MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Pada Semester Ganjil (1)
DISUSUN OLEH :
Alhamdulillahirabbil’alamin, Segala puji hanya milik Allah SWT. Sholawat dan salam
selalu tercurahkan kepada Rosulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Dalam menyusun tugas atau makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala kendala yang penulis hadapi
teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami apa yang melatarbelakangi lahirnya
BPUPKI dan PPKI di Indonesia.Dan penyusun menyajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini terselesaikan.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI …………………………….……………………………………………………....ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Pembahasan.......................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................. 5
2.1 Pengertian BPUPKI ............................................................................................................ 5
2.2 Sejarah Pembentukan BPUPKI ............................................................................................. 5
2.3 Sidang BPUPKI .................................................................................................................... 6
2.3.1 Sidang BPUPKI Pertama ................................................................................................... 6
2.3.2 Masa antara Rapat Pertama dan Kedua .............................................................................. 7
2.3.3 Sidang BPUPKI kedua ....................................................................................................... 8
2.4 Pengertian PPKI .................................................................................................................. 10
2.5 Sejarah Pembentukan PPKI ................................................................................................ 11
2.6 Sidang – Sidang PPKI ......................................................................................................... 12
2.7 Peristiwa Rengasdengklok .................................................................................................. 12
2.8 Proklamasi Indonesia .......................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP .................................................................................................................... 14
3.1 Simpulan.............................................................................................................................. 14
3.2 Saran .................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 15
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam perjuangan mencapai kemerdekaan, bangsa Indonesia menempuh melalui bidang.
Yaitu bidang budaya, sosial, ekonomi, dan politik. Di antara bidang-bidang tersebut, bidang politik
yang paling menonjol. Karena penjajahan Belanda menggunakan politik dalam segala bidang. Hal
ini terjadi pada awal abad ke-20 dimana pada waktu itu bangsa Indonesia telah mengubah cara
perjuangannya, tidak lagi bersifat lokal, melainkan bersifat nasional.
Sejak tahun 1941 Jepang mengobarkan perang Asia Timur Raya. Perang ini ditandai dengan
pengeboman pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour (Hawaii) pada 7
Desember 1941 oleh Angkatan Perang Jepang. Pada awalnya pasukan Jepang banyak
mendapatkan kemenangan dalam pertempuran-pertempuran selanjutnya. Namun, di tahun 1942
perang Jepang mulai terdesak. Untuk mendapatkan dukungan dari negara-negara jajahan Jepang,
pemerintah Jepang kemudian menjanjikan akan memberikan kemerdekaan kepada negara-negara
jajahannya.
Ternyata situasi pasukan Jepang semakin memburuk pada bulan Juli – Agustus 1944. Hal itu
menyebabkan jatuhnya Kabinet Tojo. Sebagai gantinya kemudian diangkat Jenderal Kuniaki
Koiso sebagai Perdana Menteri yang memimpin Kabinet Baru (Kabinet Koiso). Salah satu langkah
kebijakan yang diambil oleh Koiso di daerah-daerah pendudukan adalah mengeluarkan pernyataan
tentang “janji kemerdekaan di kemudian hari”. Pada tanggal 7 September 1944Perdana Menteri
Jepang Kuniaki Koiso dalam Sidang Parlemen Jepang (Teikoku Gikei) ke-85 di Tokyo
mengumumkan bahwa, daerah Hindia Timur (Indonesia) diperkenankan merdeka kelak di
kemudian hari. Janji ini kemudian direalisasi Jepang dengan membentuk badan-badan untuk
mempelajari, mempersiapkan, dan melengkapi Indonesia yang akan menjadi negara merdeka.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1.4 2.1 Pengertian BPUPKI
BPUPKI atau badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia adalah sebuah
badan yang dibentuk oleh pihak jepang pada tanggal 29 april 1945. Badan ini dibentuk dengan
alasan mendapatkan dukungan dari bangsa Indonesia supaya mau membantu bangsa jepang
dengan menjanjikan kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia.
Badan ini diketuai oleh Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T) Radjiman Wedyodiningrat serta
wakilnya yaitu Ichibangase Yoshio (orang jepang) dan Raden Pandji Soeroso. Badan ini
beranggotakan 67 orang. BPUPKI mempunyai tugas yakni mempelajari dan menyelidiki hal-hal
yang bersifat dengan aspek-aspek politik ekonomi, tata pemerintahan serta hal lain yang
dibutuhkan untuk persiapan kemerdekaan Indonesia.
5
Pada tanggal 28 mei 1945 dilangsungkan upacara peresmian badan penyelidik Usaha-Usaha
persiapan kemerdekaan bertempat di gedung Cuo sangi in, jalan pejambon (Sekarang
GedungDepartemen Luar negri) ,jakarta.upacara peresmian itu dihadiri pula oleh dua pejabat
jepang yaitu jendral Itagaki (panglima tentara ke tujuh yang bermarkas di singapura) dan letnan
jendral nagano (panglima tentara Keenam belas yang baru ). Pada kesempatan itu di kibarkan
bendera jepang ,Hinomaru oleh Mr.A.G. pringgodigdo yang disusul dengan pengibaran bendera
merah putih oleh toyohiko Masuda. Pada hari itu juga diumumkan nama ketua, wakil dan nama
para anggota.
Ketua (kaico) : Dr. K.R.T Radjiman Wediodiningrat
Ketua Muda (Fuku Kaicoo Tokubetsu Iin) : Hibangse Yosio ( orang Jepang )
Ketua Muda ( Fuku kaico): R.P. Soeroso ( Merangkap Kepala atau Zimokyoku Kucoo) dan
anggota 60 orang.
6
2. Kekeluargaan.
3. Keseimbangan lahir dan batin.
4. Musyawarah.
5. Keadilan rakyat.
Tiga hari kemudian, yakni pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno, mengucapkan pidatonya
yang kemudian dikenal dengan nama Lahirnya Pancasila, dimana materi dan nama Pancasila
sekaligus dicetuskan didalam. Materi Pancasila yang dikemukakannya adalah sebagai berikut:
1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan.
3. Mufakat atau demokrasi.
4. Kesejahteraan sosial.
5. Ketuhanan Yang Maha Esa.
Kelima dasar itu atas “petunjuk seorang teman ahli bahasa” oleh Ir. Soekarno dinamakan
Pancasila.
Untuk menindaklanjuti usulan-usulan dari sidang, BPUPKI membentuk panitia kecil yang
diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia ini dikenal sebagai Panitia Sembilan. Sebagai ketuanya Ir.
Soekarno. Anggota-anggotanya adalah Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Yamin, Mr. Ahmad Subarjo,
Mr. A.A. Maramis, Abdulkadir Muzakir, Wakhidd Hasyim, H. Agus Salim, dan Abikusno
Cokrosuyoso. Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan melahirkan rumusan yang terkenal
dengan nama Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Rumusan tersebut sebagai berikut:
1. Ketuhan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5. Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
7
4. Mr. Muhammad yamin
5. M. soetardjo kartohadikoesoemo
6. Mr. A.A. maramis
7. R. Oto iskandar dinata
8. Drs. Mohammad hatta
Dan hasil rapat panita kecil ( Panitia Delapan ) adalah
1. Supaya selekas-lekasnya Indonesia merdeka
2. Supaya hukum dasar yang akan dirancangkan itu diberi semacam preambule (Mukaddimah)
3. Menerima anjuran Ir. Soekarno supaya BPUPKI terus bekerja sampai terwujudnya suatu
hukum dasar
4. Membentuk satu panitia kecil penyelidik usu-usul/perumusan dasar negara yang dituangkan
dalam mukaddimah hukum dasar
Setelah selesai sidang Panitia Kecil, dibentuk Panitia Sembilan sebagai penyidik usul-
usul/perumus Dasar Negara yang dituangkan dalam Mukaddimah Hukum Dasar yang
beranggotakan sebilan orang yang besidang di kediaman Ir. Soekarno,di Pegangsaan Timur no.
56 Jakarta. Setelah melakukan kompromi antara 4 orang dari kaum kebangsaan (nasionalis) dan
4 orang dari pihak Islam, tanggal 22 Juni 1945 Panitia Sembilan kembali bertemu dan
menghasilkan rumusan dasar negara yang dikenal dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter)
yang berisikan:
a. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Persatuan Indonesia
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
8
14 Juli 1945, BPUPKI melanjutkan sidang untuk menerima laporan dari Panitia Perancang UUD.
Tiga hal penting yang dilaporkan oleh Ir. Soekarno selaku ketua Panitia Perancang UUD sebagai
berikut:
1. Pernyataan Indonesia merdeka.
2. Pembukaan UUD (diambil dari Piagam Jakarta).
3. Batang tubuh UUD
Konsep proklamasi kemerdekaan rencananya akan disusun dengan mengambil tiga alenia
pertama Piagam Jakarta. Sedangkan konsep Undang-Undang Dasar hampir seluruhnya diambil
dari alinea keempat Piagam Jakarta.
Sebelum Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan dibentuk dan bersidang di Bandung
pada tanggal 16 Mei 1945 telah diadakan Kongres Pemuda seluruh Jawa yang penyelenggaranya
disponsori oleh Angkatan Muda Indonesia. Adapun Angkatan Moeda Indonesia rupa-rupanya
dibentuk atas inisiatif Jepang pada pertengahan tahun 1944, tetapi kemudian menjadi suatu
gerakan pemuda yang anti-Jepang. Oleh para pemimpin Angkatan Moeda Indonesia di dalam
kongres yang dihadiri oleh lebih dari 100 pemuda terdiri dari utusan-utusan pemuda, pelajar dan
mahasiswa seluruh Jawa, antara lain Djamal Ali, Chairul Saleh, Anwar Tjokroaminoto dan
Harsono Tjokroaminoto serta mahasiswa-mahasiswa Ika Daigaku Jakarta, dianjurkan agar para
pemuda di Jawa hendaknya bersatu dan mempersiapkan dirinya untuk pelaksanaan Proklamasi
Kemerdekaan bukan sebagai hadiah Jepang. Pertemuan berada dalam suasana militant dan
nasionalistis, dimana hanya dinyanyikan lagu Indonesia Raya tanpa lagu kebangsaan
Jepang Kimigayo dan dilakukan pengibaran bendera Merah Putih, tanpa didampingi oleh bendera
Jepang. Setelah 3 hari lamanya kongres berjalan, akhirnya dicapai dua resolusi sebagai berikut:
pertama semua golongan Indonesia terutama golongan pemuda dipersatukan dan dibulatkan
dibawah satu pimpinan saja dan kedua, dipercepatnya pelaksanaan kemerdekaan Indonesia.
Setelah 3 hari lamanya kongres berjalan, akhirnya dicapai dua resolusi sebagai berikut: pertama
semua golongan Indonesia terutama golongan pemuda dipersatukan dan dibulatkan dibawah satu
pimpinan saja dan kedua, dipercepatnya pelaksanaan kemerdekaan Indonesia.
Sebagai imbangannya, pada tanggal 3 Juli 1945 diadakan suatu pertemuan rahasia di
Jakarta diantaranya sejumlah 100 pemuda yang membentuk suatu panitia khusus yang diketuai
oleh B.M. Diah, dengan para anggotanya Sukarni, Sudiro, Sjarif Thayeb, Harsono Tjokroaminoto,
Wikana, Chairul Saleh, F. Gultom, Supeno dan Asmara Hadi. Pertemuan rahasia diadakan
Gerakan Angkatan Baroe Indonesia, yang kegiatannya sebagian besar digerakkan oleh para
pemuda dari Asrama Menteng 31.
Tujuan daripada gerakan tersebut tercantum didalam surat kabar Asia Raya pertengahan bulan
Juni 1945, yang menunjukkan sifat daripada gerakan tersebut yang lebih radikal sebagai berikut:
pertama mencapai persatuan kompak diantara seluruh golongan masyarakat Indonesia, kedua
menamkan semangat revolusioner massa atas dasar kesadaran mereka sebagai rakyat yang
berdaulat; ketiga, membentuk negara kesatuan Republik Indonesia, dan keempat mempersatukan
Indonesia bahu membahu dengan Jepang, tetapi jika perlu gerakan itu bermaksud untuk “mencapai
kemerdekaan dengan kekuatannya sendiri”
9
Golongan pemuda yang tergabung dalam Angkatan Baroe Indonesia didalam
perkembangan selanjutnya dapat mengemukakan pendapat-pendapatnya yang mempengaruhi
usaha pembentukan negara Indonesia. Para pemuda seperti Chairul Saleh, Sukarni, B.M. Diah,
Asmara Hadi, Harsono Tjokroaminoto, Wikana, Sudiro, Supeno, Adam Malik, S.K. Trimurti,
Sutomo dan Pandu Kartawiguna telah diikutsertakan didalam suatu gerakan yang disebut Gerakan
Rakyat Baroe. Gerakan tersebut diperkenankan pembentukannya oleh Saiko Syikikan yang baru,
Letnan Jenderal Y. Nagano didalam suatu pertemuan pada tanggal 2 Juli 1945. Gerakan Rakyat
Baroe disusun berdasarkan hasil sidang Cuo Sangi In ke 8 yang mengusulkan pendirian suatu
gerakan untuk mengobar-ngobarkan semangat cinta kepada tanah air dan semangat perang.
Susunan pengurus pusat gerakan tersebut terdiri dari 80 orang. Disamping anggotanya terdiri atas
penduduk asli Indonesia dan bangsa Jepang, juga terdapat golongan Cina, golongan Arab dan
golongan Peranakan Eropa.
Sedangkan pengangkatan wakil-wakil golongan pemuda didalamnya dimaksudkan oleh
pemerintah Jepang untuk menguasai kegiatan-kegiatan mereka. Somubuco Mayor Jenderal
Nisyimura menegaskan bahwa setiap organisasi pemuda yang tergabung didalamnya harus tunduk
sepenuhnya kepada Gunseibu (Pemerintah Militer Jepang) dan merekapun harus pula bekerja di
bawah kekuasaan petugas-petugas pemerintah yang berhubungan erat dengan ahli-ahli Jepang.
Dengan demikian berarti kebebasan bergerak para pemuda dibatasi, hingga timbullah rasa tidak
puas. Akhirnya tatkala Geraka Rakyat Baroe diresmikan pembentukannya pada tanggal 28 Juli
1945, dimana dua organisasi besar, yaitu Jawa Hokokai dan Masjumi digabungkan menjadi satu
didalamnya, tidak seorangpun tokoh golongan pemuda yang radikal, seperti Chairul Saleh,
Sukarni, Harsono Tjokroaminoto dan Asmara Hadi yang bersedia menduduki kursi yang telah
disediakan untuk mereka. Maka nampaklah bahwa perselisihan paham antara golongan tua dan
golongan muda tentang cara melaksanakan berdirinya negara Indonesia Merdeka, semakin tajam.
Sidang menyetujui tiga hal yang dilaporkan oleh Ir. Soekarno tersebut. Setelah tugas
BPUPKI dipandang selesai, maka BPUPKI dibubarkan. Sebagai gantinya pada tanggal 7 Agustus
1945 dibentuk Dokuritsu Junbi Inkai atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.
10
2.5 Sejarah Pembentukan PPKI
PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Iinkai) merupakan
lembaga beranggotakan tokoh-tokoh Pergerakan Nasional yang berasal dari Jawa dan luar
Jawa.Tugas PPKI adalah melanjutkan tugas BPUPKI, yaitu menyegerakan proklamasi Indonesia
dan juga melakukan tata negara beserta membuat struktur kenegaraan Anggota PPKI semula
berjumlah 21 orang, kemudian Ir. Soekarno menambah 6 orang tanpa sepengetahuan fihak
Jepang. Tujuan dibentuk PPKI adalah untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan
dalam menyongsong kemerdekaan. Setelah BPUPKI merampungkan tugasnya, yaitu
menyiapkan konsep pembukaan UUD 1945 dan batang tubuh UUD 1945, kemudian
membubarkan diri dan mengusulkan dibentuknya PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) yang bertugas melaksanakan kemerdekaan Indonesia dan mengambil langkah-
langkah nyata untuk membentuk suatu negara. Sementara itu kedudukan Jepang dalam Perang
Dunia II semakin terdesak, sehingga komando Jepang di wilayah selatan mengadakan rapat pada
akhir bulan Juli 1945 di Singapura. Dalam pertemuan tersebut disetujui bahwa kemerdekaan bagi
Indonesia akan diberikan pada tanggal 7 September 1945, setahun setelah pernyataan Koiso.
Dalam bulan Agustus perubahan bertambah cepat, tanggal 7 Agustus Jenderal Terauchi
menyetujui pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Junbi Inkai)
yang bertanggung jawab melanjutkan pekerjaan BPUPKI dan mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan karena akan diadakannya pemindahan kekuasaan dari Jepang kepada bangsa
Indonesia. Keesokan harinya Soekarno, Hatta, dan Radjiman kembali ke Jakarta, tetapi
sebelumnya singgah di Singapura satu malam. Sesampainya di Jakarta disambut oleh rakyat.
Saat itu Soekarno mengucapkan pidato singkat sebagai berikut:
“Jika beberapa waktu yang lalu saya mengatakan bahwa akan merdeka sebelum
tanaman jagung berbuah, sekarang saya katakan kepada kamu bahwa Indonesia
akan merdeka sebelum tanaman tersebut berbunga.”
Dengan demikian resmilah pembentukan PPKI dan sudah dapat bekerja sejak tanggal 12 Agustus
1945. Mengenai anggotanya, terdiri dari 21 orang yang merupakan wakil-wakil dari seluruh
kelompok masyarakat yang ada di tanah air, yaitu 12 dari Jawa, 3 dari Sumatera, 2 dari Sulawesi,
1 dari Kalimantan, 1 dari Nusa Tenggara, 1 dari Maluku, dan 1 dari masyarakat Cina. Tanggal 9
Agustus 1945, sebagai pimpinan PPKI yang baru, Soekarno, Hatta dan Radjiman
Wedyodiningrat diundang ke Dalat untuk bertemu Marsekal Terauchi. Setelah pertemuan
tersebut, PPKI tidak dapat bertugas karena para pemuda mendesak agar proklamasi kemerdekaan
tidak dilakukan atas nama PPKI, yang dianggap merupakan alat buatan Jepang. Bahkan rencana
rapat 16 Agustus 1945 tidak dapat terlaksana karena terjadi peristiwa Rengasdengklok.
1. Pemerintah Jepang memutuskan untuk member kemerdekaan kepada Indonesia segera setelah
persiapan kemerdekaan selesai dan berangsur-angsur dimulai dari pulau Jawa kemudian kepulau-
pulau lainnya.
2. Untuk pelaksaan kemerdekaan diserahkan kepada PPKI dan telah disepakati tanggal 18 Agustus
1945.
11
3. Wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas wilayah Hindia-Belanda.
12
2.8 Proklamasi Indonesia
Pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 12.00 (waktu Tokyo) atau jam 10.30 waktu Jawa zaman
Jepang, atau jam 10.00 WIB teks Proklamasi dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan didampingi oleh
Drs. Moh. Hatta ditempat kediamannya di Jalan Pegangsaan Timur (sekarang Jalan Proklamasi)
No. 56, Jakarta. Dengan Proklamasi itu tercapailah Indonesia merdeka yang susunan negaranya
diatur dengan undang-undang dasar yang kemudian dikenal dengan sebutan Undang-Undang
Dasar 1945.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Tahun 1944, Jepang dalam perang Pasifik mulai terjepit dan negara - negara jajahan Jepang
mulai diambil sekutu dan untuk mempertahankan posisi kedudukan dan membantu Jepang maka
jendral Kuniski Koiso memberi janji kemerdekaan kepada Indonesia, sebagai upaya dan
realisasinya adalah dibentuknya BPUPKI. BPUPKI dan PPKI berperan sangat penting dalam
persiapan kemerdekaan Indonesia. Kedua lembaga tersebut berhasil menyusun konsep-konsep
negara Indonesia, seperti rumusan dasar negara, pemilihan kepala negara, wilayah RI, dan lain-
lain.
3.2 Saran
Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil jerih payah Bangsa Indonesia bukan pemberian
pemberian Jepang, bekerja sama dengan Jepang merupakan taktik Jepang untuk mendapatkan
dukungan karena Jepang sudah mulai terpuruk. Kita sebagai anak muda penerus bangsa, harus
mencontoh para mendiri Negara yang berjuang mati – matian demi kemerdekaan Indonesia dan
mengesampikam perbedaan – perbedaan demi keutuhan bangsa ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
15