pada saat putusnya hubungan
Dalam suatu perusahaan, pengusaha dengan kerja.
pekerja/buruh dikatakan mempunyai hubungan ● Ayat (2) menyatakan “Setiap
kerja apabila keduanya telah membuat perjanjian Pekerja/buruh berhak memperoleh upah
kerja atau kontrak kerja. Perjanjian kerja menurut yang sama untuk pekerjaan yang sama
undang-undang no. 13 tahun 2003 pasal 1 point 14 nilainya”
yaitu perjanjian antara pekerja/buruh dengan ● Ayat (3) Pengusaha wajib membayar upah
pengusaha/pemberi kerja yang memuat syarat- kepada pekerja/buruh sesuai dengan
syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. kesepakatan.
perjanjian kerja/kontrak kerja ini bisa dibuat secara ● Ayat (4) pengaturan yang ditetapkan atas
tertulis yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak kesepakatan antara pengusaha dan
atau dilakukan secara lisan17, dasar hukum nya pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat
terdapat dalam pasal 1313 KUHPer yang buruh tidak boleh lebih rendah dari
menyebutkan bahwa “suatu persetujuan adalah ketentuan pengupahan yang ditetapkan
suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih dalam perundang-undangan. Dan ayat (5)
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau menyatakan “apabila kesepakatan yang
lebih”. 18 dimaksud dalam ayat (4) lebih rendah atau
Dalam hal perjanjian kerja secara tertulis bertentangan dengan peraturan
harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangan perundang-undangan, kesepakatan
yang berlaku.19 Jika isi dari perjanjian kerja bersama tersebut batal demi hukum dan
bertentangan dengan peraturan perundang- pengaturan pengupahan dilaksanakan
undangan yang berlaku maka ketentuan tersebut
17 Devi Rahayu, Mishbahul Munir, Azizah, “Hukum 21 Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1320.
Ketenagakerjaan konsep dan pengaturan dalam omnibus Law” 22 H. Zulkarnaen, “Hukum Ketenagakerjaan Perspektif UU Cipta
(Malang: Setara Press, 2021), hlm. 70. Kerja (Omnibus Law)” (Bandung : Pustaka Setia, 2021), hlm.
18 Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1313. 118.
19 Devi Rahayu, Mishbahul Munir, Azizah, Loc. Cit. 23 Undang-undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Pasal
20 Rachmat Trijono, “Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja” 88 ayat (1).
(Jakarta : Papas Sinar Sinanti, 2020), hlm. 49.
sesuai dengan ketentuan peraturan d. Perusahaan tutup yang disebabkan
perundang-undangan.24 keadaan memaksa (force majeure);
● Dalam pasal 156 ayat (1) dengan undang- e. Perusahaan dalam keadaan penundaan
undang yang sama menyatakan bahwa kewajiban pembayaran utang;
“dalam hal terjadi pemutusan hubungan f. Perusahaan pailit;
kerja, pengusaha wajib membayar uang g. adanya permohonan pemutusan
pesangon dan/atau uang penghargaan hubungan kerja yang diajukan oleh
masa kerja dan uang penggantian hak yang pekerja/buruh dengan alasan
seharusnya diterima.25 pengusaha melakukan perbuatan
Berdasarkan hak-hak diatas dapat kita ketahui sebagai berikut:
bahwa pekerja/buruh mempunyai hak-hak mereka 1. Menganiaya, menghina secara kasar
selama masa kerja dan apabila mereka mengalami atau mengancam pekerja/buruh;
pemutusan hubungan kerja maka pengusaha wajib 2. Membujuk dan/atau menyuruh
membayar uang pesangon atau uang penggantian pekerja/buruh untuk melakukan
masa kerja dan uang penggantian hak yang perbuatan yang bertentangan
seharusnya diterima oleh pekerja/buruh. dengan peraturan perundang-
Dalam suatu perusahaan tidak luput pula undangan;
adanya pemutusan hubungan kerja, baik itu berasal 3. Tidak membayar upah tepat pada
dari pengusaha maupun berasal dari pekerja/buruh waktu yang telah ditentukan selama
itu sendiri dengan alasan-alasan atau penyebabnya 3 (tiga) bulan berturut-turut atau
masing-masing. Dalam Undang-undang No.11 Tahun lebih, meskipun pengusaha
2020 tentang Cipta Kerja mengatur mengenai alasan- membayar upah secara tepat pada
alasan atau larangan-larangan yang diperbolehkan waktu sesudah itu;
atau tidak diperbolehkan untuk dijadikan sebagai 4. Tidak melakukan kewajiban yang
alasan untuk memutuskan hubungan antara kedua telah dijanjikan kepada
belah pihak dan apa saja yang menjadi penyebab pekerja/buruh;
sehingga pengusaha/pemberi kerja dengan 5. Memerintahkan pekerja/buruh
pekerja/buruh memutuskan untuk mengakhiri untuk melaksanakan pekerjaan di
hubungan mereka. luar yang diperjanjikan; atau
Dalam Pasal 154A ayat (1) Undang-undang No. 6. Memberikan pekerjaan yang
11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja menyatakan membahayakan jiwa, keselamatan,
sebagai berikut26: kesehatan, dan kesusilaan
1) Pemutusan Hubungan Kerja dapat terjadi pekerja/buruh sedangkan pekerjaan
karena alasan: tersebut tidak tercantumkan pada
a. Perusahaan melakukan penggabungan, perjanjian kerja;
peleburan, pengambilalihan, atau h. Adanya putusan lembaga penyelesaian
pemisahan perusahaan dan perselisihan hubungan industrial yang
pekerja/buruh tidak bersedia menyatakan pengusaha tidak
melanjutkan hubungan kerja atau melakukan perbuatan sebagaimana
pengusaha tidak bersedia menerima dimaksud pada huruf g terhadap
pekerja/buruh; permohonan yang diajukan oleh
b. Perusahaan melakukan efisiensi diikuti pekerja/buruh dan pengusaha
dengan penutupan perusahaan atau memutuskan untuk melakukan
tidak diikuti dengan penutupan pemutusan hubungan kerja;
perusahaan yang disebabkan i. Pekerja/buruh mengundurkan diri atas
perusahaan mengalami kerugian; kemauan sendiri dan harus memenuhi
c. Perusahaan tutup yang disebabkan syarat;
karena perusahaan mengalami kerugian 1. Mengajukan permohonan
secara terus menerus selama 2 (dua) pengunduran diri secara tertulis
tahun; selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
24 Ibid, Pasal 88A ayat (1-5). 26 Ibid, Pasal 154A ayat (1).
25 Ibid, pasal 156 ayat (1).
hari sebelum tanggal mulai c. Menjalankan ibadah yang
pengunduran diri. diperintahkan agamanya;
2. Tidak terikat dalam ikatan dinas; dan d. Menikah;
3. Tetap melaksanakan kewajibannya e. Hamil, melahirkan, gugur kandungan,
sampai tanggal mulai pengunduran atau menyusui bayinya;
diri; f. Mempunyai pertalian darah dan/atau
j. Pekerja/buruh mangkir selama 5 (lima) ikatan perkawinan dengan
hari kerja atau lebih berturut-turut pekerja/buruh lainnya di dalam satu
tanpa keterangan secara tertulis yang perusahaan;
dilengkapi dengan bukti yang sah dan g. Mendirikan, menjadi anggota dan/atau
telah dipanggil oleh pengusaha 2 (dua) pengurus serikat pekerja/serikat buruh
kali secara patut dan tertulis; di luar jam kerja, atau di dalam jam kerja
k. Pekerja/buruh melakukan pelanggaran atas kesepakatan pengusaha, atau
ketentuan yang diatur dalam perjanjian berdasarkan ketentuan yang diatur
kerja bersama dan sebelumnya telah dalam perjanjian kerja, peraturan
diberikan surat peringatan pertama, perusahaan, atau perjanjian kerja
kedua, dan ketiga secara berturut-turut bersama;
masing-masing berlaku untuk paling h. Mengadukan pengusaha kepada pihak
lama 6 (enam) bulan kecuali ditetapkan yang berwajib mengenai perbuatan
lain dalam perjanjian kerja, peraturan pengusaha yang melakukan tindak
perusahaan, atau perjanjian kerja pidana kejahatan;
bersama; i. Berbeda paham, agama, aliran politik,
l. Pekerja/buruh tidak dapat melakukan suku, warna kulit, golongan, jenis
pekerjaan selama 6 (enam) bulan akibat kelamin, kondisi fisik, atau status
ditahan pihak yang berwajib karena perkawinan; dan
diduga melakukan tindak pidana; j. Dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat
m. Pekerja/buruh mengalami sakit kecelakaan kerja, atau sakit karena
berkepanjangan atau cacat akibat hubungan kerja yang menurut surat
kecelakaan kerja dan tidak dapat keterangan dokter yang jangka waktu
melakukan pekerjaannya setelah penyembuhannya belum dapat
melampaui batas 12 (dua belas) bulan; dipastikan.
n. Pekerja/buruh memasuki usia pensiun; Dan yang menjadi penyebab pengusaha atau
atau pekerja/buruh memutuskan untuk mengakhiri
o. Pekerja/buruh meninggal dunia. perjanjian kerja atau hubungan kedua belah pihak
Sedangkan dalam pasal 153 ayat (1) ia yaitu diatur dalam pasal 61 ayat (1) dan pasal 151A
mengatur mengenai larangan-larangan apa saja yang Undang-undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta
tidak bisa dipakai sebagai alasan untuk memutuskan kerja yaitu28:
hubungan kerja antara pengusaha dengan 1) Perjanjian kerja berakhir apabila:
pekerja/buruh yaitu27: a. Pekerja/buruh meninggal dunia;
1) Pengusaha dilarang melakukan pemutusan b. Berakhirnya jangka waktu perjanjian
hubungan kerja kepada pekerja/buruh kerja;
dengan alasan; c. Selesainya suatu pekerjaan tertentu;
a. Berhalangan masuk kerja karena sakit d. Adanya putusan pengadilan dan/atau
menurut keterangan dokter selama putusan lembaga penyelesaian
waktu tidak melampaui 12 (dua belas) perselisihan hubungan industrial yang
bulan secara terus-menerus; telah mempunyai kekuatan hukum
b. Berhalangan menjalankan tetap; atau
pekerjaannya karena memenuhi e. Adanya keadaan atau kejadian tertentu
kewajiban kepada negara sesuai dengan yang dicantumkan dalam perjanjian
ketentuan peraturan perundang- kerja, peraturan perusahaan, atau
undangan; perjanjian kerja bersama yang dapat
Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu 35 Ibid, pasal 39 ayat (1).
36 Undang-undang No. 11 tahun 2020, op.cit., Pasal 151 ayat (3). 40 Undang-undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
37 Ibid, Pasal 151 ayat (4). Perselisihan Hubungan Industrial, pasal 3 ayat (2) & (3).
38 Devi Rahayu, Mishbahul Munir, Azizah, Op.cit., hlm 217. 41 Ibid, Pasal 7 ayat (1).
39 Ibid, hlm 218. 42 Ibid, pasal 4 ayat (1) & (3).
bersengketa.43 Penyelesaian perselisihan undang-undang nomor 2 tahun 2004).47
melalui mediasi dilakukan oleh mediator Penyelesaian perselisihan oleh konsiliator
yang berada di setiap kantor instansi yang ini dilaksanakan setelah para pihak
bertanggung jawab di bidang mengajukan permintaan penyelesaian
ketenagakerjaan kabupaten/kota (Pasal 8 secara tertulis kepada konsiliator yang
undang-undang nomor 2 tahun 2004). ditunjuk dan disepakati oleh para pihak
Setelah ditunjuk sebagai mediator dalam (Pasal 18 ayat (2) undang-undang nomor 2
waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari tahun 2004). Jadi, konsiliator
kerja setelah menerima pelimpahan melaksanakan tugasnya untuk
penyelesaian perselisihan, mediator harus menyelesaikan suatu perselisihan yang
sudah mengadakan penelitian tentang terjadi apabila para pihak mengajukan
duduknya perkara dan segera mengadakan permintaan mereka secara tertulis dan
sidang mediasi (Pasal 10 undang-undang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
nomor 2 tahun 2004).44 Dalam dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh)
menyelesaikan perselisihan hubungan ini hari kerja setelah menerima permintaan
mediator dapat memanggil saksi atau saksi penyelesaian perselisihan secara tertulis,
ahli untuk hadir dalam sidang mediasi guna konsiliator harus sudah mengadakan
diminta dan didengar keterangannya (Pasal penelitian tentang duduknya perkara dan
11 ayat (1) undang-undang nomor 2 tahun selambat-lambatnya pada hari kerja
2004). Dalam hal tercapai kesepakatan kedelapan harus sudah dilakukan sidang
penyelesaian perselisihan hubungan konsiliasi pertama (Pasal 20 undang-
industrial melalui mediasi, maka dibuat undang nomor 2 tahun 2004).48 konsiliator
Perjanjian Bersama yang ditandatangani dapat memanggil saksi atau saksi ahli untuk
oleh para pihak dan disaksikan oleh hadir dalam sidang konsiliasi guna diminta
mediator serta didaftar di pengadilan dan didengar keterangannya (pasal 21 ayat
hubungan industrial pada pengadilan (1) undang-undang nomor 2 tahun 2004).49
negeri di wilayah hukum pihak-pihak Dalam hal tercapai kesepakatan
mengadakan Perjanjian Bersama untuk penyelesaian perselisihan hubungan
mendapatkan akta bukti pendaftaran. industrial melalui konsiliasi, maka dibuat
Apabila dalam hal tidak tercapainya perjanjian bersama yang ditandatangani
kesepakatan penyelesaian perselisihan oleh para pihak dan disaksikan oleh
hubungan industrial melalui mediasi, maka konsiliator dan didaftar di pengadilan
mediator mengeluarkan anjuran tertulis Hubungan Industrial pada Pengadilan
(pasal 13 ayat (1) dan (2) huruf a undang- Negeri di wilayah hukum pihak-pihak
undang nomor 2 tahun 2004).45 Mediator mengadakan Perjanjian Bersama untuk
menyelesaikan tugasnya dalam waktu mendapatkan akta bukti pendaftaran. Dan
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari apabila dalam hal tidak tercapai
kerja terhitung sejak menerima kesepakatan penyelesaian perselisihan
pelimpahan penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui konsiliasi,
(Pasal 15 undang-undang nomor 2 tahun maka konsiliator mengeluarkan anjuran
2004).46 tertulis (Pasal 23 ayat (1) dan (2) huruf a
● Konsiliasi, yaitu penyelesaian perselisihan undang-undang nomor 2 tahun 2004).50
kepentingan, perselisihan pemutusan Konsiliator yang ditunjuk menyelesaikan
hubungan kerja atau perselisihan antar tugasnya dalam waktu selambat-
serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja
satu perusahaan melalui musyawarah yang terhitung sejak menerima permintaan
ditengahi oleh seorang atau lebih
konsiliator yang netral (pasal 1 point 13
51 Ibid, Pasal 25. 56 Ibid, Pasal 44 ayat (1), (2) & (5).
52 Ibid, Pasal 1 point 15. 57 Ibid, Pasal 40 ayat (2).
53 Ibid, Pasal 30 ayat (1) & (2). 58 Ibid, Pasal 45 ayat (1) dan Pasal 46 ayat (1) & (2).
54 Ibid, Pasal 32 ayat (1) & (2). 59 Ibid, Pasal 41 & 42.
55 Ibid, Pasal 33 ayat (1) & (7).
tidak hadir, walaupun telah dipanggil Dalam hal pekerja atau buruh ditahan oleh
secara patut, maka arbiter atau majelis pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak
arbiter dapat membatalkan perjanjian pidana, pengusaha tidak wajib membayar upah
penunjukan arbiter dan tugas arbiter atau tetapi wajib memberikan bantuan kepada keluarga
majelis arbiter dianggap selesai (Pasal 43 pekerja/buruh yang menjadi tanggungannya,
ayat (2) dan (1) undang-undang no 2 tahun bantuan yang diberikan ini paling lama 6 (enam)
2004).60 Seorang arbiter atau majelis bulan terhitung sejak hari pertama pekerja/buruh
arbiter wajib menyelesaikan perselisihan ditahan oleh pihak yang berwajib setelah selesai 6
hubungan industrial dalam waktu (enam) bulan lamanya dan pekerja/buruh tidak
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari dapat melakukan pekerjaannya, maka pengusaha
kerja sejak penandatanganan surat dapat memutuskan hubungan kerja mereka. Tetapi
perjanjian penunjukan arbiter dan atas dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana
kesepakatan para pihak, arbiter berwenang sebelum masa 6 (enam) bulan berakhir dan
untuk memperpanjang jangka waktu pekerja/buruh dinyatakan tidak bersalah, pengusaha
penyelesaian perselisihan hubungan wajib mempekerjakan pekerja/buruh kembali dan
industrial 1 (satu) kali perpanjangan apabila dalam hal pengadilan memutuskan perkara
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari pidana sebelum masa 6 (enam) bulan berakhir dan
kerja (Pasal 40 ayat (1) dan (3) undang- pekerja/buruh dinyatakan bersalah, pengusaha
undang no 2 tahun 2004).61 Terhadap dapat melakukan pemutusan hubungan kerja
kegiatan dalam pemeriksaan dan sidang kepada pekerja/buruh yang bersangkutan (Pasal 160
arbitrase dibuat berita acara pemeriksaan undang-undang nomor 11 tahun 2020).65
oleh arbiter atau majelis arbiter dan Apabila terjadinya pemutusan hubungan kerja
putusan sidang arbitrase ditetapkan antara pengusaha dengan pekerja/buruh maka pihak
berdasarkan peraturan perundang- pengusaha wajib membayar uang pesangon
undangan yang berlaku, perjanjian, dan/atau uang penghargaan masa kerja dan uang
kebiasaan, keadilan dan kepentingan penggantian hak yang seharusnya diterima (Pasal
umum (Pasal 48 & 49 undang-undang no 2 156 ayat (1) undang-undang nomor 11 tahun
tahun 2004).62 Putusan arbiter ini 2020).66 Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau
mempunyai kekuatan hukum yang dilikuidasi berdasarkan ketentuan peraturan
mengikat para pihak yang berselisih dan perundang-undangan, upah dan hak lainnya yang
merupakan putusan yang bersifat akhir dan belum diterima oleh pekerja/buruh merupakan
tetap dan putusan arbitrase ini didaftarkan utang yang didahulukan pembayarannya sebelum
di Pengadilan Negeri di wilayah arbiter pembayaran kepada semua kreditur kecuali para
menetapkan putusan dan perselisihan kreditur pemegang hak jaminan kebendaan (Pasal 95
hubungan industrial yang sedang atau undang-undang nomor 11 tahun 2020).67
telah diselesaikan melalui arbitrase tidak
dapat diajukan ke Pengadilan Hubungan B. Perlindungan Bagi Pekerja Yang Mengalami
Industrial (Pasal 51 ayat (1) & (2) dan Pasal Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
53 undang-undang no 2 tahun 2004).63 Dalam suatu pekerjaan tidak luput pula
Selama penyelesaian perselisihan hubungan dengan pemutusan hubungan kerja antara pemberi
industrial, pengusaha dan pekerja/buruh harus tetap kerja dengan penerima kerja entah pemutusan
tersebut berasal dari pekerja maupun pemberi kerja
melaksanakan kewajibannya sampai dengan selesai
sehingga membuat mereka memutuskan untuk
proses penyelesaian perselisihan hubungan
industrial sesuai tingkatannya dan pengusaha dapat mengakhiri hubungan kerja mereka satu dengan
melakukan tindakan skorsing kepada pekerja/buruh yang lain. Tetapi pengusaha, pekerja/buruh, serikat
yang sedang dalam proses pemutusan hubungan pekerja/buruh dan pemerintah harus
kerja dengan tetap membayar upah beserta hak mengupayakan agar tidak terjadinya pemutusan
lainnya yang biasa diterima pekerja/buruh (Pasal
157a undang-undang nomor 11 tahun 2020).64
60 Ibid, Pasal 43 ayat (2) & (1). 64 Undang-undang no 11 tahun 2020, op. cit., Pasal 157a.
61 Ibid, Pasal 40 ayat (1) & (3). 65 Ibid, Pasal 160.
62 Ibid, Pasal 48 & 49. 66 Ibid, Pasal 156 ayat (1).
63 Ibid, Pasal 51 ayat (1) & (2) dan Pasal 53. 67 Ibid, Pasal 95.
hubungan kerja68. Namun apabila hal tersebut tidak pekerjaan berupa uang tunai ini diberikan setiap
dapat dihindari maka pengusaha atau pekerja/buruh bulan paling banyak 6 (enam) bulan upah dengan
dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya dan jika ketentuan sebesar 45% dari upah untuk 3 bulan
telah mencapai kesepakatan dan berakhir dengan pertama dan 25% dari upah untuk 3 bulan
memutuskan hubungan kedua belah pihak maka berikutnya.75
sesuai dengan Pasal 28D ayat (1) menyatakan bahwa Dampak bagi pengusaha/pemberi kerja
“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, apabila ia memutuskan hubungan kerjanya dengan
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta pekerja yaitu pengusaha wajib untuk membayar
perlakuan yang sama di hadapan hukum”.69 uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa
Hal ini menjadi dasar bagi para pekerja apabila kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya
mereka mengalami pemutusan hubungan kerja diterima oleh pekerja.76 Uang pesangon menurut
dengan suatu pengusaha atau pemberi kerja. KBBI yaitu uang yang diberikan sebagai bekal kepada
perlindungan terhadap para pekerja ini juga menjadi karyawan (pekerja dan sebagainya) yang
dasar untuk dipenuhi oleh pengusaha/pemberi kerja, diberhentikan dari pekerjaan dalam rangka
hal-hal yang harus dilindungi tersebut yaitu pengurangan tenaga kerja.
kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan a. Uang pesangon ini diberikan dengan
khusus terhadap pekerja perempuan dan ketentuan :
penyandang cacat, kesejahteraan serta jaminan a) Masa kerja kurang dari 1 tahun, 1 bulan
sosial tenaga kerja. hal ini dimaksudkan dengan upah
tujuan agar terpenuhinya hak-hak dan perlindungan b) Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi
mendasar bagi pekerja dan terwujudnya iklim yang kurang dari 2 tahun, 2 bulan upah
kondusif bagi pengembangan dunia usaha.70 c) Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi
Yang menjadi alasan mengapa pekerja perlu kurang dari 3 tahun, 3 bulan upah
dilindungi yaitu hal ini merujuk pada permasalahan- d) Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi
permasalahan ketenagakerjaan yang timbul terlebih kurang dari 4 tahun, 4 bulan upah
khusus di Indonesia dikarenakan oleh beberapa e) Masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi
faktor salah satunya meningkatnya pengangguran kurang dari 5 tahun, 5 bulan upah
yang ada di Indonesia. Sedangkan untuk menghadapi f) Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi
masalah tersebut, tenaga kerja merupakan kurang dari 6 tahun, 6 bulan upah
penggerak utama dalam berputarnya roda g) Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi
perekonomian yang posisinya berada pada pihak kurang dari 7 tahun, 7 bulan upah
rentan terhadap ketidak penuhan hak dan h) Masa kerja 7 tahun atau lebih tetapi
kepentingannya.71 Apabila Pekerja/buruh kurang dari 8 tahun, 8 bulan upah
mengalami pemutusan hubungan kerja, maka ia i) Masa kerja 8 tahun atau lebih, 9 bulan
berhak untuk mendapatkan jaminan kehilangan upah.
pekerjaan, jaminan kehilangan pekerjaan b. Uang penghargaan masa kerja diberikan
diselenggarakan oleh badan penyelenggara jaminan kepada pekerja dengan ketentuan:
sosial ketenagakerjaan dan Pemerintah Pusat.72 a) Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi
Jaminan kehilangan pekerjaan ini yaitu kurang dari 6 tahun, 2 bulan upah
jaminan sosial yang diberikan kepada pekerja/buruh b) Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi
yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja berupa kurang dari 9 tahun, 3 bulan upah
manfaat uang tunai, akses informasi pasar kerja, dan c) Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi
pelatihan kerja.73 Jaminan kehilangan pekerjaan kurang dari 12 tahun, 4 bulan upah
diselenggarakan untuk mempertahankan derajat d) Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi
kehidupan yang layak pada saat pekerja/buruh kurang dari 15 tahun, 5 bulan upah
kehilangan pekerjaan.74 Manfaat jaminan kehilangan