Anda di halaman 1dari 39

- BUMA MAINTENANCE MANAGEMENT SYSTEM -

BUMMS

© Plant Division 2012


Pengantar

BUMA MAINTENANCE MANAGEMENT SYSTEM


Sistem manajemen maintenance yang berlaku di Plant BUMA
guna mendukung produksi dalam memenuhi targetnya serta
untuk menjamin tercapainya efektivitas dan efesiensi terbaik
dalam pelaksanaan maintenance.

Dengan mengimplementasikan BUMA Maintenace Management


System diharapkan secara korporat bisa didapatkan standard
working process untuk mencapai Visi Plant dalam mendukung
Visi BUMA.
Maintenance Management

Definisi kamus - maintenance:


Adalah tindakan untuk menahan atau menjaga tetap dalam kondisi
aslinya/sebenarnya (menjaga tetap hidup, tetap aman, tetap segar).
Definisinya tidak berbicara perihal repair/perbaikan sama sekali.

Maintenance Management
Rangkaian aktifitas, baik teknis ataupun administrative, yang
diperlukan untuk menahan atau menjaga sebuah product atau sistem
dalam kondisi aman, ekonomis, efisien dan beroperasi secara
optimal.
Maintenance Management

Mengapa kita memerlukan Maintenance Management ?

 Setiap equipment memiliki umur pemakaian yang pada


waktunya akan menjadi rusak.
 Kita tidak tahu kapan tepatnya equipment akan menjadi rusak.
 Banyak cara dan usaha dilakukan untuk memperpanjang umur
pemakaian dengan melakukan Maintenance.
- BUMA MAINTENANCE MANAGEMENT SYSTEM -

BUMMS

PLANT DIVISION OVERVIEW, KPI &


BALANCE SCORE CARD
Plant Division Overview

Plant adalah sebuah divisi dalam BUMA yang bergerak dalam asset
management, mulai dari pembelian, pemeliharaan, hingga disposal. Selaras
dengan BUMA visi dan misi, Plant membangun pula visi dan misinya sebagai
arahan bagi Plant Personnel. Kerangka management-nya adalah sbb:
BUMA's
Vision

BUMA's
Mission

BUMA's Values

Plant's Vision

Plant's Mission

Strategy & KPI - Balanced Scorecard

Personal Objectives
Plant Division Overview

BUMA’s Vision
“ Terkemuka dalam jasa penambangan menyeluruh melalui
kemitraan pilihan jangka panjang “

BUMA’s Mission
“ Menyediakan jasa penambangan menyeluruh yang terpercaya
melalui SDM yang kompeten, kualitas engineering yang tinggi,
budaya keselamatan kerja, kesehatan dan lingkungan, serta
keterlibatan dalam pengembangan komunitas “
Plant Division Overview

BUMA’s Values
Integritas

Kompeten

Tanggap dan Tuntas

Kerjasama Tim

Berjuang mencapai yang terbaik


Plant Division Overview

Integritas (Integrity)
Karakter kepribadian MANUSIA BUMA yang utuh dan total yang
berdasarkan pada kejujuran dan kebenaran umum yang hakiki, yang
terlihat dalam jiwa, pikiran dan tingkah laku.

MANUSIA BUMA yang memiliki integritas berarti juga memiliki prinsip


yang dipegang teguh, tegas namun tetap rendah hati dan
memberikan penghargaan dengan layak kepada sesama makhluk.
Plant Division Overview

Kompeten (Competence)
Perwujudan dari tanggung jawab profesionalisme MANUSIA BUMA yang
memiliki 3 unsur kompetensi yaitu pengetahuan (knowledge),
penguasaan terhadap pekerjaan (skill) dan sikap kerja (attitude).

Didalam sikap kerja ini termasuk didalamnya adalah berpikir aman dan
bekerja aman (mengutamakan safety) yang merupakan perwujudan dari
tekad BUMA untuk membuat SHE menjadi budaya.

Absennya salah satu unsur akan membuat seseorang tidak memiliki


kompetensi.
Plant Division Overview

Tanggap dan tuntas (Responsive & Thorough)


Perwujudan dari kepedulian MANUSIA BUMA yang selalu tanggap
terhadap kebutuhan pelanggan dan tuntas dalam memuaskan
kebutuhan tersebut.

Tanggap berarti bersikap proaktif dan responsif. Yaitu sikap untuk


mengontrol situasi dan melakukan antisipasi. Sedangkan responsif
dapat diterangkan sebagai suatu tindakan kesegeraan, suatu sikap
untuk menindaklanjuti masalah/ isu langsung setelah teridentifikasi.

Tuntas mempunyai makna lengkap dan selesai. Tidak ada pending


matter, tidak ada respon balik tentang isu yang sama dari pelanggan.
Plant Division Overview

Kerjasama tim (Teamwork)


MANUSIA BUMA yang mengutamakan kerjasama yang sinergis
untuk menghasilkan lebih dari yang diharapkan.

Kerjasama dapat terjadi bila masing-masing pribadi MANUSIA


BUMA memahami diri dan kemampuannya, sadar akan
kontribusinya dan mengerti akan tujuan kelompok. Dengan
bekerjasama pribadi MANUSIA BUMA akan saling melengkapi
dengan menambahkan kelebihan dan menutupi kekurangan
masing-masing sehingga sinergi akan tercipta dan hasil akan
melebihi harapan.
Plant Division Overview

Dalam pengertian yang sederhana, selalu menggunakan cara PDCA


dalam bekerja.
PDCA atau Plan, Do, Check, Action adalah suatu sistem kerja yang
selalu melibatkan perencanaan, eksekusi / bekerja, evaluasi dan
implementasi evaluasi.
Sistem kerja ini akan membuat MANUSIA BUMA terus meningkatkan
diri mencapai yang terbaik.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dijadikan pedoman, dimengerti,
dihayati dan ditindaklanjuti dalam berperilaku bagi seluruh komponen
organisasi BUMA tanpa kecuali.
Semoga Tuhan memberkahi.
Plant Division Overview

Plant’s Vision
“ Menyediakan asset produktif, aman, cost efektif, dan reliable “

Plant’s Mission
“ Memiliki tim yang kompeten dan terintegrasi melaksanakan
maintenance proaktif pada jadwal yang disetujui “
Plant Objectives

Plant objectives bersifat dinamis, review tahunan akan dilakukan


untuk penyesuaian terhadap kebutuhan. Pada 2013, urutan prioritas
objective plant adalah sbb:
1. High Quality WICOPE Process
2. Asset Extension Program
3. Intense People development
4. Strong & Responsible Leadership
Plant’s Key Perfomance Indicators

 PA (Physical Availability)

 Mean Time Between Stoppages (MTBS)

 Mean Time To Repair (MTTR)

 Scheduled Maintenance (SM)

 Service Accuracy (SA)


Plant’s Key Perfomance Indicators PA

1. Physical Availability (PA)


Angka yang menunjukkan seberapa besar prosentase tingkat
kesiapan alat untuk operasi. Parameter ini merupakan refleksi efisiensi
dari Plant dalam menjaga alat untuk dapat digunakan dalam operasi.

Perhitungan:
Work + Travel + Standby + Slippery + Servicing + Refuelling + Strike
% PA = x 100 %
Work + Travel + Accident + Standby + Slippery + Servicing + Refuelling + Strike +
Schedule Maintenance + Unschedule Maintenance + Tyre + GET
Plant’s Key Perfomance Indicators PA

Benchmark : 90%
Target BUMA : Bervariasi, rata-rata 84%
Pengukuran : Equipment Management Performance
Periode Measuring : Daily, Weekly, Monthly dan Trend Yearly
Data Source : Working Hours, Non working Hours, Breakdown
Hours (MCC)
T code SAP : ZMC5041R ( Report Equipment Perfomance)
How to Review PA

PA Actual < PA Plan Caused by : High Downtime BD

Untuk mencari root caused & menentukan action plan di butuhkan


data detail downtime dengan kriteria sebagai berikut :

 B0 Breakdown on progress = Mekanik melakukan activity


maintenance & repair

 B1 Unit movement = Unit bergerak dari pit menuju shutdown


pad/pit stop,workshop, atau tempat yang aman
untuk melakukan perbaikan.

 B2 Awaiting OEM/dealer labour = Menunggu mekanik dari


vendor atau dealer
How to Review PA – breakdown status

 B3 Awaiting parts/material = Menunggu supply semua parts /


component dari logistic,terhitung sejak reservasi
di ACLO oleh Logs hingga proses supply (GI)

 B4 Awaiting production labour = Menunggu proses


investigasi (Unit Accident), menunggu operator
untuk ground test/moving , menunggu akses jalan.

 B5 Awaiting weather = Mekanik tidak bisa melakukan


perbaikan karena kondisicuaca yang tidak
mendukung seperti hujan, badai, dan cuaca buruk
lainnya.
How to Review PA – breakdown status

 B6 Awaiting workshop labour = Menunggu man power Plant


(Mechanic, welder,electrician).

 B7 Awaiting tools/equipment = Menunggu alat bantu ( crane


truck, lube car, washing truck, welding machine,
tools, special tools)

 B8 Strike/civil disturbance = Mechanic tidak bisa melakukan


aktivitas perbaikan akibat kondisi tertentu, misalnya
demo warga , pemogokan, kerusuhan, dsb.
Plant Key Performance Indicator (KPI) MTBS

2. Mean Time Between Stoppages (MTBS)


Angka yang menunjukkan tingkat kepercayaan terhadap alat
dalam memenuhi tujuan yang diharapkan, yang dihitung dari
berapa jam rata-rata alat bisa beroperasi tanpa terganggu /
berhenti karena schedule dan unschedule maintenance.

MTBS merupakan suatu ukuran yang menggabungkan pengaruh


yang bartautan dari daya tahan equipment serta keefektifan dari
Plant division dalam kemampuannya untuk mempengaruhi hasil
melalui preventive maintenance seperti; deteksi / temuan
kerusakan pada alat, penjadwalan perbaikan dan pelaksanaan
dsb.
Plant Key Performance Indicator (KPI) MTBS

Perhitungan

Working Hours
MTBS =
Total number of stoppages ( Schedule & Unschedule )

Benchmark : 80 jam
Target BUMA : > 60 jam
Pengukuran : Equipment Perfomance Management & Endurance
Periode Measuring : Daily, Weekly, Monthly dan Trend Yearly
Data Source : Working Hours, Number of frequency stopages (
MCC)
T code SAP : ZMC5041R ( Report Equipment Perfomance)
How to Review MTBS

MTBS Effect’s
 Availability equipment dan juga hasil produksi
 Banyaknya & biaya prasarana Pendukung
 Efisiensi pengunaan dari manpower & sumber-sumber lain

Low MTBS caused by


 Defect unit yang parah dan tidak terkontrol (kurangnya strategi
kontrol)
 Belum maksimalnya pelaksanaan Condition Monitoring (Kualitas
dan/atau kwantitasnya)
 Perencanaan (penggunaan system perbaikan berkelompok yg buruk)
 Kualitas perbaikan (perbaikan ulang, memperbaiki gejala dan bukan
penyebab, kurang training, Kualitas komponen atau spare part)
How to Review MTBS

How to Improve MTBS


 Lakukan investigasi pada tiap-tiap equipment
 Tentukan area mana dari mesin (komponen atau system) yang
menghasilkan frekwensi perbaikan lebih tinggi dari pada
frekwensi yang diharapkan
 Lakukan analisa riwayat equipment
 Gunakan data riwayat equipment untuk menghitung MTBS
setelah PS
How to Review MTBS

Concern Point of MTBS

1. Kita perlu menargetkan MTBS setelah PS adalah minimal


50% lebih tinggi dari MTBS secara keseluruhan.
Ketika sebuah equipment sudah di rencanakan untuk PS, kita
harus memastikan semua backlog dikerjakan di waktu yang
sama.

2. Hindari terjadinya perbaikan berseri yang unschedule


Jika sebuah equipment rusak, pastikan perbaikan dilakukan
dengan benar pada kali pertama. Perbaikan “berseri” yang
unscheduled akan menghasilkan stoppage yang bertambah
jumlahnya dan tentunya mempengaruhi produksi.
How to Review MTBS

3. Reliability dan MTBS pada Digger sangat penting


Ketika sebuah unit digger rusak, hal ini umumnya akan
mengakibatkan beberapa truck akan ikut parkir/stand by. Hal
ini akan membuat BUMA akan kehilangan produksi.
Plant Key Performance Indicator (KPI) MTTR

3. Mean Time To Repair (MTTR)


MTTR adalah Angka yang menunjukkan nilai rata-rata jam
breakdown untuk semua equipment stoppage, yaitu rata-rata
semua jam breakdown yang terjadi. Penanganan
perencanaan perbaikan dan pelaksanaan merupakan
keseluruhan pendukung lamanya mesin breakdown

Perhitungan:

MTTR =
Plant Key Performance Indicator (KPI) MTTR

Benchmark : 12 Jam
Target BUMA : < 12 Jam
Pengukuran : Equipment Perfomance Management &
Duration Hours
Periode Measuring : Daily, Weekly, Monthly dan Trend Yearly
Data Source : Breakdown duration, Number of frequency
stopages ( MCC)
T code SAP : ZMC5041R ( Report Equipment Perfomance)
How to Review MTTR

MTTR Effect’s
 Availability equipment dan juga hasil produksi
 Banyaknya & biaya prasarana Pendukung
 Efisiensi pengunaan dari manpower & sumber-sumber
lain
How to Review MTTR

High MTTR caused by


 Tingginya jumlah persentasi dari perbaikan yang unscheduled
(lemahnya CBM)
 Tidak cukupnya sumber daya (man power, fasilitas, alat-alat,
parts)
 Delay time yang tinggi
 Tidak cukup Perencanaan & Penjadwalan (penggunaan
system perbaikan berkelompok yang minim)
 Kurang pelatihan (Troubleshooting/Diagnostik yang maksimal
dan/atau tidak effektif)
How to Review MTTR

How to Improve MTTR


 Tingkatkan persentase dari perbaikan terjadwal
 Tingkatkan efisiensi personil
 Identifikasi sumber-sumber waktu keterlambatan, atasi
penyebab keterlambatan / waktu tunggu
 Tingkatkan auxiliary equipment dan fasilitas untuk
mendukung perbaikan
 Kembangkan staff yang memiliki spesialisasi untuk
pekerjaan PS, pergantian komponen besar dan shutdown
Plant Key Performance Indicator (KPI) SM

4. Scheduled Maintenance (SM)


SM adalah prosentase dari downtime yang sudah dischedulekan
terhadap keseluruhan downtime yang ada.
Tingginya unscheduled downtime incident adalah akibat tidak
efisiennya pemberdayaan dan alokasi sumber daya (man power,
tools, biaya) untuk mengcover banyaknya proses maintenance
peralatan.

Perhitungan:

SM =
Plant Key Performance Indicator (KPI) SM

Benchmark : 80 %
Target BUMA : > 50 %
Pengukuran : Equipment Perfomance Management
& To define reactive or proactive
maintenance
Periode Measuring : Daily, Weekly, Monthly dan Trend
Yearly
Data Source : Breakdown duration ( scheduled &
unscheduled) ( MCC)
T code SAP : ZMC5041R ( Report Equipment
Perfomance)
How to Review Schedule Maintenance (SM)

Low SM caused by

 Tidak efektifnya inspection, planning, dan eksekusinya


 Proses maintenance yang dilakukan adalah rekatif dan
bukan pro aktif
 Tidak efisiennya penggunaan sumber daya (man power,
tools, biaya)
How to Review Schedule Maintenance (SM)

How to Improve SM

 Identifikasi penyebab ketidak siapan alat yang


menyebabkan unscheduled stoppage
 Review pelaksanaan condition monitoring
 Review pelaksanaan planning dan schedulling
 Review backlog management
Plant Key Performance Indicator (KPI) SA

5. Service Accuracy (SA)


Service Accuracy (SA) adalah keakuratan pelaksanaan jadwal servis
dengan aktual pelaksanaan servis dengan range period +/- 25
jam.Bertujuan untuk mengukur ketepatan jadwal servis dengan
actual pelaksanaan servis

Perhitungan:

SA = Hour meter plan Service – Hour meter actual Service

Jika hasil pengurang perhitungan masuk dalam range +/- 25 jam


nilai akurasinya 100 %
Plant Key Performance Indicator (KPI) SA

Benchmark : +/- 25 jam


Target BUMA : +/- 25 jam
Pengukuran : Equipment Perfomance
Management
Periode Measuring : Daily, Weekly, Monthly
Data Source : Hour Meter Plan service,Hour
Meter Actual Service
T code SAP : ZPM025R ( Service Accuracy
Report )
How to Review SA (Service Accuracy)

Concern Point of SA ( Service Accuracy)


1. Pastikan rekonsiliasi Hour Meter dilakukan setiap hari (
HM yang digunakan untuk planning adalah HM Fuel)
2. Pastikan Plan service yang ada di system SAP selalu di
update.
3. Lakukan Closing MO (TECO) secara standart setiap
pekerjaan sudah selesai

Anda mungkin juga menyukai