Anda di halaman 1dari 15

PERSPEKTIF HUKUM TERHADAP PEMUTUSAN Indonesia mewujudkan tujuannya, salah

HUBUNGAN KERJA (PHK) MENURUT UNDANG- satunya dengan cara memberikan jaminan kepada
UNDANG NO. 11 TAHUN 2020 setiap warga negara untuk mendapatkan pekerjaan
TENTANG CIPTA KERJA 1 yang layak seperti yang terkandung dalam Pasal 27
Oleh: Graciela Yasinta Lambajang 2 ayat (2) undang-undang dasar 1945 yang berbunyi
Marthin L. Lambonan 3 “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
Cobi E.M. Mamahit 4 penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.5
Dengan demikian pemerintah mengupayakan untuk
ABSTRAK menjalin kerjasama dengan investasi swasta, agar
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk dapat meningkatkan dan memperluas lapangan
mengetahui bagaimana pengaturan hukum terhadap pekerjaan serta dapat menurunkan jumlah
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menurut Undang- pengangguran dan dapat menampung lebih banyak
undang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja dan para pekerja.6
bagaimana perlindungan bagi pekerja yang Dalam hubungan kerja yang mengatur antara
mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), yang pekerja dan pemberi kerja biasanya memuat hak dan
dengan metode penelitian hukum normatif kewajiban dari kedua pihak, dimana hal tersebut
disimpulkan: 1. Perusahaan dan Pekerja tersebut bersifat timbal balik antara satu dengan yang
harus mengupayakan agar tidak terjadi pemutusan lainnya.7 Hal tersebut selain diatur dalam
hubungan kerja seperti yang terkandung dalam pasal perundang-undangan, juga dibuat atas kesepakatan
151 ayat (1) uu no. 11 tahun 2020 tentang cipta kerja antara pekerja dan pemberi kerja baik itu dibuat
dan pasal 37 PP nomor 35 tahun 2021. Apabila hal secara lisan maupun secara tertulis. Perjanjian
tersebut tidak dapat dihindari maka, pihak yang ingin secara tertulis ini terkandung dalam Pasal 1338
memutuskan hubungan kerja tersebut harus KUHPerdata yaitu “Semua perjanjian yang dibuat
memberitahukan maksud dan alasan apa sehingga ia
secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi yang
ingin memutuskan hubungan kerja 2. Jaminan membuatnya”.8
Kehilangan pekerjaan ini juga diatur dalam Peraturan Pengertian perjanjian antara pekerja dan
Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia nomor pemberi kerja selalu didasarkan pada Pasal 1313
15 tahun 2021 dimana disitu menyebutkan bahwa Kuhper yaitu “suatu perjanjian adalah suatu
Jaminan Kehilangan Pekerjaan merupakan jaminan perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
sosial yang diberikan kepada Pekerja yang mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau
mengalami PHK berupa manfaat uang tunai, akses lebih”. 9 Untuk sahnya suatu perjanjian harus
informasi pasar kerja, dan pelatihan kerja. dipenuhi 4 syarat, yaitu terdapat dalam Pasal 1320
Kata Kunci: Pemutusan Hubungan Kerja; Hak-hak Kuhper “untuk syarat sahnya suatu perjanjian
Pekerja.
diperlukan 4 syarat yaitu: 1) adanya kesepakatan
PENDAHULUAN untuk mengikat dirinya, 2) adanya kecakapan untuk
A. Latar Belakang Masalah membuat suatu perikatan, 3) adanya suatu hal
Indonesia merupakan negara hukum yang tertentu, dan 4) adanya suatu sebab yang halal.10
berdasar atas undang-undang dasar 1945 dan Dan dalam Pasal 57 ayat (1) undang-undang No. 11
Pancasila, dimana semua aspek kehidupan dalam Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja mengatakan bahwa
kemasyarakatan, kenegaraan dan pemerintah harus “perjanjian kerja untuk waktu tertentu dibuat secara
berdasarkan hukum. keduanya memiliki tujuan yaitu tertulis serta harus menggunakan bahasa Indonesia
untuk mewujudkan tata kehidupan yang tertib, adil, dan huruf latin.”11
sejahtera, aman dan tentram serta menjamin Perjanjian kerja atau kontrak kerja secara
kedudukan hukum yang sama bagi masyarakat tertulis ini dapat memperjelas posisi dan jabatan dari
Indonesia. pekerja, hak-hak dan kewajiban pekerja dan dapat

1 Artikel Skripsi 7 Suhartoyo, “Perlindungan hukum bagi buruh dalam sistem


2Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM18071101123 hukum ketenagaan nasional” Administrative Law &
3 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum Governance Journal, Vol. 2 No. 2 (June, 2019), Hlm 328.
4 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum 8 Kitab undang-undang Hukum Perdata Pasal 1338.
5 Undang-undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (2). 9 Ibid, Pasal 1313.
6 Siti Lestari, Turtiantoro, dan Lusia Astrika, “Peran Pemerintah 10 Ibid., Pasal 1320.

Daerah Untuk Meningkatkan Lapangan Kerja Melalui Investasi 11 Undang-undang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja Pasal

Mobil Cepu Limited Tahun 2009-2011” Jurnal Ilmu 57 ayat (1).


Pemerintahan, Vol.1 (2013), Hlm 3.
memberi jaminan kepada pekerja. Dengan adanya menimbulkan perasaan sakit hati atau perspektif
kontrak kerja ini dapat mencegah timbulnya negatif antara pihak terkait.14
permasalahan antara pemberi kerja dan pekerja, dan Pada masa sekarang ini dunia terlebih khusus
apabila dikemudian hari permasalahan tersebut Indonesia sedang mengalami masa dimana
tidak dapat dihindari maka kontrak kerja ini juga terjadinya pandemic covid-19. Dengan adanya
dapat berfungsi untuk menentukan bagaimana cara pandemi ini banyak perusahaan-perusahaan yang
penyelesaiannya. terkena dampak, sehingga membuat perusahaan-
Dalam hubungan kerja tidak luput dari perusahaan di Indonesia mengalami kerugian besar
perselisihan yang terjadi antara pekerja dan pemberi bahkan sampai ada yang mengalami kebangkrutan.
kerja. Baik itu berasal dari habisnya masa kontrak, Hal ini mengakibatkan banyak perusahaan-
perusahaan yang mengalami pailit maupun alasan- perusahaan memutuskan untuk mengurangi
alasan lainnya sehingga diharuskan untuk karyawan mereka dengan cara sebagian karyawan
memutuskan hubungan antara pekerja dan pemberi mereka dirumahkan atau bahkan sampai
kerja. Dalam Pasal 151 dinyatakan bahwa: 1) memutuskan hubungan kerja mereka.
pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat Namun walau begitu pihak pemberi kerja
buruh, dan pemerintah harus mengupayakan agar tersebut tidak bisa serta merta untuk memutuskan
tidak terjadinya pemutusan hubungan kerja. 2) hubungan kerja dengan pihak pekerja secara sepihak
dalam hal pemutusan hubungan kerja tidak dapat atau dengan alasan yang bertentangan dengan
dihindari, maksud dan alasan pemutusan hubungan peraturan yang berlaku. Pemutusan hubungan kerja
kerja diberitahukan oleh pengusaha kepada ini dapat terjadi apabila pekerja telah memasuki usia
pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat pensiun, pekerja mengalami sakit berkepanjangan
buruh.12 sehingga ia tidak dapat melakukan pekerjaannya
Dalam Pasal 151 tersebut mengartikan bahwa sebagaimana mestinya, pekerja mengundurkan diri
apabila sewaktu-waktu terjadi permasalahan yang dari pekerjaannya tanpa adanya paksaan dan
dialami pihak pengusaha, maka pihak pengusaha, pemutusan hubungan kerja ini dapat terjadi juga
serikat pekerja/serikat buruh dan pemerintah harus apabila kontrak/perjanjian kerja antara pekerja dan
mengupayakan agar tidak terjadinya pemutusan pemberi kerja telah berakhir dan keduanya
hubungan kerja. Hal ini dimaksudkan agar tidak memutuskan untuk tidak memperpanjang kembali
terjadinya atau menimbulkan permasalahan baru kontrak kerja tersebut.
yang dapat membebani pihak pekerja dan Setiap para pekerja juga diberikan
keluarganya akibat dari pemutusan hubungan kerja. perlindungan oleh hukum seperti yang terkandung
Tetapi apabila hal tersebut tidak dapat dalam undang-undang dasar 1945 Pasal 28D ayat (1)
dihindari, maka dalam undang-undang dan Pasal mengatakan “setiap orang berhak atas pengakuan,
yang sama ayat (3) mengatakan “dalam hal jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
pekerja/buruh telah diberitahu dan menolak adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.”15
pemutusan hubungan kerja, penyelesaian Hal ini dimaksudkan agar setiap pekerja memperoleh
pemutusan hubungan kerja wajib dilakukan melalui kehidupan yang layak, dan dapat menjamin hak-hak
perundingan bipartit antara pengusaha dengan dasar dari para pekerja/buruh, menjamin kesamaan
pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat kesempatan serta diperlakukan secara adil tanpa
buruh.”13 Artinya jika pekerja menolak pemutusan adanya diskriminasi atau dibeda-bedakan atas dasar
hubungan tersebut maka harus dilakukannya apapun untuk mewujudkan kesejahteraan
perundingan bipartit. Perundingan bipartit pekerja/buruh.16
merupakan perundingan yang dilakukan oleh pihak
perusahaan/pemberi kerja dan pihak pekerja untuk B. Rumusan Masalah
dapat menyelesaikan perselisihan yang terjadi 1. Bagaimana Pengaturan Hukum terhadap
antara kedua belah pihak secara kekeluargaan atau Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menurut
secara damai. Hal ini dimaksudkan agar tidak Undang-undang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta
Kerja?

12Ibid., Pasal 151 ayat (1) & (2). 15 Undang-undang Dasar 1945 Pasal 28D ayat (1).
13Ibid., Pasal 151 ayat (3). 16 Ryan Kurniawan, “Harmonisasi Hukum Sebagai Perlindungan
14 Yuniarti Tri Suwadji, “Penyelesaian Pemutusan Hubungan Hukum Bagi Pekerja Pada Perusahaan Pailit Ditinjau Dari
Kerja (PHK) Melalui Perundingan Bipartit”, Jurnal Perspektif Pancasila Sila Ke Lima”, Jurnal Wawasan Hukum,
Ketenagakerjaan, Vol. 14 No. 2 (Juli-Desember, 2019), Hlm. 84. Vol. 28 No. 01 (Februari, 2013), Hlm. 689.
2. Bagaimana Perlindungan bagi pekerja yang batal demi hukum dan yang berlaku hanya ketentuan
mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)? dalam perundang-undangan20. Dalam Kitab Undang-
undang Hukum Perdata pasal 1320 mengatur
C. Metode Penelitian mengenai syarat-syarat sahnya suatu perjanjian
Metode penelitian yang digunakan dalam yaitu “adanya kesepakatan antara kedua belah
penulisan skripsi ini yaitu metode pendekatan yuridis pihak, kedua belah pihak memiliki kemampuan atau
normatif atau penelitian hukum kepustakaan. kecakapan dalam melakukan perbuatan hukum,
PEMBAHASAN adanya pekerjaan yang diperjanjikan, perjanjian
A. Pengaturan Hukum Terhadap Pemutusan yang diperjanjikan tidak melanggar aturan
Hubungan Kerja (PHK) Menurut Undang-undang perundangan”. 21 Dengan demikian, pada dasarnya
No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja perjanjian kerja melibatkan para pihak, yaitu
Indonesia saat ini sedang dilanda oleh virus pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah.22
yang berbahaya atau dikenal sebagai virus covid-19, Dari perjanjian kerja tersebut dapat
hal ini mengakibatkan menurunnya perekonomian di ditimbulkannya hak-hak dari pekerja yaitu:
Indonesia dan membuat para pengusaha pengusaha ● Dalam pasal 88 ayat (1) UU No. 11 tahun
mengalami kerugian atau kebangkrutan sehingga 2020 tentang Cipta Kerja menyatakan
mereka memutuskan untuk mengurangi sebagian bahwa “setiap pekerja/buruh berhak atas
pekerja atau memutuskan hubungan kerja mereka penghidupan yang layak bagi
dengan pekerja/buruh. kemanusiaan”. 23
Bagi para pekerja/buruh mengalami ● Pasal 88A ayat (1) dengan undang-undang
pemutusan hubungan kerja merupakan awal mula yang sama menyatakan bahwa “Hak
kehancuran bagi mereka beserta dengan keluarga pekerja/buruh atas upah timbul pada saat
mereka, dimana mereka kehilangan sumber terjadi hubungan kerja antara
penghasilan mereka dan mereka tidak dapat lagi pekerja/buruh dengan pengusaha dan
membiayai keluarga mereka sendiri. berakhir pada saat putusnya hubungan
Dalam suatu perusahaan, pengusaha dengan kerja.
pekerja/buruh dikatakan mempunyai hubungan ● Ayat (2) menyatakan “Setiap
kerja apabila keduanya telah membuat perjanjian Pekerja/buruh berhak memperoleh upah
kerja atau kontrak kerja. Perjanjian kerja menurut yang sama untuk pekerjaan yang sama
undang-undang no. 13 tahun 2003 pasal 1 point 14 nilainya”
yaitu perjanjian antara pekerja/buruh dengan ● Ayat (3) Pengusaha wajib membayar upah
pengusaha/pemberi kerja yang memuat syarat- kepada pekerja/buruh sesuai dengan
syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. kesepakatan.
perjanjian kerja/kontrak kerja ini bisa dibuat secara ● Ayat (4) pengaturan yang ditetapkan atas
tertulis yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak kesepakatan antara pengusaha dan
atau dilakukan secara lisan17, dasar hukum nya pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat
terdapat dalam pasal 1313 KUHPer yang buruh tidak boleh lebih rendah dari
menyebutkan bahwa “suatu persetujuan adalah ketentuan pengupahan yang ditetapkan
suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih dalam perundang-undangan. Dan ayat (5)
mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau menyatakan “apabila kesepakatan yang
lebih”. 18 dimaksud dalam ayat (4) lebih rendah atau
Dalam hal perjanjian kerja secara tertulis bertentangan dengan peraturan
harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangan perundang-undangan, kesepakatan
yang berlaku.19 Jika isi dari perjanjian kerja bersama tersebut batal demi hukum dan
bertentangan dengan peraturan perundang- pengaturan pengupahan dilaksanakan
undangan yang berlaku maka ketentuan tersebut

17 Devi Rahayu, Mishbahul Munir, Azizah, “Hukum 21 Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1320.
Ketenagakerjaan konsep dan pengaturan dalam omnibus Law” 22 H. Zulkarnaen, “Hukum Ketenagakerjaan Perspektif UU Cipta
(Malang: Setara Press, 2021), hlm. 70. Kerja (Omnibus Law)” (Bandung : Pustaka Setia, 2021), hlm.
18 Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 1313. 118.
19 Devi Rahayu, Mishbahul Munir, Azizah, Loc. Cit. 23 Undang-undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja Pasal
20 Rachmat Trijono, “Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja” 88 ayat (1).
(Jakarta : Papas Sinar Sinanti, 2020), hlm. 49.
sesuai dengan ketentuan peraturan d. Perusahaan tutup yang disebabkan
perundang-undangan.24 keadaan memaksa (force majeure);
● Dalam pasal 156 ayat (1) dengan undang- e. Perusahaan dalam keadaan penundaan
undang yang sama menyatakan bahwa kewajiban pembayaran utang;
“dalam hal terjadi pemutusan hubungan f. Perusahaan pailit;
kerja, pengusaha wajib membayar uang g. adanya permohonan pemutusan
pesangon dan/atau uang penghargaan hubungan kerja yang diajukan oleh
masa kerja dan uang penggantian hak yang pekerja/buruh dengan alasan
seharusnya diterima.25 pengusaha melakukan perbuatan
Berdasarkan hak-hak diatas dapat kita ketahui sebagai berikut:
bahwa pekerja/buruh mempunyai hak-hak mereka 1. Menganiaya, menghina secara kasar
selama masa kerja dan apabila mereka mengalami atau mengancam pekerja/buruh;
pemutusan hubungan kerja maka pengusaha wajib 2. Membujuk dan/atau menyuruh
membayar uang pesangon atau uang penggantian pekerja/buruh untuk melakukan
masa kerja dan uang penggantian hak yang perbuatan yang bertentangan
seharusnya diterima oleh pekerja/buruh. dengan peraturan perundang-
Dalam suatu perusahaan tidak luput pula undangan;
adanya pemutusan hubungan kerja, baik itu berasal 3. Tidak membayar upah tepat pada
dari pengusaha maupun berasal dari pekerja/buruh waktu yang telah ditentukan selama
itu sendiri dengan alasan-alasan atau penyebabnya 3 (tiga) bulan berturut-turut atau
masing-masing. Dalam Undang-undang No.11 Tahun lebih, meskipun pengusaha
2020 tentang Cipta Kerja mengatur mengenai alasan- membayar upah secara tepat pada
alasan atau larangan-larangan yang diperbolehkan waktu sesudah itu;
atau tidak diperbolehkan untuk dijadikan sebagai 4. Tidak melakukan kewajiban yang
alasan untuk memutuskan hubungan antara kedua telah dijanjikan kepada
belah pihak dan apa saja yang menjadi penyebab pekerja/buruh;
sehingga pengusaha/pemberi kerja dengan 5. Memerintahkan pekerja/buruh
pekerja/buruh memutuskan untuk mengakhiri untuk melaksanakan pekerjaan di
hubungan mereka. luar yang diperjanjikan; atau
Dalam Pasal 154A ayat (1) Undang-undang No. 6. Memberikan pekerjaan yang
11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja menyatakan membahayakan jiwa, keselamatan,
sebagai berikut26: kesehatan, dan kesusilaan
1) Pemutusan Hubungan Kerja dapat terjadi pekerja/buruh sedangkan pekerjaan
karena alasan: tersebut tidak tercantumkan pada
a. Perusahaan melakukan penggabungan, perjanjian kerja;
peleburan, pengambilalihan, atau h. Adanya putusan lembaga penyelesaian
pemisahan perusahaan dan perselisihan hubungan industrial yang
pekerja/buruh tidak bersedia menyatakan pengusaha tidak
melanjutkan hubungan kerja atau melakukan perbuatan sebagaimana
pengusaha tidak bersedia menerima dimaksud pada huruf g terhadap
pekerja/buruh; permohonan yang diajukan oleh
b. Perusahaan melakukan efisiensi diikuti pekerja/buruh dan pengusaha
dengan penutupan perusahaan atau memutuskan untuk melakukan
tidak diikuti dengan penutupan pemutusan hubungan kerja;
perusahaan yang disebabkan i. Pekerja/buruh mengundurkan diri atas
perusahaan mengalami kerugian; kemauan sendiri dan harus memenuhi
c. Perusahaan tutup yang disebabkan syarat;
karena perusahaan mengalami kerugian 1. Mengajukan permohonan
secara terus menerus selama 2 (dua) pengunduran diri secara tertulis
tahun; selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)

24 Ibid, Pasal 88A ayat (1-5). 26 Ibid, Pasal 154A ayat (1).
25 Ibid, pasal 156 ayat (1).
hari sebelum tanggal mulai c. Menjalankan ibadah yang
pengunduran diri. diperintahkan agamanya;
2. Tidak terikat dalam ikatan dinas; dan d. Menikah;
3. Tetap melaksanakan kewajibannya e. Hamil, melahirkan, gugur kandungan,
sampai tanggal mulai pengunduran atau menyusui bayinya;
diri; f. Mempunyai pertalian darah dan/atau
j. Pekerja/buruh mangkir selama 5 (lima) ikatan perkawinan dengan
hari kerja atau lebih berturut-turut pekerja/buruh lainnya di dalam satu
tanpa keterangan secara tertulis yang perusahaan;
dilengkapi dengan bukti yang sah dan g. Mendirikan, menjadi anggota dan/atau
telah dipanggil oleh pengusaha 2 (dua) pengurus serikat pekerja/serikat buruh
kali secara patut dan tertulis; di luar jam kerja, atau di dalam jam kerja
k. Pekerja/buruh melakukan pelanggaran atas kesepakatan pengusaha, atau
ketentuan yang diatur dalam perjanjian berdasarkan ketentuan yang diatur
kerja bersama dan sebelumnya telah dalam perjanjian kerja, peraturan
diberikan surat peringatan pertama, perusahaan, atau perjanjian kerja
kedua, dan ketiga secara berturut-turut bersama;
masing-masing berlaku untuk paling h. Mengadukan pengusaha kepada pihak
lama 6 (enam) bulan kecuali ditetapkan yang berwajib mengenai perbuatan
lain dalam perjanjian kerja, peraturan pengusaha yang melakukan tindak
perusahaan, atau perjanjian kerja pidana kejahatan;
bersama; i. Berbeda paham, agama, aliran politik,
l. Pekerja/buruh tidak dapat melakukan suku, warna kulit, golongan, jenis
pekerjaan selama 6 (enam) bulan akibat kelamin, kondisi fisik, atau status
ditahan pihak yang berwajib karena perkawinan; dan
diduga melakukan tindak pidana; j. Dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat
m. Pekerja/buruh mengalami sakit kecelakaan kerja, atau sakit karena
berkepanjangan atau cacat akibat hubungan kerja yang menurut surat
kecelakaan kerja dan tidak dapat keterangan dokter yang jangka waktu
melakukan pekerjaannya setelah penyembuhannya belum dapat
melampaui batas 12 (dua belas) bulan; dipastikan.
n. Pekerja/buruh memasuki usia pensiun; Dan yang menjadi penyebab pengusaha atau
atau pekerja/buruh memutuskan untuk mengakhiri
o. Pekerja/buruh meninggal dunia. perjanjian kerja atau hubungan kedua belah pihak
Sedangkan dalam pasal 153 ayat (1) ia yaitu diatur dalam pasal 61 ayat (1) dan pasal 151A
mengatur mengenai larangan-larangan apa saja yang Undang-undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta
tidak bisa dipakai sebagai alasan untuk memutuskan kerja yaitu28:
hubungan kerja antara pengusaha dengan 1) Perjanjian kerja berakhir apabila:
pekerja/buruh yaitu27: a. Pekerja/buruh meninggal dunia;
1) Pengusaha dilarang melakukan pemutusan b. Berakhirnya jangka waktu perjanjian
hubungan kerja kepada pekerja/buruh kerja;
dengan alasan; c. Selesainya suatu pekerjaan tertentu;
a. Berhalangan masuk kerja karena sakit d. Adanya putusan pengadilan dan/atau
menurut keterangan dokter selama putusan lembaga penyelesaian
waktu tidak melampaui 12 (dua belas) perselisihan hubungan industrial yang
bulan secara terus-menerus; telah mempunyai kekuatan hukum
b. Berhalangan menjalankan tetap; atau
pekerjaannya karena memenuhi e. Adanya keadaan atau kejadian tertentu
kewajiban kepada negara sesuai dengan yang dicantumkan dalam perjanjian
ketentuan peraturan perundang- kerja, peraturan perusahaan, atau
undangan; perjanjian kerja bersama yang dapat

27 Ibid, Pasal 153. 28 Ibid, Pasal 61.


menyebabkan berakhirnya hubungan dengan pekerja/buruh. Dan dalam Peraturan
kerja. Pemerintah No. 35 tahun 2021 tentang perjanjian
Dan dalam pasal 151A Undang-undang No. 11 kerja waktu tertentu, alih daya, waktu kerja dan
tahun 2020 tentang cipta kerja menyatakan bahwa: waktu istirahat, dan pemutusan hubungan kerja
a. Pekerja/buruh mengundurkan diri atas pasal 37 ayat (3) 31menyatakan bahwa
kemauan sendiri; “Pemberitahuan pemutusan hubungan kerja dibuat
b. Pekerja/buruh dan pengusaha berakhir dalam bentuk surat pemberitahuan dan disampaikan
hubungan kerjanya sesuai dengan secara sah dan patut oleh pengusaha kepada
perjanjian kerja waktu tertentu; pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/buruh
c. Pekerja/buruh mencapai usia pensiun paling lama 14 (empat belas) hari kerja sebelum
sesuai dengan perjanjian kerja, pemutusan hubungan kerja” dan selanjutnya dalam
peraturan perusahaan, atau perjanjian pasal yang sama ayat (4)32 menyatakan bahwa
kerja bersama; atau pekerja/buruh “Dalam hal pemutusan hubungan kerja dilakukan
meninggal dunia. dalam masa percobaan, surat pemberitahuan
Untuk memutuskan hubungan kerja antara disampaikan paling lama 7 (tujuh) hari kerja sebelum
pengusaha dan pekerja/buruh, harus melalui proses pemutusan hubungan kerja.
hukum yang ada, tidak boleh langsung memutuskan Dengan adanya surat pemberitahuan ini dapat
hubungan kerja antara kedua belah pihak begitu membuat pekerja/buruh mengetahui maksud dan
saja. tetapi jika perselisihan yang terjadi antara alasan mengapa pihak pengusaha ingin memutuskan
pengusaha/pemberi kerja dengan pekerja/buruh hubungan kerja mereka dengan pekerja/buruh dan
masih dapat dibicarakan oleh kedua belah pihak pekerja/buruh dapat mempertimbangkan alasan-
secara baik-baik, sehingga dapat mengurungkan niat alasan yang disampaikan oleh pengusaha, apakah
dari kedua belah pihak untuk memutuskan alasan yang diberikan oleh pengusaha sesuai dengan
hubungan antara satu dengan yang lain. Tetapi yang diatur dalam perundang-undangan, peraturan
apabila hal ini tidak bisa dihindari maka pengusaha perusahaan atau perjanjian kerja bersama dan
atau pekerja/buruh harus mengikuti proses hukum alasan yang diberikan tersebut logis sehingga
yang ada. pekerja/buruh dapat mengambil sikap untuk
Tahap pertama, yaitu “pengusaha, menolak atau menerima pemutusan hubungan
pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh, dan kerja.33 Pemberitahuan pemutusan hubungan kerja
pemerintah harus mengupayakan agar tidak terjadi ini dibuat dalam bentuk surat pemberitahun dan
pemutusan hubungan kerja”. hal ini termuat dalam disampaikan secara sah dan patut oleh pengusaha
pasal 151 ayat (1) undang-undang No. 11 tahun 2020 kepada pekerja/buruh paling lama 14 (empat belas)
tentang cipta kerja29. hal ini bermaksud agar supaya hari kerja sebelum pemutusan hubungan kerja (Pasal
tidak terjadinya pemutusan hubungan kerja dan 37 ayat (3) Peraturan Pemerintah nomor 35 tahun
dapat memberikan perlindungan kepada 2021). Dalam hal pekerja/buruh telah mendapatkan
pekerja/buruh sehingga tingkat pengangguran yang surat pemberitahuan dan tidak menolak pemutusan
terjadi di Indonesia tidak semakin naik/banyak. hubungan kerja, pengusaha harus melaporkan
Tahap kedua, dalam pasal 151 ayat (2) pemutusan hubungan kerja kepada kementerian
30
menyatakan bahwa “Dalam hal pemutusan yang menyelenggarakan urusan pemerintah di
hubungan kerja tidak dapat dihindari, maksud dan bidang ketenagakerjaan provinsi dan
34
alasan pemutusan hubungan kerja diberitahukan kabupaten/kota . Hal ini tercantum dalam pasal 38
oleh pengusaha kepada pekerja/buruh dan/atau Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 2021.
serikat pekerja/serikat buruh. Dalam pasal ini Selanjutnya dalam Peraturan yang sama pasal 39
menegaskan bahwa jika pengusaha ingin ayat (1) 35menyatakan bahwa “Pekerja/buruh yang
memutuskan hubungan kerjanya dengan telah mendapatkan surat pemberitahuan
pekerja/buruh maka pengusaha tersebut harus pemutusan hubungan kerja dan menyatakan
memberitahukan kepada pekerja/buruh maksud dan menolak, harus membuat surat penolakan disertai
tujuannya ingin memutuskan hubungan kerja

29 Ibid, Pasal 151 ayat (1). 32 Ibid, Pasal 37 ayat (4).


30 Ibid, Pasal 151 ayat (2). 33 Devi Rahayu, Mishbahul Munir, Azizah, Op.cit., hlm 180-181.
31 Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian 34 Ibid, Pasal 38.

Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu 35 Ibid, pasal 39 ayat (1).

Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja, Pasal 37 ayat (3).


alasan paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah mencapai kesepakatan, maka perundingan
diterimanya surat pemberitahuan”. bipartit dianggap gagal. (pasal 3 ayat (2)
Tahap ketiga, apabila terjadinya perbedaan dan (3) undang-undang nomor 2 tahun
pendapat antara pihak pengusaha dan pihak 2004). Jika dalam perundingan ini kedua
pekerja/buruh maka dalam pasal 151 (3) undang- belah pihak mencapai kesepakatan
undang No. 11 tahun 2020 tentang cipta kerja bersama maka dalam pasal 7 ayat (1)
36
menyatakan bahwa “dalam hal pekerja/buruh undang-undang nomor 2 tahun 2004
41
telah diberitahu dan menolak pemutusan hubungan menyatakan bahwa “dalam hal
kerja, penyelesaian pemutusan hubungan kerja musyawarah sebagaimana dimaksud
wajib dilakukan melalui perundingan bipartit antara dalam pasal 3 dapat mencapai kesepakatan
pengusaha dengan pekerja/buruh dan/atau serikat penyelesaian, maka dibuat perjanjian
pekerja/serikat buruh”. Dalam tahap ini jika bersama yang ditandatangani oleh para
terjadinya perbedaan pendapat antara pengusaha pihak”. tetapi apabila telah dilakukannya
dengan pekerja/buruh maka harus dilakukannya perundingan ini para pihak belum juga
perundingan bipartit atau perundingan yang mencapai kesepakatan bersama maka
dilakukan oleh pihak pengusaha bersama dengan salah satu pihak atau kedua belah pihak
pihak pekerja/buruh dengan tujuan agar tercapainya mencatatkan perselisihannya kepada
kesepakatan bersama antara kedua belah pihak. instansi yang bertanggung jawab dibidang
Tahap keempat, apabila tahap-tahap ketenagakerjaan setempat dengan
sebelumnya telah ditempuh tetapi belum juga melampirkan bukti bahwa upaya-upaya
mencapai kesepakatan bersama, dalam pasal 151 penyelesaian melalui perundingan bipartit
ayat (4) undang-undang no. 11 tahun 2020 telah dilakukan. Dan setelah menerima
37
menjelaskan bahwa “Dalam hal perundingan pencatatan dari salah satu atau para pihak,
bipartit sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak instansi yang bertanggung jawab di bidang
mendapatkan kesepakatan, pemutusan hubungan ketenagakerjaan setempat wajib
kerja dilakukan melalui tahap berikutnya sesuai menawarkan kepada para pihak untuk
dengan mekanisme penyelesaian perselisihan menyepakati memilih penyelesaian melalui
hubungan industrial”. Berikut terdapat beberapa konsiliasi atau melalui arbitrase (pasal 4
penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang ayat (1) dan (3) undang-undang nomor 2
dapat ditempuh di luar pengadilan. tahun 2004).42
Dalam penyelesaian perselisihan hubungan ● Mediasi, yaitu penyelesaian perselisihan
industrial di luar pengadilan terdapat 4 jenis tahapan hak, perselisihan kepentingan, perselisihan
yaitu sebagai berikut38 : pemutusan hubungan kerja, dan
● Bipartit, yaitu suatu perundingan yang perselisihan antar serikat pekerja/serikat
dilakukan oleh pengusaha dengan buruh hanya dalam satu perusahaan
pekerja/buruh untuk menyelesaikan melalui musyawarah yang ditengahi oleh
perselisihan yang terjadi untuk mencapai seorang atau lebih mediator yang netral
suatu kesepakatan bersama antara kedua (pasal 1 point 11 undang-undang nomor 2
belah pihak. penyelesaian secara bipartit tahun 2004). Jadi, mediasi merupakan
ini wajib dilaksanakan dan dibuat risalah penyelesaian perselisihan dalam satu
yang ditandatangani oleh kedua belah perusahaan dengan adanya mediator yang
pihak.39 proses penyelesaian perselisihan netral sebagai penengah. Dalam hal ini
melalui bipartit ini harus diselesaikan mediator hanya membantu para pihak agar
paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak dapat mencapai kesepakatan yang hanya
tanggal dimulainya perundingan. dapat diputuskan oleh para pihak yang
40
Selanjutnya apabila dalam jangka waktu berselisih, mediator tidak memiliki
30 (tiga puluh) hari salah satu pihak kewenangan untuk memaksa, mediator
menolak untuk berunding atau telah hanya berkewajiban untuk bertemu dan
dilakukan perundingan tetapi tidak mempertemukan para pihak yang

36 Undang-undang No. 11 tahun 2020, op.cit., Pasal 151 ayat (3). 40 Undang-undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
37 Ibid, Pasal 151 ayat (4). Perselisihan Hubungan Industrial, pasal 3 ayat (2) & (3).
38 Devi Rahayu, Mishbahul Munir, Azizah, Op.cit., hlm 217. 41 Ibid, Pasal 7 ayat (1).
39 Ibid, hlm 218. 42 Ibid, pasal 4 ayat (1) & (3).
bersengketa.43 Penyelesaian perselisihan undang-undang nomor 2 tahun 2004).47
melalui mediasi dilakukan oleh mediator Penyelesaian perselisihan oleh konsiliator
yang berada di setiap kantor instansi yang ini dilaksanakan setelah para pihak
bertanggung jawab di bidang mengajukan permintaan penyelesaian
ketenagakerjaan kabupaten/kota (Pasal 8 secara tertulis kepada konsiliator yang
undang-undang nomor 2 tahun 2004). ditunjuk dan disepakati oleh para pihak
Setelah ditunjuk sebagai mediator dalam (Pasal 18 ayat (2) undang-undang nomor 2
waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari tahun 2004). Jadi, konsiliator
kerja setelah menerima pelimpahan melaksanakan tugasnya untuk
penyelesaian perselisihan, mediator harus menyelesaikan suatu perselisihan yang
sudah mengadakan penelitian tentang terjadi apabila para pihak mengajukan
duduknya perkara dan segera mengadakan permintaan mereka secara tertulis dan
sidang mediasi (Pasal 10 undang-undang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
nomor 2 tahun 2004).44 Dalam dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh)
menyelesaikan perselisihan hubungan ini hari kerja setelah menerima permintaan
mediator dapat memanggil saksi atau saksi penyelesaian perselisihan secara tertulis,
ahli untuk hadir dalam sidang mediasi guna konsiliator harus sudah mengadakan
diminta dan didengar keterangannya (Pasal penelitian tentang duduknya perkara dan
11 ayat (1) undang-undang nomor 2 tahun selambat-lambatnya pada hari kerja
2004). Dalam hal tercapai kesepakatan kedelapan harus sudah dilakukan sidang
penyelesaian perselisihan hubungan konsiliasi pertama (Pasal 20 undang-
industrial melalui mediasi, maka dibuat undang nomor 2 tahun 2004).48 konsiliator
Perjanjian Bersama yang ditandatangani dapat memanggil saksi atau saksi ahli untuk
oleh para pihak dan disaksikan oleh hadir dalam sidang konsiliasi guna diminta
mediator serta didaftar di pengadilan dan didengar keterangannya (pasal 21 ayat
hubungan industrial pada pengadilan (1) undang-undang nomor 2 tahun 2004).49
negeri di wilayah hukum pihak-pihak Dalam hal tercapai kesepakatan
mengadakan Perjanjian Bersama untuk penyelesaian perselisihan hubungan
mendapatkan akta bukti pendaftaran. industrial melalui konsiliasi, maka dibuat
Apabila dalam hal tidak tercapainya perjanjian bersama yang ditandatangani
kesepakatan penyelesaian perselisihan oleh para pihak dan disaksikan oleh
hubungan industrial melalui mediasi, maka konsiliator dan didaftar di pengadilan
mediator mengeluarkan anjuran tertulis Hubungan Industrial pada Pengadilan
(pasal 13 ayat (1) dan (2) huruf a undang- Negeri di wilayah hukum pihak-pihak
undang nomor 2 tahun 2004).45 Mediator mengadakan Perjanjian Bersama untuk
menyelesaikan tugasnya dalam waktu mendapatkan akta bukti pendaftaran. Dan
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari apabila dalam hal tidak tercapai
kerja terhitung sejak menerima kesepakatan penyelesaian perselisihan
pelimpahan penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui konsiliasi,
(Pasal 15 undang-undang nomor 2 tahun maka konsiliator mengeluarkan anjuran
2004).46 tertulis (Pasal 23 ayat (1) dan (2) huruf a
● Konsiliasi, yaitu penyelesaian perselisihan undang-undang nomor 2 tahun 2004).50
kepentingan, perselisihan pemutusan Konsiliator yang ditunjuk menyelesaikan
hubungan kerja atau perselisihan antar tugasnya dalam waktu selambat-
serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja
satu perusahaan melalui musyawarah yang terhitung sejak menerima permintaan
ditengahi oleh seorang atau lebih
konsiliator yang netral (pasal 1 point 13

43 Ida Hanifah, “Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia” (Medan: 46 Ibid, Pasal 15.


Pustaka Prima, 2020), hlm. 200. 47 Ibid, Pasal 1 point 13.
44 Undang-undang nomor 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian 48 Ibid, Pasal 20.

Perselisihan Hubungan Industrial, Pasal 10. 49 Ibid, Pasal 21 ayat (1).


45 Ibid, Pasal 13 ayat (1) & (2) huruf a. 50 Ibid, Pasal 23 ayat (1) & (2) huruf a.
penyelesaian perselisihan (Pasal 25 wajib membuat akta perdamaian yang
undang-undang nomor 2 tahun 2004).51 ditandatangani oleh para pihak yang
● Arbitrase, yaitu penyelesaian suatu berselisih dan arbiter atau majelis arbiter.
perselisihan kepentingan, dan perselisihan Apabila upaya perdamaian ini telah
antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dilakukan dan gagal maka arbiter atau
dalam satu perusahaan, di luar pengadilan majelis arbiter meneruskan sidang
hubungan industrial melalui kesepakatan arbitrase (Pasal 44 ayat (1), (2) dan (5)
tertulis dari para pihak yang berselisih undang-undang nomor 2 tahun 2004).
56
untuk menyerahkan penyelesaian Pemeriksaan atas perselisihan ini harus
perselisihan kepada arbiter yang dimulai dalam waktu selambat-lambatnya
putusannya mengikat para pihak dan 3 (tiga) hari kerja setelah penandatanganan
bersifat final (Pasal 1 point 15 undang- surat perjanjian penunjukan arbiter (Pasal
undang nomor 2 tahun 2004).52 Arbiter 40 ayat (2) undang-undang no 2 tahun
yang berwenang menyelesaikan 2004).57 Dalam persidangan arbitrase para
perselisihan hubungan industrial harus pihak diberi kesempatan untuk
arbiter yang telah ditetapkan oleh menteri. menjelaskan secara tertulis maupun lisan
Dan wilayah kerja arbiter meliputi seluruh pendirian masing-masing serta
wilayah negara Republik Indonesia (Pasal menunjukan bukti yang dianggap perlu
30 ayat (1) dan (2) undang-undang nomor untuk menguatkan pendiriannya dalam
2 tahun 2004).53 Penyelesaian perselisihan jangka waktu yang ditetapkan oleh arbiter
hubungan industrial melalui arbiter atau majelis arbiter dan arbiter atau majelis
dilakukan atas dasar kesepakatan para arbiter dapat memanggil seorang
pihak yang berselisih dan dinyatakan saksi/lebih atau seorang saksi ahli/lebih
secara tertulis dalam surat perjanjian untuk didengar keterangannya, sebelum
arbitrase, dan dibuat menjadi 3 (tiga) memberikan keterangan para saksi atau
rangkap dan masing-masing pihak saksi ahli wajib mengucapkan sumpah atau
mendapatkan 1 (satu) yang mempunyai janji sesuai dengan agama dan
kekuatan hukum yang sama (Pasal 32 ayat kepercayaan masing-masing (Pasal 45 ayat
(1) dan (2) undang-undang nomor 2 tahun (1) dan Pasal 46 ayat (1) & (2) undang-
2004).54 Setelah para pihak undang no 2 tahun 2004).58 Pemeriksaan
menandatangani surat perjanjian arbitrase perselisihan hubungan industrial oleh
tersebut, para pihak berhak untuk memilih arbiter atau majelis arbiter dilakukan
arbiter dari daftar arbiter yang ditetapkan secara tertutup kecuali para pihak yang
oleh menteri dan Setelah penunjukkan berselisih menghendaki lain dan dalam
arbiter dilakukan oleh para pihak maka sidang arbitrase, para pihak yang berselisih
seorang arbiter yang diminta oleh para dapat diwakili oleh kuasanya dengan surat
pihak, wajib memberitahukan kepada para kuasa khusus (Pasal 41 dan pasal 42
pihak tentang hal yang mungkin akan undang-undang no 2 tahun 2004).59 Dan
mempengaruhi kebebasannya atau apabila pada hari sidang pertama dan
menimbulkan keberpihakkan putusan yang sidang-sidang selanjutnya salah satu pihak
akan diberikan (Pasal 33 ayat (1) dan (7) atau kuasanya tanpa alasan yang sah tidak
undang-undang nomor 2 tahun 2004).55 hadir walaupun untuk itu telah dipanggil
Sebelum memulai persidangan secara patut, arbiter atau majelis arbiter
penyelesaian perselisihan hubungan dapat memeriksa perkara dan
industrial oleh arbiter harus diawali dengan menjatuhkan putusannya tanpa kehadiran
upaya mendamaikan kedua belah pihak salah satu pihak atau kuasanya, dan apabila
yang berselisih dan apabila upaya ini pada hari sidang para pihak yang berselisih
berhasil maka arbiter atau majelis arbiter atau kuasanya tanpa suatu alasan yang sah

51 Ibid, Pasal 25. 56 Ibid, Pasal 44 ayat (1), (2) & (5).
52 Ibid, Pasal 1 point 15. 57 Ibid, Pasal 40 ayat (2).
53 Ibid, Pasal 30 ayat (1) & (2). 58 Ibid, Pasal 45 ayat (1) dan Pasal 46 ayat (1) & (2).
54 Ibid, Pasal 32 ayat (1) & (2). 59 Ibid, Pasal 41 & 42.
55 Ibid, Pasal 33 ayat (1) & (7).
tidak hadir, walaupun telah dipanggil Dalam hal pekerja atau buruh ditahan oleh
secara patut, maka arbiter atau majelis pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak
arbiter dapat membatalkan perjanjian pidana, pengusaha tidak wajib membayar upah
penunjukan arbiter dan tugas arbiter atau tetapi wajib memberikan bantuan kepada keluarga
majelis arbiter dianggap selesai (Pasal 43 pekerja/buruh yang menjadi tanggungannya,
ayat (2) dan (1) undang-undang no 2 tahun bantuan yang diberikan ini paling lama 6 (enam)
2004).60 Seorang arbiter atau majelis bulan terhitung sejak hari pertama pekerja/buruh
arbiter wajib menyelesaikan perselisihan ditahan oleh pihak yang berwajib setelah selesai 6
hubungan industrial dalam waktu (enam) bulan lamanya dan pekerja/buruh tidak
selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari dapat melakukan pekerjaannya, maka pengusaha
kerja sejak penandatanganan surat dapat memutuskan hubungan kerja mereka. Tetapi
perjanjian penunjukan arbiter dan atas dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana
kesepakatan para pihak, arbiter berwenang sebelum masa 6 (enam) bulan berakhir dan
untuk memperpanjang jangka waktu pekerja/buruh dinyatakan tidak bersalah, pengusaha
penyelesaian perselisihan hubungan wajib mempekerjakan pekerja/buruh kembali dan
industrial 1 (satu) kali perpanjangan apabila dalam hal pengadilan memutuskan perkara
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari pidana sebelum masa 6 (enam) bulan berakhir dan
kerja (Pasal 40 ayat (1) dan (3) undang- pekerja/buruh dinyatakan bersalah, pengusaha
undang no 2 tahun 2004).61 Terhadap dapat melakukan pemutusan hubungan kerja
kegiatan dalam pemeriksaan dan sidang kepada pekerja/buruh yang bersangkutan (Pasal 160
arbitrase dibuat berita acara pemeriksaan undang-undang nomor 11 tahun 2020).65
oleh arbiter atau majelis arbiter dan Apabila terjadinya pemutusan hubungan kerja
putusan sidang arbitrase ditetapkan antara pengusaha dengan pekerja/buruh maka pihak
berdasarkan peraturan perundang- pengusaha wajib membayar uang pesangon
undangan yang berlaku, perjanjian, dan/atau uang penghargaan masa kerja dan uang
kebiasaan, keadilan dan kepentingan penggantian hak yang seharusnya diterima (Pasal
umum (Pasal 48 & 49 undang-undang no 2 156 ayat (1) undang-undang nomor 11 tahun
tahun 2004).62 Putusan arbiter ini 2020).66 Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau
mempunyai kekuatan hukum yang dilikuidasi berdasarkan ketentuan peraturan
mengikat para pihak yang berselisih dan perundang-undangan, upah dan hak lainnya yang
merupakan putusan yang bersifat akhir dan belum diterima oleh pekerja/buruh merupakan
tetap dan putusan arbitrase ini didaftarkan utang yang didahulukan pembayarannya sebelum
di Pengadilan Negeri di wilayah arbiter pembayaran kepada semua kreditur kecuali para
menetapkan putusan dan perselisihan kreditur pemegang hak jaminan kebendaan (Pasal 95
hubungan industrial yang sedang atau undang-undang nomor 11 tahun 2020).67
telah diselesaikan melalui arbitrase tidak
dapat diajukan ke Pengadilan Hubungan B. Perlindungan Bagi Pekerja Yang Mengalami
Industrial (Pasal 51 ayat (1) & (2) dan Pasal Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
53 undang-undang no 2 tahun 2004).63 Dalam suatu pekerjaan tidak luput pula
Selama penyelesaian perselisihan hubungan dengan pemutusan hubungan kerja antara pemberi
industrial, pengusaha dan pekerja/buruh harus tetap kerja dengan penerima kerja entah pemutusan
tersebut berasal dari pekerja maupun pemberi kerja
melaksanakan kewajibannya sampai dengan selesai
sehingga membuat mereka memutuskan untuk
proses penyelesaian perselisihan hubungan
industrial sesuai tingkatannya dan pengusaha dapat mengakhiri hubungan kerja mereka satu dengan
melakukan tindakan skorsing kepada pekerja/buruh yang lain. Tetapi pengusaha, pekerja/buruh, serikat
yang sedang dalam proses pemutusan hubungan pekerja/buruh dan pemerintah harus
kerja dengan tetap membayar upah beserta hak mengupayakan agar tidak terjadinya pemutusan
lainnya yang biasa diterima pekerja/buruh (Pasal
157a undang-undang nomor 11 tahun 2020).64

60 Ibid, Pasal 43 ayat (2) & (1). 64 Undang-undang no 11 tahun 2020, op. cit., Pasal 157a.
61 Ibid, Pasal 40 ayat (1) & (3). 65 Ibid, Pasal 160.
62 Ibid, Pasal 48 & 49. 66 Ibid, Pasal 156 ayat (1).
63 Ibid, Pasal 51 ayat (1) & (2) dan Pasal 53. 67 Ibid, Pasal 95.
hubungan kerja68. Namun apabila hal tersebut tidak pekerjaan berupa uang tunai ini diberikan setiap
dapat dihindari maka pengusaha atau pekerja/buruh bulan paling banyak 6 (enam) bulan upah dengan
dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya dan jika ketentuan sebesar 45% dari upah untuk 3 bulan
telah mencapai kesepakatan dan berakhir dengan pertama dan 25% dari upah untuk 3 bulan
memutuskan hubungan kedua belah pihak maka berikutnya.75
sesuai dengan Pasal 28D ayat (1) menyatakan bahwa Dampak bagi pengusaha/pemberi kerja
“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, apabila ia memutuskan hubungan kerjanya dengan
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta pekerja yaitu pengusaha wajib untuk membayar
perlakuan yang sama di hadapan hukum”.69 uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa
Hal ini menjadi dasar bagi para pekerja apabila kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya
mereka mengalami pemutusan hubungan kerja diterima oleh pekerja.76 Uang pesangon menurut
dengan suatu pengusaha atau pemberi kerja. KBBI yaitu uang yang diberikan sebagai bekal kepada
perlindungan terhadap para pekerja ini juga menjadi karyawan (pekerja dan sebagainya) yang
dasar untuk dipenuhi oleh pengusaha/pemberi kerja, diberhentikan dari pekerjaan dalam rangka
hal-hal yang harus dilindungi tersebut yaitu pengurangan tenaga kerja.
kesehatan dan keselamatan kerja, perlindungan a. Uang pesangon ini diberikan dengan
khusus terhadap pekerja perempuan dan ketentuan :
penyandang cacat, kesejahteraan serta jaminan a) Masa kerja kurang dari 1 tahun, 1 bulan
sosial tenaga kerja. hal ini dimaksudkan dengan upah
tujuan agar terpenuhinya hak-hak dan perlindungan b) Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi
mendasar bagi pekerja dan terwujudnya iklim yang kurang dari 2 tahun, 2 bulan upah
kondusif bagi pengembangan dunia usaha.70 c) Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi
Yang menjadi alasan mengapa pekerja perlu kurang dari 3 tahun, 3 bulan upah
dilindungi yaitu hal ini merujuk pada permasalahan- d) Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi
permasalahan ketenagakerjaan yang timbul terlebih kurang dari 4 tahun, 4 bulan upah
khusus di Indonesia dikarenakan oleh beberapa e) Masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi
faktor salah satunya meningkatnya pengangguran kurang dari 5 tahun, 5 bulan upah
yang ada di Indonesia. Sedangkan untuk menghadapi f) Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi
masalah tersebut, tenaga kerja merupakan kurang dari 6 tahun, 6 bulan upah
penggerak utama dalam berputarnya roda g) Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi
perekonomian yang posisinya berada pada pihak kurang dari 7 tahun, 7 bulan upah
rentan terhadap ketidak penuhan hak dan h) Masa kerja 7 tahun atau lebih tetapi
kepentingannya.71 Apabila Pekerja/buruh kurang dari 8 tahun, 8 bulan upah
mengalami pemutusan hubungan kerja, maka ia i) Masa kerja 8 tahun atau lebih, 9 bulan
berhak untuk mendapatkan jaminan kehilangan upah.
pekerjaan, jaminan kehilangan pekerjaan b. Uang penghargaan masa kerja diberikan
diselenggarakan oleh badan penyelenggara jaminan kepada pekerja dengan ketentuan:
sosial ketenagakerjaan dan Pemerintah Pusat.72 a) Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi
Jaminan kehilangan pekerjaan ini yaitu kurang dari 6 tahun, 2 bulan upah
jaminan sosial yang diberikan kepada pekerja/buruh b) Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi
yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja berupa kurang dari 9 tahun, 3 bulan upah
manfaat uang tunai, akses informasi pasar kerja, dan c) Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi
pelatihan kerja.73 Jaminan kehilangan pekerjaan kurang dari 12 tahun, 4 bulan upah
diselenggarakan untuk mempertahankan derajat d) Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi
kehidupan yang layak pada saat pekerja/buruh kurang dari 15 tahun, 5 bulan upah
kehilangan pekerjaan.74 Manfaat jaminan kehilangan

68 Ibid. 73 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia


69 Ibid, Pasal 28D ayat (1). nomor 15 tahun 2021 tentang Tata Cara Pemberian Manfaat
70 Zulfikar Putra, Darmawan Wiridin, Farid Wajdi, “Implementasi Jaminan Kehilangan Pekerjaan, Pasal 1 point 1.
Upah Minimum terhadap Kesejahteraan Pekerja” (Malang : 74 Undang-undang Nomor 11 tahun 2020, op.cit., Pasal 46B ayat

Ahli Media Press, 2022), hlm 65. (2).


71 Ibid, hlm. 66. 75 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia
72 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020, op.cit., Pasal 46A ayat Nomor 15 tahun 2021, op.cit., Pasal 4.
(1) & (2). 76 Undang-undang No. 11 Tahun 2020, Pasal 156 ayat (1).
e) Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi peleburan atau pemisahan Perusahaan dan
kurang dari 18 tahun, 6 bulan upah Pekerja/Buruh tidak bersedia untuk melanjutkan
f) Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi hubungan kerja mereka dengan pihak perusahaan
kurang dari 21 tahun, 7 bulan upah maka pekerja/buruh berhak atas: a) uang pesangon
g) Masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi sebesar 1 kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), b) uang
kurang dari 24 tahun, 8 bulan upah penghargaan masa kerja sebesar 1 kali ketentuan
h) 24 tahun atau lebih, 10 bulan upah. Pasal 156 (3), dan c) uang penggantian hak sesuai
Dan uang penggantian hak yang seharusnya ketentuan Pasal 156 ayat (4).
diterima meliputi cuti tahunan yang belum diambil Dan dalam hal perusahaan mengalami
dan belum gugur, biaya atau ongkos pulang untuk kerugian secara terus menerus selama 2 tahun dan
pekerja/buruh dan keluarganya ke tempat menyebabkan perusahaan tutup maka
pekerja/buruh diterima bekerja dan hal-hal lain yang pekerja/buruh berhak atas : a) uang pesangon
ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan sebesar 0,5 kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), b) uang
perusahaan atau perjanjian kerja bersama. (Pasal penghargaan masa kerja sebesar 1 kali ketentuan
156 ayat (1-3) undang-undang nomor 11 tahun 2020 Pasal 156 ayat (3), dan c) uang penggantian hak
tentang cipta kerja). komponen upah yang sesuai Pasal 156 ayat (4). Dan apabila pengusaha
digunakan sebagai dasar perhitungan uang pesangon melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap
dan uang penghargaan masa kerja terdiri atas upah pekerja/buruh karena alasan perusahaan tutup yang
pokok dan tunjangan tetap yang diberikan kepada disebabkan bukan karena perusahaan mengalami
pekerja/buruh dan keluarganya.77 kerugian maka pekerja/buruh berhak atas : a) uang
Dalam hal penghasilan pekerja/buruh pesangon 1 kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), b) uang
dibayarkan atas dasar perhitungan harian, maka penghargaan masa kerja sebesar 1 kali ketentuan
upah sebulan sama dengan 30 dikalikan dengan upah Pasal 156 ayat (3), dan c) uang penggantian hak
sehari. Apabila upah pekerja/buruh dibayarkan atas sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).79
dasar perhitungan satuan hasil, maka upah sebulan Dalam hal pengusaha melakukan pemutusan
sama dengan penghasilan rata-rata dalam 12 bulan hubungan kerja dikarenakan oleh perusahaan pailit
terakhir dan apabila upah sebulan ini lebih rendah maka pekerja/buruh berhak atas : a) uang pesangon
dari upah minimum maka upah yang menjadi dasar sebesar 0,5 kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), b) uang
perhitungan pesangon adalah upah minimum yang penghargaan masa kerja sebesar 1 kali ketentuan
berlaku di wilayah perusahaan (Pasal 157 undang- Pasal 156 ayat (3) dan c) uang penggantian hak sesuai
undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta kerja). ketentuan Pasal 156 ayat (4).80 Dan apabila
Apabila dalam suatu perusahaan terjadi perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi
pemutusan hubungan kerja dikarenakan oleh berdasarkan atas peraturan perundang-undangan,
perusahaan tutup dan disebabkan keadaan upah dan hak lain yang belum diterima oleh
memaksa (force majeure) maka pekerja/buruh pekerja/buruh maka hal tersebut dianggap utang
berhak atas : a) uang pesangon sebesar 0,5 kali yang didahulukan pembayarannya sebelum
ketentuan Pasal 156 ayat (2), b) uang penghargaan dilakukan pembayaran kepada semua kreditur
masa kerja sebesar 1 kali ketentuan pasal 156 ayat kecuali para kreditur pemegang hak jaminan
(3) , c) uang penggantian hak sesuai ketentuan pasal kebendaan (Pasal 95 undang-undang nomor 11
156 ayat (4). Dan apabila terjadi pemutusan tahun 2020 tentang cipta kerja).
hubungan kerja terhadap pekerja/buruh yang tidak Pekerja/buruh yang mengundurkan diri atas
mengakibatkan perusahaan tutup maka kemauan sendiri dan memenuhi syarat sebagaimana
pekerja/buruh berhak atas : a) uang pesangon yang dimaksud dalam Pasal 154A huruf i, berhak atas
sebesar 0,75 kali ketentuan pasal 156 ayat (2), b) : a) uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156
uang penghargaan masa kerja sebesar 1 kali ayat (4) dan b) uang pisah yang besarannya diatur
ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan c) uang dalam Perjanjian kerja, Peraturan Perusahaan, atau
penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat Perjanjian Kerja Bersama. Dan Pengusaha dapat
(4).78 melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap
Dalam hal Pengusaha melakukan Pemutusan Pekerja/buruh karena alasan adanya permohonan
Hubungan Kerja terhadap Pekerja/Buruh karena pemutusan hubungan kerja yang diajukan oleh
alasan Perusahaan melakukan penggabungan, pekerja/buruh dengan alasan pengusaha melakukan

77 Ibid, Pasal 157 ayat (1). 79 Ibid, Pasal 44.


78 Undang-undang Nomor 35 tahun 2021, op.cit, Pasal 45. 80 Ibid, Pasal 47.
perbuatan dalam pasal 154A huruf g maka pekerja/buruh dan pekerja/buruh berhak atas : a)
pekerja/buruh berhak atas : a) Uang pesangon uang penghargaan masa kerja sebesar 1 kali
sebesar 1 kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), b) uang ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan b) uang pengantian
penghargaan masa kerja sebesar 1 kali ketentuan hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4). (Pasal 160
Pasal 156 ayat (3), dan c) uang penggantian hak undang-undang nomor 11 tahun 2020 tentang cipta
sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).81 Dan pengusaha kerja dan Pasal 54 undang-undang nomor 35 tahun
dapat melakukan pemutusan hubungan kerja 2021).
terhadap pekerja/buruh karena alasan adanya Dalam hal pekerja/buruh mengalami sakit
putusan lembaga penyelesaian perselisihan berkepanjangan atau cacat akibat kecelakaan kerja
hubungan industrial yang menyatakan pengusaha dan tidak dapat melakukan pekerjaannya setelah
tidak melakukan perbuatan sebagaimana yang melampaui batas 12 bulan maka pekerja/buruh
dimaksud dengan Pasal 154A huruf g, maka berhak atas : a) uang pesangon sebesar 2 kali
pekerja/buruh berhak atas : a) uang penggantian hak ketentuan Pasal 156 ayat (2), b) uang penghargaan
sesuai dengan ketentuan Pasal 156 ayat (4) dan b) masa kerja sebesar 1 kali ketentuan Pasal 156 ayat
uang pisah yang besarannya diatur dalam perjanjian (3) dan c) uang penggantian hak sesuai ketentuan
kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja Pasal 156 ayat (4).
bersama.82 Pengusaha juga dapat melakukan pemutusan
Pengusaha dapat melakukan Pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh
Hubungan Kerja terhadap Pekerja/Buruh karena dikarenakan oleh pekerja/buruh memasuki usia
alasan adanya permohonan yang diajukan oleh pensiun maka pekerja/buruh berhak atas : a) uang
pekerja/buruh dengan alasan Pengusaha melakukan pesangon sebesar 1,75 kali ketentuan Pasal 156 ayat
perbuatan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal (2), b) uang penghargaan masa kerja sebesar 1 kali
154A ayat (1) huruf g maka Pekerja/buruh berhak ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan c) uang
atas: a) uang pesangon sebesar 1 kali ketentuan penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).
pasal 156 ayat (2), b) uang penghargaan masa kerja Apabila pemutusan hubungan kerja dilakukan
sebesar 1 kali ketentuan pasal 156 ayat (3) dan c) oleh pengusaha terhadap pekerja/buruh
uang penggantian hak sesuai ketentuan pasal 156 dikarenakan oleh pekerja/buruh dinyatakan
ayat (4). meninggal dunia maka diberikan sejumlah uang
Apabila pekerja/buruh ditahan oleh pihak kepada ahli warisnya berupa : a) uang pesangon
yang berwajib karena diduga melakukan tindak sebesar 2 kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), b) uang
pidana maka pengusaha tidak wajib membayar upah, penghargaan masa kerja sebesar 1 kali ketentuan
tetapi wajib memberikan bantuan kepada keluarga Pasal 156 ayat (3) dan c) uang penggantian hak sesuai
pekerja/buruh yang menjadi tanggungannya dengan ketentuan Pasal 156 ayat (4).
ketentuan sebagai berikut : a) untuk 1 orang Dan apabila pihak perusahaan tidak
tanggungan, 25% dari upah, b) untuk 2 orang memberikan hak dari pekerja/buruh tersebut
tanggungan, 35% dari upah, c) untuk 3 orang contohnya berupa uang pesangon maka dalam pasal
tanggungan, 45% dari upah, dan c) untuk 4 orang 185 undang-undang nomor 11 tahun 2020
tanggungan atau lebih, 50% dari upah. Bantuan ini menyatakan bahwa “barang siapa melanggar
diberikan paling lama 6 bulan terhitung sejak hari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 42
pertama pekerja/buruh ditahan oleh pihak yang ayat (2), pasal 68, pasal 69 ayat (2), pasal 80, pasal
berwajib Dan pengusaha dapat melakukan 82, pasal 88A ayat (3), pasal 88E ayat (2), pasal 143,
pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh pasal 156 ayat (1), atau pasal 160 ayat (4) akan
yang setelah 6 bulan tidak dapat melakukan dikenai sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu)
pekerjaan sebagaimana mestinya karena dalam tahun dan paling lama 4 (empat) tahun dan/atau
proses perkara pidana dan dalam hal apabila denda paling sedikit Rp.100.000.000,00 (seratus juta
sebelum masa 6 bulan berakhir dan pekerja/buruh rupiah) dan paling banyak Rp.400.000.000,00 (empat
dinyatakan tidak bersalah, pengusaha wajib ratus juta rupiah). Tindak pidana tersebut
mempekerjakan pekerja/buruh kembali. Dan jika merupakan tindak pidana kejahatan”.
pekerja/buruh sebelum masa 6 bulan dinyatakan
bersalah oleh pengadilan maka pengusaha dapat PENUTUP
memutuskan hubungan kerja terhadap

81 Ibid, Pasal 48. 82 Ibid, Pasal 49.


A. Kesimpulan diberikan kepada Pekerja yang mengalami PHK
1. Dari Pembahasan diatas dapat disimpulkan berupa manfaat uang tunai, akses informasi pasar
bahwa sebelum seseorang melakukan suatu kerja, dan pelatihan kerja. Perlindungan yang
pekerjaan, maka ia harus membuat kontrak kerja diberikan terhadap pekerja ini bertujuan agar
terlebih dahulu dengan perusahaan sesuai tercapainya hak-hak yang akan diterima oleh
dengan peraturan perundang-undangan yang pekerja. Dan hal ini dapat menjadi acuan bagi
berlaku. Apabila kontrak kerja ini telah dibuat para pekerja apabila suatu saat mereka
oleh pekerja dengan perusahaan/pemberi kerja kehilangan pekerjaan mereka. Dan yang menjadi
maka hal ini dapat menimbulkan hak dan alasan mengapa para pekerja diberi perlindungan
kewajiban dari pekerja dan perusahaan. Dan yaitu untuk meminimalisir tingkat pengangguran
dalam suatu perusahaan tidak luput pula dari yang terjadi di Indonesia. Apabila suatu
pemutusan hubungan kerja entah itu berasal dari perusahaan/pemberi kerja ingin memutuskan
perusahaan/pemberi kerja maupun berasal dari hubungan kerja mereka dengan pekerja maka
pekerja itu sendiri. Tetapi, sebelum yang menjadi dampak bagi perusahaan tersebut
perusahaan/pemberi kerja dengan pekerja yaitu perusahaan harus memberikan uang
memutuskan untuk mengakhiri hubungan kerja pesangon, uang penggantian masa kerja, dan
antara satu dengan yang lain, Perusahaan dan uang penggantian hak kepada pekerja sesuai
Pekerja tersebut harus mengupayakan agar tidak dengan ketentuan perundang-undangan yang
terjadi pemutusan hubungan kerja seperti yang berlaku. Dan apabila suatu perusahaan tidak
terkandung dalam pasal 151 ayat (1) uu no. 11 memberikan apa yang menjadi hak dari
tahun 2020 tentang cipta kerja dan pasal 37 PP pekerja/buruh tersebut maka ia akan dikenai
nomor 35 tahun 2021. Tetapi apabila hal tersebut sanksi pidana berupa penjara paling singkat 1
tidak dapat dihindari maka, pihak yang ingin (satu) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun dan
memutuskan hubungan kerja tersebut harus akan dikenai denda paling sedikit
memberitahukan maksud dan alasan apa Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan
sehingga ia ingin memutuskan hubungan kerja paling banyak Rp.400.000.000,00 (empat ratus
satu dengan yang lainnya, maksud dan alasannya juta rupiah) dan hal tersebut merupakan tindak
harus sesuai dengan alasan-alasan apa yang pidana kejahatan.
diperbolehkan oleh perundang-undang, apabila
hal tersebut tidak sesuai dengan perundang- B. Saran
undangan maka hal tersebut dianggap batal oleh 1. Kepada pemerintah, hendaknya pemerintah
Hukum. Dan apabila telah diberitahukan maksud dapat meningkatkan lagi pengaturan perundang-
dan alasan tersebut dan salah satu pihak tidak undangan mengenai ketenagakerjaan ini agar
menerima maksud atau alasan tersebut maka dapat lebih meminimalisir tingkat pengangguran
kedua belah pihak harus melakukan perundingan yang terjadi dan dapat membuat setiap
bipartit, dengan adanya perundingan ini perusahaan atau pekerja tidak dapat melakukan
dimaksudkan untuk mencapai suatu kesepakatan pemutusan hubungan kerja antara satu dengan
bersama antara kedua belah pihak dan apabila yang lain secara sepihak dan pemerintah dapat
perundingan ini telah dilakukan dan belum memberikan penyuluhan lebih lanjut kepada
mencapai kesepakatan yang sama maka kedua masyarakat agar mereka dapat mengetahui apa
belah pihak harus mengikuti proses atau prosedur saja hal-hal yang akan didapat atau diterima
selanjutnya sesuai dengan mekanisme apabila mereka memutuskan hubungan kerja
penyelesaian perselisihan hubungan industrial mereka satu dengan yang lainnya.
yang berlaku. 2. Saran yang dapat penulis berikan kepada pekerja
2. Bahwa sesuai dengan pembahasan yang telah yaitu apabila pekerja mengalami pemutusan
dibahas, seorang pekerja diberi perlindungan hubungan kerja yang dilakukan oleh pengusaha,
atau jaminan kehilangan pekerjaan sesuai dengan hendaknya pekerja tersebut jangan ragu atau
pasal 28D ayat (1) undang-undang dasar 1945. takut untuk meminta hak-hak mereka yang akan
Jaminan Kehilangan pekerjaan ini juga diatur diterima sebagai pekerja sesuai dengan yang
dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan diatur dalam perundang-undangan kepada
Republik Indonesia nomor 15 tahun 2021 dimana perusahaan.
disitu menyebutkan bahwa Jaminan Kehilangan
Pekerjaan merupakan jaminan sosial yang DAFTAR PUSTAKA
Hanifah, Ida. “Hukum Ketenagakerjaan di
Indonesia”. (Medan : Pustaka Prima, 2020).
Kurniawan, Ryan. “Harmonisasi Hukum Sebagai
Perlindungan Hukum Bagi Pekerja Pada
Perusahaan Pailit Ditinjau Dari Perspektif
Pancasila Sila Ke Lima”. Jurnal Wawasan
Hukum. Vol. 28 No. 01 (Februari, 2013).
Putra, Zulfikar, Darmawan Wiridin, Farid Wajdi.
“Implementasi Upah Minimum Terhadap
Kesejahteraan Pekerja”. (Malang : Ahli Media
Press, 2022).
Rahayu, Devi, Mishbahul Munir, dan Azizah. “Hukum
Ketenagakerjaan Konsep dan Pengaturan
dalam Omnibus Law”. (Malang : Setara Press,
2021).
Suhartoyo. “Perlindungan hukum bagi buruh dalam
sistem hukum ketenagaan nasional”.
Administrative Law & Governance Journal.
Vol. 2 No. 2 (June, 2019).
Suwadji, Yuniarti Tri. “Penyelesaian Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) Melalui Perundingan
Bipartit”. Jurnal Ketenagakerjaan. Vol. 14 No.
2 (Juli-Desember, 2019).
Trijono, Rachmat. “Omnibus Law Cipta Lapangan
Kerja”. (Jakarta : Papas Sinar Sinanti, 2020).
Zulkarnaen, H. “Hukum Ketenagakerjaan Perspektif
Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law)”.
(Bandung : Pustaka Setia, 2021).
Kitab Undang Undang Hukum Perdata.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indonesia Nomor 15 Tahun 2021 Tentang Tata
Cara Pemberian Manfaat Jaminan Kehilangan
Pekerjaan.
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021
Tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih
Daya, Waktu Kerja Dan Waktu Istirahat, Dan
Pemutusan Hubungan Kerja.
Undang Undang Dasar 1945.
Undang Undang No. 2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial.
Undang Undang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta
Kerja.

Anda mungkin juga menyukai